Anda di halaman 1dari 13

Kompetensi Dasar : 3.

4 Menganalisis Proses Pembelahan Sel


Tujuan pembelajaran :
Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan dapat
1. Menjelaskan macam – macam pembelahan sel.
2. Menjelaskan tahap – tahap yang terjadi pada proses mitosis.
3. Menjelaskan tahap – tahap yang terjadi pada proses meiosis.
4. Membedakan proses pembelahan sel secara mitosis dan meiosis.
5. Menjelaskan gametogenesis yang terjadi pada hewan dan tumbuhan.
6. Membedakan proses spermatogenesis dan oogenesis.
7. Membedakan proses mikrosporogenesis dan megasporogenesis.

Pembelahan Sel
Dalam masa pertumbuhan, tubuh makhluk hidup bertambah tinggi dan
besar. Mengapa demikian ? Ketika masa pertumbuhan, sel – sel penyusun tubuh
makhluk hidup mengalami pembelahan dan bertambah banyak sehingga
menyebabkan tubuh menjadi bertambah tinggi dan besar. Sel yang membelah
disebut sebagai sel induk dan keturunan yang dihasilkan disebut sel anakan.
Pada proses pembelahan sel, sel induk yang memiliki sejumlah kromosom yang
berisi informasi genetik akan memindahkan salinan informasi genetiknya
kepada sel anakan yang menjadi generasi berikutnya. Karena proses
pembelahan sel inilah, makhluk hidup memperoleh penurunan sifat dari kedua
orang tuanya. Bagaimana proses pembelahan sel terjadi dan dimana saja
terjadinya pembelahan sel akan kita pelajari secara ringkas pada handout ini.

A. Macam – Macam Cara Pembelahan Sel


Pembelahan sel terjadi melalui tahap- tahap tertentu. Tujuan adanya
tahap – tahap pembelahan sel adalah untuk mengatur dan menjamin
bahwa sel anakan menerima informasi genetik yang sama persis dengan sel
induknya. Karena jika tidak demikian, akan terjadi kelainan pada sel – sel
anakan yang dihasilkan.
Berdasarkan ada atau tidaknya tahap – tahap tertentu pada
pembelahan sel, pembelahan sel dibedakan menjadi pembelahan sel
secara amitosis atau biner, pembelahan sel secara mitosis, dan
pembelahan sel secara meiosis (Aryulina, 2006).

Pembelahan Sel Secara Amitosis Atau Pembelahan Biner


Pembelahan secara amitosis terjadi spontan tanpa melalui tahap –
tahap pembelahan sel. Pembelahan amitosis dapat ditemukan pada
organisme prokariotik, misalnya pada sel bakteri. Pembelahan amitosis
terjadi karena sel bakteri tidak memiliki membran inti yang membatasi
nukleoplsama dengan sitoplasma. Selain itu, DNA yang terdapat dalam sel

1
prokariotik relatif kecil dibandingkan dengan dna yang terdapat pada sel
eukariotik.

Pada pembelahan sel secara


amitosis, pembagian inti sel diikuti
dengan pembagian sitoplasma.
Selama amitosis berlangsung, inti sel
memanjang dan tampak ada
benang di dalamnya. Dengan
adanya tekanan, inti sel terbagi
menjadi dua, kemudian diikuti
dengan pembagian sitoplasma
sehingga terbentuk dua sel anakan
(perhatikan gambar 4.1) (Aryulina,
2006).

Gambar 4.1 Pembelahan Biner Pada Bakteri

Pembelahan Sel Secara Mitosis


Pembelahan secara mitosis adalah pembelahan sel yang terjadi
melalui tahapan – tahapan tertentu. Pembelahan mitosis terjadi pada sel
eukariotik. Pembelahan mitosis menghasilkan dua sel anakan yang identik
dan sama dengan induknya. Pada hewan dan manusia, mitosis terjadi
pada sel meristem somatis (sel tubuh yang masih muda). Sedangkan pada
tumbuhan, mitosis terjadi di jaringan meristem seperti ujung akar dan ujung
tunas batang.
Pembelahan sel secara mitosis terdiri dari tiga fase yaitu fase interfase
(istirahat), fase kariokinesis (pembelahan inti), dan fase sitokinesis
(pembelahan sitoplasma)(Aryulina, 2006).
Fase interfase
Pada fase ini sel dianggap istirahat dari proses pembelahan untuk
mempersiapkan proses pembelahan pada fase kariokinesis. Fase interfase
merupakan fase terpanjang dari siklus sel karena pada fase ini terjadi proses
replikasi DNA. Fase interfase terdiri atas tiga fase yaitu :

2
1. Fase g1 (gap 1)
Merupakan fase yang terdiri atas proses
transkripsi RNA, tRNA, mRNA, dan sintesis
protein.
2. Fase s (sintesis)
Merupakan fase ketika sel mengalami replikasi
dan duplikasi kromosom.
3. Fase g2 (gap 2)
Gambar 4.2 Fase Interfase Merupakan fase terjadinya pembentukan
komponen penyusun sitoplasma berupa
organel dan makromolekul.
Selama fase interfase, inti berada dalam keadaan utuh, jumlah DNA
menjadi dua kali lipat, terjadi akumulasi rRNA dan protein ribosom, serta
terjadi pembesaran nukleolus, sehingga ukuran sel meningkat(Karmana,
2007).

Fase kariokineis
Kariokinesis adalah tahap pembelahan inti sel. Pada fase ini terjadi
replikasi DNA yang dilanjutkan dengan proses pembelahan sel. Fase
kariokinesis terdiri dari empat tahapan yaitu :
1. Tahap profase
Pada fase profase awal, nukleolus tidak
terlihat. Benang – benang kromatin
mengalami penebalan dan pemendekan
sehingga kromosom dalam nukleus tampak
jelas. Selanjutnya kromosom berduplikasi
membentuk sepasang kromatid yang makin
lama makin pendek, menebal, dan
menyebar memenuhi inti. Kemudian
membran inti mengalami degenerasi dan
hilang pada akhir profase, tetapi belum
sempurna. Dalam sitoplasma terjadi
Gambar 4.3 Tahap Profase Awal
pembentukan spindel oleh mikrotubul. Dua
pasang sentriol yang dikelilingi aster tampak
jelas. Kedua pasang sentriol bermigrasi
menuju kedua kutub sel dengan arah
berlawanan.

3
Selanjutnya pada tahap profase akhir,
membran inti menghilang secara sempurna
karena terfragmentasi (terpotong - potong).
Benang – benang spindel yang dibentuk oleh
mikrotubul melebar dari setiap kutub menuju
bagian ekuator sel. Pada bagian sentromer
dari setiap koordinat terbentuk struktur yang
disebut dengan kinetokor. Kromatid mulai
bergerak perlahan ke kutub yang
Gambar 4.4 Tahap Profase Akhir berlawanan, dibantu dengan adanya
perlekatan mikrotubul.

2. Tahap metafase
Pada tahap metafase, pasangan
kromatid berada pada bidang ekuator sel
dan terdapat spindel yang menghubungkan
sentromer dengan kutub pembelahan.
Kromosom berada sejajar pada bidang
ekuator. Gambar 4.5 Tahap Metafase

3. Tahap anafase
Pada tahap anafase, setiap kromatid
yang berpasangan terpisah bersama
sentromernya. Selama anafase, spindel akan
memendek. Setiap kromatid akan bergerak
menuju kutub pembelahan masing – masing.
Pergerakan kromatid menuju kutub dapat
terjadi melalui mekanisme kontraksi
mikrotubul dari kutub pembelahan. Gambar 4.6 Tahap Anafase

4. Tahap telofase
Pada tahap ini diawali dengan
berhentinya gerakan kromatid menuju kutub
pembelahan. Kromosom anak mulai menipis
dan menjadi lurus. Membran inti serta
nukleolus kembali terbentuk. Aster mulai
menghilang. Selanjutnya pada tahap
telofase akhir terjadi pembelahan sitoplasma
yang disebut dengan proses sitokinesis
Gambar 4.7 Tahap Telofase
(Karmana, 2007).

Fase Sitokinesis
Pada fase sitokinesis terjadi pembelahan sitoplasma yang diikuti
dengan pembentukan sekat sel yang baru. Sekat tersebut memisahkan
dua inti menjadi dua sel anakan.

4
Pada sel hewan, tahap sitokinesis dimulai
saat telofase berakhir. Tahap selanjutnya yaitu:
1. Penguraian benang – benang spindel.
2. Pembentukan cincin mikrofilamen di bekas
bidang ekuator.
3. Terjadi kontraksi yang membagi sel menjadi
dua.
4. Terbentuk dua sel anakan.

Gambar 4.8 Sitokinesis pada Sel Hewan

Pada sel tumbuhan terdapat dinding sel yang keras. Oleh karena itu
sitokinesis sel tumbuhan dan sel hewan berbeda.
Sel tumbuhan yang telah mengalami kariokinesis segera membentuk sekat
sel di sekitar bekas bidang pembelahan.
Tahap selanjutnya yaitu :

1. Vesikel mengumpul di ekuator benang spindel.


2. Terjadi fusi vesikel (penyatuan membentuk membran).
3. Terbentuk sekat sel.
4. Terbentuk dua sel anakan (Aryulina, 2006).

Gambar 4.9 Sitokinesis pada Sel Tumbuhan

Pembelahan Sel Secara Meiosis


Pembelahan meiosis disebut juga sebagai pembelahan reduksi, yaitu
pembelahan sel induk yang bersifat diploid(2n) menghasilkan empat sel
anakan haploid(n) melalui tahapan – tahapan tertentu. Masing – masing sel
anakan mengandung separuh kromosom sel induk yang bersifat haploid(n).
Pada hewan dan manusia, pembelahan meiosis terjadi di dalam organ –
organ reproduksi, yakni organ – organ tempat pembentukan sel kelamin
atau sel gamet yaitu pada testis dan ovarium. Sedangkan pada tumbuhan,
meiosis terjadi pada putik dan kepala sari.
Tahap – tahap pembelahan meiosis meliputi dua kali pembelahan
dan menghasilkan empat sel anakan yang haploid.

5
a. Pembelahan meiosis I
Tahap – tahap pembelahannya yaitu :
1. Tahap Profase I
Profase I terdiri atas lima fase yaitu,
 Leptoten
Pada tahap ini kromatin berubah
menjadi kromosom yang mengalami
kondensasi dan terlihat sebagai benang
tunggal yang panjang.
 Zigoten
Sentrosom membelah menjadi dua dan
bergerak menuju kutub yang Gambar 4.10 Tahap Profase I
berlawanan. Kromosom yang homolog
dari kedua orang tua saling berdekatan
dan berpasangan atau disebut
melakukan sinapsis.
 Pakiten
Tiap kromosom melakukan penggandaan menjadi dua kromatid
dengan sentromer yang belum membelah dimana tiap
kromosom yang berpasangan mengandung empat kromatid.
 Diploten
Setiap kromosom yang mengadakan sinapsis dan masing –
masing melepaskan diri untuk berpisah.
 Diakinesis
Kromosom bivalven (kromosom rangkap tetapi sentromer masih
bersatu) tampak lebih memadat dan memenuhi sel.

2. Tahap Metafase I
Pada tahap ini inti tidak tampak lagi,
mikrotubul membentuk spindel
diantara dua sentriol yang berada
diantara dua kutub sel yang
berlawanan. Kromosom homolog
berderet di bidang ekuator.
Gambar 4.11 Tahap Metafase I

3. Tahap Anafase I
Kromosom homolog yang terpisah akan
tertarik menuju kutub yang berlawanan
tanpa ada pemisah dari sentromer.
Pada tahap ini terjadi pengurangan
jumlah kromosom.

Gambar 4.12 Tahap Anafase I

6
4. Tahap Telofase I
Pada tahap ini nukleus tampak kembali
dan dalam satu sel terbentuk dua inti
yang lengkap. Setelah itu terbentuk
plasma membran yang memisahkan
sitoplasma sehingga terbentuk dua sel
anakan yang haploid.

Gambar 4.13 Tahap Telofase I

b. Pembelahan Meiosis II
Tahap – tahap pembelahannya yaitu :

1. Profase II
Tahap ini diawali dengan pembelahan
dua buah sentriol menjadi dua pasang
sentriol baru. Setiap pasang sentriol
bermigrasi menuju sisi sel yang
berlawanan. Mikrotubul membentuk
spindel dan membran inti. Nukleolus
lenyap dan kromosom berubah
menjadi kromatid.
Gambar 4.14 Tahap Profase II

2. Metafase II
Pada tahap ini spindel
menghubungkan sentromer dengan
kutub pembelahan. Kromatid berada
di bidang ekuator.

Gambar 4.15 Tahap Metafase II

3. Anafase II
Sentromer berpisah dan kromatid
menuju kutub yang berlawanan.

Gambar 4.16 Tahap Anafase II

7
4. Telofase II
Kromatid mencapai kutub
pembelahan. Mikrotubul membenuk
membran inti baru. Selanjutnya
nukleolus muncul dan membentuk rRNA
dari DNA sehingga terjadi akumulasi
protein ribosom. Setelah itu terjadi
sitokinesis dan terbentuk empat sel
anakan yang haploid(Karmana, 2007). Gambar 4.16 Tahap Telofase II

B. Gametogenesis Pada Sel Hewan


Gametogenesis Pada Hewan Jantan (Spermatogenesis)
Pada hewan jantan, proses meiosis dan pembentukan sel kelamin jantan
dinamakan spermatogenesis dan terjadi di dalam testis. Sel diploid yang akan
menjadi sel induk sperma (spermatogonium) menjadi besar sebelum
membelah secara meiosis. Sel tersebut merupakan spermatosit primer. Sel ini
kemudian membelah pada tahap meiosis I menjadi dua spermatosit
sekunder. Selanjutnya, kedua sel tersebut membelah pada meiosis II
menghasilkan empat sel spermatid. Sel spermatid kemudian berkembang
menjadi sperma (gamet jantan yang siap membuahi)(Aryulina, 2006).

Gambar 4.17 Spermatogenesis pada Sel Hewan Jantan

8
Gametogenesis Pada Hewan Betina (Oogenesis)
Gametogenesis pada hewan betina disebut oogenesis. Pembentukan
gamet betina ini terjadi di dalam ovarium. Umumnya tahap – tahap
oogenesis serupa dengan spermatogenesis. Sel induk telur (oogonium)
menjadi besar sebelum membelah secara meiosis. Sel yang menjadi besar ini
disebut oosit primer. Sel oosit primer berjumlah lebih besar karena
mengandung lebih banyak komponen siitoplasmik. Sel oosit sekunder yang
berukuran lebih besar akan melakukan meiosis II yang hanya akan
menghasilkan satu ovum (sel telur) yang sehat dan fungsional dan satu
badan kutub yang akan mengalami degenerasi. Sedangkan sel oosit
sekunder yang berukuran lebih kecil juga akan mengalami degenerasi (mati).
Dengan demikian, dari total empat sel haploid hanya satu sel haploid saja
yang fungsional menjadi sel ovum, sedangkan tiga sel lainnya mengalami
degenerasi (Aryulina, 2006).

Gambar 4.18 Oogenesis pada Sel Hewan Betina

C. Gametogenesis Pada Sel Tumbuhan


Gametogenesis Pada Alat Kelamin Jantan (Mikrosporogenesis)
Mikrosporogenesis adalah proses pembentukan mikrospora (serbuk sari).
Mikrosporogenesis dimulai dari sel induk mikrospora yang membelah melalui
meiosis i dan meiosis ii, serta menghasilkan empat mikrospora yang
dinamakan tetrad. Masing – masing mikrospora akan berkembang terpisah
satu sama lain menjadi butir serbuk sari (polen). Pada tiap serbuk sari intinya
mengadakan pembelahan mitosis menjadi inti vegetatif dan inti generatif.
Pada tumbuhan angiospermae (berbiji tertutup) inti generatif membelah
sekali lagi membentuk dua inti generatif setelah terjadi penyerbukan.
Gametofit jantan yang lengkap terjadi saat serbuk sari berkecambah, yaitu
mengandung satu inti vegetatif dan dua inti generatif. Kedua inti generatif
inilah yang siap membuahi sel – sel gamet betina (Aryulina, 2006).

9
Gametogenesis Pada Alat Kelamin Betina (Megasporogenesis)
Megasporogenesis merupakan proses pembentukan megaspora. Proses
megasporogenesis dimulai dari pembelahan meiosis I dan meiosis II sel induk
megaspora diploid, menghasilkan empat sel megaspora yang haploid. Pada
tumbuhan angiospermae hanya satu megaspora saja yang fungsional,
sedangkan tiga lainnya mengalami degenerasi. Selanjutnya satu sel
megaspora yang haploid mengalami tiga kali pembelahan mitosis berturut –
turut menghasilkan delapan sel megaspora di dalam gametofit betina.
Delapan sel tersebut selanjutnya tersusun menjadi tiga sel antipoda, dua inti
kutub, satu sel telur (ovum), dan dua sel sinergid (Aryulina, 2006).

Gambar 4.19 Mikrosporogenesis dan Megasporogenesis pada Tumbuhan Angiospermae

10
Pemahaman Konsep
A. Pilihlah Jawaban Yang Paling Tepat
1. Suatu sel yang sedang membelah memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
Sentromer berpisah dan kromatid menuju kutub yang berlawanan.
Berdasarkan ciri tersebut, sel berada pada fase . . .
a. Anafase II d. Anafase I
b. Interfase e. Metafase II
c. Metafase I

2. Satu kali pembelahan pada meiosis akan menghasilkan . . .


a. 1 sel anakan d. 4 sel anakan
b. 2 sel anakan e. 5 sel anakan
c. 3 sel anakan

3. Peristiwa replikasi dan duplikasi kromosomterjadi pada fase . . .


a. G1 Interfase d. G1 Metafase
b. G2 Interfase e. G2 Metafase
c. S Interfasi

4. Seorang siswa ingin mengamati tahapan pembelahan meiosis pada suatu


jenis tumbuhan. Siswa tersebut harus membuat preparat dari bagian
tumbuhan . . .
a. Mahkota bunga
b. Daun
c. Putik dan Kepala sari bunga
d. Bagian tengah batang
e. Ujung akar

5. Proses spermatogenesis terjadi di dalam . . .


a. Epididimis d. Penis
b. Tuba falopi e. Testis
c. Uterus

6. Proses pembentukan serbuk sari dinamakan . . .


a. Spermatogenesis d. Mikrosporogenesis
b. Makrosporogenesis e. Oogenesis
c. Megasporogenesis

7. Organisme prokariotik melakukan pembelahan secara . . .


a. Mitosis d. Duplikasi
b. Meiosis e. Replikasi
c. Biner

11
8. Proses replikasi DNA terjadi pada fase . . .
a. Anafase d. Interfase
b. Telofase e. Kariokinesis
c. Sitokinesis

9. Sitokinesis terjadi pada tahap . . .


a. Awal profase d. Akhir profase
b. Akhir telofase e. Awal anafase
c. Awal telofase

10. Kromosom telah berpasangan dan terletak pada bidang ekuator.


Peristiwa ini terjadi pada fase . . .
a. Interfase d. Anafase
b. Profase e. Telofase
c. Metafase

B. Lengkapilah Pertanyaan Dibawah Ini


1. Sel mempunyai kemampuan untuk membelah. Sel dapat melakukan
pembelahan dengan 3 tipe yaitu . . . . . , . . . . ., dan . . . . .
2. Proses pembentukan gamet dibedakan menjadi dua, yaitu . . . . . untuk
pembentukan gamet . . . . . dan . . . . . untuk pembentukan gamet . . .
..
3. Pada sel tumbuhan, mitosis terjadi di . . . . . sedangkan pada sel hewan
terjadi di . . . . .
4. Proses gametosis hewan pada sel kelamin jantan disebut . . . . .
Sedangkan pada sel kelamin betina disebut . . . . .
5. Dalam akhir proses pembelahan sel, pada mitosis akan menghasilkan .
. . sel anakan sedangkan pada meiosis akan menghasilkan . . . sel
anakan.

C. Lengkapilah Tabel Dibawah Ini Dengan Pertanyaan Singkat


Karakteristik Pembeda Mitosis Meiosis
Tempat Terjadinya
Sel Anakan yang
Dihasilkan
Berapa Kali
Pembelahan
Sifat Sel Anakan
Terhadap Induknya

12
DAFTAR PUSTAKA

Aryulina, Diah. C. Muslim. Dkk. 2006. Biologi SMA dan MA Untuk kelas XII.
Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama.

Karmana, Oman. 2007. Cerdas Belajar Biologi. Bandung : PT. Grafindo


Media Pratama.

Scaump’s et all. 2009. Biology Third Edition. United States : The McGraw-Hill
Companies.

13

Anda mungkin juga menyukai