Anda di halaman 1dari 4

NOTULENSI AMDAL

(ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN)


KELOMPOK 2_ROMBEL 01

Nama Anggota Kelompok :


1. Vevi Oktapiya (1910801028)
2. Latif Dwi Cahyo (1910801032)
3. Laila Safitri (1910801039)
4. Destya Nurul Qomariyah (1910801045)

“BAKU MUTU”

Baku mutu yaitu uturan atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen
yang ada atau harus ada dan/unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu
sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup (Pasal 1 Ayat 11 Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 1997). Prosedur menentukan baku mutu lingkungan yang terdapat pada
beberapa pendekatan yaitu:
1. Pendekatan Fisiologis (tingkatan bahaya suatu unsur).
2. Pendekatan rantai makanan.
3. Angket.
4. Studi pustak.
5. Bio Indikator.
Langkah penyusunan baku mutu lingkungan:
1) Identifikasi dari penggunaan sumber daya atau media ambien yang harus dilindungi
(objektif sumber daya tersebut tercapai).
2) Merumuskan formulasi dari kriteria dengan menggunakan kumpulan dan pengolahan
dari berbagai informasi ilmiah.
3) Merumuskan baku mutu ambien dari hasil penyusunan kriteria.
4) Merumuskan baku mutu limbah yang boleh dilepas ke dalam lingkungan yang akan
menghasilkan keadaan kualitas baku mutu ambien yang telah ditetapkan.
5) Membentuk program pemantauan dan pengumpulan berbagai informasi guna
penyempurnaan atau perbaikan data dan juga sebagai umpan balik.
Dalam penggunaannya, penetapan baku mutu limbah haruslah dikaitkan dengan
keadaan kualitas ambien dan baku mutu ambien. Contohnya adalah suatu daerah yang
keadaan lingkungan ambiennya masih sangat baik berarti pula bahwa batas baku mutu
ambien masih jauh dari kualitas ambien dan suatu daerah lain mempunyai keadaan kualitas
ambien yang sudah tidak baik atau mendekati batas baku mutu ambien yang telah ditetapkan.
Hal ini menunjukkan bahwa pencemaran yang ada sudah sangat berat.
Baku mutu air limbah adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar yang
ditenggang keberadaannya dalam air limbah yang akan dibuang atau dilepas ke dalam sumber
air dari suatu usaha atau kegiatan.

Tanya Jawab :
1. Haifar Amru Zein Al Hasan
Pertanyaan :
Apakah ada contoh konkret perusahaan/ kegiatan yang tidak melaksanakan baku mutu
sehingga menimbulkan dampak-dampak seperti yang ada di PPT tadi ?
Jawaban :
Izin menjawab pertanyaan dari mas Amru, disini kami mengangkat salah satu contoh
kasus yang berdampak pada lingkungan dan dirasakan/dikeluhkan oleh masyarakat,
PT. RUM di Sukorejo, Jawa Tengah, disinyalir kegiatan produksi perusahaan yang
bersangkutan belum menerapkan AMDAL dengan prosedur yang sesuai, izin
lingkungan, serta izin pembuangan limbah yang didapat adalah pencemaran udara dan
juga air. Sudah beberapa kali mendapat teguran dari beberapa pihak namun dapat
menimbulkan dampak dan bahkan menyebar. Untuk gambarannya saya ambil
cuplikan dari tirto.id
PT. KUM, seperti pabrik itu tidak memasang CEM (Continuos Emission Monitoring)
pada cerobong Cinmey (sesuai Permen LH No. 07 Tahun 2012 tentang Pengelolaan
Emisi Sumber Tidak Bergerak Bagi Usaa dan/atau Kegiatan Industri Rayon), belum
mengendalikan emisi hingga tak menimbulkan bau (sesuai dengan PP No. 41 tahun
1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara), dan belum menyeesaikan
pemasangan pipa pembuangan limbah air hasil pengolahan limbah dari IPAL hingga
ke Sungai Bengawan Solo (sesuai dokumen AMDAL).
2. Tito Kurniawan
Pertanyaan :
Minta tolong dijelaskan menggunakan contoh yng ada di lapangan mengenai alur
penyusunan baku mutu karena Bahasa yang digunakan terlalu baku, jadi sulit
dibayangkan.
Jawaban :
Contoh kriteria penyusunan baku mutu lahan terkontaminasi B3.
1. Pendekatan pertama adalah limit of detection. Pendekatan ini dihasilkan dari analisis
peralatan yang digunakan dalam mendeteksi kontaminan, yang diuji melalui analisa
laboratorium.
2. Pendekatan kedua adalah background level. Pendekatan ini dihasilkan sebelum
kontaminan berbahaya memasuki lingkungan.
3. Pendekatan ketiga adalah regulatory cleanup level. Pendekatan ini dihasilkan dari
adanya regulasi atau peraturan yang ditetapkan untuk deskripsi batas penerimaan
kontaminan di dalam tanah dan air tanah.
4. Pendekatan keempat adalah human health risk standar. Pendekatan ini dihasilkan
dengan menganalisa keterpaparan risiko kontaminan yang masuk ke dalam
lingkungan dari sisi kesehatan makhluk hidup, dan faktor substansi risiko dampak
ekologi.
5. Pendekatan terakhir adalah technology based cleanup. Pendekatan ini dilakukan
berdasarkan utilisasi (penggunaan) teknologi yang tersedia dalam mereduksi dan
memusnahkan kontaminan.
3. Fathan Qoriban
Pertanyaan :
Bagaimana jika kalian pemilik perusahaan langkah-langkah apa untuk memperoleh
standar bahan baku air, udara berikan contoh?
Jawaban :
Yang akan dilakukan meliputi :
1. Identifikasi masalah yang ada (pencemaran air atau udara).
2. Merumuskan masalah tsb dari berbagai sumber literatur.
3. Menetapkan baku mutu ambien.
4. Merumuskan baku mutu.
5. Evaluasi.

Tambahan Penjelasan dari Pak Muhammad Triaji :


Untuk masalah baku mutu air maupun udara itu semuanya bisa dilihat pada peraturan
pemerintah yang sudah ditetapkan. Baku mutu air di PP No. 82 tahun 2001 dan
PERMENKES tahun 2017. Pada peraturan tersebut sudah dijelaskan mengenai baku
mutu air yang diperbolekan dan sanitasi higienis yang distandarkan. Kemudian untuk
pertanyaan Haifar Amru, tadi sudah dicontohkan dari PT. RUM. Pabrik-pabrik itu
sebenarnya untuk masalah baku mutu sudah paham, tetapi kembali lagi jika ingin
menurunkan kadar kandungan sisa hasil usahanya (ini dalam artian air) pasti
membutuhkan treatment, biaya, dan waktu. Karena harus membuat instalasi
pengelolaan air limbahnya, dalam mengoprasikannya membutuhkan tambahan tenaga
dan banyak bahan baku terutama pabrik yang menggunakan misalnya kaporit, bahan
kimia yang lain, maka untuk menurunkan kadarnya otomatis membuthkan tambahan
biaya. Untuk masalah ambien di udara terutama yang paling mudah dilihat di pabrik
dari ketinggian cerobongnya, karena standarnya untuk kelas yang besar semakin
meninggikan cerobongnya sebab jika terlalu rendah bisa mencemari sekitarnya.
Tetapi walaupun tinggi jika memang bahaya, maka tetap akan mencemari di
sekitarnya. Serta tergantung dari arah angin. Kemudian yang ditanyakan mas Tito
mengenai pemahaman baku mutu agar mudah paham, tergantung cara kita
memahaminya. Hal ini cukup sensitive di suatu daerah/kepemimpinan karena banyak
yang terseret kasus amdal, sehingga perlu adanya diskusi kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai