Anda di halaman 1dari 10

BAB VI

PENGUJIAN IKATAN AWAL SEMEN

A. Pengujian Ikatan Awal (SNI 03-6820-2002)


1. Maksud dan Tujuan
Untuk menentukan ikatan awal semen yang terjadi antara semen dan
air dari dimulainya campuran pada konsisten normal sampai pada
kehilangan sifat plastisnya.
2. Dasar Teori
Ikatan awal tidak boleh dimulai satu jam setelah dicampur dengan air,
syarat ini diperlukan untuk mengolah dan memampatkan adukannya dan
betonnya. Ikatan awal tercapai jika ujung jarum tipis (beban 700 gram).
Pada pesawat Vicat Apparatus setelah dilepas, beban menembus adukan
semen portland dan berhenti tepat 5 – 7mm dari dasar kaca. Adonan dari
konsistensi normal yang memerlukan air sedemikian banyaknya, hingga
jarum tebal (beban 300 gram). Pada pesawat Vicat Apparatus setelah 30
detik dan berhenti 5 – 7 mm dari dasar kasar kaca. Ikatan awal terjadi pada
penurunan 25 mm.
3. Bahan yang digunakan :
a. Adonan semen portland.
4. Alat yang digunakan
a. Stop watch
b. Vicat Apparatus, dengan spesifikasi :
Berat pluyer dan jarum = 300 gram
Panjang jarum = 50 mm
Diameter jarum = 1 mm
c. Mold, dengan ketentuan :  bawah = 70 mm
 atas = 60 mm
tinggi = 40 mm
d. Cawan
5. Cara Kerja
a. Membuat pasta semen berbentuk bola dengan tangan,kemudian
melemparkan 6 kali dari satu tangan yang lain dengan jarak ± 15 cm.
b. Masukkan pasta ke dalam mold hingga terisi penuh, kemudian
meletakkan di atas plat kaca dan meratakan permukaan atasnya.
c. Memasang jarum Vicat Apparatus sampai menyentuh permukaan atas
pasta.
d. Setiap 15 menit, jarum dijatuhkan sehingga menembus pasta selama
30 detik
d. Ikatan awal semen terjadi pada penurunan 25 mm
e. Membuat gambar hubungan antara waktu dan penurunan tersebut.
6. Alur Kerja

Mulai

Mempersiapkan Alat dan Bahan :


a. Stop watch
b. Vicat Apparatus, dengan spesifikasi :
Berat plunyer dan jarum = 300 gram
Panjang jarum = 50 mm
Diameter jarum = 1 mm
c. Mold, dengan ketentuan :  bawah = 70 mm
 atas = 60 mm
Tinggi = 40 mm
d. Adonan semen portland

Langkah Kerja Pengujian Ikatan Awal Semen


1. Masukkan pasta ke dalam mold hingga terisi penuh, kemudian meletakkan di
atas plat kaca dan meratakan permukaan atasnya.
2. Memasang jarum Vicat Apparatus sampai menyentuh permukaan atas pasta.
3. Setiap 15 menit, jarum dijatuhkan sehingga menembus pasta selama 30 detik.
4. Membuat grafik hubungan antara waktu dan penurunan tersebut.
5. Membaca hasil pengujian.

Mengamati Hasil
Pr

Analisa Data

 Kesimpulan

 Selesai

Gambar VI.1 Alur Kerja Pengujian Ikatan Awal Semen.


7. Data Pengamatan
Percobaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Waktu (menit) 0 15 30 45 60 75 90 105 120
Penurunan (mm) 40 25 15 10 8 7 6 4 3
Tabel VI.1 Pengamatan Penurunan Jarum Vicat Apparatus

Grafik Hubungan antara Waktu dengan Penurunan


45
40
Penurunan (mm)

35
30
25 Penurunan 25 mm terjadi
pada waktu 15 menit
20
15
10
5
0
0 15 30 45 60 75 90 105 120

Waktu (menit)

Grafik VI.1 : Hubungan Waktu Dengan Penurunan Pemeriksaan Ikatan


Awal Semen
8. Kesimpulan
Pada pengujian ikatan awal semen, penurunan 25 mm terjadi pada
waktu 15 menit.
Dari segi alat, alat yang digunakan, pada ujung jarum viscat
apparatus masih terdapat semen kering yang menempel sehingga
mempengaruhi penetrasi.
9. Saran-saran
a. Untuk memperoleh hasil praktikum yang baik, dibutuhkan ketelitian dan
kecermatan dalam melakukan praktikum.
b. Memahami terlebih dahulu semua peralatan yang akan digunakan dalam
praktikum.
10. Gambar Alat-Alat Praktikum Pengujian Ikatan Awal Semen

Gambar VI.2 Stopwatch Gambar VI.3 Vicat


Apparatus

Gambar VI.4 Mold Gambar VI.5 Adonan Semen

Gambar VI.6 Cawan


B. Berat Jenis Semen (SNI 03-6820-2002)
1. Maksud dan Tujuan
a. Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai oegangan dan acuan
untuk melakukan pengujian berat isi semen Portland.
b. Tujuan
Tujuan metode ini untuk mendapatkan nilai berat isi semen
Portland, yang digunakan untuk pengendalian mutu semen.
2. Dasar Teori
Menurut SNI – 7064 – 2004 PCC (Portland Composite Cement)
merupakan bahan pengikat hidrolus hasil penggilingan bersama-
sama terak semen Portland dan gips dengan satu atau lebih bahan
anorganik hasil pencampuran antara bubuk semen Portland dengan
bubuk bahan anoranik lain. Bahan anorganik tersebut antara lain
terak tanur tinngi (Blast Furnaceslag), pozzolan, senyawa asilikat,
batu kapur dengan kadar total bahan anorganik 6% - 35% dari massa
semen Portland. Berat jenis semen yang disyaratkan SK SNI 15 -
2531 -1991 berkisar antara 3.00 – 3.20 t/m3.
Berat jenis semen perlu diketahui krena digunakan dalam
hitungan perbandingan campuran beton. Kegunaannya adlah untuk
konstruksi umum seperti pekerjaan beton, pasangan bata, selokan,
jlan, pracetak, beton pratekan, panel beton, bata beton (paving block)
dan sebagainya.
3. Bahan yang digunakan :
a. Adonan semen portland.
b. Minyak tanah / Kerosin
4. Alat yang digunakan
a. Botol Le Chatelier
b. Timbangan (ketelituian 0,1 gram)
c. Cawan, alat tulis, alat hitung
d. Termometer
5. Cara Kerja
a. Siapkan alat dan bahan
b. Isi botol Le Chatelier dengan kerosin atu naptha sampai skala antara
0-1, keringkan bagian dalam botol di atas permukaan cairan.
c. Masukkan botol yang berisi cairan ke dalam bak air, biarkan sampai
diperoleh suhu yang konstan. Kemudian baca skala pada botol (V1)
d. Masukkan benda uji semen ke dalam botol sedikit demi sekit, jaga
agar tidak benda uji yang menempel pada botol di atas permukaan
cairan
e. Setelah semua benda uji dimasukkan, putar botol dengan posisi
miring secara perlahan-lahan sampai gelembung udara tidak timbul
lagi pada permukaan cairan. (±20 menit)
f. Masukkan kembali botol ke dalam air, biarkan sampai diperoleh
suhu konstan. Kemudian baca skala pada botol.
6. Alur Kerja Berat Jenis Semen

Mulai

Mempersiapkan Alat dan Bahan :


a. Semen portland
b. Minyak tanah / Kerosine
c. Botol Le Chatelier
d. Timbangan (ketelitian 0,1 gram)
e. Termometer
f. Alat bantu lain

Langkah Kerja :
a. Siapkan alat dan bahan
b. Isi botol le chatelier dengan kerosin atau naptha sampai skala
antara 0-1, keringkan bagian dalam botol di atas permukaan cairan
c. Masukkan botol yang beriis cairan ke dalam bak air biarkan
sampai diperoleh suhu yang konstan kemudian baca skala pada
botol (V1)
d. Masukkan benda uji semen le dalam botol sedikit demi sedikit,
jaga agar tidak ada benda uji yang menempel pada dinding botol
diaas permukaan cairan
e. Setelah semua benda uji dimasukkan, putar botol dengan posisi
miring secara perlahan sampai gelembung udara tidak timbul lagi
pada permukaan cairan (±20 menit)
f. Masukkan kembali botol ke dalam bak air, biarkan sampai
diperoleh suhu konstan. Kemudian baca skala pada botol (V2)

Mengamati Hasil
Percobaan
Analisis Data

Kesimpulan

Selesai

Gambar VI.5 Alur Kerja Berat Jenis Semen


7. Data Pengamatan

Bend Volume Volume Berat Benda Berat Jenis


a Uji Kerosin Kerosin+Semen V2-V1 Uji Semen
(V1) (V2) W (Gram) W/(V2-V1)*d
I 0.2 21.5 21.3 64 3.00
II 0.4 22.7 22.3 64 2.87
lll 0.7 21.6 20.9 64 3.06
IV 0.4 21.7 21.3 64 3.00
V 0.1 21.3 21.2 64 3.02
Berat Jenis Semen Rata-Rata 2.99

d = Berat jenis Air : 1


8. Analisa Data
W
x d
(V 2  V1)
Berat Jenis 1 =
x 1


gr/cm3
9. Kesimpulan
Nilai Berat Jenis yang didapat adalah 3,00 gr/cm3 dan sudah sesuai
spesifikasi SK SNI 03 – 2531 – 1991 dengan nilai 3,00 – 3,20.
10. Kendala
a. Pada saat menuangkan semen lebih berhati-hati agar tidak tumpah
karena akan berpengaruh pada berat jenis.
b. Saat pembacaan bejana harus teliti dan cermat.
11. Gambar Alat dan Bahan Praktikum Berat Jenis Semen

Gambar VI.8 Minyak Tanah Gambar VI.9 Semen


Portland

Gambar VI.10 Botol Le Gambar VI.11 Timbangan


Chatelier

Gambar VI.12 Cawan Gambar VI.13 Termometer

Anda mungkin juga menyukai