14
BAB I
PENDAHULUAN
Material bangunan merupakan salah satu bagian yang tidak bisa ditingggalkan dalam
suatu proyek bangunan.
Untuk mendapatkan mutu bahan bangunan yang memenuhi syarat perlu diadakan suatu
pengujian teradap bahan tersebut. Bahan yang akan di uji antara lain, semen, pasir, kerikil.
Bahan tersebut yang akan digunakan untuk membuat suatu percobaan pembuat beton.
1
Kelompok
14
BAB II
PERCOBAAN KONSITENSI NORMAL DAN
PERMULAAN PENINGKATAN AIR SEMEN / PC
2
Kelompok
14
3
Kelompok
14
13. Dalam grafik dapat dihitung jumlah pemakaian air yang digunakan untuk
mendapatkan lensistensi normal dalam persen berat semen yang digunakan.
14. Mencatat suhu kamar setiap kali melakukan pengujian.
Catatan :
4
Kelompok
14
2.6 PEMBAHASAN
1. Setelah dilakukan percobaan maka akan diperoleh data dan dari data tersebut
dibuat grafik.
2. Dari grafik tersebut diketahui bahwa semen gresik dengan berat 300 gram
dengan suhu ruang 31o C memerlukan air sebanyak 30%/100% x 300 = 90 cc,
maka semen gresik memerlukan untuk mengalami pengikatan awal pada waktu
118 menit.
2.8 KESIMPULAN
Konsistensi normal yang dicapai pada komposisi semen 300 gram dan prosentase air
sebanyak 30% adalah sebesar 11 mm.
5
Kelompok
14
Konsistensi normal adalah suatu kondisi standar yang menunjukkan kebasahan pasta.
Pengikatan awal semen mencapai penurunan kurang dari 25 mm di menit ke 90.
Pada percobaan ini hindari adanya getaran getaran ataupun goncangan goncangan
Tusukan jarum selama percobaan tidak lebih dekat dari 5mm satu sama lainnya dan
tidak lebih dekat dari 10 mm dari sisi ebonit bagian dalam
Ketuk-ketuk cincin ebonit, guna membantu pengeluaran udara yang tertinggal dalam
campuran semen pada waktu memasukan semen.
6
Kelompok
14
BAB III
Catatan : Tabel dapat diambil dari tugas bahan bangunan (tugas mix design)
3.2 SOLUSI :
7
Kelompok
14
12. Kebutuhan semen (dari poin 7dan11) =193 : 0,48 = 402,083 Kg/M3
13. Kebutuhan semen min ( tabel 7.15 ) = 325 Kg/M3
14. Dari no 12 dan 13 di pakai yang lebih besar = 402,083Kg/M3
15. Penyusuaian fas, poin 14 tak merubah hitungan poin 12, fas tak perlu
penyesuaian
16. Pasir golongan 2 diketahui
17. Persen pasir terhadap campuran 40%
18. BJ campuran agregat halus dan kasar = 2,6t/M3
Bila belum diketahui dihitung dengan rumus
BJ camp = P / 100 x BJ Agh + K / 100 x BJ Agk
19.Berat beton ( gambar 7.11 ) = 2375 Kg/M3
20. Kebutuhan agregat halus dan kasar = Wah + Wak = W beton A S
Wah + Wak = 2375 193 402,083 =1779,917 Kg/M3
21.Kebutuhan pasir Wah = 40 / 100 x 1779,917 =711,967 Kg/M3
22. Kebutuhan Kricak Wak = (Wah + Wak ) Wah
= 1779,917 711,967 =1068,274 Kg/M3
8
Kelompok
14
a. Semen 40 kg =1
b. Pasir 70,828 / 40 = 1,77 = 2
c. Kricak 106,275 / 40 = 2,657 = 3
d. Air ( Fas ) 19,2 / 40 = 0,48e
9
Kelompok
14
BAB IV
10
Kelompok
14
11
Kelompok
14
8. Setelah itu sesuai hari dan waktu yang di tentukan, pengujian dengan mesin soi
test atau tanifuji dilaksanakan. Penekanan pada bidang sisi kubus yang dalam
cetakan telah menempel pada bidang yang rata. Tekanan dinaikan berangsur
angsur dengan kekuatan 4-6 kg/cm2 setiap detik.
4.5 KESIMPULAN
1. Slump h1 = 9 cm, h2 = 7, h3 = 6 , h Rata rata = 7,33 cm
2. Faktor Air Semen 0,48
3. Pada pekerjaan beton biasa, nilai slump tanpa alat getar umumnya berkisar
antara 12 2, sehingga slump tersebut tidak memenuhi syarat untuk pekerjaan
beton.
4. Slump pada pekerjaan beton harus bersifat work ability , yaitu kemudahan
dalam pekerjaan dimana semakin cair adukan maka semakin memudahkan
dalam proses pengerjaan beton
12
Kelompok
14
BAB V
13
Kelompok
14
2. Untuk benda uji kubus diletakkan di atas dudukan tambahan, hal ini
disebabkan sok piston hidrolik terbatas.
e. Tekanlah hidrolik dengan handle pompa dan naikkan tekanan berangsur
angsur dengan kecepatan 4-6 km/cm per detik sampai benda uji pecah, lalu
catat angka berapa jarum merah berhenti.
f. Jaga baik baik agar piston hidrolik yang naik melebihi 10 cm karena akan
mengakibatkan kerusukan.
1. Untuk menurunkan pompa hidrolik, putarlah kran berlawanan arah
dengan arah jarum jam.
2. Ulangi pengajian ini untuk benda lain, dengan usia yang berbeda sesuai
ketentuan.
5.4 PERHITUNGAN
1. Berat isi = Berat
Volume
14
Kelompok
14
Volume Slinder = x x D2 x t
a. Slinder 1 = 12,4 = 2480 Kg/M3
0,005
b. Slinder 2 = 12,6 = 2520 Kg/M3
0,005
c. Slinder 3 = 14,3 = 2860 Kg/M3
0,005
d. Slinder 4 = 11,8 = 2360 Kg/M3
0,005
e. Slinder 5 = 11,8 = 2360 Kg/M3
0,005
Kubus 1
Luas Penampang = 216,09 cm2
Kuat Tekan = 290 K Newton = 290 x 102 = 29580 Kg
Tegangan Fc 7 Hari = Kuat Tekan = 29580
Luas Penampang 216,09
= 136,887 Kg/cm2
= 13,689 Mpa
15
Kelompok
14
Silinder 1
Luas Penampang = 176,625 cm2
Kuat Tekan = 200 K Newton = 200 x 102 = 20400 Kg
Tegangan Fc 7 Hari = Kuat Tekan = 20400
Luas Penampang 176,625
= 115,499 Kg/cm2
= 11,55 Mpa
Estimasi tegangan ke 7, 21, dan 28 hari
Rumus perbandingan Fc 7 : ( Fc 21/28 ) = 0,65 : ( 0,95 ; 1,00 )
Fc 7 Hari = 33 x 1,00 = 50,769 Mpa
0,65
16
Kelompok
14
Silinder 2
Luas Penampang = 171,946 cm2
Kuat Tekan = 280 K Newton = 280 x 102 = 28560 Kg
Tegangan Fc 14 Hari = Kuat Tekan = 28560
Luas Penampang 171,946
= 166,099 Kg/cm2
= 16,61 Mpa
Estimasi tegangan ke 14 dan 28 hari
Rumus perbandingan Fc 14 : Fc 28 = 0,88 : 1,00
Fc 14 Hari = 47,457 x 1,00 = 53,928 Mpa
0,88
Konversi silinder ke silinder tetap
K = 47,457 Mpa Tidak Memenuhi
17
Kelompok
14
Silinder 3
Luas Penampang = 176,625 cm2
Kuat Tekan = 320 K Newton = 320 x 102 = 32640 Kg
Tegangan Fc 21 Hari = Kuat Tekan = 32640
Luas Penampang 176,625
= 184,798 Kg/cm2
= 18,48 Mpa
Estimasi tegangan dari 21 hari ke 28 hari
Rumus perbandingan Fc 21 : Fc 28 = 0,95 : 1,00
Fc 21 Hari = 52,8 x 1,00 = 55,578 Mpa
0,95
Konversi silinder ke silinder tetap
K = 52,8 Mpa Tidak Memenuhi
18
Kelompok
14
Kubus 5
Luas Penampang = 234,09 cm2
Kuat Tekan = 520 K Newton = 520 x 102 = 53040 Kg
Tegangan Fc28 Hari = Kuat Tekan = 53040
Luas Penampang 234,09
= 226,58 Kg/cm2
= 22,658 Mpa
19
Kelompok
14
Silinder 5
Luas Penampang = 176,625 cm2
Kuat Tekan = 210 K Newton = 210 x 102 = 21420 Kg
Tegangan Fc 28 Hari = Kuat Tekan = 21420
Luas Penampang 176,625
= 121,274 Kg/cm2
= 12,127Mpa
20
Kelompok
14
25
20
15
kubus
silinder
10
0
7 hari 14 hari 21 hari 28 hari
5.5 EVALUASI
1. Persiapan pekerjaan beton
Kekuatan beton yang diproduksi dilapangan mempunyai kecenderungan untuk
bervariasi dari adukan ke adukan. Besar variasi itu tergantung dari berbagai faktor, antara lain
:
a. Variasi mutu beton (agregat) dari satu adukan ke adukan berikutnya
b. Variasi cara pengadukan
c. Stabilitas kerja
Atas adanya variasi kekuatan beton itu maka diperlukan pengawasan terhadap mutu
agar diperoleh kuat tekan beton yang hampir seragam dan memenuhi kuat tekan yang
disyaratkan dalam Rencana Kerja dan Syarat syarat ( bestek ).
21
Kelompok
14
Cara pengawasan mutu dilakukan dengan cara mengambil contoh contoh adukan
secara acak yang kemudian dibuat benda uji silinder dan bebrapa adukan yang dibuat
sehingga mencerminkan mutu variasi beton selama proses pembuatan beton berlangsung.
22
Kelompok
14
4. Langkah langkah yang Harus Diambil jika Hasil Uji Beton Kurang
Memuaskan
Langkah pertama yang dapat diambil antara lain melakukan analisa ulang struktur
berdasarkan kuat tekan beton yang actual. Jika langkah pertama telah menunjukkan bahwa
struktur tidak mampu menahan beban yang bekerja, langkah kedua adalah uji tidak mmerusak
(non destructive test) misalnya hammer test atau semi destructive test yaitu bor inti pada
daerah yang diperkirakan kurang memenuhi syarat.
23
Kelompok
14
Alat uji ini Schmiant hammer test ditemukan pada 198 dan sangat populer digunakan
karena sederhana. Alat ini mengukur besar pantulan dari massa besi keras yang dibentuurkan
pada permukaan beton dengan satuan rumus dengan teoritis yang menghubungkan antara
besar pantulan dan kuat tekan benton nampaknya belum ada, jadi hanya hubungan empiris
saja yang dipakai.
Karena sebenarnya yang tercakup adalah kekerasan permukaan beton maka hal hal
berikut dapat diperhatikan:
a. Lapisan permukaan yang sudah dilapisi plester harus dikkupasdan permukaan beton
yang harus dihaluskan.
b. Permukaan beton harus kering.
c. Bagian beton yang diuji harus kaku
Beberapa hal yang penting yang perlu diperhatikan dalam uji coba bor inti, adalah
(SKSNNI-61-1990-80):
a. Umur beton yang di bor minimum 14 hari
b. Diameter benda uji inti minimum sebesar 3x ukuran maksimum kerikil yang ada
dalam betonnya.
c. Pengeboran harus tegak lurus pada element struktur.
d. Titik bor harus dipilih pada tempat yang tidak membahayakan struktur, misalnya
jangan dekat sambungan atau momen maksimum.
e. Lubang bor jangan memotong tulangan utama.
f. Lubang bor harus segera ditutup dengan beton yang mutunya tidak kurang dari beton
semula.
24
Kelompok
14
Selanjutnya kuat tekan beton dianggap tidak membahayakan jika hasil uji inti ini dapat
memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Kuat tekan rata rata dari tiga benda uji inti ( satu titik bor diambil tiga benda uji )
mempunyai kuat tekan tidak kurang dari 0,85 fc.
b. Kuat tekan masing masing benda uji bor inti tidak ada satupun yang kurang dari 0,75
fc.
Jika hasil uji bor inti ternyata menunjukkan bahwa beton tidak memenuhi syarat maka
langkah berikutnya dapat berupa uji beban untuk menguji bagian struktur yang diragukan atau
langkah langkah lain yang dianggap tepat oleh penanggung jawab proyek.
25
Kelompok
14
BAB VI
PENUTUP
5.6 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang sudah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
Jadi dari percobaan di atas tidak ada yang memenuhi syarat mutu beton fc+35.
26
Kelompok
14
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
Teknologi Bahan Bangunan Mix Design Concrete, dan kami berterima kasih
pada Bapak Drs. Sutarno, ST, MT selaku dosen pengampu mata kuliah Teknologi
Kami sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menyelesaikan
tugas Teknologi Bahan Bangunan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam
Semoga tugas ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami maupun yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan masa
depan
Penulis
27