LINGKUNGAN
Disusun oleh:
Prodi: D3 Sanitasi
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah yang berjudul “PRINSIP
DASAR PENGAMBILAN SAMPEL PADA PEMERIKSAAN KUALITAS
LINGKUNGAN” disusun berdasarkan pengetahuan yang penyusun dapatkan dari beberapa
sumber. Makalah ini juga disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Teknik
Pengambilan Sampel.
Dalam penyusunan makalah ini tidak lupa pula penyusun mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Catur Puspawati. Selaku dosen pada mata kuliah Teknik Pengambilan Sampel.
Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari penyusunan
maupun materinya. Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
kedepannya bisa lebih sempurna. Akhir kata, semoga makalah sederhana ini bisa diterima dan
bermanfaat bagi semua pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
JUDUL.......................................................................................................................... i
3.2 Saran..................................................................................................................... 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAAN
1. Kualitas Udara adalah atmosfer yang berada di sekeliling bui yang fungsinya
sangat penting untuk kehidupan di muka bumi ini. Udara digunakan untuk
bernafas, untuk proses foto sintesis dan untuk menahan sinar ultrafiolet dari
matahari.
2. Kualitas Air adalah suatu ukuran kondisi air dilihat dari karakter fisik, kimiawi,
dan biologinya. Kualitas air juga menunjukan ukuran kondisi air relatif terhadap
kebutuhan biota air dan manusia.
3. Kualitas Tanah adalah kapasitas tanah yang berfungsi dalam suatu ekosistem
dalam hubungannya dengan daya dukungnya terhadap tanaman dan hewan,
pencegahan erosi dan pengurangan terjadinya pengaruh negatif terhadap
sumberdaya air dan udara.
1. Prinsip Umum
Pengambilan Sampel (Sampling) adalah tahap awal dalam proses dimana data
hasil karakterisasi satu batch produk dikumpulkan untuk proses evaluasi. Oleh
karena hanya sebagian saja dari suatu batch yang diambil sampelnya untuk
pengujian, bagian tersebut harus mewakili batch tersebut.Hasil pengujian sampel
tersebut akan menentukan nasib batch tersebut, sehingga proses seleksi sampel
merupakan tahap kritis (penting) dalam sistem penjaminan mutu (Quality assurance
system)
3
3. Masalah Sampling pada Mikrobiologi
- Penanganan nya bisa bervariasi tergantung pada jenis sampel. Misalnya sampling
untuk produk yang dibuat secara aseptik, uji sterilitas harus dilakukan di ruang
tertentu (LAF cabinet kelas A di ruang bersih Kelas B).
- Untuk produk-produk lain, sampling area khusus yang tidak steril sudah cukup dapat
digunakan 3 SOP sampling
- SOP sampling harus dibuat karena sampling merupakan bagian penting dari Sistem
Penjaminan Mutu
- Di dalam SOP harus tercantum hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan
sampling, antara lain :
4. Re-Sampling
- Jika ada keraguan dalam validitas sampling, sampling kedua harus dilakukan.
- Populasi mikroba dapat sangat dinamis, berubah dari waktu ke waktu, dapat
menghasilkan profil mikroba yang berbeda pada sampling kedua. Jika keraguan
pada presisi maka dilakukan re-sampling.
4
5. Sampel Baku Standar
- Sampel yang diambil sebagai baku standar harus mewakili batch yang ada.
- Sampel ini harus ditandai dengan baik, ada nomor referensi nya, jumlah, no batch ,
tanggal sampling, dan dari wadah mana sampel tersebut diambil.
- Sampel baku standar harus disimpan dari setiap batch produk jadi sampai 1 tahun
setelah waktu kadaluarsanya. Jumlah sampel harus cukup untuk sedikitnya uji
ulang penuh. Peringatan atau perhatian tertentu harus dibuat untuk mencegah
kerusakan sampel selama penyimpanan yang mungkin dapat menjadikan hasil uji
tidak valid.
- Membatasi kontaminasi dengan cara menyeleksi bahan baku yang sesuai dan
menerapkan pengukuran higienis yang sesuai selama proses produksi
- Proses untuk safety (misalnya dengan melakukan sterilisasi) jika melalui dua cara
sebelumnya tidak mungkin diperoleh produk yang aman.
5
2.3 Pertimbangan Umum Mengenai Pengambilan Sampel Lingkungan
a.) Karakteristik fisik matrik air, udara, tanah/sedimen, padatan/lumpur, atau cair;
Kondisi meteorologi;
b.) Jumlah polutan yang ada;
c.) Kecepatan lepasnya polutan ke lingkungan;
d.) Sumber emisi atau effluen;
e.) Sifat kimia, biologi dan fisika dari polutan; dan
f.) Intervensi manusia sangat mempengaruhi cara serta kecepatan migrasi polutan
lingkungan. Umumnya mekanisme migrasi polutan lingkungan terjadi melalui
angin, hujan, air permukaan, air tanah, air laut, dan intervensi manusia yang berupa
pipa limbah cair, drainase dan lain-lain.
2. Konsentrasi parameter kualitas lingkungan yang berasal dari air, udara maupun tanah
umumnya rendah yaitu: a. parts-per-million (ppm), b. parts-per-billion (ppb), atau
bahkan c. parts-per-trillion (ppt) merupakan problem analitik yang sering muncul ketika
menganalisis sampel lingkungan di laboratorium.
6
1. Lokasi dan titik pengambilan sampel Dimana kita seharusnya mengambil sampel
lingkungan yang dapat menggambarkan kondisi sesungguhnya pada daerah dan waktu
tertentu? Pertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a.) Apa tujuan pengambilan sampel yang akan dilakukan?;
b.) Adakah suatu lokasi dan titik yang telah ditentukan berdasarkan persyaratan legal
atau ketentuan yang berlaku?;
c.) Apakah lokasi dan titik pengambilan sampel dapat mewakili kondisi yang
sebenarnya?;
d.) Parameter apa yang akan dianalisis pada lokasi dan titik pengambilan sampel
tersebut?;
e.) Bagaimana lokasi dan titik pengambilan sampel dapat diketahui serta memastikan
bahwa petugas pengambil sampel dapat kembali ke lokasi dan titik yang sama, atau
mengarahkan orang lain ke lokasi dan titik tersebut?;
f.) Apa yang harus direkam untuk menunjukkan mengapa lokasi dan titik tersebut dapat
atau tidak dapat mewakili?
b.) parameter sekunder adalah parameter yang terbentuk akibat adanya interaksi,
transformasi, atau reaksi kimia antar parameter primer menjadi senyawa lain
misalnya, pembentukan hujan asam yang merubah sulfur dioksida (SO2) menjadi
asam sulfat (H2SO4) karena adanya uap air (H2O) di atmosfir, pembentukan ozon
(O3) dari oksida nitrogen (NOx) akibat sinar ultra violet yang cukup dari sinar
matahari. Selain itu, dalam pengambilan sampel lingkungan dikenal istilah
parameter kunci yaitu parameter lingkungan yang dapat mewakili kondisi kualitas
lingkungan, misalnya parameter kunci untuk mengetahui kualitas 0 air limbah adalah
suhu
c.), daya hantar listrik (DHL), derajat keasaman (pH), oksigen terlarut (DO), kebutuhan
oksigen secara kimiawi (COD), kebutuhan oksigen secara biologi (BOD), maupun
senyawa anion dan kation yang dominan. Selain pelaksanaan pengambilan sampel
7
yang akan diuji di laboratorium, petugas pengambil sampel harus melakukan
pengukuran lapangan.
a.) Sangat tergantung kepada parameter yang akan diuji, metode pengujian yang
digunakan, dan distribusi polutan di lingkungan.
b.) Apabila sampel yang diambil berlebihan, maka akan menambah biaya pengambilan
sampel, transportasi, wadah, bahan pengawet, dan pengolahan sisa sampel setelah
pengujian di laboratorium.
c.) Jika jumlah sampel yang terlalu sedikit akan menimbulkan permasalahan dalam
pengujian ketika melakukan replikasi maupun pembuatan arsip sampel (retained
sample)
d.) Untuk mengetahui berapa ukuran, jumlah dan volume sampel yang harus diambil,
maka petugas pengambil sampel lingkungan harus mempertimbangkan dengan
seksama: 1. kebutuhan yang disyaratkan dalam metode pengujian yang digunakan,
2) kebutuhan pengendalian mutu internal yang akan dilakukan, dan 3) arsip sampel
yang masih harus disimpan di laboratorium dalam periode waktu tertentu.
4. Homogenitas sampel
a.) Homogenitas didefinisikan sebagai sesuatu yang mempunyai komposisi yang sama
pada setiap titik dan setiap saat.
c.) Homogenitas sampel lingkungan sangat tergantung pada distribusi analit dalam
media yang ada. Selain itu, faktor lingkungan misalnya: suhu, kelembaban, arah
angin, kecepatan alir sungai, komposisi kimia tanah juga memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap distribusi analit di media lingkungan.
d.) Apabila sampel dari media lingkungan yang akan diambil menunjukkan
keseragaman secara visual, maka pengambilan sampel sesaat (grab sample) dapat
dilakukan dengan asumsi bahwa sampel lingkungan tersebut cukup homogen.
8
dilakukan. f) Pengambilan sampel gabungan maupun terpadu merupakan usaha yang
harus dilakukan oleh petugas pengambil sampel untuk mendapatkan sampel
sehomogen mungkin sehingga dapat mewakili kondisi kualitas lingkungan yang
sesungguhnya.
5. Jumlah titik pengambilan sampel
a.) Penetapan titik pengambilan sampel merupakan hal yang sangat menentukan
representatif tidaknya suatu sampel lingkungan.
b.) Jumlah titik pengambilan sampel lingkungan umumnya sangat tergantung pada biaya,
masalah yang dihadapi dan tujuan yang ditetapkan.
c.) Pengambilan sampel air sungai, tidak hanya tergantung pada lebar dan panjangnya
sungai tetapi juga kedalaman dan debit sungai serta karakteristik polutan dalam air
sungai.
d.) Pengambilan sampel emisi dari cerobong industri, jumlah titik pengambilan sampel
sangat ditentukan oleh diameter ekivalen dan tinggi cerobong.
e.) Jumlah titik pengambilan sampel yang ditentukan akan sangat mempengaruhi biaya
yang dibutuhkan. Namun dalam hal pengawasan dan penegakan hukum lingkungan,
biaya seharusnya bukan merupakan kendala sehingga data yang dihasilkan valid dan
dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang ada.
6. Saat yang tepat, lama dan frekuensi pengambilan sampel
b.) Lama pengambilan sampel untuk air permukaan atau air limbah ditentukan oleh cara
pengambilan sampel yang digunakan. Lamanya waktu yang dibutuhkan pengambilan
sampel sesaat akan berbeda dengan sampel gabungan waktu. Sedangkan pengambilan
sampel ambien ditentukan oleh peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan
hidup yang berlaku.
c.) Apabila diperlukan, pemantauan kualitas lingkungan dapat dilakukan secara terus
menerus (continuous). Data yang diperoleh dapat menggambarkan kondisi kualitas
lingkungan setiap saat dan kecenderungan adanya suatu pencemaran yang terjadi
dapat diantisipasi serta pengendalian dini dapat dilakukan.
9
d.) Frekuensi pengambilan sampel lingkungan sangat ditentukan oleh peraturatan
perundang-undangan di bidang lingkungan hidup yang berlaku d an kriteria antara
lain: tingkat bahaya polutan, faktor resiko dan dampak ke lingkungan maupun
manusia, tujuan, program ataupun biaya yang tersedia.
a.) Perencanaan, evaluasi, maupun pengawasan yang sangat berguna bagi para pengambil
keputusan, perencana, penyusun program baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah
dalam menentukan kebijakan pengelolaan lingkungan hidup.
b.) Dapat dipakai sebagai informasi indikasi adanya pencemaran lingkungan pada daerah
tertentu atau pembuktian kasus lingkungan dalam rangka penegakan hukum lingkungan.
c.) Kaidah ilimiah adalah segala aspek yang berkaitan dengan jaminan mutu dan
pengendalian mutu baik saat pengambilan sampel maupun pengujian di laboratorium
harus dilakukan untuk mendapatkan validitas data yang dihasilkan.
d.) Kaidah hukum adalah parameter yang harus diambil disesuaikan dengan baku mutu
lingkungan dalam peraturan perundang-undangan terkait. Jika pengambilan sampel tidak
memenuhi kesesuaian terhadap kaidah-kaidah yang berlaku, maka langkah selanjutnya
berupa pengawetan, transportasi, penyimpanan, preparasi, maupun pengujian
menggunakan peralatan secanggih apapun akan sia-sia serta membuang waktu dan biaya.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terpenuhinya prinsip-prinsip
preparasi sampel dalam lingkungan sangat bergantung pada beberapa faktor yang harus
diperhatikan termasuk didalamnya yaitu aspek yang harus diperhitungkan secara cermat
dan tepat, pemilihan lokasi dan titik pengambilan sampel yang merupakan salah satu
kunci keberhasilan pengujian yang dilakuakan, jumlah titik pengambilan sampel,
merupakan penentu variasi sample bahkan variasi hasil pengujian, dan waktu
pengambilan sampel, dapat diberlakukan untuk sampelsampel tertentu yang memiliki
tingkat kerentanan tinggi terhadap perubahan ketika berada di lingkungan atau tempat
pengambilan sampel, sehingga dapat mempengaruhi kualitas atau akurasi sampel bila
pengambilan sampel dilakukan pada waktu yang tidak tepat bahkan mengakibatkan
ketidak sesuaian dengan tujuan pengambilan sampel. Kesemua hal tersebut bertujuan
untuk meminimalisir munculnya permasalahan dalam pengambilan sampel.
3.2 Saran
Adapun saran kami kepada pembaca agar pembaca dapat mengetahui bahwa
Pemeriksaan Kualitas Lingkungan sangat mempengaruhi kehidupan dan kesehjateraan
manusia. Agar lebih memahami materi Prinsip Dasar Pengambilan Sampel pada
Pemeriksaan Kualitas Lingkungan, pembaca bisa mencari materi tersebut di berbagai
sumber lain.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://pdfcoffee.com/an-umum-sampling-lingkungan-pdf-free.html
https://docplayer.info/30160047-Prinsip-dan-pelaksanaan-pengambilan-sampel-
sampling-marlia-singgih-wibowo-school-of-pharmacy-itb.html
http://fik.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/10/12.-DASAR-DASAR-
ANALISIS-KUALITAS-LINGKUNGAN.pdf
12