Anda di halaman 1dari 10

KOORDINAT

M O D U L VI
KOORDINAT

1. PENDAHULUAN
Pada penyipatan di lapangan kita mengukur sudut dan jarak. Dengan dua nilai ini dapat
kita menghitung koordinat-koordinat pada titik-titik yang disipat. Biasanya kita
menggunakan sistim koordinat yang datar dan siku-siku. Kita dapat menentukan suatu
titik sembarang dengan jaraknya dari dua sumbu koordinat.

2. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM


Setelah mempelajari modul ini, diharapkan dapat memahami dan mengetahui metode-
metode perhitungan koordinat.

3. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS


Setelah mempelajari materi ini, taruna akan dapat :
 Memahami pengertian koordinat
 Memahami tujuan dari perhitungan koordinat
 Mengetahui hubungan sudut, koordinat, dan jarak

4. URAIAN MATERI

4.1. DEFINISI
Sistem Koordinat di dunia ini secara umum dapat dibagi menjadi 3 macam :
a. Koordinat Geografis / Bola

Koordinat geografis merupakan sistem koordinat bola, karena dapat diasumsikan

seperti bola, acuan yang digunakan untuk menentukan posisi suatu obyek

dimuka bumi dapat dinyatakan dengan garis meredian/ garis bujur (garis yang

membujur dari kutub utara ke kutub selatan bumi) dan garis lintang (garis yang

melintang sejajar dengan garis katulistiwa).

Perpetaan dan Teknik Ukur Tanah VI-1


KOORDINAT

Garis bujur besarnya dinyatakan dari 0⁰ BT – 180⁰ BT, dimulai dari Meredian

Greenwich (0⁰) kearah timur, sebaliknya dari 0⁰ BB – 180⁰ BB. Sedangkan garis

lintang dimulai dari garis katulistiwa kearah KU atai lintang 0⁰ - lintang utara 90⁰,

sebaliknya dari lintang 0⁰ - lintang selatan 90⁰ kearah KS. Misal posisi Indonesia

dapat dinyatakan dengan koordinat geografis, yakni antara 95⁰ BT – 140⁰ BT dan

antara 10⁰ LS – 10⁰ LU.

Demikian pula posisi sebuah pesawat yang hilang atau sebuah kapal yang

tenggelam, agar mudah dicari dapat dinyatakan dengan koordinat geografis,

karena sistem ini juga dipakai secara internasional. Sistem salib sumbu yang

digunakan disini merupakan garis lengkung yang saling bersilangan tegak lurus

diatas bidang permukaan bola bumi, maka satuan angka koordinatnya berupa

satuan sudut yakni : derajat, menit dan second.

b. Koordinat Kutub / Polar

Koordinat kutub merupakan sistem penentuan posisi suatu titik diatas muka bumi

secara relatif terhadap titik lainnya berdasarkan asimuth (arah meredian bumi)

dan jarak diatas muka bumi, lebih jelasnya dapat dilihat seperti berikut :

Gambar 6. 1. Sistim Koordinat Kutub

Perpetaan dan Teknik Ukur Tanah VI-2


KOORDINAT

Garis sumbu horizontal (ordinat) kita tentukan dengan huruf x atau T (Timur =

sumbu timur) dan garis sumbu yang vertical (absisi) kita tentukan dengan huruf

y atau U (Utara = sumbu utara). Koordinat-koordinat salah satu titik kita catat

dengan nilai x atau T yang pertama dan nilai y atau U yang kedua, mula-mula

selalu ke kanan dan kemudian ke atas.

Penempatan relative dua titik tertentu dapat kita catat sebagai perbedaan

koordinatnya, misalnya ΔY12 = (Y2-Y1) dan ΔX12 = (X2-X1) atau oleh jaraknya

d12 dengan sudut arahnya t12 (sudut dalam arah putaran jarum jam dari sumbu

utara). Ketentuan ini juga dinamakan koordinat polar.

Gambar 6. 2. Posisi Koordinat Kutub

Posisi titik Q secara relatif dapat dinyatakan terhadap titik P sebesar Asimuth

(αpq) dan Jarak ( Dpq ), sehingga bila posisi P di muka bumi diketahui maka

posisi Q dapat diketahui pula setelah diukur besarnya As pq dan Dpq

c. Koordinat Kartesian / Tegak Lurus

Koordinat kartesian yang disebut juga sebagai koordinat tegak lurus, merupakan

sistem salib yang tegak lurus pada bidang datar. Sehingga garis-garis lintang dan

Perpetaan dan Teknik Ukur Tanah VI-3


KOORDINAT

garis bujur diatas permukaan bola bumi, secara luasan area yang terbatas sudah

diproyeksikam ke atas bidang datar melalui sistem tahap proyeksi peta.

Dengan demikian sebagian permukaan bumi dengan cakupan yang relatif sempit

dianggap bidang datar. Satuan angka koordinat disini adalah dalam satuan jarak

: km, m, cm, mm. Pemberian nilai koordinat pada pusat salib sumbu dapat

mengacu secara global (satu sistem proyeksi dengan seluruh dunia/internasional)

atau sistem koordinat nasional maupun lokal, hal ini tergantung keperluannya.

Bila suatu kawasan yang dipetakan hendak dikaitkan untuk kepentingan

nasional/regional, maka sistem koordinat yang dipakai juga harus sistem

nasional/regional (misal pemetaan untuk keperluan : penanggulangan banjir,

perencanaan irigasi, waduk, jalan klas I, jalan TOL, bangunan vital pemerintah

maupun militer, dll). Apabila menyangkut keperluan anatar negara, pemetaan tsb

harus dikaitkan dengan sistem internasional atau global (misal pemetaan : batas

antar negara, pelabuhan udara/laut internasional, dll)

Gambar 6. 3. Koordinat Dalam Globe Bumi

Perpetaan dan Teknik Ukur Tanah VI-4


KOORDINAT

4.2. PERHITUNGAN AZIMUTH, KOORDINAT, DAN JARAK

a. Perhitungan Azimuth

Asimuth suatu arah/garis diatas peta, maupun di lapangan dapat dihitung

berdasar koordinat yang diketahui pada 2 titik yang bersangkutan, dengan rumus

sebagai berikut :

X B  X A X AB
tg AB  
YB  YA YAB

X D  XC X
tg CD  180   180  CD
YD  YC YCD

XF  XE X
tg EF  180   180  EF
YF  YE YEF

X H  XG X
tg GH  360   360  GH
YH  YG YGH

Perpetaan dan Teknik Ukur Tanah VI-5


KOORDINAT

b. Perhitungan Koordinat dan Jarak

Koordinat titik-titik di lapangan dapat ditentukan berdasar titik yang lain yang

sudah diketahui nilai : koordinat, jarak, dan asimuth, dengan menggunakan

rumus sbb :

X B  X A X AB
sin  AB  
d AB d AB

X B  X A  d AB .sin  AB

Maka :

X B  X Ad AB . sin  AB
YB  YA YAB
cos  AB  
d AB d AB

YB  YA  d AB . cos AB

Maka :

YB Y Ad AB . cos  AB

Jarak antara kedua titik (A dan B) dapat dihitung juga dengan rumus sbb :

d AB  X AB 2  YAB 2   X B  X A 2  YB  YA 2


Dengan demikian bila diketahui :

1. Jarak antara kedua titik, koordinat salah satu titik dan azimuth sisinya, maka

dapat dihitung koordinat titik yang kedua

2. Koordinat kedua titik, maka dapat dihitung asimuth dan jarak antara kedua

titik tersebut.

Perpetaan dan Teknik Ukur Tanah VI-6


KOORDINAT

c. Contoh Perhitungan

Perhitungan koordinat-koordinat kita lakukan pada suatu seegi empat dengan

sisi-sisinya atau sudut arah berada dalam keempat kuadran menurut gambar

berikut :

Diketahui :

Koordiat P1 dengan x = 1000,00 m

Sudut arah dari P1 ke P2 = t12 = 65⁰31’20”

Diukur :

sisi d12 = 152,53m ; d23 = 152,53m ;

sisi d34 = 152,53m ; d41 = 150,93m ;

sudut P2 : β13 = 235ᵒ02’50” ;

sudut P3 : β24 = 205ᵒ41’30” ;

sudut P4 : β31 = 233ᵒ52’10” ;

Dicari :

Koordinat-koordinat titik P2, P3, dan P4

Perhitungan selanjutnya dilakukan dengan kalkulator elektronik

Penentuan koordinat dari sudut arah t dan jarak d


Perpetaan dan Teknik Ukur Tanah VI-7
KOORDINAT

a. Dari P1 ke P2 :

t12 = 65⁰31’20” (=kuadran I ++) = 65,5222⁰

d12 = 152,53m

X1 = 1000.000m

ΔX12=+d12.sin t12 = 152,53 . 0,9101 (sin t12) ΔX = + 138.821m

X2 = 1138.821m

Y1 = 1000.000m

ΔY12=+d12.cos t12 = 152,53 . 0,4144 (cos t12) ΔY = + 63,199m

Y2 = 1063,199m

b. Dari P2 ke P3 :

t12 = 245⁰31’20” (sudut arah berlawanan dari t12)

+ sudut β13 = 235⁰34’10” diukur

t23 = 120⁰34’10” (=kuadran II + - dan co fungsi)

= 120,5694⁰

d23 = 152,53m

ΔX23 = +d23 . sin t23 = X2 = 1.138,821 m

+ d23 . cos (t23 - 90⁰) = + 152,53 . 0,8610 (sin t23) ΔX = + 131.330 m

X3 = 1270,151 m

ΔY23 = - d23 . cos t23

= - d23 . sin(t23-90⁰)

= -152,53 . 0,5086 (cos t23) Y2 = 1063,199 m

ΔY = -77,574 m

Y3 = 985,625 m

Perpetaan dan Teknik Ukur Tanah VI-8


KOORDINAT

c. Dari P3 ke P4 :

t32 = 300⁰34’10” (sudut arah berlawanan dari t23)

+ sudut β24= 305⁰41’30” diukur

t34 = 246⁰15’40” (=kuadran II - - I )

= 246,2611⁰

d34 = 152,53m

ΔX34 = -d34 . sin t34 = X3 = 1.270,151 m

- d34 . sin (t34 - 180⁰) = - 152,53 . 0,9154 (sin t34) ΔX = - 139,624 m

X4 = 1130,527 m

ΔY34 = - d34 . cos t34

= - d34 . cos (t34-180⁰)

= -152,53 . 0,4026 (cos t34) Y3 = 985,625 m

ΔY = -61,404 m

Y4 = 924,221 m

d. Dari P4 ke P1 :

t43 = 66⁰15’40” (sudut arah berlawanan dari t34)

+ sudut β31= 233⁰52’10” diukur

t41 = 300⁰07’50” (=kuadran IV - + dan co fungsi)

= 300,1306⁰

d41 = 150,93m

ΔX41 = + d41 . sin t41

+d41 . - cos (t41 - 270⁰) = - 150,93 . 0,5020 (sin t41) = X4 = 1.130,527m

ΔX = - 130,537 m

X1 = 999,990 m

ΔY41 = + d41 . cos t41

Perpetaan dan Teknik Ukur Tanah VI-9


KOORDINAT

= + d41 . sin (t41-270⁰)

= + 150,93 . 0,5020 (cos t41) Y4 = 924,221 m

ΔY = +75,763 m

Y1 = 999,984 m

Koordinat terakhir E1 dan N1 harus sama dengan koordinat titik P1 pada

permulaan.

Perpetaan dan Teknik Ukur Tanah VI-10

Anda mungkin juga menyukai