Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM VIRUS, PROTISTA, DAN JAMUR

MENGIDENTIFIKASI ALGA MIKROSKOPIS DAN MAKROSKOPIS

Disusun Oleh :
SITI HANA YUHANDA
2304090103
PENDIDIKAN BIOLOGI C 2023

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2024
A. Lokasi Pengamatan
Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang

B. Tanggal Praktikum
Praktikum dilaksanakan pada 23 Februari 2024

C. Tujuan Praktikum
1. Mempelajari cara pengambilan sampel alga mikroskopis air tawar
2. Mengidentifikasi jenis-jenis alga mikroskopis

D. Landasan Teori
Alga (seaweed) adalah bagian terbesar dari tumbuhan laut, dimana secara morfologi dapat
dikelompokkan kedalam golongan tumbuhan tidak berpembuluh (Thallophyta) karena tidak
memiliki perbedaan susunan kerangka seperti akar, batang dan daun. Alga diklasifikasikan dalam
empat kelas besar yaitu Chlorophyceae (alga hijau), Cyanophyceae (alga hijau-biru),
Phaeophyceae (alga coklat), dan Rhodophyceae (alga merah) (Ginting, 2019). Alga (ganggang)
bersifat autotrof (dapat menyusun makanannya sendiri). Hampir semua alga bersifat eukariotik.
Habitat hidupnya di air tawar, laut dan tempat-tempat yang lembab. Alga atau sering disebut
rumput laut ini juga bisa bersifat heterotrof atau autotrof, hidup sebagai patogen walaupun sangat
jarang. Contohnya terdapat pada Caphaleuros virescens yang dapat menimbulkan penyakit pada
tanaman teh.
Alga memiliki ciri-ciri, antara lain:
1. Umumnya hidup di perairan atau tempat yang lembab
2. Belum memiliki akar, batang, dan daun sejati
3. Uniseluler atau multiseluler
4. Alat gerak berupa flagel (bulu cambuk) yang berjumlah satu atau lebih
5. Memiliki inti dan plastida
6. Mempunyai klorofil, yaitu klorofil a dan b
7. Memiliki zat-zat warna berupa fikosianin (berwarna biru), fikosantin (berwarna pirang),
fikoeritrin (berwarna merah), santofil (pigmen yang menyebabkan warna kuning), karotin
(oranye). Pigmen pada alga memperlihatkan variasi warna yang cukup nyata seiring
dengan perubahan-perubahan pada kondisi lingkungan yang berbeda (Gembong, 2009).
Secara keseluruhan alga mempunyai morfologi yang mirip walaupun sebenarnya berbeda,
sehingga dikelompokkan ke dalam Thallophyta (tumbuhan bertalus) yaitu suatu tumbuhan yang
mempunyai struktur kerangka tubuh tidak berdaun, berbatang, dan berakar, semuanya terdiri dari
batang talus. Bentuk talus ini bermacam-macam ada yang seperti tabung, pipih, gepeng, bulat
seperti kantung, seperti rambut dan sebagainya. Percabangan talus juga bermacam-macam ada
yang dichotomous (dua terus menerus), penicilate (dua-dua berlawanan sepanjang talus utama),
intricate (berpusat melingkar batang utama), dan ada pula yang tidak bercabang (Palallo, 2013)
Alga mempunyai tiga macam pigmen fotosintetik yaitu klorofil, karotenoid, dan fikobilin
(ketiganya terdapat dalam kloroplas). Sebagai hasil fotosintetiknya, alga menyimpan berbagai
produk makanan cadangan sebagai granul atau globul dalam sel-selnya. Ganggang hijau
menyimpan pati seperti yang terdapat pada tumbuhan. Alga lain dapat menyimpan
macam-macam karbohidrat, beberapa algae menyimpan minyak dan lemak.

E. Alat dan Bahan


1. Water sample
2. Beaker glass kecil
3. Beaker glass besar
4. Pengaduk
5. Kotak kardus
6. pH meter/lakmus
7. Kalsium karbonat
8. Sekop
9. Botol kultur
10. Mikroskop binokuler
11. Pipet tetes
12. Objek glass
13. Cover glass
14. Pinset
15. Sampel air rendaman bunga sedap malam
16. Sampel air kolam
17. Sampel air kultur

F. Cara Kerja
1. Tentukan lokasi pengambilan sampel alga (tanah, kolam hydrilla, dan embung,)
2. Untuk sampel alga tanah silakan gunakan pisau/sekop untuk mengambil tanah dan
masukkan ke dalam penampung. Untuk sampel alga air gunakan jala plankton (ikuti
arahan asisten). Alga yang didapatkan simpan dalam botol koleksi dan langsung dibawa
ke laboratorium.
3. Beri label pada masing-masing sampel.
4. Persiapkan media kultur dengan cara siapkan botol-botol kultur dengan diisi 1 sendok teh
Kalsium karbonat, setengah bagian tanah, dan air embung (lalu sterilkan)
5. Amati air/tanah yang diambil di bawah mikroskop stereo. Sampal alga yang ditemukan
diambil dan masukkan dalam botol yang telah disterilkan (bedakan masing-masing jenis
alga), lalu beri label (lokasi, nama sampel, kolektor, tanggal pengambilan sampel)
6. Simpan selama 1 minggu lalu lakukan pengamatan
7. Buat laporan hasil pengamatan
G. Hasil dan Pembahasan

No Gambar Dokumentasi Gambar Supergrup Jenis Protista


Pembanding

1. Excavata Ankistrodesum

Euglena viridis
Perbesaran 40x10

2. Excavata Cosmarium

Euglena viridis
Perbesaran 40x10

3. Archaeplastida Gleocapsa

Coenochloris sp.
Perbesaran 40x10

4. Excavata Parabasalia

Euglena viridis
Perbesaran 40x10

5. Excavata Parabasalia

Euglena hemichromata
Perbesaran 40x10

Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan, kami dapat mengetahui cara
pengambilan sampel, cara pengambilan sampel ini melalui beberapa tahap. Tahap pertama yaitu
menentukan lokasi pengambilan sampel. Pengambilan sampel ini dilakukan di sekitar
Universitas Negeri Semarang. Sampel yang digunakan dalam praktikum ini yaitu alga aquatik
dan alga terrestrial. Sampel alga akuatik kami mengambil dari embung UNNES dan kolam depan
laboratorium biologi Sedangkan untuk alga terestrial kami mengambil dari kebun biologi
UNNES. Untuk pengambilan sampel ini kami menggunakan beberapa alat bantu, yaitu sekop.
kardus bekas, water satuple, dan beaker glass.
Pertama, pengambilan sampel di embung UNNES. Pada pengambilan sampel ini kami
menggunakan water sample. Langkah yang pertama yaitu membuka tutup water sampel,
kemudian water sampel diturunkan ke dalam embung, jika air sudah penuh rantai water, sampel
ditarik ke atas, dan water sampel ditutup. Kedua, pengambilan sampel di kolam depan
laboratorium biologi UNNES dengan menggunakan beaker glass, sedangkan pengambilan
sampel terakhir di kebun biologi dengan menggunakan sekop dan sampel yang diambil
diletakkan pada kardus. Setelah pengambilan sampel selesai, semua sampel di bawa ke
laboratorium Sampel ini akan dimasukkan ke dalam botol kultur. Masing-masing sampel
dimasukkan dengan ukuran 1/3 botol kultur. Kemudian sampel dicampur hingga homogen
Selanjutnya air dalam botol kultur dituang di beaker gelas kecil untuk diberi kalsium karbonat
dan mengukur pH air sekitar 7-9. Jika pH sesuai air dituangkan kembali ke dalam botol kultur
dan diberi label. Setelah itu letakkan botol di meja belakang dan dibiarkan, selama 1 minggu.
Selain mengetahui cara pengambilan sampel, kami juga menemukan berbagai jenis alga, yaitu
sebagai berikut:
1. Ankistrodesum
2. Cosmarium
3. Gleocapsa
4. Parabasalia

H. Kesimpulan
Terdapat banyak macam alga dan juga karakteristiknya masing-masing.
I. Lampiran
➢ Jawaban Pertanyaan:
1. Jelaskan ciri karakteristik alga mikroskopis ?
Ciri karakteristik alga mikroskopis yaitu sebagai berikut :
1. Bentuk: Alga mikroskopis umumnya memiliki bentuk yang sederhana, seperti sel satu
atau berbentuk benang.
2. Fitoplankton: Sebagai tumbuhan, alga mikroskopis dikenal sebagai fitoplankton, yang
merupakan bagian dari makhluk hidup yang hidup di dalam air.
3. Zat hijau: Alga mikroskopis merupakan tumbuhan yang memiliki zat hijau, yang
memungkinkan mereka untuk melakukan fotosintesis dan memproduksi energi.
4. Pigmen: Alga mikroskopis memiliki pigmen, seperti klorofil, fikosantin, fikoeritrin, dan
xantofil, yang mempengaruhi warna mereka.
5. Sel bulat: Beberapa jenis alga mikroskopis memiliki sel bulat dengan lendir yang
mengalir di sekitar sel tersebut.
6. Habitat: Alga mikroskopis umumnya hidup di air tawar, tetapi ada juga yang hidup di
dalam air laut.
7. Peranan: Alga mikroskopis mempunyai peranan penting dalam ekosistem, sebagai
sumber makanan bagi organisme lain, seperti hewan pelagik dan ikan.
2. Bagaimanakah langkah pengamatan alga mikroskopis ?
Untuk melakukan pengamatan alga mikroskopis, tidak ada informasi spesifik yang disediakan
oleh sumber yang diberikan. Namun, berdasarkan pengetahuan umum tentang pengamatan alga
mikroskopis, berikut adalah langkah-langkah umum yang biasanya diikuti:
1. Persiapan Sampel: Pertama, alga harus disiapkan dalam kondisi yang cukup baik untuk
pengamatan. Ini bisa dilakukan dengan menyiapkan pelarut yang mengandung alga yang
telah diperkuat atau dengan menggunakan media nutrisi alga yang dapat memaksimalkan
pertumbuhan dan pembentukan struktur yang jelas.
2. Pemilihan Mikroskop: Pilih mikroskop yang sesuai untuk pengamatan alga. Mikroskop
kompakt dengan kualitas gambar tinggi biasanya lebih disukai untuk pengamatan alga
karena memungkinkan pengamatan detail yang lebih baik.
3. Penyiapan Pelarut: Sebelum memasukkan sampel alga ke dalam pelarut, pastikan pelarut
telah dikombinasikan dengan alga dalam kondisi yang optimal untuk pertumbuhan. Hal
ini dapat melibatkan penyesuaian suhu dan pH pelarut agar alga tumbuh dengan baik.
4. Penggunaan Tinjauan Mikroskop: Gunakan tinjauan mikroskop untuk memilih sampel
alga yang jelas dan tanpa debu atau kotoran yang dapat mengganggu pengamatan. Ini
seringkali melibatkan penggunaan suction cup atau pipeta untuk mengambil sampel.
5. Pengamatan: Setelah sampel dipilih, kemudian digunakan untuk pengamatan di bawah
mikroskop. Pengamatan dapat dilakukan dengan melihat struktur sel alga, organel, dan
interaksi sel dengan lingkungan mereka.
6. Analisis dan Penyimpulan: Setelah pengamatan, analisis dapat dilakukan untuk
memahami karakteristik alga, seperti bentuk, ukuran, dan fungsi struktur sel. Hal ini
dapat membantu dalam memahami perilaku alga dalam kondisi tertentu atau dalam
konteks penelitian yang spesifik.
Penting untuk diingat bahwa proses ini dapat memerlukan penyesuaian berdasarkan tujuan
spesifik dari pengamatan dan jenis alga yang diteliti. Selalu penting untuk mengikuti praktik
terbaik laboratorium dan memastikan bahwa semua alat dan bahan digunakan dengan hati-hati
untuk menghindari kontaminasi dan hasil yang tidak akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Gembong. Tjitrosoepomo, Taksonomi Tumbuhan Shizophyta, Thallophyta, Bryophyta,


Pteridophyta (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), 30-31.

Alfian. Palallo “Distribusi Makroalga pada Ekosistem Lamun dan Terumbu Karang di Pulau
Bone Batang Kec. Ujung Tanah, Kelurahan Barrang Lompo, Makassar,” E-jurnal (2013),
14, http://core.ac.uk.

Ginting, E.L., Rangian, L., Wantania, L., Wullur, S. (2019). Isolasi bakteri simbion alga merah
dari perairan Tongkeina Sulawesi Utara. Jurnal Ilmiah Platax, 7: (2)

Anda mungkin juga menyukai