Anda di halaman 1dari 3

Nama : indri adelia kulle

Npm : 05161911021
Uas :plaktonologi
Soal :
1). Dalam pengukuran Produktivitas Primer, ada 3 metode yg biasa di gunakan. Sebutkan dan
jelaskan...
2). Dalam Produktivitas Primer, biomassa Fitoplankton menjadi indikator penentu. Mengapa
demikian..? Jelaskan.....
3). Jelaskan Distribusi plankton secara vertikal dan horisontal...?
4 ). Jelaskan tanda-tanda adanya suksesi pada plankton...?
5). Jelaskan Teknik sampling pengambilan sampel Plankton secara kualitatif dan kuantitatif...?

Jawaban
1. (1) Metode O2 (Botol gelap-botol terang)
Mengukur O2 yang diproduksi dalam fotosintesis selama jangka waktu tertentu (4-6 jam)
Kelemahan: tidak sensitif untuk perairan oligotrof karena perubahan O2 terlalu kecil
untuk diukur pada selang waktu yang singkat.
Sebelum uji, sampel disaring dengan plankton net untuk zooplankton (150-300 μ)Tingkat
kesalahan 0.2% (≈ ± 0.02 mg O2 /l) bila dilakukan triplo
(2) METODE OKSIGEN UNTUK MENDUGA PRODUKTIVITAS PRIMER
Ambil sampel pada kedalaman tertentu (dgn Van Dorn sampler atau Kemmerer sampler
atau bottle train sampler
Masukkan ke dalam ketiga botol BOD sesuai prosedur untuk O2
Ukur kadar O2 di botol I dgn titrasi “Winkler” (misal: I mg/L)
Botol L dan D masukkan kembali ke perairan di kedalaman semula, dan biarkan selama 6
jam
Ukur kadar O2 di botol L dan D tersebut (setelah 6 jam),  misal masing-masing
diperoleh L dan D mg/L
(3) Metode 14C (radiocarbon)
Ambil contoh air yang mengandung fitoplankton di beberapa kedalaman  masukkan
kedalam 2 botol terang & 1 botol gelap
ambahkan 1ml larutan Na2 14CO3 (14C-labelled carbonate) ke salah satu botol terang &
botol gelap (volume 125 ml)  kocok merata, segera inkubasikan ke perairan di
kedalaman semula. Biarkan 2 jam (pk 10.00-14.00), Na2 14CO3 yang digunakan
mengandung radioaktif 1-10μCi/ml (biasanya 2 μCi/ml)
Pada 1 botol terang yang tersisa, gunakan sampel untuk mengukur temperatur, pH &
Alkalinitas total
Setelah inkubasi, saring sampel dengan membran filter untuk memekatkan sel-sel
fitoplankton.
Selanjutnya 14C terassimilasi dihitung dengan “Planchet counting” atau Liquid
scintillation (kilauan) counting (Geiger-Muller detector
2. Karena Biomassa adalah berat dari organisme (seluruhnya atau sebagian dari organisme,
populasi, atau komunitas)-berat basah, berat kering, berat kering bebas abu.
3. a. Distribusi vertikal plankton sangat berhubungan dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi produktivitasnya, selain kemampuanpergerakan atau faktor
lingkungan yang mendukung plankton mampubermigrasi secara vertikal. Distribusi
fitoplankton di laut secara umummenunjukkan densitas maksimum dekat lapisan
permukaan (lapisanfotik) dan pada waktu lain berada dibawahnya. Hal ini
menunjukanbahwa distribusi vertikal sangat berhubungan dengan dimensi
waktu(temporal). Selain faktor cahaya, suhu juga sangat
mendukungpergerakannya secara vertikal. Hal ini sangat berhubungan
dengandensitas air laut yang mampu menahan plankton untuk tidak
tenggelam.Perpindahan secara vertikal ini juga dipengaruhi oleh kemampuannyabergerak
atau lebih tepat mengadakan adaptasi fisiologis sehinggaterus melayang pada
kolom air. Perpaduan kondisi fisika air dan
mekanisme mengapung menyebabkan plankton mampu bermigrasi secaravertikal
sehingga distribusinya berbeda secara vertikal dari waktu kewaktu (Karuwal, 2015).

b. Distribusi horizontal. Menurut Barus (2002), Prinsip penyebaran plankton


secarahorizontal adalah ketidakmerataan atau ketidaksamaan. Dalam hal inipada suatu
perairan terjadi ketidakmerataan penyebaran plankton.Pada umumnya penyebaran
fitoplankton cenderung mempunyaipenyebaran yang lebih merata dari pada
penyebaran zooplankton.Kepadatan zooplankton di suatu perairan lotik jauh
lebih sedikitdibandingkan dengan fitoplankton. kecepatan arus
terhadapzooplankton jauh lebih kuat dibandingkan pada fitoplankton.
Olehkarena itu umumnya zooplankton banyak ditemukan pada perairan yangmempunyai
kecepatan arus yang rendah.Distribusi fitoplankton secara horizontal lebih banyak
dipengaruhifaktor fisik berupa pergerakan masa air. Oleh karena
itupengelompokan (pathciness) plankton lebih banyak terjadi pada daerahneritik
terutama yang dipengaruhi estuaria dibandingkan denganoseanik. Faktor-faktor
fisik yang menyebabkan distribusi fitoplanktonyang tidak merata antara lain arus
pasang surut, morfogeografisetempat, dan proses fisik dari lepas pantai berupa
arus yangmembawa masa air kepantai akibat adanya hembusan angin. Selain
ituketersediaan nutrien pada setiap perairan yang berbeda menyebabkanperbedaan
kelimpahan fitoplankton (Wulandari, 2014)

4. Kelimpahan suatu plankton juga bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan seperti
suhu, cahaya, nutrien, oksigen, kecerahan, serta arus air. Kandungan oksigen yang sangat
rendah pada suatu perairan sangat mempengaruhi kelimpahan plankton. Begitu juga
dengan kandungan pH yang terlalu ataupun terlalu rendah juga akan mempengaruhi
jumlah plankton pada suatu perairan. Selain faktor lingkungan suatu spesies tidak dapat
bertelur dan bereproduksidisuatu lingkungan yang baru, hal ini diakibatkan adanya
interkasi negatif denganorganisme lain dalam bentuk pemangsaan, parasitisme ataupun
kompetisi.

5. Sampling plankton :
1. Secara Kualitatif
 untuk mengetahui jenis-jenis plankton
 pengumpulan plankton dilakukan dengan menarik jala plankton (plankton net) secara
horizontal maupun secara vertikal
2. Secara Kuantitatif
 untuk mengetahui kepadatan plankton per satuan volume
 pengumpulan plankton dilakukan dengan menyaring sejumlah Air dengan volume
tertentu

Anda mungkin juga menyukai