Anda di halaman 1dari 15

PRINSIP DASAR PENGAMBILAN SAMPEL PADA PEMERIKSAAN KUALITAS

LINGKUNGAN

Disusun oleh:

Kelompok 3/1D3B SANITASI

1. Maulana Azhar (P21345121043)


2. Muhammad Aditya Nugroho (P21345121046)
3. Riska Putri Novebriyanti (P21345121063)
4. Ruth Dina Aulia Putri (P21345121064)

Mata Kuliah : Teknik Pengambilan Sampel

Prodi: D3 Sanitasi

Tahun Pembuatan: 2021


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah yang berjudul “PRINSIP
DASAR PENGAMBILAN SAMPEL PADA PEMERIKSAAN KUALITAS
LINGKUNGAN” disusun berdasarkan pengetahuan yang penyusun dapatkan dari beberapa
sumber. Makalah ini juga disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Teknik
Pengambilan Sampel.

Dalam penyusunan makalah ini tidak lupa pula penyusun mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Catur Puspawati. Selaku dosen pada mata kuliah Teknik Pengambilan Sampel.

Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari penyusunan
maupun materinya. Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
kedepannya bisa lebih sempurna. Akhir kata, semoga makalah sederhana ini bisa diterima dan
bermanfaat bagi semua pembaca.

Bekasi, 04 September 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

JUDUL.......................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
1.3 Tujuan .................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................2

2.1 Pengertian Perilaku Belajar ....................................................................................2

2.2 Bentuk Perilaku Belajar ......................................................................................... 3

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Belajar ............................................................ 6

BAB III PENUTUP .................................................................................................. 11

3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 11

3.2 Saran..................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Undang-Undang Lingkungan Hidup No. 23 Tahun 1997 Pasal 1 yang


kemudian disempurnakan oleh Undang Undang No. 32 Tahun 2009 Lingkungan Hidup
adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk
manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi perikehidupan dan kesehjateraan manusia
serta makhluk hidup lain. Sementara kualitas lingkungan adalah suatu lingkungan yang
timbul interaksi baru antara suatu kegiatan atau lebih dengan satu atau lebih parameter
yang ditetapkan berdasarkan situasi dan kondisi tertentu dengan mempertimbangkan
berbagai faktor yang mempengaruhi lingkungan. Kualitas lingkungan berkaitan dengan
kualitas hidup, dalam kualitas lingkungan yang baik terdapat potensi untuk
berkembangnya kualitas hidup yang tinggi. Pemeriksaan kualitas lingkungan sendiri
merupakan kegiatan untuk menentukan suatu hal terkait kualitas lingkungan dalam
keadaan baik atau tidak atau dampak apa yang bisa ditimbulkan terhadap lingkungan dan
ekologi serta makhluk hidup yang ada di dalamnya.

1.2 Rumusan Masalah

• Apa saja macam macam pemeriksaan kualitas lingkungan?

• Apa yang dimaksud Prinsip Dasar Pengambilan Sampel?

• Apa saja pertimbangan umum mengenai pengambilan sampel lingkungan?

1.3 Tujuan Penulisan

• Mengetahui macam macam pemeriksaan kualitas lingkungan


• Memahami Prinsip Dasar Pengambilan Sampel
• Mengetahui pertimbangan umum mengenai pengambilan sampel lingkungan

1
BAB II

PEMBAHASAAN

2.1 Macam Macam Pemeriksaan Kualitas Lingkungan

1. Kualitas Udara adalah atmosfer yang berada di sekeliling bui yang fungsinya
sangat penting untuk kehidupan di muka bumi ini. Udara digunakan untuk
bernafas, untuk proses foto sintesis dan untuk menahan sinar ultrafiolet dari
matahari.

Parameter kualitas udara:


• PM 2.5 : 25 ug/m3 (24 jam)
• PM 10 : 50 ug/m3 (24 jam)
• O3 : 100 ug/m3 (8 jam)
• NO2 : 200 ug/m3 (1 jam)

2. Kualitas Air adalah suatu ukuran kondisi air dilihat dari karakter fisik, kimiawi,
dan biologinya. Kualitas air juga menunjukan ukuran kondisi air relatif terhadap
kebutuhan biota air dan manusia.

Parameter kualitas air:


• Fisika: kekeruhan, suhu, bau, warna dan rasa
• Kimia: bahan organik, anorganik, pestisida, dan disinfektan
• Biologi: mikroorganisme (total bakteri koliform dan ecoli)

3. Kualitas Tanah adalah kapasitas tanah yang berfungsi dalam suatu ekosistem
dalam hubungannya dengan daya dukungnya terhadap tanaman dan hewan,
pencegahan erosi dan pengurangan terjadinya pengaruh negatif terhadap
sumberdaya air dan udara.

Parameter kualitas tanah:


- Sifat fisik dan lingkungan tanah
2
• Tekstur
• Permeabilitas
• Berat jenis dan isi
• Lingkungan: suhu, kelembaban, erosi, panas
- Unsur biologi: jamur, bakteri pathogen, parasit, virus
- Unsur kimia tanah:
• Pb
• As
• Kadmium
• Tembaga dll

2.2 Prinsip Dasar Pengambilan Sampel

1. Prinsip Umum

Pengambilan Sampel (Sampling) adalah tahap awal dalam proses dimana data
hasil karakterisasi satu batch produk dikumpulkan untuk proses evaluasi. Oleh
karena hanya sebagian saja dari suatu batch yang diambil sampelnya untuk
pengujian, bagian tersebut harus mewakili batch tersebut.Hasil pengujian sampel
tersebut akan menentukan nasib batch tersebut, sehingga proses seleksi sampel
merupakan tahap kritis (penting) dalam sistem penjaminan mutu (Quality assurance
system)

2. Syarat Metode Sampling

Dalam memilih metode sampling yang akan digunakan, persyaratan berikut


harus dipenuhi :
- Sampling tidak boleh menyebabkan kontaminasi
- Sampling tidak boleh menyebabkan penurunan jumlah mikroba.
- Harus memberikan hasil yang reprodusibel.

3
3. Masalah Sampling pada Mikrobiologi

- Kontaminasi merupakan hal yang harus diperhatikan. Penanganan khusus perlu


diterapkan untuk beberapa jenis bahan yang akan disampling, terutama yang
berisiko tinggi terhadap kemungkinan kontaminasi.

- Penanganan nya bisa bervariasi tergantung pada jenis sampel. Misalnya sampling
untuk produk yang dibuat secara aseptik, uji sterilitas harus dilakukan di ruang
tertentu (LAF cabinet kelas A di ruang bersih Kelas B).

- Untuk produk-produk lain, sampling area khusus yang tidak steril sudah cukup dapat
digunakan 3 SOP sampling

- SOP sampling harus dibuat karena sampling merupakan bagian penting dari Sistem
Penjaminan Mutu

- Di dalam SOP harus tercantum hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan
sampling, antara lain :

• Metode dan alat yang harus digunakan


• Siapa yang boleh melakukan sampling
• Jumlah sampel yang harus diambil,
• Bagaimana pembagiannya
• Jenis wadah yang digunakan
• Kondisi penyimpanan,
• Selang waktu pengambilan sampel
• Dan masalah-masalah khusus untuk setiap jenis sampel.

4. Re-Sampling
- Jika ada keraguan dalam validitas sampling, sampling kedua harus dilakukan.

- Jika keakuratan (accuracy) metode perhitungan yang dipertanyakan, atau karena


distribusi mikroba yang dicurigai tidak homogen, uji ulang harus dilakukan.

- Populasi mikroba dapat sangat dinamis, berubah dari waktu ke waktu, dapat
menghasilkan profil mikroba yang berbeda pada sampling kedua. Jika keraguan
pada presisi maka dilakukan re-sampling.

4
5. Sampel Baku Standar
- Sampel yang diambil sebagai baku standar harus mewakili batch yang ada.

- Sampel ini harus ditandai dengan baik, ada nomor referensi nya, jumlah, no batch ,
tanggal sampling, dan dari wadah mana sampel tersebut diambil.

- Sampel baku standar harus disimpan dari setiap batch produk jadi sampai 1 tahun
setelah waktu kadaluarsanya. Jumlah sampel harus cukup untuk sedikitnya uji
ulang penuh. Peringatan atau perhatian tertentu harus dibuat untuk mencegah
kerusakan sampel selama penyimpanan yang mungkin dapat menjadikan hasil uji
tidak valid.

6. HACCP (Hazard Analysis of Critical Control Point)

- HACCP = sistem untuk menjamin bahwa monitoring dan kontrol mikrobiologi


pada point-point kritis yang telah ditetapkan dalam setiap tahap produksi, serta
jumlah sampel yang harus diperiksa, telah sesuai dan tepat.
- Proses produksi harus dimonitor secara rutin dan intensif

- jika perlu langkah-langkah koreksi harus diambil untuk menjamin pengawasan


telah dipelihara setiap waktu.

7. Pengawasan dalam HACCP

- Membatasi kontaminasi dengan cara menyeleksi bahan baku yang sesuai dan
menerapkan pengukuran higienis yang sesuai selama proses produksi

- Meminimumkan semua kesempatan bagi mikroba untuk tumbuh di seluruh proses


pembuatan produk, distribusi dan penyimpanan.

- Proses untuk safety (misalnya dengan melakukan sterilisasi) jika melalui dua cara
sebelumnya tidak mungkin diperoleh produk yang aman.

5
2.3 Pertimbangan Umum Mengenai Pengambilan Sampel Lingkungan

Pengambilan sampel dan pengujian parameter kualitas lingkungan merupakan suatu


pekerjaan yang tidak mudah karena polutan lingkungan mempunyai sifat:
1. Dinamis serta bermigrasi seiring dengan pengaruh situasi dan kondisi setempat.

a.) Karakteristik fisik matrik air, udara, tanah/sedimen, padatan/lumpur, atau cair;
Kondisi meteorologi;
b.) Jumlah polutan yang ada;
c.) Kecepatan lepasnya polutan ke lingkungan;
d.) Sumber emisi atau effluen;
e.) Sifat kimia, biologi dan fisika dari polutan; dan

f.) Intervensi manusia sangat mempengaruhi cara serta kecepatan migrasi polutan
lingkungan. Umumnya mekanisme migrasi polutan lingkungan terjadi melalui
angin, hujan, air permukaan, air tanah, air laut, dan intervensi manusia yang berupa
pipa limbah cair, drainase dan lain-lain.

2. Konsentrasi parameter kualitas lingkungan yang berasal dari air, udara maupun tanah
umumnya rendah yaitu: a. parts-per-million (ppm), b. parts-per-billion (ppb), atau
bahkan c. parts-per-trillion (ppt) merupakan problem analitik yang sering muncul ketika
menganalisis sampel lingkungan di laboratorium.

3. Rendahnya konsentrasi sampel parameter kualitas lingkungan menyebabkan mudah


mengalami degradasi, deteriorasi maupun kontaminasi dari berbagai sumber baik saat
pengambilan sampel, perlakuan sampel di lapangan, transportasi, penyimpanan,
preparasi, maupun analisis di laboratorium.

4. Untuk mendapatkan sampel lingkungan yang homogen sebagimana kondisi yang


sesungguhnya merupakan permasalahan yang sering muncul karena pengambilan
sampel lingkungan dituntut representatif yaitu sampel yang diambil harus mewakili
kumpulannya.

Aspek-aspek yang Harus Dipertimbangkan Untuk mendapatkan validitas data pengujian


parameter kualitas lingkungan yang dapat dipercaya sesuai tujuan yang diharapkan,
beberapa aspek yang harus dipertimbangkan dalam pengambilan sampel lingkungan,
antara lain :

6
1. Lokasi dan titik pengambilan sampel Dimana kita seharusnya mengambil sampel
lingkungan yang dapat menggambarkan kondisi sesungguhnya pada daerah dan waktu
tertentu? Pertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a.) Apa tujuan pengambilan sampel yang akan dilakukan?;

b.) Adakah suatu lokasi dan titik yang telah ditentukan berdasarkan persyaratan legal
atau ketentuan yang berlaku?;

c.) Apakah lokasi dan titik pengambilan sampel dapat mewakili kondisi yang
sebenarnya?;

d.) Parameter apa yang akan dianalisis pada lokasi dan titik pengambilan sampel
tersebut?;

e.) Bagaimana lokasi dan titik pengambilan sampel dapat diketahui serta memastikan
bahwa petugas pengambil sampel dapat kembali ke lokasi dan titik yang sama, atau
mengarahkan orang lain ke lokasi dan titik tersebut?;

f.) Apa yang harus direkam untuk menunjukkan mengapa lokasi dan titik tersebut dapat
atau tidak dapat mewakili?

2. Parameter kualitas lingkungan


Parameter kualitas lingkungan dikelompokkan menjadi:

a.)parameter primer merupakan senyawa kimia yang masuk ke lingkungan tanpa


adanya interaksi dengan senyawa lain misalnya pestisida, ataupun logam berat.

b.) parameter sekunder adalah parameter yang terbentuk akibat adanya interaksi,
transformasi, atau reaksi kimia antar parameter primer menjadi senyawa lain
misalnya, pembentukan hujan asam yang merubah sulfur dioksida (SO2) menjadi
asam sulfat (H2SO4) karena adanya uap air (H2O) di atmosfir, pembentukan ozon
(O3) dari oksida nitrogen (NOx) akibat sinar ultra violet yang cukup dari sinar
matahari. Selain itu, dalam pengambilan sampel lingkungan dikenal istilah
parameter kunci yaitu parameter lingkungan yang dapat mewakili kondisi kualitas
lingkungan, misalnya parameter kunci untuk mengetahui kualitas 0 air limbah adalah
suhu

c.), daya hantar listrik (DHL), derajat keasaman (pH), oksigen terlarut (DO), kebutuhan
oksigen secara kimiawi (COD), kebutuhan oksigen secara biologi (BOD), maupun
senyawa anion dan kation yang dominan. Selain pelaksanaan pengambilan sampel

7
yang akan diuji di laboratorium, petugas pengambil sampel harus melakukan
pengukuran lapangan.

3. Ukuran, jumlah dan volume sampel

a.) Sangat tergantung kepada parameter yang akan diuji, metode pengujian yang
digunakan, dan distribusi polutan di lingkungan.

b.) Apabila sampel yang diambil berlebihan, maka akan menambah biaya pengambilan
sampel, transportasi, wadah, bahan pengawet, dan pengolahan sisa sampel setelah
pengujian di laboratorium.

c.) Jika jumlah sampel yang terlalu sedikit akan menimbulkan permasalahan dalam
pengujian ketika melakukan replikasi maupun pembuatan arsip sampel (retained
sample)
d.) Untuk mengetahui berapa ukuran, jumlah dan volume sampel yang harus diambil,
maka petugas pengambil sampel lingkungan harus mempertimbangkan dengan
seksama: 1. kebutuhan yang disyaratkan dalam metode pengujian yang digunakan,
2) kebutuhan pengendalian mutu internal yang akan dilakukan, dan 3) arsip sampel
yang masih harus disimpan di laboratorium dalam periode waktu tertentu.
4. Homogenitas sampel

a.) Homogenitas didefinisikan sebagai sesuatu yang mempunyai komposisi yang sama
pada setiap titik dan setiap saat.

b.) Umumnya petugas pengambil sampel lingkungan menggunakan asumsi untuk


mendapatkan homogenitas sampel lingkungan berdasarkan pada intuitive atau
technical judgment yang dimiliki

c.) Homogenitas sampel lingkungan sangat tergantung pada distribusi analit dalam
media yang ada. Selain itu, faktor lingkungan misalnya: suhu, kelembaban, arah
angin, kecepatan alir sungai, komposisi kimia tanah juga memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap distribusi analit di media lingkungan.

d.) Apabila sampel dari media lingkungan yang akan diambil menunjukkan
keseragaman secara visual, maka pengambilan sampel sesaat (grab sample) dapat
dilakukan dengan asumsi bahwa sampel lingkungan tersebut cukup homogen.

e.) Jika secara visual menunjukkan ketidakseragaman, maka pengambilan sampel


gabungan (composite sample) atau sampel terpadu (integrated sample) harus

8
dilakukan. f) Pengambilan sampel gabungan maupun terpadu merupakan usaha yang
harus dilakukan oleh petugas pengambil sampel untuk mendapatkan sampel
sehomogen mungkin sehingga dapat mewakili kondisi kualitas lingkungan yang
sesungguhnya.
5. Jumlah titik pengambilan sampel

a.) Penetapan titik pengambilan sampel merupakan hal yang sangat menentukan
representatif tidaknya suatu sampel lingkungan.

b.) Jumlah titik pengambilan sampel lingkungan umumnya sangat tergantung pada biaya,
masalah yang dihadapi dan tujuan yang ditetapkan.

c.) Pengambilan sampel air sungai, tidak hanya tergantung pada lebar dan panjangnya
sungai tetapi juga kedalaman dan debit sungai serta karakteristik polutan dalam air
sungai.
d.) Pengambilan sampel emisi dari cerobong industri, jumlah titik pengambilan sampel
sangat ditentukan oleh diameter ekivalen dan tinggi cerobong.

e.) Jumlah titik pengambilan sampel yang ditentukan akan sangat mempengaruhi biaya
yang dibutuhkan. Namun dalam hal pengawasan dan penegakan hukum lingkungan,
biaya seharusnya bukan merupakan kendala sehingga data yang dihasilkan valid dan
dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang ada.
6. Saat yang tepat, lama dan frekuensi pengambilan sampel

a.) Kapan seharusnya pengambilan sampel lingkungan dilakukan sehingga diperoleh


sampel yang dapat mewakili kondisi kualitas lingkungan? Pendekatan yang
digunakan adalah saat media lingkungan yang akan diambil diasumsikan cukup
homogen atau konstan sehingga dapat mewakili kondisi yang dipersyaratkan.

b.) Lama pengambilan sampel untuk air permukaan atau air limbah ditentukan oleh cara
pengambilan sampel yang digunakan. Lamanya waktu yang dibutuhkan pengambilan
sampel sesaat akan berbeda dengan sampel gabungan waktu. Sedangkan pengambilan
sampel ambien ditentukan oleh peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan
hidup yang berlaku.

c.) Apabila diperlukan, pemantauan kualitas lingkungan dapat dilakukan secara terus
menerus (continuous). Data yang diperoleh dapat menggambarkan kondisi kualitas
lingkungan setiap saat dan kecenderungan adanya suatu pencemaran yang terjadi
dapat diantisipasi serta pengendalian dini dapat dilakukan.

9
d.) Frekuensi pengambilan sampel lingkungan sangat ditentukan oleh peraturatan
perundang-undangan di bidang lingkungan hidup yang berlaku d an kriteria antara
lain: tingkat bahaya polutan, faktor resiko dan dampak ke lingkungan maupun
manusia, tujuan, program ataupun biaya yang tersedia.

Kaidah Ilmiah dan Hukum


Data hasil pengujian parameter kualitas lingkungan digunakan sebagai dasar:

a.) Perencanaan, evaluasi, maupun pengawasan yang sangat berguna bagi para pengambil
keputusan, perencana, penyusun program baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah
dalam menentukan kebijakan pengelolaan lingkungan hidup.

b.) Dapat dipakai sebagai informasi indikasi adanya pencemaran lingkungan pada daerah
tertentu atau pembuktian kasus lingkungan dalam rangka penegakan hukum lingkungan.
c.) Kaidah ilimiah adalah segala aspek yang berkaitan dengan jaminan mutu dan
pengendalian mutu baik saat pengambilan sampel maupun pengujian di laboratorium
harus dilakukan untuk mendapatkan validitas data yang dihasilkan.

d.) Kaidah hukum adalah parameter yang harus diambil disesuaikan dengan baku mutu
lingkungan dalam peraturan perundang-undangan terkait. Jika pengambilan sampel tidak
memenuhi kesesuaian terhadap kaidah-kaidah yang berlaku, maka langkah selanjutnya
berupa pengawetan, transportasi, penyimpanan, preparasi, maupun pengujian
menggunakan peralatan secanggih apapun akan sia-sia serta membuang waktu dan biaya.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terpenuhinya prinsip-prinsip
preparasi sampel dalam lingkungan sangat bergantung pada beberapa faktor yang harus
diperhatikan termasuk didalamnya yaitu aspek yang harus diperhitungkan secara cermat
dan tepat, pemilihan lokasi dan titik pengambilan sampel yang merupakan salah satu
kunci keberhasilan pengujian yang dilakuakan, jumlah titik pengambilan sampel,
merupakan penentu variasi sample bahkan variasi hasil pengujian, dan waktu
pengambilan sampel, dapat diberlakukan untuk sampelsampel tertentu yang memiliki
tingkat kerentanan tinggi terhadap perubahan ketika berada di lingkungan atau tempat
pengambilan sampel, sehingga dapat mempengaruhi kualitas atau akurasi sampel bila
pengambilan sampel dilakukan pada waktu yang tidak tepat bahkan mengakibatkan
ketidak sesuaian dengan tujuan pengambilan sampel. Kesemua hal tersebut bertujuan
untuk meminimalisir munculnya permasalahan dalam pengambilan sampel.
3.2 Saran
Adapun saran kami kepada pembaca agar pembaca dapat mengetahui bahwa
Pemeriksaan Kualitas Lingkungan sangat mempengaruhi kehidupan dan kesehjateraan
manusia. Agar lebih memahami materi Prinsip Dasar Pengambilan Sampel pada
Pemeriksaan Kualitas Lingkungan, pembaca bisa mencari materi tersebut di berbagai
sumber lain.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://pdfcoffee.com/an-umum-sampling-lingkungan-pdf-free.html

https://docplayer.info/30160047-Prinsip-dan-pelaksanaan-pengambilan-sampel-
sampling-marlia-singgih-wibowo-school-of-pharmacy-itb.html

http://fik.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/10/12.-DASAR-DASAR-
ANALISIS-KUALITAS-LINGKUNGAN.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai