PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bioteknologi berasal dari dua kata, yaitu 'bio' yang berarti makhuk hidup dan
'teknologi' yang berarti cara untuk memproduksi barang atau jasa. Dari paduan dua
kata tersebut European Federation of Biotechnology mendefinisikan bioteknologi
sebagai perpaduan dari ilmu pengetahuan alam dan ilmu rekayasa yang bertujuan
meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel, bagian dari organisme hidup. dan analog
molekuler untuk menghasilkan produk dan jasa.
1
B. Tujuan
C. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Tempe sangat baik untuk diberikan kepada segala kelompok umur (dari bayi
hingga lansia) oleh karena itu tempe adalah makanan untuk semua umur. Tempe
sering dijumpai di rumah maupun di warung-warung, sebagai lauk dan pelengkap
hidangan temyata tempe memiliki kandungan dan nilai cema yang lebih baik
dibandingkan dengan kedelai.
3
B. Tahapan-Tahapan dalam Proses Pembuatan Tempe
Biji kedelai harus bersih, bebas dari campuran batu kerikil, atau bijian
lain, tidak rusak dan bentuknya seragam. Kulit biji kedelai harus dihilangkan
untuk memudahkan pertumbuhan jamur. Penghilangan kulit biji dapat
dilakukan secam kering atau basah. Cara kering lebih efisien. yaitu
dikeringkan terlebih dahulu pada suhu 104° C selama 10 menit atau dengan
pengeringan sinar matahari selama 1-2 jam. Selanjutnya penghilangan kulit
dilakukan dengan alat "Burr Mill". Biji kedelai tanpa kulit dalam keadaan
kering dapat disimpan lama.
4
Proses hidrasi terjadi selama perendaman dan perebusan biji. Makin
tinggi suhu yang dipergunakan makin cepat proses hidrasinya, tetapi bila
perendaman dilakukan pada suhu tinggi menyebabkan penghambatan
pertumbuhan bakteri sehingga tidak terbentuk asam.
3. Proses Perebusan
5. Inokulasi
a. Usar, dibuat dari daun waru (Hibiscus tiliaceus) atau jati (Tectona
grandis) merupakan media pembawa spora jamur. Usar ini banyak
dipergunakan di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
d. Ragi tempe yang dibuat dari tepung beras yang dibuat bulat seperti
ragi roti.
5
g. Ragi tempe yang dibuat dari tepung beras yang dicampurkan dengan
jamur tempe yang ditumbuhkan pada medium dan dikeringkan.
6. Pengemasan
6
Berdasarkan sumber mikroorganisme, proses fermentasi dibagi 2 (dua) yaitu:
(2) Fermentasi tidak spontan adalah fermentasi yang terjadi dalam bahan
pangan yang dalam pembuatannya ditambahkan mikrorganisme dalam
bentuk starter atau ragi, dimana mikroorganisme tersebut akan umbuh dan
berkembangbiak secara aktif merubah bahan yang difermentasi menjadi
produk yang diinginkan, contohnya pada pembuatan tempe dan oncom.
C. Pembuatan Tempe
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada proses pengolahan tempe
agar diperoleh hasil yang baik ialah:
a. Kedelai harus dipilih yang baik (tilak busuk) dan tidak kotor:
b. Air harus jernih, tidak berbau dan tidak mengandung kuman penyakit
c. Cara pengerjaannya harus bersih,
d. Bibit tempe (ragi tempe) harus dipilih yang masih aktif (bila diremas
membentuk butiran halus atau tidak menggumpal),
Bahan
1. Kacang kedelai
2. Ragi tempe
3. Air secukupnya
Alat
7
Cara Pembuatan
1. . Biji kedelai yang telah dipilih/dibersihkan dari kotoran, dicuci
dengan air PDAM atau air surmur yang bersih selama 1 jam.
2. Setelah bersih, kedelai direbus dalam air selama 2 jam.
3. Kedelai kemudian direndam 12 jam dalam air panashangat bekas air
perebusan supaya kedelai mengembang.
4. Berikutnya, kedelai direndam dalam air dingin selama 12 jam.
5. Setelah 24 jam direndam seperti pada butir 3 dan butir 4 di atas,
kedelai dicuci dan dikuliti (dikupas).
6. Setelah dikupas, kedelai direbus untuk membunuh bakteri yang
kemungkinan tumbuh selama perendaman.
7. Kedelai diambil dari dandang, diletakkan di atas tampah dan
diratakan tipis-tipis. Selanjutnya, kedelai dibiarkan dingin sampai
permukaan keping kedelai kering dan airnya menetes habis.
8. Sesudah itu, kedelai dicampur dengan laru (ragi 2%) guna
mempercepat atau merangsang pertumbuhan jamur. Proses
mencampur kedelai dengan ragi memakan waktu sekitar 20 menit.
Tahap peragian (fermentasi) adalah tahap penentu keberhasilan
dalam membuat tempe kedelai.
9. Bila campuran bahan fermentasi kedelai sudah rata, campuran
tersebut. dicetak pada loyang atau cetakan kayu dengan lapisan
plastik atau daun yang akhirnya dipakai sebagai pembungkus.
Sebelumnya, plastik dilobangi/ditusuk-tusuk. Maksudnya ialah
untuk memberi udara supaya jamur yang tumbuh berwama putih.
Proses percetakan/pembungkus memakan waktu 3 jam. Daun yang
biasanya buat pembungkus adalah daun pisang atau daun jati.
10. Setelah 24 jam, tutup dibuka dan campuran kedelai
didinginkan/diangin- anginkan selama 24 jam lagi. Setelah itu,
campuran kedelai telah menjadi tempe siap jual.
8
D. Faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Pembuatan Tempe
a. Oksigen
Oksigen dibutuhkan untuk pertumbuhan kapang. Aliran udara yang terlalu
cepat menyebabkan proses metabolisme akan berjalan cepat sehingga
dihasilkan panas yang dapat merusak pertumbuhan kapang. Oleh karena itu
apabila digunakan kantong plastik sebagai bahan pembungkusnya maka
sebaiknya pada kantong tersebut diberi lubang dengan jarak antara lubang
yang satu dengan lubang lainnya sekitar 2 cm.
b. Uap air
Uap air yang berlebihan akan menghambat pertumbuhan kapang. Hal ini
disebabkan karena setiap jenis kapang mempunyai Aw optimum untuk
pertumbuhannya.
c. Suhu
Kapang tempe dapat digolongkan kedalam mikroba yang bersifat
mesofilik, yaitu dapat tumbuh baik pada suhu ruang (25-27oC). Oleh
karena itu, maka pada waktu pemeraman, suhu ruangan tempat pemeraman
perlu diperhatikan.
E. Manfaat Tempe
1. Sumber Nutrisi
a. Protein
Setiap 100 gram tempe segar dapat menyumbangkan 10,9 gram protein
bagi tubuh konsumennya. Itu berarti lebih dari 25% kebutuhan protein
yang dianjurkan per hari bagi orang dewasa. Keunggulan tempe adalah
sekitar 56% dari jumlah protein yang dikonsumsi dapat dimanfaatkan
tubuh. Nitrogen terlarutnya meningkat 0,5- 2.5% dan jumlah asam
amino bebasnya setelah fermentasi meningkat 1-85 kali lipat dari
kadarnya pada kedelai mentah.
b. Enzim
Tempe juga mengeluarkan enzim protease yang diperlukan dalam
proses metabolisme protein menjadi asam amino di dalam pencernaan.
c. Lemak
Kadar lemak tempe cukup tinggi. Dalam 100 gram tempe segar terdapat
8,8 gram lemak, dan 19,7 gram lemak pada tempe kering. Keunikannya,
9
tempe juga mengeluarkan enzim lipase yang akan memecah lemak itu
menjadi asam lemak. Kadarnya yang terbesar adalah asam lemak
esensial linolenat (omega 3 dan omega 6), selain linoleat dan oleat
(omega 9),
d. Vitamin
Tempe merupakan sumber vitamin yang baik, khususnya tiamin,
riboflavin, asam folat, vitamin B6 (piridoksin), dan vitamin B12. Selain
itu, tempe adalah sumber beberapa mineral penting sperti kalsium,
fosfor, zat besi dan seng.
e. Mineral
Zat besi pada tempe temyata juga lebih mudah diserap tubuh dibanding
pangan nabati lainnya. Sementara mineral kalsiumnya berfungsi ganda,
yaitu mencegah osteoporosis dan menurunkan kolesterol darah.
a. Diet
Bagi mereka yang diet rendah kalori, tempe merupakan makanan yang
cocok, yaitu hanya 157 kalori per 100 gram. Padahal beberapa makanan
lain nilainya di atas 350 kalori.
b. Diabetes
Hidangan yang sesuai bagi penderita diabetes karena gula yang rendah
c. Serangan Jantung dan Stroke
Berbagai hasil penelitian terakhir menunjukkan, konsumsi tempe yang
teratur setiap hari dapat menurunkan kolesterol darah. Senyawa protein,
asam lemak PUFA, serat, niasin dan kalsium, terutama aktif
menurunkan kolesterol jahat dalam darah. Sehingga penyumbatan
pembuluh darah oleh plaque kolesterol dan pengerasan pembuluhnya
dapat dicegah. Penyumbatan dan pengerasan ini sering disebut
aterosklerosis yang menyebabkan penyakit jantung, hipertensi, dan
stroke. Di dalam tempe juga terdapat senyawa yang akan menghambat
aktivitas HMG-CoA reduktase, enzim yang berperan dalam
pembentukan kolesterol. Dengan menghambat aktivitas enzim ini, maka
tahap awal sintesa kolesterol dapat dicegah.
d. Osteoporosis
Tempe juga dapat membantu kecukupan kalsium tubuh dan mengurangi
risiko osteoporosis yang banyak dialami oleh orang lanjut usia.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tempe mengalami peningkatan nilai gizi kurang lebih 2 kali lipat setelah. kedelai
difermentasi menjadi tempe, seperti kadar vitamin B2, vitamin B12. niasin, dan
asam pantorenat.
a.Penyortiran,
b. Pencucian,
c.Perebusan 1.
d. Pengupasan kulit,
e.Perendaman,
f. Perebusan 2.
g. Penirisan dan pendinginan,
h. Penginokulasian/peragian,
i. Pembungkusan, dan
j. Pemeraman.
3. Manfaat tempe selain sebagai sumber gizi juga dapat mencegah berbagai jenis
penyakit seperti diet, diabetes, serangan jantung dan stroke, osteoporosis, diare,
kanker, anemia, infeksi, dll.
B. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
Astawan, M. dan Mita W. Teknologi pengolahan pangan nabati tepat guna. Jakarta:
Akademika Pressindo, 1991. Hal. 94-96.
Buku seri teknologi makanan II. Bogor Pusat Penelitian dan Pengembangan
Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor, 1983. Hal. 39-45. Sarwono, B.
Membuat tempe dan oncom. Jakarta: PT. Penebar Swadaya, 1982. Hal.10-15.
Tri Radiyati et.al. Pengolahan Kedelai. Subang: BPTTG Puslitbang Fisika Terapan
LIPI, 1992. Hal. 1-5.
Tri Margono. Detty Suryati, Sri Hartinah, Buku Panduan Teknologi Pangan, Pusat
Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI bekerjasama dengan Swiss.
Development Cooperation, 1993.
12