Anda di halaman 1dari 9

Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 Nur Afni Sulastina

ANALISIS JAMUR KONTAMINAN PADA ROTI TAWAR YANG DIJUAL


DI PASAR TRADISIONAL

Nur Afni Sulastina

Program Studi DIII Analis Kesehatan, STIKESMAS Abdi Nusa Palembang


nurafnisulastina@gmail.com

DOI: 10.36729

ABSTRAK
Latar belakang: Pangan merupakan kebutuhan dasar yang paling esensial bagi kelangsungan hidup
manusia, salah satunya adalah roti tawar yang sering digunakan sebagai menu sarapan pagi sebagian
masyarakat Indonesia. Roti tawar bisa dikonsumsi biasanya tidak dapat tahan lebih dari 7 hari, bahkan
ada yang hanya 3 hari. Kontaminasi jamur pada makanan dapat menyebabkan kerusakan, terutama
pada saat penyimpanan yang salah satunya Aspergillus sp merupakan spesies yang telah menyebar
luas, karena spora jamur yang mudah disebarkan oleh angin, mudah tumbuh pada bahan-bahan
pangan. Adanya mikroorganisme yang tumbuh di suatu bahan pangan sangat berpengaruh terhadap
penurunan kualitas produknya. Tujuan: Diketahuinya keberadaan jamur Aspergillus sp pada roti
tawar yang dijual di Pasar Tradisional. Metode: Penelitian yang digunakan adalah deskriptif, dan
sampel berjumlah 16 roti tawar di pasar tradisional dengan teknik samplingnya menggunakan
purposive sampling. Waktu penelitian pada bulan Maret-Juni 2018, Metode pemeriksaan dengan cara
isolasi jamur Aspergillus sp dengan media Sabaroud Dextrose Agar (+). Hasil: Dari 16 sampel yang
diteliti, didapatkan 1 sampel (6,2%) roti tawar yang positif ditemukan jamur Aspergillus sp dan 15
sampel (93,8%) yang negatif. Saran: Diharapkan masyarakat akat sebagai konsumen sebelum
membeli roti tawar agar lebih teliti serta memperhatikan kualitas dan kebersihan roti tawar yang akan
dikonsumsi serta prosuden roti agar menambah waktu kadaluwarsa pada produk rotinya.

Kata kunci : Aspergillus sp, Roti Tawar, Isolasi Jamur

ABSTRACT
Background: Food is the most essential basic need for human survival, one of which is white bread
which is often used as a breakfast menu for some Indonesian people. Bread can be consumed usually
can not hold more than 7 days, some even only 3 days. Fungal contamination of food can cause
damage, especially when storage, one of which is Aspergillus sp is a species that has spread widely,
because mold spores are easily spread by the wind, easy to grow on food ingredients. The existence of
microorganisms that grow in a food material is very influential on the decline in the quality of its
products. Purpose: Knowing the existence of Aspergillus sp on white bread sold in Traditional
Markets. Method: The research used is descriptive, and a sample of 16 loaves in traditional markets
with the sampling technique using purposive sampling. When the research was conducted in March-
June 2018, the method of examination was by isolation of the fungus Aspergillus sp with Sabaroud
Dextrose Agar (+) media. Results: From the 16 samples studied, 1 sample (6,2%) of positive bread
was found with Aspergillus sp and 15 samples (93,2%) which were negative. Suggestion: It is
expected that the akat community as consumers before buying white bread to be more thorough and
pay attention to the quality and cleanliness of white bread that will be consumed.

Keywords: Aspergillus sp, Fresh Bread, Mushroom Isolation

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 122


Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 Nur Afni Sulastina

PENDAHULUAN dunia. Roti di gemari karena rasanya yang


Pangan merupakan kebutuhan dasar lezat di samping nilai gizinya yang baik.
yang paling esensial bagi kelangsungan Banyak jenis roti yang beredar di pasaran,
hidup manusia, sehingga pangan dapat salah satunya adalah roti tawar yang sering
disebut sebagai hak asasi atas hidup digunakan sebagai menu sarapan pagi
manusia. Kebutuhan manusia akan pangan sebagian masyarakat Indonesia. (Mizana,
menjadi prioritas utama yang Suharti et al, 2016).
pemenuhannya tidak dapat ditunda. Ketahanan sebuah roti tawar biasanya
(Febrian, 2018). tidak bisa lebih dari seminggu atau bahkan
UU No. 18 Tahun 2012 tentang hanya tiga hari, itu sebabnya penampilan
Pangan, menyebutkan bahwa pangan roti tawar cepat sekali berubah, yang
merupakan kebutuhan dasar manusia yang mulanya memiliki warna putih susu
paling utama dan pemenuhannya berubah menjadi berbintik hitam hingga
merupakan bagian dari hak asasi manusia ditumbuhi jamur, yang artinya roti tersebut
yang dijamin dalam Undang-Undang Dasar sudah tak layak konsumsi lagi. (Syaifuddin
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 2017). Jamur merupakan salah satu
sebagai komponen dasar untuk mikroorganisme penyebab penyakit pada
mewujudkan sumber daya manusia yang manusia. Jamur merupakan makhluk hidup
berkualitas. (RI 2012). Sekarang ini kosmopolitan yang tumbuh di mana saja
banyak kita jumpai bahan pangan yang dekat dengan kehidupan manusia, baik di
mudah sekali kadaluwarsa. Kita dapat udara, tanah, air, pakaian, bahkan di tubuh
menemukan dengan mudah di toko atau manusia sendiri. Jamur bisa menyebabkan
warung di sekitar tempat tinggal kita. penyakit yang cukup parah bagi manusia.
Faktor ekonomi yang menyebabkan bahan Penyakit yang disebabkan oleh jamur
pangan tersebut di jual oleh pemilik toko berasal dari makanan yang kita makan
atau warung supaya dapat mengurangi sehari-hari. (Hasanah, 2017).
kerugian. (Syaifuddin, 2017). Pertumbuhan jamur yang sangat
Salah satu contoh pangan yang cukup cepat pada roti tawar disebabkan oleh
banyak dikonsumsi masyarakat sebagai bahan dasar dari pembuatan roti tersebut.
makanan kudapan di Indonesia sekarang Salah satu bahan dasarnya adalah tepung
adalah roti. Pangan ini merupakan terigu, yang mana mengandung pati dalam
makanan manusia yang telah dikenal sejak jumlah yang relatif tinggi. Pati ini dapat
dulu. Jenis makanan ini biasa dikonsumsi dihidrolisis menjadi gula sederhana oleh
oleh masyarakat dari berbagai belahan mikroorganisme khususnya jamur, karena

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 123


Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 Nur Afni Sulastina

gula sederhana merupakan sumber nutrisi lingkungannya lembab atau basah.


utama bagi mikroorganisme tersebut. (Yolanda, 2016).
Jamur merupakan mikroorganisme utama Berdasarkan laporan Balai
yang berperan penting dalam proses Pengawasan Obat dan Makanan atau
pembuatan dan pembusukan roti. Beberapa BPOM tahun 2004 di seluruh Indonesia
jenis jamur yang sering ditemukan pada telah terjadi kasus keracunan pangan
pembusukan roti adalah Rhizopus sebanyak 153 kejadian di 25 Provinsi.
stolonifer, Penicillium sp, Mucor sp, dan Keracunan pangan terbanyak di Provinsi
Geotrichum sp serta juga bisa terdapat Jawa Barat yaitu sebesar 32 kejadian
Aspergillus sp dan lainnya. (Syaifuddin, (21%), Jawa Tengah 17 kejadian (11%),
2017). DKI Jakarta, Jawa Timur dan Nusa
Adanya mikroorganisme yang Tenggara Barat masing-masing 11 kejadian
tumbuh di suatu bahan pangan sangat (7,2%), Bali 10 kejadian (6,5%), sampai
berpengaruh terhadap penurunan kualitas paling rendah di Riau, Bangka Belitung,
produknya. Yang mana hal tersebut dapat Banten, dan Kalimantan Selatan masing-
menyebabkan terkontaminasinya bahan masing 1 kejadian (0,7%). Keracunan
makanan. Salah satu mikroorganisme yang tersebut diduga dikarenakan adanya
dapat mengkontaminasi bahan pangan aktivitas mikroba yang salah satunya dari
tepung terigu yaitu jenis fungi. (Pujiati jenis fungi. (Syaifuddin 2017).
,2018). Aspergillus sp adalah spesies yang Penelitian (Syaifuddin 2017), Jamur
telah menyebar luas, karena spora jamur Aspergillus sp pada roti tawar berdasarkan
yang mudah disebarkan oleh angin, mudah masa sebelum dan sesudah kadaluwarsa di
tumbuh pada bahan-bahan pangan atau Candimulyo Jombang dari 4 sampel di
produk hasil pertanian. (Hidayatullah dapatkan masing-masing dari 4 toko di
2018). Candimulyo Jombang. Roti tawar yang
Dampak kesehatan yang dapat memiliki masa kadaluwarsa dua hari
ditimbulkan oleh Aspergillus sp ialah sebelum kadaluwarsa ditemukan jamur
demam, peradangan, sesak nafas, nyeri Aspergillus flavus, Aspergillus niger, dan
dada dan nyeri sendi, batuk-batuk, Aspergilus fumigatus. Roti tawar tepat saat
menggigil, sakit kepala dan lain-lain. kadaluwarsa sesuai tanggal pada kemasan
Kontaminasi jamur pada makanan dapat di temukan jamur Aspergillus flavus dan
menyebabkan kerusakan, terutama pada Aspergillus niger. Sedangkan roti tawar
saat penyimpanan. Jamur lebih mudah dua hari setelah tanggal kadaluwarsa di
hidup di tempat yang kondisinya

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 124


Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 Nur Afni Sulastina

tumbuhi jamur Aspergillus flavus dan Keberadaan Jamur Kontaminan pada Roti
Aspergillus niger. Tawar yang dijual di Pasar Tradisional”.
Adapun penelitian yang dilakukan
oleh (Mizana, Suharti et al. 2016), untuk METODE PENELITIAN
mengidentifikasi pertumbuhan jamur Metode penelitian yang digunakan
Aspergillus sp pada tiga buah sampel roti dalam penelitian ini adalah kuantitatif
tawar yang dijual di kota Padang dapat deskriptif, dengan pendekatan cross-
dijelaskan bahwa jamur Aspergillus sp sectional. Sampel penelitian ini berjumlah
sudah tumbuh pada satu roti tawar dari tiga 16 sampel yang diambil dari 8 populasi
sampel (33,3%) pada hari ke-3 dan dua pedagang roti tawar di Pasar Tradisional.
sampel lainnya baru teridentifikasi pada Teknik sampling yang digunakan adalah
hari ke-4 di suhu kamar (250℃-280℃), Purposive Sampling, di mana pengambilan
sedangkan pada suhu kulkas (100℃- sampel dilakukan atas pertimbangan yang
150℃) jamur baru terlihat tumbuh pada dibuat oleh peneliti yaitu jenis roti (ada
media agar Sabouraud pada hari ke-5 untuk kulit / tidak ada kulit) dan menjelang
ketiga merek roti tawar. Pada suhu kamar tanggal kadaluwarsa (1-2 hari). Metode
secara kasat mata perubahan warna pada yang digunakan adalah metode Isolasi
permukaan roti tawar sudah terlihat, Jamur Aspergillus sp dengan menggunakan
sedangkan pada suhu kulkas tidak terdapat media SDA (+) yang diinkubasi selama 2-7
perubahan warna di permukaan roti tawar hari. Prinsip pemeriksaan yaitu identifikasi
sampai hari ke-14 yang terjadi adalah menggunakan media SDA (+), kemudian
perubahan tekstur yang menjadi sedikit koloni yang tumbuh di determinasi secara
keras. makroskopis dan mikroskopis. Analisa
Berdasarkan latar belakang di atas, data dilakukan secara univariat dan
peneliti melihat roti semakin digemari oleh tabulasi silang. Penelitian ini dilakukan
semua kalangan, jika dulunya masyarakat pada bulan Maret sampai dengan Juni
Indonesia lebih memilih untuk sarapan tahun 2018. Waktu pengambilan data
pagi dengan nasi atau bubur. Roti pun dilakukan pada tanggal 31 Juni – 5 Mei
menjadi pilihan mereka untuk dikonsumsi 2018.
pada pagi hari, selain itu roti dijadikan Dalam melaksanakan penelitian ada
camilan dan biasanya sering menyimpan 4 prinsip-prinsip etika penelitian yang
roti berhari-hari, sehingga peneliti ingin peneliti terapkan yakni (1) Menghindari,
melakukan penelitian mengenai “Analisis mencegah dan meminimalkan timbulnya
bahaya, (2) Meminimalkan kerugian serta

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 125


Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 Nur Afni Sulastina

memaksimalkan keuntungan (3) Partisipan HASIL PENELITIAN


pada penelitian ini memiliki hak Berdasarkan hasil penelitian tentang
mengungkapkan secara penuh untuk Jamur Kontaminan Pada Roti Tawar yang
bertanya, menolak, dan mengakhiri dijual di Pasar Tradisional yang disajikan
partisipasinya, dan (4) Memastikan dalam bentuk distribusi frekuensi, dapat

penelitian ini tidak mengganggu privasi dilihat pada tabel sebagai berikut :

nara sumber.

Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Jamur Kontaminan Pada Roti Tawar yang dijual
di Pasar Tradisional
No. Hasil Pemeriksaan Jumlah %
1 Positif 1 6,2
2 Negatif 15 93,8
Jumlah 16 100

Berdasarkan tabel 1 diatas dapat Aspergillus sp. dan 15 sampel (93,8%) roti
diketahui bahwa dari 16 sampel roti tawar tawar tidak ditemukan jamur Aspergillus
yang dijual di Pasar Tradisional, terdapat 1 sp.
sampel (6,2%) roti tawar ditemukan jamur
Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Jamur Kontaminan Pada Roti Tawar yang dijual
di Pasar Tradisional Berdasarkan Jenis Roti
Jenis Kontaminasi jamur
Jumlah
Roti Positif Negatif
n % n % N %
Ada Kulit 1 6,2 0 0 1 6,2
Tidak ada Kulit 0 0 15 93,8 15 93,8
Total 1 6,2 15 93,8 16 100

Berdasarkan tabel 2 di atas diperoleh sp dan 15 sampel roti tidak ada kulit
hasil bahwa, dari 16 sampel berdasarkan (93,8%) tidak ditemukan jamur Aspergillus
jenis roti tawar, terdapat 1 sampel roti ada sp.
kulit (6,2%) ditemukan jamur Aspergillus

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 126


Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 Nur Afni Sulastina

Tabel 3.
Distribusi Frekuensi Jamur Kontaminan Pada Roti Tawar yang dijual di Pasar Tradisional
Berdasarkan Menjelang Masa Kadaluarsa
Kontaminasi jamur
Jumlah
Menjelang Masa Positif Negatif
Kadaluwarsa n % n % N %
1 hari 0 0 8 50 8 50
2 hari 1 6,2 7 43,8 8 50
Total 1 6,2 15 93,8 16 100

Berdasarkan tabel 3 di atas Hasil penelitian di atas lebih rendah


diperoleh hasil bahwa, tidak ada sampel dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
(0%) yang ditemukan jamur Aspergillus sp (Syaifuddin 2017) yaitu didapatkan dari 4
berdasarkan 1 hari menjelang masa sampel roti tawar yang diteliti semuanya
kadaluwarsa. dan 1 sampel (6,2%) positif terkontaminasi jamur Aspergillus
ditemukan jamur Aspergillus sp sp. Hal ini menunjukkan bahwa adanya
berdasarkan 2 hari menjelang masa Faktor-faktor lain yang dapat
kadaluwarsa dari 8 sampel yang diteliti. mempengaruhi pertumbuhan jamur seperti
Sedangkan sampel roti tawar yang tidak substrat, kelembapan, suhu, pH
ditemukan jamur Aspergillus sp yaitu 8 lingkungan, bahan kimia serta
sampel (50%) yang menjelang 1 hari masa penyimpanan yang panas dan lembab.
kadaluwarsa, dan 7 sampel (43,8%) yang Kerusakan oleh jamur merupakan
menjelang 2 hari masa kadaluwarsa. faktor kerugian yang cukup besar pada
industri roti. Selama pemanggangan, jamur
PEMBAHASAN umumnya tereliminasi. Namun, setelah
Jamur Kontaminan pada Roti Tawar
proses pemanggangan, kontaminasi jamur
yang dijual di Pasar Tradisional
Berdasarkan hasil penelitian tentang dapat terjadi dari udara di sekeliling area
Analisis Jamur Kontaminan Pada Roti pemanggangan, permukaan meja, peralatan
Tawar yang dijual di Pasar Tradisional pemanggangan, kontaminasi dari tangan
didapatkan hasil bahwa dari 16 sampel roti pekerja ataupun kontaminasi silang dari
tawar yang dijual di Pasar Tradisional, bahan baku pembuatan produk roti.
terdapat 1 sampel (6,2%) positif (Herdiani 2019).
terkontaminasi jamur Aspergillus sp. Dari penelitian yang dilakukan oleh
(Ravimannan, Sevvel et al. 2016), setelah 5

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 127


Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 Nur Afni Sulastina

hari masa inkubasi, kisaran jumlah jamur Dari hasil penelitian di atas,
rata-rata adalah 7-10 x 104 koloni per menunjukkan bahwa terdapat 1 sampel roti
piring. Pertumbuhan jamur tidak diamati tawar yang ada kulitnya lebih cepat
selama dua hari pertama di semua sampel terkontaminasi jamur Aspergillus sp., hal
roti. Tetapi pertumbuhan jamur diamati ini disebabkan oleh bagian luar roti tawar
pada semua sampel dari hari keempat. lebih cepat terkena udara sehingga cepat
Jumlah jamur meningkat dengan hari-hari ditumbuhi oleh jamur dibandingkan bagian
penyimpanan. dalamnya.
Dari penelitian di atas menunjukkan Jamur Kontaminan Pada Roti Tawar
yang dijual di Pasar Tradisional
bahwa terdapat 1 sampel roti yang
Berdasarkan Menjelang Masa
terkontaminasi jamur, hal ini disebabkan Kadaluwarsa
Hasil yang diperoleh yakni tidak ada
roti yang terkontaminasi jamur ada banyak
sampel (0%) yang ditemukan jamur
faktor yang mempengaruhi, terutama cara
Aspergillus sp berdasarkan 1 hari
penyimpanan sehingga menyebabkan roti
menjelang masa kadaluwarsa. dan 1
cepat rusak yang berakibat penurunan
sampel (6,2%) ditemukan jamur
kualitas roti yang tidak layak konsumsi.
Aspergillus sp berdasarkan 2 hari
Jamur Kontaminan Pada Roti Tawar
yang dijual di Pasar Tradisional menjelang masa kadaluwarsa dari 8 sampel
Berdasarkan Jenis Roti
yang diteliti.
Dari penelitian ini diperoleh hasil,
Sedangkan sampel roti tawar yang
dari 16 sampel berdasarkan jenis roti
tidak ditemukan jamur Aspergillus sp yaitu
tawar, terdapat 1 sampel roti ada kulit
8 sampel (50%) yang menjelang 1 hari
(6,2%) ditemukan jamur Aspergillus sp dan
masa kadaluwarsa, dan 7 sampel (43,8%)
15 sampel roti tidak ada kulit (93,8%) tidak
yang menjelang 2 hari masa kadaluwarsa.
ditemukan jamur Aspergillus sp.
Hasil penelitian ini tidak begitu sejalan
Dari penelitian yang dilakukan oleh
dengan penelitian (Mizana, Suharti et al.
(Astuti 2015), Hasil penilaian pada
2016), menyatakan bahwa sekitar 66,7%
indikator karakteristik kulit dari sampel
jamur akan lebih mudah tumbuh pada roti
roti manis setelah dilakukan uji bahwa
tawar yang berada disuhu ruang.
bahwa ada pengaruh penggunaan suhu
Ada juga hasil penelitian dari
terhadap kualitas roti manis dilihat d ari
(Syaifuddin 2017), berdasarkan data hasil
aspek karakteristik kulit. Jamur bersifat
penelitian roti tawar yang memiliki masa
aerobik dan paling banyak atau lebih cepat
kadaluwarsa dua hari sebelum kadaluwarsa
tumbuh pada bagian luar permukaan bahan
ditemukan jamur Aspergillus flavus,
pangan yang tercemar. (Buckle 2009).

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 128


Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 Nur Afni Sulastina

Aspergillus niger dan Aspergilus kadaluwarsa melainkan perhatikan juga


fumigatus. Roti tawar tepat saat kondisi fisik roti tawar tersebut. Roti tawar
kadaluwarsa sesuai tanggal pada kemasan yang layak konsumsi memiliki bentuk
di temukan jamur Aspergillus flavus dan ideal, memiliki warna putih bersih,
Aspergillus niger. Sedangkan roti tawar memiliki tekstur yang lembut dan tidak
dua hari setelah tanggal kadaluwarsa keras, tidak di tumbuhi jamur pada
ditumbuhi jamur Aspergillus flavus dan permukaan roti, serta tidak berbau.
Aspergillus niger.
Hasil penelitian yang dilakukan KESIMPULAN DAN SARAN
(Syaifuddin 2017). Jamur Aspergillus Kesimpulan
flavus yang ditemukan dua hari sebelum 1. Keberadaan jamur kontaminan pada
kadaluwarsa, saat kadaluwarsa dan dua roti tawar yang dijual di Pasar
hari setelah kadaluwarsa dalam penelitian Tradisional, dari 6 sampel roti tawar
memiliki koloni berwarna kuning, yang diteliti, 1 sampel (6,2%) positif
konidiofor bersepta, tidak berwarna, kasar, jamur Aspergillus sp dan 15 sampel
bagian atas agak bulat serta konidia kasar (93,8%) negatif atau tidak ditemukan
dengan bermacam-macam warna. Lebih jamur Aspergillus sp.
tinggi daripada hasil yang diperoleh 2. Keberadaan jamur kontaminan pada
peneliti, bahwa roti dengan keterangan 1 roti tawar yang dijual di Pasar
hari menjelang masa kadaluwarsa terbukti Tradisional berdasarkan jenis roti,
tidak terkontaminasi jamur Aspergillus sp, didapatkan 1 sampel (6,2%) roti ada
sedangkan 1 sampel dari 8 sampel roti kulit yang ditemukan jamur Aspergillus
dengan keterangan 2 hari menjelang masa sp, dan 15 sampel (93,8%) roti tidak
kadaluwarsa terbukti terkontaminasi jamur ada kulit tidak ditemukan jamur
Aspergillus sp, hal ini dikarenakan para Aspergillus sp.
pedagang roti tawar yang peneliti temui 3. Keberadaan jamur kontaminan pada
hanya menyimpan produk roti tawar roti tawar yang dijual di Pasar
mereka disuhu ruang. Tradisional berdasarkan menjelang
Penjelasan di atas dapat memberikan masa kadaluwarsa, tidak ada sampel
gambaran bahwa kualitas roti tawar bukan (0%) yang ditemukan jamur
dilihat dari tanggal kadaluwarsa kemasan Aspergillus sp berdasarkan 1 hari
tetapi pada faktor-faktor lain, seperti: menjelang masa kadaluwarsa. dan 1
sebelum membeli atau mengkonsumsi roti sampel (6,2%) ditemukan jamur
tawar bukan hanya memperhatikan tanggal

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 129


Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 Nur Afni Sulastina

Aspergillus sp menjelang 2 hari 2. Untuk peneliti lainnya, diharapkan


menjelang masa kadaluwarsa. dapat melakukan penelitian lebih lanjut
Saran misalnya dengan menggunakan metode
1. Untuk masyarakat sebagai konsumen lain dan dengan menambahkan variabel
sebelum membeli roti tawar agar lebih lainnya guna memperkuat hasil
teliti serta memperhatikan kualitas dan penelitian.
kebersihan roti tawar yang akan
dikonsumsi.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, R. M. (2015). "Pengaruh Penggunaan Suhu Pengovenan Terhadap Kualitas Roti


Manis Dilihat Dari Aspek Warna Kulit, Rasa, Aroma Dan Tekstur." TEKNOBUGA:
Jurnal Teknologi Busana dan Boga 2(2).
Buckle (2009). "Ilmu Pangan. Jakarta: UI-Press."
Febrian, B. (2018). Analisis Indikator Ketahanan Pangan Di Kabupaten Sidoarjo, Universitas
Brawijaya.
Hasanah, U. (2017). "Mengenal Aspergillosis, Infeksi Jamur Genus Aspergillus." Jurnal
Keluarga Sehat Sejahtera Vol 15: 2.
Herdiani, S. (2019). "Perbedaan Kecepatan Pertumbuhan Aspergillus sp. Pada Roti Kemasan
dan Non Kemasan Di Bandar Lampung."
Hidayatullah, T. (2018). Identifikasi Jamur Rhizopus Sp Dan Aspergillus Sp Pada Pada Roti
Bakar Sebelum Dan Sesudah Dibakar Yang Dijual Di Alun-Alun Jombang, STIKES
Insan Cendekia Medika Jombang.
Mizana, D. K., et al. (2016). "Identifikasi Pertumbuhan Jamur Aspergillus Sp pada Roti
Tawar yang Dijual di Kota Padang Berdasarkan Suhu dan Lama Penyimpanan."
Jurnal Kesehatan Andalas 5(2).
Pujiati, W. (2018). Identifikasi Jamur Aspergillus sp Pada Tepung Terigu Yang Dijual Secara
Terbuka (Studi di Pasar Legi Jombang), STIKES Insan Cendekia Medika Jombang.
Ravimannan, N., et al. (2016). "Study on fungi associated with spoilage of bread." Int. J. Adv.
Res. Biol. Sci 3(4): 165-167.
RI, P. (2012). "Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan. Jakarta : Sekretariat
Negara.".
Syaifuddin, A. N. (2017). Identifikasi jamur Aspergillus Sp pada roti tawar berdasarkan
masa sebelum dan sesudah kadaluarsa (Studi di Desa Candimulyo Kecamatan
Jombang Kabupaten Jombang), STIKES Insan Cendekia Medika Jombang.
Yolanda, T. (2016). "Gambaran Keberadaan Jamur Kontaminan Aspergillus sp pada Cabai
Merah Giling yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Palembang Tahun 2016." KTI.
STIKES Abdi Nusa Palembang Jurusan Analis Kesehatan.

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 130

Anda mungkin juga menyukai