(Kelompok 1)
Adiwidya Wiranata
Nur Agustin
Rosida Mei Diana
Sonia Rahma
Teknik Sampling Air
• Kegiatan melakukan pengambilan sejumlah volume suatu badan air yang akan
diteliti dengan jumlah tertentu yang representatif
Tujuan
•Pengumpulan data
umum •Pemantauan
•Pengawasan
Air
Hal-hal • Mendapatkan sampel yang
representatif, obyektif,
yang harus teliti,tepat, dan relevan
• Menghindari kontaminasi
sampel
diperhatik • Mencegah perubahan kondisi
sebelum sampel sampai di
an...
laboratorium
Metode Pengambilan Sampel
Sampel •Diambil secara langsung dari badan air
yang dipantau
sesaat (Grab •Hanya menggambarkan karakteristik air
Sample) pada saat pengambilan
Melakukan
pengambilan
sampel
Melakukan Pengepakan
pengawetan sampel dan
sampel (jika perlu) pengiriman ke lab.
Alat-Alat yang digunakan dalam
pengambilan sampel air
• Alat Pengambil Sampel Air
- Sederhana (botol, ember, botol dengan pemberat)
- Otomatis (dilengkapi alat pengatur waktu dan
volume yang diambil)
• Alat-alat lain (Alat penyaring, alat pendingin)
• Wadah untuk menyimpan sampel
Waktu pelaksanaan sampling air
• Interval waktu sampling idealnya diatur agar sampel
diambil pada hari dan jam yang berbeda sehingga
dapat diketahui perbedaan kualitas air setiap
hari/setiap jam.
• Waktu pengambilan sampel dilakukan berdasarkan
keperluan :
- Survei pendahuluan dalam rangka pengenalan
daerah.
- Perencanaan dan pemanfaatan.
- Studi/penelitian
Metode Analisis Fisika Air
1. Uji Jumlah Padatan Tersuspensi (Total Suspended
Solid/ TSS) Dalam Air Dengan Metode Gravimetri
• Ruang Lingkup
Metode ini digunakan untuk menentukan jumlah padatan
tersuspensi dalam air permukaan (sumur, sungai, danau, laut).
• Alat dan Bahan
a. Alat : cawan Goch atau alat penyaring lain yang
dilengkapi pengisap, kertas saring Fiber berpori 0,45 µm, tempat
khusus yang terbuat dari baja tahan karat dan aluminium untuk
menaruh kertas saring, oven, neraca analitik dengan ketelitian
0,1 mg dan penjepit cawan
b. Bahan : Sampel Air
• Metode Uji
a. Pemindahan kertas saring kosong
Taruh kertas saring air ke dalam alat penyaring. Bilas kertas saring
dengan akuades sebanyak 20 ml sebelum dioperasikan pada alat
penyaring. Ulangi pembilasan hingga bersih dari partikel-partikel halus
pada kertas saring. Ambil kertas saring dan taruh di atas tempat khusus
kertas saring. Keringkan kertas saring di dalam oven pada temperature
103-105˚C selama 1 jam. Dinginkan dalam desikator selama 15 menit.
Timbang dengan neraca analitik. Ulangi pengeringan hingga diperoleh
berat tetap. Taruh kertas saring di dalam desikator hingga saatnya
hendak digunakan
b. Penyaringan Sampel dan Penimbangan padatan tersuspensi
Saring sampel (volume yang diambil berkadar suspensi antara 2,5-200
mg). Bilas padatan tersuspensi dengan air suling sebanyak 10 ml dan
lakukan sebanyak 3 kali. Ambil kertas saring dan taruh di tempat khusus
kertas saring. Keringkan kertas saring tersebut di dalam oven
bertemperatur 103-105˚C selama 1 jam. Dinginkan dalam desikator
selama 15 menit. Timbang dengan neraca analitik. Ulangi pengeringan
hingga diperoleh berat tetap.
c. Perhitungan
Jumlah padatan tersuspensi (mg/L) = (A-B) x 1000
mL sampel
keterangan :
A= Berat kertas saring berisi padatan (mg)
B= Berat kertas saring kosong (mg)
• Metode Uji
a. Pengawetan Sampel
Sampel air yang diambil dianalisis di lapangan atau segera setelah
tiba di laboratorium. Sampel air yang belum bisa dianalisis, dapat
diawetkan dengan cara pendinginan 4˚C dengan lama penyimpanan
maksimum 28 hari.
b. Persiapan Analisis
Cuci elektoda konduktometer dengan akuades, lalu keringkan
dengan kertas tissue. Kalibrasi konduktometer dengan larutan standar
TDS (kadar konsentrasi 707 ppm). Sesuaikan operasional alat dengan
menu pilihan TDS, baca nilai larutan standar yang tertera terhadap suhu
pada tabel hubungan antara TDS dan temperatur
c. Prosedur Uji TDS
Cuci elektroda konduktometer dengan akuades, kemudian
dikeringkan dengan kertas tissue. Bilas elektroda konduktometer
dengan sampel sebanyak 3 kali. Ukur konsentrasi sampel TDS dengan
membaca skala atau digit alat yang tertera. Apabila TDS sampel lebih
kecil dari 2000 ppm, maka dilakukan pengukuran dengan menggunakan
larutan standar 1382 ppm atau 707 ppm. Apabila TDS sampel lebih
besar dari 2000 ppm, maka dilakukan pengukuran dengan
menggunakan larutan standar 1500 ppm atau 12410 ppm. Apabila TDS
sampel nilainya lebih besar dari 20.000 ppm maka sampel dilakukan
pengenceran.
3. Metode Uji Daya Hantar Listrik (DHL) Dalam Air
• Ruang Lingkup
Metode ini digunakan untuk penetapan kadar daya hantar
listrik dan padatan terlarut dalam air yang bertujuan untuk
mengetahui kapasitas ion-ion terlarut dalam air yang dapat
menghantarkan arus listrik
• Alat dan Bahan
a. Alat
Alat : Conductivity/TDS Meter Model : YK-22CT, gelas piala,
botol semprot aquadest dan kertas tissue
b. Bahan
Bahan : air suling, larutan standar 1413 µS/ cm, larutan
standar 12,880 µS/ cm, larutan standar 84,4 µS/ cm, dan larutan
standar 5000 µS/ cm.
• Metode Uji
a. Pengawetan Sampel
Sampel air yang diambil dianalisis di lapangan atau segera setelah
tiba di laboratorium.Sampel air mempunyai DHL cukup rendah
sebaiknya dianalisis di lapangan untuk menghindari pengaruh CO 2 atau
amoniak yang berasal dari udara.Bila DHL air sangat tinggi, melebihi
kisaran kemampuan alat instrument yang digunakan maka contoh uji
harus diencerkan dengan akuades.Apabila sampel air yang belum bisa
dianalisa dapat diawetkan dengan cara pendinginan 4˚C dengan lama
penyimpanan maksimum 28 hari.
b. Persiapan Analisis
Cuci elektoda konduktometer dengan akuades, kemudian
dikeringkan dengan kertas tissue. Kalibrasi konduktometer dengan
larutan standar DHL dengan konsentrasi 1413 µS/ cm. Sesuaikan
operasional alat dengan menu pilihan DHL, baca nilai larutan standar
yang tertera terhadap suhu pada tabel hubungan antara DHL dan
temperatur.
• Prosedur Uji DHL
1) Cuci elektroda konduktometer dengan aquades, kemudian
dikeringkan dengan kertas tissue. Bilas elektroda konduktometer
dengan sampel sebanyak 3 kali. Ukur larutan sampel DHS dengan
membaca skala atau digit alat yang tertera. Apabila contoh uji
nilainya lebih besar dari 20000 µS/ cm, maka contoh uji dilakukan
pengenceran.
2) Perhitungan
Perhitungan sampel uji yang diencerkan
DHL Sampel = (A x B)-[C x (A-D)]
D
Yang mana :
A = Volume akhir (pengenceran) sampel
B = Pengukuran DHL
C = DHL air pengencer
D = Volume sampel
4. Metode Uji Kekeruhan Menggunakan Alat Turbidy
meter Hellige
• Ruang Lingkup
Metode ini digunakan untuk menetapkan nilai kekeruhan dalam
air dengan alat turbidy meter yang bertujuan untuk mengetahui nilai
kekeruhan atau banyaknya bahan-bahan terlarut di dalam air (seperti:
lumpur, alga, detritus, dll.)
• Alat dan Bahan
a. Alat : Turbidy meter, wadah air (botol atau ember)
b. Bahan : Sampel Air
• Metode Uji
a. Alat turbidy meter dikalibrasi dengan tujuan untuk menjamin
tingkat ketelitian dalam pengukuran.
b. Tekan tombol on/off untuk menghidupkan alat, kemudian tunggu
hingga layar menyala dan tertera “Rd”.
c. Sampel dimasukkan ke dalam botol sampel kemudian ditutup
lalu ditekan dan ditunggu hingga muncul nilai pada layar, nilai
tersebut merupakan nilai kekeruhan sampel.
• Ruang Lingkup
Metode ini digunakan untuk menetapkan suhu air dengan
termometer air raksa yang bertujuan untuk mengetahui suhu air
dan suhu lingkungan karena ukuran suhu juga memiliki peran
dalam memperlihatkan kecenderungan aktivitas kimia dan
biologi.
Alat dan Bahan
a. Alat : Termometer air raksa
b. Bahan : Air
• Metode Uji
a. Termometer yang dipergunakan dikalibrasi terlebih dahulu
dengan termometer presisi atau dengan percobaan titik beku
dan titik didih air.
b. Mengukur dan mencatat suhu udara sekitar.
c. Mencelupkankan termometer langsung ke dalam perairan,
menunggu beberapa menit. Kemudian diangkat dan dicatat
suhunya.
d. Membandingkan suhu udara sekitar dan suhu air yang
dianalisis.
Metode Analisis Kimia Air
1. Pengujian Fosfat Dalam Air Dengan Metode
Spektrofotometer UV- Amonium Molibdovanadat
• Ruang Lingkup
Metode ini digunakan untuk pengujian kadar fosfat dalam air
secara spektrofotometri dengan menggunakan amonium
molibdovanadat
• Alat dan Bahan
a. Alat : spektrofotometer, alat-alat gelas (sebelum digunakan dicuci
dengan HCL 1:1 dan dibilas dengan air bebas fosfat), dan kertas
saring membran 0,45 µm.s
b. Bahan : larutan amonium molibdovanadat (dibuat dengan
melarutkan 1,5 g NH4VO3 dalam 400 ml HNO3 1:1,
dicampur dengan larutan 90 g (NH4)6MO7O24.4H2O dalam 400 ml air.
Kemudian diencerkan menjadi 1 L di dalam labu takar. Larutan
disimpan dalam botol plastik), larutan baku induk standar fosfat (1
ml=0,5mg PO4) (dibuat dengan melarutkan 0,715 g kalium hidrogen
fosfat anhidrat (KH2PO4) dengan air suling dalam labu takar 1 L dan
encerkan sampai tanda batas), larutan baku kerja standar fosfat (dibuat
dengan mengencerkan 100 ml larutan baku induk fosfat dengan air
suling di labu takar 1 L sampai tanda batas), HNO3pekat, dan HCLO4
pekat
• Metode Uji
a. Pembuatan Kurva Kalibrasi
Pipet 0,1-2 ml (dibuat tabel pengenceran) larutan baku kerja
standar fosfat masukkan ke beberapa labu takar 100 ml, encerkan
dengan air suling sampai 50 ml. Pada labu takar lainnya maukkan 50 ml
air sebagai blanko. Tambahkan masing-masing labu 10 ml larutan
amonium molibdovanadat dan encerkan dengan air sampai tanda
batas. Kocok hingga homogen, biarkan selama 10 menit kemudian
pindahkan ke dalam kuvet, tetapkan serapan pada panjang gelombang
430 nm
• b. Pengukuran kadar fosfat terlarut pada sampel uji
Saring sampel uji dengan saringan membran 0,45 µm dan pipet
50 ml fitrat kemudian masukkan ke dalam labu 100 ml, tambahkan 10
ml larutan ammonium molibdovanadat. Encerkan dengan air suling
sampai tanda batas. Baca serapan pada panjang gelombang 430 nm.
• c. Pengukuran kadar fosfat total pada sampel uji
Kocok sampel uji hingga homogen, lalu gunakan pipet 50 ml untuk
memasukkan sampel uji ke dalam Erlenmeyer 250 ml, tambahkan 10
ml HNO3, pekat, kemudian panaskan hingga volume setengah,
Tambahkan 5 ml HCLO4, panaskan lagi hingga hampir kering.
Tambahkan aquades 25 ml lalu dituang ke dalam labu takar 50 ml,
encerkan dengan air hingga tanda batas.
Masukkan larutan sampel uji 50 ml ditambah 10 ml larutan
ammonium molibdovanadat ke dalam labu 100 ml, encerkan dengan
air hingga tanda bats, kocok hingga homogen, dan diamkan selama
10 menit, baca serapannya pada panjang gelombang 430 nm.
• d. Perhitungan
Kadar PO4 mg/ L = serapan contoh x kadar baku
serapan baku