Capaian Pembelajaran:
Setelah membaca dan mempelajari bab ini, mahasiswa maupun pembaca
akan dapat menjelaskan pengertian posisi horisontal suatu titik atau obyek di
permukaan bumi, menyebutkan metoda penentuan posisi horisontal, mengetahui
rumus dan prosedur perhitungannya, mengetahui teknik pengukuran dan mampu
melaksanakan praktik pengukuran di lapangan dan pengolahan data. Selain itu,
mahasiswa dapat mengaplikasikan metoda poligon sebagai kerangka dasar
pemetaan dan menggambarkan posisi horisontal titik dalam sistem koordinat
kartesian pada suatu bidang datar (bidang proyeksi) dengan skala tertentu dan
dengan ketentuan/aturan yang berlaku.
62
ditetapkan sebagai pedoman arah atau orientasi dan disejajarkan dengan arah
Utara peta. Dengan demikian, arah sumbu X positif sejajar dengan arah timur,
sumbu Y negatif sejajar arah selatan dan sumbu X negatif sejajar arah barat.
Pada sistem koordinat kartesian yang digunakan untuk menyatakan posisi
horisontal suatu titik dalam kaitannya dengan Ukur Tanah (Surveying) ditetapkan
pembagian kuadran dengan batasan sebagai berikut:
Kuadran I : dibatasi oleh sumbu Y positif dan sumbu X positif.
Kuadran II : dibatasi oleh sumbu X positif dan sumbu Y negatif.
Kuadran III : dibatasi oleh sumbu Y negatif dan sumbu X negatif.
Kuadran IV : dibatasi oleh sumbu X negatif dan sumbu Y positif.
Pendefinisian kuadran dalam Ilmu Ukur Tanah tersebut berbeda dengan ketentuan
kuadran yang berlaku dalam Matematika, khususnya dalam hal urutan penomoran
kuadran dan orientasi sisitem koordinatnya.
Sistem koordinat dan kuadran dalam Ilmu Ukur Tanah dapat digambarkan sebagai
berikut:
Sumbu Y
Kuadran IV Kuadran I
63
Posisi titik di permukaan bumi dan proyeksi orthogonal titik tersebut pada bidang
datar dengan sistem koordinat kartesian dapat digambarkan sebagai berikut:
A
O
YA A
X
O XA
64
5.3 METODE PENENTUAN POSISI HORISONTAL
Dalam rangka menentukan posisi horisontal titik-titik atau obyek di
permukaan bumi ada beberapa metoda yang dapat digunakan, antara lain:
1. Metoda Polar atau Rectangular.
2. Metoda Intersection (Perpotongan Ke Muka atau Pengikatan Ke Muka)
3. Metoda Resection (Perpotongan Ke Belakang atau Pengikatan Ke Belakang).
4. Metoda Poligon.
5. Metoda Triangulasi.
6. Metoda Trilaterasi.
7. Metoda Triangulasi Udara (Fotogrammetri).
8. Metoda Astronomi Geodesi.
9. Metoda Global Positioning System atau GPS (Survey Satellite).
Khususnya untuk keperluan Ukur Tanah, dalam buku ini dibahas beberapa metoda
yang penting dan sering digunakan, yaitu Metoda Polar, Perpotongan Ke Muka
dan Poligon.
65
Untuk menghitung koordinat titik P dari titik A digunakan rumus dasar sebagai
berikut:
Contoh Soal:
1. Diketahui : koordinat titik A, XA = + 100, 25 meter ; YA = – 8,15 meter
Diukur : jarak AP = dAP = 158,22 meter ; azimuth AP = AP = 110o 45’ 30”
Dihitung : koordinat titik P dari titik A
Penyelesaian :
XP = XA + (dAP sin AP)
= 100,25 + (158,22 sin 110o 45’ 30”)
= 100,25 + 147.949 = 248,199 meter ~ 248,20 meter
66
3. Diketahui : koordinat titik A, XA = + 411,092 meter ; YA = + 174,766 meter
Diukur : jarak AB = dAB = 159,630 meter ; jarak BC = dBC = 500,250 meter
bacaan arah /jurusan: JAU = 100o 0’ 0” ( U = utara ); JAB = 325o 15’ 30”
JBA = 150o 10’ 20” ; JBC = 14o 24’ 45”
Hitunglah nilai koordinat titik B dan C
Penyelesaian :
Menghitung koordinat B: XB = XA + dAB sin AB ; YB = YA + dAB cos AB
AB = JAB – JAU = 325o 15’ 30” – 100o 0’ 0” = 225o 15’ 30”
Sket: A
C
B
67
5.3.2 Metoda Intersection
Seperti halnya metoda Polar, metoda Intersection atau Perpotongan ke
Muka juga merupakan salah satu metoda penentuan posisi horisontal suatu titik
atau obyek di permukaan bumi, khususnya penentuan satu atau titik tunggal.
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam kaitannya dengan penyelesaian hitungan
koordinat menggunakan metoda ini, yaitu:
1. Paling sedikit harus ada 2 (dua) titik tetap yang telah diketahui koordinatnya.
2. Pada kedua titik tetap tersebut harus dapat dilakukan pengukuran sudut
mendatar dari titik tetap ke titik yang akan ditentukan koordinatnya maupun
ke titik tetap yang lain, atau pengukuran jarak mendatar dari kedua titik tetap
ke titik yang akan ditentukan koorninatnya.
Jika dengan memanfaatkan data sudut mendatar ukuran akan ditentukan
posisi horisontal titik P dari titik A maupun titik B yang keduanya telah diketahui
koordinatnya, maka:
harus ada data sudut mendatar di titik A atau telah diukur arah/jurusan dari
titik A ke titik B (JAB) dan dari titik A ke titik P (JAP).
harus ada data sudut mendatar di titik B atau telah diukur arah/jurusan dari
titik B ke titik A (JBA) dan dari titik B ke titik P (JBP).
Misalkan:
Diketahui : koordinat titik A (XA , YA) dan B (XB , YB)
Diukur : sudut mendatar di titik A = < PAB = 1 dan di titik B = < ABP = 2
Akan ditentukan/dihitung nilai koordinat titik P dari titik A dan B
Penyelesaian: Skets posisi titik A, B, P :
P
1
A
2
68
Sistematika Penyelesaian:
1. Proses awal penentuan sudut di titik yang diketahui koordinatnya.
2. Menghitung sudut mendatar di titik P (yang akan ditentukan koordinatnya).
3. Menghitung jarak mendatar dua titik yang telah diketahui koordinatnya (dAB).
4. Menghitung jarak mendatar sisi yang diperlukan (dAP dan/atau dBP).
5. Menghitung azimuth dari kedua titik yang telah diketahui koordinatnya (AB).
6. Menghitung azimuth sisi yang diperlukan ( AP dan/atau BP ).
7. Menghitung koordinat titik P.
Contoh soal:
Diketahui: koordinat titik A : XA = +1246,78 meter ; YA = + 963,84 meter
koordinat titik B : XB = –1091,36 meter ; YB = – 1144,23 meter
Diukur : sudut mendatar di titik A ( PAB ) = 1 = 56o 15’ 15”
sudut mendatar di titik B ( ABP ) = 2 = 62o 38’ 45”
Sket posisi titik A, B, P:
P
A
1
2
69
Akan dihitung koordinat titik P dari titik A dan B
Penyelesaian hitungan:
1. Menghitung sudut mendatar di titik P (titik yang akan dihitung koordinatnya).
3 = 180o – 1 – 2
= 180o – 56o 15’ 15” – 62o 38’ 45” = 61o 6’ 0”
2. Menghitung jarak mendatar kedua titik yang telah diketahui koordinatnya.
dAB = (XB – XA)2 + (YB – YA)2
70
YP = YA + (dAP cos AP)
= + 963,84 + (3193,888 cos 284o 12’ 59”)
= + 1748,21 meter
Dari titik B:
XP = XB + (dBP sin BP)
= -1091,36 + (2990,092 sin 345o 18’ 59”) = – 1849,29 meter
YP = YB + (dBP cos BP)
= - 1144,23 + (2990,092 cos 345o 18’ 59”) = + 1748,21 meter
1
P
2
71
Sudur mendatar di titik P (1) diperoleh dari hitungan selisih dua bacaan
arah/jurusan hasil pengukuran, yaitu: 1 = JPQ - JPR
Sudur mendatar di titik Q (2) diperoleh dari hitungan selisih dua bacaan
arah/jurusan hasil pengukuran, yaitu: 2 = JQR - JQP
Dengan ketentuan, apabila selisih kedua arah/jurusan tersebut hasilnya negatif
(lebih kecil dari nol), maka hasil tersebut harus ditambah 360o atau 400 grade.
dAP
dBP
B
Gambar 5.5: Skets Metode Intersection dengan data jarak
Sistematika Penyelesaian:
1. Membuat gambar sket posisi titik yang diketahui dan yang akan ditentukan.
2. Menghitung jarak mendatar dua titik yang telah diketahui koordinatnya (dAB).
3. Menghitung sudut mendatar di titik A dan B (dengan rumus cosinus).
4. Menghitung azimuth dari kedua titik yang telah diketahui koordinatnya (AB).
5. Menghitung azimuth sisi yang diperlukan ( AP dan/atau BP ).
6. Menghitung koordinat titik P.
72
Rumus-rumus yang digunakan sesuai sistematika tersebut adalah sebagai berikut:
1. dAB = {(XB - XA)2 + (YB – YA)2}
2. BP2 = AP2 + AB2 – 2 AP . AB cos 1 (sudut di A), 1 => dapat dihitung
AP2 = BP2 + BA2 – 2 BP . BA cos 2 (sudut di B), 2 => dapat dihitung
3. AB = arc tan (XB – XA)(YB – YA)
4. Lihat sket : AP = AB – 1 atau BP = BA + 2 = (AB + 180o) + 2
5. Dari titik A: XP = XA + dAP sin AP atau dari titik B: XP = XB + dBP sin BP
YP = YA + dAP cos AP YP = YB + dBP cos BP
Contoh soal:
Diketahui : Koordinat titik P : XP = 10,250 m ; YP = 15,500 m
Koordinat titik Q : XQ = 60,750 m ; YQ = –10,950 m
Diukur : Jarak mendatar PR (dPR) = 100,250 m dan QR (dQR) = 75,750 m
Akan dihitung koordinat titik R dari titik P dan dari titik Q
Sket posisi titik P, Q, dan R
R
1. Menghitung jarak mendatar dari titik P
dan Q (yang diketahui koordinatnya).
dPQ = (XQ – XP)2 + (YQ – YP)2
= (60,75–10,25)2 +(–10,95–15,50)2
P
= {(2550,250) + (699,603)}
Q
= 57,007 m
2. Menghitung sudut mendatar di titik P dan Q.
QR2 = PR2 + PQ2 – 2 PR . PQ cos 1
75,7502 = 100,2502 + 57,0072 – 2 x 100,250 x 57,007 x cos 1
cos 1 = {(10050,062 + 3249,790 – 5738,062)/11429,903}
1 = arc.cos {0,661579} = 48o 34’ 46” (sudut di titik P)
PR2 = QR2 + PQ2 – 2 QR . PQ cos 2
100,2502 = 75,7502 + 57,0072 – 2 x 75,750 x 57,007 x cos 2
cos 2 = {(5738,0625 + 3249,790 – 10050,062)/8638,5605}
2 = arc.cos {– 0,122961} = 97o 3’ 47” (sudut di titik Q)
73
3. Menghitung azimuth dari kedua titik yang telah diketahui koordinatnya (PQ).
PQ = arc tan (XQ – XP)(YQ – YP)
= arc tan {(60,75–10,25)/(–10,95–15,50)}
= – 62o 21’ 22” + 180o = 117o 38’ 38”
Dari titik Q:
XR = XQ + (dQR sin QR)
= 60,750 + (75,750 sin 34o 42’ 25”)
= 103,881 meter
YR = YQ + (dQR cos QR)
= – 10,950 + (75,750 cos 34o 42’ 25”)
= 31,322 meter
74
5.3.3 Metoda Poligon
Metoda Poligon merupakan salah satu metoda penentuan posisi horisontal
beberapa titik di lapangan dengan cara hitungan berantai, dimana titik satu dengan
titik lainnya dihubungkan secara berurutan dengan melakukan pengukuran sudut
mendatar dan jarak mendatar sehingga membentuk suatu rangkaian titik-titik.
Pengukuran poligon dilakukan untuk mendapatkan koordinat titik-titik di
lapangan, dengan tujuan agar dapat digunakan sebagai kerangka dasar pemetaan
maupun untuk keperluan teknis.
Untuk mendapatkan koordinat titik-titik pada suatu poligon, dalam proses
hitungannya menggunakan argumen sudut mendatar di setiap titik poligon dan
jarak mendatar setiap sisi poligon. Selain itu diperlukan pula syarat agar dapat
dilakukan hitungan koordinat, yaitu:
Paling sedikit harus ada satu titik yang telah diketahui koordinatnya pada
rangkaian poligon tersebut.
Paling sedikit harus ada satu azimuth atau sudut jurusan sisi poligon yang
telah diketahui.
Ditinjau dari model rangkainnya, konfigurasi titik-titik yang membentuk
suatu poligon dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Poligon terbuka.
2. Poligon tertutup.
3. Poligon bercabang.
4. Poligon kombinasi (gabungan dari poligon terbuka, tertutup dan bercabang).
75
Masing-masing jenis poligon tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Poligon Terbuka
U
αA1 β2 β4
β3 d4.5
A β1 2 4
d2.3 d3.4
dA1 d1.2 5
3
1
Poligon Tertutup
1 2
U
αA1
A 3
5 4
Poligon Bercabang 6
U
5 C
αA1 2 Titik Simpul
P
A 3 4
1
B
Poligon Kombinasi B
U
αA
C
1
A
76
Secara umum, untuk menghitung koordinat titik-titik yang tergabung dalam suatu
rangkaian poligon digunakan rumus dasar hitungan koordinat titik dan dilakukan
secara berantai.
A. Poligon terbuka tidak terikat
Poligon terbuka tidak terikat artinya jenis poligon terbuka ini tidak ada
syarat geometris atau keterikatan geometris yang harus dipenuhi. Dalam hal ini,
argumen sudut mendatar maupun jarak mendatar hasil ukuran dianggap benar,
sehingga tidak perlu memberikan koreksi geometris terhadap data tersebut.
Poligon ini ditandai dengan hanya diketahui 1 (satu) koordinat titik dan 1 (satu)
azimuth/ sudut jurusan pada sisi poligon.
Misalkan suatu rangkaian poligon terbuka A-B-C-D-E
Diketahui: koordinat titik A ( XA, YA ) dan azimuth (sudut jurusan) AB = AB
Diukur : jarak mendatar AB = dAB ; BC = dBC ; CD = dCD ; DE = dDE
sudut mendatar di titik B = 1 ; di titik C = 2 ; di titik D = 3
Akan dihitung koordinat titik B, C, D dan E
Skets Poligon: E
A 2 3
1 C D
B
Gambar 5.7: Skets Poligon terbuka tidak terikat
Sistematika Penyelesaian:
1. Perhatikan skets gambar poligon (sesuai data pengukuran lapangan).
2. Menghitung azimuth/sudut jurusan setiap sisi poligon secara berurutan:
BC = AB + 1 - 180o
CD = BC + 2 - 180o = AB + 1 + 2 - (2 x 180o)
DE = CD + 3 - 180o = AB + 1 + 2 + 3 - (3 x 180o)
3. Menghitung koordinat titik B, C, D dan E
XB = XA + dAB sin AB YB = YA + dAB cos AB
XC = XB + dBC sin BC YC = YB + dBC cos BC
XD = XC + dCD sin CD YD = YC + dCD cos CD
XE = XD + dDE sin DE YE = YD + dDE cos DE
77
Contoh Soal:
Diketahui : Poligon terbuka A-B-C-D-E
Koordinat titik A : X = + 10,025 meter ; Y = - 20,000 meter
Azimuth (sudut jurusan) AB = AB = 71o 50’ 30”
Diukur : jarak mendatar AB = dAB = 100,000 m;
BC = dBC = 60,500 m;
CD = dCD = 75,025 m;
DE = dDE = 150,000 m
sudut mendatar di titik B = 1 = 125o 30’ 0” ;
di titik C = 2 = 160o 10’ 0”
di titik D = 3 = 330o 45’ 0”
3 D
UTARA 2 C
E
1
αAB
B
A
Penyelesaian:
1. Perhatikan skets poligon yang sesuai dengan data pengukuran lapangan.
2. Menghitung azimuth/sudut jurusan setiap sisi poligon secara berurutan:
AB = 71o 50’ 30” (diketahui)
BC = AB + 1 – 180o
= 71o 50’ 30” + 125o 30’ 0” – 180o
= 17o 20’ 30”
78
CD = BC + 2 – 180o
= 17o 20’ 30” + 160o 10’ 0” – 180o
= 357o 30’ 30”
DE = CD + 3 – 180o
= 357o 30’ 30” + 330o 45’ 0” – 180o
= 148o 15’ 30”
79
(dua) koordinat titik dan 2 (dua) azimuth (sudut jurusan) di kedua titik ujung
poligon yang telah diketahui nilainya atau didefinisikan benar.
Syarat geometris poligon terikat sempurna :
B
Gambar 5.8: Skets Poligon terbuka terikat sempurna
Sistematika Penyelesaian:
1. Perhatikan skets gambar poligon (sesuai data pengukuran lapangan).
2. Menghitung kesalahan total sudut ukuran atau clossing error polygon (f).
f = {( ) – n . 180o} – ( Akhir – Awal )
3. Menghitung nilai koreksi sudut dan nilai sudut terkoreksi.
Nilai koreksi total = – f
80
Besarnya koreksi setiap sudut ukuran ( ) = – f / N
Dalam hal ini, notasi N = banyaknya sudut poligon yang diukur
Nilai sudut terkoreksi : = u +
4. Menghitung azimuth/sudut jurusan setiap sisi poligon secara berurutan:
BC = AB + 1 - 180o
CD = BC + 2 - 180o = AB + 1 + 2 - (2 x 180o)
DE = CD + 3 - 180o = AB + 1 + 2 + 3 - (3 x 180o)
5. Menghitung kesalahan total jarak ukuran arah Absis (fx) dan Ordinat (fy)
fx = { (d . sin )} – ( X akhir – X awal )
fy = { (d . cos )} – ( Y akhir – Y awal )
6. Menghitung nilai koreksi jarak
Nilai koreksi jarak total arah X (absis) = – fx
Besarnya koreksi setiap jarak ukuran dalam arah X: x = (d / d ).(–fx)
Nilai koreksi jarak total arah Y (ordinat) = – fy
Besarnya koreksi setiap jarak ukuran dalam arah Y: y = (d / d ).(–fy)
7. Menghitung koordinat titik B, C, D dan E
XB = XA + dAB sin AB + x1 YB = YA + dAB cos AB + y1
XC = XB + dBC sin BC + x2 YC = YB + dBC cos BC + y2
XD = XC + dCD sin CD + x3 YD = YC + dCD cos CD + y3
XE = XD + dDE sin DE + x4 YE = YD + dDE cos DE + y4
(Catatan : Koordinat titik E ini perlu dihitung sebagai kontrol hitungan)
Contoh Soal:
Diketahui : Poligon terbuka A-B-C-D-E
Koordinat titik A : X = + 10,025 meter ; Y = - 20,000 meter
Koordinat titik E : X = + 198,700 meter ; Y = + 16,250 meter
Azimuth AB = AB = 71o 50’ 30” ; Azimuth ED = ED = 328o 15’ 0”
Diukur : jarak mendatar AB = dAB = 100,000 m; BC = dBC = 60,500 m;
CD = dCD = 75,025 m; DE = dDE = 150,000 m
sudut mendatar di titik B = 1 = 125o 30’ 0” (maksudnya u1)
di titik C = 2 = 160o 10’ 0”
di titik D = 3 = 330o 45’ 0”
81
Akan dihitung koordinat titik B, C, dan D
Skets Poligon:
3
D
UTARA
UTARA 2 C
E
1
αED
αAB
B
Penyelesaian:
1. Perhatikan skets poligon yang sesuai dengan data pengukuran lapangan.
2. Menghitung kesalahan total sudut ukuran atau clossing error polygon (f).
f = {( u ) - n . 180o} – ( Akhir - Awal )
= {( 616o 25’ 0”) - 2 . 180o} – ( 71o 50’ 30” - 328o 15’ 0” )
= ( 256o 25’ 0” ) – ( 256o 24’ 30” )
= 0o 0’ 30”
3. Menghitung nilai koreksi sudut dan nilai sudut terkoreksi.
Nilai koreksi total = - f = - 0o 0’ 30”
Besarnya koreksi setiap sudut ukuran () = – f / N
= – 0o 0’ 30”/3
= – 10”
Nilai sudut terkoreksi () :
= u + , (u = nilai sudut ukuran poligon)
1 = 1u + = 125o 30’ 0” + ( - 10” ) = 125o 29’ 50”
2 = 2u + = 160o 10’ 0” + ( - 10” ) = 160o 9’ 50”
3 = 3u + = 330o 45’ 0” + ( - 10” ) = 330o 44’ 50”
82
4. Menghitung azimuth/sudut jurusan setiap sisi poligon secara berurutan:
AB = 71o 50’ 30” (diketahui)
BC = AB + 1 – 180o
= 71o 50’ 30” + 125o 29’ 50” – 180o = 17o 20’ 20”
CD = BC + 2 – 180o
= 17o 20’ 20” + 160o 9’ 50” – 180o = 357o 30’ 10”
DE = CD + 3 – 180o
= 357o 30’ 10” + 330o 44’ 50” – 180o = 148o 15’ 0”
5. Menghitung kesalahan jarak ukuran arah Absis (fx) dan arah Ordinat (fy)
Kesalahan total, dalam arah absis:
fx = { (d . sin )} – ( X akhir – X awal )
= { dAB sin AB + dBC sin BC + dCD sin CD + dDE sin DE } – (XE – XA)
= { 95,020 + 18,030 + (-3,269) + 78,932 } – ( 198,700 - 10,025 )
= ( 188,713 ) – ( 188,675 )
= 0,038
Kesalahan total, dalam arah ordinat:
fy = { (d . cos )} – ( Y akhir – Y awal )
= { dAB cos AB + dBC cos BC + dCD cos CD + dDE cos DE } – (YE – YA)
= { 31,164 + 57,751 + 74,954 + (- 127,553 ) } – {16,250 – (- 20,000) }
= ( 36,316 ) – ( 36,250 )
= 0,066
83
x3 = (dCD / d ) . (-fx)
= (75,025/385,525 ). (- 0,038 ) = – 0,007
x4 = (dDE / d ) . (-fx)
= (150,000/385,525 ). (- 0,038) = – 0,015
84
C. Poligon terbuka terikat sepihak
Poligon terbuka terikat sepihak artinya jenis poligon terbuka ini ada
syarat geometris yang harus dipenuhi atau ada keterikatan geometris sebagian.
Dalam hal ini, salah satu argumen yaitu sudut mendatar atau jarak mendatar hasil
ukuran poligon ada keterikatan geometris. Oleh karena itu jenis poligon ini dapat
dibedakan menjadi 2 (dua) tipe, yaitu:
1. Poligon terbuka terikat sudut.
2. Poligon terbuka terikat jarak.
Poligon terbuka terikat sudut merupakan poligon yang secara geometris
mempunyai keterikatan sudut dengan azimuth pada kedua titik ujung sebagai
pengontrolnya, dan dalam proses hitungannya, sudut-sudut hasil ukuran harus
memenuhi syarat geometris, sedangkan jarak ukuran dianggap benar.
Poligon ini ditandai dengan adanya nilai 1 (satu) koordinat titik dan 2 (dua)
azimuth di kedua titik ujung poligon yang telah diketahui/didefinisikan nilainya.
Syarat geometris:
Akhir – Awal = ( ) – n . 180o
Kesalahan total sudut ukuran (f) dihitung dengan rumus :
f = {( ) – n . 180o} – ( Akhir – Awal )
Besarnya koreksi setiap sudut ukuran () = – f / N
Nilai sudut terkoreksi () :
= u + , (u = nilai sudut ukuran poligon)
Koordinat titik titik poligon, dihitung dengan rumus dasar sebagai berikut,
(contoh titik B dihitung dari titik A):
XB = XA + dAB sin AB
YB = YA + dAB cos AB
85
Poligon terbuka terikat jarak merupakan poligon yang secara geometris
mempunyai keterikatan jarak ukuran terhadap nilai koordinat titik ujung poligon
sebagai pengontrolnya, dan dalam proses hitungannya, jarak-jarak hasil ukuran
harus memenuhi syarat geometris, sedangkan sudut ukuran dianggap benar.
Poligon ini ditandai dengan adanya nilai 2 (dua) koordinat titik di kedua ujung
poligon yang telah diketahui (terdefinisi) dan 1 (satu) azimuth (sudut jurusan)
yang telah diketahui/didefinisikan benar nilainya.
Syarat geometris:
X akhir – X awal = ( d . sin )
Y akhir – Y awal = ( d . cos )
Kesalahan jarak ukuran pada arah Absis (fx) dan arah Ordinat (fy)
dihitung dengan rumus:
fx = { (d . cos )} – ( X akhir – X awal )
fy = { (d . cos )} – ( Y akhir – Y awal )
Nilai f dan tidak perlu dihitung.
Besarnya koreksi setiap jarak ukuran dalam arah X : x = (d / d ) . (–fx)
Besarnya koreksi setiap jarak ukuran dalam arah Y : x = (d / d ) . (–fy)
Dalam hal ini:
X ,Y = koordinat titik poligon yang diketahui di kedua ujungnya
d = jarak ukuran sisi poligon.
(d.sin ) = jumlah dari perkalian antara jarak dan sinus setiap sisi poligon
(d.cos ) = jumlah dari perkalian antara jarak dan cossinus setiap sisi poligon
Koordinat titik titik poligon, dihitung dengan rumus dasar sebagai berikut,
(contoh titik B dihitung dari titik A):
XB = XA + dAB sin AB + x1
YB = YA + dAB cos AB + y1
86
5.3.3.2 Poligon Tertutup
Seperti yang telah dituliskan sebelumnya, bahwa suatu jaringan poligon
dikatakan sebagai poligon tertutup apabila posisi horisontal titik awal dan titik
akhir poligon tersebut sama atau berimpit. Dengan pernyataan tersebut, maka
secara matematis konfigurasi poligon tertutup dapat ditandai sebagai berikut:
1. Koordinat Awal = Koordinat Akhir
2. Azimuth Awal = Azimuth Akhir
Secara umum, ditinjau dari cara pengukuran sudutnya, poligon tertutup dibedakan
menjadi 2 (dua), yaitu:
1. Poligon tertutup dengan data ukuran sudut dalam.
2. Poligon tertutup dengan data ukuran sudut luar.
Skets Poligon Tertutup:
B β2
B
β3
β2 β1
A C
C
β1
A β3
β5 β4 β5 E
D
D
E β4
Poligon tertutup, diukur sudut dalam Poligon tertutup, diukur sudut luar
Poligon tertutup merupakan poligon terikat sempurna, artinya baik sudut maupun
jarak ukuran ada keterikatan geometris, sehingga dalam proses hitungannya data
ukuran tersebut harus memenuhi syarat geometris.
Syarat geometris poligon tertutup:
( ) – n . 180o = 0
( d . sin ) = 0
( d . cos ) = 0
87
Dalam hal ini:
( ) = jumlah sudut ukuran pada poligon tertutup
n = bilangan bulat positif atau angka kelipatan yang sesuai.
( d . sin ) = jumlah dari perkalian antara jarak ukuran dan sin .
( d . cos ) = jumlah dari perkalian antara jarak ukuran dan cos .
Perlu diketahui, dalam proses hitungan poligon tertutup bahwa:
a. Untuk poligon tertutup dengan data ukuran sudut dalam, maka nilai n = N - 2
b. Untuk poligon tertutup dengan data ukuran sudut luar, maka nilai n = N + 2
Misalkan suatu rangkaian poligon tertutup A-B-C-D-E-A
Diketahui : koordinat titik A ( XA, YA )
azimuth AB = AB
Diukur : jarak mendatar AB= dAB ; BC= dBC ; CD= dCD ; DE= dDE ; EA= dEA
sudut dalam titik titik A = 1; B = 2; C = 3; D = 4; E = 5
Akan dihitung koordinat titik B, C, D dan E
Skets Poligon Tertutup:
E
U
αAB
β5
A
β1 β4 D
β2 β3
C
B
Sistematika Penyelesaian:
1. Perhatikan skets gambar poligon (sesuai data pengukuran lapangan).
2. Menghitung kesalahan total sudut ukuran atau clossing error polygon (f):
f = {( ) – n . 180o}
Menghitung nilai koreksi sudut dan nilai sudut terkoreksi.
Nilai koreksi total = – f
Besarnya koreksi setiap sudut ukuran () = – f / N
Dalam hal ini, notasi N = banyaknya sudut poligon yang diukur
Nilai sudut terkoreksi : = u +
88
3. Menghitung azimuth/sudut jurusan setiap sisi poligon secara berurutan:
BC = AB + 2 – 180o
CD = BC + 3 – 180o = AB + 2 + 3 – (2 x 180o)
DE = CD + 4 – 180o = AB + 2 + 3 + 4 – (3 x 180o)
EA = DE + 5 – 180o = AB + 2 + 3 + 4 + 5 – (4 x 180o)
4. Menghitung kesalahan jarak ukuran dalam arah Absis (fx) dan Ordinat (fy)
fx = { (d . sin )}
fy = { (d . cos )}
Contoh Soal :
Misalkan suatu rangkaian poligon tertutup P-Q-R-S-P
Diketahui : koordinat titik P : XP = + 100,000 meter , YP = + 50,000 meter
azimuth PQ = PQ = 62o 02’ 30”
Diukur :
Jarak: dPQ = 172,200 m; dQR = 87,520 m; dRS = 93,810 m; dSP = 141,080 m
Sudut dalam : titik P = 1 = 54o 04’ 35” ; titik Q = 2 = 90o 22’ 25” ;
titik R = 3 = 106o 16’ 30” ; titik S = 4 = 109o 16’ 50”.
Akan dihitung koordinat titik Q, R, dan S
89
Skets Poligon Tertutup: R
S β3
β4
β2
U Q
αPQ
β1
P
Penyelesaian:
1. Perhatikan skets gambar poligon (sesuai data pengukuran lapangan).
2. Menghitung kesalahan total sudut ukuran atau clossing error polygon (f).
f = {( ) - n . 180o} = {( ) - (N – 2) . 180o}
= {( 1 + 1 + 1 + 1) – (4 – 2) . 180o}
= 360o 0’ 20” – 360o
= 0o 0’ 20”
90
3. Menghitung azimuth/sudut jurusan setiap sisi poligon secara berurutan:
Diketahui Azimuth PQ = PQ = 62o 02’ 30”
QR = PQ + 2 - 180o
= 62o 02’ 30” + 90o 22’ 20” – 180o
= – 27o 35’ 10” + 360o = 332o 24’ 50”
RS = QR + 3 - 180o
= 332o 24’ 50” + 106o 16’ 25” - 180o
= 258o 41’ 15”
SP = RS + 4 - 180o
= 258o 41’ 15”+ 109o 16’ 45” - 180o
= 187o 58’ 0”
PQ = SP + 1 - 180o
= 187o 58’ 0”+ 54o 4’ 30” - 180o
= 62o 02’ 30” (Azimuth PQ ini perlu dihitung sebagai kontrol hitungan!)
4. Menghitung kesalahan total jarak ukuran dalam arah X: (fx) dan arah Y: (fy)
Menghitung kesalahan total jarak ukuran arah Absis (fx):
fx = { (d . sin )}
= { dPQ sin PQ + dQR sin QR + dRS sin RS + dSP sin SP }
= 152,102 + ( - 40,529 ) + ( - 91,987 ) + ( - 19,553 ) = 0,033 m.
Menghitung kesalahan total jarak ukuran arah Ordinat (fy):
fy = { (d . cos )}
= { dPQ cos PQ + dQR cos QR + dRS cos RS + dSP cos SP }
= 80,732 + 77,570 + ( - 18,402 ) + ( - 139,718 ) = 0,182 m.
91
x2 = (dQR / d ) . (-fx)
= ( 87,520 / 494,610 ) . ( - 0,033 ) = - 0,006 m.
x3 = (dRS / d ) . (-fx)
= ( 93,810 / 494,610 ) . ( - 0,033 ) = - 0,006 m.
x4 = (dSP / d ) . (-fx)
= ( 141,080 / 494,610 ) . ( - 0,033 ) = - 0,010 m.
92
LATIHAN SOAL BAB V
1. Data hasil pengukuran jarak mendatar dan azimuth dari titik A sebagai berikut:
jarak AB= 126,24 meter; jarak AC= 216,35 meter; azimuth AB=137°17’ 30”
dan azimuth AC = 83° 38’ 45’’.
Jika diketahui koordinat titik A (-50,25 ; 75,85 ) meter, hitunglah koordinat
titik B dan C.
93
a. Gambarkan skets rekonstruksi pengukuran tersebut.
b. Hitunglah koordinat titik C, D dan E.
9. Perhatikan skets dan data jarak mendatar hasil ukuran sebagai berikut:
Koordinat P, XP = -125,750 meter ; YP = 15,650 meter
Jika Azimuth RP (αRP) = 272o 15’ 45”, hitunglah koordinat titik R, S dan T.
T
S
250,25 m
214,10 m
146,05 m
143,70 m
P 157,55 m R
94
10. Suatu rangkaian poligon terbuka A-B-1-2-3-4
Diketahui : koordinat titik A : XA = – 23,110 meter , YA = – 114,460 meter
koordinat titik B : XB = + 67,410 meter , YB = – 64,550 meter
Diukur jarak mendatar dan sudut mendatar:
dB.1 = 60,520 m ; d1.2 = 103,330 m ; d2.3 = 106,150 m; d3.4= 118,300 m
AB1= 220o 55’0”; B12= 144o 45’30”; 123= 225o 29’0”; 234=70o 6’0”
a. Gambarkan skets pengukuran poligon tersebut.
b. Hitung koordinat titik 1, 2, 3 dan 4.
12. Suatu rangkaian poligon terbuka A-B-C-D-E diukur sudut dan jaraknya.
Jarak: dAB = 75,000 m ; dBC = 110,000 m ; dCD = 100,000 m; dDE = 65,000 m
Sudut : ABC = 225o 32’5”; BCD = 155o 28’ 55”; CDE = 125o 55’ 0”
Diketahui : koordinat titik A : XA = + 46,261 meter , YA = - 94,449 meter
koordinat titik E : XE = + 356,961 meter , YE = - 55,099 meter
Azimuth AB =AB = 67o 7’ 35” ; Azimuth ED =ED = 214o 4’ 20”
a. Gambarkan skets poligon tersebut.
b. Hitunglah koordinat titik B, C dan D.
95
Diukur jarak mendatar dan sudut mendatar:
dB.1 = 60,520 m ; d1.2 = 103,330 m ; d2.3 = 106,150 m; d3.C= 118,300 m
AB1= 220o 55’0”;B12= 144o 45’30”; 123= 225o 29’0”; 23C=70o 6’0”
a. Gambarkan skets pengukuran poligon tersebut.
b. Hitung koordinat titik 1, 2 dan 3
16. Data hasil pengukuran poligon terbuka tertera pada tabel berikut ini:
TITIK TITIK BACAAN ARAH JARAK
ALAT TARGET HORISONTAL HORISONTAL (m)
U (Utara) 15o 7’ 20”
P
A 105o 57’ 70” 300,000
P 10o 20’ 30”
A
B 281o 51’ 15” 250,000
A 120o 15’ 25”
B
C 29o 30’ 50” 200,000
B 321o 10’ 35”
C
Q 50o 55’ 45” 100,000
96
a. Gambarlah (sket) Poligon PABCQ tersebut (Lihat data pada tabel soal).
b. Jika diketahui koordinat titik P (–10,000 m ; 125,000 m), hitung koordinat
titik A, B dan C secara sistematis.
c. Jika selain P, juga diketahui koordinat Q: XQ =77,500 m; YQ =– 223,500 m
dan Azimuth QC (αQC) = 1o 30’50”, hitunglah koordinat A, B, dan C.
17. Data hasil pengukuran poligon tertutup tertera pada tabel berikut ini:
PEMBACAAN ARAH
TITIK TITIK JARAK MENDATAR
HORISONTAL
ALAT TARGET (meter)
derajad menit detik
UTARA 0 0 0
A
B 179 53 0
E 50 30 45
A
B 179 53 0
42.550
A 216 15 0
B
C 306 17 40
37.020
B 287 56 30
C
D 18 28 20
56.450
C 56 39 20
D
E 148 22 15
19.700
D 321 58 45
E
A 100 20 30
23.110
A E
a. Gambarlah sket poligon tersebut sesuai data pengukuran.
b. Jika diketahui koordinat titik A: XA = – 75,000 meter + nomor absen (m)
YA = + 50,000 meter + nomor absen (m)
hitunglah koordinat titik B, C, D, E setelah data dikoreksi sesuai prosedur.
97