Disusun oleh :
TIM ASISTEN PRAKTIKUM
Nada Hanifah
Ceteria Nuchter Ikbar Adamimawar
Kabod Mulia Abadi Nugraha Putra
Yulita Dwi Astuti
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT bahwasanya telah dapat kami
selesaikan pedoman buku praktikum Manajemen Akuakultur Payau dan Laut. Buku ini
merupakan panduan bagi mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan praktikum yang merupakan
suatu kegiatan aplikasi dari mata kuliah Manajemen Akuakultur Payau dan Laut di Program
Studi Akuakultur Universitas Tidar.
Di dalam panduan ini kami jabarkan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh
mahasiswa peserta didik untuk dapat melakukan praktikum Manajemen Akuakultur Payau dan
Laut. Besar harapan kami bahwa buku ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya dan dapat
membantu mahasiswa peserta didik untuk dapat lebih memahami tentang manajemen perairan
payau dan laut. Akhirnya kami berharap kepada para pembaca untuk dapat memberikan kritik
dan saran agar selanjutnya dapat kami pergunakan untuk melaksanakan perbaikan buku ini.
Tim Penulis
1. ASISTEN
a. Asisten praktikum dalam melaksanakan praktikum bertanggung jawab kepada
dosen penanggung jawab praktikum
b. Asisten praktikum bertanggung jawab terhadap ketertiban, keamanan dan
kelancaran pelaksanaan praktikum, laporan akhir pelaksanaan praktikum
c. Asisten praktikum bertanggung jawab terhadap kebersihan ruangan praktikum
setiap setelah praktikum selesai
d. Asisten praktikum sebelum melaksanakan praktikum wajib :
➢ Berkordinasi dengan penanggung jawah praktikum
➢ Membuat rencana kerja/jadwal praktikum termasuk pengamatan acara
prkatikum yang diketahui/disetujui oleh penaggung jawab praktikum dan
diserahkan keapada Kepala Laboratorium
➢ Mengkoordinasikan, menyediakan dan menyiapkan bahan-bahan dan alat
praktikum bersama petugas/laboran selambat-lambatnya dua hari sebelum
pelaksanaan acara praktikum
➢ Asisten wajib memakai jas laboratorium
2. PRAKTIKAN
a. Wajib datang tepat waktu serta mengisi daftar hadir sebelum praktikum dimulai
b. Terlambat hadir 5 (lima) menit tidak diijinkan mengikuti praktikum
c. Bila tidak hadir/tidak mengikuti acara praktikum harus menunjukkan surat
keterangan dan mengajukan surat permohonan inhal kepada penanggungjawab
d. Bila tidak mengikuti lebih dari dua acara praktikum dianggap gagal mengikuti
praktikum
e. Wajib memakai jas praktikum selama melaksanakan praktikum
f. Dilarang merokok, minum dan makan ketika melaksanakan praktikum
g. Meminjam dan mengembalikan peralatan praktikum secara tertulis, peralatan
dalam keadaan bersih, kering dan dan tidak cacat/rusak
h. Setelah mengambil bahan praktikum wajib mengembalikan bahan praktikum
ketempat semula dalam keadaan tertib
i. Wajib membuat laporan praktikum sesuai format yang ditetapkan asisten dan
diserahkan paling lambat seminggu setelah suatu acara praktikum selesai
j. Memecahkan atau merusak alat praktikum mendapatkan sanksi nilai praktikum
yang dilakukan hilang dan diwajibkan mengisi surat pernyataan.
3. Hal-hal yang belum tercantum dalam peraturan tata-tertib ini akan diatur lebih lanjut
oleh Kepala Laboratorium.
1. ASISTENSI
2. Pembuatan Larutan Pengencer
3. Pembuatan Pembuatan Salinitas dengan Konsentrasi Tertentu
4. Pembuatan Ammonia
5. Pembuatan Probiotik
6. Tingkat Konsumsi Oksigen
7. Responsi
A. Tujuan
Praktikum ini bertujuan agar praktikan (Mahasiswa) mampu mengetahui dan
mempraktekkan secara langsung proses pengenceran salinitas untuk mendapatkan konsentrasi
yang sesuai.
B. Uraian Materi
Salinitas merupakan Banyaknya garam alam gram yang terdapat pada satu liter air
laut.Salinitas biasanya dinyatakan dengan per mil (‰) atau perseribu yang menunjukkan
berapa gram kandungan mineral dalam setiap 1.000 gram air laut (Kannur, 2017). Berdasarkan
Septiani et al. (2014), berdasarkan kemampuan ikan dalam menyesuaikan diri pada salinitas
dapat digolongkan menjadi Ikan yang mempunyai toleransi rentan salinitas yang kecil
(Stenohaline) dan Ikan yang mempunyai toleransi rentan salinitas yang lebar (Euryhaline).
Menurut Rosmawati (2011), dalam buku Ekologi Perairan terbagi menjadi 3 jenis berdasarkan
kisaran salinitas, yaitu:
1. Perairan tawar <0,5 ppt
2. Perairan payau 0,5-17 ppt
3. Perairan laut >17 ppt
Tinggi rendahnya nilai salinitas suatu perairan dapat dipengaruhi oleh cuaca, pola
sirkulasi air, penguapan, curah hujan dan aliran sungai. Salinitas dianggap menjadi sebuah
masking factor dalam kegiatan budidaya, karena dapat merubah sifat fisika kimia suatu
perairan dan menjadi saling berkesinambungan yang dapat berdampak pada berlangsungnya
proses osmotik baik pada sistem osmoregulasi maupun sistem bioenergetik bagi suatu
organisme perairan (Patty, 2013). Dalam kegiatan budidaya terutama payau dan laut perubahan
nilai salinitas harus diperhatikan agar selalu berada dalam kisaran optimal menyesuaikan
dengan kultivan budidaya. Dalam budidaya di tambak air payau, apabila terjadi fluktuasi nilai
salinitas yang cukup tinggi, maka harus segera dilakukan tindakan untuk mengembalikan nilai
salinitas dalam titik optimal. Tetapi, ketika di laut fluktuasi nilai salinitas sulit untuk dikontrol.
Rekayasa nilai salinitas dapat dilakukan salah satunya dengan menggunakan metode
pengenceran untuk memperoleh konsentrasi sesuai keinginan. Pengenceran sendiri dapat
Keterangan:
S : Salinitas yang inginkan
S1 : Salinitas tinggi (air laut)
V1 : Volume air salinitas tinggi (air laut)
S2 : Salinitas rendah (air tawar)
V2 : Volume air salinitas rendah (air tawar)
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
- Air laut konsentrasi 35 ppt : sebagai bahan yang hendak dicampur dan diencerkan.
D. Langkah Kerja
a) Pembuatan Larutan Pengencer
Hasil
Diambil air tawar dan air payau sesuai dengan volume yang ditentukan
Didapat hasil
A. Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum ini agar praktikan (mahasiswa) dapat
mempraktikan dan mengetahui pembuatan ammonia dalam larutan air. Selain itu,
praktikan diharapkan dapat memahami bagaimana cara kerja dan fungsi dari pembuatan
amonia.
B. Uraian Materi
Ammonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH3. Biasanya senyawa ini
didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut bau amonia). Walaupun
amonia memiliki sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi, amonia sendiri
adalah senyawa kaustik dan dapat merusak kesehatan. Ammonia pada budidaya
perairan merupakan hasil akhir dari sisa-sisa metabolisme maupun sisa pakan yang
tidak termanfaatkan oleh ikan atau secara umum dapat dikatakan sebagai limbah yang
dihasilkan dari budidaya ikan. Menurut Effendi (2003) dalam Sumarno (2015),
menyatakan bahwa ammonia bebas (NH3) yang tidak terionisasi bersifat toksik
terhadap organisme akuatik. Toksisitas amonia terhadap organisme akuatik akan
meningkat jika terjadi penurunan kadar oksigen terlarut, pH, dan suhu. Kadar ammonia
bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan tawar sebaiknya tidak lebih dari 0,02
mg/liter, jika kadar ammonia bebas lebih dari 0,2 mg/liter, perairan bersifat toksik bagi
beberapa jenis ikan (Warseno, 2018).
C. Alat dan Bahan
Alat :
1. Toples 2 buah : Sebagai wadah dari pembuatan ammonia
2. Gelas Ukur 500 ml : Sebagai wadah dari larutan pengencer
3. Spatula : Untuk menghomogenkan larutan ammonia
4. Nampan : Sebagai tempat meletakkan alat dan bahan
Bahan :
1. Larutan Amonia : Sebagai larutan utama pembuatan ammonia
2. Larutan Pengencer : Sebagai larutan pengencer larutan
D. Cara Kerja
Didapat hasil
A. Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum ini agar praktikan (mahasiswa) dapat
mempraktikan dan mengetahui penambahan probiotik dalam larutan ammonia. Selain
itu, praktikan diharapkan dapat memahami bagaimana cara kerja dan fungsi dari
penambahan probiotik untuk meningkatkan kualitas air.
B. Uraian Materi
Probiotik adalah mikroba hidup yang dapat memberikan keuntungan bagi
inangnya yaitu dengan mengatur keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan,
meningkatkan efisiensi dan pemanfaatan pakan, meningkatkan respon imun serta dapat
memperbaiki kualitas lingkungan. Probiotik dapat dikatakan merupakan makanan
tambahan bagi hewan inang berupa sel mikroorganisme (mikroba) atau sebagai pakan
mikroskopik yang bertujuan memenangkan kompetisi dalam sistem saluran pencernaan
ikan (hewan inang) dengan bakteri merugikan (patogen) (Fahrunnisa, 2017). Karena
dalam penggunaannya bakteri probiotik dalam bidang budidaya ikan dapat menjaga
keseimbangan mikroba dan mengendalikan patogen dalam saluran pencernaan (Mansur
dan Tangko 2008 dalam Umasugi, dkk., 2018).
Probiotik dapat berperan untuk memudahkan dalam proses penyerapan zat
nutrisi, meningkatkan kesehatan ikan, mempercepat pertumbuhan, dan menghalangi
penyakit untuk masuk ke tubuh ikan. Menurut Fitriyanto (2019), menyatakan bahwa
penggunaan probiotik merupakan salah satu metode pengendali penyakit ikan yang
aman dan ramah lingkungan. Selain itu, aplikasi probiotik melalui media pemeliharaan
bertujuan memperbaiki kualitas air pada budidaya perikanan. Probiotik dalam media
budidaya merupakan salah satu alternatif dalam mengatasi masalah kualitas air dalam
budidaya yang diadaptasi dari teknik pengolahan limbah domestik secara konvensional
(Avnimelech and Kochba 2009 dalam Rachmawati dkk., 2016). Dalam budidaya
perikanan saat ini sudah banyak yang menggunakan jenis probiotik dalam media
budidayanya. Beberapa jenis probiotik yang menguntungkan telah dan sementara
D. Cara Kerja
Didapat hasil
A. Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah agar praktikan (mahasiswa) dapat
mempraktikkan dan mengetahui tingkat konsumsi oksigen biota air. Selain itu, praktikan
diharapkan dapat menghitung tingkat konsumsi oksigen biota air menggunakan rumus yang
sudah tertera pada panduan praktikum untuk mengetahui jumlah oksigen yang dibutuhkan
biota air.
B. Uraian Materi
Oksigen memiliki peranan penting dalam perairan untuk menguraikan komponen-
komponen kimia menjadi komponen yang lebih sederhana. Oksigen merupakan gas pentin
untuk proses respirasi dan metabolisme ikan. Asmawi (1983) menyatakan oksigen merupakan
unsur organik terlarut dalam air yang berperan sebagai faktor pembatas penting dalam
pertumbuhan dan metabolisme ikan. Perairan dengan kandungan oksigen yang sedikit tidak
baik bagi pertumbuhan ikan karena akan mempengaruhi kecepatan makan atau laju
metabolisme ikan. Oksigen diperlukan ikan dalam proses metabolisme aerobik.
Konsumsi oksigen merupakan pengkuantitatifan banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh
suatu organisme air salah satunya ikan. Konsumsi oksigen pada ikan digunakan sebagai
parameter laju metabolisme pada ikan dengan satuan mg/g/jam (Julian, 2003). Dasar yang
digunakan untuk mengukur konsumsi oksigen oleh ikan selama transportasi adalah berat ikan
dan suhu air. Jumlah oksigen yang dikonsumsi ikan bergantung pada jumlah oksigen yang
tersedia di dalam air (Gordon, 1972). Jika kandungan oksigen dalam air meningkat, ikan akan
mengonsumsi oksigen pada kondisi stabil dan ketika kadar oksigen menurun maka konsumsi
oksigen oleh ikan lebih rendah dibandingkan dengan konsumsi oksigen pada saat kadar oksigen
tinggi. Pernyataan lain juga ditambahkan oleh Hurkat (1976) yang menyatakan bahwa
konsumsi oksigen pada hewan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu aktivitas tubuh, ukuran
tubuh, tinggi badan, umur, dan berat badan. Nilai konsumsi oksigen per gram berat tubuh
menurun seiring dengan meningkatnya ukuran tubuh. Ikan kecil cenderung lebih aktif bergerak
sehingga membutuhkan lebih banyak energi dibandingkan dengan ikan besar. Oleh karena itu,
semakin besar volume ikan menyebabkan konsumsi oksigen oleh ikan semakin kecil. Pada ikan
Keterangan :
- OC = Tingkat konsumsi oksigen (mg O2/g/jam)
- V = volume air dalam wadah (L)
- DOo = Konsentrasi oksigen terlarut pada awal pengamata (mg/L)
- DOt = konsentrasi oksigen terlarut pada waktu t (mg/L)
- W = bobot udang uji (g)
- t = periode waktu pengamatan (jam)
Didapatkan hasil
I. Laporan Sementara
1. Tulis tangan menggunakan bolpoin biru dan diparaf asisten praktikum menggunakan
bolpoin merah
2. Kertas HVS A4
3. Isi : Judul praktikum, identitas praktikan (kelompok), tujuan, alat dan bahan, metode
pelaksanaan, hasil pengamatan, kesimpulan.
4. Dikumpulkan secara hardfile kepada asisten praktikum setelah praktikum dilaksanakan
dan wajib mendapatkan paraf asisten praktikum sebagai bukti jika laporan sementara
telah diterima.
5. Laporan sementara dijadikan sebagai syarat dan lampiran saat pengumpulan
laporan praktikum
Fahrunnisa, M. 2017. Pengaruh Pemberian Probiotik Bacillus sp. dengan Dosis Yang Berbeda
terhadap Sintasan dan Pertumbuhan Larva Ikan Nila Payau (Oreochromis
niloticus). Skripsi. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Fitriyanto, A. N. 2019. Efektivitas Penambahan Probiotik terhadap Pertumbuhan, FCR, dan
Sintasan Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus). Skripsi. Universitas Satya
Negara Indonesia. Jakarta.
Gordon, M. S. 1972. Animal Physiology Principles. Mac Millan Publishing Co. New York.
Hurkat. 1976. A Text Book of Animal physiology. Schandand Co. Ltd, New Delhi.
Julian, William G. R, Stephanie E.W. and James S Albert. Oxygen Consumption in weakly
electric neotropical fishes. Journal of Oecologia 2003; 137:502- 511.
Kannur, Haeruddin. 2017. Pengaruh Salinitas yang Berbeda Terhadap Daya Tetas Telur dan
Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila Merah (Oreochromis Niloticus).
Skripsi. Makassar: Universitas Muhamadiyah Makassar.
Patty, S. (2013). Distribusi Suhu, Salinitas, dan Oksigen Terlarut di Perairan Kema, Sulawesi
Utara. Jurnal Ilmiah Platax, Vol. 1(3).
Prosser, C. L. and F. A. Brown. 1961. Comparative Animal Physiology. W. B. Saunders
Company, Philadelphia and London.
Rachmawati, D., I. Samidjan dan S. B. Prayitno. 2016. Aplikasi Teknik Probiotik terhadap
Kualitas Air Media Budidaya Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus) di Desa
Tambaksari, Kecamatan Rowosari, Kabupaten Kendal. PENA Akuatika, 14(1).
Rukka, D. P. 2012. Pengaruh Kepadatan Berbeda Terhadap Konsumsi Oksigen Pada Juvenil
Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsskal). Skripsi. Program Studi Budidaya Perairan.
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin : Makassar.
Septiani, Wahyu D., Patrice. N. I., Alfret Luasinaung. 2014. Dinamika salinitas daerah
penangkapan ikan di sekitar muara Sungai Malalayang, Teluk Manado, pada saat spring
tide. Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap,1(6): 215-220.
Sumarno, D., dan T. Muryanto. 2015. Penentuan Kandungan Ammonia (N-NH3) Berdasarkan
Hasil Analisa Kandungan Ammonium (N-NH4) di Aliran Sungai (DAS) Poso
Kabupaten Poso Sulawesi Tengah. Balai Penelitian dan Pemulihan Konservasi
Sumberdaya Ikan-Jatiluhur, 13(2).
Umasugi, A., Reiny, A.T., Reni, L. K., Henky, M., Novie, P. L. P., Elvi, L. G. 2018.
Penggunaan Bakteri Probiotik untuk Pencegahan Infeksi Bakteri Strepcoccocus
agalactiae pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Budidaya Perairan, 6(2).
Warseno, Y. 2018. Budidaya Lele Super Intensif di Lahan Sempit. Jurnal Riset Daerah, 17(2).