Nomor : 49/SK/DIR-RSIAR/IV/2019
Tentang : Panduan Pengelolaan Air Bersih
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit sebagai sarana pelayanan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap
didalamnya terdapat aktivitas dan berbagai pihak mulai dari pasien, dokter,
perawat, petugas rumah sakit lainnya dan pengunjung keluarga pasien maupun
orang-orang yang mempunyai kepentingan lainnya. Kegiatan rumah sakit
memberikan pelayanan 24 jam, maka dari itu dapat dipastikan memerlukan
kebutuhan air bersih, untuk keperluan penyediaan makanan, minuman dan
kegiatan lain yang berhubungan dengan keperluan saniter seperti mandi, buang
air kecil/besar, pencucian linen, pengolahan makanan. Kehidupan manusia tidak
dapat dipisahkan dari ketersediaan air, oleh sebab itu sumber air bersih harus
dipelihara dan dipergunakan dengan sebaik-baiknya.
Rumah sakit juga harus menjamin kualitas mutu air bersih, air minum, air untuk
keperluan dialisis ginjal yang merupakan bagian dari pengawasan Unit
Kesehatan Lingkungan. Selain itu, kualitas buangan air limbah rumah sakit juga
harus memenuhi syarat dan tidak mencemari lingkungan. Kualitas air rentan
terhadap perubahan yang mendadak, termasuk perubahan diluar kontrol rumah
sakit. Maka dari itu rumah sakit harus mempunyai regulasi tentang monitoring
air bersih, air minum, air untuk keperluan dialisis ginjal, dan air limbah.
C. Definisi
1. Air adalah air minum, air bersih, air kolam renang, dan air pemandian umum.
2. Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan adalah spesifikasi teknis atau nilai
yang dibakukan pada media lingkungan yang berhubungan atau berdampak
langsung terhadap kesehatan masyarakat.
3. Persyaratan Kesehatan adalah kriteria dan ketentuan teknis kesehatan pada
media lingkungan.
4. Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi adalah air dengan kualitas tertentu.
5. Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
6. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak.
7. Air limbah adalah air sisa dari suatu hasil usaha dan/ atau kegiatan.
8. Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari aktivitas hidup
sehari-hari manusia yang berhubungan dengan pemakaian air.
9. Baku mutu air limbah adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar dan
atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air limbah
yang akan dibuang atau dilepas ke dalam sumber air dari suatu usaha dan atau
kegiatan.
A. Air Bersih
a. Pemeriksaan kualitas air bersih secara fisik, kimia, dan biologi dilakukan
setiap 6 (enam) bulan sekali atau lebih sering tergantung ketentuan peraturan
perundang-undangan, kondisi sumber air, dan pengalaman sebelumnya
dengan masalah mutu air.
b. Pemeriksaan kualitas air bersih harus dilakukan oleh laboratorium yang telah
terakreditasi.
c. Lokasi pengambilan sampel kualitas air bersih dilakukan di reservoir induk,
Instalasi Gizi, Instalasi Kamar Bedah, Ruang Perawatan, dan Unit Gawat
Darurat.
d. Hasil pemeriksaan didokumentasikan.
e. Hasil akan dimonitoring dan dilakukan perbaikan bila diperlukan.
B. Air Minum
a. Pemeriksaan kualitas air minum dilakukan paling sedikit 1 (satu) tahun
sekali. Untuk pemeriksaan kimia minimal 6 (enam) bulan sekali atau lebih
sering tergantung ketentuan peraturan perundang-undangan dan pengalaman
sebelumnya dengan masalah mutu air.
b. Pemeriksaan kualitas air minum harus dilakukan oleh laboratorium yang
telah terakreditasi.
c. Hasil pemeriksaan didokumentasikan.
d. Hasil akan dimonitoring dan dilakukan perbaikan bila diperlukan.
C. Air Limbah
a. Pemeriksaan limbah cair secara fisika, kimia, biologi dilakukan setiap 1
(satu) bulan sekali oleh laboratorium yang telah terakreditasi.
b. Hasil pemeriksaan didokumentasikan.