Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Mikroorganisme

Mikroorganisme adalah organisme uniseluler yang berukuran sangat kecil, (< 1 mm)
sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantu penglihatan (Kusnadi, et al., 2003).
Faktor fisiko kimia lingkungan, termasuk salinitas mempengaruhi keberadaan
mikroorganisme dimana suatu mikroorganisme memiliki kemampuan beradaptasi yang
tinggi terhadap lingkungannya dalam melangsungkan aktivitas kehidupan meliputi
pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi (Darkuni, 2001).

Mikroorganisme meliputi bakteri, yeast, kapang, jamur, prokariota, protista dan alga
uniseluler. Salah satu habitat mikroorganisme adalah akar tanaman (rhizosfer) (Brock et
al., 1994). Rhizosfer kaya akan eksudat yang dikeluarkan oleh tanaman melalui proses
sekresi akar. Kandungan eksudat antara lain adalah karbohidrat, asam amino, asam
organik, enzim dan senyawa-senyawa lain (Hoagland,et al., 1985; Cheema, et al., 2012).
Mikroorganisme memanfaatkan eksudat melalui proses dekomposisi. Dekomposisi
eksudat oleh mikroorganisme menghasilkan energi dan senyawa prekursor. Senyawa
prekursor ini dapat dimanfaatkan oleh mikroorganisme dan tanaman. Oleh karena itu,
keberadaan mikroorganisme menjadi salah satu parameter produktivitas tanah
(Kartasapoetra et al., 1991). Tanah yang berada dalam kondisi normal mengandung
berbagai jenis mikroorganisme (Schlegel dan Schmidt, 1994).

Mikroorganisme memiliki peranan penting dalam kehidupan (Darkuni, 2001). Menurut


Schlegel dan Schmidt (1994), mikroorganisme berperan dalam proses fermentasi,
misalnya Aspergillus niger, penghasil antibiotik, vektor dalam genetika modern dan
peningkat kesuburan tanah melalui fiksasi nitrogen. Contoh bakteri pemfiksasi nitrogen
adalah Azotobacter, Clostridium, Rhodospirillum, Nitrosomonas dan Nitrosococcus
(Dwidjoseputro, 2005). Selain itu, mikroorganisme juga berperan sebagai dekomposer
yang mendekomposisi bahan organik menjadi materi inorganik sehingga dapat mengurangi
kuantitas sampah, menyuburkan tanah dan menjadi sumber nutrisi bagi tumbuhan (Rao,
1981)

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Peran Mikroorganisme Pada Biopeptisida Tanaman

Penggunaan pestisida kimia modern ini sudah banyak dikurangi. Hal ini berkaitan
dengan dampak terhadap manusia dan juga lingkungan yang bisa berakibat fatal.
Biopeptisida diperkenalkan kepada masyarakat sebagai alternatif cara baru yang lebih
murah, ekologis, ramah lingkungan, dapat diterima oleh para petani, dan juga tidak
memiliki dampak negatif seperti peptisida kimia.
Dalam pembuatan biopeptisida bioteknologi berperan untuk membuat peptisida
dari mikroba, peptisida dari tanaman, penggunaan feromon, biokontrol, dan juga atraktan
dalam pengontrolan hama..

Pengertian biopeptisida sendiri adalah produk dari bioteknologi yang ramah


lingkungan yang berguna untuk memberantas hama tanpa ada efek negatif. Macam-macam
biopeptisida sendiri adalah :

2.1.1. Peptisida dari mikroba


Mikroba yang biasa digunakan sebagai bahan baku pembuatan pestisida
adalah bakteri, virus, protozoa, dan cendawan yang mampu membunuh penyakit-
penyakit spesifik yang disebabkan oleh mikroba, hama serangga, dan juga
nematoda.Selain untuk memberantas hama penggunaan peptisida ini juga mampu
membantu pertumbuhan tanaman.Sehingga peptisida ini cocok digunakan sebagai
peptisida ramah lingkungan.

2.1.2. Peptisida dari tanaman


Pestisida tanaman adalah peptisida yang bahan bbakunya berasal dari
esktrak tanaman. Pestisida tanaman hanya terbatas dalam membunuh atau
memberantas hama. Hama yang dapat mati karena peptisida ini adalah kutu, ulat,
belalang. Selain itu efek kerja pestisida ini juga tergolong lambat efeknya.

2
Sehingga, banyak petani yang mencanpurnya dengan bahan kimia supaya efeknya
lebih cepat terlihat. Apabila ini terjadi tujuan kita menciptakan pertanian ramah
lingkungan akan gagal karena sama saja jika kita tetap mencampurnya dengan
bahan kimia karena bahan kimia memiliki efek yang buruk.Selain itu, penggunnaan
peptisida jenis ini juga akan kurang membantu dalam pertumbuhan tanaman itu
sendiri karena ekstrak dari tumbuhan kurang stabil. Sedangkan, peptisida yang
dibutuhkan adalah peptisida yang stabil.

2.1.3. Agen biokontrol


Salah satu cara kerja biokontrol adalah dengan memberikan musuh alami bagi
hama. Berikut adalah contohnya :
 Penggunaan feromon dan atraktan
Cara kerja feromon adalah dengan mengganggu perkawinan dari serangga sendiri.
Yaitu dengan cara mempelakukan tanaman dengan feromon yang tepat sehingga
serangga jantan tidak dapat memanggil serangga betina dan perkawinanpun akan
ditekan. Prinsip kerja utamanya adalah memastikan feromn tanaman tetap dalam
konsentrasi tinggi dan musim kawin serangga harus diketahui supaya hasilnya
menjadi maksimal.
 Tanaman terproteksi
Materi genetic dari peptisida dimasukka dalam genom tanaman target untuk dapat
menghancurkan hama dari tanaman.

2.2. Biofertilizer

Biofertilizer lebih dikenal dengan nama pupuk hayati. Biofertilizer atau pupuk
hayati adalah inokulan aktif berbahan organisme hidup yang berfungsi memfasilitasi
tersedianya unsur hara bagi tanaman di dalam tanah. Jadi, secara garis besar fungsi yang
menguntungkan dapat dibagi menjadi seperti berikut :
 Peningkat ketersediaan hara
 Pemantap agregat tanah
 Perombak persenyawaan agrokimia
 Pengurai bahan organik dan pembentuk humus
 Penyedia hara

3
 Pengontrol organisme pengganggu tanaman

Secara umum manfaat yang dihasilkan oleh biofertilizer adalah sebagai berikut :
1. Mikroba pelarut fosfat
Beberapa bakteri pelarut fosfat sangat berperan sebagai biokontrol yang dapat
meningkatkan pertumbuhan tanaman dan juga kesehatann akar melalui proteksinya
terhadap penyakit.
Efektifnya bateri pelarut fosfat dikarenakan tidak hanya kemampuannya dalam
memproduksi ketersediaan fosfat tetapi juga kemampuannya menghasilkan zat pengatur
tumbuh, terutama pada mikroba yang hidup dalam permukaan akan seperti pada
Pseudomonas fluorescens, fosfat puptida, dan fosfat striata.

2. PGPR
PGPR adalah singkatan dari plant growth-promoting rhizobacteria. PGPR berfungsi
untuk menggambarkan bakteri tanah yang mendiami daerah dalam perakaran tanaman
yang dinokulasikan ke dalam benih dan ternyata meningkatkan pertumbuhan tanaman.

3. Bakteri rhizobium
Bakteri rhizobium adalah salah satu kelompok bakteri yang berfungsi sebagai
penyedia hara dalam tanah bagi tanaman.

4. Azospirillum dan azotobacter


Azospirillum azotobacter merupakan mikroba yang terdapat di dalam daerah
perakaran. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri ini tidak menyebabkan perubahan
morfologi pada akar melainkan lebih kepada meningkatkan jumlah akar rambut,
menyebabkan percabangan pada akar lebih berperan dalam penyerapan hara.

5. Mikoriza pelarut selulosa


Beberapa mikroba seperti aspergillus, trichoderma, dan penicillium mampu merombak
selulosa menjadi bahan-bahan senyawa alcohol, monosakarida, karbondioksida, dan asam
asam organik lainnya dengan dikeluarkannya enzim selulosa.

Menggunakan biofertilizer mempunyai banyak keuntungan, diantaranya sebagai berikut :

4
 Restorasi kesuburan tanah secara alami dan menekan patagen tanah
 Meningkatkan produksi dan mengurangi biaya pemupukan Pupuk anorganik
semakin mahal dan berdampak negatif terhadap lingkungan dan tanah (Pemborosan
energi fosil dan Penurunan kualitas dan kesehatan tanah)
 Penerapkan pertanian Ramah lingkungan
 Meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman (hingga sekitar 25%)
 Dapat diperbaharui (renewable) dan Relatif Murah

2.3. Peran Mikroorganisme Pada Tanah Tanaman

Tanaman sangat dipengaruhi oleh kesuburan tanah, dan kesuburan tanah tidak
hanya bergantung pada komposisi kimiawinya melainkan juga pada ciri alami
mikroorganisme yang menghuninya. Cabang ilmu yang mempelajari kehidupan dan
kegiatan organisme tersebut dalam tanah disebut Mikrobiologi Tanah. Mikroorganisme
yang menghuni tanah dapat dikelompokkan menjadi bakteri, actinomycetes, jamur, alga,
dan protozoa.

1. Bakteri
Bakteri adalah kelompok mikroorganisme dalam tanah yang paling dominan,
mungkin meliputi separuh dari biomassa mikroba di dalam tanah. Macam-macam
bakteri diantaranya adalah:
 Bakteri Heterotrof, merupakan bakteri saprofit dan bakteri parasit.
Misalnya adalah bakteri Methanobacterium omelanski adalah bakteri
saprofit yang biasa hidup pada lumpur, dimana bakteri tersebut berperan
aktif dalam mengubah merkuri anorganik menjadi merkuri organik. Bakteri
ini berfungi untuk melarutkan logam berat.Bakteri Pseudomonas cattleyeae
adalah bakteri parasit yang hidup pada tanaman anggrek jenis Cattleya.
 Bakteri Autrotrof, merupakan bakteri kemoautrotrof dan bakteri
fotoautrotrof. Misalnya adalah bakteri Metanogenik merupakan bakteri
kemoautrotrof yang hidup di rawa. Dalam metabolismenya bakteri ini
menghasilkan metana dari karbondioksida dan hidrogen.Bakteri
Nitrosomonas merupakan bakteri fotoautrotrof aerob yang mengambil
udara dan oksigen bebas dan memiliki kemampuan untuk memecah gula.

5
Berdasarkan ada atau tidaknya oksigen, bakteri dibedakan menjadi :
 Bakteri aerobik, yaitu bakteri yang dapat berkembang dengan kondisi
beroksigen. Contohnya adalah Nitrosomonas.
 Bakteri anaerobik, yaitubakteri yang dapat berkembang dengan kondisi
tidak beroksigen. Contohnya adalah Lactobacillus bulgaricus dan
Clostridium tetani.
 Bakteri anaerobik fakultatif, yaitu bakteriyang dapat berkembang dengan
kondisi beroksigen tetapi mampu melakukan fermentasi tanpa adanya
oksigen. Contohnya adalahStaphylococci, Corynebacterium danListeria

Berikut ini adalah macam-macam bakteri yang berhubungan dalam


pertumbuhan tanaman :
 Rhizobium
Fungsi rhizobium untuk pertanian dan perkebunan adalah
untukmenyuburkan tanah. Bakteri Rhizobium bisa mengikat Nitrogen dari
udara. Contohnya adalah Rhizobium leguminosarum yang hidup
bersimbiosis dengan akar tanaman kacang-kacangan.
 Azospirillum
Bakteri ini memiliki kemampuan menambah N2 dan menghasilkan
fitohormon. Fitohormon adalah hormon tumbuhan yang berupa senyawa
organik yang dibuat pada suatu bagian tanaman dan kemudian diangkut ke
bagian lain, yang dengan konsentrasi rendah menyebabkan suatu dampak
fisiologis. Fitohormon yang dihasilkan berupa auksin, giberelin, sitokinin
dan etilen.
 Azotobacter
Bakteri dari famili Azotobacteraceaeini merupakan sebagian besar dari
bakteri pemfiksasi nitrogen yang hidup bebas. Bakteri Azotobacteryang
diinokulasi dari tanah atau biji dengan Azotobacter efektif meningkatkan
hasil tanaman budidaya pada tanah yang dipupuk dengan kandungan bahan
organik yang cukup.Sifat Azotobacter ini dapat menjelaskan pengaruh
menguntungkan yang dapat diamati pada bakteri ini dalam meningkatkan

6
tingkat perkecambahan biji, pertumbuhan tanaman, tegakan tanaman, dan
pertumbuhan vegetatif.
 Nitromonas dan Nitrosococcus
Nitromonas dan Nitrosococcus (bakteri nitrit) mengoksidasi senyawa
amonia menjadi ion nitrit, dapat menyuburkan tanah.
 Nitrobacter
Nitrobacter (bakteri nitrat) dapat mengubah Nitrit (NO2) yang bersifat
racun pada tanaman menjadi nitrat yang dibutuhkan oleh akar tanaman.
 Clostridiumpasteurianum
Jenis bakteri ini mampu memfiksasi N2 (nitrogen bebas dari udara) di
atmosfer ke dalam tanah, yang kemudian N2 ini akan dimanfaatkan oleh
tumbuhan dalam pembentukan protein.
 Rhodospirilliumrubrum
Jenis bakteri ini mampu memfiksasi N2 di atmosfer ke dalam tanah, yang
kemudian akan dimanfaatkan oleh tumbuhan.

2. Actinomycetes
Actinobacteria atau Actinomycetes adalah organisme tanah yang memiliki
sifat-sifat yang umum dimiliki oleh bakteri dan jamur tetapi juga memiliki ciri khas
yang cukup berbeda yang membatasinya menjadi satu kelompok yang jelas
berbeda. Bakteri ini pernah diklasifikasi sebagai fungi (jamur, Mycota) karena ada
anggotanya yang membentuk berkas-berkas mirip hifa serta menghasilkan
antibiotik. Ketika diketahui memiliki sejumlah ciri bakteri (ukurannya kecil dan
dapat diserang virus/bakteriofag), kelompok ini pernah dianggap bukan fungi
maupun bakteri. Baru setelah pengujian DNA dimungkinkan, kelompok ini
diketahui sebagai bakteri.

Kebanyakan Actinobacteria ditemukan di tanah. Sebagian yang lain tinggal di


dalam tumbuhan dan hewan, termasuk beberapa patogen seperti
Mycobacterium.Mereka memainkan peranan yang penting dalam dekomposisi
materi organik seperti selulosa dan kitin. Aktivitas ini menambah cadangan hara di
dalam tanah dan merupakan bagian penting dari pembentukan humus. Kemampuan
Actinobacteria untuk hidup di lingkungan bernutrisi rendah dan untuk

7
mengonsumsi lognoselulosa (lignin dan selulosa, zat-zat penyusun kayu, biasanya
sukar dicerna kebanyakan bakteri tanah) menyebabkan Actinobacteria
mendominasi kawasan bebatuan karst. Pemberian pupuk kandang yang kaya
selulosa akan meningkatkan populasi Actinobacteria di tanah. Pemupukan
amonium atau nitrat yang terus-menerus menekan populasi karena Actinobacteria
tidak suka pH di bawah 6, sebaliknya, pengapuran untuk menaikkan pH juga
menaikkan populasinya.

Anggota Actinobacteriakebanyakan aerob,tapi beberapa jenis seperti


Actinomyces israelii, dapat tumbuh dalam kondisi anaerob. Tidak
seperti Firmicutes, kelompok utama lain bakteri gram positif, Actinobacteria
memiliki DNA dengan GC-content yang tinggi dan beberapa jenis Actinobacteria
memproduksi sporaeksternal. Contoh dari Actinobacteria yang berhubungan dalam
pertumbuhan tanaman yaitu frankia.Frankia adalah actinomycetes yang mampu
menambat nitrogen dan dapat bersimbiosis dengan tanaman. Jenis-jenis Frankia
membentuk simbiosis mutualisme dengan akar tumbuhan sehingga membantu
pertumbuhan tanaman.

3. Jamur
Jamur atau cendawan adalah tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil
sehingga bersifat heterotrof. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya
terdiri dari benang-benang yang disebut hifa. Hifa dapat membentuk anyaman
bercabang-cabang yang disebut miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan
cara vegetatif ada juga dengan cara generatif. Jamur menyerap zat organik dari
lingkungan melalui hifa dan miseliumnya untuk memperoleh makanannya. Setelah
itu, menyimpannya dalam bentuk glikogen. Jamur merupakan konsumen, maka
dari itu jamur bergantung padasubstrat yang menyediakan karbohidrat,
protein, vitamin, dan senyawa kimia lain-nya. Semua zat itu diperoleh dari
lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit
obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.

Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang
hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga

8
menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme
jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar
tanaman kacang-kacangan atau pada liken. Jamur berhabitat pada bermacam-
macam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme.

Segala faktor lingkungan yang mempengaruhi penyebaran bakteri dan


actinomycetes juga mempengaruhi penyebaran jamur dalam tanah. Kualitas dan
kuantitas bahan organik yang ada dalam tanah mempunyai pengaruh langsung
terhadap jumlah jamur dalam tanah karena kebanyakan jamur itu nutrisinya
heterotrofik. Jamur dominan pada tanah yang asam karena lingkungan asam tidak
baik untuk bakteri ataupun actinomycetes sehingga jamur dapat memonopoli
pemanfaatan substrat alami dalam tanah. Jamur juga ada dalam tanah yang netral
atau bersifat basa dan beberapa dapat tetap hidup dalam pH diatas 9,0. Tanah yang
baik untuk ditanami mengandung banyak jamur karena jamur bersifat aerobik dan
pada kelembaban tanah yang terlalu tinggi jumlahnya menurun.

Secaraumum, jamurdiklasifikasikanmenjadi
 Phycomycetes, anggota Phycomycetes memiliki miselium yang tidak
bersekat dan bersel satu serta memiliki kantung dan berisi spora yang di-
sebut sporangia.
 Ascomycetes,
 Basidiomycetes
 Fungi Imperfecti

Beberapa contoh dari jamur yang berhubungan dalam pertumbuhan tanaman yaitu
 Chytrdiomycetes
Merupakan cendawan yang hidup terutama dalam air, beberapa anggota
dapat ditemukan di atas tanah. Ukurannya mikroskopik. Dinding sel
nampak terdiri dari kitin. Di antaranya banyak yang parasit pada
ganggang plankton dan tumbuh-tumbuhan air. Yang mempunyai arti
ekonomi sebagai parasit pada tumbuhan kultur dapat disebut
Synchytrium endobioticum, penyebeb tumor kentang, Rhizophidium

9
pollinis Suatu parasit pada tepung sari pinus merupakan onyek yang
disukai untuk demonstrasi.
 Oomycetes
Merupakan sekelompok cendawan yang hidup dalam air dan
tanah.Cendawan-cendawan ini aseksual, yang memperkembangkan diri
dengan zoospora, Saprolegnia dan Leptomitus terkenal sebagai
cendawan air dan hidup dalam air. Peronosporales telah meningkatkan
hidup di atas tanah. Cendawan ini parasit obligat yang seluruh
perkembangannya berlangsung dalam tumbuh-tumbuhan. Meskipun
demikian cendawan-cendawan ini masih membentuk zoospora.
Termasuk dalam kelompok cendawan ini parasit-parasit yang apling
merugikan: Phytophthora infentans sebagai penyebab pembusukan
daun dan umbi kentang, dan Plasmopara viticola penyebeb jamur palsu
ranting anggur .
 Saproglenia
Saproglenia tersebar luas dan mudah diisolasi dan dikultivasi. Dengan
metode umpan dapat dibuat biak pengkayaan cendawan ini kalau
diletakkan seekor lalat mati dengan sayap dan kakinya direntangkan ke
bawah di atas permukaan air telaga dalam cawan, maka dalam waktu
beberapa hari lalat diliputi oleh hifa dan sporangium. Pembentukan
sporangium dan melenyapnya zoospora dapat mudah diikuti dengan
mikroskop.Yang menarik perhatian ialah bahwa Saprolegnia dan genus-
genus serumpun dijumpai diplani. Terjadi dua tahap kerumunan secara
berturut-turut. Zoospora primer yang dikeluarkan oleh sporangium
menjadi kista sesudah tahap berkerumun pertama. Kista-kista ini
mengeluarkan zoospora kedua yang sesudah masa berkerumun kedua
kembali menjadi kista. Baru kemudian kista ini berkecambah dengan
suatu pipa kecambah dan membentuk hifa.Reproduksi seksual terjadi
dengan kontak langsung gametangium dan juga kontak anteridium
dengan oogon. Sebagian besar Saproleginiaceae bersifat hermafrodit
atau homotalus. Kopulasi anteridium dengan oogon terjadi pada benda
vegetasi sama. Oogon berbentuk bulat, memiliki dinding tebal dan
mengandung beberapa telur (oosfer). Anteridium yang lebih kecil

10
dibentuk pada ujung-ujung hifa dan dalam keadaan matang
mengikatkan diri pada oogonium secara bersendiri atau beberapa buah.
Dari anteridium pipa pembuahan didorong menembus dinding oogon
pada oosfer. Hanya satu inti masuk sampai inti telur dan meleburkan
diri dengannya menjadi inti zigot yang diploid. Setiap pembuahan tiap
oosfer meliputi diri dengan dinding tebal dan menjelma menjadi
oospora. Sesudah masa istirahat lama oospora berkecambah dengan
sebuah pipa kecambah; pada pristiwa ini terjadi pembelahan reduksi.
Pembentukan sporangium mengakhiri siklus perkembangannya.
 Zygomycetes.
Nama Zygomycetes (cendawan penghubung) berasal dari jenis
perbanyakan diri seksual. Terutama pembentukan zigospora.
Zoenozigot atau zigospora terjadi oleh peleburan dua gametangium
(gametangiogami), yang menghubungkan kedua hifa induk seperti
jembatan atau penghubung (junani zygos). Zigomiset merupakan
kelompok dari Phycomycetes yang derajat perkembangannya paling
tinggi dan beralih ke kehidupan di atas tanah. Cendawan-cendawan ini
terbagi lebih lanjut dalam tiga ordo Mucorales,
 Trichoderma
Jamurini mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kecepatan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman, terutama kemampuannya
untuk menyebabkan produksi perakaran sehat dan meningkatkan angka
kedalaman akar (lebih dalam di bawah permukaan tanah). Akar yang
lebih dalam ini menyebabkan tanaman menjadi lebih resisten terhadap
kekeringan, seperti pada tanaman jagung dan tanaman
hias.Trichorderma sp. merupakan jamur yang paling banyak terdapat di
dalam tanah dan bersifat antagonistik terhadap jamur lain. Selain daya
adaptasinya luas, Trichorderma mempunyai daya antagonis tinggi dan
dapat mengeluarkan racun, sehingga dapat menghambat bahkan
mematikam patogen lain.Mikoparasitisme, jamur Trichoderma
merupakan jamur yang bersifat mikoparasit, artinya jamur ini dapat
menghambat pertumbuhan patogen dengan parasitisme. Mekanisme
yang terjadi Trichoderma dapat melilit hifa mikroba patogen, dan jamur

11
ini juga mengeluarkan enzim yang mampu merombak dinding sel
mikroba patogen, sehingga patogen mati.

4. Alga/Algae
Alga tanah ada di mana-mana di alam asal lembab dan dikenal sinar matahari.
Alga ini tampak dengan mata telanjang dalam bentuk hamparan hijau pada
permukaan tanah. Dalam hal jumlah alga tidak sebanyak jamur, bakteri atau
actinomycetes. Secara morfologi, alga mungkin berselsatu atau berbentuk benang
dan termasuk dalam famili Chiorophyceae (alga hijau) dan Cyanophyceae (alga
hijau-biru). Bentuk lain seperti diatomjuga ada dalam kondisi lingkungan tertentu.
Karena adanya klorofil dalam selnya, alga bersifat fotoautrof dan mengambil
karbon dioksida dari atmosferdan mengeluarkan oksigen. Alga juga diketahui
terdapat di bawah permukaan tanah dan di luar jangka sinar matahari. Walaupun
demikian, jumlahnya tidaklah sebanyak alga yang ada di permukaan dan
mekanisme kelestariannya juga tidak terlalu jelas. Beberapa dari alga hijau yang
umumnya terdapat ditanah india termasuk dalam genus Chlorella,
Chalmydomonas, Chlorochytrium, Chlorococcum, Protosiphon dan Oedogonium.

Alga hijau-biru mengandung sebuah pigmen yang dikenal sebagai fikosianin


selain klorofil yang memberi warna khusus hijau-biru ke organisme-organisme
tersebut. Alga hijau-biru yang dominan di tanah india termasuk genus
Chroococcus, Aphanocapsa, Lyngbya, Oscillatoria, Phornidium,Microcoleus,
Cylindrospermum, Anabaena, Nostoc, Scytonema dan Fischerella.
Beberapa alga hijau-biru memiliki sel-sel khusus yang dikenal sebagai heterosista
yang terlibat dalam fiksasi nitrogen. Tanah sawah padi yang tergenang air
memberikan lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan alga hijau-biru tertentu dan
peranan alga demikian itu dalam fiksasi nitrogen dibahas di bagian lain dari buku
ini.

Beberapa contoh dari algae yang berhubungan dalam pertumbuhan tanaman


yaitu:
 Nostoccommune,

12
Perendaman sawah selama musim hujan mengakibatkan Nostoc tumbuh
subur dan memfiksasi N2 dari udara sehingga dapat membantu
penyediaan nitrogen yang digunakan untuk pertumbuhan padi.
 Anabaenaazollae
Anabaenaazollae dan anabaena cycadae bersimbiosis dengan Azolla
pinnata dan Cycasrumphii. Simbiosis Anabaenaazollae dengan
Azollapinnata sebagai alternatif pupuk Urea, karena simbiosis ini dapat
meningkatkan kadar Nitrogen di lahan persawahan. Hidup bersimbiosis
dengan Azollapinnata (Paku air). Paku ini dapat memfiksasi nitrogen
(N2) di udara dan mengubah menjadi amoniak (NH3) yang tersedia bagi
tanaman.

5. Protozoa
Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari
bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi,
protozoa adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok
lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas
perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop.
Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan protozoa. Sebagai contoh
algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang
berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk
berfotosintesa.

Semuaspesies Euglenophyta yang mampu hidup pada nutrien komplek tanpa


adanya cahaya, beberapa ilmuwan memasukkannya ke dalam filum protozoa.
Contohnya strain mutan algae genus Chlamydomonasyang tidak berklorofil, dapat
dimasukkan ke dalam kelas Protozoa genus Polytoma. Hal ini merupakan contoh
bagaimana sulitnya membedakan dengan tegas antara algae dan protozoa. Protozoa
dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik.
Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan
dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan
dari jamur lendir karena tidak dapat membentuk badan buah.

13
Protozoa hidup dalam tanah dengan memakan bakteri dari genus-genus
Aerobacterum, Bacillus, Eschericia, Micrococus, dan Pseudomonas yang
dicernanya didalam protoplasmanya. Protozoa lebih menyukai spesies bakteri
tertentu untuk nutrisinya. Sesungguhnya, kultur Aerobacter disarankan sebagai
makanan dasar untuk pemisah dan perbiakan protozoa tanah. Apabila makanan
dasar (bakteri) berkurang jumlahnya dalam tanah, protozoa mensista (membentuk
sista) agar dapat lestari melawan pengaruh berbahaya dari temperatur yang tinggi,
kekeringan, penggunaan pestisida, dan sebagainya.

Protozoa banyak di jumpai pada lapisan batas tanah dan jumlahnya langsung
bergantung pada populasi bakteri. Penggunaan bahan pupuk organik meningkatkan
jumlah protozoa tanah yang merupakan pencerminan adanya peningkatan jumlah
bakteri karena pemakaian bahan organik. Karena studi yang belum banyak
dilakukan mengenai protozoa tanah, kita sulit menentukan pengaruh fakrtor-faktor
khusus seperti pH dan temperatur terhadap populasi protozoa dalam tanah.
Walaupun demikian telah jelas Bahwa protozoa itu banyak sekali dalam tanah dan
fungsi utamanya adalah mengatur jumlah bakteri. Tidak diketahui pengaruh
asosiatif antara protozoa dengan mikroorganisme tanah lainnya karena alasan yang
sederhana yaitu masih sangat sedikit peneliti yang tertrik pada bidang ini, mungkin
karena pemisahan dan perbanyakan protozoa tanah melibatkan prosedur yang
sangat banyak menyita waktu.

Mikroorganisme berperan penting dalam mempercepat penyediaan hara dan juga


sebagai sumber bahan organik tanah untuk tanaman. Mikroorganisme sangat nyata
peranannya dalam hal mendekomposisi bahan organik pada tanaman tingkat tinggi. Dalam
proses dekomposisi, sisa tumbuhan dihancurkan atau dirombak menjadi unsur yang dapat
digunakan tanaman untuk tumbuh. Peranan yang lain dari mikroorganisme adalah
menguraikan bahan kimia yang sulit di serap menjadi bentuk yang mudah di serap
tanaman. Mikroorganisme ternyata mengeluarkan suatu jenis zat yang berfungsi untuk
memperlancar penyaluran hara dan air dari akar ke daun.

Beberapa interaksi/hubungan yang terjadi antara mikroba atau mikroorganisme dengan


tumbuhan, diantaranya:

14
 Simbiosis antara bakteri dengan tumbuhan, misalnya hubungan antara bakteri
Rhizobium leguminosarum dengan akar kacang-
kacangan(Fabaceae/Leguminosae).
 Simbiosis fungi dengan tumbuhan, mikroorganisme berupa Mikoriza (fungsi
akar) dibedakan menjadi dua kelompok utama yaitu ektomikoriza yang
umumnya berada di daerah dingin dan berhubungan dengan tanaman khusus
dan semak-semak, dan Endomikoriza yang merupakan hubungan dari hila fungi
yang masuk ke korteks dan tumbuh dalam sel lalu membentuk lilitan sehingga
timbul pembengkakan.
 Hubungan antara inang parasit.
Terjadinya interaksi antara mikroba dan tumbuhan biasanya terjadi dua bagian. Area
tersebut yaitu:
 Bagian tanaman yang berada di atas permukaan tanah dengan mikroba udara atau
yang biasanya disebut dengan phyllosphere (filosfir). Mikroba yang berinteraksi
dapat berupa mikroorganisme yang mengganggu tanaman namun juga dapat
menguntungkan. Mikroba ini dapat ditemukan pada permukaan tanaman misalnya
pada daun, batang, kulit. Contoh mikroba ini yaitu kelompok bakteri, fungi, yeast.
 Bagian tanaman yang berada dalam tanah dengan mikroba tanah. Dan area yang
menjadi tempat interaksi antara tanaman dan mikroorganisme tanah dikenal dengan
nama rizosfir (rhizozphere). Rizosfir merupakan ekologi yang sangat kecil namun
termasuk sistem yang lebih sibuk dan lebih cepat untuk perpindahan nutrisi dan
juga termasuk dalam lingkungan yang lebih kompetitif daripada lingkungan
sekitarnya.
Beberapa peranan mikroba untuk tanaman dan daerah sekitarnya, misalnya mikroba
rizosfir. Mikroba ini mempunyai beberapa pengaruh sehingga dapat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman, diantaranya:
 Dapat mempengaruhi sifat kimia dan fisik sekitar rizosfir.
 Mempengaruhi pH tanah.
 Kandungan unsur hara lebih tinggi.
 Mikroba dalam rizosfir yang berkelompok dapat berfungsi sebagai pengusir
patogen.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan yang dapat diambil adalah:


- Mikroorganisme adalah organisme uniseluler berukuran sangat kecil, (< 1 mm)
sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantu penglihatan.
- Peptisida dari mikroba, mikroba yang biasa digunakan sebagai bahan baku
pembuatan pestisida adalah bakteri, virus, protozoa, dan cendawan yang
mampu membunuh penyakit-penyakit spesifik yang disebabkan oleh mikroba,
hama serangga, dan juga nematoda.Selain untuk memberantas hama
penggunaan peptisida ini juga mampu membantu pertumbuhan
tanaman.Sehingga peptisida ini cocok digunakan sebagai peptisida ramah
lingkungan.
- Biofertilizer lebih dikenal dengan nama pupuk hayati. Biofertilizer atau pupuk
hayati adalah inokulan aktif berbahan organisme hidup yang berfungsi
memfasilitasi tersedianya unsur hara bagi tanaman di dalam tanah.
- Mikroorganisme yang terdapat dalam tanah antara lain sebagai berikut:
 Bakteri
 Actinomycetes
 Jamur
 Alga
 Protozoa
- Tanaman sangat dipengaruhi oleh kesuburan tanah, dan kesuburan tanah tidak
hanya bergantung pada komposisi kimiawinya melainkan juga pada ciri alami
mikroorganisme yang menghuninya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Aidia, M.J. 2011. Rhizobakteria.


(http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/09/rhizobakteria.html) Diunduh tanggal
16
September 2015
Anonim. 2010. Pengaruh Bakteri Pada Pertumbuhan Tanaman.
(http://satopepelakan.blogspot.com/2010/12/pengaruh-bakteri-pada-
pertumbuhan.html) Diunduh tanggal 16 September 2015
Cheema, Zahid A, et al. 2012. Allelopathy: Current Trends and Future Applications. UK:
Springer Heidelberg New York Dordrecht London.
Darkuni, M.N. 2001. Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi, dan Mikologi). Malang:
Universitas Negeri Malang.
Dwidjoseputro. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Kusnadi, et al. 2003. Common Textbook Mikrobiologi. Bandung: Jurusan Pendidikan
Biologi FPMIPA-UPI Bandung.
Rao, D.R., C.B. Chawan & S.R. Pulusani. 1981. Influence Of Milk And Thermophillus
Milk
On Plasma Cholesterol Level And Hepatic Cholesterogenesis In Rats. Journal
Food Science Vol.46.
Schlegel, H.G. & K. Schmidt. 1994. Mikrobiologi Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Warino, Joko. 2015. Interaksi Antara Mikroba Dengan Tanaman.
(http://jokowarino.id/interaksi-antara-mikroba-dengan-tanaman/) Diunduh tanggal
11 September 2015
Yanti, Dwi Fitri. 2013. Hubungan Mikroorganisme Dengan Tanaman.
(http://dwifitriyanti11.blogspot.co.id/2013/07/hubungan-mikroorganisme-dengan-
tanaman.html) Diunduh tanggal 11 September 2015

17

Anda mungkin juga menyukai