TUGAS AKHIR
REDESAIN STRUKTUR BANGUNAN BETON MENJADI
STRUKTUR BAJA PADA BANGUNAN GEDUNG
SERBAGUNA DI JALAN KAMBOJA NO 49 TANJUNG
PINANG
Oleh :
MOCHAMMAD ILHAM
NIM : 2016410034
Dengan rahmat Tuhan yang maha kuasa, karena atas berkat dan anugrah-nya
sehingga saya dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul Redesain struktur
bangunan beton menjadi struktur baja pada gedung serbaguna dijalan kamboja 49
Tanjung Pinang sebagai persaratan untuk bisa melanjutkan Tugas Akhir atau Skripsi
sebagai persaratan untuk bisa lulus sebagai Serjana Teknik dari fakultas Teknik
Permasalahan yang di kaji yaitu seberapa besar nilai ekonomis suatu struktur
bangunan bila ditinjau terhadap kebutuhan material baja dan beton sehingga kita
dapat membandingkan suatu struktur bangunan bila ditinjau dari segi kebutuhan
Proposal ini dapat diselesaikan berkata batuan dan bimbingan dari Ibu dosen
demikian juga kepada seluruh dosen prodi teknik sipil dan teman-teman yang
kritik demi menyempurnakan proposal ini, semoga bermanfaat untuk kita semua.
Mochammad Ilham
i
ABSTRAK
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
ABSTRAK...................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................................v
DAFTAR TABEL.........................................................................................................................vi
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................................1
1.1 Latar belakang................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................3
1.3 Tujuan............................................................................................................................3
1.4 Batasan Masalah............................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................................5
2.1 Tinjauan Umum..............................................................................................................5
2.2 Penelitian Sejenis...........................................................................................................6
2.3 Pembebanan..................................................................................................................8
2.4 Sifat Fisik dan Mekanis Baja Bahan Bangunan..............................................................11
2.5 Kombinasi Pembebanan...............................................................................................13
2.6 Perencanaan Portal......................................................................................................14
2.7 Perencanaan komponen lentur (Beam).......................................................................15
2.8 Perencaan komponen tekan (Coloum).........................................................................18
2.9 Sambungan Baut..........................................................................................................20
2.9.1 Jarak baut dan diameter lubang baut....................................................................20
2.9.2 Ukuran baut..........................................................................................................21
2.9.3 Perhitungan sambungan baut...............................................................................21
BAB III.....................................................................................................................................24
METODE PENELITIAN.............................................................................................................24
3.1 Umum..........................................................................................................................24
iii
3.2 Kerangka Penelitian..........................................................................................................25
3.3 Lokasi Proyek...................................................................................................................26
3.4 Denah Proyek...................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................34
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
bangunan untuk melakukan perubahan pada struktur dan fungsi dari suatu bangunan,
benda maupun sistem untuk mendapatkan manfaat yang lebih baik dari desain
semula, atau untuk menghasilkan fungsi yang berbeda dari desain sebelumnya
sehingga redesain dapat diartikan sebagai desain ulang. Ada beberapa cara untuk
pada suatu bangunan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, efektif dan efesien
Struktur baja adalah struktur logam yang terbuat dari komponen baja,
struktural yang saling terhubung untuk mengangkut beban dan memberikan kekakuan
penuh, bahan utama dari baja struktural adalah besi dan karbon. Baja struktural
terbuat dari canai panas maupun canai dingin atau dibuat dengan pengelasan antara
plat datar atau plat tekuk, tergantung pada spesifikasi yang berlaku pada setiap proyek
karena setiap proyek memiliki spesifikasi yang berbeda. Baja struktural memiliki
beberapa bentuk, ukuran, dan alat ukur. Karena tingkat kekakuan baja yang tinggi,
struktur ini dapat diandalkan dan membutuhkan sedikit bahan baku dibandingkan
jenis struktur bangunan lain seperti struktur beton dan struktur kayu.
1
2
sebuah pembangunan seperti proses pengerjaan yang mudah, cepat, serta alat yang
digunakan dalam proses pengerjaanya lebih mudah digunakan, baja juga memiliki
kekuatan tarik yang sangat tinggi, bisa didaur ulang, tidak dimakan rayap, ketahanan
terhadap korosi dan juga masih banyak kelebihan baja untuk material dalam kontruksi
dibandingkan material beton dan kayu. Pada saat kejadian gempa bumi struktur
rangka baja jarang sekali mengalami ambruk secara tiba-tiba dan dalam hal ini
material baja menunjukkan kualitas yang lebih baik dibandingkan material lain.
Kontruksi baja menjadi pilihan yang tepat pada pembangunan gedung maupun
gudang, sebab kontruksi baja dengan bentangan panjang lebih efisien untuk bentang
panjang, serta banyak tersedia dipasaran dengan macam tipe material baja.
bangunan (rumah) untuk kantor, rapat atau tempat pertunjukan. Gedung serbaguna
merupakan salah satu fasilitas pendukung yang termasuk dalam prasarana. Pengertian
gedung serbaguna adalah suatu bangunan yang dapat digunakan oleh umum untuk
berbagai macam kepentingan sesuai dengan kapasitas bangunan. Pada era sekarang
apalagi dunia saat ini sedang mengalami pandemi virus menular, namun kebutuhan
akan bangunan gedung untuk berbagai aktifitas pun tetap ada. Hal ini merupakan
salah satu indikator bahwa roda perekonomian berputar sejalan dengan meningkatnya
berbagai aktifitas manusia dalam melaksanakan bisnis transaksi bisnis dikala pandemi
seperti saat ini dengan tentunya mentaati protokol kesehatan dan jaga jarak aman.
Dari tahun ke tahun selalu bermunculan bangunan fasilitas yang baru dengan
3
berbagai ragam, bentuk dan ukurannya, dimana estetikan dan kelengkapan fasilitas
Tanjung Pinang yang awalnya menggunakan struktur beton diganti dengan struktur
baja sebagai salah satu alternatif . Sebagaimana dasar tujuan dari perencanaan ulang
atau redesain struktur ini adalah untuk menghasilkan struktur yang memenuhi kriteria
ekonomis dan mudah dalam pelaksanaan yang sesuai dengan persyaratan SNI
2002?
2. Seberapa besar nilai ekonomis bila ditinjau terhadap kebutuhan material baja
dan beton?
1.3 Tujuan
Berdasarkan permasalahan diatas, adapun tujuan dari tugas akhir ini sebagai
berikut :
2002
Dalam pembahasan tugas akhir ini, ruang lingkup penelitian dibatasi agar
penelitian ini dapat lebih terarah dimana penelitian ini hanya berfokus pada batasan
sebagai berikut :
TINJAUAN PUSTAKA
Perencanaan adalah salah satu tahap dari sebuah proses dalam membangun
perencanaan biasanya tergantung pada pemilihan bahan atau material yang akan
digunakan, seperti struktur baja, struktur kayu, struktur beton. Ada 3 hal yang perlu
diperhatikan dalam perencanaan struktur antara lain kekuatan bahan, beban, dan
keamanan.
1. Kekuatan bahan
Dalam hal ini pemilihan bahan yang akan digunakan pada perencanaan
struktur yaitu bahan yang kuat sehingga struktur mampu menahan beban
2. Beban
pada hasil desain bangunan tersebut. Untuk itu sangat penting dalam
bangunan yang didesain tersebut nantinya akan aman pada saat dibangun
dan digunakan.
5
6
3. Keamanan
2. Ekonomis
gedung B lapangan tembak Surabaya didapatkan biaya struktur baja seberat 78916,15
1482,71 m3 senilai Rp. 8.783.525.558,12 dan didapatkan profil kolom WF 400 x 400
300 x 200 x 9 x 14, profil sambungan siku 60 x 60 x 10 dan siku 200 x 200 x 9 x 14,
terpadu Sukoharjo ini didapatkan kolom yang menggunakan material baja HWF 400
7
x 400 x 13 x 21, HWF 350 x 350 x 12 x 19, HWF 150 x 150 x 7 x 10, serta balok 400
x 200 x 8 x 13, IWF 350 x 175 x 7 x 11, dan IWF 300 x 250 x 6,5 x 9, dan rangka
atap menggunakan IWF 600 x 200 x 11 x 17 dan IWF 175 x 175 x 7,5 x 11. Pada
material beton bertulang plat lantai menggunakan tulangan D10 – 150. Simpangan
antar tingkat (drift) arah x dan arah y pada gedung terpadu kabupaten sukoharjo
dinyatakan aman terhadap kinerja batas layan dan batas ultimate hasil dari analisa
kota Sabang ini didapatkan hasil estimasi biaya standar struktur gedung bertingkat
struktur baja sebesar Rp. 30.768.549.590,- sehingga biaya standar untuk gedung
gedung kantor otoritas jasa keuangan Surakarta ini didapatkan profil yang digunakan
komponen balok sebanyak 7 jenis serta kolom sebanyak 8 jenis yang mempunyai
jenis penampang kompak dan memenuhi syarat rasio momen dan geser, kontrol
lentur dan geser, serta faktor keamanan yang sesuai dengan persyaratan.
struktur baja. Profil struktur baja yang dipakai sudah mampu melayani beban yang
terjadi pada gedung ruang kelas UNSWAGATI tentunya sesuai fungsi. Dari hasil
8
2.3 Pembebanan
jembatan, gedung bertingkat, tanggul, terowongan, jalan layang, jalan tol, maupun
dinding penahan tanah, pasti ada yang namanya pembebanan. Struktur terbuat dari
bahan yang bermassa, maka struktur akan dipengaruhi oleh beratnya sendiri. Berat
sendiri dari struktur dan elemen - elemen struktur disebut sebagai beban mati. Ada
Beban mati adalah beban dengan besar yang konstan dan berada pada posisi
yang sama pada setiap saat.beban ini terdiri dari berat sendiri struktur dan beban lain
yang melekat pada struktur secara permanen. Beban mati bekerja vertikal kebawah
pada struktur yang mempunyai karakteristik bangunan. Sebagai contoh adalah berat
sendiri balok, kolom, pelat lantai, atap, dan dinding. Untuk menghitung beban mati
suatu elemen dilakukan dengan meninjau berat satuan material tersebut berdasarkan
volume elemen. Beban mati ini kemudian diaplikasikan ke model struktur menjadi
beban titik dan beban merata pada elemen frame. Pedoman dalam perancanaan beban
Beban hidup adalah semua beban tidak tetap, kecuali beban angin beban
gempa dan pengaruh – pengaruh khusus yang diakibatkan oleh selisi suhu,
lainnya. Bersifat dapat berpindah – pindah (beban berjalan), beban hidup masih bisa
dikatakan bekerja perlahan – lahan pada struktur. Beban hidup juga bisa dikatakan
beban yang bersifat sementara yang ditempatkan pada suatu tempat tertentu. Sebagai
contoh adalah kelengkapan meja atau kursi pada kantor, manusia, beban air pada
kolam renang, beban air pada tangki air, dan lain sebagainya.
Berdasarkan letaknya beban hidup yang bekerja dibagi menjadi dua yaitu
beban hidup yang bekerja pada atap gedung dan beban hidup yang bekerja pada lantai
gedung. Beban hidup pada atap dapat dicapai atau dibebani oleh orang harus diambil
minimum sebesar 100 kg/m2 bidang datar. Sedangkan beban hidup pada lantai gedung
diambil sesuai fungsi yaitu gedung serbaguna yang berpedoman dalam perencanaan
Beban gempa adalah beban yang bekerja pada suatu struktur akibat dari
pergerakan tanah yang disebabkan karena adanya gempa bumi (baik itu gempa
tektonik maupun vulkanik) yang dapat mempengaruhi struktur tersebut. Gempa dapat
mengakibatkan beban pada struktur karena interaksi tanah dengan struktur dan
karakteristik respon struktur. Pada saat gempa bumi terjadi bangunan bergetar
10
menimbulkan gaya – gaya pada struktur bangunan karena adanya kecenderungan dari
massa bangunan untuk mempertahankan dirinya dari gerakan. Gaya yang timbul
tersebut disebut juga dengan gaya inersia. Besar gaya tersebut bergantung pada
1. Massa bangunan
3. Kekakuan struktur
4. Jenis tanah
7. Wilayah kegempaan
Beban angin adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian
gedung yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara. Beban angin ditentukan
dengan menganggap adannya tekanan positif dan tekanan negatif (hisapan), yang
bekerja tegak lurus pada bidang yang ditinjau. Besarnya tekanan positif dan negatif
yang dinyatakan tiup dengan koefisien – koefisien angin. Tekan tiup harus diambil
minimum 25 kg/m2, kecuali untuk bangunan – bangunan berikut : didaerah laut dan
tepi laut sampai sejauh 5km dari tepi pantai. Pada daerah tersebut tekanan hisap
Baja sebagai bahan kontruksi bangunan mempunyai beberapa sifat fisik dan
apabila diberikan beban pada bahan tersebut. Sifat mekanis baja dijelaskan dalam
mekanis dari material baja dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
E
G= ..........................................................................................(2.1)
2(1+ µ)
Dalama melakukan perencanaan struktur baja, ada beberapa jenis atau mutu
baja yang dapat digunakan. Ada lima jenis baja, untuk tegangan leleh dan tegangan
putusnya tidak boleh diambil melebihi nilai – nilai yang sudah ditetapkan pada SNI
BJ 34 340 210 22
BJ 37 370 240 20
BJ 41 410 250 18
BJ 50 500 290 16
BJ 55 550 410 13
Sedangkan sifat fisik baja meliputi : berat, berat jenis, daya hantar panas, dan
konduktivitas listrik.
Kombinasi pembebanan yaitu tahanan rencana lebih besar dari total beban –
beban kerja dikalikan dengan suatu faktor beban . kombinasi pembebanan ditentukan
(2.2)
(2.3)
14
(2.4)
(2.5)
(2.6)
(2.7)
Keterangan :
H = beban hujan
W = beban angin
E = beban gempa
15
Struktur portal adalah struktur yang terdiri atas balok dan kolom yang dibebani
muatan diatasnya akan timbul lenturan pada balok saja, dan akan meneruskan gaya gaya
tersebut ke kolom berupa gaya normal. Balok pada sistem demikian sama dengan balok
sederhana. Adapun gaya yang bekerja pada kolom, yang lazimnya berupa gaya horizontal,
Kuat lentur nominal diambil dari nilai terkecil dari dua peninjauan, yaitu
kuat lentur nominal penampang dengan tekuk lokal dan kuat lentur nominal
penampang dengan tekuk lateral. Syarat yang harus dipenuhi dalam merencanakan
Kuat lentur nominal dengan pengaruh tekuk lokal (Mn) dihitung dengan
λ−λ p
Kuat lentur nominal, Mn = Mp – (Mp – Mr) ...................................
λ r− λ p
(2.9)
λr
Kuat lentur nominal, Mn = Mr ( ) .......................................................(2.10)
λ
Lr−L
Kuat lentur nominal, Mn = Cb [Mr + (Mp – Mr) ] ≤ Mp.
Lr−Lp
12,5 Mmaks
Faktor pengali momen, Cb ...................(2.12)
2,5 Mmaks +3 Ma+ 4 Mb+3 Mc
π ( πE)2
Momen kritis, Mcr = Cb + √ ¿¿ + 2 IyIw) .....................(2.13)
L L
tinggi badan (h) dan tebal plat badan (tw). Syarat yang harus dipenuhi plat badan
= Vu ≤ Φ V n
Ada tiga keadaan yang hasilnya yaitu yang dirumuskan berikut ini :
5
h
= ≤1,10
tw
knE
fy √
, dimana : kn = 5 + a ....................................(2.14)
( )2
h
= Vn = 0,6fyAw .........................................................................(2.15)
1,10
√ knE
fy
h
, ¿ ≤1,37
tw
knE
fy √
, ...................................................(2.16)
1
= Vn = 0,6fyAw(1,10
KnE h
)
fy tw √
...................................................(2.17)
=
h
tw
>1,37
KnE
fy√.......................................................................(2.18)
0,9 AwKnE
= Vn = h .........................................................................(2.19)
( )2
tw
Bila struktur memikul beban geser dan lentur, maka perlu diperimbangkan
1. Akibat lentur
= Mu ≤ Φ Mn
2. Akibat geser
18
= Vu ≤ ΦVn
Mu Vu
= +0,625 ≤ 1,375
∅ Mn ∅ Mn
Batas lendutan balok yang tercantum pada SNI adalah sebagai berikut :
L
1. Balok pemikul dinding = ...........................................(2.20)
360
L
2. Balok biasa = ..............................................................(2.21)
240
5 q l4
1. Beban terbagi rata sepanjang bentang = ( ) .............(2.22)
384 EI
1 p l3
2. Beban terpusat P ditengah bentang = ( ) ...................(2.23)
48 EI
biasanya dipilih profil WF dengan ukuran tinggi profil yang hampir sama dengan
lebar profilnya, karena berfungsi sebagai kolom. Syarat yang harus dipenuhi dalam
= Nu ≤ΦNn
Ag . fy
= Nn = .............................................................................................
ω
(2.24)
5. Jepit – bebas =2
6. Sendi – rol =2
ΣI / Lc
= G = ...............................................................................................
ΣI / Lb
(2.25)
Dengan memperoleh nilai G pada dua titik tumpuan maka dapat menentukan
= Lk = kc . L ..............................................................................................(2.26)
20
lk
= λc = < 200 .......................................................................................(2.27)
ry
Faktor tekuk
1. Bila
lk
r
<4,71
E
fy √ fy
, maka Fcr = [0,658 ] fy ....................(2.28)
fe
2. Bila
lk
r
>4,71
E
fy √
, maka Fcr = 0,877 fe ...........................(2.29)
Kuat lentur nominal diambil dari nilai terkecil dari dua peninjauan, yaitu
kuat lentur nominal penampang dengan tekuk lokal dan kuat lentur nominal
penampang dengan tekuk lateral. Syarat yang harus dipenuhi dalam merencanakan
Kuat lentur nominal dengan pengaruh tekuk lokal (Mn) dihitung dengan
λ−λ p
Kuat lentur nominal, Mn = Mp – (Mp – Mr) .................................
λ r− λ p
(2.31)
λr
Kuat lentur nominal, Mn = Mr ( ) .......................................................(2.32)
λ
Lr−L
Kuat lentur nominal, Mn = Cb [Mr + (Mp – Mr) ] ≤ Mp .........(2.34)
Lr−Lp
12,5 Mmaks
Faktor pengali momen, Cb ...................(2.35)
2,5 Mmaks +3 Ma+ 4 Mb+3 Mc
2
π ( πE)
Momen kritis, Mcr = Cb + √ ¿¿ + 2 IyIw) .............................(2.36)
L L
Jarak baut antara sumbu pusat lubang baut dan antara sumbu baut ujung
U2 ≤(12tb + 150mm)
Dimana :
12,5/12/15/20/22/25/28/30/35/40.
vu
Syarat 1 = ≤ Φf r1fubm
ab
Tu
Syarat 2 = ≤ Φf r1fub
ab
Rvu
Vu = ................................................................................(2.40)
n
Rtu
Tu = .................................................................................(2.41)
n
Mtu+ ymaks
Tu = Tux = .............................................................(2.42)
Σ y2
Mvu+ ymaks
Vux = .....................................................................(2.43)
Σ x2 + Σ y2
Mvu+ xmaks
Vuy = .....................................................................(2.44)
Σ x 2+ Σ y 2
METODE PENELITIAN
3.1 Umum
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode komparatif atau
perencanaan struktur bangunan dengan material baja sebagai pengganti beton dalam
25
26
Studi Literatur
Analisis Pembebanan
Kontrol
Analisis Sambungan
Selesai
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
27
28
29
Struktur Baja untuk Gedung. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional. 217 hlm.
39 hlm.
35
36
Santina, Azmi Cindi, 2018. Optimalisasi Profil Baja IWF Pada Kontruksi Bangunan
Parkir Sepeda Motor 4 Lantai (Studi Kasus Gedung Spazio Tower 2, Surabaya).