Anda di halaman 1dari 27

Kelompok

14

BAB I
PENDAHULUAN

Material bangunan merupakan salah satu bagian yang tidak bisa ditingggalkan dalam
suatu proyek bangunan.

Untuk mendapatkan mutu bahan bangunan yang memenuhi syarat perlu diadakan suatu
pengujian teradap bahan tersebut. Bahan yang akan di uji antara lain, semen, pasir, kerikil.
Bahan tersebut yang akan digunakan untuk membuat suatu percobaan pembuat beton.

Fakultas Teknik Sipil Universitas Semarang memasukan kegiatan praktikum, khususnya


praktikum bahan bangunan yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada
mahasiswanya tentang cara cara pengujian mutu bahan bangunan seperti pasir, kerikil,
semen dan kuat tekan beton.

Dengan diadakan kegiatan tersebut, maka mahasiswa diharapkan mampu mengetahui


material bahan bangunan yang bermutu baik, sehinggadapat memilih material yang sesuai
dengan kebutuhan proyek.

Praktikum Teknologi Bahan Bangunan

1
Kelompok
14

BAB II
PERCOBAAN KONSITENSI NORMAL DAN
PERMULAAN PENINGKATAN AIR SEMEN / PC

2.1 TUJUAN PERCOBAAN


1. Menetukan banyaknya air yang dibutuhkan untuk mencapai konsistensi normal
semen / PC
2. Menentukan permulaan peningkatan dari semen / PC

2.2 BAHAN PERCOBAAN


1. Semen / PC
2. Air ledeng secukupnya
3. Minyak / Pelumas

2.3 ALAT PERCOBAAN


1. Timbangan
2. Mangkuk Porselin dan Penumbuk (cawan)
3. Cincin ebonite
4. Gelas ukur 100 cc
5. Alat vikat lengkap dengan peralatan jarumnya
6. Plat kaca ukuran 15 x 15 x 0,5
7. Pisau / sendok pengaduk
8. Stop Wacth
9. Termometer
10. Gelas Ukur 5 ml
11. Pipet

Praktikum Teknologi Bahan Bangunan

2
Kelompok
14

2.4 CARA KERJA


1. Memeriksa dahulu alat alat yang digunakan apakah sudah bersih dan kering.
2. Mencoba dulu vikat, biar jarumnya mengenai dasar, arum penunjuknya harus
berada pada strip paling bawah (0mm)
3. Hal ini berlaku untuk jarum 10 mm maupun jarum 1mm, bagian dalam cincin
ebonite diberi sedikit minyak supaya licin di atas plat kaca 15 x 15 x 0,5 cm
dengan diameter kecil di atas dn diameter besar dibawah.
4. Menimbang semen yang disediakan sebanyak kuramg lebih 300 gram dan
taruhlah semen kedalam mangkok porselin / cawan.
5. Setelah itu mencampur air dengan prosentase tertentu dengan berat semen.
6. Mengaduk dengan segera semen dan air tersebut selama kurang lebih 3 menit,
sehingga diperoleh suatu jenangan yang plastis. Menetukan waktu pada saat
menungkan jenangan tersebut kedalam cincin sampai penuh.
7. Ketuk ketuk cincin ebonite yang terisi jenangan semen dan perlahan
perlahan untuk menghilngkan gelembong gelembung udara yang terdpat dalam
jenangan semen.
8. Meratakan permukaan cincin dengan sendok pengaduk. Meletakan plat kaca
berikut cincin yang terisi jenangan semen tadi pada alat vikat.
9. Menggunakan jarum dengan diameter 10 mm, kemudian melepaskan jarum
secara bebas akibat beban sendiri (berat alat vikat dan jarum = 300 gram) maka
jarum akan menembus pasta semen.
10. Setelah 30 detik penurunan dalam menembus jenangan semen, matikan secrup
pengunci dan baca penurunanya. Selama percobaan maka di jaga jangan samapi
pengaruh adanya goncanagan goncangan ataupun getaran getaran.
11. Percobaan di atas diulang dengan persentase jumlah air sedemikian sehingga
diperoleh konsistensi normal.
12. Dari data data tersebut dapat digambarkan grafik dari hasil konsistensi
normalnya, yang didapat penurunan 10 mm, persentase air ini yang di perlukan
sebagai absis dan penurunan jarum sebagai koordinat.

Praktikum Teknologi Bahan Bangunan

3
Kelompok
14

13. Dalam grafik dapat dihitung jumlah pemakaian air yang digunakan untuk
mendapatkan lensistensi normal dalam persen berat semen yang digunakan.
14. Mencatat suhu kamar setiap kali melakukan pengujian.

2.5 HASIL PERCOBAAN


1. KONSISTENSI NORMAL
NO BERAT SEMEN PROSENTASE PENURUNAN SUHU KETERANGAN
(gram) AIR (%) JARUM (mm) (C)
1 300 24 ( 72 ml ) 0 30 Semen Gresik
2 300 25 ( 75 ml ) 0 31 Semen Gresik
3 300 26 ( 78 ml ) 13 31 Semen Gresik

Catatan :

1. Pada percobaan ini harus dihindari adanya getaran ataupun goncangan.


2. Tusukan jarum selama percobaan (peningkatan awal) tidak lebih dari 5 mm dengan sisi
dalam ebonite.
3. Juga pengaruh hembusan angin, perubahan suhu serta kelembapan udara.

Praktikum Teknologi Bahan Bangunan

4
Kelompok
14

2. WAKTU PENINGKATAN AWAL


NO WAKTU PENURUNAN PENURUNAN SUHU RUANG KETERANGAN
(Menit) (mm) (C)
1 0 41 31 Semen Gresik
2 15 41 31 Semen Gresik
3 30 41 31 Semen Gresik
4 45 40 31 Semen Gresik
5 60 23 31 Semen Gresik

2.6 PEMBAHASAN
1. Setelah dilakukan percobaan maka akan diperoleh data dan dari data tersebut
dibuat grafik.
2. Dari grafik tersebut diketahui bahwa semen gresik dengan berat 300 gram
dengan suhu ruang 31o C memerlukan air sebanyak 30%/100% x 300 = 90 cc,
maka semen gresik memerlukan untuk mengalami pengikatan awal pada waktu
118 menit.

2.7 KETENTUAN KETENTUAN


1. Waktu peningkatan awal untuk segala macam semen tidak boleh kurang dari 60
menit dan tidak boleh lebih dari 120 menit.
2. Kelembaban ruangan tidak kurang dari 50 %
3. Air untuk pembuatan tidak boleh mengandung minyak asam alkali, garam,
bahan bahan organis atau bahan lain yang dapat mempengaruhi.

2.8 KESIMPULAN

Konsistensi normal yang dicapai pada komposisi semen 300 gram dan prosentase air
sebanyak 30% adalah sebesar 11 mm.

Praktikum Teknologi Bahan Bangunan

5
Kelompok
14

Konsistensi normal adalah suatu kondisi standar yang menunjukkan kebasahan pasta.
Pengikatan awal semen mencapai penurunan kurang dari 25 mm di menit ke 90.

2.9 SARAN SARAN

Pada percobaan ini hindari adanya getaran getaran ataupun goncangan goncangan
Tusukan jarum selama percobaan tidak lebih dekat dari 5mm satu sama lainnya dan
tidak lebih dekat dari 10 mm dari sisi ebonit bagian dalam
Ketuk-ketuk cincin ebonit, guna membantu pengeluaran udara yang tertinggal dalam
campuran semen pada waktu memasukan semen.

Praktikum Teknologi Bahan Bangunan

6
Kelompok
14

BAB III

MIX DESIGN CONCRETE CARA SNI

3.1 Rencana campuran beton dengan ketentuan sbb:

1. Kuat tekan (Fc) = 35 Mpa pada umur 28 hari


2. Untuk Beton Poer sedalam 3m, pada kondisi kering
3. Berat jenis pasir 2,6 dan berat jenis kricak 2,6 dan semen jenis 1
4. Kricak batu pecah dengan butiran 40mm, pasir alam golongan 2
5. Pengawasan Sangat Baik, slump 90mm
6. Rasio campuran agregat halus dan kasar 40% : 60%
7. Kontraktor pengalaman pekerjaan beton dengan (data uji 25 data)

Catatan : Tabel dapat diambil dari tugas bahan bangunan (tugas mix design)

3.2 SOLUSI :

1. Fc = 35 Mpa, umur 28 hari


2. Sd = 3,5 ( Pengendalian sangat baik ) K= 1,03 ( Pengalaman data 25 )
3. M = K.Sd = 1,03x 3,5 = 3,605 Mpa
1. Pelaksana belum pengalaman / catat uji < 15 data, M diambil = 12Mpa
2. Pelaksana pengalaman / data > 15 data sesuai poin 2
4. Fcr = Fc + M = 35 + 3,605 = 38,605 Mpa
5. Semen tipe 1
6. Agregat kasar batu pecah
7. Fas ( dari gambar 7.8 ) = 0,48
(faktor air semen = rasio air : semen)

Dengan gambar 7.9 = 0,54

8. Fas maksimum ( Table 7.12 ) = 0,55


9. Slump ( Table 7.13 ) / sudah ditentukan = 90 mm

Praktikum Teknologi Bahan Bangunan

7
Kelompok
14

10. Agregat maksimum / ditentukan = 40 mm


11. Kebutuhan air (A) Table 7.14 / pasir alam, kerikil, batu pecah, maka :

A = 0,4 x 175+0.6 x 205 = 193 liter/m3

12. Kebutuhan semen (dari poin 7dan11) =193 : 0,48 = 402,083 Kg/M3
13. Kebutuhan semen min ( tabel 7.15 ) = 325 Kg/M3
14. Dari no 12 dan 13 di pakai yang lebih besar = 402,083Kg/M3
15. Penyusuaian fas, poin 14 tak merubah hitungan poin 12, fas tak perlu
penyesuaian
16. Pasir golongan 2 diketahui
17. Persen pasir terhadap campuran 40%
18. BJ campuran agregat halus dan kasar = 2,6t/M3
Bila belum diketahui dihitung dengan rumus
BJ camp = P / 100 x BJ Agh + K / 100 x BJ Agk
19.Berat beton ( gambar 7.11 ) = 2375 Kg/M3
20. Kebutuhan agregat halus dan kasar = Wah + Wak = W beton A S
Wah + Wak = 2375 193 402,083 =1779,917 Kg/M3
21.Kebutuhan pasir Wah = 40 / 100 x 1779,917 =711,967 Kg/M3
22. Kebutuhan Kricak Wak = (Wah + Wak ) Wah
= 1779,917 711,967 =1068,274 Kg/M3

1M3 Beton ( Berat Beton 2375 Kg/M3 ) Diperlukan :

1. Air = 193 Liter


2. Semen = 402,083 ( 1 Zak = 40 Kg ) = 10,052 Zak
3. Pasir = 711,967 Kg
4. Kricak = 1068,274 Kg

Berat Total 1 M3 adukan beton = 2375.324 Kg

Praktikum Teknologi Bahan Bangunan

8
Kelompok
14

1.Adukan ( 1 Zak Semen atau 0,10 M3 ) Diperlukan :

a. Air = 1/10,052 x 193 = 19,2 = 19,2 liter = 19,2


kg
b. Semen = 402,083 ( 1 Zak = 40 Kg ) = 10,052 Zak
c. Pasir = 1/10,052 x 711,967 = 70, 828 kg
d. Kricak = 1/10,052 x 1068,274 = 106,275 kg
Berat total satu adukan beton = 206,155 kg

Perbandingan Campuran 1 Zak Semen :

a. Semen 40 kg =1
b. Pasir 70,828 / 40 = 1,77 = 2
c. Kricak 106,275 / 40 = 2,657 = 3
d. Air ( Fas ) 19,2 / 40 = 0,48e

Campuran = 1 Sm : 2 Ps : 3 Kr, Fas = 0,48

Praktikum Teknologi Bahan Bangunan

9
Kelompok
14

BAB IV

PERCOBAAN FAKTOR AIR SEMEN DAN SLUMP TEST

4.1 TUJUAN PERCOBAAN


1. Mengenai nilai slump ( mengetahui kekuatan beton )
2. Mengetahui banyaknya air yang dipakai untuk adukan

4.2 ALAT PERCOBAAN


1. Alat Abrams lengkap
2. Stopwach
3. Cetok, Cangkul, dan Skop
4. Cetakan kubus ukuran 15 x 15 x 15 cm atau slinder 15 x 30 cm
5. Compresion test ( soil test atau tanifuji )
6. Gelas ukur plastik 2 liter
7. Saringan plastik
8. Kotak bahan
9. Kunci pas

4.3 BAHAN BAHAN


1. Semen / PC
2. Pasir
3. Kerikil
4. Air ledeng
5. Oli

Praktikum Teknologi Bahan Bangunan

10
Kelompok
14

4.4 CARA KERJA


1. Menimbang semen, pasir, kerikil dengan pertimbangan menurut soal / tugas
saudara.
2. Memasukan kedalam Loyang / Molen dan di campur sampai merata secara
kering, setelah itu tuangkan air kedalam nya yang sesuai sehingga nilai factor air
semen dapat dihitung.
3. Setelah adukan merata betul betul, kemudian dimasukan kedalam kerucut
Abrams yang sudah disiapkan terlebih dahulu.
4. Jika sudah terbentuk adukan yang rata dengan homogeny maka kita siapkan alat
penguji yaitu kerucut terapung dengan diameter diatas 10cm, diameter bawah
20cm, dan tinggi 30cm, atau bisa disebut kerucut Abrams yang diletakan di atas
bidang yang rata dan tidak menyerap air. Setelah itu masukan campuran tersebut
kedalam kerucut Abrams. Pemasukan dilakukan secara bertahap sebanyak 3x
dengan tinggi lapisan yang sama dan masing masing ditusuk tongkat baja yang
berdiameter 16 mm dengan panjang 60 cm yang ujungnya di ulatkan. Penusukan
dilakukan dengan menjatuhkan tongkat tersebut pada ketinggian 50 cm sebanya
10 kali.
5. Setelah bidang atas kerucut Abrams disipat rata maka dibiarkan dahulu selama
30 detik selama waktu itu adukan beton yang tercecer di sekitar kerucut di
bersihkan.
6. Angkat kerucut Abrams pelan pelan secara vertikal dan segera, setelah itu
penurunan tinggi puncak di ukur. Dari pengukuran ini akan didapatkan hasil
slump yang menunjukan kekentalan adukan.
7. Olesi sebagian dalam cetakan kubus dan silinder beton dengan vaselin atau oil.
Dengan adukan beton tersebut masukan kedalam cetakan sebanyak 3 lapis yang
masing-masing ditusuk dengan tongkat besi sebanyak 10 kali, sesudah penuh
maka diratakan dan penomeran kelompok dan tanggal. Biarkan selama 24 jam,
baru cetakan dibuka dan beton benda di uji direndam dalam air selama 7 hari, 14
hari, 21 hari, 28 hari.

Praktikum Teknologi Bahan Bangunan

11
Kelompok
14

8. Setelah itu sesuai hari dan waktu yang di tentukan, pengujian dengan mesin soi
test atau tanifuji dilaksanakan. Penekanan pada bidang sisi kubus yang dalam
cetakan telah menempel pada bidang yang rata. Tekanan dinaikan berangsur
angsur dengan kekuatan 4-6 kg/cm2 setiap detik.

4.5 KESIMPULAN
1. Slump h1 = 9 cm, h2 = 7, h3 = 6 , h Rata rata = 7,33 cm
2. Faktor Air Semen 0,48
3. Pada pekerjaan beton biasa, nilai slump tanpa alat getar umumnya berkisar
antara 12 2, sehingga slump tersebut tidak memenuhi syarat untuk pekerjaan
beton.
4. Slump pada pekerjaan beton harus bersifat work ability , yaitu kemudahan
dalam pekerjaan dimana semakin cair adukan maka semakin memudahkan
dalam proses pengerjaan beton

Praktikum Teknologi Bahan Bangunan

12
Kelompok
14

BAB V

PERCOBAAN KUAT TEKAN BETON

5.1 TUJUAN PERCOBAAN


1. Menentukan kuat tekan beton
2. Untuk mengetahui kelas dan mutu eton

5.2 ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN


1. Timbangan
2. Compression machine
3. Penggaris
4. Benda uji kubus 15 x 15 x 15 cm
5. Benda uji slinder ukuran 30 x 15 cm

5.3 CARA KERJA


1. Mengambil benda uji yang telah direndam selama 7 hari, penampang kubus atau
silinder benda uji diukur dan ditimbang untuk mengetahui beratnya.
2. Melaksanakan pengujian kuat tekan beton dengan alat compression machine (
mesin tekan ) dan diikuti petunjuk berikut ini :
a. Buka pintu rangka dan periksa alat penahan bebas atas kepastian plat
tersebut sudah terpasang dengan baik.
b. Periksa manometer apakah jarum hitam masih menunjukan angka nol.
Arahkan jarum merah tepat pada angka nol yang berhimpit dengan jarm
hitam dengan cara memutar mur pada kaca manometer.
c. Periksa selang hidrolik dan mur sambungan jangan sampai ada yang bocor.
d. Letakkan pada plat benda uji penahan dibawah ini :
1. Untuk benda uji berbentuk silinder akan diletakan plat penahan beban
bahwa tanpa dudukan tambahan.
Praktikum Teknologi Bahan Bangunan

13
Kelompok
14

2. Untuk benda uji kubus diletakkan di atas dudukan tambahan, hal ini
disebabkan sok piston hidrolik terbatas.
e. Tekanlah hidrolik dengan handle pompa dan naikkan tekanan berangsur
angsur dengan kecepatan 4-6 km/cm per detik sampai benda uji pecah, lalu
catat angka berapa jarum merah berhenti.
f. Jaga baik baik agar piston hidrolik yang naik melebihi 10 cm karena akan
mengakibatkan kerusukan.
1. Untuk menurunkan pompa hidrolik, putarlah kran berlawanan arah
dengan arah jarum jam.
2. Ulangi pengajian ini untuk benda lain, dengan usia yang berbeda sesuai
ketentuan.

Perbandingan kuat tekan beton pada umur yang berbeda :

Umur beton ( hari ) 7 14 21 28

PC Biasa 65% 88% 95% 100%

PC dengan kekuatan awal tinggi 75% 90% 95% 100%

5.4 PERHITUNGAN
1. Berat isi = Berat
Volume

Volume Kubus = sisi x sisi x sisi (M3)


a. Kubus 1 = 7,77 = 2566,667 Kg/M3
0,003
b. Kubus 2 = ___8 = 2666,667 Kg/M3
0,003
Praktikum Teknologi Bahan Bangunan

14
Kelompok
14

c. Kubus 3 = 9,6 = 2400 Kg/M3


0,004
d. Kubus 4 = 9,6 = 2400 Kg/M3
0,004
e. Kubus 5 = 7,2 = 1800 Kg/M3
0,004

Volume Slinder = x x D2 x t
a. Slinder 1 = 12,4 = 2480 Kg/M3
0,005
b. Slinder 2 = 12,6 = 2520 Kg/M3
0,005
c. Slinder 3 = 14,3 = 2860 Kg/M3
0,005
d. Slinder 4 = 11,8 = 2360 Kg/M3
0,005
e. Slinder 5 = 11,8 = 2360 Kg/M3
0,005

2. Tegangan beton berumur 7 hari

Kubus 1
Luas Penampang = 216,09 cm2
Kuat Tekan = 290 K Newton = 290 x 102 = 29580 Kg
Tegangan Fc 7 Hari = Kuat Tekan = 29580
Luas Penampang 216,09
= 136,887 Kg/cm2
= 13,689 Mpa

Praktikum Teknologi Bahan Bangunan

15
Kelompok
14

Estimasi tegangan dari7 hari ke 28 hari


Rumus perbandingan Fc 7 : 28 = 0,65 : 1,00
K 7 Hari = 39,111x 1,00 = 60,171Mpa
0,65
Konversi kubus ke silinder Fc = 0,35 K
K = 13,689 : 0,35 = 39,111 Mpa Tidak Memenuhi

Silinder 1
Luas Penampang = 176,625 cm2
Kuat Tekan = 200 K Newton = 200 x 102 = 20400 Kg
Tegangan Fc 7 Hari = Kuat Tekan = 20400
Luas Penampang 176,625
= 115,499 Kg/cm2
= 11,55 Mpa
Estimasi tegangan ke 7, 21, dan 28 hari
Rumus perbandingan Fc 7 : ( Fc 21/28 ) = 0,65 : ( 0,95 ; 1,00 )
Fc 7 Hari = 33 x 1,00 = 50,769 Mpa
0,65

3. Tegangan beton umur 14 Hari


Kubus 2
Luas Penampang = 216,09 cm2
Kuat Tekan = 410 K Newton = 410 x 102 = 41820 Kg
Tegangan Fc 14 Hari = Kuat Tekan = 41820
Luas Penampang 216,09
= 193,53 Kg/cm2
= 19,353 Mpa

Praktikum Teknologi Bahan Bangunan

16
Kelompok
14

Estimasi tegangan ke 14 dan 28 hari


Rumus perbandingan Fc 14 : Fc 28 = 0,88 : 1,00
K 14 Hari = 55,294 x 1,00 = 62,834 Mpa
0,88
Konversi kubus ke silinder Fc = 0,88 K K = Fc / 0,35
K = 19,353 x 0,35 = 55,294 Mpa Tidak Memenuhi

Silinder 2
Luas Penampang = 171,946 cm2
Kuat Tekan = 280 K Newton = 280 x 102 = 28560 Kg
Tegangan Fc 14 Hari = Kuat Tekan = 28560
Luas Penampang 171,946
= 166,099 Kg/cm2
= 16,61 Mpa
Estimasi tegangan ke 14 dan 28 hari
Rumus perbandingan Fc 14 : Fc 28 = 0,88 : 1,00
Fc 14 Hari = 47,457 x 1,00 = 53,928 Mpa
0,88
Konversi silinder ke silinder tetap
K = 47,457 Mpa Tidak Memenuhi

4. Tegangan beton umur 21 hari


Kubus 3
Luas Penampang = 240,25 cm2
Kuat Tekan = 480 K Newton = 480 x 102 = 48960 Kg
Tegangan Fc 21 Hari = Kuat Tekan = 48960
Luas Penampang 240,25
= 203,788Mpa/cm2
= 20,379 Mpa

Praktikum Teknologi Bahan Bangunan

17
Kelompok
14

Estimasi tegangan dari 21 hari ke 28 hari


Rumus perbandingan Fc 21 : Fc 28 = 0,95 : 1,00
K 21 Hari = 58,226 x 1,00 = 61,29 Mpa
0,95
Konversi kubus ke silinder Fc = 0,35 K
K = 20,379 : 0,35 = 58,226 Mpa Tidak Memenuhi

Silinder 3
Luas Penampang = 176,625 cm2
Kuat Tekan = 320 K Newton = 320 x 102 = 32640 Kg
Tegangan Fc 21 Hari = Kuat Tekan = 32640
Luas Penampang 176,625
= 184,798 Kg/cm2
= 18,48 Mpa
Estimasi tegangan dari 21 hari ke 28 hari
Rumus perbandingan Fc 21 : Fc 28 = 0,95 : 1,00
Fc 21 Hari = 52,8 x 1,00 = 55,578 Mpa
0,95
Konversi silinder ke silinder tetap
K = 52,8 Mpa Tidak Memenuhi

5. Tegangan beton 28 hari


Kubus 4
Luas Penampang = 231,04 cm2
Kuat Tekan = 550 K Newton = 550 x 102 = 56100 Kg
Tegangan Fc 28 Hari = Kuat Tekan = 56100
Luas Penampang 231.04
= 242,815 Kg/cm2
= 24,282 Mpa

Praktikum Teknologi Bahan Bangunan

18
Kelompok
14

Estimasi tegangan ke 28 hari


Rumus perbandingan Fc 28 : Fc 28 = 1,00 : 1,00
K 28 Hari = 69,377 x 1,00 = 69,377 Mpa
1,00
Konversi kubus ke silinder Fc = 0,35 K
K = 24,282 : 0,35 = 69,377 Mpa Tidak Memenuhi
Silinder 4
Luas Penampang = 176,625 cm2
Kuat Tekan = 380 K Newton = 380 x 102 = 38760 Kg
Tegangan Fc 28 Hari = Kuat Tekan = 38760
Luas Penampang 176,625
= 219,448 Kg/cm2
= 21,945 Mpa
Estimasi tegangan ke 28 hari
Rumus perbandingan Fc 28 : Fc 28 = 1,00 : 1,00
Fc 28 Hari = 62,699 x 1,00 = 62,699 Mpa
1,00
Konversi silinder ke silinder tetap
K = 62,699 Mpa Tidak Memenuhi

Kubus 5
Luas Penampang = 234,09 cm2
Kuat Tekan = 520 K Newton = 520 x 102 = 53040 Kg
Tegangan Fc28 Hari = Kuat Tekan = 53040
Luas Penampang 234,09
= 226,58 Kg/cm2
= 22,658 Mpa

Praktikum Teknologi Bahan Bangunan

19
Kelompok
14

Estimasi tegangan ke 28 hari


Rumus perbandingan Fc 28 : Fc 28 = 1,00 : 1,00
K 28 Hari =64,737 x 1,00 = 64,737 Mpa
1,00
Konversi kubus ke silinder Fc = 0,35 K
K = 22,658 : 0,35= 64,737 Mpa Tidak Memenuh

Silinder 5
Luas Penampang = 176,625 cm2
Kuat Tekan = 210 K Newton = 210 x 102 = 21420 Kg
Tegangan Fc 28 Hari = Kuat Tekan = 21420
Luas Penampang 176,625
= 121,274 Kg/cm2
= 12,127Mpa

Estimasi tegangan ke 28 hari


Rumus perbandingan Fc 28 : ( Fc 28 ) = 1,00 : ( 1,00 )
Fc 28 Hari = 34,650 x 1,00 = 34,650 Mpa
1,00
Konversi silinder ke silinder tetap
K = 34,650 Mpa Tidak Memenuhi

Praktikum Teknologi Bahan Bangunan

20
Kelompok
14

GRAFIK KUAT TEKAN BETON

25

20

15
kubus
silinder
10

0
7 hari 14 hari 21 hari 28 hari

5.5 EVALUASI
1. Persiapan pekerjaan beton
Kekuatan beton yang diproduksi dilapangan mempunyai kecenderungan untuk
bervariasi dari adukan ke adukan. Besar variasi itu tergantung dari berbagai faktor, antara lain
:
a. Variasi mutu beton (agregat) dari satu adukan ke adukan berikutnya
b. Variasi cara pengadukan
c. Stabilitas kerja
Atas adanya variasi kekuatan beton itu maka diperlukan pengawasan terhadap mutu
agar diperoleh kuat tekan beton yang hampir seragam dan memenuhi kuat tekan yang
disyaratkan dalam Rencana Kerja dan Syarat syarat ( bestek ).

Praktikum Teknologi Bahan Bangunan

21
Kelompok
14

Cara pengawasan mutu dilakukan dengan cara mengambil contoh contoh adukan
secara acak yang kemudian dibuat benda uji silinder dan bebrapa adukan yang dibuat
sehingga mencerminkan mutu variasi beton selama proses pembuatan beton berlangsung.

2. Evaluasi Pekerjaan Beton


Pengawasan selanjutan adalah pengendalian mutu beton yaitu menjaga agar beton yang
dibuat di lapangan mempunyai kuat tekan sesuai yang diharapkan sebelumnya, yaitu
mempunyai kuat tekan yang tidak kurang dari kuat tekan yang disyaratkan dalam Rencana
Kerja dan Syarat Syarat.
Dalam buku Perencanaan Campuran dan Pengendalian Mutu Beton tercantum bahwa
beton yang dibuat dapat dinyatakan memenuhi syarat (mutunya tercapai) jika persyaratannya
berikut terpenuhi :
a. Nilai rata rata dari semua pasangan uji yang masing masing pasangan terdiri
dari 4 hasil uji tekan tidak kurang (fc +0,82 sd)
b. Tidak satupun hasil uji (rata rata dari dua silinder)
Jika salah satu dari dua persyaratan tersebut tidak terpenuhi, maka untuk adukan
berikutnya harus diambil langkah langkah untuk meningkatkan kuat tekan rata rata
betonya.
Khusus jika persyaratan ke 2 tidak terpenuhi maka selain memperbaiki adukan beton
berikutnya harus diambil langkah langkah untuk memastikan bahwa daya dukung struktur
beton yang sudah dibuat masih tidak membahayakan terhadap beton yang akan ditahan.
Langkah-langkah itu antara lain :
a. Analisa ulang struktur berdasarkan kuat tekan beton sesungguhnya (actual)
b. Uji tidak merusak ( non destruktive test), misalnya dengan Schimiat Rebound
hammer (hammer test), pill test, ultrasonic test, atau semi destructive yaitu bos
inti dan sebagainya.

Praktikum Teknologi Bahan Bangunan

22
Kelompok
14

3. Evaluasi Mutu Perawatan Beton di Lapangan


Benda uji yang diambil untuk contoh harus dibuat dan dirawat sesuai cara perawatan di
laboraturium, misalnya disimpan dalam udara lembab, dalam pasir basah, atau direndam
dalam air. Hasil dari benda uji ini merupakan gambaran dari hasil pembuatan adukan beton
pada struktur yang sebenarnya di lapangan.
Untuk memriksa mutu pelaksanaan perawatan dan pelindungan dari beton yang dibuat
dilapangan, dilakukan dengan membuat benda uji silinder beton yang dirawat di lapangan
yang dicetak pada saat yang sama dan sambil dari contoh yang sama dari benda uji yang diuji
yang dirawat di laboraturium.
Cara perawatan dilapangan harus ditingkatkan apabila kuat tekan benda uji yang
dirawat dilapangan kurang dari 85% dari kuat tekan uji yang dirawat dilapangan masih lebih
tinggi dari fc +4 Mpa.

4. Langkah langkah yang Harus Diambil jika Hasil Uji Beton Kurang
Memuaskan

Apabila hasil pemeriksaan benda uji yang dirawat di laboratoroium menunjukkan


bahwa ada salah satu benda uji (rata-rata dari benda uji yang diambil dari beton pada saat
yang sama) yang kuat tekannya kurang dari 85% kuat yang disyaratkan, maka harus
mengambil langkah untuk memastikan bahwa struktur beton masih mempunyai daya dukung
beban yang cukup, artinya tidak membahayakan.

Langkah pertama yang dapat diambil antara lain melakukan analisa ulang struktur
berdasarkan kuat tekan beton yang actual. Jika langkah pertama telah menunjukkan bahwa
struktur tidak mampu menahan beban yang bekerja, langkah kedua adalah uji tidak mmerusak
(non destructive test) misalnya hammer test atau semi destructive test yaitu bor inti pada
daerah yang diperkirakan kurang memenuhi syarat.

Praktikum Teknologi Bahan Bangunan

23
Kelompok
14

Alat uji ini Schmiant hammer test ditemukan pada 198 dan sangat populer digunakan
karena sederhana. Alat ini mengukur besar pantulan dari massa besi keras yang dibentuurkan
pada permukaan beton dengan satuan rumus dengan teoritis yang menghubungkan antara
besar pantulan dan kuat tekan benton nampaknya belum ada, jadi hanya hubungan empiris
saja yang dipakai.

Karena sebenarnya yang tercakup adalah kekerasan permukaan beton maka hal hal
berikut dapat diperhatikan:

a. Lapisan permukaan yang sudah dilapisi plester harus dikkupasdan permukaan beton
yang harus dihaluskan.
b. Permukaan beton harus kering.
c. Bagian beton yang diuji harus kaku
Beberapa hal yang penting yang perlu diperhatikan dalam uji coba bor inti, adalah
(SKSNNI-61-1990-80):
a. Umur beton yang di bor minimum 14 hari
b. Diameter benda uji inti minimum sebesar 3x ukuran maksimum kerikil yang ada
dalam betonnya.
c. Pengeboran harus tegak lurus pada element struktur.
d. Titik bor harus dipilih pada tempat yang tidak membahayakan struktur, misalnya
jangan dekat sambungan atau momen maksimum.
e. Lubang bor jangan memotong tulangan utama.
f. Lubang bor harus segera ditutup dengan beton yang mutunya tidak kurang dari beton
semula.

Praktikum Teknologi Bahan Bangunan

24
Kelompok
14

Selanjutnya kuat tekan beton dianggap tidak membahayakan jika hasil uji inti ini dapat
memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Kuat tekan rata rata dari tiga benda uji inti ( satu titik bor diambil tiga benda uji )
mempunyai kuat tekan tidak kurang dari 0,85 fc.
b. Kuat tekan masing masing benda uji bor inti tidak ada satupun yang kurang dari 0,75
fc.

Jika hasil uji bor inti ternyata menunjukkan bahwa beton tidak memenuhi syarat maka
langkah berikutnya dapat berupa uji beban untuk menguji bagian struktur yang diragukan atau
langkah langkah lain yang dianggap tepat oleh penanggung jawab proyek.

Praktikum Teknologi Bahan Bangunan

25
Kelompok
14

BAB VI
PENUTUP

5.6 Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang sudah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

Benda Uji Lama Percobaan


7 hari 14 hari 21 hari 28 hari 28 hari
Kubus 13,689 19,353 20,379 24,282 22,658
(Mpa)
Silinder 11,55 16,61 18,48 21,945 12,127
(Mpa)

Jadi dari percobaan di atas tidak ada yang memenuhi syarat mutu beton fc+35.

Sebab-sebab tidak tercapainya rencana mutu beton fc+35

a. Penyaringan kricak dan pasir yang kurang sempurna.


b. Penimbangan semen, kricak, dan pasir kurang teliti.
c. Pengadukan beton kurang merata karena dilakukan oleh tenaga manusia.
d. Kebanyakan Air pada pegaduka beton sehingga beton terlalu encer.

5.7 Saran - Saran


1. Saat melakukan slump test harus berhati - hati, teliti dan cermat
2. Ikuti petunjuk asisten menggunakan percobaan dengan mesin
3. Berhati hati saat melakukan pekerjaan dengan mesin.

Praktikum Teknologi Bahan Bangunan

26
Kelompok
14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

atas rahmat karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan

Teknologi Bahan Bangunan Mix Design Concrete, dan kami berterima kasih

pada Bapak Drs. Sutarno, ST, MT selaku dosen pengampu mata kuliah Teknologi

Bahan Bangunan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menyelesaikan

tugas Teknologi Bahan Bangunan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam

tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari yang diharapkan.

Semoga tugas ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya

laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami maupun yang membacanya.

Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang

berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan masa

depan

Semarang, 23 Desember 2014

Penulis

Praktikum Teknologi Bahan Bangunan

27

Anda mungkin juga menyukai