Anda di halaman 1dari 12

Kabupaten Pasuruan merupakan daerah sentra usaha produksi kue, salah

satunya yaitu kue pia yang memanfaatkan hasil pertanian kacang hijau sebagai

bahan dasar kue pia. Produksi kue pia tidak tahan lama atau cepat basi

disebabkan oleh mikroorganisme yang berasal dari tempat produksi yang

kurang bersih, pembungkusan yang tidak baik, pembungkusan yang tidak rapat

dapat mengakibatkan kontaminasi spora kapang dari udara sehingga

menyebabkan kontaminasi mikotoksin dari spesies-spesies kapang tertentu

salah satunya jamur Aspergillus sp (Lindawati dan Chylen,2019).

Produksi kue pia tidak tahan lama atau cepat basi disebabkan oleh

mikroorganisme yang berasal dari tempat produksi yang kurang bersih,

pembungkusan yang tidak baik, pembungkusan yang tidak rapat dapat

mengakibatkan kontaminasi spora kapang dari udara sehingga menyebabkan

kontaminasi mikotoksin dari spesies-spesies kapang tertentu salah satunya

jamur Aspergillus sp (Lindawati dan Chylen,2019).

Pia Malang memiliki cita rasa yang khas dan berbeda dengan bakpia yang

ada di Yogyakarta. Pia Malang memiliki tekstur yang lebih crispy. Jenis tekstur

tersebut membuat Pia Malang memiliki daya simpan yang lebih lama dari

Bakpia Pathuk khas Yogyakarta. Selain itu, ukuran pia Malang juga tergolong

lebih besar dan tebal, hal ini dikarenakan pia Malang terdiri dari beberapa layer

(Itiqomah,2018).

A. Tujuan Praktikum
Adapun tujuannya yaitu untuk mengidentifikasi spesies jamur yang tumbuh

pada pangan sampel kue pia berdasarkan bentuk koloni pada media kultur dan

morfologinya yang diamati secara mikroskopis.


fumigatus merupakan penyebab infeksi pada manusia yang terbanyak,

dimana > 90% menyebabkan invasif dan non-invasif aspergillosis. Aspergillosis

merupakan infeksi yang disebabkan oleh sejenis kapang (jamur). Penyakit akibat

infeksi aspergillosis biasanya mempengaruhi sistem pernapasan, tetapi tanda dan

tingkat keparahannya sangat bervariasi. jamur ini dapat ditemukan di tanah, air, dan

tumbuhan yang mengalami pembusukan, khususnya pada pupuk kandang dan

humus. Penyakit aspergillosis ini memiliki tingkat penyebaran yang cukup luas,

karena dapat menyebabkan penyakit pada manusia ataupun hewan

(Urip,dkk.2021).

Penularan aspergillosis ini dapat melalui inhalasi, spora jamur dapat masuk

ke dalam paru-paru, karena suhu optimum jamur untuk tumbuh dan berkembang

pada rentang ± 300C, hampir sama dengan suhu tubuh normal manusia yaitu 36,5-

37,20C, dan biasanya ditemukan pada penderita yang mengalami

immunokompromais, selain itu dapat melalui seperti terpapar secara lokal akibat

luka operasi, kateter intravenous, dan armboard yang terkontaminasi

(Urip,dkk.2021).

Jamur ini merupakan patogen utama yang menyebar di udara dan dapat

ditemukan pada pupuk kandang dan humus. Jamur Aspergillus dapat tumbuh

sebagai saprofit pada tumbuh-tumbuhan yang membusuk, dan terdapat pula pada

tanah, debu organik, air, atau pada permukaan bahan makanan termasuk buah dan

sayuran. Selain itu, spora Aspergillus yang memiliki ukuran sangat kecil dan ringan

mudah menyebar di udara, sehingga mempunyai peran yang sangat besar dalam

mencemari makanan, kemudian buah dan sayur yang terinfeksi oleh jamur akan
terlihat pada sayur dan buah yang busuk. Makanan, buah, dan sayuran ini dapat

ditemukan di pasar, karena pasar merupakan sumber dari segala jenis makanan

yang akan dikonsumsi masyarakat luas, baik dalam bentuk mentah ataupun siap

untuk dikonsumsi. Kondisi pasar tradisional yang tidak tertata rapi, kotor, serta

sanitasi yang buruk di pasar menyebabkan jamur mudah tumbuh, hal ini didukung

dengan faktor suhu dan kelembapan yang ada di pasar (Urip,dkk.2021).

Jamur Aspergillus sp pada beberapa spesies (Aspergillus flavus, Aspergillus

niger, Aspergillus terreus, Aspergillus fumigatus termasuk golongan jamur yang

paling banyak terdapat dialam, yang biasa ditemukan diudara dan makanan

penyebab kontaminasi, dan dapat dicegah melalui berbagai cara yaitu :

1. memilih bahan baku yang berkualitas baik (tepung yang rusak dapat dilihat dari

perubahan warna dan adanya gumpalan,sedangkan santan yang rusak dapat

dilihat dari bau yang tengik),

2. menggunakan ruangan dan peralatan masak yang bersih,

3. pekerja dalam keadaan bersih,

4. bahan kemasan kue pia harus bersih dan dalam keadaan baik (apabila bahan

pembungkus rusak sebaiknya tidak memilih kue pia tersebut).

Aflatoksin merupakan kandungan zat racun yang dapat menyebabkan

kerusakan pada makanan, menurunkan imunitas dan penyebab penyakit kanker

(Lindawati dan Chylen,2019).

Kasus Aspergillosis di Indonesia terjadi pada tahun 2014 di Rumah Sakit

Moewardi Surakarta ditemukan kasus Aspergiloma paru pada pasien pasca infeksi

tuberkulosis paru disertai dengan hemoptisis berulang. Pada tahun 2016 dilakukan
3 Kue Pia
(Hijau)
- - -

Berwarna Koloni
hijau tua berwarna
pinggiran
hijau tua,
putih,
tepian bentuk
rata, koloni
berbau
granula
khas,
Bentuk dan
Bulat kompak,
berkoloni,
hialin
sedikit
berbulu reverse

A. Gambar Pengamatan

Gambar 1 Gambar 2
Pengamatan mikroskopik langsung Pengamatan Mikroskopik Langsung
Koloni Hijau (Plate 1) Koloni Hitam (Plate 2)
Gambar. 3 Gambar. 4 Gambar. 5
Pengamatan Makroskopik Pengamatan Makroskopik Pengamatan Makroskopik
Koloni Hijau (Plate 1) Koloni Hitam (Plate 2) Koloni Hijau (Plate 3)

Gambar. 6 Gambar .7
Pengamatan Mikrokopis Tak langsung Pengamatan Mikrokopis Tak langsung
Koloni Hijau (Plate 1) Koloni Hitam (Plate 2)

B. Pembahasan

Pada praktikum kali ini, kami melakukan percobaan yaitu

mengidentifikasi fungi kontaminan pada pangan dengan menggunakan

sampel kue pia yang telah dibiarkan beberapa hari sehingga menghasilkan

jamur. Dalam percobaan praktikum kali ini dilakukan di laboratorium

mikrobiologi lantai 1 Universitas Megarezky prodi D-IV Teknologi

Laboratorium Medik.
Jamur adalah organisme yang sel-selnya berinti sejati atau eukariotik,

berbentuk benang, bercabang-cabang, tidak berklorofil, dinding selnya

mengandung kitin atau selulosa atau keduanya, heterotrof, absortif dan

sebagian besar tubuhnya terdiri dari bagian vegetatif berupa hifa dan generatif

yaitu spora. Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang

membentuk dunia jamur atau regnum fungi. Jamur pada umumnya

multiseluler (bersel banyak). Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar

yang disebut hifa.Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari

dinding berbentuk pipa.

Aspergillus adalah suatu jamur yang termasuk dalam kelas Ascomycetes

yang dapat ditemukan dimana–mana di alam ini. Ia tumbuh sebagai saprofit

pada tumbuh-tumbuhan yang membusuk dan terdapat pula pada tanah, debu

organik, makanan dan merupakan kontaminan yang lazim. Aspergillus adalah

jamur yang membentuk filamen-filamen panjang bercabang, dan membentuk

miselia dan konidiospora. Aspergillus berkembang biak dengan pembentukan

hifa atau tunas dan menghasilkan konidiofora pembentuk spora. Sporanya

tersebar bebas di udara terbuka sehingga inhalasinya tidak dapat dihindarkan

dan masuk melalui saluran pernapasan ke dalam paru. Cici–ciri Aspergillus

adalah mempunyai hifa berseptat dan miselium bercabang, sedangkan hifa

yang muncul diatas permukaan merupakan hifa fertil, koloninya

berkelompok, konidiofora berseptat atau nonseptat yang muncul dari sel kaki,

pada ujung hifa muncul sebuah gelembung, keluar dari gelembung ini muncul

sterigma, pada sterigma muncul konidium–konidium yang tersusun berurutan


mirip bentuk untaian mutiara, konidium–konidium ini berwarna (hitam,

coklat, kuning tua, hijau) yang memberi warna tertentu pada jamur.

Adapun prosedur praktikum yang dilakukan dengan sterilisasi alat yang

akan digunakan seperti, cawan petri & erlenmenyer dibungkus menggunakan

kertas kemudian dimasukan kedalam autoclave dengan suhu 37°C selama 15

menit. Kemudian dilakukan pembuatan media SDA (Saboraud Dextrose

Agar) dengan cara pertama media SDA ditimbang sebanyak 23,4 gram.

Fungsi dari media SDA (Saboraud Dextrose Agar) yaitu, isolasi

mikroorganisme menjadi kultur murni, untuk budidaya jamur patogen,

komensal dan ragi, digunakan dalam evaluasi mikologi makanan, serta secara

klinis membantu dalam diagnosis ragi dan jamur penyebab infeksi. Kemudian

dimasukan kedalam Erlemayer (Funsi erlenmeyer yaitu untuk menampung

dan mengukur bahan yang akan dianalisa). lalu ditambahkam aquades

(berfungsi sebagai pelarut), sebanyak 360 ml lalu dipanaskan diatas api

Bunsen hingga media jernih, didiamkan beberapa menit hingga tidak terlalu

panas lalu tuang SDA cair pada cawan petri sebanyak 20ml. Diamkan hingga

media SDA padat lalu disimpan 2x 24 jam.

Pada identifikasi ini dilakukan pengamatan mikroskopik secara langsung

yang di lakukan fiksasi terlebih dahulu objek glass diatas api bunsen yang

dilewatkan 2-3 kali, kemudian Ditetesi KOH10% Diatas objek glass sebanyak

1-2 tetes, ( Fungsi larutan KOH10% yaitu melarutkan keratin yang terdapat

dalam bahan pemeriksaan sehingga adanya jamur yang terlihat jelas). Setelah

ditetesi, diaambil koloni jamur menggunakan ose bulat lalu diletakkan diatas
objek glass yang dittesi KOH10%. Kemudian ditutup dengan deck glass lalu

diamati dengan perbesaran 10-40x.

Setelah dilakukan pengamatan mikroskopik secara langsung, kemudian

dilakukan pengamatan secara Makroskopik, dimana pertama diambil koloni

jamur pada kue pia mwnggunkan ose bulat kemuidan dilakukan penggoresan

pada media SDA. Setelah itu disimpan media SDA selama 5-7 hari kemudian

diamati pertumbuhan, jenis, bentuk,bau, dan warna pada media.

Kemudian dilanjutkan dengan melakukan pengamatan Mikroskopik

tidak langsung, Difiksasi objeck glass dan deck glass pada api bunsen, lalu

ditetesi larutan Lacthephenol Cotton Blue yang berfungsi untuk memperjelas

morfologi saat diamati dibawah mikroskop. pada objek glass 1-2 tetes,

diambil koloni jamur menggunakan ose dan diletakkan koloni jamur pada

objek glass yang telah ditetesi larutan Lacthephenol Cotton Blue, kemudian

dihomogenkan hingga tercampur rata dan ditutup menggunakan deck glass

lalu diamati dibawa mikroskop pada perbesaran 10-40x.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, Hasil yang kami

dapatkan yaitu :

Pada Plate 1 sampel kue pia (koloni hijau) pada pengamatan

Makroskopik dinyatakan bahwa Berwarna hijau tua, pinggiran putih, tepian

rata, Bentuk Bulat berkoloni, berbau khas dan sedikit berbulu. Sedangkan

pada pengamatan mikroskopik tidak langsung, dinyatakan bahwa sampel

yang diamati Hifa tidak bersepta, konidiafor memanjang, dinding halus,

konidia yang berbentuk, terdapat konidiospra yang menempel pada ujung


konidia, hifa dan spora berwarna biru. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

jenis fungi ini adalah Aspergillus Fumigatus.

Aspergillus fumigatus adalah mikroorganisme saprofit yang banyak

tersebar di alam melalui udara dalam bentuk spora. A. fumigatus ini biasa

ditemukan di tanah dan bahan organik seperti tumpukan kompos dan

memainkan peran penting dalam siklus karbon dan nitrogen. Koloni jamur A.

fumigatus diproduksi di konidiofor, terdapat ribuan konidia berwarna abu-abu

kehijauan, Konidia tersebut diperbanyak melalui reproduksi secara aseksual

dan seksual. Cici–ciri Aspergillus Fumigatus adalah berwarna hijau tua

dengan pinggiran putih, koloni tersebut berwarna terang dengan misellium

seperti kapas. Awal pengamatan muncul sebagai flame putih dan berubah

warna tergantung spesies nya, konidia menyebar.

Klasifikasi Jamur Aspergillus Fumigatus :

Kingdom : Fungi

Divisi : Ascomycota

Kelas : Eurotiomycetes

Ordo : Eurotiales

Famili : Trichocomaceae

Genus : Aspergillus

Spesies : A. Fumigatus

Pada Plate 2 sampel kue pia (koloni hitam) pada pengamaatan

makroskopik dinyatakan bahwa sampel berwarna hitam, Bentuk koloni

Menyebar seperti kapas, beberapa area berwarna putih dan semakin pekat
sejalan dengan tuanya umur koloni, Sedangkan pada pengamatan

mikroskopik tidak langsung dinyatakan bahwa sampel yang diamati kepala

konidia berwarna coklat tua, memancar dan biseriate dengan metula.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa jenis fungi ini adalah Aspergillus Niger

Van Tiegham

Aspergillus Niger Van Tiegham merupakan salah satu spesies yang

paling umum dan mudah diidentifikasi dari genus, famili, ordo dan kelas

Fungi. Aspergillus Niger dapat tumbuh dengan cepat, diantaranya digunakan

secara komersial dalam produksi asam sitrat, asam glukonat dan pembuatan

berapa enzim seperti amilase, pektinase, amiloglukosidase dan sellulase.

Aspergillus Niger dapat tumbuh pada suhu 35ºC-37ºC. Aspergillus Niger

memiliki sistem metabolisme yang terdiri dari sitoplasma, mitokondria, dan

peroksisom. Dalam sistem ini, tergabung metabolisme karbohidrat dan

metabolisme asam amino yang terjadi di dua reaksi, yaitu reaksi anabolik dan

katabolik. Ciri-ciri jamur Aspergillus Niger yaitu memiliki spora berwarna

putih kehitaman, dan itensitas warna bertambah pada biakan yang semakin

tua. Bentuk permukaan koloni timbul dengan tekstur yang halus.

Klasifikasi Jamur Aspergillus Niger :

Kingdom : Fungi

Divisi : Eumycetes

Kelas : Deuteromycetes

Ordo : Moniliales

Famili : Moniliaceae
Genus : Aspergillus

Spesies : Aspergillus niger

Pada Plate 3 sampel kue pia (koloni hijau) pada pengamatan

makroskopik, hasil yang didapat sama dengan plate 1 yaitu Berwarna hijau

tua, pinggiran putih, tepian rata, Bentuk Bulat berkoloni, berbau khas dan

sedikit berbulu. Sedangkan pada pemeriksaan secara mikroskopik tidak

langsung tidak ditemukan jenis jamur dikarenakan sampel yang di simpan di

atas preparat terlalu sedikit dan juga pemberian larutan LCB terlalu banyak

sehingga membuat jamur sulit terlihat di mikroskop


DAFTAR PUSTAKA

Athaya, N. A. 2021. Gambaran Jamur Aspergillus sp Pada Penderita Tuberkulosis


Paru Di Rumah Sakit Sistematic Review. Medan : Politeknik Kesehatan
Kemenkes Medan.
Gandi, N. L. P. G. Dkk. 2019. Studi Jamur Aspergillus fumigatus penyebab
Aspergillosis di Pasar Cakranegara Kota Mataram dengan Media
Pertumbuhan Potato Dextrose Agar (PDA). Jurnal Analis Medika Bio Sains.
6(1). 1-8.
Istiqomah, I. A. 2018. Analisis Kelayakan Finansial Agroindustri Kue Pia (Kasus
Pada UMKM Pia Nusantara). Malang : Universitas Brawijaya.
Lindawati, S dan Chylen S. R. 2019. Identifikasi Aspergillus Flavus Pada Kue Pia
Yang Dijual Di Dusun Warurejo Kabupaten Pasuruan. Medicra (Journal of
Medical Laboratory Science Technology). 2(2). 56-62.
Musnawati,2017. Studi Pembuatan Bakpia Isi Tausa Kacang Hijau (Vigna
Radiate) Dengan Penambahan Rumput Laut (Eucheuma Cottoni) Sebagai
Sumber Serat Alternatif. Pangkep : Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.
Urip, dkk. 2021. Studi Jamur Aspergillus Fumigatus Dipasar Cakra Negara Kota
Mataram Penyebab Penyakit Aspergillosis Menggunakan Media
Pertumbuhan Potato Dextrose Agar. Jurnal Ilmiah Biologi. 9(2). 631-638.
Wahdania, I.dkk.2016. Uji Daya Hambat Aspergillus Niger Pada Berbagai Bahan
Pembawa Terhadap Phytopththora Palmivora Penyebab Busuk Buah
Kakao (Theobroma Cacao L). e-J. Agrotekbis. 4(5).521-529.

Anda mungkin juga menyukai