PRAKTIKUM
OSEANOGRAFI
Disusun oleh:
Tim Dosen
Tim Asisten Praktikum
KATA PENGANTAR
i
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
1
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
1.2 Tujuan
1. Mencari informasi tentang kondisi dan besaran kecepatan arus di
perairan laut Mayangan, Probolinggo yang akan menjadi tolok ukur dalam
pengerjaan laporan praktikum.
2. Memberikan pemahaman dasar tentang praktik lapang bagaimana cara
mengukur kecepatan arus sesuai lokasi dan waktu pelaksanaan
praktikum dengan menggunakan alat dan bahan yang telah ditentukan.
1.5 Waktu
10 menit.
2
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
1. Satu botol bekas air mineral diisi dengan air laut dan dihubungkan dengan
botol bekas air mineral yang kosong menggunakan tali raffia sepanjang 30
cm dan diikatkan lagi pada tali raffia sepanjang ±5 meter.
2. Botol bekas air mineral berisi air lokal berfungsi sebagai pemberat
sedangkan yang kosong sebagai pelampung. Selanjutnya botol dihanyutkan
mengikuti arus.
3. Waktu yang diperlukan hingga tali meranggang dicatat (waktu tempuh
diukur dengan Stopwatch).
4. Kecepatan arus dihitung dengan rumus:
𝑠
𝑣=
𝑡
Dimana:
(t) waktu tempuh dan dicatat dalam satuan meter perdetik (m/s)
3
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
SOAL PENDAHULUAN
1. Jelaskan pengertian arus dan manfaat bagi dunia perikanan!
4
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
SOAL PENGAYAAN
2. Bagaimana kondisi arah dan kecepatan arus pada saat praktikum lapang!
(tidak meggunakan literatur)
5
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
KESIMPULAN
(Dengan analisa perbandingan literatur)
6
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
MATERI 2. KECERAHAN
2.1 Pedahuluan
Kecerahan adalah sebagian cahaya yang diteruskan kedalam air dan
dinyatakan dengan persen (%). Dari beberapa panjang gelombang di daerah
spektrum, terlihat cahaya yang melalui lapisan sekitar satu meter jatuh agak lurus
pada permukaan air (Kordi dan Ghufran, 2010). Sedangkan menurut Erik (2008),
kecerahan adalah parameter fisika yang erat kaitannya dengan proses
fotosintesis pada suatu ekosistem perairan dimana kecerahan yang tinggi
menunjukkan daya tembus cahaya matahari yang jauh kedalam perairan, begitu
juga sebaliknya.
Nilai kecerahan dinyatakan dengan satuan meter. Dengan mengetahui
kecerahan suatu perairan, kita dapat mengetahui sampai dimana masih ada
kemungkinan terjadi proses asimilasi dalam air, lapisan-lapisan manakah yang
tidak keruh, yang agak keruh, dan paling keruh. Pengukuran kecerahan
sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah. Bila kecerahan (angka secchi disk)
menunjukkan angka 1-2 m berarti kecerahan pada suatu perairan optimal.Bila
kurang dari 1m, phytoplankton terlalu pekat. Sedangkan apabila nilai kecerahan
menunjukkan angka 100-200 m berarti kecerahan suatu perairan maksimal.
2.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengukur kecerahan di perairan
2. Mahasiswa mengetahui nilai kecerahan optimum bagi perairan
2.5 Waktu
15 Menit
7
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
8
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
SOAL PENDAHULUAN
9
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
10
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
SOAL PENGAYAAN
11
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
KESIMPULAN
(Dengan analisa perbandingan literatur)
12
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
MATERI 3. SUHU
3.1 Pedahuluan
Suhu merupakan salah satu parameter fisika terpenting dari oseanografi.
Suhu yang terdapat pada lingkungan laut akan mempengaruhi kehidupan
organisme laut. Soesono (1974), mengatakan bahwa suhu adalah salah satu
sifat fisika air laut yang dapat mempengaruhi metabolisme dan pertumbuhan
organisme perairan, disamping itu suhu sangat berpengaruh terhadap jumlah
oksigen terlarut dalam air. Oleh sebab itu, suhu menjadi parameter yang tak
dapat dipisahkan dalam hampir setiap penelitian di laut.
Sebaran suhu permukaan laut di dunia secara horizontal sesuai dengan
posisi lintang suatu wilayah. Semakin tinggi lintang maka suhu permukaan laut
semakin berkurang, dan sebaliknya suhu maksimal terdapat pada daerah lintang
rendah sekitar khatulistiwa seperti yang terlihat pada gambar berikut.
13
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
3.2 Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui alat dan cara pengukuran suhu air laut
2. Mahasiswa mengetahui nilai dan faktor-faktor yang mempengaruhi suhu
air laut
3.5 Waktu
15 menit
14
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
SOAL PENDAHULUAN
1. Apa yang dimaksud dengan suhu dan berapa kisaran suhu optimal laut?
2. Sebut dan jelaskan faktor yang mempengaruhi perubahan suhu air laut!
15
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
3. Sebutkan salah satu dampak adanya perubahan suhu yang ekstrimbaik bagi
biota lautmaupun fenomena/gejala cuaca/ iklim di dunia
16
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
SOAL PENGAYAAN
2. Mengapa dalam pengukuran suhu air laut harus membelakangi sinar matahari
dan tangan tidak boleh menyentuh termometer pada saat pembacaan skala
suhu? (tanpa literatur)
17
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
KESIMPULAN
(Dengan analisa perbandingan literatur)
18
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
MATERI 4. SALINITAS
4.1 Pedahuluan
Salinitas merupakan jumlah berat semua garam (dalam gram) yang
terlarut dalam satu liter air, biasanya dinyatakan dengan satuan ppt. Di perairan
pantai misalnya karena pengaruh aliran sungai, salinitas bisa turun rendah.
Sebaliknya di perairan dengan pemanasan dan pen pembacn skguapan yang
sangat kuat, salinitas bisa meningkat tinggi. Besar kecilnya sebaran salinitas
disuatu perairan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah:
1. Pola sirkulasi air
2. Besar kecilnya penguapan
3. Jumlah curah hujan
4. Aliran sungai
Salinitas ditentukan oleh keseimbangan presipitasi dan penguapan di
permukaan. Pengaruh fluktuasi permukaan umumnya kecil untuk perairan di
bawah 1000 meter, dimana salinitas air antara 34,5 ppt dan 35 ppt di
semua lintang. Zona dimana salinitas bekurang terhadap kedalaman
ditemukan pada lintang rendah dan menengah, yaitu antara lapisan permukaan
campuran dan bagian atas lapisan dalam dimana salinitas konstan. Zona
tersebut dikenal sebagai haloklin.
Menurut Mc Connaughey dan Zottoli (2000), jumlah salinitas (ppt) dari
berbagai tipe air antara lain adalah sebagai berikut:
Salinitas permukaan air laut di dunia bervariasi menurut lintang dan posisi
geografis suatu perairan. Wilayah perairan yang memiliki tigkat penguapan yang
tinggi (khatulistiwa) cenderung memiliki salinitas yang tinggi, dan sebaliknya
wiyahan dingin dengan penguapan yang rendah cenderung memiliki salinitas
yang rendah. Selain itu posisi suatu perairan relatif terhadap perairan
lainnya juga berpengaruh terutama wilayah perairan semi tertutup yang memiliki
sirkulasi air laut yang rendah. Wilayah seperti ini cenderung memiliki salinitas
19
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
yang tinggi, contohnya adalah laut Mediterania. Sebaran salinitas permukaan air
laut terdapat pada gambar berikut ini :
4.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui alat yang digunakan dalam pengukuran
salinitas
2. Mahasiswa mampu mengoperasikan alat yang digunakan untuk
mengukur salinitas
3. Mahasiswa dapat menganalisa hasil dari pengukuran salinitas.
4.5 Waktu
20 menit
20
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
21
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
SOAL PENDAHULUAN
1. Berapa kisaran optimal salinitas air laut?
22
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
23
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
SOAL PENGAYAAN
1. Jelaskan kondisi perairan berdasarkan hasil pengukuran salinitas pada saat
praktikum lapang (Tanpa literatur)
24
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
KESIMPULAN
(dengan analisa perbandingan literatur)
25
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
5.1 Pedahuluan
Derajat keasaman atau alkalinitas air diukur dengan pH (potential of
Hydrogen), yang merupakan skala logaritma untuk konsentrasi ion hydrogen
(H+).
Nilai dari pH berkisar dari 0 (paling asam, paling banyak ion hidrogen) sampai
14 (paling alkalin, paling sedikit ion hidrogen). Nilai netral suatu pH adalah 7,
yaitu io hydrogen seimbang dengan ion hidroksil (OH-) dalam air (Twigg, 2008).
Semakin banyak ion OH- dalam cairan makin rendah ion H+ dan makin tinggi
pH dan cairan demikian disebut alkalis. Sebaliknya makin banyak ion H+ makin
rendah pH dan cairan tersebut bersifat asam.
Perairan dengan pH < 4 merupakan perairan yang sangat asam dan dapat
menyebabkan kematian makhluk hidup, sedangkan pH > 9,5 merupakan
perairan yang sangat basa yang dapat menyebabkan kematian dan mengurangi
produktivitas perairan. Perairan laut maupun pesisir memiliki pH relatif lebih
stabil dan berada dalam kisaran yang sempit, biasanya berkisar antara 7,7 –
8,4. pH dipengaruhi oleh kapasitas penyangga (buffer) yaitu adanya garam-
garam karbonat dan bikarbonat yang dikandungnya. Pengaruh nilai pH terhadap
komunitas biologi perairan antara lain adalah: Keanekaragaman plankton dan
benthos sedikit menurun. Kelimpahan total, biomas, dan produktivitas tidak
mengalami perubahan
5.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengukur nilai pH pada perairan laut.
2. Mahasiswa mampu mengoperasikan alat pengukur pH.
3. Mahasiswa mampu menganalisis dampak pH pada biota perairan laut.
26
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
5.5 Waktu
15 menit
27
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
SOAL PENDAHULUAN
1. Apa yang dimaksud dengan pH dan berapa kisaran optmal untuk biota
perairan?
28
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
29
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
SOAL PENGAYAAN
1. Bagaimana cara pengukuran pH pada saat praktikum
30
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
KESIMPULAN
(dengan analisa perbandingan literatur)
31
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
MATERI 6. GELOMBANG
6.1 Pedahuluan
Gelombang laut adalah pergerakan naik dan turunnya air laut dengan arah
tegak lurus pemukaan air laut yang membentuk kurva/grafik sinusoidal.
Gelombang laut timbul karena adanya gaya pembangkit yang bekerja pada laut.
Gelombang laut disebabkan oleh angin. Angin di atas lautan mentransfer
energinya ke perairan, menyebabkan riak-riak, alun/bukit, dan berubah menjadi
apa yang kita sebut sebagai gelombang (Kurniawan, 2014).
Gelombang/ombak yang terjadi di lautan dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa macam tergantung kepada gaya pembangkitnya. Pembangkit
gelombang laut dapat disebabkan oleh: angin (gelombang angin), gaya tarik
menarik bumi-bulan-matahari (gelombang pasang-surut), gempa (vulkanik atau
tektonik) di dasar laut (gelombang tsunami), ataupun gelombang yang
disebabkan oleh gerakan kapal (Jumali, 2013).
Sifat-sifat gelombang setidaknya dipengaruhi oleh 3 bentuk angin, yaitu
kecepatan angin, waktu dimana angin sedang bertiup, jarak tanpa rintangan
dimana angin sedang bertiup atau dikenal sebagai fetch (Hutabarat, 1985).
D = kedalaman laut (Jarak antara muka air rerata dan dasar laut)
A amplitudo gelombang
32
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
f Frekueni gelombang
6.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengukur tinggi gelombang dan periode gelombang.
2. Mahasiswa mampu mengoperasikan alat pengukur pengukuran
gelombang.
3. Mahasiswa mampu menganalisis gelombang yang terjadi pada suatu
perairan.
6.5 Waktu
15 menit
Periode gelombang :
- Tongkat berskala ditegakkan dalam air sampai menyentuh dasar
33
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
34
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
SOAL PENDAHULUAN
35
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
36
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
SOAL PENGAYAAN
2. Alat apa yang digunakan pada saat pengukuran gelombang dan jelaskan
mekanisme pengukurannya!
37
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
KESIMPULAN
(dengan analisa perbandingan literatur)
38
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
7.1 Pedahuluan
Pasang surut laut adalah gelombang yang dibangkitkan oleh adanya
interaksi antara bumi, matahari dan bulan. Puncak gelombang disebut
pasang tinggi dan lembah gelombang disebut pasang rendah. Perbedaan
vertikal antara pasang tinggi dan pasang rendah disebut rentang
pasang surut (tidal range). Periode pasang surut adalah waktu antara
puncak atau lembah gelombang ke puncak atau lembah gelombang
berikutnya. Nilai periode pasang surut bervariasi antara 12 jam 25 menit
hingga 24 jam 50 menit.
Terdapat tiga tipe dasar pasang surut yang didasarkan pada periode dan
keteraturannya, yaitu pasang surut harian (diurnal), harian ganda (semi
diurnal) dan campuran (mixed tides). Untuk mixed tides dibagi lagi menjadi 2
yaitu Mixed semidiurnal/Mixed tides prevailing semidiurnal (campuran
dominan gamda) dan Mixed diurnal/mixed tides prevailing diurnal (campuran
dominan tunggal) .Dalam sebulan, variasi harian dari rentang pasang surut
berubah secara sistematis dan periodic mengikuti siklus bulan.
39
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
7.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengukur laju pasang surut
2. Mahasiswa daat mengetahui manfaat pasang surut bagi dunia perikanan
7.5 Waktu
15 - 20 menit
40
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
SOAL PENDAHULUAN
41
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
42
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
SOAL PENGAYAAN
2. Jika diketahui saat pengkuran pasang surut pada pengukuran awal dengan
tinggi 65,8 cm pada pukul 06.30 WIB. Pengukuran kedua pada pukul 13.30
WIB dengan tinggi 172,9 cm. Hitunglah laju pasang/surutnya!
43
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
KESIMPULAN
(dengan analisa perbandingan literatur)
44
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
8.1 Pedahuluan
Oksigen terlarut dalam air merupakan parameter kualitas air yang sangat vital
bagi kehidupan organisme perairan. Konsentrasi oksigen terlarut cenderung
berubah-ubah sesuai dengan keadaan atmosfir. Sumber utama oksigen terlarut
dalam air adalah difusi dari udara dan hasil fotosintesis organisme yang
mempunyai klorofil yang hidup di perairan (Muhajir et al., 2004).
Oksigen adalah gas tak berbau, tak berasa, dan hanya sedikit larut dalam
air. Untuk mempertahankan hidupnya makhluk yang tinggal di dalam air, baik
tumbuhan maupun hewan, bergantung kepada oksigen yang terlarut ini. Jadi,
kadar oksigen yang terlarut dapat dijadikan ukuran untuk menentukan kualitas air
(Kristanto, 2002).
8.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengukur kadar oksigen terlarut di dalam perairan
dalam satuan mg/L.
2. Mahasiswa dapat mengetahui kadar oksigen terlarut yang optimal di
dalam perairan.
45
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
8.5 Waktu
30 menit
Rumus perhitungan :
( ) ( )
( ⁄)=
−
Keterangan rumus :
N titran = normalitas Na-thiosulfat
V titran = volume Na-thiosulfat
8 = ½ MR oksigen
1000 = konversi dari ml ke liter
4 = asumsi air yang tumbah karena penambahan 2 ml
MnSO4 dan 2 ml NaOH+KI
46
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
SOAL PENDAHULUAN
47
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
48
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
SOAL PENGAYAAN
49
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
KESIMPULAN
(dengan analisa perbandingan literatur)
50
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
DAFTAR PUSTAKA
Kordi, K. dan M. Ghufran. 2010. Budi Daya Ikan Nila di Kolam Terpal.
Yogyakarta: Lily Publisher.
Widyastuti, R., Eko Y. H. dan Sutoyo. 2010. Pemodelan Pola Arus Laut
Permukaan di Perairan Indonesia Menggunakan Data Satelit Altimetri
Jason-1. Surabaya: ITS.
51
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
52
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
53
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
54
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
55
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
Nama :
NIM :
Kelompok :
1 Pendahuluan
(....................... )
2 Pengayaan
(....................... )
3 UAP
(....................... )
Malang,.............................2018
Koordinator Asisten Praktikum Oseanografi
56
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
57
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
CATATAN
58
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI 2018
CATATAN
59