41
42
Berdasarkan hasil perencanaan mix design seperti tabel 4.3 didapatkan untuk membuat
satu buah balok dengan f’c 20 MPa dibutuhkan campuran 36,07 kg semen, 71,38 kg agregat
halus, 87,25 kg agregat kasar, dan 19,84 kg air.
Tabel 4.4 Mix Design 30 MPa
NO URAIAN TABEL / GRAFIK NILAI
1 Kuat tekan yang disyaratkan (14 HR, Ditetapkan 30 Mpa
5%)
2 Deviasi standar Diketahui -
3 Nilai Tambah (Margin) (K=1,64) 12 Mpa
4 Kuat tekan rata2 yg ditargetkan (1) + (3) 42 Mpa
5 Jenis Semen Ditetapkan Normal (Tipe I)
6 Jenis Agregat Kasar Ditetapkan Batu pecah
Jenis Agregat Halus Ditetapkan Pasir
7 Faktor Air semen Bebas Tabel 2, Grafik 1/2 0,39
8 Faktor air semen Maksimum Ditetapkan 0,6
9 Slump Ditetapkan 60 - 180 mm
10 Ukuran Agregat Maksimum Ditetapkan 40 mm
11 Kadar Air Bebas TABEL 6 205 kg/m3
12 Jumlah semen (11) : (8) atau 525,641 kg/m3
(11): (7)
13 Jumlah Semen Maksimum Ditetapkan -
14 Jumlah Semen Minimum Ditetapkan 275 kg/m3
15 FAS yg disesuaikan - -
16 Susunan besar butir agregat halus Grafik 3 - 6 Zona 1
17 Persen agregat halus Grafik 13 - 15 41%
18 Berat Jenis Relatif Agregat (SSD) Diketahui 2,408 kg/m3
19 Berat isi beton Grafik 16 2212,5 kg/m3
20 Kadar agregat gabungan (19) - (11) - (12) 1481,859 kg/m3
21 Kadar agregat halus (17) x (20) 607,562 kg/m3
22 Kadar agregat kasar (20) - (21) 874,297 kg/m3
Berdasarkan hasil perencanaan mix design seperti tabel 4.4 didapatkan untuk membuat
satu buah balok dengan f’c 30 MPa dibutuhkan campuran 50,87 kg semen, 58,79 kg agregat
halus, 84,6 kg agregat kasar, dan 19,84 kg air.
44
Dari hasil pengujian kuat tekan beton dengan mutu yang direncanakan sebesar 20 MPa
didapatkan nilai kuat tekan beton rata-rata sebesar 25,092 MPa dari 24 sampel silinder yang
mewakili 12 benda uji balok. Hasil ini menunjukan bahwa hasil mutu beton tidak sesuai
dengan perencanaan.
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton Silinder Mutu Beton Rencana 30 MPa
Benda Uji Luas Berat P max Kuat Tekan Kuat Tekan
(kg) (N) (N/mm2)
Penampang Rata-rata
(mm²) (N/mm2)
a2b1c1d1 1 17671,46 11,8 580000 32,821
1 17671,46 11,9 279000 15,788
2 17671,46 11,84 602000 34,066
2 17671,46 12,08 506000 28,634
3 17671,46 11,8 457000 25,861
3 17671,46 11,86 430000 24,333
a2b2c1d2 1 17671,46 12,02 325000 18,391
1 17671,46 12,02 465000 26,314
2 17671,46 11,88 554000 31,350
2 17671,46 12,1 466000 26,370
3 17671,46 11,94 394000 22,296
3 17671,46 12,26 602000 34,066
29,733
a2b2c2d1 1 17671,46 12,02 612000 34,632
1 17671,46 11,92 405000 22,918
2 17671,46 12,02 764000 43,234
2 17671,46 11,94 771000 43,630
3 17671,46 12,14 533000 30,162
3 17671,46 12,2 339000 19,183
a2b1c2d2 1 17671,46 11,98 561000 31,746
1 17671,46 12,1 577000 32,652
2 17671,46 12,04 552000 31,237
2 17671,46 12,16 606000 34,293
3 17671,46 12,04 562000 31,803
3 17671,46 12,14 668000 37,801
Keterangan :
a1 : Mutu Beton 20 MPa c1 : Rasio Tulangan 0,8 %
a2 : Mutu Beton 30 MPa c2 : Rasio Tulangan 1,6%
46
Dari hasil pengujian kuat tekan beton dengan mutu yang direncanakan sebesar 30 MPa
didapatkan nilai kuat tekan beton rata-rata sebesar 29,733 MPa dari 24 sampel silinder yang
mewakili 12 benda uji balok. Hasil ini menunjukan bahwa hasil mutu beton sesuai dengan
perencanaan karena selisih dari perencanaan dengan mutu beton yang didapat tidak melebihi
batasan.
4.1.4 Pengujian Pull Out
Pengujian pull out untuk mencari nilai suatu beban maksimum yang dapat ditahan oleh
lekatan bambu terhadap beton. Pengujian ini juga untuk mengetahui apakah jumlah kait,
mutu beton, dan jenis kait mempengaruhi kuat lekat bambu terhadap beton.
Output dari pengujian pull out sendiri ialah nilai beban maksimum lekatan sehingga
dapat diketahui nilai tegangan lekatan dari tulangan bambu dengan beton. Dengan pengujian
seperti pada gambar 4.1 dan gambar 4.2 Jumlah benda uji pull out sebanyak 16 buah dengan
rincian yang ditampilkan pada tabel 4.7.
1 a1b1d1 2
2 a1b1d2 2
3 a1b2d1 2
4 a1b2d2 2
5 a2b1d1 2
6 a2b1d2 2
7 a2b2d1 2
8 a2b2d2 2
Keterangan :
a1 : Mutu Beton 20 MPa d1 : Jenis Kait Bambu
a2 : Mutu Beton 30 MPa d2 : Jenis Kait Kayu Kamper
b1 : Jarak Kait 6 cm
b2 : Jarak Kait 12 cm
Pengujian pull out dari beberapa kombinasi variasi menghasilkan beban maksimum
yang ditampilkan pada tabel 4.8.
48
bentang yang mengakibatkan pendistribusian beban yang tidak sama. Akan tetapi hal ini
dapat diabaikan karena pengaruh yang sangat kecil.
Pada keruntuhan terlepasnya tulangan dari beton dapat didapatkan nilai tegangan lekat
tulangan dengan balok dengan persamaan sebagai berikut:
𝑃𝑛 = µ . 𝑑 . 𝑙𝑑
dengan:
Pn = besarnya gaya cabut angkur
µ = tegangan lekatan rata-rata
d = keliling tulangan
ld = panjang penyaluran
Maka pada variabel benda uji pull-out dengan mutu beton 20 MPa, jarak kait 6 cm, dan
dengan kait bambu (a1b1d1) dapat dihitung tegangan lekatnya sebagai berikut :
Pn = 1187,5 kg
d = (2+1)x2 = 6 cm
ld = 60 cm
Maka,
𝑃𝑛 = µ . 𝑑 . 𝑙𝑑
1187,5 = µ . 6 . 60
1187,5
µ=
6 𝑥 60
µ = 3,299 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
µ = 0,33 MPa
Pada perhitungan diatas digunakan nilai keliling dikali panjang dikarenakan
tegangan lekat berhubungan dengan friksi pada selimut bambu. Dengan perhitungan yang
sama dapat dicari nilai tegangan lekat dari benda uji pull-out yang lain.
51
Presentase = 0,91 %
Dari perbandingan presentase mutu beton terhadap tegangan lekat, didapat hasil
sebesar 0,91% dimana nilai yang lebih besar berasal dari mutu beton rendah sebesar 20 MPa,
hal ini terjadi akibat tidak konstannya nilai mutu beton yang didapat dari masing-masing
mutu beton. Serta ketidaksesuaian mutu beton rencana dan aktual, dimana pada perencanaan
mutu beton 20 MPa didapat hasil sebesar 25 MPa. Hal ini yang menyebabkan kesalahan dari
nilai tegangan lekat yang didapat.
Tabel 4.13 Beban Maksimum a2b1c1d1 Tabel 4.14 Beban Maksimum a2b2c2d1
Benda Uji Ulangan Beban Benda Uji Ulangan Beban
Balok Ke- Maksimum (kg) Balok Ke- Maksimum (kg)
a2b1c1d1 1 4800 a2b2c2d1 1 6750
a2b1c1d1 2 4750 a2b2c2d1 2 7500
a2b1c1d1 3 5000 a2b2c2d1 3 7750
Beban Maksimum 4850 Beban Maksimum 7333,33
Rata-rata Rata-rata
Tabel 4.15 Beban Maksimum a1b1c1d2 Tabel 4.16 Beban Maksimum a1b2c2d2
Benda Uji Ulangan Beban Benda Uji Ulangan Beban
Balok Ke- Maksimum (kg) Balok Ke- Maksimum (kg)
a1b1c1d2 1 5800 a1b2c2d2 1 7500
a1b1c1d2 2 6900 a1b2c2d2 2 8000
a1b1c1d2 3 5950 a1b2c2d2 3 8500
Beban Maksimum 6216.67 Beban Maksimum 8000
Rata-rata Rata-rata
Tabel 4.17 Beban Maksimum a2b2c1d2 Tabel 4.18 Beban Maksimum a2b1c2d2
Benda Uji Ulangan Beban Benda Uji Ulangan Beban
Balok Ke- Maksimum (kg) Balok Ke- Maksimum (kg)
a2b2c1d2 1 6200 a2b1c2d2 1 7550
a2b2c1d2 2 5500 a2b1c2d2 2 8050
a2b2c1d2 3 4200 a2b1c2d2 3 6200
Beban Maksimum 5300 Beban Maksimum 7266.67
Rata-rata Rata-rata
Keterangan :
a1 : Mutu Beton 20 MPa c1 : Rasio Tulangan 0,8 %
a2 : Mutu Beton 30 MPa c2 : Rasio Tulangan 1,6%
b1 : Jarak Kait 6 cm d1 : Jenis Kait Bambu
b2 : Jarak Kait 12 cm d2 : Jenis Kait Kayu Kamper
Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa dalam satu variabel terdapat tiga ulangan, tiga
ulangan ini digunakan agar diketahui nilai yang mendekati agar diketahui sampel yang
mengalami penyimpangan data yang signifikan. Contohnya pada benda uji mutu beton 30
MPa, jarak kait 6 cm, rasio tulangan 1,6 %, dan dengan jenis kait kayu kamper pada sampel
ketiga didapat nilai beban maksimum 6200 padahal sampel 1 dan sampel 2 memiliki beban
7550 dan 8050 dari range yang jauh ini kemunginan pada sampel 3 mengalami kesalahan.
54
Grafik hubungan antara beban dengan lendutan yang terjadi pada balok di tengah
bentang saat pengujian ditunjukkan oleh gambar 4.4 sampai gambar 4.11.
7000
6500
6000
5500
5000
4500
Beban- P (kg)
4000
3500
3000
2500
BU 1
2000
1500 BU 2
1000 BU 3
500
0
0 -5 -10 -15 -20 -25 -30 -35 -40 -45 -50 -55 -60
Lendutan- Δ (mm)
Gambar 4.4 Grafik Hubungan Beban dengan Lendutan Benda Uji a1b2c1d1
7500
7000
6500
6000
5500
5000
Beban- P (kg)
4500
4000
3500
3000
2500 BU 1
2000
1500 BU 2
1000 BU 3
500
0
0 -5 -10 -15 -20 -25 -30 -35 -40
Lendutan- Δ (mm)
Gambar 4.5 Grafik Hubungan Beban dengan Lendutan Benda Uji a1b1c1d2
Keterangan :
a1 : Mutu Beton 20 MPa c1 : Rasio Tulangan 0,8 %
a2 : Mutu Beton 30 MPa c2 : Rasio Tulangan 1,6%
b1 : Jarak Kait 6 cm d1 : Jenis Kait Bambu
b2 : Jarak Kait 12 cm d2 : Jenis Kait Kayu Kamper
55
9000
8500
8000
7500
7000
6500
6000
Beban- P (kg)
5500
5000
4500
4000
3500
3000 BU 1
2500
2000 BU 2
1500
1000 BU 3
500
0
0 -5 -10 -15 -20 -25 -30 -35 -40 -45
Lendutan- Δ (mm)
Gambar 4.6 Grafik Hubungan Beban dengan Lendutan Benda Uji a1b1c2d1
9000
8500
8000
7500
7000
6500
6000
Beban- P (kg)
5500
5000
4500
4000
3500
3000 BU 1
2500
2000 BU 2
1500
1000 BU 3
500
0
0 -5 -10 -15 -20 -25 -30 -35 -40
Lendutan- Δ (mm)
Gambar 4.7 Grafik Hubungan Beban dengan Lendutan Benda Uji a1b2c2d2
Keterangan :
a1 : Mutu Beton 20 MPa c1 : Rasio Tulangan 0,8 %
a2 : Mutu Beton 30 MPa c2 : Rasio Tulangan 1,6%
b1 : Jarak Kait 6 cm d1 : Jenis Kait Bambu
b2 : Jarak Kait 12 cm d2 : Jenis Kait Kayu Kamper
56
5500
5000
4500
4000
Beban- P (kg)
3500
3000
2500
2000
BU 1
1500
BU 2
1000
500 BU 3
0
0 -5 -10 -15 -20 -25 -30 -35 -40 -45
Lendutan- Δ (mm)
Gambar 4.8 Grafik Hubungan Beban dengan Lendutan Benda Uji a2b1c1d1
6500
6000
5500
5000
4500
Beban- P (kg)
4000
3500
3000
2500
2000 BU 1
1500 BU 2
1000
BU 3
500
0
0 -5 -10 -15 -20 -25 -30 -35 -40
Lendutan- Δ (mm)
Gambar 4.9 Grafik Hubungan Beban dengan Lendutan Benda Uji a2b2c1d2
Keterangan :
a1 : Mutu Beton 20 MPa c1 : Rasio Tulangan 0,8 %
a2 : Mutu Beton 30 MPa c2 : Rasio Tulangan 1,6%
b1 : Jarak Kait 6 cm d1 : Jenis Kait Bambu
b2 : Jarak Kait 12 cm d2 : Jenis Kait Kayu Kamper
57
8000
7500
7000
6500
6000
5500
Beban- P (kg)
5000
4500
4000
3500
3000
2500 BU 1
2000
BU 2
1500
1000 BU 3
500
0
0 -5 -10 -15 -20 -25 -30 -35 -40 -45 -50 -55 -60 -65 -70 -75 -80
Lendutan- Δ (mm)
Gambar 4.10 Grafik Hubungan Beban dengan Lendutan Benda Uji a2b2c2d1
8500
8000
7500
7000
6500
6000
5500
Beban- P (kg)
5000
4500
4000
3500
3000 BU 1
2500
2000 BU 2
1500
1000 BU 3
500
0
0 -5 -10 -15 -20 -25 -30 -35 -40 -45
Lendutan- Δ (mm)
Gambar 4.11 Grafik Hubungan Beban dengan Lendutan Benda Uji a2b1c2d2
Keterangan :
a1 : Mutu Beton 20 MPa c1 : Rasio Tulangan 0,8 %
a2 : Mutu Beton 30 MPa c2 : Rasio Tulangan 1,6%
b1 : Jarak Kait 6 cm d1 : Jenis Kait Bambu
b2 : Jarak Kait 12 cm d2 : Jenis Kait Kayu Kamper
58
Berdasarkan gambar 4.4 sampai gambar 4.11 dapat diketahui besarnya beban
maksimum dan lendutan yang terjadi pada tengah bentang balok. Nilai rata-rata beban
maksimum dan lendutan ditunjukkan pada tabel 4.19.
Tabel 4.19 Nilai Pmax dan Δmax pada Balok Beton Sederhana
Benda Uji P Maks Δmaks di Tengah
(kg) Bentang (mm)
1 6700 -30.99
a1b2c1d1 2 5550 -42.775
3 5000 -50.265
1 5800 -18.005
a1b1c1d2 2 6900 -33.74
3 5950 -30.575
1 7050 -28.395
a1b1c2d1 2 8500 -41.575
3 8750 -34.84
1 7500 -20.44
a1b2c2d2 2 8000 -31.33
3 8500 -21.27
1 4800 -43.32
a2b1c1d1 2 4750 -18.31
3 5000 -19.735
1 6200 -29.55
a2b2c1d2 2 5500 -31.27
3 4200 -12.02
1 6750 -66.85
a2b2c2d1 2 7500 -42.14
3 7750 -38.5
1 7550 -42.04
a2b1c2d2 2 8050 -32.66
3 6200 -25.31
Keterangan :
a1 : Mutu Beton 20 MPa c1 : Rasio Tulangan 0,8 %
a2 : Mutu Beton 30 MPa c2 : Rasio Tulangan 1,6%
b1 : Jarak Kait 6 cm d1 : Jenis Kait Bambu
b2 : Jarak Kait 12 cm d2 : Jenis Kait Kayu Kamper
59
Berdasarkan tabel 4.19 terlihat bahwa perbedaan beban maksimum yang dapat
ditahan oleh balok beton akibat berbagai variasi pada penelitian yang dilakukan. Benda uji
a1b1c2d1 memiliki nilai beban maksimum yang paling besar diantara benda uji yang lain
dengan nilai 8750 kg dan dengan rata-rata nilai sebesar 8100 kg.
57 57
0.5 P 0.5 P
154
18
28
Contoh perhitungan P maks teoritis untuk balok dengan mutu beton 20 MPa, jarak kait 12
cm, rasio tulangan 0,8% dan jenis kait bambu (a1b2c1d1)
b = 180 mm
d = 250 mm
As geser = 2 x 1540 x (2 x (10+20)) = 18480 mm2
f’c = 26,342 MPa
μ = 0,3611 MPa
terjadi keruntuhan tarik
T=Cc
As geser . μ = 0,85 . f’c . b . a
18480 . 0,3611 =0,85 . 26,342 . 180 . a
a = 16,558 mm
𝑎
c = 𝛽1
16,558
c= 0,85
c= 19,48 mm
Karena terjadi keruntuhan tarik maka momen nominalnya,
𝑎
Mn = T.( d - 2 )
19,48
Mn = 66733,33 . (250 - )
2
Mn = 16130853 Nmm
Maka momen ultimate
Mu = Ø . Mn
61
Beradasarkan tabel 4.20 didapat bahwa balok yang memiliki beban maksimum
paling tinggi yaitu benda uji a2b1c2d2 dengan nilai p maksimum sebesar 12026,381 kg.
62
14000
12000
10000
8000
6000
4000
2000
Teoritis Aktual
Berdasarkan gambar 4.13 dan tabel 4.21, dapat dilihat perbandingan yang berbeda-
beda antara beban teoritis dengan beban aktual yang terjadi. Pada benda uji mutu beton 30
MPa, jarak kait 6 cm, rasio tulangan 1,6 %, dan jenis kait kayu kamper (a2b1c2d2) terjadi
selisih yang sangat tinggi dimana beban teoritis sangat besar dibandingkan dengan beban
aktualnya dimana perbedaannya mencapai 65,501 % dengan nilai beban teoritis lebih besar.
Perbandingan tren dari beban juga relatif sama akan tetapi hanya benda uji uji mutu beton
30 MPa, jarak kait 6 cm, rasio tulangan 1,6 %, dan jenis kait kayu kamper (a2b1c2d2) yang
mengalami penyimpangan paling jauh.
0.5 P 0.5 P
60 40 60
160
0.5 P 0.5 P
Q1 Q2 Q3
Nilai momen dibalik sehingga menjadi beban (Q) pada penampang sebesar:
1
𝑄1 = × 60 × 60000 = 1800000 𝑘𝑔𝑐𝑚2
2
𝑄2 = 40 × 60000 = 2400000 𝑘𝑔𝑐𝑚2
1
𝑄3 = × 60 × 60000 = 1800000 𝑘𝑔𝑐𝑚2
2
𝑄 𝑄1 + 𝑄2 + 𝑄3 6000000
Ra′ = Rb′ = = = = 3000000 𝑘𝑔𝑐𝑚2
2 2 2
Contoh perhitungan lendutan balok beton a1b2c1d1-1:
f’c = 24,474 MPa
b = 18 cm
h = 28 cm
1 1
𝐼= × 𝑏 × ℎ3 = × 18 × 283 = 32928 𝑐𝑚4
12 12
𝐸𝑏𝑒𝑡𝑜𝑛 = 4700√𝑓′𝑐 = 4700√24,474 = 23251,698 𝑀𝑃𝑎 = 232517 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
𝑀𝐸 ′
∆𝐸 =
𝐸𝐼
1
𝑅𝑎′ × 80 − 𝑄1 × 40 − 2 𝑄2 × 10
=
𝐸𝐼
1
3000000 × 80 − 1800000 × 40 − 2 × 2400000 × 10
=
232517 × 32928
= 0,204 𝑚𝑚
65
Dari hasil perhitungan secara teoritis dibandingkan dengan hasil percobaan yang dilakukan
ditunjukan pada tabel 4.23 dan gambar 4.16
Tabel 4.23 Nilai Lendutan Aktual dan Teoritis
Lendutan (mm) KR (%)
Benda Uji Ulangan f'c Aktual Rata-rata Teoritis Rata-rata
Aktual Teoritis
1 24.47 2.950 2.277 0.204 0.197 91.365
a1b2c1d1 2 27.28 2.145 0.193
3 27.28 1.735 0.193
1 26.31 1.180 2.027 0.197 0.208 89.760
a1b1c1d2 2 20.49 1.890 0.223
3 24.56 3.010 0.203
1 18.14 1.535 1.673 0.237 0.206 87.690
a1b1c2d1 2 26.65 1.625 0.195
3 29.37 1.860 0.186
1 25.78 1.365 1.790 0.199 0.200 88.849
a1b2c2d2 2 24.45 1.925 0.204
3 26.34 2.080 0.196
1 24.3 1.315 1.762 0.204 0.195 88.918
a2b1c1d1 2 31.35 2.665 0.180
3 25.1 1.305 0.201
1 22.35 1.415 1.367 0.213 0.197 85.592
a2b2c1d2 2 28.86 1.600 0.188
3 28.18 1.085 0.190
1 28.78 1.490 1.667 0.188 0.181 89.124
a2b2c2d1 2 43.43 2.035 0.153
3 24.67 1.475 0.203
1 32.2 0.945 1.542 0.178 0.175 88.657
a2b1c2d2 2 32.76 1.960 0.176
3 34.8 1.720 0.171
66
2.5
1.5
0.5
Teoritis Aktual
Berdasarkan tabel 4.23 dan gambar 4.16 di atas dapat dilihat bahwa perbandingan
antara lendutan teoritis dan lendutan aktual cukup jauh dengan KR yang cukup besar lebih
dari 50%. Hal ini bisa disebabkan karena pengaruh modulus elastisitas beton yang tidak tetap
karena penambahan beban ataupun tidak adanya koreksi pada lendutan aktual, sehingga hasil
perhitungan lendutan teoritis berbeda jauh dengan lendutan aktual saat percobaan.
Pada grafik beban dan lendutan ini saat mencapai beban 2000 kg, perbandingan
beban dengan lendutan masih berbanding lurus sehingga dapat disimpulkan bahwa pada
beban 2000 kg balok masih dalam keadaan elastis.
Pada beberapa grafik yang didapatkan menunjukkan bahwa balok belum mencapai
kondisi beban maksumum yang dapat ditahan seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.17
Keterangan :
a1 : Mutu Beton 20 MPa c1 : Rasio Tulangan 0,8 %
a2 : Mutu Beton 30 MPa c2 : Rasio Tulangan 1,6%
b1 : Jarak Kait 6 cm d1 : Jenis Kait Bambu
b2 : Jarak Kait 12 cm d2 : Jenis Kait Kayu Kamper
= 11,817 %
Jadi terdapat pengaruh variasi mutu beton terhadap beban maksimum dari balok,
sedangkan untuk pengaruh rasio tulangan dapat dilihat pada perhitungan berikut :
Pengaruh faktor c :
Nilai c2 = a2b2c2d1 + a2b1c2d2 + a1b1c2d1 + a1b2c2d2
= 7300 + 7266,67 + 8100 + 8000
= 30700
Nilai c1 = a2b1c1d1 + a2b2c1d2 + a1b2c1d1 + a1b1c1d2
= 4850 + 5300 + 5750 + 6216,67
= 22116,67
Dari nilai inidapat dilihat bahwa rasio tulangan tinggi dapat menahan beban lebih besar
dibandingkan dengan rasio tulangan rendah, sehingga
𝑐2−𝑐1
Presentase = 𝑥100%
𝑐2
30700−22116.67
= 𝑥100%
30666.67
= 27,96 %
Jadi terdapat pengaruh yang besar pada variasi rasio tulangan terhadap beban
maksimum dari balok. Untuk mencari pengaruh interkasi antara mutu beton dan rasio
tulangan maka dapat dilihat pada perhitungan dibawah berikut:
Interaksi faktor a dan c :
Taraf tinggi = a1b2c1d1 + a1b1c1d2 + a2b2c2d1 + a2b1c2d2
= 5750 + 6216,67 + 7300 + 7266,67
= 26566,67
71
26566,67−26250
= 𝑥100%
26566,67
= 1,19 %
Jadi interaksi antara rasio tulangan dengan mutu beton sangatlah kecil, meskipun
pengaruh dari masing-masing faktor besar terhadap beban maksimumnya.
7,511−6,592
= 𝑥100%
7,511
= 12,25 %
Jadi terdapat interaksi antara rasio tulangan dengan mutu beton terhadap lendutan
yang terjadi meskipun pengaruhnya kecil, sehingga mutu beton yang tinggi dan rasio
tulangan yang besar akan membuat nilai dari lendutan semakin kecil.
103
62 85
108 82 50 57 89
76 57 39
36
33
= 6700 kg
49 35
78 47 33
59 63
59
67
44 31
= 5550 kg
75
72 44 77
58
=
38
5000 kg
31
28
84
106 87
53 87
73 84
74
67
97
64 64
55
53
57
= 5800 kg
= 6900 kg
66 54
85 51 86
66
=
46 43
5950 kg
34
33
21
= 7050 kg
122
113 81 103
128
71
63 130 81 59
87
61 48
=
58
55
8750 kg
44
54
43
41
39
37
30 32
57
92
84 48
65
63 127 44
84 118
64 34
90 64 36
32 113
=
36 37
30 35
8500 kg
29 33
33
47
41 29
34 20
24
= 7500 kg
46 46 72 39
50 37
43
=
34 34
28
29
23
28
24
8000 kg
66 26
16
56
85 75
57
=
41
35
34 85
75
8500 kg
60 25
27
24
26
32
59 59
66 59
53 70 71
53 33 50 66
41
=
53 33 25 45 25
25 33 59
38
4800 kg
55
44
41 53 54
44 52
=
32 37
4750 kg
31
31
25
35
23
31
71
51
56
39
40
71
= 5000 kg
57
68
24
= 6200 kg
45
53 34
71 59
76
=
38
5500 kg
39 53
43 53 53
50
43
= 4200 kg
Gambar 4.25 Pola Retak Benda Uji a2b2c1d2
Keterangan :
a1 : Mutu Beton 20 MPa c1 : Rasio Tulangan 0,8 %
a2 : Mutu Beton 30 MPa c2 : Rasio Tulangan 1,6%
b1 : Jarak Kait 6 cm d1 : Jenis Kait Bambu
b2 : Jarak Kait 12 cm d2 : Jenis Kait Kayu Kamper
77
85 82
95
30
30
82 97
82 81
66 34 23
61 30
28 28 82 129
=
25
23
6650 kg
98
92 51 94
92 55 26 48
89
=
51 33 64
75
7500 kg
40 26 87
25
107
54 102 95
90 112 73 30
7750 kg
48 71 71
78 130
=
43 102 117
60 69 125
45 123 33
44 26
54 64 129
126
126 98 126
114
43
41 62
98 104
=
57
7550 kg
98
63
63
126 47
56 110
110
54
26 110
72 45
29 39
123 56
25 54
35
25 37
127
54
127
= 8050 kg
81
48
82 54
66 45 24
84
=
33
71 61 38
24 74
72
23
6200 kg
45 44
44
44
Keterangan :
a1 : Mutu Beton 20 MPa c1 : Rasio Tulangan 0,8 %
a2 : Mutu Beton 30 MPa c2 : Rasio Tulangan 1,6%
b1 : Jarak Kait 6 cm d1 : Jenis Kait Bambu
b2 : Jarak Kait 12 cm d2 : Jenis Kait Kayu Kamper
78
Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa retakan pertama yang terkecil pada benda uji
mutu beton 30 MPa, jarak kait 6 cm, rasio tulangan 0,8%, dan jenis kait bambu sampel 3
(a2,b1,c1,d1-3) yaitu retakan pertama pada saat beban ke 23 atau 2150 kg. Retakan pertama
ini terjadi ketika beban telah melewati batas elastisnya yaitu sebesar 2100 kg. Dan
keseluruhan benda uji mengalami retakan pertama ketika melewati batas elastis.
3850
σ= 4
24937500
Mn= 0,8
T=Cc
80
31171875
𝑎 = 0,85 . f’c . b . a
(250− )
2
31171875
𝑎 = 0,85 . 29,34 . 180 . a
(250− )
2
31171875
T= 29,52
(250− )
2
T= 132510,95 N
Kemudian dicari nilai tegangan dengan beban dari T.
𝑇
σ=𝐴
132510,95
σ = (20 . 10 . 4)
σ = 165 MPa
Didapat nilai tegangan paling besar pada tulangan balok sebesar 165 MPa.
Beban pada benda uji balok mutu beton 30 MPa, jarak kait 6cm, rasio tulangan 0,8%,
dan jenis kait bambu yaitu sebesar 5.000 kg sehingga dapat dihitung tegangan pada tulangan:
P= 5.000 kg
Mu= Rva . 57
Mu= 0,5 P . 57
Mu= 0,5 . 5000 . 57
Mu= 142500 kgcm = 14250000 Nmm
maka,
Mu= ɸ Mn
𝑀𝑢
Mn = ɸ
14250000
Mn= 0,8
𝑎
17812500 = T. (250 - 2 )
17812500
T= 𝑎
(250− )
2
T=Cc
17812500
𝑎 = 0,85 . f’c . b . a
(250− )
2
17812500
𝑎 = 0,85 . 25,1 . 180 . a
(250− )
2
17812500
T= 19,29
(250− )
2
T= 74109,13 N
Kemudian dicari nilai tegangan dengan beban dari T.
𝑇
σ=𝐴
74109,13
σ = (20 . 10 . 2)
σ = 185,27 MPa
Didapat nilai tegangan paling besar pada tulangan balok sebesar 185,27 MPa.
Dari nilai tegangan tarik dari balok didapatkan nilai bahwa pada benda uji dengan mutu
beton 20 MPa didapatkan nilai tegangan tarik sebesar 165 MPa sedangkan pada mutu beton
30 MPa didapatkan nilai 185,27 MPa. Jadi mutu beton 30 MPa memiliki tegangan tarik yang
lebih besar dibandingkan mutu beton 20 MPa dan rasio tulangan besar menghasilkan nilai
tegangan tarik yang lebih kecil dari masing-masing tulangan.
Dari nilai tegangan bambu pada pull-out didapatkan nilai sebesar 96,25 MPa dan 91,25
sedangakan pada balok didapatkan nilai sebesar 165 MPa dan 185,27. Pada penelitian
terdahulu didapatkan tegangan leleh bambu sebesar 190 MPa. Dapat disimpulkan tulangan
pada benda uji pull-out dan balok belum mengalami leleh. Sehingga keruntuhan pada benda
uji pull-out dan balok disebabkan oleh hilangnya lekatan dari tulangan dengan beton.
82
4.4.1 Uji Hipotesis untuk Pengujian Kuat Lentur Balok Bertulangan Bambu dengan
Kait dengan Metode ANOVA
Uji hipotesis pada pengujian kuat lentur dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh
variasi jarak kait terhadap besarnya beban yang maksimum yang mampu dipikul oleh balok
beton bertulangan bambu dengan kait.
H0 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada interaksi antara mutu beton dan rasio
tulangan pada kuat lentur balok beton bertulangan bambu dengan kait.
H1 : terdapat pengaruh yang signifikan pada interaksi antara mutu beton dan rasio
tulangan pada kuat lentur balok beton bertulangan bambu dengan kait.
Level of significance (α) =0,05
Tabel 4.26 Rancangan Penelitian Pengujian Kuat Lentur Balok Bertulangan Bambu dengan
Kait
a1 a2
b1 b2 b1 b2
c1 d1 a1b1c1d1 a1b2c1d1 a2b1c1d1 a2b2c1d1
d2 a1b1c1d2 a1b2c1d2 a2b1c1d2 a2b2c1d2
c2 d1 a1b1c2d1 a1b2c2d1 a2b1c2d1 a2b2c2d1
d2 a1b1c2d2 a1b2c2d2 a2b1c2d2 a2b2c2d2
Keterangan :
a1 : Mutu Beton 20 MPa c1 : Rasio Tulangan 0,8 %
a2 : Mutu Beton 30 MPa c2 : Rasio Tulangan 1,6%
b1 : Jarak Kait 6 cm d1 : Jenis Kait Bambu
b2 : Jarak Kait 12 cm d2 : Jenis Kait Kayu Kamper
83
Tabel 4.27 Rancangan Pembagian Blok Positif Negatif Penelitian Pengujian Kuat Lentur
Balok Bertulangan Bambu dengan Kait
a1 a2
b1 b2 b1 b2
c1 d1 + - - +
d2 - + + -
c2 d1 - + + -
d2 + - - +
Tabel 4.28 Hasil Penelitian Pengujian Kuat Lentur Balok Bertulangan Bambu dengan Kait
a1 a2
b1 b2 b1 b2
6700 4800
d1 5550 4750
c1 5000 5000
5800 6200
d2 6900 5500
5950 4200
7050 6750
d1 8750 7500
c2 8500 7750
7500 7550
d2 8000 8050
8500 6200
Keterangan :
a1 : Mutu Beton 20 MPa c1 : Rasio Tulangan 0,8 %
a2 : Mutu Beton 30 MPa c2 : Rasio Tulangan 1,6%
b1 : Jarak Kait 6 cm d1 : Jenis Kait Bambu
b2 : Jarak Kait 12 cm d2 : Jenis Kait Kayu Kamper
−950
= = 79,167
4(3)
DB (A) = DB (A)
= (A – 1)
= (2 – 1) = 1
DB (C) = DB (C)
= (C-1)
= (2 – 1) = 1
DB (AC) = DB (AC)
= (A – 1) (C-1)
= (2 – 1) (2 – 1) = 1
[−9950]2
= = 4125104.16
22 3
2
[Kontras(C) ]
JK (C) =
24−2 n
[25750]2
= = 27627604.167
22 3
2
[Kontras(AC) ]
JK (AC) =
24−2 n
[950]2
= = 37604.167
22 3
85
𝑦2
JK Total =∑∑∑𝑦𝑖𝑗𝑘 −1
2𝑘 𝑛
2
1583502
= 1086072500 − = 41312395.83
0,5.3.(24 )
JK (AC)
KT (AC) =
DB (AC)
37604.167
= = 37604.167
1
JK Galat
KT Galat =
DB Galat
8392187,5
= = 645552.885
13
KT (AC)
F Hitung =
KT (G)
37604.167
= = 0,058
645552,885
86
Tabel 4.29 Analisis Variansi Interaksi Antara A (Rasio Tulangan) dengan C (Mutu Beton)
terhadap Kuat Lentur Balok Tulangan Bambu dengan Kait
Perilaku JK DB KT f hitung F tabel Keterangan
5%
Pengaruh Utama
A 4125104.167 1 4125104.167 6.390 4.67 TRUE
B 937.500 1 937.500 0.001 4.67 FALSE
C 27627604.167 1 27627604.167 42.797 4.67 TRUE
D 210937.500 1 210937.500 0.327 4.67 FALSE
Interaksi
AC 37604.167 1 37604.167 0.058 4.67 FALSE
BD 37604.167 1 37604.167 0.058 4.67 FALSE
AB 440104.167 1 440104.167 0.682 4.67 FALSE
AD 104.167 1 104.167 0.00016 4.67 FALSE
BC 104.167 1 104.167 0.00016 4.67 FALSE
CD 440104.167 1 440104.167 0.682 4.67 FALSE
Galat 8392187.500 13 645552.885
Total 41312395.833 23
Dengan menggunakan level of significance (α)= 0,05 diperoleh nilai F tabel= F0,005; 1;
13= 4,68. Karena nilai F hitung < F tabel (0,058 < 4,67), maka H0 diterima. Sehingga tidak
terdapat interaksi signifikan antara rasio tulangan dengan mutu beton terhadap kuat lentur
balok bertulangan bambu dengan kait. Dengan F hitung sebesar 0,058 maka besarnya level
of significance (α) untuk interaksi AC (rasio tulangan dengan mutu beton) adalah 0,83.