Anda di halaman 1dari 59

PEDOMAN PRAKTEK

“penyediaan air”

Penyusun
Ferry w.f waangsir,st.,m.kes
I gede putu arnawa,sst.,m.si
Christine j.k ekawati,ssi.,m.si

Jurusan Kesehatan Lingkungan


Poltekkes Kemenkes Kupang
2018

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


PEDOMAN PRAKTEK
“ PENYEDIAAN AIR”

MATA AJARAN : Penyediaan Air


KODE MA : KL 1.3.03
JUMLAH SKS : 3 SKS
PENEMPATAN : SEMESTER III

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2018

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


PEDOMAN PRAKTEK
“PENYEDIAAN AIR”

I. KRITERIA LOKASI
Lokasi praktek yang digunakan untuk Praktek Penyediaan Air adalah di
Laboratorium Kimia dan Mikrobiologi, serta di lapangan untuk melakukan
pengukuran parameter lapangan (debit air, parameter fisik dan Inspeksi
sanitasi sarana air bersih).

II. NASKAH KERJASAMA


Kegiatan praktek untuk Mata Kuliah ini tidak memerlukan naskah
kerjasama karena kegiatannya dilakukan di Laboratorium Jurusan
Kesehatan Lingkungan dan sumber air.

III. KRITERIA PEMBIMBING


Pembimbing Praktek Penyediaan Air ini adalah dosen dari institusi
pendidikan dalam hal ini Dosen Poltekkes Kemenkes Kupang Jurusan
Kesehatan Lingkungan dan Instruktur Praktek.

IV. JENIS AREA PRAKTEK


Area praktek yang digunakan untuk praktek Penyediaan Air adalah di
Sumber Air dan Laboratorium Jurusan Kesehatan Lingkungan.
A. Sumber Air, untuk memenuhi kompetensi:
1. Cara pengambilan sampel air secara Fisik dan Kimia serta
Mikrobiologi;
2. Cara pengiriman sampel air secara Fisik dan Kimia serta
Mikrobiologi;
3. Inspeksi Sanitasi Sarana Air Bersih.

B. Laboratorium Jurusan Kesehatan Lingkungan:


1. Laboratorium Mikrobiologi untuk memenuhi kompetensi
pemeriksaan MPN Coliform dan E.Coli;

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


2. Laboratorium Kimia untuk memenuhi kompetensi pemeriksaan
Kekeruhan, TSS, TDS, Salinitas, pH, Alkalinitas, Kesadahan Total,
Kesadahan Ca2+, pemeriksaan Fe, Mn, Jar Test, DO.

V. LAMANYA PRAKTEK SESUAI BEBAN SKS


Praktek berlangsung selama 2 (dua) kali dalam seminggu yaitu hari Senin
jam 10.00 – 13.00 untuk kelas Reguler 1 dan hari Selasa Jam 14.00 –
17.00 wita.
Lamanya praktek berdasarkan SKS adalah:
1 SKS x 4 jam x 16 minggu = 64 jam

VI. HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA DIDIK


A. Hak
1. Peserta didik berhak untuk mendapatkan bimbingan selama kegiatan
praktek secara berkelompok atau individu;
2. Peserta didik berhak untuk menggunakan peralatan yang dipakai
dalam kegiatan Praktek Penyediaan Air secara berkelompok atau
individu.
B. Kewajiban
1. Peserta didik wajib mentaati tata tertib selama kegiatan praktek
Penyediaan Air;
2. Peserta didik harus menyiapkan diri sebelum praktek di mulai;
3. Peserta didik wajib menandatangani daftar hadir praktek;
4. Peserta didik wajib menggunakan baju praktek lapangan dan jas
laboratorium selama kegiatan praktek;
5. Peserta didik wajib mengisi formulir peminjaman alat sebelum
kegiatan praktikum berlangsung;
6. Peserta didik wajib menjaga peralatan yang digunakan selama
praktek dan menggantikan peralatan yang dengan sengaja dirusak
oleh peserta didik..
7. Peseta didik wajib membersihkan meja kerja, peralatan dan ruangan
laboratorium sebelum dan setelah kegiatan praktikum berlangsung;
8. Peserta didik wajib membuat laporan sementara hasil kegiatan
praktikum dan ditandatangani oleh instruktur atau dosen mata kuliah

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


Penyediaan Air baik secara individu atau berkelompok dan
dikumpulkan setelah selesai kegiatan praktikum;
9. Peserta didik wajib membuat laporan lengkap hasil kegiatan
praktikum dan ditandatangani oleh instruktur atau dosen mata kuliah
Penyediaan Air baik secara individu atau berkelompok dan
dikumpulkan sebelum kegiatan praktikum materi selanjutnya;

VII. PERSYARATAN PRAKTEK


-

VIII. TATA TERTIB DAN SANKSI PELANGGARAN PRAKTEK


A. Tata tertib
1. Praktek berlangsung selama 2 (dua) hari dalam seminggu yaitu hari
Senin untuk kelas Reguler 1 dan hari Selasa untuk kelas Reguler 2.
2. Praktek berlangsung mulai jam 10.00 s/d 13.00 wita untuk Kelas
Reguler 1 dan jam 14.00 – 17.00 wita untuk kelas Reguler 2.
Mahasiswa harus hadir 15 menit sebelum kegiatan praktikum
berlangsung.
3. Mahasiswa harus menandatangani absensi kehadiran dengan
sepengetahuan pembimbing praktek;
4. Selama praktek berlangsung mahasiswa tidak diperbolehkan
meninggalkan lokasi praktek tanpa sepengetahuan pembimbing
praktek.
5. Selama praktek mahasiswa harus mengenakan pakaian praktikum
lapangan dan jas laboratorium;
6. Mahasiswa dilarang makan dan bercanda dengan teman selama
kegiatan praktikum berlangsung;
B. Sanksi
1. Mahasiswa tidak diperkenankan mengikuti kegiatan praktikum jika:
a. Terlambat 15 menit setelah kegiatan praktikum dimulai;
b. Belum menggantikan peralatan yang dirusak atau dipecahkan
dengan sengaja;
c. Tidak menggunakan pakaian lapangan dan jas laboratorium;

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


2. Mahasiswa menggantikan peralatan yang dengan sengaja dirusak
dan atau dipecahkan;
3. Tidak diperkenankan mengikuti ujian praktek jika kehadiran tidak
mencapai 75%.

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


BAGIAN II

PANDUAN PRAKTEK
“PENYEDIAAN AIR”

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


BUKU PANDUAN

PRAKTEK PENYEDIAAN AIR

TIM PENGAJAR:

I Gede Putu Arnawa, SST., MSi


Christine J.K Ekawati, SSi., MSi
Ferry WF Waangsir, ST.,M.Kes

Nama Mahasiswa :

NIM :

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas


bimbingan dan berkat-Nya panduan praktek Penyediaan Air dapat
diselesaikan dengan baik dan juga dapat digunakan oleh mahasiswa dan
juga pembimbing dalam melaksanakan kegiatan praktekum.
Panduan praktek Penyediaan Air bertujuan untuk memberikan
informasi penting kepada mahasiswa dalam melaksanakan praktek di
lapangan dan di laboratorium sesuai dengan kompetensi yang harus
dimiliki mahasiswa setelah menyelesaikan Mata Kuliah ini. Selain itu juga
Buku ini menyajikan tentang proses pelaksanaan praktek, instrument,
format penilaian yang menjadi acuan mahasiswa dan pembimbing yang
berkaitan dengan rangkaian kegiatan praktekum mata kuliah ini.
Akhirnya, semoga buku ini dapat memberikan manfaat yang besar
bagi mahasiswa dan pembimbing, khususnya dalam meningkatkan
kemampuan mahasiswa baik dari aspek kognitif, psikomotor dan afektif.
Kami menyadari bahwa buku ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu
segala usul, saran dan kritik sangat kami harapkan untuk
menyempurnakan buku ini.

Kupang, September 2017

Tim Pengajar

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air merupakan kebutuhan utama manusia karena hampir 70% tubuh


manusia terdiri atas air. Kebutuhan dimaksud adalah digunakan sebagai
keperluan makan, minum dan pemenuhan kebutuhan yang lain. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut, maka organisasi kesehatan dunia (WHO)
menetapkan kebutuhan per orang per hari untuk hidup sehat adalah 60
liter baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya.

Air sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan, baik itu kehidupan


manusia maupun binatang dan tumbuh - tumbuhan. Oleh karena itu air
merupakan sesuatu yang sangat vital bagi kehidupan dan juga sumber
kelangsungan kehidupan di bumi.

Departemen Kesehatan RI dalam profil kesehatan Indonesia tahun 2007


yang dikutip dari data Kesejahteraan Rakyat tahun 2007 yang diterbitkan
oleh BPS menyebutkan bahwa rata - rata rumah tangga mengkonsumsi
air bersih dari dua sumber utama, yaitu sumber air minum terlindung dan
tidak terlindung. Lebih lanjut disebutkan bahwa persentase rumah tangga
yang memiliki sumber air minum terlindung sebesar 81,48% dan yang
memiliki sumber air minum tidak terlindung sebesar 18,51%.

Kegiatan penyehatan air dalam bidang kesehatan lingkungan ini meliputi


beberapa kegiatan, yaitu:
1. Perlindungan terhadap sumber mata air yang digunakan penduduk,
misalnya dengan uji kualitas air, kaporisasi sumur jika diketahui
tercemar.

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


2. Penyuluhan melalui demonstrasi tentang pembuatan sumur yang
memenuhi syarat kesehatan.
3. Penyediaan sumur pompa tangan (SPT dangkal dan dalam) dan
sarana air minum lainnya.
4. Mengadakan penyuluhan kesehatan tentang air minum sehat.
5. Melakukan uji kualitas secara rutin pada air yang dikonsumsi
masyarakat.

Penyediaan Air (Penyediaan Air) memiliki bobot 2 SKS, dengan


pengalokasian 1 SKS teori dan 1 SKS praktek. Pembelajaran praktek
meliputi praktek lapangan dan praktek laboratorium untuk
mengaplikasikan pengetahuan atau teori yang diperoleh dari
pembelajaran ceramah dan diskusi di kelas.

B. Tujuan
Tujuan Instruksional Umum
Pada akhir perkuliahan ini, mahasiswa dapat menjelaskan, memahami
masing-masing pokok bahasan yang diberikan dan mampu melaksanakan
serta mengevaluasi kegiatan praktek dengan benar.
Tujuan Instruksional Khusus
Dalam menjalankan praktikum mata kuliah Penyediaan Air mahasiswa/i
diharapkan mampu :
1. Melaksanakan Inspeksi Sanitasi Sarana Air Bersih;
2. Melakukan cara pengambilan dan pengiriman sampel air secara fisik,
kimia dan bakteriologis;
3. Mampu melakukan pemeriksaan kualitas air secara fisik, kimia dan
bakteriologis;
4. menginterpretasikan data hasil Inspeksi Sanitasi Sarana dan hasil
pemeriksaan laboratorium;
5. Melakukan desinfeksi sarana dengan kaporit;
6. Melakukan pemeliharaan dan perbaikan sarana air bersih.

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


C. Kompetensi
Setelah menyelesaikan praktek Mata Kuliah Penyediaan Air, mahasiswa
memiliki kompetensi dasar sebagai berikut :
1. Melaksanakan Inspeksi Sanitasi sarana air bersih yaitu :
a. Sarana Sumur Gali
b. Sarana Pompa Sumur Tangan
c. Penampungan Air Hujan
d. Penampungan mata air
e. Terminal Air
f. Hidran umum
2. Melaksanakan pengambilan air secara fisik, kimia dan bakteriologis
serta pengiriman sampel air
3. Melaksanakan pemeriksaan air di lapangan
4. Melaksanakan pemeriksaan Fisik, Kimia dan Bakteriologis di
Laboratorium
5. Melaksanakan desinfeksi air dan pemeliharaan sarana air bersih

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


BAB II
PROSES PELAKSANAAN PRAKTEK

A. Alur Kegiatan Praktek PENYEDIAAN AIR


Praktek Penyediaan Air dilaksanakan oleh mahasiswa selama praktek di
lapangan dan di laboratoriuk dapat digambarkan sebagai berikut :

PRAKTEK PENYEDIAAN AIR

PRAKTEK PRAKTEK DI
DI LAPANGAN LABORATORIUM

IS Sarana Air Bersih Pemeriksaan Fisik


(Kekeruhan, TSS, TDS)

Pengukuran Parameter Pemeriksaan Kimia


Lapangan (pH, Suhu, (Salinitas, Alkalinitas,
Salinitas, Warna, Bau, Kesadahan Total, Kesadahan
Rasa) Ca2+, pemeriksaan Fe, Mn, Jar
Test, DO)
Cara Pengambilan dan
Pengiriman Sampel Air Pemeriksaan Bakteriologis
(MPN Coliform dan E.Coli)

Desinfeksi Sarana Air


Bersih Analisa hasil

Laporan
Laporan Praktek
Akhir

Presentasi
Laporan

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


B. PETUNJUK UMUM PEMBELAJARAN
Untuk kelancaran proses belajar mengajar, anda diwajibkan untuk
mematuhi beberapa petunjuk belajar sebagai berikut :
1. Anda diwajibkan untuk mematuhi kuliah tatap muka di kelas, di
lapangan dan di laboratorium secara baik dan teratur sesuai
ketentuan akademik;
2. Buku panduan praktek, wajib dibaca sebelum pelaksanaan
kegiatan praktek;
3. Mengerjakan tugas mandiri secara benar, jujur dan bertanggung
jawab;
4. Proaktif dalam setiap kegiatan praktek baik di lapangan maupun di
laboratorium;
5. Mengikuti dan mengerjakan ujian tengah dan akhir semester secara
baik, jujur dan bertanggung jawab berdasarkan ketentuan yang
sudah disepakati;
6. Evaluasi terhadap hasil belajar dilakukan melalui kehadiran pada
perkuliahan, laporan praktek, ujian tengah semester dan ujian akhir
semester;
7. Seluruh hasil kegiatan praktek di kerjakan pada buku panduan.

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


BAB III
MATERI PRAKTEK

A. Praktek Lapangan
1. Inspeksi Sanitasi Sarana Air Bersih
Jenis sarana yang akan di inspeksi sanitasi dituangkan dalam
bagan sebagai berikut :

Sarana Sumur Gali

Sumur Pompa Tangan

Inspeksi sanitasi Penampungan Air Hujan


(IS)

Perlindungan Mata Air

Terminal Air

Hidran Umum

Sesuai dengan lingkup kegiatan inspeksi sanitasi, maka


formulir inspeksi sanitasi dibuat berdasarkan jenis sarana
air bersih. Formulir – formulir tersebut dapat dilihat sebagai
berikut:

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


a. Sarana Sumur Gali
I. Keterangan Umum

Lokasi : PUSKESMAS …………..


Desa/kelurahan ………….
Kode sarana : ……………….
Pemilik sarana : ……………….
Tanggal kunjungan : …… / …… / …... Tanda tangan
Apakah telah diambil sampel airnya ? : Ya / Tidak
Nomor kode sampel air : …………….
Koliform per 100 ml sampel : …….. kelas … (diisi A/B/C/DE
(sesuai kelas)
Koli tinja per 100 ml sampel : …….. kelas ……… kualitas airnya

II. Diagnosa Khusus


Ya Tidak
Apakah ada jamban pada radius 10 m disekitar sumur ?
Apakah ada sumber pencemar lain pada radius 10 m disekitar sumur,
misalnya kotoran hewan, sampah, genangan air, dll ?
Apakah ada/sewaktu-waktu ada genangan air pada jarak 2 (dua) meter
sekitar sumur ?
Apakah saluran pembuangan air limbah rusak/tidak ada?
Apakah lantai semen yang mengitari sumur mempunyai radius kurang
dari 1 (satu) meter ?
Apakah ada/sewaktu-waktu ada genangan air diatas lantai semen
sekeliling sumur ?
Apakah didaerah hulu intake digunakan sebagai tempat limpahan air
dari hasil kegiatan peternakan (sapi perah, ayam, dan lain-lain) ?
Apakah ember dan tali timba diletakkan sedemikian rupa sehingga
memungkan pencemaran ?
Apakah bibir sumur (cincin) tidak sempurna sehingga memungkinkan air
merembes kedalam sumur ?
. Apakah dinding semen sedalam 3 (tiga) meter dari atas permukaan
tanah tidak diplester cukup rapat/tidak sempurna ?
JUMLAH

Skor resiko pencemaran : 8 – 10 : Amat Tinggi (AT)


6–7 : Tinggi (T)
3–5 : Sedang (S)
0-2 : Rendah (R)

III. Hasil dan saran-saran


Untuk Perbaikan pada nomor/butir 1 s/d 10

Petugas

( …………………………)

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


b. Sumur Pompa Tangan
I. Keterangan Umum

Lokasi : PUSKESMAS …………..


Desa/kelurahan ………….
Kode sarana : ……………….
Pemilik sarana : ……………….
Tanggal kunjungan : …… / …… / …... Tanda tangan
Apakah telah diambil sampel airnya ? : Ya / Tidak
Nomor kode sampel air : …………….
Koliform per 100 ml sampel : …….. kelas …… (diisi A/B/C/DE
(sesuai kelas)
Koli tinja per 100 ml sampel : …….. kelas ……… kualitas airnya

II. Diagnosa Khusus


Ya Tidak
Apakah ada jamban pada radius 10 m disekitar sumur ?
Apakah ada sumur pencemar lain pada radius 10 m disekitar
SPT, misalnya kotoran hewan, sampah, genangan air, dll ?
Apakah ada/sewaktu-waktu ada genangan air pada jarak 2 (dua)
meter sekitar sumur pompa tangan?
Apakah saluran pembuangan air limbah rusak/tidak ada?
Apakah lantai semen yang mengitari SPT mempunyai radius
kurang dari 1 (satu) meter ?
Apakah ada/sewaktu-waktu ada genangan air diatas lantai
semen sekeliling sumur ?
Apakah ada keretakan pada lantai semen disekeliling pompa
tangan?
Apakah dudukan pompa tangan yang berbatasan dengan lantai
kurang rapat/lepas, yang memungkinkan air merembas masuk
kedalam sumur pompa tangan ?
JUMLAH

Skor resiko pencemaran 8 : Amat Tinggi (AT)


: 6–7 : Tinggi (T)
3–5 : Sedang (S)
0-2 : Rendah (R)

III. Hasil dan saran-saran


Untuk Perbaikan pada nomor/butir 1 s/d 10

Petugas

( …………………………)

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


c. Penampungan Air Hujan
I. Keterangan Umum

Lokasi : PUSKESMAS …………..


Desa/kelurahan ………….
Kode sarana : ……………….
Pemilik sarana : ……………….
Tanggal kunjungan : …… / …… / …... Tanda tangan
Apakah telah diambil sampel airnya ? : Ya / Tidak
Nomor kode sampel air : …………….
Koliform per 100 ml sampel : …….. kelas …… (diisi A/B/C/DE
(sesuai kelas)
Koli tinja per 100 ml sampel : …….. kelas ……… kualitas airnya

II. Diagnosa Khusus


Ya Tidak
Apakah tampak ada pengotoran atap/daerah penangkap air
seperti kotoran atau sampah ?
Apakah saluran air yang menyalurkan air ke tangki
penampungan dalam keadaan kotor/tidak saniter ?
Apakah ada kekurangan dalam bak filter/penyaringan air masuk
kedalam tangki, seperti tidak ada kerikil ?
Apakah ada lubang pemeriksaan (manhole) yang tidak tertutup
rapat ?
Apakah ada kerusakan di dalam dinding atau atap tangki,
misalnya keretakan, yang memungkinkan air dari luar masuk
kedalam tangki ?
Apakah kran air bocor atau rusak ?
Apakah pipa peluap berada pada posisi yang tidak saniter seperti
menghadap ke atas atau tidak ditutup kasa ?
Apakah bak pengambilan air tidak saniter ?
Apakah ada sumber pencemar lain sekitar tangki atau daerah
pengambilan air, misalnya kotoran ?
Apakah ember diletakkan sedemikian rupa sehingga mungkin
dapat tercemar ?
JUMLAH

Skor resiko pencemaran : 9 - 10 : Amat Tinggi (AT)


6–8 : Tinggi (T)
3–5 : Sedang (S)
0-2 : Rendah (R)

III. Hasil dan saran-saran


Untuk Perbaikan pada nomor/butir 1 s/d 10

Petugas
( …………………………)

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


d. Perlindungan Mata Air
I. Keterangan Umum

Lokasi : PUSKESMAS …………..


Desa/kelurahan ………….
Kode sarana : ……………….
Pemilik sarana : ……………….
Tanggal kunjungan : …… / …… / …... Tanda tangan
Apakah telah diambil sampel airnya ? : Ya / Tidak
Nomor kode sampel air : …………….
Koliform per 100 ml sampel : …….. kelas …… (diisi A/B/C/DE
(sesuai kelas)
Koli tinja per 100 ml sampel : …….. kelas ……… kualitas airnya

II. Diagnosa Khusus


Ya Tidak
Apakah konstruksi bangunan masih memungkinkan air hujan
untuk masuk ke dalam ?
Apakah terdapat retak-retak pada bangunan ?
Apakah tidak tersedia pipa penguras ?
Apakah tidak tersedia pipa peluap pada bangunan ?
Apakah bangunan tersebut tidak dilengkapi dengan lubang
pemeriksaan (manhole)
Apakah manhole tidak dilengkapi dengan tutup ?
Apakah penutup manhole tidak dikunci (digembok) dengan baik
?
Apakah semua bagian yang terbuka (peluap, pipa hawa) tidak
terlindung terhadap masuknya serangga / binatang ?
JUMLAH

Skor resiko pencemaran 7 - 8 : Amat Tinggi (AT)


: 5–6 : Tinggi (T)
3–4 : Sedang (S)
0-2 : Rendah (R)

III. Hasil dan saran-saran


Untuk Perbaikan pada nomor/butir 1 s/d 10

Petugas

( …………………………)

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


e. Terminal Air
I. Keterangan Umum

Lokasi : PUSKESMAS …………..


Desa/kelurahan ………….
Kode sarana : ……………….
Pemilik sarana : ……………….
Tanggal kunjungan : …… / …… / …... Tanda tangan
Apakah telah diambil sampel airnya ? : Ya / Tidak
Nomor kode sampel air : …………….
Koliform per 100 ml sampel : …….. kelas …… (diisi A/B/C/DE
(sesuai kelas)
Koli tinja per 100 ml sampel : …….. kelas ……… kualitas airnya

II. Diagnosa Khusus


Ya Tidak
Apakah konstruksi TA bangunan masih memungkinkan air hujan
untuk masuk ke dalam ?
Apakah lubang pengisi air (manhole) terbuka atau tidak dapat
ditutup dengan baik ?
Apakah lubang pengisi air (manhole) tidak dapat dikunci /
digembok dengan baik ?
Apakah kran TA rusak/tidak berfungsi dengan baik?
Apakah TA tidak tersedia kran penguras ?
Apakah semua bagian yang terbuka (peluap, pipa hawa) masih
memungkinkan masuknya serangga/hewan ?
Apakah sisa chlor dari air pada TA belum memenuhi syarat
(< 0.1 mg/l) ?
Apakah PH air pada TA kurang memenuhi syarat (<6.5 atau >
8.5) ?
JUMLAH

Skor resiko pencemaran 7 - 8 : Amat Tinggi (AT)


: 5–6 : Tinggi (T)
3–4 : Sedang (S)
0-2 : Rendah (R)

III. Hasil dan saran-saran


Untuk Perbaikan pada nomor/butir 1 s/d 10

Petugas

( …………………………)

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


f. Hidran Umum
I. Keterangan Umum

Lokasi : PUSKESMAS …………..


Desa/kelurahan ………….
Kode sarana : ……………….
Pemilik sarana : ……………….
Tanggal kunjungan : …… / …… / …... Tanda tangan
Apakah telah diambil sampel airnya ? : Ya / Tidak
Nomor kode sampel air : …………….
Koliform per 100 ml sampel : …….. kelas …… (diisi A/B/C/DE
(sesuai kelas)
Koli tinja per 100 ml sampel : …….. kelas ……… kualitas airnya

II. Diagnosa Khusus


Ya Tidak
Apakah kran penutup tidak berfungsi dengan baik ?
Apakah ada kebocoran pada sambungan pipa antara pipa
distribusi dan pipa dinas (pipe service) yang menuju ke K.U ?
Apakah ada retak-retak pada lantai slab sekitar K.U ?
Apakah tidak tersedia SPAL sehingga memungkinkan terjadinya
cemaran pada air K.U ?
Apakah ada genangan air sekitar K.U yang memungkinkan
terjadinya cemaran pada air K.U ?
Apakah sisa tekan air pada K.U kurang memenuhi syarat (< 5 m)
Apakah sisa chlor dari air pada air K.U kurang memenuhi syarat
(< 0.1 mg/l) ?
Apakah PH air pada K.U kurang memenuhi syarat (< 6.5 atau >
8.5) ?
JUMLAH

Skor resiko pencemaran : 7-8 : Amat Tinggi (AT)


5–6 : Tinggi (T)
3–4 : Sedang (S)
0-2 : Rendah (R)

III. Hasil dan saran-saran


Untuk Perbaikan pada nomor/butir 1 s/d 10

Petugas

( …………………………)

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


Dari hasil IS dapat diketahui tingkat resiko pencemaran dari sarana air
bersih. Tingkat resiko pencemaran sarana air bersih dikategorikan sebagai
berik ut :
a. Tingkat resiko pencemaran amat tinggi (AT);
c. Tingkat resiko pencemaran tinggi (T);
d. Tingkat resiko pensemaran sedang (S);
e. Tingkat resiko pencemaran rendah (R)

Tindakan langsung dilapangan dapat dilakukan segera setelah diketahui


tingkat resiko pencemaran SAB dan kualitas fisik airnya sebagai hasil
IS. Alternatif tindakan yang dimaksud dapat berupa :
1. Untuk tingkat resiko pencemaran AT dan T
a. Penyuluhan dan bimbingan kepada masyarakat pemakai tentang:
• Upaya peningkatan kualitas fisik SAB (aspek sanitasi)
sehingga memenuhi syarat kesehatan.
• Upaya disinfeksi air, antara lain dengan kaporisasi, pemanasan,
dll.
• Upaya penanganan air bersih mulai dari pengambilan air dari
SAB, pengangkutan air ke tandon air di rumah, penyimpanan
air di tandon dalam rumah, memasak air sampai mendidih,
menyimpan air masak, dan penyajiannya.
• Upaya pemanfaatan dan pemeliharan SAB.
b. Desinfeksi terhadap SAB yang secara operasional mudah
dilakukan, antara lain terhadp sumur gali, penampungan air hujan,
dan perlindungan mata air.
2. Untuk tingkat resiko pencemaran S dan R
Penyuluhan dan bimbingan kepada masyarakat pemakai tentang :
• Upaya mempertahankan kondisi SAB dan bila memungkinkan
meningkatkan lagi kondisinya agar betul-betul memenuhi syarat
kesehatan;
• Upaya penanganan air bersih mulai dari pengambilan air dari SAB,

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


pengangkutan air ke tandon air di rumah, penyimpanan air di
tandon claim rumah, memasak air sampai mendidih, menyimpan
air masak, dan penyajiannya;
• Upaya pemanfaatan dan pemeliharan SAB.

Tindakan tidak langsung yang diambil berdasarkan IS dan atau hasil


pemeriksaan kualitas bakteriologi /kimia, dapat berupa :
a. Menyusun usulan upaya perbaikan kualitas air atau menyusun
perencanaan pelaksanaan upaya perbaikan kualitas air
bersama masyarakat yang sasarannya dapat mencakup :
1) Perbaikan terhadap airnya, mencakup aerasi, penyaringan,
sedimentasi, koagulasi / flokulasi, desinfeksi dan pemanasan.
2) Perbaikan terhadap SAB untuk melindungi pencemaran terhadap
airnya.
3) Perbaikan terhadap lingkungan di sekitar SAB untuk melindungi
pencemaran terhadap airnya (air buangan, jamban, dan kandang
hewan)
b. Memberikan rekomendasi dan atau informasi kepada sektor
terkait tentang kebutuhan perbaikan SAB yang memerlukan
penanganan yang lebilt kompleks atau memang perbaikan
tersebut menjadi tanggung jawab pengelola instalasi air minum.
Upaya yang dilakukan:
1) U p a y a mempertahankan kondisi SAB dan bila
memungkinkan meningkatkan lagi kondisinya agar betul - betul
memenuhi syarat kesehatan.
2) Upaya penanganan air bersih mulai dari pengambilan air dari SAB,
pengangkutan air ke tandon air di rumah, penyimpanan air di
tandon dalam rumah, memasak air sampai mendidih, menyimpan
air masak, dan penyajiannya.
3) Upaya pemanfaatan dan pemeliharan SAB.

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


Pengambilan sampel air untuk mengetahui kualitas bakteriologis dan
atau kualitas kimia dilakukan untuk SAB dengan tingkat resiko
pencemaran R dan S, tindak lanjutnya akan disesuaikan dengan hasil
pemeriksaan kualitas bakteriologis dan atau kimia.
c. Untuk SAB yang airnya tidak memenuhi syarat secara fisik.
1) Penyuluhan dan bimbingan kepada masyarakat pemakai
tentang:
• Upaya mempertahankan kondisi SAB dan bila
memungkinkan meningkatkan lagi kondisinya agar betul-betul
memenuhi syarat kesehatan.
• Upaya penanganan air bersih mulai dari
pengambilan air dari SAB, pengangkutan air ke tandon air
di rumah, penyimpanan air di tandon dalam rumah,
memasak air sampai mendidih, menyimpan air masak, dan
penyajiannya.
• Upaya pemanfaatan dan pemeliharan SAB.
2) Pengambilan sampel air untuk mengetahui kualitas fisik (secara
laboratoris) dan kualitas kimia. Untuk SAB yang airnya tidak
memenuhi syarat secara fisik, tindak lanjutnya sesuai dengan
hasil pemeriksaan kualitas fisika (laboratoris) dan kualitas kimia.
d. Untuk SAB yang memenuhi syarat secara fisik dilakukan
penyuluhan dan bimbingan kepada masyarakat pemakai tentang air
bersih dan pemanfaatan SAB yang baik dan memenuhi syarat.

2. Pengambilan dan Pengiriman Sampel Secara Fisik, Kimia dan


Mikrobiologi
Pengambilan, pengiriman sampel air berkaitan dengan:
a. Alat dan bahan untuk pengambilan dan pengiriman;
b. Formulir data sampel air untuk pemeriksaan bakteriologis;
c. Formulir data sampel air untuk pemeriksaan kimia.
Langkah-langkah urutan kegiatan dibuat dalam diagram sebagai berikut :

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


1. Pengambilan Sampel Air

2. Pengiriman Sampel Air

3. Pemeriksaan Sampel Air

Dari diagram tersebut, dibawah ini akan dibahas masing iangkah-iangkah


urutan kegiatan sebagai berikut :
1. Pengambilan sampel air
a. Penentuan titik pengambilan sampel pada perpipaan
Tiga buah ilustrasi kriteria pemilihan titik-titik pengambilan sampel
dari masing-masing kasus.
1) Sistem distribusi terbuka
a) Titik pengambilan sampel pada outlet air setelah
pengolahannya maksudnya untuk mengecek efektifitas
pengolahan air dan mewakili kualitas air masuk sistem distribusi.
b) Mewakili air dari dalam pipa induk.
c) Mewakili air di salah satu cabang-cabang dari pipa induk
d) Mewakili air pada ujung sistem .
2) Sistem distribusi tertutup
a) Titik pengambilan sampel pada outlet air setelah
pengolahannya maksudnya untuk mengecek efektifitas
pengolahan air dan mewakili kualitas air masuk sistem
distribusi.
b) Mewakili air dari dalam pipa induk.
c) Mewakili air di salah satu cabang-cabang sekunder
3) Sistem distribusi kombinasi.
Disini ada tiga sumber air, sistem ini mempunyai satu daerah
dengan distribusi tertutup dan daerah lain tipe terbuka.
a) Titik pengambilan sampel pada outlet air setelah

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


pengolahannya maksudnya untuk mengecek efektifitas
pengolahan air dan mewakili kualitas air masuk sistem
distribusi.
b) Mewakili kualitas air sumur yang masuk sistem.
c) Mewakili kualitas setelah lewat reservoir, dalam beberapa hal
penting mengambil sampel dari air sebelum masuk reservoir.
b. Pengambilan sampel air
1) Syarat pengambilan sampel
Satu kunci dalam pengawasan kualitas air bersih adalah
pemeriksan mikrobiologi. Ini dilakukan dengan cara analisa
sampel air yang diambil dari sistem penyediaan air.
Pengambilan sampel harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
a) Pengambilan sampel harus direncanakan dan
dilaksanakan dengan cermat dengan frekuensi yang
cukup sehingga setiap ada perubahan kualitas air
sewaktu-waktu dapat diketahui.
b) Sampel harus diambil, disimpan dan dikirim dalam botol
yang steril dan sempurna.
c) Jumlah air yang diambil harus cukup banyak guna untuk
analisa air yang tepat.
d) Sampel harus dari titik-titik dari sitem penyediaan air
yang sedapat mungkin mewakili semuanya.
e) Waktu pengambilan diambil harus hati-hati sekali untuk
mencegah kontaminasi terhadap sampel yang telah
diambil.
f) Untuk mencegah adanya perubahan komposisi sampel
bermakana yang mempenganthi hasil analisa, sangat
penting menjamin bahwa sampel diambil dengan tepat
dan kemudian dikirim secepat-cepatnya.
g) Penjelasan detail sampel harus diuraikan dengan baik dan

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


botol sampel harus diberi label sepantasnya untuk
mencegah kesalahan.
2) Kriteria umum pengambilan sampel
Sebelum pelaksanaan pengambilan sampel air perlu
dilakukan kegiatan penetuan titik sampel. Dalam memilih titik-
titik pengambilan sampel, maka setiap tempat harus
diberlakukan secara individual; ada semacam kriteria umum
tertentu yang biasanya diikuti :
a) Titik-titik pengambilan sampel harus mewakili berbagai
sumber sumber air yang mungkin masuk ke dalam sistem.
b) Titik-titik tersebut harus meliputi bagian-bagian yang
mewakili.
c) Suatu kondisi dari sistem yang paling tidak baik serta
tempat yang kemungkinan memperoleh kontaminasi
(reservoir, belokan, daerah bertekanan rendah, Ujung dari
sistem dan lain-lain)
d) Titik sampel secara seragam menyebar ke seluruh
sistem.
e) Titik-titik sampel terletak di dalam kedua tipe sistem distribusi
(tertutup dan terbuka) sebanding dengan jumlah
sambungan atau cabang.
3) Pengambilan Sampel Air Secara Bakteriologis
Tujuan :
a) Tujuan Umum :
Agar mahasiswa dapat melakukan pengambilan sampel air
secara bakteriologis dengan benar.
b) Tujuan Khusus :
(1) Agar mahasiswa dapat memilih peralatan pengambilan
sampel dengan benar.
(2) Agar mahasiswa dapat melakukan pengambilan sampel
secara bakteriologis dengan benar.

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


Landasan Teori
Penggunaan air khususnya air minum harus memenuhi
syarat antara lain memenuhi syarat mikrobiologis. Hal ini
sehubungan dengan air minum merupakan media pembawa
penyakit terutama penyakit perut. Kita semua sudah maklum
bahwa air merupakan lingkungan amat mudah tercemar, tidak
terkecuali benda-benda tinja. Sumber air yang mengandung
bakteri coliform diklasifikasikan dengan air yang kualitasnya
rendah. Hal ini disebabkan oleh pernyataan bahwa adanya
bakteri coliform di dalam air atau bahan lain, berarti air
mengandung bakteri pathogen yang berasal dari usus atau
yang keluar bersama tinja.
Di dalam sumber air tidak hanya terdapat bakteri coliform,
akan tetapi banyak jasad renik lain yang termasuk indigenus
maupun kontaminan dari suatu sumber. Jasad renik yang
berada di dalam air ada yang dapat beradaptasi dan terus hidup
pada lingkungan air, tetapi ada sebagian organisme dalam air
tidak dapat melangsungkan kehidupannya dan segara mati.
Untuk mengetahui kualitas air secara mikrobiologis, air dari
suatu sumber harus diuji. Sedangkan sebagian besar jasad
renik di dalam air tidak dapat ditumbuhkan pada media
laboratorium. Satu hal yang sangat menguntungkan bahwa
dalam pemeriksaan air tidak perlu semua jasad renik dalam air
itu harus diuji. Jasad renik yang harus diuji dan diketahui karena
merupakan faktor penentu dari kualitas air adalah bakteri
coliform.
Pemeriksaan air secara mikrobiologis diperlukan contoh air
minimal 100 ml. Contoh air itu harus segera dibawa ke
laboratorium dalam keadaan dingin (letakkan di dalam termos
es dan diisi dengan gumpalan es). Apabila contoh air tidak
segera dilakukan pengujian (setelah 1 jam), maka contoh air itu

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


boleh disimpan dalam tempat dingin misalnya refrigerator, akan
tetapi tidak boleh lebih dari 24 jam.
Persyaratan lain yang harus disertakan pada contoh air yang
akan diuji adalah keterangan lengkap yang ditulis pada label
adalah sebagai berikut:

1. Nama dan alamat pengirim contoh air.


2. Waktu dan tanggal pengambilan contoh air.
3. Alasan perlu diadakannya pemeriksaan.
4. Jenis sumber air (mata air, sumur, sungai, kran dsb).
5. Diolah atau tidak; kalau diolah desinfektan apa yang dipakai dan caranya
bagaimana; berapa dosis yang digunakan.
6. Alat transportasinya.

Botol untuk mengambil contoh air yang akan diperiksa


secara mikrobiologis harus berukuran besar dan mulut lebar,
minimal 250 ml volumenya. Botol harus dalam keadaan steril
dan sebelum disteril ditutup dahulu dengan kertas dan disteril
dengan oven pada suhu 170-1800 C selama 1 jam.
Perlu diperhatikan bahwa air yang mengandung chlor harus
diambil dengan botol yang sudah berisi larutan Natrium Thio
Sulfat 10% sebanyak 0,1 ml untuk menetralkan sisa chlor
sebanyak 15 mg/L air. Jadi sebelum menambahkan larutan itu
sisa chlor dalam air harus dihitung dahulu. Pemeriksaan sisa
chlor harus dilakukan di tempat pengambilan contoh air. Untuk
itu contoh diambil dengan botol yang lain dan bersih yang tidak
diberi larutan tersebut.

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


Pelaksanaan Praktikum
A. ALAT DAN BAHAN
a. Alat :
1. Botol sampel steril.
2. Bunsen.
b. Bahan :
1. Sampel air yang berasal dari sumur, sungai, kran, es balok.
2. Alkohol.
3. Kapas.
4. Korek api.
5. Kertas label.
B. CARA KERJA
• Pengambilan contoh air dari kali/sungai.
1. Ambil air dari bagian yang mengalir dan dekat dengan
permukaan air, hindari pengambilan contoh air yang tidak
mengalir.
2. Apabila sungainya lebar dan lurus, air diambil dari tepi
dengan jarak paling sedikit 1 meter dari tepi sungai.
3. Bersihkan tangan dengan alkohol.
4. Pegang bagian bawah botol. Buka mulut botol dan lalukan
pada api bunsen.
5. Benamkan botol dalam air sungai + 20 cm, mulut botol
menghadap ke atas.
6. Isilah botol itu sampai penuh dan diangkat ke udara. Buang
sebagian air dalam botol itu (+ 1/3 bagian) sehingga sisanya
(+ 2/3 bagian) masih memenuhi syarat contoh air untuk
diperiksa secara mikrobiologis.
7. Lewatkan mulut botol pada api bunsen.
8. Segera botol itu ditutup dengan penutup yang sudah
disediakan (steril).
9. Beri label, dan beri keterangan lengkap.

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


• Pengambilan contoh air dari sumur gali, mata air dan
reservoir atau sejenisnya.
1. Air diambil dengan botol yang diberi pemberat. Botol, tali dan
pemberatnya masih dalam keadaan steril (belum dibuka)
sebelum akan dipergunakan.
2. Bukalah pembungkus pada tempatnya. Pegang botol pada
bagian bawah yang masih ada pembungkusnya, sehingga
tangan tidak menyentuh botol.
3. Tali dipegang, botol diturunkan pelan-pelan dan biarkan
masuk sedalam minimal 10 cm dari permukaan air.
4. Setelah botol terisi penuh, angkat botol itu ke atas. Buang
sebagian air dalam botol itu (+ 1/3 bagian) sehingga sisanya
(+ 2/3 bagian) masih memenuhi syarat contoh air untuk
diperiksa secara mikrobiologis.
5. Lewatkan mulut botol pada api bunsen.
6. Segera botol itu ditutup dengan penutup yang sudah
disediakan (steril).
7. Usahakan saat mengambil air , botol di tengah sumber.
8. Beri label dan beri keterangan lengkap.
• Pengambilan contoh air dari pipa (kran) dan sumur pompa.
1. Pilih air yang berasal dari pipa parsiil yang berhubungan
langsung dengan pipa induk. Ambil air dari kran yang sering
digunakan. Jangan mengambil air dari alat tambahan yang
dipasang dari kran itu. Jangan pula mengambil air dari kran
yang bocor.
2. Bersihkan kran yang kotor dengan menggunakan kain lap
sebelum mengambil contoh dengan kain lap.
3. Kran dibuka sepenuhnya dan biarkan air mengalir 2-3 menit
dan segera ditutup.
4. Kran dipanaskan sampai cukup panas dengan api bunsen.

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


5. Kran dibuka kembali sepenuhnya dan biarkan air mengalir
selama 1 menit.
6. Putar kran perlahan sehingga air mengalir perlahan.
7. Buka tutup botol dan lewatkan mulut botol pada api bunsen.
8. Isilah botol sampai penuh dan tuang sebagian contoh air
dalam botol itu (+ 1/3 bagian) sehingga sisanya (+ 2/3
bagian) masih memenuhi syarat contoh air untuk diperiksa
secara mikrobiologis.
9. Lewatkan mulut botol pada api bunsen.
10. Segera botol itu ditutup dengan penutup yang sudah
disediakan (steril).
11. Beri label dan beri keterangan lengkap.
4) Pengiriman Sampel
Banyak parameter kualitas air berubah dengan cepat pada
waktu pengiriman sampel ke laboratorium. Pengetahuan
lapangan dapat membantu mengatasi keadaan sampel.
Bilamana sampel tidak dapat diperiksa ditempat, maka hams
ditempatkan di dalam kotak yang kuat dan dikirim ke
laboratorium secepat mungkin.
a) Untuk Pemeriksaan Bakteriologis
Jika waktu pengiriman lebih lama 3 jam maka media
khusus “holding media” harus dipergunakan.
Temperatur ideal untuk penyimpanan sampel 4° — 10° C
di daerah beriklim panas, pada waktu kotak dikirim
kantong-kantong berisi campuran pendingin harus
diletakkan disekitar sampel, lihat gambar kotak pendingin
untuk mengirim sampel.
Banyak daerah dimana unit yang bertanggung
jawab pengambilan sampel tidal( mempunyai kendaraan
untuk mengirim botol sampel, akibatnya harus
menggunakan kendaraan umum. Ini berarti prasarana

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


angkutan dan waktu harus diperhitungkan. Untuk menjamin
bahwa setiap sampel mempunyai keterangan yang
memadai dan jelas, maka harus dilengkapi dengan suatu
fomulir detail. Formulir ini harus berisi semua informasi
tentang dimana dan bilamana sampel diambil, termasuk
keterangan tentang sampel dan nama orang yang
mengirim. Suatu formulir yang pernah dicoba dan
dipraktekkan dengan hasil baik (linat formulir 6). Formulir
terdiri dari 2 bagian yang terpisah. Bersamaan dengan
pengambilan sampel, data yang sama dicatat pada kedua
bagian formulir tersebut.
Bagian terkecil dirobek. bila sudah berlem,
kemudian ditempelkan pada botol, atau dipolesi dengan
lem atau perekat lain; informasi ini sangant berguna pada
waktu analisa di laboratorium. Bagian kedua yaitu bagian
formulir yang besar berisi data yang harus dicatat pada
bagian formulir ini bersama dengan catatan tentang
tindakan yang perlu dilakukan.
b) Untuk Pemeriksaan Kimia
Apabila jarak tempat pengambilan sampel dan
laboratorium jauh (membutuhkan waktu melebihi 3 jam
untuk pengiriman maka sampel air perlu diawetkan)
Cara pengawetan sampel air ada 2 cara, yaitu :
(1) Dengan cara pendinginan
Pendinginan ini dapat dilakukan dengan mengepak tempat
sampel air dalam es dalam wadah yang terisolasi (dilakukan
waktu air dalam es dalam wadah yang terisolasi, dilakukan
waktu pengiriman sampel) temperatur 4" — 10"
(2) Dengan cara penambahan bahan pengawet.
Pada pengambilan sampel air yang memerlukan penambahan
bahan pengawet maka sampel air dibagi menjadi beberapa

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


tempat.
(a) 1 tempat ditambah asam pekat (H2SO4, HCL) untuk
mengawetkan logam-logam, minyak dan lemak,zat-zat fenol
yang menghambat aktivitas biologik. Jumlah asam yang
diberikan 2 ml, dalam 250 ml sampel air. Jumlah sampel air
diperlukan untuk dianalisa 250 ml.
(b) 1 tempat ditambah basa (NaOH) untuk mengawetkan
sianida (pH 10-11) jumlah sampel air yang dibutuhkan untuk
analisa 100 ml.
(c) 1 tempat ditambah toluol untuk mencegah penguapan
dari senyawa-senyawa nitrigen (nitrit, nitrat). Jumlah
toluol yang diperlukan untuk analisa 250 ml.
(d) 1 tempat ditambah zink acetat 2 N untuk pemeriksaan
sulfida. Jumlah zink zcetat yang diperlukan 4 tetes tiap 100 ml
sampel air. Jumalh sampel air yamh dibutuhkan untuk
analisa 100 ml.
(e) 1 tempat untuk sampel air tanpa pengawet. Jumlah sampel air
yang dibutuhkan untuk analisa 100 ml.

3. Pengukuran Parameter Lapangan


a. Parameter yang diperiksa dilapangan
1) Parameter air minum/air bersih
- bau - rasa
- suhu - warna
- pH
2) Parameter air badan air
- suhu - khlor bebas
- pH - oksigen terlarut
b. Cara pemeriksaan di lapangan
1) Pemeriksaan bau dan rasa  dengan alat panca indra (hidung dan
lidah)

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


2) Pemeriksaan pH
Netralisasi pH adalah suatu upaya agar pH air itu menjadi normal.
Setelah pH mendekati normal barulah proses pengolahan dapat
dilakukan secara efektif. Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam
gambar sebagai berikut :
Dalam teori Nilai pH air adalah sebagai berikut :

0 7 14

Asam Netral/normal Basa

Dalam praktek nilai pH air adalah sebagai berikut :

4 7 9

Asam Netral/normal Basa

Kegunaan : Pengaturan pH dalam instalasi air minum bertujuan


untuk mengendalikan korosif perpipaan dalam sistem distribusi.

Dampak pH
(a) pH air secara praktek berkisar antara 4 – 9, secara teoritis pH
dari 0 – 14, dimana pH = 0 disebut sangat asam dan pH = 14
disebut sangat basa, sedangkan pH = 7 menunjukkan netral
pada suhu 250C
(b) Ketidaknormalan pH air dapat disebabkan oleh pemasukan
asam / basa
(c) pH yang lebih kecil dari 6,5 dan lebih besar 9,2 dapat
menyebabkan senyawa kimia berubah menjadi racun yang
mengganggu kesehatan.
(d) Pengendapan semua logam akan terjadi pada pH > 8,3, Fe
pada pH 8 – 9, sedangkan Mn pada pH = 11.
(e) Pada pH 7 – 8,5, khlorine akan bereaksi efektif (80%),
sedangkan pada > 8,5 henya bereaksi < 40%

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


(f) Penggunaan Alum sebagai koagulasi efektif pada 6 < pH < 9
Cara-cara pengukuran yang diajurkan
(a) Dengan kertas pH – indikator ganda + 0,2 satuan pH, Evaluasi
secara visual
(b) Dengan alat komparator pH, caranya :
• Sediakan sampel dalam botol yang akan diperiksa, dua
tabung cuvet yang bersih dan reagen pH (phenol red)
• Hisap sampel air dengan menggunakan pipet yang
bevolume 10 ml, tuangkan sampel air tersebut pada 2 cuvet
sampai batas (volume cuvet 10 ml).
• Buka reagen pH (bila berupa tablet) masukkan ke salah satu
cuvet. Jika larutan pH berupa larutan phenol red teteskan ke
cuvet sebanyak 3 – 5 tetes, cuvet yang lain diisi aquades 10
ml.
Catatan : Cuvet berisi aquades adalah blanko.
Cuvet berisi sampel + reagen adalah sampel yang
akan diperiksa.
• Kocok cuvet yang berisi reagen pH hingga homogen.
• Masukkan cuvet blanko kelubang komparator pH (bagian
kiri) dan cuvet sampel ke lubang komparator pH (bagian
kanan).
• Atur slide piringan / lempengan pH hingga warna sampel
yang terlihat sama dengan warna blanko.
• Baca nilai / hasil yang diperoleh
(c) Dengan alat elektroda
• secara periodik kalibrasi pada pH = 7 dan pH = 4 untuk air
dengan pH antara 4 < pH < 7 atau pada pH = 7 dan pH = 9
untuk air dengan pH antara 7 < pH < 9
• Solusi standar kalibrasi pH = 7, pH = 4, pH = 9
• Ukur pH dengan pemeriksa (test stick) dimasukkan ke dalam
air, selama 3 menit

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


• Elektroda harus dirawat sesuai dengan standar petunjuk
opeasional dan harus disimpam di dalam solusi 3 N KCl.
(d) Metode elektrometrik
Tujuan : Untuk mengetahui derajat keasaman dan kebasaan
suatu contoh air yang dinyatakan oleh pH
Prinsip : Dasar pengukuran pH secara elekrometrik adalah
penentuan aktivitas ion hidrogen dengan pengukuran secara
potensiometerik menggunakan elektorda hidrogen standar
(biasanya digunakan elektroda gelas) dan elektroda acuan.
Gaya elektromotif (emf) yang dihasilkan sisten elektroda gelas,
bervariasi secara linier dengan pH. Hubungan linier ini diuraikan
dangan mem-plotkan emf terukur vs pH larutan dapar yang
berbeda, pH sampel ditentukan secara ekstrapolasi.
3) Pemeriksaan suhu
Alat : termometer
Erlenmemeyer 200 ml
Cara :
Sampel air tuang ke dalam erlenmeyer la lu d iu ku r
temperaturnya, tunggu 1 - 2 menit dan dibaca (termometer tetap
dalam air waktu membacanya);
Mengukur suhu udara luar di sekitar badan air
Menginterpretasikan hasil pengukuran (suhu air yang memenuhi
syarat: + 30C suhu udara luar)
4) Pemeriksaan warna  uji organoleptik
4. Desinfeksi Sarana dan Pemeliharaan Sarana Air Bersih
Air bersih sangat berguna bagi kehidupan manusia sehari-hari.
Tetapi air tersebut akan merugikan manusia apabila penggunaannya tidak
terkontrol. Dengan kata lain air bersih yang akan digunakan haruslah
memenuhi syarat kualitas.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka perlu dilakukan pengolahan
air secara sederhana terdiri dari 3 tahapan yaitu :

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


SEDIMENTASI FILTRASI DESINFEKSI

Proses sedimentasi bertujuan untuk mengendapkan partikel-


partikel air yang mempunyai diameter lebih besar sedangkan filtrasi
bertujuan untuk menyaring partikel-partikel yang lebih kecil yang tidak
mengendap pada proses sedimentasi. Desinfeksi dilakukan pada akhir
proses dengan cara menambahkan bahan kimia kedalam air yang
berfungsi untuk membebaskan air dari kuman pathogen. Salah satu cara
desinfeksi air adalah dengan menggunakan bahan kimia chlorin. Apabila
air dalam keadaan keruh, maka penggunaan chlorin tidak akan efektif,
karena mikroba-mikroba terlindung oleh partikel-partikel bahan yang
tersuspensi dalam air.
Perhitungan
Untuk menghitung banyaknya chlorin yang dibutuhkan dalam
desinfeksi suatu sumber air, maka perlu diketahui data-data sebagai
berikut:
• Dosis kaporit yang dibutuhkan
Diperoleh dengan cara menjumlahkan Daya Sergap Chlor dengan Sisa
Chlor dari sumber air tersebut.

Dosis chlorin yang dibutuhkan =

Daya Sergap Chlor + Sisa Chlor (dalam mg/l)

• Konsentrasi chlorin yang tersedia di pasaran (dalam %)


• Volume air yang akan dichlorinasi
• Dosis penggunaan chlorin (biasanya 2 mg/ml)
• Konsentrasi larutan kaporit yang akan dituangkan
Contoh soal :
Hitunglah berapa ml larutan chlorin yang harus dituangkan untuk
mendesinfeksi sumur dengan Ø 50 cm dan kedalaman air 5 meter.
Diketahui dari hasil pemeriksaan bahwa Daya sergap chlor adalah 0,2
mg/l sedangkan sisa chlor adalah 0,3 mg/l. Dosis penggunaan chlorin

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


yang diharapkan adalah 2 mg/ml sedangkan kaporit yang tersedia
memiliki konsentrasi 60%.
Penyelesaian :
• Dosis kaporit yang dibutuhkan adalah :
Daya sergap chlor + sisa chlor = 0,2 mg/l + 0,3 mg/l = 0,5 mg/l.
• Konsentrasi kaporit yang tersedia adalah 60%, maka kalau dijadikan
mg/l adalah sbb. :

100%
x dosis kaporit yang dibutuhkan
60%

100%
x 0,5 mg/l = 0,83 mg/l.
60%

• Volume air yang akan dichlorinasi adalah :


Karena bentuk sumur adalah silinder, maka volumenya menggunakan
rumus silinder yaitu V = π r2 . t
Diketahui Ø = 50 cm, maka r = 50/2 = 25 cm
t = 5 meter = 500 cm
π merupakan konstanta dengan nilai 3,14

Sehingga volume air sumur dihitung dengan cara sbb. :


V = 3,14 x 252 x 500
= 3,14 x 625 x 500
V = 981.250 cm3 = 981,25 liter

• Jumlah kaporit 60% yang harus dicampurkan adalah sbb. :

Volume air x konsentrasi kaporit yang tersedia (mg/l)


= 981,25 l x 0,83 mg/l
= 814,4375 mg.

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


• Volume larutan kaporit yang harus dituangkan dengan dosis 2 mg/ml
adalah :

V = 814,4375 mg
2 mg/ml
V = 407,21875 ml

Jadi larutan kaporit yang akan dituangkan untuk mendesinfeksi sumur


dengan volume air 981,25 liter adalah 407,21875 ml.
B. Praktek Laboratorium
1. Pemeriksaan Fisik (Warna, Kekeruhan, TSS, TDS)
a. Pemeriksaan Warna
Siapkan standard warna K2PtCl6 dengan skala warna 5; 10; 15; 20;
25; 30; 35; 40; 45; 50; 60; dan 70. Dan diencerkan menjadi 100 ml
dalam tabung nessler . Kemudian ambil
b. Pemeriksaan Kekeruhan
Kalibrasi Turbidimeter
Pengukuran Kekeruhan dengan cara sampel dikocok, biarkan
gelembung udara terlepas kemudian langsung baca skala alat yang
telah dikalibrasi
Untuk mendapatkan hasil yang teliti, maka harus dibuat duplikat setiap
analisa
c. Pemeriksaan TSS
Masukkan kertas saring ke dalam oven selama 1 jam pada suhu 105
0
C kemudian diambil dan dimasukkan ke dalam desikator selama 15
menit. Timbang kertas saring (X 0 ). Ambil pipet sampel sebanyak 100
ml di saring dengan menggunakan kertas saring kemudian masukkan
kertas saring dan residu ke dalam oven selama 2 jam suhu 105 0C.
Ambil kertas saring dan residu dimasukkan ke dalam desikator selama
15 menit. Timbang kertas saring dan residu (X1).

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


Perhitungan :
Mg/L TSS = (X1 – X0) x 100%
Vol Sampel
d. Pemeriksaan TDS
Cawan porselin dipanaskan dioven selama 1 jam suhu 1050C
kemudian dimasukkan ke dalam desikator selama 15 menit. Timbang
cawan porselin (C 0 ). Pipet 10 ml sampel masukkan kedalam cawan
porselin. Masukkan ke dalam oven selama 1 jam suhu 1050C.
Pindahkan cawan porselin ke dalam desikator selama 15 menit.
Timbang sebagai C 1 .
Mg/L TDS = (C 1 - C 0 )x 100%
Vol Sampel
2. Pemeriksaan Kimia (Salinitas, Alkalinitas, Kesadahan Total,
Kesadahan Ca2+, Pemeriksaan Fe dan Mn, Jar Test, DO)

3. Pemeriksaan Bakteriologis (MPN Coliform dan E. Coli)


TUJUAN :
a. Tujuan Umum:
Agar mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan MPN Coliform / E.
coli pada air dengan benar.
b. Tujuan Khusus :
1) Agar mahasiswa mampu memilih peralatan dan bahan yang
digunakan dalam praktikum dengan benar.
2) Agar mahasiswa mampu melakukan tahapan pemeriksaan MPN
Coliform / E. coli dengan benar.
3) Agar mahasiswa mampu membedakan koloni tipikal dan atipikal
dengan benar.
LANDASAN TEORI
Dalam pemeriksaan air secara mikrobiologis ada tiga tahap/uji yang
harus dilakukan yaitu :

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


a. Uji Dugaan (Presumtif Test)
Tujuannya adalah untuk menduga adanya bakteri Coli/E.coli dalam
contoh air.
b. Uji Penetapan/Penegasan (Confirmed Test)
Tujuannya adalah untuk menegaskan adanya bakteri Coli/E.coli dalam
contoh air.
c. Uji Lengkap (Complete Test)
Tujuannya adalah untuk melihat adanya koloni typikal yang tumbuh
dan untuk uji ulang sebagai kepastian adanya bakteri Coli/E.coli
dalam contoh air.

Pelaksanaan Praktikum
A. UJI DUGAAN (PRESUMTIVE TEST)
a. Alat :
1. Tabung reaksi steril.
2. Tabung durham steril
3. Rak tabung reaksi.
4. Pipet ukur 10 ml dan 1 ml steril.
5. Bunsen.
6. Bulp/pipet filer/penghisap.
7. Inkubator.
b. Bahan :
1. Sampel air.
2. Media LB 1 dan LB 3 steril.
3. Alcohol.
4. Kapas.
5. Kertas label.
6. Korek api.
c. Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Bersihkan (aseptiskan) meja kerja dan tangan praktikan
menggunakan alkohol.

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


3. Nyalakan bunsen.
4. Inokulasikan (masukkan) masing-masing 10 ml sampel air ke dalam
5 tabung yang berisi media LB 3 steril dengan menggunakan pipet
ukur steril.
5. Inokulasikan (masukkan) masing-masing 1 ml sampel air ke dalam
5 tabung yang berisi media LB 1 steril dengan menggunakan pipet
ukur steril.
6. Inokulasikan (masukkan) masing-masing 0,1 ml sampel air ke
dalam 5 tabung yang berisi media LB 1 steril dengan menggunakan
pipet ukur steril.
7. Beri label pada masing-masing tabung sesuai dengan ml sampel
yang dimasukkan yaitu : 10 ml, 1 ml dan 0,1 ml.
8. Inkubasikan piaraan di dalam inkubator dengan suhu 370 C selama
2 x 24 jam.
9. Amati piaraan itu setiap 24 jam. Amati juga gas yang terbentuk
dalam tabung durham. Timbulnya gas dalam 24 jam menunjukkan
uji positif, dan apabila terbentuknya gas setelah waktu 24 jam
menunjukkan hasil yang meragukan. Apabila setelah 2 x 24 jam
tidak terbentuk gas, maka uji dikatakan hasilnya negatif.
10. Untuk hasil yang positif dan meragukan maka perlu dilanjutkan ke
uji penetapan/penegasan (Confirmed Test).

Catatan : Dalam setiap pengerjaan penanaman (inokulasi) sampel


haruslah dilakukan seaseptis mungkin yaitu selalu didekatkan dan
dilewatkan pada api bunsen.

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


SKEMA UJI DUGA

Sampel

@ 10 ml @ 1 ml @ 0,1 ml

LB 3 @ 5 ml LB 1 @ 10 ml LB 1 @ 10 ml

Inkubasikan dalam Inkunbator selama 2 x 24 jam suhu 370 C

B. UJI PENETAPAN/PENEGASAN (CONFIRMED TEST)


a. Alat :
1. Tabung reaksi steril
2. Tabung durham steril
3. Rak tabung reaksi
4. Jarum ose
5. Bunsen
6. inkubator

b. Bahan :

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


1. Hasil uji duga positif/meragukan.
2. Media BGLB steril.
3. Alkohol.
4. Kapas.
5. Kertas label.
6. Korek api.
c. Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Bersihkan (aseptiskan) meja kerja dan tangan praktikan menggunakan
alkohol.
3. Nyalakan bunsen.
4. Bakar jarum ose sampai merah membara. Dinginkan sebentar.
5. Inokulasikan (masukkan) 2-3 mata ose spesimen dari hasil uji duga
positif/meragukan ke dalam 10 ml media BGLB steril.
6. Beri label pada tabung sesuai dengan label hasil uji duga
positif/meragukan.
7. Inkubasikan piaraan dalam inkubator.
a) Untuk pemeriksaan coliform : suhu 37o C selama 2 x 24 jam
b) Untuk pemeriksaan E. coli : suhu 44-44,5o C selama 1 x 24 jam
8. Amati gelembung gas yang terjadi. Apabila terdapat gelembung gas
dalam tabung durham maka hasilnya positif.
9. Tulis hasil yang positif dan cocokkan dengan tabel kombinasi MPN
untuk mendapatkan angka kuman (jumlah Coli/E. coli).
10. Untuk pemeriksaan E. coli dengan hasil positif maka bisa dilanjutkan
dengan uji lengkap (Complete Test).

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


SKEMA UJI PENEGASAN

1-2 mata ose

Uji Duga Positif BGLBB @ 10 ml

Inkubasikan dalam Inkunbator selama 2 x 24 jam suhu 370 C (untuk


coliform) atau Inkubasikan dalam Inkunbator selama 1 x 24 jam suhu
44-44,50 C (untuk E.coli)

C. UJI LENGKAP (COMPLETE TEST)


a. Alat :
1. Cawan petri steril.
2. Jarum ose.
3. Bunsen.
4. Inkubator.
b. Bahan :
1. Uji penegasan dengan hasil positif.
2. Media EMBA steril.
3. Media LB 1 steril.
4. Alkohol.
5. Kapas.
6. Kertas label.
7. Korek api.
c. Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Bersihkan (aseptiskan) meja kerja dan tangan praktikan menggunakan
alkohol.

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


3. Nyalakan bunsen.
4. Buat piaraan jasad renik E coli dari uji penegasan positif pada media
agar cawan EMBA dengan cara : piaraan tuang (pour plate), piaraan
sebaran (spread plate), piaraan goresan (streak plate), atau
penanaman langsung (direct plate).
5. Inkubasikan piaraan itu dalam inkubator dengan suhu 370 C selama 2 x
24 jam.
6. Amati pertumbuhan koloni pada permukaan agar itu adakah koloni
typikal. Apabila tampak koloni typikal maka uji dinyatakan hasilnya
positif.
7. Buat piaraan cair dalam media LB 1 dari koloni typikal tersebut dengan
cara : mengambil dengan jarum ose steril 2 koloni typikal pada agar
EMBA dan segera dimasukkan ke dalam media LB 1 yang sudah
disediakan.
8. Inkubasikan piaraan itu dalam inkubator dengan suhu 370 C selama 2 x
24 jam.
9. Amati gas dalam tabung durham setiap 24 jam. Apabila terbentuk gas
maka hasilnya positif.
SKEMA UJI LENGKAP
Piaraan Goresan (Streak Plate) :
1 ose

Uji Penegasan Positif EMBA


Inkubasikan dalam Inkunbator selama 2 x 24 jam suhu 370 C
atau

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


Piaraan Tuang (Pour Plate):
1 ml 15-20 ml

Uji Penegasan Positif EMBA cair + 40-500 C


Inkubasikan dalam Inkunbator selama 2 x 24 jam suhu 370 C

Koloni E. coli

LB 1 Inkubasikan dalam inkubator

selama 2 x 24 jam dengan suhu370 C

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


BAB IV
LEMBAR KERJA MAHASISWA

A. HASIL PRAKTIKUM

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


B. PEMBAHASAN

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

B. SARAN

Catatan Pembimbing : Kupang,


Pembimbing,

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


BAB V
EVALUASI

Evaluasi terhadapa rangkaian kegiatan praktek mata kuliah Penyediaan Air


secara ringkas seperti terlihat dalam tabel berikut ini:

No Item yang dinilai Bobot Nilai Nilai x Bobot


(1-10) (0-100)
1 A. Persiapan
1. Ketepatan alat 1
2. Pengisian formulir data 1
A. Prosedur Penggunaan Alat
1. Ketepatan alat 1
2. Langkah kerja 3
A. Hasil
1. Interpretasi 2
2. Rekomendasi 2

Jumlah

Nilai Akhir : ∑ (Nilai X Bobot) =


10

Kupang, ......................................
Dosen Pembimbing

(.................................................)

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


BAB VI
PENUTUP

Buku Pedoman dan Panduan praktek Penyediaan Air (PENYEDIAAN AIR)


ini merupakan buku pegangan mahasiswa dan juga pembimbing dalam
melaksanakan praktek mata kuliah ini. Dengan membaca dan memilki
buku ini, mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan praktek dengan
proses yang benar. Petunjuk praktikum untuk setiap pokok bahasan dan
format evaluasi yang ada dalam lampiran sekiranya dapat menjadi acuan
bagi mahasiswa dan pembimbing sebelum kegiatan dilakukan. Oleh
karena itu kerjasama pembimbing dan mahasiswa sangat diharapkan
sehingga kegiatan praktikum mata kuliah PENYEDIAAN AIR dapat
berjalan dengan baik.

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D, 2002, Dasar-dasar Mikrobiologi, Penerbit Djambatan,


Surabaya

Suendra, N, 1991, B. P. Mata Ajaran Mikrobiologi Lingkungan, Depkes RI,


Yakarta

Soeroso, L, 1996, Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Lingkungan, AKL


Depkes RI, Purwokerto

Waluyo, Lud, Mikrobiologi Lingkungan, , 2005

Pedoman Bidang Studi” Penyediaan Air BErsih dan” APK-TS, Depkes RI,
1984

Pelatihan kualitas air (IPA KKHUSUS), Akademi Teknik Tirta Wiyata, 2003

Metcalf dan Eddy, Wasterwater Engineering, Treatment Disposat and


Reuse.

Ersin Seyhan, 1993, Dasar-Dasar Hidrologi.

WHO, 1975, Hand Book Water Drinking Quality.

Effendi, Hefni, 2003, Telaah Kualitas Air, Kanisius, Yogyakarta

Alaerts, Sri Sumestri Santika, 1984, Metoda Penelitian Air, Usaha


Nasional, Surabaya

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


Lampiran 1

Tabel MPN per 100 ml sampel menggunakan 7 buah tabung dengan porsi 5 – 1 – 1
dengan batas kepercayaan 95%.

Jumlah Tabung Positif MPN / 100 Kepercayaan


5 1 1 ml Lebih Lebih tinggi
Tabung Tabung Tabung rendah
10 ml 1 ml 0,1 ml
0 0 0 <2 0 5,9
0 1 0 2 0,05 13
1 0 0 2,2 0,05 13
1 1 0 4,4 0,52 14
2 0 0 5 0,54 19
2 1 0 7,6 1,5 19
3 0 0 8,8 1,6 29
3 1 1 12 3,1 30
4 0 0 15 3,3 46
4 0 1 20 5,9 48
4 1 0 21 6 53
5 0 0 38 6,4 330
5 0 1 96 12 370
5 1 0 240 12 3700
5 1 1 >240 - -

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


Lampiran 2

Tabel MPN per 100 ml sampel menggunakan seri 3 tabung untuk setiap pengenceran

Positif MPN MPN / Positif MPN MPN /


10 ml 1 ml 0,1 ml 100 ml 10 ml 1 ml 0,1 ml 100 ml
0 0 0 - 2 0 0 9,1
0 1 0 3 2 0 1 14
0 0 2 6 2 0 2 20
0 0 3 9 2 0 3 26
0 1 0 3 2 1 0 15
0 1 1 6,1 2 1 1 20
0 1 2 9,2 2 1 2 27
0 1 3 12 2 1 3 34
0 2 0 6,2 2 2 0 21
0 2 1 9,3 2 2 1 28
0 2 2 12 2 2 2 35
0 2 3 16 2 2 3 42
0 3 0 9,4 2 3 0 29
0 3 1 13 2 3 1 36
0 3 2 16 2 3 2 44
0 3 3 19 2 3 3 53
1 0 0 3,6 3 0 0 23
1 0 1 7,2 3 0 1 39
1 0 2 11 3 0 2 64
1 0 3 15 3 0 3 95
1 1 0 7,3 3 1 0 43
1 1 1 11 3 1 1 75
1 1 2 15 3 1 2 120
1 1 3 19 3 1 3 160
1 2 0 11 3 2 0 93
1 2 1 15 3 2 1 150
1 2 2 20 3 2 2 210
1 2 3 24 3 2 3 290
1 3 0 16 3 3 0 240
1 3 1 20 3 3 1 460
1 3 2 24 3 3 2 1100
1 3 3 29

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


Lampiran 3

Tabel MPN per 100 ml sampel menggunakan seri 5 tabung untuk setiap pengenceran

Positif MPN MPN / Positif MPN MPN /


10 ml 1 ml 0,1 ml 100 ml 10 ml 1 ml 0,1 ml 100 ml
0 0 0 - 1 0 0 2,0
0 0 1 1,8 1 0 1 4,0
0 0 2 3,6 1 0 2 6,0
0 0 3 5,4 1 0 3 8,0
0 0 4 7,2 1 0 4 10
0 0 5 9,0 1 0 5 12
0 1 0 1,8 1 1 0 4,0
0 1 1 3,6 1 1 1 6,1
0 1 2 5,5 1 1 2 8,1
0 1 3 7,3 1 1 3 10
0 1 4 9,1 1 1 4 12
0 1 5 11 1 1 5 14
0 2 0 3,7 1 2 0 6,1
0 2 1 5,5 1 2 1 8,2
0 2 2 7,4 1 2 2 10
0 2 3 9,2 1 2 3 12
0 2 4 11 1 2 4 15
0 2 5 13 1 2 5 17
0 3 0 5,6 1 3 0 8,3
0 3 1 7,4 1 3 1 10
0 3 2 9,3 1 3 2 13
0 3 3 11 1 3 3 15
0 3 4 13 1 3 4 17
0 3 5 15 1 3 5 19
0 4 0 7,5 1 4 0 11
0 4 1 9,4 1 4 1 13
0 4 2 11 1 4 2 15
0 4 3 13 1 4 3 17
0 4 4 15 1 4 4 19
0 4 5 17 1 4 5 22
0 5 0 9,4 1 5 0 13
0 5 1 11 1 5 1 15
0 5 2 13 1 5 2 17
0 5 3 15 1 5 3 19
0 5 4 17 1 5 4 22
0 5 5 19 1 5 5 24

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


Positif MPN MPN / Positif MPN MPN /
10 ml 1 ml 0,1 ml 100 ml 10 ml 1 ml 0,1 ml 100 ml
2 0 0 4,5 3 0 0 7,8
2 0 1 6,8 3 0 1 11
2 0 2 9,1 3 0 2 13
2 0 3 12 3 0 3 16
2 0 4 14 3 0 4 20
2 0 5 16 3 0 5 23
2 1 0 6,8 3 1 0 11
2 1 1 9,2 3 1 1 14
2 1 2 12 3 1 2 17
2 1 3 14 3 1 3 20
2 1 4 17 3 1 4 23
2 1 5 19 3 1 5 27
2 2 0 9,3 3 2 0 14
2 2 1 12 3 2 1 17
2 2 2 14 3 2 2 20
2 2 3 17 3 2 3 24
2 2 4 19 3 2 4 27
2 2 5 22 3 2 5 31
2 3 0 12 3 3 0 17
2 3 1 14 3 3 1 21
2 3 2 17 3 3 2 24
2 3 3 20 3 3 3 28
2 3 4 22 3 3 4 31
2 3 5 25 3 3 5 35
2 4 0 15 3 4 0 21
2 4 1 17 3 4 1 24
2 4 2 20 3 4 2 28
2 4 3 23 3 4 3 32
2 4 4 25 3 4 4 36
2 4 5 28 3 4 5 40
2 5 0 17 3 5 0 25
2 5 1 20 3 5 1 29
2 5 2 23 3 5 2 32
2 5 3 26 3 5 3 37
2 5 4 29 3 5 4 41
2 5 5 32 3 5 5 45

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air


Positif MPN MPN / Positif MPN MPN /
10 ml 1 ml 0,1 ml 100 ml 10 ml 1 ml 0,1 ml 100 ml
4 0 0 13 5 0 0 23
4 0 1 17 5 0 1 31
4 0 2 21 5 0 2 43
4 0 3 25 5 0 3 58
4 0 4 30 5 0 4 76
4 0 5 36 5 0 5 95
4 1 0 17 5 1 0 33
4 1 1 21 5 1 1 46
4 1 2 26 5 1 2 64
4 1 3 31 5 1 3 84
4 1 4 36 5 1 4 110
4 1 5 42 5 1 5 130
4 2 0 22 5 2 0 49
4 2 1 26 5 2 1 70
4 2 2 32 5 2 2 95
4 2 3 38 5 2 3 120
4 2 4 44 5 2 4 150
4 2 5 50 5 2 5 180
4 3 0 27 5 3 0 79
4 3 1 33 5 3 1 110
4 3 2 39 5 3 2 140
4 3 3 45 5 3 3 180
4 3 4 52 5 3 4 210
4 3 5 59 5 3 5 250
4 4 0 34 5 4 0 130
4 4 1 40 5 4 1 170
4 4 2 47 5 4 2 220
4 4 3 54 5 4 3 280
4 4 4 62 5 4 4 350
4 4 5 69 5 4 5 430
4 5 0 41 5 5 0 240
4 5 1 48 5 5 1 350
4 5 2 56 5 5 2 540
4 5 3 64 5 5 3 920
4 5 4 72 5 5 4 1600
4 5 5 81

Pedoman & Panduan Praktikum MK. Penyediaan Air

Anda mungkin juga menyukai