Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengujian

1. Karakteristik Agregat

Hasil analisis karakteristik agregat halus (pasir) dan agregat kasar

(batu pecah) seperti pada Tabel 11 dan Tabel 12 . Dan hasil lengkap

analisis data dapat di lihat pada Lampiran 1.

Tabel. 11. Hasil Karakteristik Agregat Halus (Pasir)

NO KARAKTERISTIK HASIL KETERANGA


INTERVAL
. AGREGAT PENGAMATAN N
1 Kadar Lumpur     Maks 5% 3.60% Memenuhi
2 Kadar Air       0,5% - 5% 2.24% Memenuhi
1,4 - 1,9
3 Berat Volume     1.51% Memenuhi
kg/liter
4 Absorpsi       0,2% - 2% 1.08% Memenuhi
Berat jenis
5                  
Spesifik
  a.Bj.nyata     1,6 – 3,3 2.330 Memenuhi
b. Bj.Dasar
    1,6 – 3,3 2.280 Memenuhi
kering
c. Bj.Kering
  1,6 – 3,3 2.300 Memenuhi
Permukaan
Modulus Memenuhi
6   1.5 – 3.8 3.660
Kehalusan Zone 1

46
Tabel. 12. Hasil Karakteristik Agregat Kasar (Kerikil)

NO KARAKTERISTIK HASIL KETERANGA


INTERVAL
. AGREGAT PENGAMATAN N

     
   
     
                 
   
 
 

2. Kuat Tekan (Mutu) Beton

a. Rancangan Campuran Beton

Untuk memenuhi kekuatan mutu betonyang akan di hasilkan

dengan menggunakan Agregat Halus (pasir) dan agregat kasar

(Kerikil) berdasarkan hasil karakteristik yang diperoleh untuk mutu

beton K-175. Setelah dilakukan penggabungan agregat diperoleh

40% pasir dan 60% kerikil. Sedangkan hasil lengkap perhitungan

dapat dilihat pada Lampiran .... Hasil perhitungan campuran beton

(mix design) dengan factor air semen (W/C) = 0,48 hasil

perhitungan dapat dilihatpada Tabel 13, Tabel 14 dan Tabel 15.

47
Tabel. 13. Mix design Rancangan campuran beton normal.

RASIO BERAT BERAT BERAT


BAHAN BERAT TERHADAP UNTUK UNTUK UNTUK
BETON (KG/M3) JUMLAH 1 SAMPEL 3 SAMPEL 9 SAMPEL
SEMEN (KG) (KG) (KG) (KG)
 

Tabel. 14. Mix design Rancangan campuran beton dengan limbah tempurung

kelapa 15% sebagai pengganti agregat kasar

RASIO BERAT BERAT BERAT


BAHAN BERAT TERHADAP UNTUK UNTUK UNTUK
BETON (KG/M3) JUMLAH 1 SAMPEL 3 SAMPEL 9 SAMPEL
SEMEN (KG) (KG) (KG) (KG)
Air  
Semen
Pasir
Kerikil
Cangkang
Kenari
Jumlah

Tabel. 15. Mix design Rancangan campuran beton dengan limbah tempurung

kelapa 30% sebagai pengganti agregat kasar

RASIO BERAT BERAT BERAT


BAHAN BERAT TERHADAP UNTUK UNTUK UNTUK
BETON (KG/M3) JUMLAH 1 SAMPEL 3 SAMPEL 9 SAMPEL
SEMEN (KG) (KG) (KG) (KG)
Air  
Semen
Pasir
Kerikil
Cangkang
Kenari
Jumlah

48
b. Beton segar ( Basah )

Pembuatan benda uji setelah melakukan pencampuran maka didapatkan

berat volume beton segar (basah) dapat dilihat pada tabel ....

Tabel. 12. Hasil Rancangan campuran beton Normal.

Tanggal Umur Berat Slump (mm)


No. Cor Test Hari (Kg)
1
2
3
4
5
6
7
8
9

(sumber ;analisa data 2017)

Berat beton segar Rata – rata = 12,5756 Kg

Volume benda uji silinder = 0,006362 m³

Berat volume beton segar = 12,5756 : 0,006362

= 1976,67 Kg/m³

49
Tabel. 12. Hasil Rancangan campuran beton bahan pengganti sebagian agregat

kasar 2,5%.

Tanggal Umur Berat Slump (mm)


No. Cor Test Hari (Kg)
1
2
3
4
5
6
7
8
9

(sumber ;analisa data 2017)

Berat beton segar Rata – rata = 12,7711 Kg

Volume benda uji silinder = 0,006362 m³

Berat volume beton segar = 12,7711 : 0,006362

= 2007,403 Kg/m³ (sesudah perendaman)

50
Tabel. 12. Hasil Rancangan campuran beton bahan tambah serat ijuk 0,50%.

Tanggal Umur Berat Slump (mm)


No. Cor Test Hari (Kg)
1
2
3
4
5
6
7
8
9

(sumber ;analisa data 2017)

Berat beton segar Rata – rata = 12,7288 Kg

Volume benda uji silinder = 0,006362 m³

Berat volume beton segar = 12,7288 : 0,006362

= 2003,898 Kg/m³

51
c. Kuat tekan
Hasil pengujian kuat tekan beton dengan penambahan beton normal dapat dilihat pada tabel ....
Tabel. 12. Hasil pengujian kuat tekan beton normal.
Tanggal Umur Berat Slump Luas (A) Beban (P) Faktor Koreksi fc = P/A kg/cm2 fc - fcr (fc -fcr)2 No
No
2 2 sample
Cor Tes (Hari) (kg) (cm) (cm ) (kN) (kg) Benda Uji Umur Saat test 28 hari (kg/cm ) kg2/cm4

1 07-Aug-17 7 12,00 2,00 176,625 102,20 10418 0,83 0,65 71,06 109,33 -16,37 267,89 1
2 07-Aug-17 7 12,66 2,00 176,625 115,80 11804 0,83 0,65 80,52 123,88 -1,82 3,31 2
3 07-Aug-17 7 12,59 2,00 176,625 132,80 13537 0,83 0,65 92,34 142,06 16,37 267,89 3
4 07-Aug-17 7 12,85 2,00 176,625 144,70 14750 0,83 0,65 100,62 154,79 29,10 846,67 4
01-Aug-17

5 07-Aug-17 7 12,83 2,00 176,625 124,70 12712 0,83 0,65 86,71 133,40 7,70 59,33 5
6 07-Aug-17 7 12,76 2,00 176,625 124,60 12701 0,83 0,65 86,64 133,29 7,60 57,69 6
7 07-Aug-17 7 12,20 2,00 176,625 95,30 9715 0,83 0,65 66,27 101,95 -23,75 564,00 7
8 07-Aug-17 7 12,53 2,00 176,625 97,80 9969 0,83 0,65 68,00 104,62 -21,07 444,13 8
9 07-Aug-17 7 12,76 2,00 176,625 119,60 12192 0,83 0,65 83,16 127,94 2,25 5,05 9
Jumlah 1.131,274 2.515,95

fc 2
fcr = = 125,70 kg/cm
n
 ( fc  fcr ) 2
S  faktor koreksi deviasi standar benda uji untuk 9 = 1,36
n 1
= 17,734 kg/cm 2
faktor koreksi deviasi standar untuk benda uji 15 buah =1,16
faktor koreksi deviasi standar untuk benda uji 30 buah =1,00
koreksi s314,5
=
2
Korek si S = 24,118 kg/cm

f'c = fcr -1,64 x S = 86,14 kg/cm 2

46
Tabel. 12. Hasil pengujian kuat tekan dengan penambahan serat ijuk 0,25% terhadap berat semen.
Tanggal Umur Berat Slump Luas (A) Beban (P) Faktor Koreksi fc = P/A kg/cm2 fc - fcr (fc -fcr)2
No No sample
Cor Tes (Hari) (kg) (cm) (cm 2 ) (kN) (kg) Benda Uji Umur Saat test 28 hari (kg/cm 2 ) kg2/cm4

1 09-Aug-17 7 12,74 2,00 176,625 108,50 11060 0,83 0,65 75,45 116,07 23,80 566,45 1
2 09-Aug-17 7 12,64 2,00 176,625 93,00 9300 0,83 0,65 63,44 97,60 5,33 28,39 2
3 09-Aug-17 7 12,92 2,00 176,625 86,60 8660 0,83 0,65 59,07 90,88 -1,39 1,93 3
4 09-Aug-17 7 12,86 2,00 176,625 101,70 10170 0,83 0,65 69,37 106,73 14,46 209,06 4
03-Aug-17

5 09-Aug-17 7 12,72 2,00 176,625 76,80 7680 0,83 0,65 52,39 80,60 -11,67 136,24 5
6 09-Aug-17 7 12,88 2,00 176,625 80,00 8000 0,83 0,65 54,57 83,95 -8,31 69,12 6
7 09-Aug-17 7 12,87 2,00 176,625 95,80 9580 0,83 0,65 65,35 100,54 8,27 68,34 7
8 09-Aug-17 7 12,57 2,00 176,625 76,40 7640 0,83 0,65 52,12 80,18 -12,09 146,22 8
9 09-Aug-17 7 12,74 2,00 176,625 70,40 7040 0,83 0,65 48,02 73,88 -18,39 338,14 9
10 Jumlah 830,421 1.563,89

fc
fcr = = 92,27 kg/cm 2
n
 ( fc  fcr ) 2
S  faktor koreksi deviasi standar benda uji untuk 9 = 1,36
n 1
= 13,982 kg/cm 2
faktor koreksi deviasi standar untuk benda uji 15 buah =1,16
faktor koreksi deviasi standar untuk benda uji 30 buah =1,00
koreksi s195,5
=
2
Koreksi S = 19,015 kg/cm

2
f'c = fcr -1,64 x S = 61,08 kg/cm

47
Tabel. 12. Hasil pengujian kuat tekan dengan penambahan serat ijuk 0,50% terhadap berat semen.
Tanggal Umur Berat Slump Luas (A) Beban (P) Faktor Koreksi fc = P/A kg/cm2 fc - fcr (fc -fcr)2
No No sample
Cor Tes (Hari) (kg) (cm) (cm 2 ) (kN) (kg) Benda Uji Umur Saat test 28 hari (kg/cm 2 ) kg2/cm4

1 09-Aug-17 7 12,67 2,00 176,625 41,30 4210 0,83 0,65 28,72 44,18 -14,11 199,06 1
2 09-Aug-17 7 12,35 2,00 176,625 53,20 5423 0,83 0,65 36,99 56,91 -1,38 1,90 2
3 09-Aug-17 7 12,63 2,00 176,625 57,80 5892 0,83 0,65 40,19 61,83 3,54 12,55 3
4 09-Aug-17 7 12,98 2,00 176,625 76,40 7788 0,83 0,65 53,12 81,73 23,44 549,42 4
03-Aug-17

5 09-Aug-17 7 12,99 2,00 176,625 53,00 5403 0,83 0,65 36,85 56,70 -1,59 2,54 5
6 09-Aug-17 7 12,92 2,00 176,625 13,10 1335 0,83 0,65 9,11 14,01 -44,28 1.960,39 6
7 09-Aug-17 7 12,85 2,00 176,625 78,10 7961 0,83 0,65 54,31 83,55 25,26 637,98 7
8 09-Aug-17 7 12,57 2,00 176,625 64,50 6575 0,83 0,65 44,85 69,00 10,71 114,69 8
9 09-Aug-17 7 12,60 2,00 176,625 53,00 5403 0,83 0,65 36,85 56,70 -1,59 2,54 9
10 Jumlah 524,612 3.481,07

fc
fcr = = 58,29 kg/cm 2
n
 ( fc  fcr ) 2
S  faktor koreksi deviasi standar benda uji untuk 9 = 1,36
n 1 20,860 2
= kg/cm
faktor koreksi deviasi standar untuk benda uji 15 buah =1,16
faktor koreksi deviasi standar untuk benda uji 30 buah =1,00
koreksi s435,1
=
Koreksi S = 28,369 kg/cm 2

f'c = fcr -1,64 x S = 11,76 kg/cm 2

48
B. Pembahasan

1. Karakteristik agregat

Hasil pemeriksaan karakteristik bahan agregat sebagai persyaratan

untuk membuat campuran beton seperti yang di perlihatkan pada Tabel 11

untuk agregat halus dan Tabel 12 untuk agregat kasar. Dari hasil tersebut

memperlihatkan hasil karakteristik secara umum memenuhi spesifikasi.

Untuk agregat halus modulus kehalusannya di peroleh 3.19 merupakan

agregat halus yang paling baik untuk campuran beton. Jika di bandingkan

dengan batasan gradasi menurut British Standar (BS) yang juga di pakai di

Indonesia juga masuk dalam batasan zone 2 yang merupakan batasan yang

paling baik juga untuk campuran beton.

Dalam membuat rancangan campuran beton kadar air dan penyerapan

yang diperoleh dari hasil pengujian laboratorium berdasarkan spesifikasi

sudah memenuhi syarat, akan tetapi pada saat mix design harus di koreksi

dan juga pada saat pembuatan benda uji ketetapan penggunaan air tetap di

kontrol dengan melakukan pengujian slump test. Hal ini perlu di lakukan

karena agregat yang digunakan untuk campuran beton selalu akan

mengikuti keadaan pada saat pembuatan benda uji, atau pelaksanaan

pengecoran dilapangan. Jika pada saat pembuatan benda uji air yang di

peroleh pada perhitungan mix design bertambah, maka semen juga harus

di tambah supaya factor air semen (W/C) yang diperoleh pada perhitungan

tetap sama.

46
2. Rancangan campuran beton

Hasil rancangan yang ditunjukan pada Tabel 13 adalah merupakan

kebutuhan bahan dalam satuan berat yang bila di tuliskan dalam

perbandingan 1 pc : 2 pasir : 3 kerikil dan penambahan limbah

tempurung kelapa 15% dan 30% sebagai pengganti agregat kasar. Pada

pembuatan benda uji cara pengadukan / pencampuran dilakukan dengan

cara basah yaitu, air, agregat kasar, semen, dan pasir serta serat ijuk

ditabur sedikit sedikit secara merata kemudian ditambahkan air sesuai

dengan mix design.

3. Berat volume beton segar

Dari hasil rancangan campuran beton dengan berat volume beton

segar dengan penambahan serat ijuk 0,25% diperoleh hasil 2.157 kg/m³

sedangkan pada pembuatan benda uji diperoleh hasil 2.007,41 kg/m³ ini

menunjukan berat sebenarnya beton lebih ringan dibandingkan dari hasil

perkiraan mix design sebesar 150,37 kg/m³ atau lebih ringan 6,93 %. Bila

dibandingkan dengan berat beton normal dari pasir dan batu pecah dari

quarry yang sama diperoleh hasil 2.150 kg/m³ lebih ringan 173,33 kg/m³

atau 8,06%. Melihat hasil ini akibat penambahan serat ijuk berpengaruh

pada berat beton yang dihasilkan akan lebih ringan. Sedangkan hasil

rancangan campuran beton segar dengan penambahan serat ijuk 0,50%

diperoleh hasil 2.165 .kg/m³ sedangkan pada pembuatan benda uji

diperoleh hasil 2.000,77 kg/m³ ini menunjukan berat sebenarnya beton

lebih ringan dibandingkan dari hasil perkiraan mix design sebesar 164,23

47
kg/m³ atau lebih ringan 7,585 %. Melihat hasil ini akibat penambahan

serat ijuk juga berpengaruh pada berat beton yang dihasilkan akan lebih

ringan.

Jika dibandingkan dengan asumsi perkiraan berat beton normal

dalam perhitungan struktur beton 2.200 kg/m³ ternyata dengan

menggunakan agregat halus (pasir) dan batu pecah dari quarry PT.Sari

Wagom juga menunjukan hasil lebih ringan dari berat beton normal

sebesar 2.157 kg/m³ dan 2.165 kg/m³. Prosentase penurunan berat yang

diperoleh di banding dengan mix design dan beton normal masing –

masing lebih ringan 1,95% dan 1,59%.

4. Kuat tekan

Hasil analisis data kuat tekan dari benda uji silinder dengan kuat

tekan yang di jadikan dasar adalah silinder 15cm x 30cm factor 0,83

diperoleh kekuatan tekan karakteristik 86,14 kg/cm² lebih rendah dengan

hasil mix design dimana direncanakan kekuatan tekan karakteristiknya

175 kg/cm² ini berarti kekuatan tekan karakteristiknya belum mencapai

yang di rencanakan atau dengan kata lain kekuatan tekan karakteristik

prosentasenya turun 50,7% atau hanya tercapai 49,3% jika dibandingkan

dengan rancangan beton normal ditambah serat ijuk 0,25% dan 0,5% dari

berat semen masing-masing di peroleh hasil kuat tekan karakteristik

61,86 kg/cm² dan 11,76 kg/cm² atau turun sebesar 24,28% dan 74,3%.

melihat hasil kekuatan tekan yang di capai lebih rendah dari hasil yang

direncanakan maka perlu di pertimbangkan untuk nilai margin (tambah)

48
disesuaikan dengan persyaratan peraturan beton indonesia (PBI 1971)

dimana pada deviasi standar yang digunakan 56 kg/cm² masuk dalam

kategori deviasi standar yang sangat baik. Oleh sebab itu untuk

mengetahui kekuatan tekan karakteristik yang optimal dicapai dengan

menggunakan pasir quarry sakartemen dan batu pecah dari quarry

sakartemen digunakan deviasi standar yang baik atau deviasi standar

yang dapat diterima sesuai dena peraturan beton indonesia 1971. Dengan

menggunakan deviasi standar dalam batasan yang baik dan yang dapat

diterima maka nilai margin akan bertambah dengan demikian kekuatan

tekan rata – rata yang direncanakan akan lebih besar sehingga factor air

semen akan kecil semen yang akan digunakan akan lebih besar yang akan

menunjang kekuatan tekan beton.

49

Anda mungkin juga menyukai