A. Kapang
Rhizopus oryzae)
Ryzopus orizae merupakan jamur yang sering digunakan dalam pembuatan tempe. Jamur ini
sangat aman untuk dikonsumsi karena tidak menghasilkan toksin dan mampu menghasilkan
asam laktat. Rhizopus oryzae pada kedelai tersebut menghasilkan enzim-enzim yang mampu
merombak senyawa protein kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana, sehingga
tempe lebih mudah dicerna oleh tubuh. Secara umum jamur juga membutuhkan air untuk
pertumbuhannya, tetapi kebutuhan air jamur lebih sedikit dibandingkan dengan bakteri.
Selain pH dan kadar air yang kurang sesuai untuk pertumbuhan jamur, jumlah nutrien dalam
bahan, juga dibutuhkan oleh jamur.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan tempe adalah sebagai
berikut:
1. Oksigen
Oksigen dibutuhkan untuk pertumbuhan kapang. Aliran udara yang terlalu cepat
menyebabkan proses metabolisme akan berjalan cepat sehingga dihasilkan panas yang dapat
merusak pertumbuhan kapang. Oleh karena itu apabila digunakan kantong plastik sebagai
bahan pembungkusnya maka sebaiknya pada kantong tersebut diberi lubang dengan jarak
antara lubang yang satu dengan lubang lainnya sekitar 2 cm.
2. Uap air
Uap air yang berlebihan akan menghambat pertumbuhan kapang. Hal ini disebabkan karena
setiap jenis kapang mempunyai Aw optimum untuk pertumbuhannya.
3. Suhu
Kapang tempe dapat digolongkan kedalam mikroba yang bersifat mesofilik, yaitu dapat
tumbuh baik pada suhu ruang (25-27°C). Oleh karena itu, maka pada waktu pemeraman,
suhu ruangan tempat pemeraman perlu diperhatikan.
4. Keaktifan Laru
Laru yang disimpan pada suatu periode tertentu akan berkurang keaktifannya. Karena itu
pada pembuatan tape sebaiknya digunakan laru yang belum terlalu lama disimpan agar dalam
pembuatan tempe tidak mengalami kegagalan.
Kadar senyawa kimia yang terkandung dalam tempe adalah sebagai berikut :
1. Asam Lemak = 18-32%
2. Vitamin = B kompleks dan larut lemak (Vitamin A, D, E, dan K)
3. Mineral = mineral besi, tembaga, dan zink berturut-turut adalah 9,39; 2,87; dan 8,05
mg setiap 100 g tempe.
4. Anti oksidan
5. Protein = 35-45%
6. Karbohidrat = 12-30%
7. Air = 7%
B. Khamir
Saccharomyces cerevisiae)
Ragi akan merombak gula membentuk gas karbondioksida dan alkohol. Gas
karbondioksida akan terperangkap pada adonan yang menyebabkan adonan mengembang dan
menghasilkan roti yang empuk Panas yang masuk ke dalam adonan akan menyebabkan gas
dan uap air terdesak ke luar dari adonan, sementara terjadi proses gelatinisasi pati sehingga
terbentuk struktur frothy. Fermentasi adonan didasarkan pada aktivitas-aktivitas metobolis
dari khamir . Aktivitas mikroorganisme ini pada kondisi anaerob akan menghasilkan
metabolit fungsional yang penting pada pembentukkan adonan. Dengan mengendalikan
parameter proses fermentasi dan metode preparasi adonan, dapat dimungkinkan
mempengaruhi aktivitas mikroorganisme dan enzim untuk menghasilkan adonan roti yang
dikehendaki seperti volume, konsistensi, dan pembentukkan.
C. Bakteri
Lactobacillus bulgaricus)
Yogurt merupakan produk fermentasi susu yang diberi tambahan bakteri sebagai
starter. Jenis bakteri yang digunakan adalah Lactobacillus bulgaricus, bakteri-bakteri ini
yang akan memicu proses fermentasi dari susu yaitu mengubah laktosa pada susu menjadi
asam laktat. yogurt dibuat sebagai salah satu cara untuk mengawetkan susu. Yogurt
dihasilkan melalui proses fermentasi, dimana bakteri baik atau probiotik melakukan
serangkaian proses kimia yang menghasilkan fermentasi. Bakteri baik ini memiliki
karakteristik yang sama dengan mikroorganisme yang menguntungkan sistem pencernaan.
Asam laktat pada yoghurt dapat merangsang Gerakan peristaltik dalam saluran
pencernaan tubuh Manusia sehingga terjadi peningkatan proses Pencernaan, penyerapan,
pembuangan feses, serta Pembuangan bakteri atau patogen. Beberapa Spesies bakteri yang
mampu berperan dalam Pembuatan yoghurt antara lain Streptococcus Salivarius,
Streptococcus thermophillus, Lactobacillus delbrueckii, Lactobacillus bulgaricus,
Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus casei dan Lactobacillus bifidus. Namun dari
beberapa Spesies bakteri tersebut, terdapat dua bakteri yang Merupakan kombinasi kultur
paling bagus untuk Pembuatan yoghurt, karena terjadi simbiosis Mutualisme saat proses
fermentasi yoghurt Berlangsung. Kedua bakteri tersebut adalah Lactobacillus Bulgaricus dan
Streptococcus thermophilus, dimana L. bulgaricus akan menghasilkan asam amino dan
Peptide pendek yang dapat memicu pertumbuhan S. Thermophilus dan S. Thermophilus
sendiri Memproduksi asam format yang dapat membantu Pertumbuhan L. Bulgaricus. Kedua
bakteri Tersebut, memiliki peran yang berbeda dalam proses Fermentasi yoghurt dimana L.
Bulgaricus lebih Berperan dalam pembentukan aroma, sedangkan S.Thermophilus lebih
berperan dalam pembentukan Cita rasa dan tingkat keasaman yang dihasilkan
Yogurt yang mengandung bakteri hidup atau bakteri aktif bermanfaat bantu sistem
pencernaan dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Bakteri dalam yogurt ini punya banyak
manfaat yang secara langsung memberikan manfaat pada tubuh.
Bakteri yang terdapat dalam yogurt memiliki struktur molekul yang mirip dengan
mikroorganisme yang ditemukan dalam usus manusia, sehingga membantu tubuh mencerna
dan menyerap nutrisi dari makanan. Bakteri dalam yogurt juga membantu melindungi tubuh
dari bakteri patogen yang dapat menimbulkan penyakit.
Daftar Pustaka
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Rhizopus_oryzae
https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/12/27/pemamfaatan-
bakteri-rhizopus-oryzae-dalam-industri-tempe/
https://jtp.ub.ac.id
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Saccharomyces_cerevisiae
https://e-journal.unair.ac.id
https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/12/27/peranan-
jamur-ragi-saccharomyces-cerevisiae-sebagai-fermentasi-roti/
https://en.m.wikipedia.org/wiki/
Lactobacillus_delbrueckii_subsp._bulgaricus
https://journal.uny.ac.id