Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM KUALITAS AIR

ACARA I
PENGENALAN ALAT

Dosen Pengampu:
Ferryati Masitoh, S.Si., M.Si

Oleh:
NAMA : Andhika Ananda Wijaya
NIM : 180722639552
Off : G/2018
Asisten Praktikum : Oldheva Genisa Sabilau
Salsa Rizkia Alzahra

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN GEOGRAFI
PROGRAM STUDI S1 GEOGRAFI
2021
I. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengenali berbagai macam peralatan dan analisis
laboratorium yang akan digunakan dalam praktikum kualitas air.
2. Mahasiswa mampu memahami prinsip kerja dan cara mempergunakan alat yang
akan digunakan dalam praktikum kualitas air.

II. DASAR TEORI

Laboratorium merupakan suatu tempat yang digunakan untuk mengadakan


suatu percobaan atau penyelidikan dalam berbagai macam bidang ilmu tertentu,
seperti ilmu kimia, fisika, biologi dan sebagainya. Dalam pengertian secara terbatas
laboratorium adalah suatu ruangan tertutup dimana percobaan dan penelitian
dilakukan, baik di tempat tertutup maupun tempat terbuka. Percobaan yang dilakukan
di laboratorium akan selalu menggunakan bahan bahan kimia, peralatan penunjang
dan instrument khusus yang mampu menyebabkan terjadinya kecelakaan jika tidak
digunakan dengan prosedur yang tepat (Budimarwanti, 2011).

Penanganan suatu alat dan bahan penelitian yang ada di laboratorium sangat
bergantung pada fasilitas yang ada di laboratorium dan kepentingan pemakai
laboratorium. Fasilitas yang dimaksud adalah adanay ruang penyimpanan khusus,
runag persiapan dan tempat penyimpanan seperti lemari, kabin dan rak rak (Indrawan,
2015). Alat laboratoium merupakan suatu benda yang digunakan dalam kegiatan di
laboratorium yang dapat dipergunakan secara berulang ulang sebelum mulai
melakukan kegiatan praktikum di laboratorium, praktikan terlebih dahulu haruslah
mengenal dan memahami cara penggunaan semua peralatan dasar yang biasa
digunakan dalam suatu laboratorium (Emda, 2014).

Pengenalan alat-alat yang ada di laboratorium sangatlah penting untuk


dilakukan untuk keselamatan kerja saat melakukan penelitian di dalam laboratoium.
Alat alat laboratorium biasanya dapat terjadi kerusakan atau bahkan berbahaya jika
penggunaannya tidaklah sesuai dengan prosedurnya. Peralatan digunakan untuk
melakukan suatu kegiatan pendidikan, penelitian, pelayanan masyarakat atau studi
tertentu. dalam penyimpanan dan penataan alat yang perlu diperhatikan adalah jenis
bahan dasar penyusun alat tersebut, berat suatu peralatan tersebut, lokasi
penyimpanan peralatan haruslah sesuai agar mudah diambil dan disimpan kembali.
Menurut Raharjo dan Harjanto (2017) menjelaskan bahwa peralatan yang ada di
laboratorium pada prinsipnya dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu alat gelas
dan alat instrument. Alat instrumen dapat dikelompokkan lagi menurut tingkat
kesulitan cara pengoperasiannya menjadi 3 kategori, yaitu

1) Peralatan kategori 3 merupakan peralatan yang cara pengoperasian dan


perawatannya sulit, resiko dalam penggunaannya tinggi, akurasi
pengukurannya tinggi, dan system kerja rumit.
2) Peralatan kategori 2 merupakan peralatan yang system pengoperasiannya
dan perawatannya sedang. Resiko penggunaannya sedang, akurasi
pengukuran sedang dan system kerja yang tidak begitu rumit.
3) Peralatan kategori 1 merupakan peralatan yang cara pengoperasian dan
perawatannya mudah, resiko penggunaan rendah dan system kerja yang
sederhana.

Menurut Novanti (2011) menjelaskan bahwa setiap instrument yang akan


dioperasikan haruslah dalam keadaan baik dengan syarat :

1) Siap untuk dipakai


2) Bersih
3) Berfungsi dengan baik
4) Terkalibrasi
5) Setiap instrument harus ada SOP nya

Pengenalan alat alat laboratorium sangatlah penting dilakukan untuk keselamatan


kerja saat melakukan suatu penelitian di dalam laboratorium. Alat alat laboratorium
biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika penggunaannya tidak sesuai dengan
prosedurnya. Penataan alat dan bahan praktikum sangatlah bergantung kepada
fasilitas yang ada di laboratorium dan kepentingan pemakai laboratorium. Fasilitas
yang dimaksud dalam hal ini adalah adanya runag penyimpanan khsus (gudang),
ruang persiapan, dan tempat penyimpanan. Untuk memudahkan dalam memahami
alat-alat laboratorium yang dapat digunakan dalam waktu yang relative lama dan
dalam keadaan baik, maka diperlukan suatu pemeliharaan dan penyimpanan yang
memadai. Untuk itu penting bahwa kita haruslah mengenal dan mengetahui nama alat
serta spesifikasi alat tersebut (Hikmatyar, 2013).

III. ALAT DAN BAHAN

1) Alat

1. Pipet 13. Pipet Gondok


2. Gelas beker 14. Statif
3. Gelas Erlenmeyer 15. Kaki 3 dan Bunsen
4. Kerucut imhoff 16. Timbangan
5. Gelas ukur 17. EC Meter
6. Tabung reaksi 18. Ph Meter
7. Buret 19. Spektrofotometer
8. Gelas takar 20. Centrifuge
9. Gelas Kjehdal 21. Thermometer Digital
10. Gelas Pemanas 22. Pengaduk
11. Botol BOD 23. Pemanas
12. Filtrasi (Corong Kaca) 24. Oven
25. Kulkas

2) Bahan
1. Jurnal online
2. Buku referensi
3. Modul praktikum

IV. LANGKAH KERJA


1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum pengenalan
alat
2. Mengenali berbagai macam alat yang akan digunakan dalam praktikum kualitas
air
3. Mengenali berbagai macam bahan yang akan digunakan dalam praktikum kualitas
air
4. Mendeskripsikan dan menganalisis setiap alat dan bahan
5. Menyusun laporan

Menyiapkan Alat
dan Bahan

Mengenali Alat Mengenali instrument


Praktikum Praktikum

Mendeskripsikan
dan Menganalisis

Menyusun Laporan

V. HASIL PRAKTIKUM
1. Tabel Pengenalan Alat Praktikum Kualitas Air (Terlampir)
2. Tabel Pengenalan Alat Instrument Praktikum Kualitas Air (Terlampir)
VI. PEMBAHASAN

Praktikum kualitas air yang pertama ini praktikan dianjurkan untuk mengenali
dan mendeskripsikan atau menganalisis setiap peralatan yang akan digunakan dalam
kegiatan praktikum kualitas air. Peralatan yang digunakan dalam kegaiatan praktikum
kualitas air ini terbagi menjadi 2 jenis yang setiap peralatannya memiliki fungsinya
masing masing, yaitu peralatan gelas dan peralatan instrument. Dari pembagian kedua
jenis peralatan tersebut, yang terdiri dari peralatan gelas antara lain Gelas Erlenmeyer,
Pipet, Buret, Labu Takar, Gelas Beker, Kerucut Imhoff, Gelas Ukur, Tabung Reaksi,
Labu Kjehdal, Labu Pemanas, Botol BOD, Filtrasi atau Corong dan Pipet Gondok.
Sedangkan untuk peralatan instrument terdiri dari Timbangan, EC Meter, Ph Meter,
Spektrofotometer, Centrifuge, Thermometer Digital, Pengaduk, Pemanas, Oven,
Kulkas, Statif, Kaki Tiga dan Bunsen.

Peralatan gelas yang pertama adalah Gelas Erlenmeyer, Gelas ini memiliki
ukuran yang bervariasi, mulai dari 50 ml, 150 ml, 250 ml, 500 ml dan 1000 ml. Gelas
Erlenmeyer ini memiliki bentuk kerucut, leher gelas yang silinder dan dilengkapi
dengan dasar yang datar. Fungsi dari gelas ini adalah untuk mengukur serta
mencampurkan bahan bahan yang akan dianalisis dan sebagai tempat untuk
melakukan tirasi bahan. Peralatan gelas yang kedua adalah pipet, pipet ini memiliki 2
variasi berdasarkan bahan dasar permbuatnya, yaitu pipet plastic dan pipet kaca. Pipet
yang biasanya digunakan dalam praktikum kualitas air adalah pipet kaca, hal tersebut
disebabkan karena pada praktikum kualitas air umumnya menggunakan bahan bahan
kimia yang berbahaya dan tingkat konsentrasinya pekat untuk dicampurkan pada
sampel air yang sedang diteliti. Pipet memiliki fungsi sebagai suatu perantara untuk
mengambil larutan kimia dan zat zat cair lain yang akan dicampurkan ke dalam
sampel.

Peralatan gelas yang ketiga adalah Gelas Beker, gelas ini memiliki bentuk
silinder dengan dasar gelas yang rata dan memiliki berbagai macam ukuran, yaitu 50
ml, 150 ml, 250 ml sampai 500 ml. Jenis Gelas Beker terbagi menjadi 3, yaitu Gelas
Beker rendah, Gelas Beker tinggi dan Gelas Beker berdinding tebal. Gelas Beker
sendiri memiliki fungsi sebagai tempat untuk mengendapkan atau menampung sampel
dan sebagai tempat untuk mencampur larutan kimia dengan sampel. Peralatan gelas
yang keempat adalah Kerucut Imhoff ini memiliki bentuk kerucut dan ukuran pada
kerucut ini sebesar 1000 ml. Kerucut Imhoff ini memiliki fungsi sebagai alat
pengukur volume lumpur yang mengendap pada saat sampel diuji dalam waktu
tertentu. Peralatan gelas kelima adalah Gelas Ukur, Gelas Ukur ini memiliki bentuk
silinder yang beraneka macam ukuran, dimana setiap garis penanda pada badan Gelas
Ukur mewakili jumlah cairan yang diukur. Ukuran Gelas Ukur sendiri terdiri dari 10
ml, 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 500 ml dan 1000 ml. Gelas Ukur memiliki fungsi
sebagai tempat untuk mengendapkan sampel dan untuk menentukan takaran seberapa
banyak sampel yang sedang diteliti. Gelas Ukur ini merupakan hal yang wajib ada
dalam melakukan uji laboratorium, karena dengan adanya gelas ukur ini praktikan
akan mudah dalam menentukan jumlah takaran bahan campuran atau sampel yang
sedang diteliti.

Peralatan gelas yang keenam adalah Tabung Reaksi, Tabung Reaksi ini
memiliki berbagai macam ukuran, yaitu ukuran 50 sampai 200 mm. Tabung Reaksi
ini berbentuk tabung yang memanjang dan bagian atasnya terbuka, serta bagian
bawahnya berbentuk huruf U. Tabung Reaksi memiliki fungsi untuk tempat
berlangsungnya reaksi akibat dari adanya penambahan bahan kimia. Tabung Reaksi
juga umumnya menjadi peralatan yang wajib ada dalam suatu laboratorium untuk
mencampurkan bahan bahan kimia pada suatu sampel yang sedang diuji. Peralatan
gelas yang ketujuh adalah Buret, Buret ini memiliki bentuk silinder yang memanjang
hingga 50 ml dan memiliki garis ukur, serta sumbat yang berbentuk keran pada bagian
bawahnya. Buret memiliki fungsi sebagai alat yang digunakan untuk melakukan
proses titrasi pada sampel yang sedang diuji. Cara kerja alat Buret ini adalah dengan
memutar keran pada bagian bawah Buret, hal tersebut dilakukan untuk meneteskan
cairan untuk melakukan presisi sebelum proses titrasi. Tingkat akurasi alat ini
sangatlah akurat karena mampu mengatur setiap interval tetesan yang akan dicampur
kedalam sampel. Peralatan gelas yang kedelapan adalah Labu Takar, labu takar
sendiri memiliki bentuk seperti labu dengan leher labu yang memanjang keatas dan
memiliki berbagai macam ukuran, yaitu 100 ml, 250 ml, 500 ml dan 1000 ml. Labu
takar memiliki fungsi untuk mengukur atau memberi takaran pada volume cairan
tertentu atau mengukur suatu larutan dengan kadar yang sesuai.

Peralatan gelas kesembilan adalah Labu Kjeldhal, Labu Kjeldahl memiliki


bentuk seperti labu yang bagian bawahnya berbentuk bulat. Alat ini hampir mirip
dengan labu takar secara bentuknya dan alat ini memiliki ukuran yang bervariasi,
yaitu 50 ml, 100 ml, 250 ml dan 500 ml. Alat ini memiliki fungsi sebagai suatu
tempat untuk terjadinya suatu proses pencernaan atau peleburan sampel dalam analisis
nitrogen Kjeldahl. Umumnya alat ini digunakan untuk menerapkan Metode Kjeldahl,
dimana metode ini diterapkan dalam penetapan jumlah nitrogen total yang akan
dicampur kedalam sampel yang sedang diteliti. Peralatan kesepuluh adalah Labu
Pemanas, Labu Pemanas, Labu Pemanas sendiri memiliki 2 variasi ukuran, yaitu 100
ml dan 250 ml. Alat ini hampir mirip dengan Labu Takar dan Labu Kjeldahl yang
berbentuk seperti labu, namun yang membedakan labu ini memiliki leher yang
pendek. Alat ini memiliki fungsi sebagai suatu alat untuk memanaskan sampel yang
sedang diuji dan untuk memanaskan suatu larutan yang akan dicampur dengan sampel
yang sedang diuji. Peralatan yang kesebelas adalah Botol BOD, Botol Bod sendiri
memiliki berbagai macam variasi ukuran, yaitu 100 ml, 250 ml, 300 ml dan 400 ml.
Botol BOD memiliki fungsi sebagai suatu alat yang digunakan untuk menganalisis
kandungan BOD pada suatu sampel air dan menunjukkan seberapa banyak jumlah
oksigen yang terlarut dari sampel yang diuji.

Peralatan yang kedua belas adalah Filtrasi atau Corong Kaca, Filtrasi sendiri
memiliki bentuk seperti corong pada umumnya, namun yang membedakan bahan
dasar pada alat ini berupa kaca dan ukuran relative lebih kecil daripada corong pada
umumnya. Corong Kaca memiliki fungsi sebagai suatu alat yang digunakan untuk
menentukan konsentrasi atau menakar bahan kimia yang akan dicampur pada sampel.
Peralatan yang ketiga belas adalah Pipet Gondok, Pipet Gondok ini memiliki ukuran
20 ml. Pada Pipet Gondok ini memiliki sebuah bahan penyedot yang berada di
ujungnya dan batas maksimal pengambilan larutannya sekitar 20 ml. Namun apabila
lebih dari batas maksimal akan menyebabkan penyedot tersebut menjadi rusak. Pipet
Gondok memiliki fungsi sebagai suatu alat untuk mengambil sampel yang sedang
diuji pada setiap takaran yang telah ditentukan, umumnya Pipet Gondok ini
meberikan takaran sebesar 10 – 20 ml.

Peralatan yang selanjutnya adalah peralatan instrument, dimana peralatan ini


digunakan untuk menganalisis dan meneliti sampel secara lebih lanjut. Peralatan
instrument yang pertama adalah Timbangan, Timbangan sendiri memliki 2 jenis, yaitu
Timbangan Biasa dan Timbangan Elektrik yang pemakaiannya lebih sederhana atau
mudah. Biasanya satuan pada timbangan yang digunakan menggunaan satuan mg
(milligram). Timbangan memiliki fungsi sebagai suatu bahan untuk menimbang berat
sampel yang akan diteliti, timbangan yang dimaksud adalah timbangan kasar dan
timbangan sangat teliti. Peralatan instrument yang kedua adalah EC Meter, EC Meter
sendiri memiliki bentuk persegi panjang dimana alat tersebut memiliki 3 tombol
(On/Off, conductivity switch dan hold key) dan layar. Untuk bagian bawahnya
merupakan elektroda untuk melakukan pengukuran daya hantar listrik pada suatu
larutan sampel. Cara pemakaiannya hanya tinggal dicelupkan pada suatu sampel yang
sedang diuji kemudian menekan tombol hold untuk menahan hasil dari pengukuran
tersebut untuk dicatat.

Peralatan instrument yang ketiga adalah Ph Meter, Ph Meter sendiri memiliki


2 variasi bentuk, yang pertama memiliki bentuk seperti EC Meter dan yang kedua
memiliki bentuk lebih kompleks. Ph Meter yang umumnya dipakai adalah Ph Meter
yang lebih kompleks, dimana pada alat ini memiliki kabel penyambung untuk
menyambungkan elektroda dengan alat pembaca Ph sampel. Alat ini memiliki 3
tombol, yaitu Hold, Cal dan On/Off. Ph meter memiliki fungsi sebagai suatu bahan
yang digunakan untuk menentukan tingkat keasaman pada suatu larutan sampel. Cara
pemakaiannya hanya tinggal mencelupkan elektroda pada sampel yang sedang diuji,
kemudian menekan tombol hold untuk menahan hasil dari pengukuran tersebut untuk
dicatat. Peralatan instrument yang keempat adalah Spektrofotometer, Spektrofotmeter
merupakan sautu alat yang digunakan untuk absorbansi pada suatu sampel. Nilai
absorbanso pada sampel akan sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet.
Spektrofotometer memiliki fungsi sebagai suatu bahan yang digunakan untuk
mengukur serapan sinar ultra violet atau sinar tampak pada suatu material dalam
bentuk larutan. Data data hasil pengukuran akan langsung terbaca pada layar
computer dengan bentuk grafik hubungan antara panjang gelombang dengan
absorbansi.
Peralatan instrument yang kelima adalah Centrifuge, Centrifuge merupakan
suatu alat yang memanfaatkan gaya sentrifugal atau gaya gaya yang berputar dari satu
titik sebagai poros. Centrifuge memiliki fungsi sebagai suatu bahan yang digunakan
untuk memisahkan partikel-partikel yang sedang diuji pada suatu benda cair, dengan
kata lain bahan ini digunakan untuk memisahkan benda cari dan benda padat dalam
suatu larutan. Sampel yang akan diuji dengan Centrifuge sebelumnya harus
dimasukkan terlebih dahulu ke tabung reaksi yang telah dicampur dengan bahan
bahan kimia, kemudian masukkan kedalam Centrifuge dan tunggu sampai alat
tersebut berhenti berputar. Peralatan instrument yang keenam adalah Thermometer
Digital, Thermometer Digital merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengetahui
suhu pada suatu sampel yang sedang diuji maupun yang telah diuji. Cara
penggunaannya sangatlah mudah tinggal mencelupkan elektroda thermometer
kedalam sampel yang sedang diuji. Peralatan instrument yang ketujuh adalah
Pengaduk, Pengaduk sendiri memiliki bentuk seperti sendok, namun ukurannya
sangatlah kecil. Pengaduk memiliki fungsi sebagai suatu bahan yang digunakan untuk
mengaduk suatu larutan atau cairan tertentu yang telah dicampur dengan sampel.

Peralatan instrument yang kedelapan adalah Pemanas, Pemanas sendiri


memiliki bentuk yang hampir mirip dengan kompor. Suhu yang bisa dicapai dengan
pemanas ini mencapai 400o C. Pemanas memiliki fungsi sebagai suatu bahan yang
digunakan untuk memanaskan suatu larutan yang dituangkan ke dalam suatu gelas
beker atau gelas erlenmeyer dan dipanaskan. Alat pemanas yang umumnya digunakan
dalam laboratorium berupa pemanas elektronik dan cara pemakaiannya sampel yang
akan diteliti dituangkan ke dalam suatu labu atau gelas kemudian diletakkan di
pemanas. Peralatan instrument kesembilan adalah Oven, Oven sendiri memiliki
bentuk persegi, dimana Oven tersebut termasuk kedalam peralatan elektronik yang
suhunya dapat diatur dengan mudah. Oven memiliki fungsi sebagai suatu bahan yang
digunakan untuk mengeringkan sampel dari lumpur atau zat zat kimia dan bisa juga
digunakan untuk tempat sterilisasi.

Peralatan instrument kesepuluh adalah Kulkas atau Freezer, Kulkas yang


dimaksud disini adalah alat yang digunakan untuk mendinginkan sampel atau
menyimpan sampel yang sedang maupun yang akan diuji. Hal tersebut dilakukan
karena terdapat beberapa sampel dan zat kimia yang mudah rusak. Cara
penggunaannya juga mudah dengan memasukkan sampel dan zat kimia tersebut
kedalam kulkas. Peralatan instrument kesebelas adalah Statif, dimana Statif
merupakan suatu alat yang berupa besi panjang dan terdapat suatu pengait atau
pengunci untuk meletakkan Buret saat sedang melakukan pengujian sampel. Statif
memiliki fungsi sebagai tempat untuk meletakkan buret pada saat proses titrasi
berlangsung. Peralatan instrument terakhir adalah Bunsen dan Kaki Tiga, dimana
kedua alat ini merupakan alat yang berkaitan. Kedua alat ini memiliki fungsi sebagai
memanaskan sampel yang sedang diuji.
VII. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan pada laporan praktikum kualitas air yang pertama


dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Peralatan yang akan digunakan dalam praktikum kualitas air terdiri dari 2
jenis, yaitu peralatan gelas dan peralatan instrument. Untuk peralatan gelas
memiliki sifat dan ketahanan yang tinggi sebagai suatu tempat untuk
melakukan pengujian sampel secara langsung dengan menggunakan alat
tersebut. Peralatan gelas terdiri dari Gelas Erlenmeyer Pipet, Buret, Labu
Takar, Gelas Beker, Kerucut Imhoff, Gelas Ukur, Tabung Reaksi, Labu
Kjehdal, Labu Pemanas, Botol BOD, Filtrasi atau Corong dan Pipet
Gondok. Sedangkan untuk peralatan instrument merupakan peralatan yang
digunakan untuk membantu pemrosesan pengujian sampel yang sedang
diteliti. Peralatan instrument terdiri dari Timbangan, EC Meter, Ph Meter,
Spektrofotometer, Centrifuge, Thermometer Digital, Pengaduk, Pemanas,
Oven, Kulkas, Statif, Kaki Tiga dan Bunsen.
2. Kedua jenis peralatan tersebut memiliki prinsip kerja yang berbeda beda,
umumnya untuk peralatan kaca digunakan sebagai tempat melakukan
pengujian sampel dengan mencampurkan bahan bahan kimia secara
langsung ke alat tersebut. Sedangkan untuk peralata instrument digunakan
sebagai suatu alat untuk membantu analisis pengujian sampel secara lebih
lanjut, hal tersebut dikarenakan dengan menggunakan peralatan instrument
akan memberikan informasi secara detail mengenai sampel yang sedang
diuji.

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Budimarwanti. 2011. Pengelolaan Alat dan Bahan di Laboratorium Kimia.


Universitas Negeri Yogyakarta.

Emda, Amna. 2014. Laboratorium Sebagai Sarana Pembelajaran Kimia dalam


Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Kerja Ilmiah. Banda Aceh :
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar Raniry

Hikmatyar, Muhammad Fazri. 2013. Pengenalan Alat Alat Praktikum Ekologi


Terestrial. Jakarta : Prodi S1 Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Indrawan, I. 2015. Pengantar Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah.


Deepublish.

Novianti, N. R. 2011. Kontribusi Pengelolaan Laboratorium dan Motivasi Belajar


Siswa Terhadap Efektivitas Proses Pembelajaran. Jurnal Pendidikan MIPA.
Edisi Khusus (1) : 158-166
Raharjo & Sri Harjanto. 2017. Penanganan Alat dan Bahan yang Baik Dalam
Rangka. Kota Semarang : Jurnal Metana Vol. 13, No 2 : 58-60
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/metana (diakses pada 17 Februari 2021)

IX. CEK PLAGIASI


1. Dasar Teori

2. Pembahasan
3. Kesimpulan
LAMPIRAN

1. Tabel Pengenalan Alat Praktikum Kualitas Air

No
Nama Alat Gambar Alat Fungsi atau Kegunaan
.

Gelas Erlenmeyer memiliki beberapa


fungsi untuk mengukur serta
1. Gelas Erlenmeyer mencampurkan bahan bahan yang akan
dianalisis dan sebagai tempat untuk
melakukan tirasi bahan

Pipet memiliki fungsi sebagai suatu


perantara untuk mengambil larutan kimia
2. Pipet
dan zat zat cair lain yang akan
dicampurkan ke dalam sampel.

Gelas Beker memiliki fungsi sebagai


tempat untuk mengendapkan atau
3. Gelas Beker menampung sampel dan sebagai tempat
untuk mencampur larutan kimia dengan
sampel

Kerucut Imhoff memiliki fungsi sebagai


alat pengukur volume lumpur yang
4. Kerucut Imhoff
mengendap pada saat sampel diuji dalam
waktu tertentu
Gelas ukur memiliki fungsi sebagai tempat
untuk mengendapkan sampel dan untuk
menentukan takaran seberapa banyak
5. Gelas Ukur sampel yang akan diteliti. Selain itu gelas
ukur juga memiliki variasi ukuran, yaitu
gelas ukur 1000 ml, 500 ml, 100 ml dan
10 ml.

Tabung reaksi memiliki fungsi untuk


6. Tabung Reaksi tempat berlangsungnya reaksi akibat dari
adanya penambahan bahan kimia

Buret memiliki fungsi sebagai alat yang


7. Buret digunakan untuk melakukan proses titrasi
pada sampel yang akan diteliti

Labu takar memiliki fungsi untuk


mengukur atau memberi takaran pada
8. Labu Takar
volume cairan tertentu atau mengukur
suatu larutan dengan kadar yang sesuai.
Labu Kjeldahl memiliki fungsi sebagai
suatu tempat untuk terjadinya suatu proses
9. Labu Kjehdal
pencernaan atau peleburan sampel dalam
analisis nitrogen Kjeldahl.

Labu pemanas memiliki fungsi sebagai


suatu alat untuk memanaskan sampel yang
10. Labu Pemanas akan diuji dan untuk memanaskan suatu
larutan yang akan dicampur dengan
sampel yang akan diuji

Botol BOD memiliki fungsi sebagai suatu


alat yang digunakan untuk menganalisis
kandungan BOD pada suatu sampel air
11. Botol BOD
dan menunjukkan seberapa banyak jumlah
oksigen yang terlarut dari sampel yang
diuji

Filtrasi atau Corong Kaca memiliki fungsi


sebagai suatu alat yang digunakan untuk
12. Filtrasi (Corong Kaca) menentukan konsentrasi atau menakar
bahan kimia yang akan dicampur pada
sampel.

Pipet Gondok memiliki fungsi sebagai


suatu alat untuk mengambil sampel yang
13. Pipet Gondok akan diuji pada setiap takaran yang telah
ditentukan, umumnya Pipet Gondok ini
meberikan takaran sebesar 10 – 20 ml

2. Tabel Pengenalan Alat Instrument Praktikum Kualitas Air


No Nama Alat Instrumen Gambar Alat Instrumen Fungsi atau Kegunaan

Timbangan memiliki fungsi sebagai


suatu bahan untuk menimbang berat
1. Timbangan sampel yang akan diteliti, timbangan
yang dimaksud adalah timbangan
kasar dan timbangan sangat teliti

EC meter memiliki fungsi sebagai


suatu bahan yang digunakan untuk
2. EC Meter
mengukur daya hantar listrik pada
suatu larutan sampel

Ph meter memiliki fungsi sebagai


suatu bahan yang digunakan untuk
3. Ph Meter
menentukan tingkat keasaman pada
suatu larutan sampel

Spektrofotometer memiliki fungsi


sebagai suatu bahan yang digunakan
4. Spektrofotometer untuk mengukur serapan sinar ultra
violet atau sinar tampak pada suatu
material dalam bentuk larutan.
Centrifuge memiliki fungsi sebagai
suatu bahan yang digunakan untuk
memisahkan partikel-partikel yang
5. Centrifuge akan diteliti pada suatu benda cair,
dengan kata lain bahan ini digunakan
untuk memisahkan benda cari dan
benda padat dalam suatu larutan

Thermometer digital memiliki fungsi


sebagai suatu bahan yang digunakan
6. Thermometer Digital untuk mengetahui suhu pada suatu
sampel yang akan diuji maupun yang
telah diuji

Pengaduk memiliki fungsi sebagai


suatu bahan yang digunakan untuk
7. Pengaduk mengaduk suatu larutan atau cairan
tertentu yang telah dicampur dengan
sampel

Pemanas memiliki fungsi sebagai


suatu bahan yang digunakan untuk
memanaskan suatu larutan yang
8. Pemanas
dituangkan ke dalam suatu gelas
beker atau gelas erlenmeyer dan
dipanaskan
Oven memiliki fungsi sebagai suatu
bahan yang digunakan untuk
9. Oven mengeringkan sampel dari lumpur
atau zat zat kimia dan bisa juga
digunakan untuk tempat sterilisasi

Kulkas memiliki fungsi sebagai suatu


bahan yang digunakan untuk
menyimpan zat zat kimia yang cepat
10. Kulkas
rusak pada suhu biasa dan untuk
mengawetkan sampel yang akan
dianalisis

Statif memiliki fungsi sebagai tempat


11. Statif untuk meletakkan buret pada saat
proses titrasi berlangsung

Kaki 3 dan Bunsen memiliki fungsi


12. Kaki 3 dan Bunsen sebagai suatu alat untuk memanaskan
sampel yang akan diuji

Anda mungkin juga menyukai