DOI: 10.36729
ABSTRAK
Latar belakang: Pangan merupakan kebutuhan dasar yang paling esensial bagi kelangsungan hidup
manusia, salah satunya adalah roti tawar yang sering digunakan sebagai menu sarapan pagi sebagian
masyarakat Indonesia. Roti tawar bisa dikonsumsi biasanya tidak dapat tahan lebih dari 7 hari, bahkan
ada yang hanya 3 hari. Kontaminasi jamur pada makanan dapat menyebabkan kerusakan, terutama
pada saat penyimpanan yang salah satunya Aspergillus sp merupakan spesies yang telah menyebar
luas, karena spora jamur yang mudah disebarkan oleh angin, mudah tumbuh pada bahan-bahan
pangan. Adanya mikroorganisme yang tumbuh di suatu bahan pangan sangat berpengaruh terhadap
penurunan kualitas produknya. Tujuan: Diketahuinya keberadaan jamur Aspergillus sp pada roti
tawar yang dijual di Pasar Tradisional. Metode: Penelitian yang digunakan adalah deskriptif, dan
sampel berjumlah 16 roti tawar di pasar tradisional dengan teknik samplingnya menggunakan
purposive sampling. Waktu penelitian pada bulan Maret-Juni 2018, Metode pemeriksaan dengan cara
isolasi jamur Aspergillus sp dengan media Sabaroud Dextrose Agar (+). Hasil: Dari 16 sampel yang
diteliti, didapatkan 1 sampel (6,2%) roti tawar yang positif ditemukan jamur Aspergillus sp dan 15
sampel (93,8%) yang negatif. Saran: Diharapkan masyarakat akat sebagai konsumen sebelum
membeli roti tawar agar lebih teliti serta memperhatikan kualitas dan kebersihan roti tawar yang akan
dikonsumsi serta prosuden roti agar menambah waktu kadaluwarsa pada produk rotinya.
ABSTRACT
Background: Food is the most essential basic need for human survival, one of which is white bread
which is often used as a breakfast menu for some Indonesian people. Bread can be consumed usually
can not hold more than 7 days, some even only 3 days. Fungal contamination of food can cause
damage, especially when storage, one of which is Aspergillus sp is a species that has spread widely,
because mold spores are easily spread by the wind, easy to grow on food ingredients. The existence of
microorganisms that grow in a food material is very influential on the decline in the quality of its
products. Purpose: Knowing the existence of Aspergillus sp on white bread sold in Traditional
Markets. Method: The research used is descriptive, and a sample of 16 loaves in traditional markets
with the sampling technique using purposive sampling. When the research was conducted in March-
June 2018, the method of examination was by isolation of the fungus Aspergillus sp with Sabaroud
Dextrose Agar (+) media. Results: From the 16 samples studied, 1 sample (6,2%) of positive bread
was found with Aspergillus sp and 15 samples (93,2%) which were negative. Suggestion: It is
expected that the akat community as consumers before buying white bread to be more thorough and
pay attention to the quality and cleanliness of white bread that will be consumed.
tumbuhi jamur Aspergillus flavus dan Keberadaan Jamur Kontaminan pada Roti
Aspergillus niger. Tawar yang dijual di Pasar Tradisional”.
Adapun penelitian yang dilakukan
oleh (Mizana, Suharti et al. 2016), untuk METODE PENELITIAN
mengidentifikasi pertumbuhan jamur Metode penelitian yang digunakan
Aspergillus sp pada tiga buah sampel roti dalam penelitian ini adalah kuantitatif
tawar yang dijual di kota Padang dapat deskriptif, dengan pendekatan cross-
dijelaskan bahwa jamur Aspergillus sp sectional. Sampel penelitian ini berjumlah
sudah tumbuh pada satu roti tawar dari tiga 16 sampel yang diambil dari 8 populasi
sampel (33,3%) pada hari ke-3 dan dua pedagang roti tawar di Pasar Tradisional.
sampel lainnya baru teridentifikasi pada Teknik sampling yang digunakan adalah
hari ke-4 di suhu kamar (250℃-280℃), Purposive Sampling, di mana pengambilan
sedangkan pada suhu kulkas (100℃- sampel dilakukan atas pertimbangan yang
150℃) jamur baru terlihat tumbuh pada dibuat oleh peneliti yaitu jenis roti (ada
media agar Sabouraud pada hari ke-5 untuk kulit / tidak ada kulit) dan menjelang
ketiga merek roti tawar. Pada suhu kamar tanggal kadaluwarsa (1-2 hari). Metode
secara kasat mata perubahan warna pada yang digunakan adalah metode Isolasi
permukaan roti tawar sudah terlihat, Jamur Aspergillus sp dengan menggunakan
sedangkan pada suhu kulkas tidak terdapat media SDA (+) yang diinkubasi selama 2-7
perubahan warna di permukaan roti tawar hari. Prinsip pemeriksaan yaitu identifikasi
sampai hari ke-14 yang terjadi adalah menggunakan media SDA (+), kemudian
perubahan tekstur yang menjadi sedikit koloni yang tumbuh di determinasi secara
keras. makroskopis dan mikroskopis. Analisa
Berdasarkan latar belakang di atas, data dilakukan secara univariat dan
peneliti melihat roti semakin digemari oleh tabulasi silang. Penelitian ini dilakukan
semua kalangan, jika dulunya masyarakat pada bulan Maret sampai dengan Juni
Indonesia lebih memilih untuk sarapan tahun 2018. Waktu pengambilan data
pagi dengan nasi atau bubur. Roti pun dilakukan pada tanggal 31 Juni – 5 Mei
menjadi pilihan mereka untuk dikonsumsi 2018.
pada pagi hari, selain itu roti dijadikan Dalam melaksanakan penelitian ada
camilan dan biasanya sering menyimpan 4 prinsip-prinsip etika penelitian yang
roti berhari-hari, sehingga peneliti ingin peneliti terapkan yakni (1) Menghindari,
melakukan penelitian mengenai “Analisis mencegah dan meminimalkan timbulnya
bahaya, (2) Meminimalkan kerugian serta
penelitian ini tidak mengganggu privasi dilihat pada tabel sebagai berikut :
nara sumber.
Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Jamur Kontaminan Pada Roti Tawar yang dijual
di Pasar Tradisional
No. Hasil Pemeriksaan Jumlah %
1 Positif 1 6,2
2 Negatif 15 93,8
Jumlah 16 100
Berdasarkan tabel 1 diatas dapat Aspergillus sp. dan 15 sampel (93,8%) roti
diketahui bahwa dari 16 sampel roti tawar tawar tidak ditemukan jamur Aspergillus
yang dijual di Pasar Tradisional, terdapat 1 sp.
sampel (6,2%) roti tawar ditemukan jamur
Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Jamur Kontaminan Pada Roti Tawar yang dijual
di Pasar Tradisional Berdasarkan Jenis Roti
Jenis Kontaminasi jamur
Jumlah
Roti Positif Negatif
n % n % N %
Ada Kulit 1 6,2 0 0 1 6,2
Tidak ada Kulit 0 0 15 93,8 15 93,8
Total 1 6,2 15 93,8 16 100
Berdasarkan tabel 2 di atas diperoleh sp dan 15 sampel roti tidak ada kulit
hasil bahwa, dari 16 sampel berdasarkan (93,8%) tidak ditemukan jamur Aspergillus
jenis roti tawar, terdapat 1 sampel roti ada sp.
kulit (6,2%) ditemukan jamur Aspergillus
Tabel 3.
Distribusi Frekuensi Jamur Kontaminan Pada Roti Tawar yang dijual di Pasar Tradisional
Berdasarkan Menjelang Masa Kadaluarsa
Kontaminasi jamur
Jumlah
Menjelang Masa Positif Negatif
Kadaluwarsa n % n % N %
1 hari 0 0 8 50 8 50
2 hari 1 6,2 7 43,8 8 50
Total 1 6,2 15 93,8 16 100
hari masa inkubasi, kisaran jumlah jamur Dari hasil penelitian di atas,
rata-rata adalah 7-10 x 104 koloni per menunjukkan bahwa terdapat 1 sampel roti
piring. Pertumbuhan jamur tidak diamati tawar yang ada kulitnya lebih cepat
selama dua hari pertama di semua sampel terkontaminasi jamur Aspergillus sp., hal
roti. Tetapi pertumbuhan jamur diamati ini disebabkan oleh bagian luar roti tawar
pada semua sampel dari hari keempat. lebih cepat terkena udara sehingga cepat
Jumlah jamur meningkat dengan hari-hari ditumbuhi oleh jamur dibandingkan bagian
penyimpanan. dalamnya.
Dari penelitian di atas menunjukkan Jamur Kontaminan Pada Roti Tawar
yang dijual di Pasar Tradisional
bahwa terdapat 1 sampel roti yang
Berdasarkan Menjelang Masa
terkontaminasi jamur, hal ini disebabkan Kadaluwarsa
Hasil yang diperoleh yakni tidak ada
roti yang terkontaminasi jamur ada banyak
sampel (0%) yang ditemukan jamur
faktor yang mempengaruhi, terutama cara
Aspergillus sp berdasarkan 1 hari
penyimpanan sehingga menyebabkan roti
menjelang masa kadaluwarsa. dan 1
cepat rusak yang berakibat penurunan
sampel (6,2%) ditemukan jamur
kualitas roti yang tidak layak konsumsi.
Aspergillus sp berdasarkan 2 hari
Jamur Kontaminan Pada Roti Tawar
yang dijual di Pasar Tradisional menjelang masa kadaluwarsa dari 8 sampel
Berdasarkan Jenis Roti
yang diteliti.
Dari penelitian ini diperoleh hasil,
Sedangkan sampel roti tawar yang
dari 16 sampel berdasarkan jenis roti
tidak ditemukan jamur Aspergillus sp yaitu
tawar, terdapat 1 sampel roti ada kulit
8 sampel (50%) yang menjelang 1 hari
(6,2%) ditemukan jamur Aspergillus sp dan
masa kadaluwarsa, dan 7 sampel (43,8%)
15 sampel roti tidak ada kulit (93,8%) tidak
yang menjelang 2 hari masa kadaluwarsa.
ditemukan jamur Aspergillus sp.
Hasil penelitian ini tidak begitu sejalan
Dari penelitian yang dilakukan oleh
dengan penelitian (Mizana, Suharti et al.
(Astuti 2015), Hasil penilaian pada
2016), menyatakan bahwa sekitar 66,7%
indikator karakteristik kulit dari sampel
jamur akan lebih mudah tumbuh pada roti
roti manis setelah dilakukan uji bahwa
tawar yang berada disuhu ruang.
bahwa ada pengaruh penggunaan suhu
Ada juga hasil penelitian dari
terhadap kualitas roti manis dilihat d ari
(Syaifuddin 2017), berdasarkan data hasil
aspek karakteristik kulit. Jamur bersifat
penelitian roti tawar yang memiliki masa
aerobik dan paling banyak atau lebih cepat
kadaluwarsa dua hari sebelum kadaluwarsa
tumbuh pada bagian luar permukaan bahan
ditemukan jamur Aspergillus flavus,
pangan yang tercemar. (Buckle 2009).
DAFTAR PUSTAKA