Anda di halaman 1dari 42

Mata Kuliah Analisis Kualitas Lingkungan

Teknik Sampling dan Analisis


Fisika, Kimia, dan Biologi Air

(Kelompok 1)
Adiwidya Wiranata
Nur Agustin
Rosida Mei Diana
Sonia Rahma
Teknik Sampling Air

Pengertian Teknik Sampling

• Upaya penelitian untuk mendapat sampel yang representatif (mewakili) dan


dapat menggambarkan populasinya

Pengertian Teknik Sampling Air

• Kegiatan melakukan pengambilan sejumlah volume suatu badan air yang akan
diteliti dengan jumlah tertentu yang representatif
Tujuan
•Pengumpulan data
umum •Pemantauan
•Pengawasan

Sampling •Penelitian, dan


•Penegakan hukum lingkungan

Air
Hal-hal • Mendapatkan sampel yang
representatif, obyektif,
yang harus teliti,tepat, dan relevan
• Menghindari kontaminasi
sampel
diperhatik • Mencegah perubahan kondisi
sebelum sampel sampai di

an...
laboratorium
Metode Pengambilan Sampel
Sampel •Diambil secara langsung dari badan air
yang dipantau
sesaat (Grab •Hanya menggambarkan karakteristik air
Sample) pada saat pengambilan

Sampel komposit •Diambil pada waktu-waktu tertentu


•Hanya dilakukan jika ingin mengetahui
(Composite karakteristik kualitas air secara terus-
Sample) menerus.

Sampel Sampel yang diambil secara


gabungan tempat •
(Integrated terpisah dari beberapa tempat
Sample) dengan volume yang sama
Pola urutan kerja sampling air
Menentukan lokasi Menentukan titik
pengambilan pengambilan
sampel sampel

Melakukan
pengambilan
sampel

Melakukan Pengepakan
pengawetan sampel dan
sampel (jika perlu) pengiriman ke lab.
Alat-Alat yang digunakan dalam
pengambilan sampel air
• Alat Pengambil Sampel Air
- Sederhana (botol, ember, botol dengan pemberat)
- Otomatis (dilengkapi alat pengatur waktu dan
volume yang diambil)
• Alat-alat lain (Alat penyaring, alat pendingin)
• Wadah untuk menyimpan sampel
Waktu pelaksanaan sampling air
• Interval waktu sampling idealnya diatur agar sampel
diambil pada hari dan jam yang berbeda sehingga
dapat diketahui perbedaan kualitas air setiap
hari/setiap jam.
• Waktu pengambilan sampel dilakukan berdasarkan
keperluan :
- Survei pendahuluan dalam rangka pengenalan
daerah.
- Perencanaan dan pemanfaatan.
- Studi/penelitian
Metode Analisis Fisika Air
1. Uji Jumlah Padatan Tersuspensi (Total Suspended
Solid/ TSS) Dalam Air Dengan Metode Gravimetri

• Ruang Lingkup
Metode ini digunakan untuk menentukan jumlah padatan
tersuspensi dalam air permukaan (sumur, sungai, danau, laut).
• Alat dan Bahan
a. Alat : cawan Goch atau alat penyaring lain yang
dilengkapi pengisap, kertas saring Fiber berpori 0,45 µm, tempat
khusus yang terbuat dari baja tahan karat dan aluminium untuk
menaruh kertas saring, oven, neraca analitik dengan ketelitian
0,1 mg dan penjepit cawan
b. Bahan : Sampel Air
• Metode Uji
a. Pemindahan kertas saring kosong
Taruh kertas saring air ke dalam alat penyaring. Bilas kertas saring
dengan akuades sebanyak 20 ml sebelum dioperasikan pada alat
penyaring. Ulangi pembilasan hingga bersih dari partikel-partikel halus
pada kertas saring. Ambil kertas saring dan taruh di atas tempat khusus
kertas saring. Keringkan kertas saring di dalam oven pada temperature
103-105˚C selama 1 jam. Dinginkan dalam desikator selama 15 menit.
Timbang dengan neraca analitik. Ulangi pengeringan hingga diperoleh
berat tetap. Taruh kertas saring di dalam desikator hingga saatnya
hendak digunakan
b. Penyaringan Sampel dan Penimbangan padatan tersuspensi
Saring sampel (volume yang diambil berkadar suspensi antara 2,5-200
mg). Bilas padatan tersuspensi dengan air suling sebanyak 10 ml dan
lakukan sebanyak 3 kali. Ambil kertas saring dan taruh di tempat khusus
kertas saring. Keringkan kertas saring tersebut di dalam oven
bertemperatur 103-105˚C selama 1 jam. Dinginkan dalam desikator
selama 15 menit. Timbang dengan neraca analitik. Ulangi pengeringan
hingga diperoleh berat tetap.
c. Perhitungan
Jumlah padatan tersuspensi (mg/L) = (A-B) x 1000
mL sampel
keterangan :
A= Berat kertas saring berisi padatan (mg)
B= Berat kertas saring kosong (mg)

2. Metode Uji Jumlah Padatan Terlarut (Total Dissolved


Solid-TDS) Dalam Air
• Ruang Lingkup
Metode ini digunakan untuk penetapan jumlah padatan
terlarut dalam air, yang bertujuan untuk mengetahui kapasitas
ion-ion terlarut di dalam air yang dapat menghantarkan arus
listrik dalam air.
• Alat dan Bahan
a. Alat
Alat : Conductivity/TDS Meter Model : YK-22CT, gelas piala, botol
semprot aquades dan kertas tissue.
b. Bahan
Bahan : air suling, larutan standar 12,41 g/L, larutan standar 707
ppm, dan larutan standar 1500 ppm.

• Metode Uji
a. Pengawetan Sampel
Sampel air yang diambil dianalisis di lapangan atau segera setelah
tiba di laboratorium. Sampel air yang belum bisa dianalisis, dapat
diawetkan dengan cara pendinginan 4˚C dengan lama penyimpanan
maksimum 28 hari.
b. Persiapan Analisis
Cuci elektoda konduktometer dengan akuades, lalu keringkan
dengan kertas tissue. Kalibrasi konduktometer dengan larutan standar
TDS (kadar konsentrasi 707 ppm). Sesuaikan operasional alat dengan
menu pilihan TDS, baca nilai larutan standar yang tertera terhadap suhu
pada tabel hubungan antara TDS dan temperatur
c. Prosedur Uji TDS
Cuci elektroda konduktometer dengan akuades, kemudian
dikeringkan dengan kertas tissue. Bilas elektroda konduktometer
dengan sampel sebanyak 3 kali. Ukur konsentrasi sampel TDS dengan
membaca skala atau digit alat yang tertera. Apabila TDS sampel lebih
kecil dari 2000 ppm, maka dilakukan pengukuran dengan menggunakan
larutan standar 1382 ppm atau 707 ppm. Apabila TDS sampel lebih
besar dari 2000 ppm, maka dilakukan pengukuran dengan
menggunakan larutan standar 1500 ppm atau 12410 ppm. Apabila TDS
sampel nilainya lebih besar dari 20.000 ppm maka sampel dilakukan
pengenceran.
3. Metode Uji Daya Hantar Listrik (DHL) Dalam Air

• Ruang Lingkup
Metode ini digunakan untuk penetapan kadar daya hantar
listrik dan padatan terlarut dalam air yang bertujuan untuk
mengetahui kapasitas ion-ion terlarut dalam air yang dapat
menghantarkan arus listrik
• Alat dan Bahan
a. Alat
Alat : Conductivity/TDS Meter Model : YK-22CT, gelas piala,
botol semprot aquadest dan kertas tissue
b. Bahan
Bahan : air suling, larutan standar 1413 µS/ cm, larutan
standar 12,880 µS/ cm, larutan standar 84,4 µS/ cm, dan larutan
standar 5000 µS/ cm.
• Metode Uji
a. Pengawetan Sampel
Sampel air yang diambil dianalisis di lapangan atau segera setelah
tiba di laboratorium.Sampel air mempunyai DHL cukup rendah
sebaiknya dianalisis di lapangan untuk menghindari pengaruh CO 2 atau
amoniak yang berasal dari udara.Bila DHL air sangat tinggi, melebihi
kisaran kemampuan alat instrument yang digunakan maka contoh uji
harus diencerkan dengan akuades.Apabila sampel air yang belum bisa
dianalisa dapat diawetkan dengan cara pendinginan 4˚C dengan lama
penyimpanan maksimum 28 hari.
b. Persiapan Analisis
Cuci elektoda konduktometer dengan akuades, kemudian
dikeringkan dengan kertas tissue. Kalibrasi konduktometer dengan
larutan standar DHL dengan konsentrasi 1413 µS/ cm. Sesuaikan
operasional alat dengan menu pilihan DHL, baca nilai larutan standar
yang tertera terhadap suhu pada tabel hubungan antara DHL dan
temperatur.
• Prosedur Uji DHL
1) Cuci elektroda konduktometer dengan aquades, kemudian
dikeringkan dengan kertas tissue. Bilas elektroda konduktometer
dengan sampel sebanyak 3 kali. Ukur larutan sampel DHS dengan
membaca skala atau digit alat yang tertera. Apabila contoh uji
nilainya lebih besar dari 20000 µS/ cm, maka contoh uji dilakukan
pengenceran.
2) Perhitungan
Perhitungan sampel uji yang diencerkan
DHL Sampel = (A x B)-[C x (A-D)]
D
Yang mana :
A = Volume akhir (pengenceran) sampel
B = Pengukuran DHL
C = DHL air pengencer
D = Volume sampel
4. Metode Uji Kekeruhan Menggunakan Alat Turbidy
meter Hellige
• Ruang Lingkup
Metode ini digunakan untuk menetapkan nilai kekeruhan dalam
air dengan alat turbidy meter yang bertujuan untuk mengetahui nilai
kekeruhan atau banyaknya bahan-bahan terlarut di dalam air (seperti:
lumpur, alga, detritus, dll.)
• Alat dan Bahan
a. Alat : Turbidy meter, wadah air (botol atau ember)
b. Bahan : Sampel Air
• Metode Uji
a. Alat turbidy meter dikalibrasi dengan tujuan untuk menjamin
tingkat ketelitian dalam pengukuran.
b. Tekan tombol on/off untuk menghidupkan alat, kemudian tunggu
hingga layar menyala dan tertera “Rd”.
c. Sampel dimasukkan ke dalam botol sampel kemudian ditutup
lalu ditekan dan ditunggu hingga muncul nilai pada layar, nilai
tersebut merupakan nilai kekeruhan sampel.

5. Metode Analisis Suhu Air dengan Termometer Air Raksa

• Ruang Lingkup
Metode ini digunakan untuk menetapkan suhu air dengan
termometer air raksa yang bertujuan untuk mengetahui suhu air
dan suhu lingkungan karena ukuran suhu juga memiliki peran
dalam memperlihatkan kecenderungan aktivitas kimia dan
biologi.
Alat dan Bahan
a. Alat : Termometer air raksa
b. Bahan : Air
• Metode Uji
a. Termometer yang dipergunakan dikalibrasi terlebih dahulu
dengan termometer presisi atau dengan percobaan titik beku
dan titik didih air.
b. Mengukur dan mencatat suhu udara sekitar.
c. Mencelupkankan termometer langsung ke dalam perairan,
menunggu beberapa menit. Kemudian diangkat dan dicatat
suhunya.
d. Membandingkan suhu udara sekitar dan suhu air yang
dianalisis.
Metode Analisis Kimia Air
1. Pengujian Fosfat Dalam Air Dengan Metode
Spektrofotometer UV- Amonium Molibdovanadat

• Ruang Lingkup
Metode ini digunakan untuk pengujian kadar fosfat dalam air
secara spektrofotometri dengan menggunakan amonium
molibdovanadat
• Alat dan Bahan
a. Alat : spektrofotometer, alat-alat gelas (sebelum digunakan dicuci
dengan HCL 1:1 dan dibilas dengan air bebas fosfat), dan kertas
saring membran 0,45 µm.s
b. Bahan : larutan amonium molibdovanadat (dibuat dengan
melarutkan 1,5 g NH4VO3 dalam 400 ml HNO3 1:1,
dicampur dengan larutan 90 g (NH4)6MO7O24.4H2O dalam 400 ml air.
Kemudian diencerkan menjadi 1 L di dalam labu takar. Larutan
disimpan dalam botol plastik), larutan baku induk standar fosfat (1
ml=0,5mg PO4) (dibuat dengan melarutkan 0,715 g kalium hidrogen
fosfat anhidrat (KH2PO4) dengan air suling dalam labu takar 1 L dan
encerkan sampai tanda batas), larutan baku kerja standar fosfat (dibuat
dengan mengencerkan 100 ml larutan baku induk fosfat dengan air
suling di labu takar 1 L sampai tanda batas), HNO3pekat, dan HCLO4
pekat
• Metode Uji
a. Pembuatan Kurva Kalibrasi
Pipet 0,1-2 ml (dibuat tabel pengenceran) larutan baku kerja
standar fosfat masukkan ke beberapa labu takar 100 ml, encerkan
dengan air suling sampai 50 ml. Pada labu takar lainnya maukkan 50 ml
air sebagai blanko. Tambahkan masing-masing labu 10 ml larutan
amonium molibdovanadat dan encerkan dengan air sampai tanda
batas. Kocok hingga homogen, biarkan selama 10 menit kemudian
pindahkan ke dalam kuvet, tetapkan serapan pada panjang gelombang
430 nm
• b. Pengukuran kadar fosfat terlarut pada sampel uji
Saring sampel uji dengan saringan membran 0,45 µm dan pipet
50 ml fitrat kemudian masukkan ke dalam labu 100 ml, tambahkan 10
ml larutan ammonium molibdovanadat. Encerkan dengan air suling
sampai tanda batas. Baca serapan pada panjang gelombang 430 nm.
• c. Pengukuran kadar fosfat total pada sampel uji
Kocok sampel uji hingga homogen, lalu gunakan pipet 50 ml untuk
memasukkan sampel uji ke dalam Erlenmeyer 250 ml, tambahkan 10
ml HNO3, pekat, kemudian panaskan hingga volume setengah,
Tambahkan 5 ml HCLO4, panaskan lagi hingga hampir kering.
Tambahkan aquades 25 ml lalu dituang ke dalam labu takar 50 ml,
encerkan dengan air hingga tanda batas.
Masukkan larutan sampel uji 50 ml ditambah 10 ml larutan
ammonium molibdovanadat ke dalam labu 100 ml, encerkan dengan
air hingga tanda bats, kocok hingga homogen, dan diamkan selama
10 menit, baca serapannya pada panjang gelombang 430 nm.
• d. Perhitungan
Kadar PO4 mg/ L = serapan contoh x kadar baku
serapan baku

  2. Pengujian Kadar Amonium Dalam Air Dengan Metode


Spektrofotometer-Nessler
• Ruang Lingkup
Lingkup pengujian meliputi cara pengujian kadar amonium yang
terdapat dalam air antara 0,02-5,00 mg/ L NH4-N dan penggunaan
metode Nessler dengan alat spektrofotometer pada kisaran panjang
gelombang 400-500 nm
• Alat dan Bahan
a. Alat
Alat : spektrofotometer sinar tunggal atau sinar ganda yang
mempunyai kisaran panjang gelombang antara 190-900 nm dan lebar
celah 0,2-2 nm serta telah dikalibrasi, pH meter yang mempunyai kisaran
pH 0-14, dengan ketelitian 0,1 dan telah dikalibrasi, alat penyuling yang
terbuat dari gelas borosilikat dengan
kapasitas labu 500 mL dan dilengkapi dengan alat pengatur suhu,
pipet mikro 100, 250, 500 dan 1000 µL, labu ukur 500 dan 1000 mL,
gelas ukur 100 mL, pipet ukur 10 mL, labu erlenmeyer 100 dan 250
mL, dan gelas piala 100 mL.
b. Bahan
Bahan yang digunakan meliputi : amonium klorida (NH4Cl) ,
larutan Nessler, larutan penyangga borat, Larutan NaOH 6N,
larutan H2SO4 1N, larutan asam borat 2%, kertas lakmus yang
mempunyai kisaran pH 0-14
• 4. Metode Uji
a. Persipan Sampel Uji
Sediakan sampel uji yang telah diambil sesuai dengan teknik
sampling, ukur 300 mL sampel uji dan masukkan ke dalam labu
penyulingan 500 mL. Tambahkan 25 ml larutan penyangga borat
serta beberapa butir batu didih. Tepatkan pH menjadi 9,5 dengan
penambahan larutan natrium hidroksida 6N, lalu hidupkan alat
penyuling dan atur kecepatan penyulingan 6-10 mL/menit,
tampung air sulingan ke dalam labu erlenmeyer 250 mL yang telah
diisi 30 mL larutan asam borat sebanyak 120 mL atau sampai tidak
mengandung amoniak yang dapat diketahui dengan kertas lakmus.
Encerkan menjadi 300 mL dengan penambahan air suling. Sampel
uji siap diuji.
• Pembuatan Kurva Kalibrasi
Optimalkan alat spektrofotometer sesuai petunjuk penggunaan
alat untuk pengujian kadar amonium. Ukur 50 mL larutan baku dan
masukkan ke dalam labu erlenmeyer 100 mL. Tambahkan 1 mL
larutan Nessler, kocok dan biarkan proses reaksi berlangsung paling
sedikit selama 10 menit. Masukkan ke dalam kuvet pada alat
spektrofotometer baca dan catat serapan masuknya. Apabila
perbedaan hasil pengukuran lebih besar dari 2%, periksa keadaan
alat dan ulangi tahapan 2-4, apabila perbedaannya lebih kecil atau
sama dengan 2%, rata-ratakan hasilnya.Buat kurva kalibrasi
berdasarkan data tahap 4 di atas dan tentukan persamaan garis
lurusnya.
• Pengukuran Sampel
Ukur 50 mL sampel uji dan masukkan ke dalam labu
Erlenmeyer 100 mL. Tambahkan 1 mL larutan Nessler, kocok dan
biarkan proses reaksi berlangsung paling sedikit selama 10
menit.Masukkan ke dalam kuvet pada alat spektrofotometer,
baca dan catat serapan-masuknya.
• Perhitungan
Hitung kadar amonium-N dalam benda uji dengan
menggunakan kurva kalibrasi atau tentukan persamaan garis
lurusnya dan perhatikan hal-hal berikut:
- Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan antara dua
pengukuran duplo adalah 2%, rata-ratakan hasilnya.
- Apabila hasil perhitungan kadar ammonium-N lebih besar
dari 5,00 mg/L, ulangi pengujian dengan cara mengencerkan
benda uji.
3. Uji Timbal (Pb) Dalam Air Dengan Metode
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-Nyala
• Ruang Lingkup
Metode ini digunakan untuk penentuan logam Timbal (Pb)
total dan terlarut dalam air secara spektrofotometri serapan
atom (SSA) – nyala pada kisaran kadar Pb 1 mg/L sampai dengan
20 mg/L dengan panjang gelombang 283,3 nm atau 217,0 nm
yang dilengkapi dengan background correction
• Alat dan Bahan
a. Alat : Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)-nyala, lampu
katoda berongga (Hollow CathodeLamp/ HCL), gelas
piala 100 mL dan 250 mL, pipet volumetrik 10 mL dan
50 mL, labu ukur 50 mL; 100 mL dan 1000 ml,
Erlenmeyer 100 mL, corong gelas, kaca arloji, pemanas
listrik, seperangkat alat saring vakum, saringan
membran dengan ukuran pori 0,45 µm, timbangan
analitik dengan ketelitian 0,0001 g, labu semprot.
b. Bahan : Air mineral, asam nitrat (HNO3) pekat p.a., Logam
Timbal (Pb) dengan kemurnian minimum 99,5%, gas asetilen
(C2H2) HP dengan tekanan minimum 100 psi, larutan pengencer
HNO3 0,05 M (dibuat dengan melarutkan 3,5 mL HNO3pekat ke
dalam 1000 mL air bebas mineral dalam gelas piala), larutan
pencuci HNO35% (v/v) (dibuat dengan menambahkan 50 mL
asam nitrat pekat ke dalam 800 mL air bebas mineral ke dalam
gelas piala 1000 mL, lalu tambahkan air bebas mineral hingga
1000 mL dan homogenkan), larutan kalsium (dibuat dengan
melarutkan 630 mg kalsium karbonat (CaCO3) dalam 50 mL HCl
(1+5). Bila perlu larutan dididihkan untuk menyempurnakan
larutan. Dinginkan dan encerkan dengan air bebas mineral
hingga 1 liter), udara tekan HP atau udara tekan dari kompresor.
• Metode Uji
a. Pengawetan Sampel Uji
Bila contoh uji tidak dapat segera diuji, maka contoh uji
diawetkan sesuai petunjuk di bawah ini :
Wadah : Botol plastik (polyethylene) atau botol gelas
Pengawet : Untuk logam terlarut saring dengan membran berpori
0,45µm diasamkan dengan HNO3 hingga pH < 2, Untuk logam total
asamkan dengan HNO3 hingga pH < 2
Lama Penyimpanan : 6 bulan
Kondisi Penyimpanan : Suhu ruang
b. Persiapan Sampel Uji
Persiapan Sampel Uji timbal terlarut
Siapkan sampel uji yang telah disaring menggunakan saringan
membran berpori 0,45 µm dan diawetkan. sampel uji siap diukur.
Persiapan sampel uji timbal total
Homogenkan sampel uji, ambil sampel uji menggunakan pipet
50 mL dan masukkan ke dalam gelas piala 100 mL atau Erlenmeyer
100 mL. Tambahkan 5 mL HNO3 pekat, bila menggunakan gelas
piala, tutup dengan kaca arloji dan bila dengan Erlenmeyer guakan
corong sebagai penutup. Panaskan perlahan-lahan sampai sisa
volumenya 15 mL sampai dengan 20 mL.
Jika destruksi belum sempurna (tidak jernih), maka tambahkan lagi 5
mL HNO3 pekat lalu tutup gelas piala dengan arloji atau tutup
Erlenmeyer dengan corong dan panaskan lagi (tidak mendidih).
Lakukan proses ini secara berulang sampai semua logam larut dan
terlihat warna endapan dalam sampel uji menjadi agak putih atau
menjadi jernih. Bilas kaca arloji dan masukkan air bilasannya ke
dalam gelas piala. Pindahkan sampel uji ke dalam labu ukur 50 mL
(saring bila perlu) dan tambahkan air bebas mineral sampai tepat
tanda tera dan dihomogenkan. Tambahkan matrix modifier (larutan
kalsium) dan atau atasi gangguan pengukuran sesuai dengan SSA
yang digunakan. sampel uji siap diukur serapannya.
c. Pembuatan larutan baku logam timbal 100 µg/mL
Larutkan ±0,16 g Pb(NO3)2, masukkan ke dalam labu ukur 1000
mL. Tambahkan sedikit HNO3 1:1 (≈ 100 mg Pb/L). Tambahkan 10 mL
HNO3 pekat dengan air bebas mineral hingga tepat tanda tera
kemudian homogenkan. Larutan ini juga dapat dibuat dengan
mengencerkan larutan induk Pb 1 mg/mL.
d. Pembuatan Larutan baku logam timbal 10 µg/mL
Larutkan standar logam timbal 100 mg/L ke menggunakan
pipet 10 mL ke dalam labu ukur 100 mL. Tepatkan dengan
larutan pengencer sampai tanda tera dan homogenkan.
e. Pembuatan larutan kerja logam timbal
Buat deret larutan blanko atau larutan air suling yang
diasamkan (perlakuan sama dengan sampel uji) dengan minimal
tiga kadar yang berbeda secara proporsional dan berada pada
rentang pengukuran..
f. Prosedur dan pembuatan kurva kalibrasi
Operasikan alat dan optimasikan sesuai dengan petunjuk
penggunaan alat untuk pengukuran timbal total (Catatan: Salah
satu cara optimasi alat dengan uji sensitifitas. Tambahkan matrix
modifier (larutan kalsium) dan atau atasi gangguan pengukuran
sesuai dengan SSA yang digunakan). Aspirasikan larutan blanko
ke dalam SSA-nyala kemudian atur serapan hingga nol.
Aspirasikan larutan kerja satu persatu ke dalam SSA-nyala,
lalu ukur serapannya pada panjang gelombang 283,3 nm atau
217,0 nm, kemudian catat. Lakukan pembilasan pada selang
aspirator dengan larutan pengencer Buat kurva kalibrasi dari
data, dan tentukan persamaan garis lurusnya. Jika koefisien
korelasi regresi linier (r) < 0,995 periksa kondisi alat dan ulangi
langkah diatas hingga diperoleh koefisien r ≥ 0,995
g. Pengukuran Sampel Uji
Aspirasikan contoh uji ke dalam SSA-nyala dan ukur
serapannya pada panjang gelombang 279,5 nm. Bila diperlukan,
lakukan pengenceran. Catat hasil pengukuran.
h. Perhitungan
Konsentrasi logam timbal total : Cr-T = C x fp
Dengan : C adalah kadar yang didapat hasil pengukuran (mg/L).
fp adalah faktor pengenceran
4. Uji Kadar Mercuri (Hg) Terlarut Dalam Air Dengan Metode
Mercury Analyzer
• Ruang Lingkup
`Metode ini digunakan untuk penentuan logam merkuri (Hg)
dalam air menggunakan alat Mercury Analyzer.
• Alat dan Bahan
a. Alat : labu ukur 10 ml, gelas piala 250 mL, mikro pipet 100 µL;
1000 µL, labu ukur 100 mL, corong gelas, labu semprot dan
kertas saring whatman 40, dengan ukuran pori Ө 0,42 µm
b. Bahan : Air suling, larutan standar Hg, hidroksilamin hidroklorida
(HONH3Cl), larutan kMnO4, Timah (II) klorida.
• Metode Uji
a. Pengawetan Sampel Uji
Sedapat mungkin sampel segera dianalisis, sampel dapat
diawetkan dengan cara menyimpan dalam pendingin.
b. Persiapan Sampel Uji
Masukkan 100 mL sampel uji yang sudah dikocok sampai
homogen ke dalam gelas piala, Saring dengan penyaringan ukuran
pori yaitu 0,42 µm. Ambil 10 mL dan masukkan dalam tabung
reaksi. Tambahkan 0,1 mL KMnO4 0,1%, gojog. Tambahkan 0,1 mL
hidroksilamin hidroklorida 10%, gojog. Tambahkan 0,5 mL Tin (II)
klorida 10%. Baca dengan mercury analyzer
c. Pembuatan larutan standar 1000 µg/L
Gunakan pipet 0,1 mL untuk mengambil larutan induk logam
merkuri (Hg) 1000 mg/L ke dalam labu ukur 100 mL, tepatkan
dengan aquades sampai tanda tera.
d. Pembuatan Larutan baku 10 µg/L
Gunakan pipet 0,1 mL untuk mengambil larutan standar merkuri
(Hg) 1000µg/L ke dalam labu ukur 10 mL, tepatkan dengan aquades
sampai tanda tera.
e. Pembuatan larutan kerja logam Merkuri (Hg)
Gunakan pipet 0,05 mL;0,1 mL; 0,2 mL; 0,4 mL; 0,8 mL; 1,6
mL; dan 3,2 mL untuk mengambil larutan baku 10 µg/L dan
masukkan masing-masing ke dalam labu ukur 10 mL, tambahkan
air suling sampai tepat tanda tera sehingga diperoleh
konsentrasi logam merkuri 0,05 ;0,1; 0,2; 0,4; 0,8; 1,6; dan 3,2
µg/L.
f. Prosedur dan pembuatan kurva kalibrasi
Optimalkan alat Mercury Analyzer sesuai petunjuk
penggunaan alat. Ukur masing-masing larutan kerja yang telah
dibuat. Buat kurva kalibrasi untuk mendapatkan persamaan garis
regresi. Lanjutkan dengan pengukuran sampel uji yang sudah
dipersiapkan.
g. Perhitungan
Konsentrasi logam merkuri (Hg) diperoleh dari nilai
konsentrasi yang terukur pada Instrumen Mercury Analyzer.
 
5. Uji Klorin Dalam Air dengan Metode
Orthotolidine Arsenite Test (OTA test)
• Ruang Lingkup
Metode ini digunakan untuk memeriksa ada atau tidaknya
klorin bebas di dalam air
• Alat dan Bahan
a. Alat : pipet, gelas ukur, gelas raksi.
b. Bahan : Larutan Ortholidine (OT), sampel air.
• Metode Uji
Ambil 1 mL sampel air menggunakan gelas ukur, masukkan
ke dalam gelas reaksi. Kemudian ambil 0,1 mL larutan OT
menggunakan pipet dan campurkan ke dalam gelas reaksi yang
telah berisi 1 mL air. Setelah itu perhatikan perubahan yang
terjadi, jika mengandung klorin maka sampel air akan berubah
warna menjadi kuning.
Metode Analisis Biologi Air
1. Uji bakteriologis dengan metode presumpite coliform
test-multiple tube method
• Ruang Lingkup : menguji ada atau tidaknya organisme koliform di
dalam air yang diuji. Karena organisme koliform dipilih sebagai
indikator terjadinya kontaminasi tinja manusia.
• Alat dan Bahan
a. Alat : tabung reaksi, pipet, inkubator
b. bahan : larutan laktosa sebagai indikator dan sampel air
• Metode Uji
Prosedur : Sediakan satu seri tabung yang mengandung Mc
conkey’s lactose bile salt broth dan bromcresal purple sebagai
indikator. Untuk setiap 5 tabung, masukkan sample air yang akan
diperiksa masing-masing sebanyak 0,1 cc; 1cc; dan 10cc. simpan
tabung-tabung tersebut dalam inkubator selama 48 jam pada
temperature 370C.
Konfirmasi : jika dalam sampel air terdapat kontaminasi tinja maka
organisme koliform akan memfermentasi laktosa yang kemudian
menghasilkan asam dan gas di dalam tabung.
2. Uji bakteriologis dengan metode presumptive coliform
test- membrane filter tehnique

• Ruang Lingkup : untuk melakukan pemeriksaan ada atau tidaknya


organisme koliform di dalam air
• Alat dan Bahan
a. Alat : membran saring, kapas atau tisu dan inkubator
b. Bahan : sampel air
• Metode Uji sampel air sekitar 500 cc disaring dengan membran
dari saring khusus, semua bakteri akan melekat diatas permukaan
membran, bakteri dipindah ke lapisan kapas khusus dan disimpan
selama 20 jam pada temperature 370C
Konfirmasi : bila terdapat organisme koliform dalam sampel air maka akan
berbentuk koloni-koloni bakteri berwarna merah dan hitam mengkilap.

3. Metode Uji Jasad Renik Menggunakan Mikroskop

• Ruang Lingkup : digunakan untuk menetapkan indeks pencemaran


biologi terhadap jasad-jasad renik seperti alga, fungi, protozoa, udang,
cacing halus, plankton, dll.
• Alat dan Bahan
a. Alat : Mikroskop
b. Bahan : Air yang diuji
• Metode Uji
Ambil sampel air tanpa dilakukan pengawetan, periksa langsung di bawah
mikroskop. Jika dari pembesaran mikroskop tampak organisme uniseluler
maka selanjutnya dibedakan menjadi 2 kelompok (A: pembawa klorofil, B:
non pembawa klorofil. Berikut rumus yang digunakan dalam perhitungan
indeks biologi pencemaran:
BIP : A/A+B x 100
Keterangan hasil perhitungan BIP:
• 0-8 = jernih
• 0-20 =agak tercemar (slightly polluted)
• 20-60 = tercemar (polluted water)
• 60-100 = sangat tercemar ( grossly polluted)
TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA
SEMOGA BERMANFAAT 
pertanyaan
• Hani : berapa mili apa ada ukurannya? Syarat sampel
air
• Bety : kalau ngambil air dalam kedalaman tertentu
apakah tidak terckontaminasi?
• Amida : metode uji biologi yang lebih efektif dan
efesien
• Wulan : tujuan dan carametode pengawetan sampling
air
• Fuid : apa kelebihan dan kekurangan metode tehnik
sampling

Anda mungkin juga menyukai