Anda di halaman 1dari 93

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan ke hadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa
yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini yang membahas mengenai Utilitas Bangunan yang berkaitan
mengenai Transportasi Vertikal Dan Horizontal Bangunan/Mekanis.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Sains Bangunan dan Utilitas 2, Program Studi Arsitektur. Selain itu,
makalah ini jugas bertujuan untuk menambah wawasan mengenai system utilitas
bangunan terutama system transportasi.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak I Nyoman Susanta, ST.,


Merg. Selaku dosen koordinator pada mata kuliah ini yang telah memberikan
kami kesempatan untuk mengerjakan tugas ini.

Kami menyadari makalah yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami persilahan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Jimbaran, 8 September 2019

I Nyoman Anggara Bayu


NIM : 1805521077
(Ketua Kelompok)

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... I


DAFTAR ISI.......................................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 2
1.4 Manfaat ............................................................................................................... 2
BAB II METODE PEMBAHASAN................................................................................... 4
2.1 Metode Pengumpulan Data ................................................................................. 4
2.2 Metode Analisis .................................................................................................. 4
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................................... 5
3.1 Pengertian ........................................................................................................... 5
3.2 Sejarah................................................................................................................. 6
3.3 Jenis-Jenis ........................................................................................................... 6
3.3.1 Liftt ............................................................................................................. 6
3.3.2 Conveyor ................................................................................................... 26
3.3.3 Travelator .................................................................................................. 46
3.3.4 Escalator .................................................................................................... 52
3.4 Teknologi terbaru & studi kasus pada bangunan .............................................. 68
3.4.1 Jenis-Jenis Eskalator Unik di Dunia ......................................................... 68
3.4.2 Lift-Lift Menakjubkan di Dunia ............................................................... 75
3.4.3 Instalasi Elevator ....................................................................................... 77
3.4.4 Ruang Luncur............................................................................................ 79
3.4.5 Lekuk dasar (Pit) ....................................................................................... 80
3.4.6 Pintu lantai perhentian. ............................................................................. 81
3.4.7 Kereta ........................................................................................................ 83
3.4.8 Tali Baja .................................................................................................... 85
3.4.9 Perlengkapan pengamanan. ....................................................................... 86
BAB IV KESIMPULAN .................................................................................................. 88
4.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 88
4.2 Saran ................................................................................................................. 89
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 90

II
III
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karya karya hasil rancangan para arsitek pada dasarnya harus dapat dipakai,
dihuni dan dinikmati oleh manusia sebagai pengguna. Oleh karena itu harus
dapat berfungsi dengan baik tidak hanya indah dipandang sebagai karya seni,
akan tetapi juga harus memperhatikan struktur dan utilitasmya.

Di era yang modern ini, seiring perkembangan teknologi serta pertumbuhan


penduduk yang semakin maju dengan pesatnya, pembangunan bangunan
besar dan bertingkat tinggi semakin mendominasi. Hal ini dikarenakan
kebutuhan ruang semakin meningkat sementara lahan yang tersedia semakin
terbatas.

Salah satu masalah yang muncul ketika seorang perancang mimikirkan suatu
perancangan bangunan besar dan bertingkat tinggi adalah masalah
transportasi, khususnya transportasi manusia didalamnya. Sarana transportasi
pada bangunan sangat dibutuhkan untuk mempermudah sirkulasi manusia
sebagai pengguna. Tanpa adanya transportasi di dalam bangunan bertingkat
ini, akan mempersulit hubungan antar lantai atau tingkatannya.

Suatu bangunan yang besar dan bertingkat tinggi memerlukan suatu alat
transportasi (angkut) untuk memberikan suatu kenyamanan dalam berlalu
lintas di dalam bangunan. Alat transportasi tersebut berkaitan dengan
pergerakan manusia, barang ataupun kendaraan. Dari arah pelayanannya,
sistem transportasi dibedakan menjadi vertikal dan horizontal. Bangunan
besar dan bertingkat tinggi akan banyak menggunakan alat transportasi jenis
vertikal untuk mempermudah hubungan antar lantai dan tingkatannya.

Pada awalnya sistem transportasi pada bangunan hanya berupa transportasi


manual seperti tangga dan ramp yang ada pada bangunan bangunan
sederhana. Namun dengan adanya perkembangan yang menyebabkan
kebutuhan akan bangunan besar dan bertingkat tinggi ini, akan terasa berat
jika tetap menggunakan transportasi manual tersebut. Seiring dengan
kebutuhan tersebut dan perkembangan teknologi di era modern, bangunan

1
besar dan bertingkat tinggi ini tidak lagi menggunakan sistem transportasi
manual tersebut sebagai alat transportasi utama dalam beraktivitas di dalam
gedung. Akan, tetapi menggunakan sistem transportasi mekanis. Sistem
transportasi mekanis ini dapat diartikan bahwa sistem transportasi yang
digunakan sepenuhnya digerakkan oleh mesin, sehingga akan lebih
mempermudah hubungan antar lantai dan tingkatan pada bangunan bertingkat
tinggi. Yang termasuk dalam transportasi mekanis pada bangunan antara lain,
liftt atau elevator, escalator, conveyor, speedwalk dan lain lain.

Dengan adanya sistem transportasi mekanis ini, bukan berarti penggunaan


sistem transportasi manual tidak digunakan lagi. Biasanya pada bangunan
besar dan tinggi menggunakan sistem transportasi manual sebagai alat
transportasi darurat apabila terjadi kesalahan pada sistem transportasi
mekanis. Contohnya berupa tangga darurat sebagai jalur evakuasi apabila
terjadi bencana atau hal buruk semacamnya.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa itu transportasi mekanis pada bangunan dan jenis jenisnya.
b. Bagaimana sistem kerja liftt atau elevator, escalator, conveyor dan
speedwalk.
c. Bagaimana contoh kasus atau permasalahan yang sering ditemui di
lapangan mengenai system transportasi vertikal atau mekanis

1.3 Tujuan
a. Agar dapat mengetahui dan memahami sistem jaringan utilitas dalam
desain khususnya transportasi mekanis pada bangunan.
b. Memenuhi tugas mata kuliah Sains Bangunan dan Utilitas 2 mahasiswa
arsitektur Universitas Udayana

1.4 Manfaat
a. Dapat mengetahui dan memahami masalah transportasi mekanis dalam
gedung beserta jenis jenisnya.
b. Dapat mengetahui dan memahami sistem kerja liftt atau elevator,
escalator, conveyor dan speedwalk.

2
c. Dapat mengaplikasikan sistem jaringan utilitas dalam desain khususnya
transportasi mekanis pada bangunan.

3
BAB II METODE PEMBAHASAN

2.1 Metode Pengumpulan Data


2.1.1 Pengumpulan Data Sekunder

Studi dilakukan dengan cara mencari buku, majalah, web, atau blog
yang memuat data dan informasi yang berkaitan dengan sistem transportasi
mekanis pada bangunan.

2.2 Metode Analisis


2.2.1 Metode Deskriptif.

a. Dengan menjelaskan, memaparkan tentang teori teori yang berkaitan


dengan sistem transportasi mekanis pada bangunan.
b. Menjelaskan karakteristik objek studi kasus sistem transportasi mekanis
pada bangunan dalam bentuk gambar dan data yang dijadikan sebagai
bahan studi kasus.

4
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pengertian
Suatu bangunan yang besar dan tinggi memerlukan suatu alat angkut atau
transportasi untuk memberikan suatu kenyamanan dalam berlalu-lalang dalam
bangunan tersebut. Alat transportasi merupakan sarana yang dimanfaatkan
manusia dalam memperlancar aktifitas dalam hal ini sirkulasi perpindahan. Salah
satu masalah yang menjadi pemikiran pada perencanaan bangunan bertingkat
banyak adalah masalah transportasi vertikal, baik yang bersifat manual: tangga
(umum), ramps (darurat), maupun yang bersifat mekanis: escalator, conveyor, lift
(elevator).

TRANSPORTASI

DALAM BANGUNAN

MANUAL MANUAL

TANGGA RAMPS ESKALATOR ELEVATOR

CONVEYOR

Akibatnya sifatnya yang banyak memakan ruang vertikal secara menerus,


desain sistem transportasi vertikal menjadi tuntutan awal dalam desain bangunan
tinggi. Sebagai tambahan, teknologi transportasi vertikal selalu berkembang yang
menyebabkan berkembangnya pula spesifikasi alat transportasi yang disediakan
pabrikan. Salah satu tugas kita dalam mendesain sistem transportasi vertikal juga
adalah menjembatani antara ketersediaan alat dengan kebutuhan bangunan secara
keseluruhan.

5
3.2 Sejarah
Bangunan yang memiliki konstruksi tinggi sudah tentu memerlukan suatu
alat angkut atau transportasi sistem yang cepat, nyaman, dan aman yang dapat
memudahkan pemindahan barang dari lantai 1 ke lantai lainnya. Bisa dibayangkan
apabila dalam suatu perusahaan atau pabrik memindahkan barang hanya
dilakukan dengan menggunakan tangga biasa. Maka dari itu kebutuhan akan alat
transportasi bangunan pada masa sekarang amatlah penting. Selain memudahkan
dalam pemindahan barang juga akan menghemat waktu serta biaya dalam
prosesnya serta akan memberikan nilai estetika tersendiri dari penerapannya bagi
bangunan tertentu khususnya bangunan komersial seperti mall, pabrik, hotel,
rumah sakit, dan sebagainya.

Mulai dari jaman kuno sampai jaman pertengahan dan memasuki abad ke-
13, tenaga manusia dan binatang merupakan tenaga penggerak. Pada tahun 1850
telah diperkenalkan elevator uap dan hidrolik. Tahun 1852 terjadi babak baru
dalam sejarah elevator yaitu penemuan elevator yang aman pertama di Dunia oleh
Elisha Graves Otis.

3.3 Jenis – Jenis Alat Transportasi Dalam Bangunan


3.3.1 Lift
3.3.1.1 Sejarah
Mulai dari jaman kuno sampai jaman pertengahan dan
memasuki abad ke-13, tenaga manusia dan binatang merupakan
tenaga penggerak. Pada tahun 1850 telah diperkenalkan elevator
uap dan hidrolik. Tahun 1852 terjadi babak baru dalam sejarah
elevator yaitu penemuan elevator yang aman pertama di Dunia
oleh Elisha Graves Otis.

Elevator penumpang pertama dipasang oleh Otis di New York


pada tahun 1857. Setelah meninggalnya Otis pada tahun 1861,
anaknya, Charles dan Norton mengembangkan warisan yang
ditinggalkan oleh Otis dengan membentuk Otis Brothers pada
tahun 1867. Pada tahun 1873 lebih dari 2000 elevator Otis telah
dipergunakan di gedung-gedung perkantoran, hotel, dan

6
department store di seluruh Amerika, dan lima tahun kemudian
dipasanglah elevator penumpang hidrolik Otis yang pertama.
Era Pencakar Langit pada tahun 1889 Otis mengeluarkan mesin
elevator listrik direct-connected geared pertama yang sangat
sukses.

Pada tahun 1903, Otis Brothers memperkenalkan desain yang


akan menjadi tulang punggung industri elevator, yaitu elevator
listrik gearless traction yang dirancang dan terbukti
mengalahkan usia bangunan itu sendiri. Hal ini membawa pada
berkembangnya jaman struktur-struktur tinggi, termasuk yang
paling menonjol adalah Empire State building dan World Trade
Center di New York, John Hancock Center di Chicago dan CN
Tower di Toronto.

Selama bertahun-tahun ini, beberapa dari inovasi yang dibuat


oleh Otis dalam bidang pengendalian otomatis adalah Sistem
Pengendalian Sinyal, Peak Period Control, Sistem

Autotronik Otis dan Multiple Zoning. Otis adalah yang terdepan


di dunia dalam pengembangan teknologi komputer dan
perusahaan tersebut telah membuat revolusi dalam pengendalian
elevator sehingga tercipta peningkatan yang dramatis dalam hal
waktu reaksi elevator dan mutu berkendara dalam elevator.

Elevator atau yang lebih akrab dikenal oleh masyarakat luas


dengan nama liftt. Liftt adalah salah satu alat Bantu dalam
kehidupan manusia yang berfungsi untuk mempermudah
aktifitas manusia yang rutinitasnya lebih sering berada didalam
gedung- gedung bertingkat. Elevator merupakan alat transportasi
yang pengendaliannya tidak dilakukan oleh manusia secara
langsung, sehingga semua pengguna elevator sepenuhnya
tergantung pada kehandalan teknologi dari alat transportasi
vertikal ini.

7
Keberadaan dari elevator ini merupakan sebagai pengganti
fungsi dari pada tangga dalam mencapai tiap-tiap lantai
berikutnya pada suatu gedung bertingkat, dengan demikian
keberadaan elevator tidak dikesampingkan ini dikarenakan dapat
mengefisienkan energi dan waktu sipengguna elevator tersebut.
Sistem keberadaan elevator dan segala kemajuan dan
kehandalannya tidak serta merta mengalami perkembangan-
perkembangan secara bertahap, sejak keberadaannya pertama
kali dibangun.

Sejak pertama kali dibangun, sistem penggerak elevator pada


awal perkembangannya dimulai dengan cara yang sangat
sederhana, yaitu dengan menggunakan tenaga non mekanik.
Sejarah perkembangan elevator modern sebenarnya baru
dimulai sejak tahun 1830-an, setelah diperkenalkannya pasangan
kawat selling ( wire rope ) dengan katrol ( pully ). Awal
mulanya penggunaan elevator ini digunakan untuk
pertambangan di eropa dan segera diikuti oleh negara-negara
lain termasuk amerika.

Perkembangan elevator sangat lambat pada awal tahun 1970-an,


namun sejak diperkenalkannya transistor dan alat pendukung
elektronik lainnya pada sistem kontrol elevator pada saat itulah
perkembangan kontroller elevator begitu pesat.

3.3.1.2 Pengertian
Lift atau Elevator adalah salah satu alat bantu dalam kehidupan
manusia yang berfungsi untuk mempermudah aktifitas manusia
yang rutinitasnya lebih sering berada didalam gedung- gedung
bertingkat. Fungsi elevator yaitu sebagai angkutan transportasi
vertikal yang digunakan untuk mengangkut orang atau barang
yang memiliki pergerakan naik dan turun. Pada umumnya liftt

8
difungsikan atau dipergunakan pada gedung- gedung bermasa
besar dan tinggi atau bertingkat, biasanya lebih dari tiga atau
empat lantai. Berkat adanya angkutan transportasi seperti liftt
atau elevator dengan sistem oprasional yang modern dan
mempunyai tombol-tombol yang dapat dipilih penumpangnya
sesuai lantai tujuan mereka,selain itu juga manusia dapat atau
mampu menciptakan bangunan raksasa yang memiliki bentuk
massa yang besar dan tinggi.

Pada lift terdapat tiga jenis mesin yang dipergunakan salah


satunya yaitu Hedraulic, Traction atau katrol tetap, dan Hoist
atau katrol ganda, jenis hoist dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaitu hoist dorong dan tarik.

3.3.1.3 Jenis – Jenis Lift / Elevator


1) Berdasarkan Fungsi
a. Lift Penumpang

Lift/Elevator jenis ini biasa dipakai untuk fasilitas


transportasi vertikal manusia pada gedung berlantai
banyak,dengan perhitungan keselamatan bagi
penumpang yang sangan tinggi.

 Lift Penumpang Tertutup


 Lift Penumpang Terbuka

b. Lift Barang

Elevator barang ini biasa dipakai pada bangunan


bengkel, industri, gudang dan gedung parkir. Sistim
penggerak dapat memakai sistem traction ataupun
hydraulic, car dibuat dari logam dan lapisan kayu pada
lantainya serta telah dipersiapkan sedemikian rupa
untuk menerima benturan ataupun gesekan dengan
barang yang diangkut. Penerangan pada car mutlak

9
diperlukan. Pada fasilitas elevator barang, car harus
dilengkapi dengan peralatan-peralatan yang otomatis.
Terutama dalam pengaturan penaikan ke lantai dengan
menggunakan automatic levelling. Pintu masuk pada
elevator barang, umumnya dapat dibuka secara vertikal
dan minimum mempunyai ketinggian 6 (enam) kaki
atau sekitar 2 meter. Komposisi yang dipersyaratkan,
setiap lima lift penumpang diperlukan satu liftt barang.
Kapasitas lift barang berkisar antara 1-5 ton. Ukuran
dalam lift barang berkisar antara 1,60x2,10 meter
sampai 3,10x4,20 meter,

dengan kecepatan bergerak maksimum 1,50-2,0 meter/


detik, sedangkan kecepatan rata-rata yang ideal 0,25-1
meter/detik. Pada umumnya liftt barang bergerak
dengan kecepatan 22,50-60 m/menit.

Lift Barang (Freight Elevator) menurut muatannya ada


tiga macam elevator barang (freight elevator), antara
lain :

 Elevator barang dengan muatan barang biasa


Muatannya tidak diperkenankan melebihi 25%
kapasitas yang sudah ditentukan. Kapasitasnya
angkutnya berkisar antara 50 Pounds (Lbs) per-
sqft atau sekitar 277,78 kg/m2.
 Elevator barang dengan muatan kendaraan
bermotor Car elevator jenis ini menanggung
muatan yang cukup besar. Kapasitas angkut
yang diperkenankan sekitar 30 psf (Lbs/sqft)
atau sekitar 126,5 kg/m2.

10
 Elevator barang dengan muatan kendaraan
berat, misalnya: truk Kapasitas angkut elevator
jenis ini lebih besar, yaitu 50 psf (Lbs/sqft).
c. Lift Makanan (Dumb Waiter)

Dumbwaiters atau Ejection Elevator berfungsi sebagai


pengantar. Elevator jenis ini ukurannya kecil dan biasa
dipakai untuk mengantar makanan, minuman dll. pada
bangunan berlantai banyak, seperti pada hotel, rumah
sakit, dll. Kecepatan elevator ini berkisar antara 300
fpm (Feet per-minute) dengan kapasitas angkutnya
sebesar 100 Pounds (Lbs) atau sekitar 50 kg, dan
penggeraknya menggunakan sistem traction dengan
motor kecil.

d. Lift Automobile

Berfungsi untuk mengangkut kendaraan sehingga


memerlukan ukuran ruang kereta sampai = 2.750 mm
dan panjang 6.300 mm tergantung peruntukan jenis
kendaraan yang diangkut. Liftt ini berkecapatan rendag
yaitu 20, 30, 45 mpm dan mempunyai sistem bukaan
pintu mengarah ke atas-bawah dengan 2 (dua) atau 3
(tiga) panel pintu, bisa juga liftt kendaraan ini
dikatagorikan ke lift barang,namun dibuat lebih khusus
dengan hanya mengangkut kendaraan.

• Lift Double Decker


• Lift Fir
• Bed/Hospital Elevator

Merupakan sebuah Elevator/Lift yang difungsikan


sebagai alat transportasi vertikal bagi patient stretcher
(brandkar) sehingga membutuhkan dimensi kabin
tertentu.

11
3.3.1.4 Sistem Penggerak Lift / Elevator
1) Sistem Gearless

Pada system gearless (digunakan pada instalasi gedung


dengan ketinggian menengah dan tinggi), mesin berada
pada bagian atas, kereta elevator tergantung di ruang luncur
oleh beberapa steel hoist ropes, biasanya dua puli
katrol, dan sebuah bobot pengimbang (counter weight).
Bobot kereta dan counterweight menghasilkan traksi yang
memadai antara puli katrol dan hoist ropes sehingga puli
katrol dapat menggegam hoist ropes dan bergerak serta
menahan kereta tanpa selip berlebihan. Kereta dan
counterweight bergerak sepanjang
rel yang vertical agar mereka tidak
berayun- ayun. Biasanya sistem ini
digunakan pada gedung-gedung
kantor, pertokoan, hotel,
apartment, rumah sakit, dan lain
sebagainya.

Gambar1. Elevator dengan mesin di bawah

Sumber : adit32knsun.blogspot. com/2012/08/tugas-transportasi-


vertikal.html

2) Sistem Hidrolik

Pada sistem hidrolik (digunakan pada instalasi di gedung


rendah,dengan kecepatan kereta menengah), mesin berada
pada bagian bawah terbatas 3-4 lantai, skema kerjanya yaitu
kereta dihubungkan ke bagian atas dari pistol panjang yang
bergerak naik dan turun di dalam sebuah silinder. Kereta
bergerak naik saat oli dipompa ke dalam silinder dari
tangki oli, sehingga mendorong piston naik. Kereta turun
saat oli kembali ke tangki oli. Aksi pengangkatan dapat

12
bersifat langsung (piston terhubungkan ke kereta) atau
roped (piston terikat ke kereta melalui rope). biasanya
sistem ini digunakan pada liftt uang atau makanan. Karena
pemasangan lift baru dianggap efisien setelah tinggi lantai
bangunan 4 lantai ke
atas, maka sistem yang
digunakan adalah
gearless (mesin yang
letaknya pada bagian
atas).

Gambar 2. elevator dengan


mesin di bawah

Sumber:

http://adit32knsun.blogspot.com/2012/08/tugas-transportasi-
vertikal.html

3.3.1.5 Komponen Pada Lift / Elevator


1) Mesin Lift
 Control Panel ( Lemari Kontrol )

Berfungsi untuk mengatur dan mengendalikan kerja dari


pada liftt tersebut. Permintaan baik dari luar maupun dari
dalam kereta dicatat dan diolah, kemudian memberikan
intruksi-intruksi agar liftt bergerak, dan berhenti sesuai
dengan permintaan.

 Geared Machine Atau Mesin Penggerak

Di dalam raung mesin terdapat satu mesin penggerak


jenis geared. Pada mesin ini, perputaran dari motor
penggerak ditransformasikan oleh roda gigi sehingga
dari putaran motor tinggi dapat berubah ke putaran

13
rendah. Kecepatan maximum dari kereta liftt dengan
sistem geared adalah 150mpm. Pada mesin penggerak ini
terdapat brake (rem) dimana rem ini akan berkerja jika
motor penggerak tidak dialiri listrik.

• Primary Velocity Tranducer / Encoder

Terdapat satu alat dengan mesin liftt pada mesin


penggerak gunanya untuk mendeteksi putaran motor atau
kecepatan dari liftt.

• Governor

Governor adalah alat pengaman, dimana jika kecepatan


liftt melebihi batas-batas yang telah ditentukan, maka
governor ini akan bekerja dan kereta akan berhenti baik
oleh elektrik maupun maupun mekanik.

• Automatic Rescue Drive

Yang berfungsi apabila sumber listrik dari PLN


mendadak mati dan liftt akan berhenti disembarang
tempat setelah lebih dari 15 detik maka ARD akan
bekerja untuk menjalankan liftt ke lantai terdekat.
Setelah liftt sampai pada lantai otomatis liftt akan mati.
Liftt akan normal kembali setelah listrik PLN hidup
kembali.

14
Gambar 3. Gambar mesin penggerak elevator.

Sumber:https://www.google.co.id/search?q=mekanisme+eleva
tor & biw=1366&bih

• Jalur Liftt (Hoistway) dan ruang mesin di atasnya

Ruang luncur adalah lorong atau lintasan dimana kereta


tersebut bergerak naik dan turun. Lubang ini harus
merupakan lubang tertutup dan tidak ada hubungan
langsung ke ruang di luarnya kecuali untuk lubang dua
buah liftt berdampingan.

• Guide Rail Atau Rel Pemandu

Profil baja khusus pemandu jalanya kereta (car) dan


bobot pengimbang (Counterweight). Ukuran rel untuk
kereta/ car biasanya lebih besar dari pada rel bandul
pengimbang/ counterweight. Guide rail ini terpasang
tegak lurus dari dasar pit sampai di bawah slap ruang
mesin.

 Limit Switch / Saklar Batas Lintas

15
Ada dua jenis saklar batas lintas yaitu untuk membalik
arah direction switch dan final switch. Biasanya
komponen ini terpasang di rel kereta, dipasang dibagian
bawah dan dibagian atas rel. Yang berfungsi untuk
menjaga agar kereta tidak menabrak pit atau lantai kamar
mesin.

• Vane Plate / Pelat Bendera

Dipasang di rel kereta yang berfungsi untuk mengatur


pemberhentian kereta pada lantai yang dikehendaki dan
mengatur pembukaan pintu pendaratan (landing door).

• Landing Door / Pintu Pendaratan

Terdiri dari beberapa bagian, antara lain door hanger,


door sill, dan door panel. Berfungsi untuk menutup ruang
luncur dari luar. Pada hall door ini dipasang alat
pengaman secara seri sehingga apabila salah satu pintu
terbuka maka liftt tidak akan bisa dijalankan.

• Buffer

Terletak di dua tempat yaitu: satu set untuk kereta dan


satu set untuk beban pengimbang / counterweight.
Berfungsi untuk meredam tenaga kinetik kereta dan
bobot pengimbang pada saat jatuh.

• Governor Tensioner

Merupakan pully berbandul sebagai penegang rope


governor yang terletak di pit.

2) Komponen Di Car / Kereta


• Car / Kereta
Car / Kereta adalah kotak dimana penumpang naik dan
dibawa naik turun. Kereta ini dihubungkan langsung

16
dengan bobot pengimbang (Counterweight) dengan tali
baja lewat pully penggerak di ruang mesin, Merupakan
bagian yang paling dilihat oleh para pemakai, karenanya
harus aman, nyaman dan didesain sedemikian agar indah
dan sesuai dengan ‘prestige’ bangunan, tahan lama dan
mudah dalam perawatannya . Bagian ini merupakan
bagian yang paling bebas didesain oleh arsitek.
Keamanan kabin, dicerminkan dengan adanya
perlengkapan pintu otomatis, alarm kebakaran dan
kelebihan beban, interchome, bahan-bahan yang tahan
api, dan lubang escape.

Kenyamanan, dinyatakan dengan adanya pengkondisian


udara, ventilasi, peralatan pengendali otomatis, gerakan
kabin yang halus, tidak terguncang pada saat akan
bergerak maupun berhenti, tidak berisik, indicator
tingkat lantai, pencahayaan yang lembut bahkan Pada
pertemuan antara kabin dan rel ini dipasangkan sepatu
rem. Sedangkan pada jarak tertentu pada rel (tergantung
pada jarak lantai pada gedung) dipasangkan saklar-saklar
pengirim sinyal ke alat pengendali mesin penggerak
untuk mengatur putaran roda penggerak (mempercepat,
memperlambat, atau berhenti).

• Car Door / Pintu Kereta

Terdiri dari beberapa bagian, antara lain: door hanger,


door sill, door panel dan door mekanisme yang mengatur
buka tutup pintu. Berfungsi untuk menutup kereta dari
luar. Pada pintu kereta (car door) ini dipasang alat
pengaman secara seri dengan pintu pendaratan / landing
door sehingga apabila pintu terbuka maka liftt tidak
dapat dijalankan.Untuk keamanan maka pintu elevator
dimasa kini menggunakan pintu-pintu otomatik elektris

17
yang sinkron dengan leveling control. Dengan demikian
maka secara otomatis pintu akan terbuka penuh pada saat
berhenti ditiap lantai, kecepatan pintu membuka dan

menutup tergantung pada tipe pintu dan lebar bukaan


pintu. Namun apapun tipe pintunya semuanya
disyaratkan hanya boleh menggunakan daya gerak
maksimum 7 ft.lbs (9,5 joule). (1 ft. lb = 1,365 joule).

Gambar 6. sistem sensor yang ada pada pintu elevator

Sumber : http://adit32knsun.blogspot.com

• COP (Car Operating Panel)


Ada satu atau lebih COP. Biasanya terletak pada sisi
depan kereta (front return panel). Pada panel tersebut
terdapat tombol-tombol lantai dan tombol pengatur buka
tutup pintu.
• Interphone
Biasanya terletak pada COP (pada lokasi yang
mudah dicapai) yang berfungsi untuk mengadakan
komunikasi (dalam keadaan tertentu) antara kereta,

18
kamar mesin (Machine Room) dan ruang kontrol
gedung.
• Alarm Buzzer

Yang berfungsi untuk memberi tanda bila liftt berbeban


penuh atau tanda-tanda lain.

• Switching box
Biasanya menjadi satu dengan COP. Yang terletak
dibagian bawah COP secara tertutup (yang dapat dibuka
hanya dengan kunci khusus) didalamnya terdapat
tombol-tombol pengatur.
• Floor Indicator
Nomor penunjuk lantai dan arah jalannya kereta.
Biasanya terletak disisi atas pintu kereta (transom) atau
pada COP.
• Lampu Darurat atau Emergency Light
Biasanya terletak diatas atap kereta, fungsinya
untuk menerangi kereta dalam keadaan darurat (listrik
mati) dengan sumber battery.
• Saklar Pintu Darurat (Emergency Exit Switch)
Terletak pada pintu darurat diatas kereta, fungsinya
untuk memastikan agar kereta tidak berjalan apabila
pintu darurat dibuka untuk proses penyelamatan.
 Safety Link
Mekanisme penggerak alat pengaman (safety
device) diatas kereta yang dihubungkan dengan governor
di kamar mesin. Berfungsi untuk menahan kereta over
speed ke bawah (dalam keadaan darurat).
3) Komponen di luar ruang luncur atau di hall
• Tombol Lantai

Tombol pemanggil kereta di lantai/ hall.

19
• Saklar Parkir

Biasanya terletak di lobby utama didekat tombol


lantai (hall button) berfungsi untuk mematikan dan
menjalankan liftt.

• Saklar Kebakaran / Fireman Switch


Biasanya terletak di lobby utama disisi atas hall
button, berfungsi untuk mengaktifkan fungsi fireman
control/ fireman operation.
• Hall Indicator atau Penunjuk Lantai
Biasanya terletak di transom atau hall button pada
masing-masing liftt. Berfungsi untuk mengetahui posisi
masing-masing kereta.

3.3.1.6 Program Pemeliharaan


a. Secara praktis pemeliharaan dikerjakan oleh ahlinya yaitu
produsen atau agennya. Walaupun begitu pihak pengelola
bangunan harus mendapat jaminan bahwa pesawat liftt
berfungsi baik sebagaimana mestinya. Jaminan lift itu dapat
berupa sebagai berikut :
 Tiap-tiap kemacetan harus sudah selesai diperbaiki dalam
satu jam, atau dua jam dengan alasan yang wajar.
 Jumlah kemacetan dalam setahun tiap-tiap satuan pesawat,
 Jumlah jam liftt berhenti (tidak jalan) karena dilakukan
perawatan dan perbaikan ialah maksimal 5% dari jumlah
jam tugasnya setahun. Lihat box ilustrasi.
 Setahun sekali diadakan audit atas pekerjaan fisik dan
administrasi oleh pihak ketiga (ahli bidang liftt, kesehatan
dan keselamatan kerja) untuk menilai mutu dan hasil
pelaksanaan pemeliharaan.
b. Sangsi atas jaminan harus jelas tersebut dalam kontrak
(surat perjanjian). Biaya inspeksi atau audit dipikul bersama
agar auditur jujur tidak memihak siapapun.

20
c. Kontrak perawatan harus lengkap mencakup semua aspek,
termasuk jadwal pemeriksaan. Table dibawah ini adalah
contoh jadwal untuk satu tahun pemeliharaan liftt. Jadwal
ini merupakan lampiran dri kontrak pemeliharaan, dan
mengikat untuk dilaksanakan.

3.3.1.7 Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance).


Pemeliharaan pencegahan (Preventive Maintenance = PM )
dirancang dengan maksud menghindari (dan juga menunda)
kerusakan dari peralatan atau komponen yang vital, yang lambat
atau cepat pasti terjadi. Ada dua (2) aspek yang dapat kita
kemukakan dalam pelaksanaan Pemeliharaan dan pencegahan

a. Pemeriksaan (Inspection).
Pemeriksaan oleh teknisi yang kompeten atas
bagian- bagian peralatan kritis. Pemeriksaan seringkali
memberi petunjuk adanya keharusan mengganti suku
cadang (atau cukup reparasi), jauh-jauh hari sebelum terjadi
kerusakan, dan biasanya sesuai dengan jadwal yang
dirancang oleh pabrikan. Waktu yang diperlukan untuk
pemeriksaan harus serendah mungkin sehingga tidak
mengganggu pelayanan (operasi) liftt.
b. Pemeliharaan berkala.
Yaitu kebersihan, pelumasan, penyetelan kembali
peralatan yang senantiasa berfungsi. Jadwal yang
dianjurkan oleh pabrikan harus diikuti, disamping juga
pengalaman sendiri selama bertahun-tahun. Preventive
Maintenance tidak beda dengan Planned Maintenance.
c. Karakteristik dari Pemeliharaan pencegahan.
- Check list buat khusus untuk individual unit (planning).
- Dedikasi dan mekanik, teknisi dan adjuster saat
memeriksa peralatan.

21
- Kecakapan dan keterampilan (skill and competent)
teknisi dengan pengetahuan up to date, melalui field
education (pelatihan lapangan).
- Quality control oleh supervisor untuk memperoleh
quality assurance.
- Tiap-tiap trouble (call back) harus dianalisa sebab-
musabahnya dengan dasar teori, dan disimpulkan oleh
suatu tim (bukan perorangan). Kemungkinan diperlukan
perbaikan rencana.
- Suku cadang dibawah standard (mutu rendah) harus
dicari substitusinya dan diuji lebih dulu (improvement of
quality design).
- Jumlah jam pemeriksaan dan pemeliharaan berkala tidak
harus sama seragam untuk semua unit liftt, melainkan
harus seimbang menurut work-load, umpama 12 kali
setahun untuk liftt VIP dan 15 kali setahun untuk liftt
penumpang pegawai (umum).
- Kontraktor sebaiknya agen tunggal pabrikan atau
pabrikan sendiri, karena dia mempunyai pengalaman
yang luas dan paham sifat-sifat liftt tertentu.
- Jadwal reparasi dapat dilaksanakan pada waktu-waktu
yang ditentukan oleh manajemen, setelah keputusan atas
laporan evaluasi. Reparasi dilaksanakan tanpa tergesa-
gesa sehingga diharapkan hasil mutu yang baik.

3.3.1.8 Pemeliharaan Liftt Terpadu


a. Segera setelah liftt dijalankan melayani penumpang,
pemeliharaan berkala sudah harus dimulai. Kewajiban
manajemen untuk membuat program atau kontrak
pemeliharaan dengan ahlinya mencakup pelumasan
sebagaimana mestinya, pemeriksaan, penyetelan kembali
secara teratur dan bekala dan test-tahunan alat-alat
keamanan.

22
b. Penggantian bagian suku-suku cadang yang aus sebelum
rusak dan tidak berfungsi, yang pasti akan menyebabkan
operasi (kerja lift) gagal, harus (tercantum) masuk dalam
kontrak.

c. Manajemen harus waspada terhadap isi kontrak. Apa yang


tertulis tidak selalu menjangkau apa-apa yang kita
maksud/kehendaki, dan apa-apa yang terjadi di luar dugaan
semu pihak.

d. Pokok-pokok isi kontrak pemeliharaan terpadu harus paling


sedikit meliputi hal-hal sebagai berikut :

- Lingkup pekerjaan
- Penggantian suku cadang yang termasuk/ tidak
termasuk dalam harga kontrak
- Reparasi – suku cadang pinjaman
- Call – back sevice (24 hours service)
- Jadwal jam-jam pekerjaan pemeliharaan
- Orang yang bertanggung jawab dilapangan &
penggantinya
- Laporan bulanan (macet dan sebab-sebabnya)
- Laporan tahunan (termasuk rencana kerja tahun
berikut)
- Testing tahunan atau rutin (safeties)
- Pemeriksaan (inspection) 2 tahun sekali (quality audit)
- Tanggung jawab dan kewajiban manajemen
- Biaya, penyesuaian dan denda
- Jangka waktu kontrak dn perpanjangannya
- Kecelakaan
- Arbitrasi

23
- Penyelesaian hokum
- Legalitas
e. Satu hal yang harus disadari oleh management jika telah
siap masuk dalam kontrak perawatan terpadu ialah : bahwa
kita yakin kontraktor mempunyai pengalaman dan reputasi
(citra) yang baik selama jangka waktu yang panjang (± 15-
20 tahun), suatu perusahaan yang sehat danback-up
technology dari pabrikan. Terlampir daftar unsure-unsur
yang diperlukan atas suatu bentuk perawatan yang
dinamakan guaranteed maintenance.
f. Hal lain yang perlu diperhatikan ialah kesediaan kontraktor
untuk dievaluasi kerjanya oleh pihak ketiga paling lambat 2
tahun sekali untuk meyakinkan bahwa hasil kerjanya selama
ini bagus dan betul.
g. Pihak ketiga ialah seorang ahli lapangan dibidang liftt yang
tidak memihak
h. Juga kesediaan kontraktor untuk di penalty (didenda), jika
melakukan kesalahan atau melalaikan tugas, sehingga liftt
menjadi rusak ataupun tidak berfungsi selama jangka waktu
yang ditetapkan. Berganti-ganti kontraktor untuk merawat
liftt tidak bijak. Jika kontraktor tahun lalu banyak berbuat
kesalahan, sebaiknya diberi kesempatan satu tahun lagi,
dengan perjanjian baru dan menambah pasal-pasal dimana
diperlukan, agar kontraktor lebih bertanggung jawab. Jika
terpaksa harus ganti/tukar kontraktor, tentunya kontraktor
baru akan melakukan survey atas kelalaian perawatan
keseluruhan dan membuat proposal untuk rekondisi pesawat
tersebut sebelum dimulai dengan perjanjian perawatan.

3.3.1.9 Rekomendasi tentang Liftt (Europen Elevator Association).


 Semua liftt harus dipelihara. Pemeliharaan harus oleh orang-
orang yang kompeten dari perusahaan yang memenuhi syarat
dan bekerja sesuai aturan-aturan EEA.

24
 Pemilik/ manajemen dapat menerima kebutuhan akan
(perlunya) lift harus di upgrade. Yaitu bagi peralatan yang
berumur lebih dari 15 tahun dan selanjutnya tiap- tiap 5 tahun
setelah melalui pemeriksaan. Hal ini agar memenuhi
persyaratan-persyaratan keselamatan yang berlaku akhir-
akhir ini (up to date).
 Panggilan darurat harus segera dilayani.Seseorang dalam
organisasi building management harus siap 24 jam untuk
menolong orang yang terperangkap dalam liftt. Alat
komunikasi dengan orang tersebut harus berfungsi.
 Peralatan cacat atau rusak harus segera dilaporkan.Seorang
petugas dari pihak manajemen harus segera melaporkan
kepada perusahaan pemelihara.
 Perusahaan pemelihara harus membuktikan kecakapannya,
dapat dipercaya dan berpengalaman.Perusahaan harus
terdaftar dan menutup asuransi untuk kepentingan umum
(kecelakaan dan kerusakan harta benda).
 Perusahaan pemeliharaan harus jelas.Nama dan alamat,
nomor telepon sebaiknya terpampang di dalam lift. Hal ini
memudahkan komunikasi jika ada masalah dengan peralatan
demi keselamatan.
 Perusahaan pemeliharaan harus peduli dengan
keselamatan.Perusahaan harus melaporkan kepada
manajemen/pemilik pada waktunya atas unit lift untuk
memenuhi persyaratan K3. Juga perusahaan peduli atas
keselamatan pegawainya dengan kebijakan yang jelas.
 Perusahaan pemeliharaan harus dapat melayani call back
sevice 24 jam sehari, 365 hari per tahun.Hal ini terutama
untuk menolong penumpang yang terkurung/ terperangkap
didalam kereta lift yang macet. Teknisi yang dikirim untuk
menolong harus cakap dan sigap, sehingga tidak menunda
waktu terlalu lama.

25
 Perusahaan pemeliharaan harus bermutu tinggi.Di Eropa
perusahaan tersebut lulus ISO 9000/EN29000 (memiliki
sertifikat) untuk sisitim/ procedure kerja.
 Perusahaan pemeliharaan harus memiliki pegawai yang
cakap.Perusahaan menyediakan pelatihan dan senantiasa
melaksanakan peningkatan keahliannya dan pengetahuannya
mengenai pemeliharaan.
 Perusahaan pemeliharaan menyediakan pelayanan kebutuhan
suku cadang.
 Perusahaan pemeliharaan harus mencatat dan menyimpan
sejarah pemeliharaan, reparasi, modifikasi, dan lain-lain, atas
tiap unit lift.

3.3.2 Conveyor
3.3.2.1 Definisi Conveyor
Conveyor merupakan salah satu sistem yang
berfungsi untuk memindahkan suatu benda dari satu lokasi
ke lokasi lain, jenis sistem transportasi ini sangat berguna
pada industri ataupun pada bangunan seperti airport guna
untuk memindahkan bahan/barang mulai dari ukuran kecil
hingga besar, berat dan ringan. Dengan sistem ini
memungkinkan pengguna untuk memindahkan benda
dengan efisien dan cepat.

Dalam kondisi tertentu, conveyor banyak dipakai


karena mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi
dibandingkan dengan transportasi berat seperti truk dan
mobil pengangkut. Conveyor dapat memobilisasi barang
dalam jumlah yang banyak dan berlanjut dari satu tempat
ke tempat lain. Perpindahan tempat tersebut harus
mempunyai lokasi yang tetap agar sistem conveyor
mempunyai nilai ekonomis.

26
3.3.2.2 Sejarah Conveyer
Perkembangan jaman yang semakin canggih
membuat alat alat yang diciptakannya juga semakin bagus,
dan canggih, seperti belt conveyor. Sejarah belt conveyor
atau ban berjalan dimulai pada paruh kedua abad ke-17.
Sejak itu, ban berjalan telah menjadi bagian tak terelakkan
dari transportasi material. Tapi itu pada tahun 1795 bahwa
ban berjalan atau belt conveyor menjadi alat populer untuk
menyampaikan bahan massal. Pada awalnya, belt
conveyor ban berjalan yang digunakan hanya untuk
memindahkan karung biji-bijian untuk jarak pendek.

Sabuk belt conveyor sistem dan kerja yang cukup


sederhana. Sistem belt conveyor memiliki tempat tidur
kayu datar dan sebuah sabuk yang melakukan perjalanan
di atas tempat tidur kayu. Sebelumnya, belt conveyor ban
berjalan terbuat dari kulit, kanvas atau karet.

Sistem conveyor belt primitif sangat populer untuk


menyampaikan barang berukuran besar dari satu tempat ke
tempat lain. Pada awal abad ke-20, aplikasi belt conveyor
atau ban berjalan menjadi lebih luas.



Hymle Goddard Logan Perusahaan adalah orang


pertama yang menerima paten untuk belt conveyor rol
pada tahun 1908. Bisnis conveyor rol tidak makmur.
Beberapa tahun kemudian, pada tahun 1919, conveyor
bertenaga dan bebas digunakan dalam produksi otomotif.
Dengan demikian, ban berjalan menjadi alat populer untuk
menyampaikan barang berat dan besar dalam pabrik.


Selama tahun 1920-an, ban berjalan yang umum,


dan juga mengalami perubahan yang luar biasa. Ban
berjalan atau belt conveyor yang digunakan di tambang

27
batubara untuk menangani batubara selama lebih dari 8
km/s, dan dibuat dengan menggunakan lapisan kapas dan
penutup karet. Ban terpanjang atau belt conveyor sekarang
digunakan adalah 60 mil panjang, di tambang fosfat
Sahara Barat.

Salah satu titik balik dalam sejarah belt conveyor


atau ban berjalan adalah pengenalan ban berjalan sintetis.
Itu diperkenalkan selama Perang Dunia Kedua, terutama
karena kelangkaan bahan alami seperti katun, karet dan
kanvas. Sejak itu, belt conveyor atau ban berjalan sintetik
telah menjadi populer di berbagai bidang.



Dengan meningkatnya permintaan di pasar, polimer


sintetis banyak dan kain mulai digunakan dalam
pembuatan belt conveyor atau ban berjalan. Hari ini,
katun, kanvas, EPDM, kulit, neoprene, nilon, poliester,
poliuretan, urethane, PVC, karet, silikon dan baja yang
umum digunakan dalam belt conveyor atau ban berjalan.
Saat ini, bahan yang digunakan untuk membuat ban
ditentukan oleh aplikasinya.

3.3.2.3 Klasifikasi Conveyor


Secara umum jenis/type Conveyor yang sering
digunakan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1) Belt Conveyor

28
Gambar 7. Belt conveyor Sumber : google.com

Belt Conveyor pada dasarnya mernpakan peralatan


yang cukup sederhana. Alat tersebut terdiri dari sabuk
yang tahan terhadap pengangkutan benda padat. Sabuk
yang digunakan pada belt conveyor ini dapat dibuat dari
berbagai jenis bahan misalnya dari karet, plastik, kulit
ataupun logam yang tergantung dari jenis dan sifat bahan
yang akan diangkut. Untuk mengangkut bahan -bahan
yang panas, sabuk yang digunakan terbuat dari logam
yang tahan terhadap panas.

Karakteristik dan performance dari belt conveyor yaitu :

 Dapat beroperasi secara mendatar maupun miring


dengan sudut maksimum sampai dengan 180.
 Sabuk disanggah oleh plat roller untuk membawa
bahan.
 Kapasitas tinggi.
 Serba guna.
 Dapat beroperasi secara kontinu.
 Kapasitas dapat diatur.
 Kecepatannya sampai dengan 600 ft/m.
 Dapat naik turun.
 Perawatan mudah.

Kelemahan -kelemahan dari belt conveyor:

 Jaraknya tertentu.
 Biaya relatif mahal.
 Sudut inklinasi terbatas.
2) Chain Conveyor :
Chain conveyor dapat dibagi atas beberapa jenis
conveyor, yaitu :

29
 Scraper Conveyor
 Apron Conveyor
 Bucket Conveyor
 Bucket Elevator

Keempat jenis elevator tersebut pada dasarnya


menggunakan rantai sebagai alat bantu untuk
menggerakkan material.

a. Scraper Conveyor

Gambar 8. Scraper conveyor Sumber : google.com

Scraper conveyor merupakan konveyor yang


sederhana dan paling murah diantara jenis-jenis conveyor
lainnya. Conveyor jenis ini dapat digunakan dengan
kemiringan yang besar. Conveyor jenis ini digunakan
untuk mengangkut material-material ringan yang tidak
mudah rusak, seperti : abu, kayu dan kepingan.

Karakteristik dan performance dari scaper conveyor:

 Dapat beroperasi dengan kemiringan sampat 45°.


 Mempunyai kecepatan maksimum 150 ft/m.
 Kapasitas pengangkutan hingga 360 ton/jam.
 Harganya murah.

30
 Kelemahan - kelemahan pada scraper conveyor:
 Mempunyai jarak yang pendek.
 Tenaganya tidak konstan.
 Biaya perawatan yang besar seperti service secara
teratur.
 Mengangkut beban yang ringan dan tidak tetap.

b. Apron Conveyor

Gambar 9. Apron conveyor Sumber : www.indiamart.com

Apron Conveyor digunakan untuk variasi yang lebih


luas dan untuk beban yang lebih berat dengan jarak yang
pendek. Apron Conveyor yang sederhana terdiri dari dua
rantai yang dibuat dari mata rantai yang dapat ditempa dan
ditanggalkan dengan alat tambahan A. Palang kayu
dipasang pada alat tambahan A diantara rantai dengan
seluruh tumpuan dari tarikan conveyor. Untuk bahan yang
berat dan pengangkutan yang lama dapat ditambahkan
roda (roller) pada alat tambahan A. Selain digunakan
roller, palang kayu dapat juga digantikan dengan plat baja
untuk mengangkut bahan yang berat. Karakteristik dan
performance dan apron conveyor:

 Dapat beroperasi dengan kemiringan hingga 25°.

31
 Kapasitas pcngangkutan hingga 100 ton/jam.
 Kecepatan maksimum 100 ft/m.
 Dapat digunakan untuk bahan yang kasar,
berminyak maupun yang besar.
 Perawatan murah.
 Kelemahan -kelemahan apron konveyor :
 Kecepatan yang relatif rendah.
 Kapasitas pengangkutan yang kecil
 Hanya satu arah gerakan
c. Bucket Conveyor

Gambar 10. Bucket conveyor Sumber : www.indiamart.com

Bucket Conveyor sebenarnya merupakan bentuk yang


menyerupai conveyor apron yang dalam.
Karakteristik dan performance dari bucket conveyor:

 Bucket terbuat dari baja


 Bucket digerakkan dengan rantai
 Biaya relatif murah.
 Rangkaian sederhana.
 Dapat digunakan untuk mengangkut bahan
bentuk bongkahan.
 Kecepatan sampai dengan 100 ft/m.
 Kapasitas kecil 100 ton/jam.
 Kelemahan -kelemahan bucket conveyor:

32
 Ukuran partikel yang diangkut 2-3 in.
 Investasi mahal.
 Kecepatan rendah.

d. Bucket Elevator

Gambar 11. Bucket conveyor Sumber : www.amazon.in

Belt, scraper maupun apron conveyor mengangkut


material dengan kemiringan yang terbatas. Belt conveyor
jarang beroperasi pada sudut yang lebih besar dari 15-20°
dan scraper jarang melebihi 30°. Sedangkan kadangkala
diperlukan pengangkutan material dengan kemiringan yang
curam. Untuk itu dapat digunakan Bucket Elevator. Secara
umum bucket elevator terdiri dari timba -timba (bucket)
yang dibawa oleh rantai atau sabuk yang bergerak.

Timba -timba (bucket) yang digunakan memiliki


beberapa bentuk sesuai dengan fungsinya masing - masing.
Bentuk - bentuk dari timba -timba (bucket) dapat dibagi,
antara lain:

- Minneapolis Type

33
Gambar 12. Minnepolis Type

Sumber : dokumen.tips

Bentuk ini hampir dipakai di seluruh dunia. Dipergunakan


untuk mengangkut butiran dan material kering yang sudah
lumat.

- Buckets for Wet or Sticky Materials.

Gambar 13. Buckets for Wet or Sticky Materials

Sumber : dokumen.tips

Bucket yang lebih datar. Dipergunakan untuk mengangkut


material yang cenderung lengket.

- Stamped Steel Bucket for Crushed Rock

Gambar 14. Stamped Steel Bucket for Crushed Rock

Sumber : academia.edu

34
Dipergunakan untuk mengangkut bongkahan - bongkahan
besar dan material yang berat.

3) Screw Conveyor

Gambar 15. Screw Conveyor : a Sectional ; b. Helicoid; c.


Cast Iron; d. Riboon; e. Cut Flight

Sumber : google.com

Jenis conveyor yang paling tepat untuk mengangkut bahan


padat berbentuk halus atau bubur adalah konveyor sekrup
(screw conveyor). Alat ini pada dasarnya terbuat dari pisau
yang berpilin mengelilingi suatu sumbu sehingga bentuknya
mirip sekrup. Pisau berpilin ini disebut flight.

Macam-macam flight, antara lain:

a. Sectional flight : Konveyor berfiight section dibuat dari


pisau-pisau pendek yang disatukan -tiap pisau berpilin
satu putaran penuh- dengan cara disimpul tepat pada
tiap ujung sebuah pisau dengan paku keling sehingga
akhirnya akan membentuk sebuah pilinan yang
panjang.
b. Yang berpilin mengelilingi suatu poros . Untuk
membentuk suatu konveyor, flight- flight itu disatukan
dengan cara dilas tepat pada poros yang bersesuaian
dengan pilinan berikutnya.
c. Special flight, terbagi:

35
 cast iron flight : digunakan dimana suhu dan
tingkat kerusakan tinggi
 ribbon flight : Untuk bahan yang lengket
 cut flight : Untuk mengaduk digunakan cut
flight, Flight pengaduk ini dibuat dari flight
biasa, yaitu dengan cara memotong- motong
flight biasa lalu membelokkan potongannya ke
berbagai arah.

Untuk mendapatkan conveyor panjang yang lebih sederhana


dan murah, biasanya konveyor tersebut itu disusun dari
conveyor-conveyor pendek. Sepasang conveyor pendek
disatukan dengan sebuah penahan yang disebut hanger dan
disesuaikan pasangan pilinannya.

Tiap conveyor pendek mempunyai standar tertentu sehingga


dapat dipasang dengan conveyor pendek lainnya, yaitu
dengan cara memasukkan salah satu poros sebuah conveyor
ke lubang yang terdapat pada poros konveyor yang satunya
lagi.

Gambar 16. Conveyor Sumber : geovani-orlando.com

Wadah conveyor biasanya terbuat dan lempeng


baja, panjang sebuah wadah antara 8, 10, dan 12 ft. Tipe
wadah yang paling sederhana hanya bagian dasarnya, yang
berbentuk setengah lingkaran dan terbuat dari baja,
sedangkan sisi-sisi lurus lainnya terbuat dari kayu. Untuk

36
mendapatkan sebuah wadah yang panjang, wadah-wadah
pendek disusun sehingga sesuai dengan panjang konveyor.
menunjukkan wadah yang lebih rumit yang konstruksinya
semuanya terbuat dari besi.

Gambar 17. Wadah Conveyor Sumber : google.com.

4) Pneumatic Conveyor

Gambar 18. Pneumatic Conveyor Sumber : indiamart.com

Conveyor yang digunakan unluk mcngangkul bahan yang


ringan atau berbentuk bongkahan kecil adalah konvenyor
aliran udara (pneumatic conveyor). Pada jenis konveyor ini
bahan dalam bentuk suspensi diangkut oleh aliran udara.
Pada conveyor ini banyak alat dipakai, antara lain:

- Sebuah pompa atau kipas angin untuk menghasilkan


aliran udara.
- Sebuah cyclone untuk memisahkan partikel-partikel
besar.
- Sebuah kotak penyaring (bag filter) untuk
menyaring debu.

Pada tipe yang sederhana, sebuah pompa cycloida akan


menghasilkan kehampaan yang sedang dan sedotannya
dihubungkan dengan sistem pengangkulan. Bahan-bahan

37
akan terhisap naik melalui selang yang dapat
dipindahpindahkan ujungnya. Kemudian, aliran udara yang
mengangkut bahan padat dalam bentuk suspensi akan
menuju siklon dan selanjutnya menuju ke pompa. Jika
bahan-bahan ini mengandung debu, debu ini tentunya akan
merusak pompa dan debu ini juga akan membahayakan jika
dibuang ke udara, dengan kala lain debu adalah produk
yang tidak diinginkan. Karenanya, sebuah kotak penyaring
ditempatkan diantara siklon dan pompa.

Jenis conveyor ini terutama digunakan untuk


mengangkut bahan yang kebersihannya harus tetap terjaga
baik (seperti biji-bijian, bahan-bahan lumat seperti soda
abu, dan lain-lain) supaya keadaannya tetap baik dan tidak
mengandung zat-zat beracun seperti timbal dan arsen.

Conveyor ini juga dapat dipakai untuk mengangkut


bahan-bahan yang berbentuk bongkahan kecil seperti chip
kayu, bit pulp kering, dan bahan lainnya yang sejenis.
Kadang-kadang juga digunakan bila jalan yang dilalui
bahan berkelok- kelok atau jika bahan harus diangkat dan
lain-lain hal yang pada tipe konveyor lainnya menyebabkan
biaya pengoperasian lebih tinggi. Kecepatan aliran udara
pada kecepatan rendah adalah 3000-7500 fpm dan pada
kecepatan tinggi adalah 10000- 20000 fpm. Sedangkan
jumlah udara yang digunakan untuk mengangkut tiap ton
bahan per jam adalah 50-200 cfm, tergantung pada keadaan
dan berat bahan,jarak dan kemiringan pengangkutan, dan
lain-lain.

Kerugian menggunakan jenis conveyor ini:

38
 Pemakaian energinya lebih besar dibanding jenis
konveyor lainnya untuk jumlah pengangkutan yang
sama.
 Perhitungan-perhitungan pada konveyor pneumatik
sama sekali empiris dan memuat faktor-faktor yang
tidak terdapat di luar data-data peralatan pabrik.

3.3.2.4 Spesifikasi Conveyor


Conveyor hanya bisa memindahkan barang yang
berupa unit dan tidak bisa memindahkan barang yang
berbentuk bulk atau butiran. Unit yang bisa dipindahkan
menggunakan conveyor juga harus mempunyai dimensi
tertentu dan berat tertentu agar dapat ditransportasikan.

Gambar 19. Spesifikasi Roller Conveyor

Sumber : Adiyasa.com

Spesifikasi conveyor juga harus disesuaikan dengan


dimensi dan beban unit yang akan ditransportasikan.
Conveyor yang umum digunakan adalah roller Conveyor.
Rancangan sistem roller conveyor harus mempu menerima
beban maksimum yang mungkin terjadi pada sistem
conveyor. Selain itu, desain dimensi sistem juga harus
dipertimbangkan agar sesuai dengan dimensi unit yang
akan ditransportasikan.

39
Gambar 20. Dimensi Lebar Conveyor

Sumber : https://suluhmania.wordpress.com/

Jarak antar roller disesuaikan dengan dimensi unit


yang akan ditransportasikan. Diusahakan jarak antar roller
dibuat sedekat mungkin agar tumpuan beban semakin
banyak. Selain itu, dimensi unit yang ditranportasikan
minimal harus ditumpu oleh 3 roller. Jika kurang dari 3
roller, maka unit tersebut akan tersendat bahkan bisa jatuh
keluar sistem tranportasi roller conveyor.

Gambar 21. Roller Conveyor

Sumber : https://suluhmania.wordpress.com/

40
3.3.2.5 Kelebihan Conveyor
a. Dapat mentransformasikan pada kemiringan tertentu
sehingga conveyor bisa mentranportasikan barang
dari satu tingkat ke tingkat yang lain.
b. Dapat membelokkan jalur unit yang belokannya
sangat tajam. Hal tersebut bermanfaat untuk daerah
yang ruanganya terbatas.

3.3.2.6 Kekurangan Conveyor


a. Kerusakan pada salah satu bagian conveyor akan
menghentikan aliran proses.

3.3.2.7 Komponen Conveyor


a. Kerangka Badan

Kerangka badan mempunyai fungsi untuk


menopang roller agar lokasi roller tidak berpindah-
pindah. Pemasangan roller dengan kerangka badan ini
harus pas agar tidak terjadi getaran yang tidak
diinginkan saat roller berputar. Selain itu, kerangka
badan ini juga menentukan jarak antar roller yang
sesuai agar unit yang akan ditransportasikan tidak
jatuh.

Gambar 22. Kerangka Badan

Sumber : https://suluhmania.wordpress.com

b. Tiang Penyangga

41
Tiang peyangga mempunyai fungsi untuk pondasi
kerangka badan sistem roller conveyor. Kerangka
badan ini didesain sebagai tumpuan roller conveyor
terhadap tanah yang dilalui oleh sistem conveyor.

Gambar 23. Tiang Penyangga Sumber :


https://suluhmania.wordpress.com/

c. Motor Penggerak

Motor penggerak mempunyai fungsi untuk


menggerakkan drive roller agar selalu berputar sesuai
dengan kecepatan yang diinginkan operator. Motor
penggerak ini pada umumnya ditempatkan diujung
paling akhir alur roller conveyor agar bisa menjaga
rantai transmisi tetap tegang.

d. Roller

Roller mempunyai fungsi sebagai pemindah


barang yang akan ditransportasikan. Saat roller
berputar diupayakan tidak bergetar agar tidak merusak
barang yang ditransportasikan. Dimensi roller juga
harus sama agar barang yang diangkut tidak tersendat
dan roller dapat menumpu barang dengan sempurna.

42
Gambar 24. Roller

Sumber : https://suluhmania.wordpress.com

3.3.2.8 Cara Kerja Conveyor Belt


Prinsip kerja belt conveyor adalah mentransport
material yang ada di atas belt, dimana umpan atau inlet
pada sisi tail dengan menggunakan chute dan setelah
sampai di head material ditumpahkan akibat belt berbalik
arah. Belt digerakkan oleh drive / head pulley dengan
menggunakan motor penggerak. Head pulley menarik belt
dengan prinsip adanya gesekan antara permukaan drum
dengan belt, sehingga kapasitasnya tergantung gaya gesek
tersebut.

Gambar 25. Bagian-bagian Conveyor

Sumber : https://suluhmania.wordpress.com

43
3.3.2.9 Manfaat Conveyor
Beberapa manfaat penggunaan conveyor antara lain :

 Conveyor dapat dengan aman mengangkut bahan


dari satu tempat ke yang tempat lainnya, bila
dilakukan oleh tenaga manusia akan melelahkan
dan memerlukan biaya yang mahal.
 Conveyor dapat diinstal hampir di mana saja, dan
jauh lebih aman daripada menggunakan forklift
atau sistem transportasi yang lainnya.
 Conveyor dapat memindahkan beban dari segala
macam bentuk, ukuran dan berat. Selain itu,
system ini banyak yang telah memiliki fitur
keselamatan yang membantu mencegah kecelakaan
saat kerja.
 Ada berbagai jenis conveyor yang tersedia untuk
menjalankan sistem ini sesuai dengan kebutuhan.

3.3.2.10 Permasalahan dan Solusinya


Sebagai salah satu teknologi yang penting, conveyor
ini tentunya sangat sering mengalami kerusakan atau
permasalahan umum karena memang difungsikan dalam
jangka waktu yang panjang dan sifatnya terus menerus.
Nah, dalama bahasan kita kali ini yang akan membahas
mengenai permasalahan – permasalahan yang paling
umum yang terjadi di komponen conveyor belt ini serta
solusi atau cara megnatasinya. Langsung saja kita masuk
ke dalam inti bahasan ini:

a) Masalah 1 Aus yang terjadi di bagian bawah belt


conveyor

Penyebab, terkadang disebabkan oleh adanya slip yang


terjadi antara belt dan komponen pulley, atau bisa juga

44
disebabkan oleh adanya roller yang tidak berputar
maupun putarannya terlalu serat. Terkadang ada juga
material yang masih menempel dan dapat menyebabkan
hal seperti ini. solusinya adalah dengan mengganti
rubber laging yang sudah aus dengan yang baru atau
menambahkan tension belt conveyor, pasang
komponen pembersih material di bagian akhir landasan
dan beberapa cara lainnya.

b) Masalah 2 Aus pada rubber bagian atas belt conveyor


Penyebab yang paling umum adalah karena material
atau objek yang diangkut oleh belt tidak jatuh sesuai
dengan seharusnya atau adanya material yang melebihi
berat pengejut maupun disebabkan oleh adanya
material yang masih menempel di bagian belt tersebut
walaupun seharusnya sudah diambil atau berpindah ke
suatu tempat. Cara mengatasinya adalah dengan
mengatur komponen pencurah material agar jatuh di
tengah dan merata, sesuaikan jarak antar roler, pasangi
komponen pembersih material atau belt cleaner serta
ganti komponen yang sudah rusak.
c) Masalah 3 Conveyor tidak bergerak lancar dan tidak
lurus saat membawa beban material.

Penyebab beban material jatuh tidak beraturan, beban


material jatuhnya tidak tepat di bagian tengah atau bisa
juga disebabkan karena antara roller dan belt tidak
bersentuhan. Cara mengatasi yang paling pertama
adalah dengan mengatur agar komponen pencrah
meterial siap angkut bisa menjatuhkan material secara
merata dan di letakan di tengah demikian juga bisa
memasang komponen tambahan agar belt bisa selalu
melekat atau bersentuhan pada rollernya secara pas.

45
d) Masalah 4 bracket roller tidak berada pada sudut yang
benar terhadap sumbu belt conveyor

Penyebabnya adalah frame yang terkadang tidak lurus atau


rangkaiannya sudah tidak seperti semua, adanya material yang
masih menempel pada roller dan lain sebagainnya. Cara
mengatasinya adalah dengan menggeser dan setting posisi
bracket dari roller, serta cek center line frame conveyornya.
Demikian juga anda bias memasangi belt cleaner untuk
membersihkan sekalihus memastikan material tidak terus
menempel di belt dan meninggalkan sisa.

3.3.3 Travelator
3.3.3.1 Definisi Travelator
Moving Walkway adalah alat angkut perpindahan orang dan
barang dari satu tempat ke tempat lain pada satu lantai atau pada
lantai yang berbeda level dan bergerak sesuai dengan prinsip
pergerakan pada eskalator. Dengan demikian, travelator adalah
pengembangan ide dari eskalator dan bisa dipasang pada posisi
mendatar (horisontal) ataupun miring (inclined) dengan
kemiringan 10 – 20 derajat.

Salah satu perbedaan dengan escalator, yaitu eskalator


diprioritaskan untuk transportasi orang dengan barang bawaan yang
dijinjing sedangkan travelator untuk transportasi orang dengan
barang bawaan koper atau trolley. Banyak sebutan untuk alat yang
satu ini, di antaranya Moving Walkway, Moving Sidewalk, Moving
Pavement, Walkalator, Travelator, ramp berjalan atau Moveator.

46
Gambar 26. Travelator

Sumber : https://image.made-in-china.com

Perbedaan Travelator dengan Eskalator adalah sebagai berikut:

- Lebih landai sekitar 50%.


- Membutuhkan luasan ruangan yang lebih besar untuk
pemasangannya.
- Dapat digunakan untuk kereta barang berjalan
(trolleys).
- Jika berhenti bergerak, gangguan pada arus pergerakan
orang tidak begitu besar.
- Lebih cocok bagi penyandang tuna daksa.
- Membutuhkan rangka struktur penopang yang lebih besar

Pemilihan Travelator ditentukan oleh besarnya kapasitas yang


diinginkan karena kecepatannya sudah tertentu, sedangkan faktor
lainnya yang juga harus dipertimbangkan adalah antara lain

- Sudut kemiringan, lebih didasarkan pada keterbatasan


perencanaan dan kenyamanan.
- Tinggi antar lantai, lebih didasarkan pada keputusan
perencanaan.
- Sistem operasi, memungkinkan elevator bisa digerakan
dengan arah keatas atau kebawah.

47
3.3.3.2 Standard Travelator

Gambar 27. Bagian-bagian Travelator

Sumber : https://docplayer.info

Kegunaan dari alat transportasi ini adalah berfungsi untuk


membawa barang-barang bawaan yang diletakkan di dalam kereta
dorong (trolley) naik atau turun dari lantai satu ke lantai lain.
Travelator dapat dipasang horizontal atau miring dengan
kemiringan 10 hingga 20 derajat.

Gambar 28. Sistem Travelator

Sumber : https://elektrofev.blogspot.com

Ramp berjalan biasanya dipasang berpasangan untuk


mengakomodasi dari kedua arah, dengan kecepatan kurang lebih
setengah dari kecepatan berjalan, yaitu sekitar 1,4 mph ata 2,2

48
kmph dan 27 hingga 56 inch atau 67,5 hingga 140 cm untuk
lebarnya. Biasanya terdapat di supermarket, mall, stasiun kereta
ekspress, dan lain-lain. Apabila dipasang secara mendatar pada
satu lantai, berfungsi untuk meringankan beban dari orang yang
berjalan dengan membawa barang dan menempuh jarak yang
relatif jauh. Misalkan pada terminal di bandara internasional yang
luas, museum, kebun binatang, atau aquarium (water world).

3.3.3.3 Jenis Jenis Travelator


Terdapat 2 jenis travelator, yaitu:

1) Pallet

Gambar 29. Pallet

Sumber : https://nbconai.com

Serangkaian pelat logam datar yang digabungkan untuk


membentuk sebuah trotoar atau jalur dan efektif identik
dengan eskalator dalam hal konstruksi. Sebagian besar
travelator jenis ini memiliki permukaan logam, meskipun
beberapa model juga memiliki permukaan karet untuk
traksi tambahan.

49
2) Moving Belt

Gambar 29. Pallet


Sumber : https://indiamart.com

Pada umumnya dibangun dengan sabuk logam mesh


atau permukaan karet berjalan diatas sebuah rol
logam. Permukaannya mungkin akan terasa padat
atau agak memantul.

Kedua jenis travelator ini memiliki permukaan beralur


untuk mesh dengan combplates di ujungnya. Dan hampir
semua travelator dibangun dengan pegangan tangan, mirip
dengan yang ada di eskalator.

3.3.3.4 Keunggulan dan Kelemahan Travelator


1) Keungulan dari penggunaan eskalator pada bangunan
yaitu:
• Mempunyai kapasitas untuk memindahkan orang
dalam jumlah banyak
• Dapat menggantikan fungsi tangga
• Tidak membutuhkan waktu tunggu kecuali jika
saat lalu lintas manusia sedang padat
• Tidak akan merasa lelah karena berjalan
• Dapat mengarahkan arus manusia ke jalur
tertentu.

50
• Dapat digunakan oleh orang-orang difable
• Dapat meringankan beban orang-orang yang
membawa trolley
• Sangat bermanfaat untuk kebutuhan lalu lintas
yang dapat meningkat dalam waktu-waktu
tertentu.
• Memudahkan orang untuk melihat-lihat
sekelilingnya.
• Perpindahan dari lantai ke lantai berlangsung
secara lancar.
• Dapat digunakan di ruang terbuka, jika digunakan
yang tahan air (water proofed escalator / moving
ramp).
• Menjamin mengalirnya arus lalu lintas pada
kecepatan tertentu.
• Sangat baik untuk jarak vertikal yang tidak terlalu
panjang.
1. Kelemahan penggunaan travelator :
 Membutuhkan biaya perawatan yang tinggi.
 Jika terjadi kerusakan akan membutuhkan waktu
yang lama untuk memperbaikinya
 Tidak boleh beroperasi jika terjadi gangguan
elektrik pada travelator

3.3.3.5 Komponen-Komponen Travelator


1) Rangka Konstruksi

Rangka konstruksi travelator terbentuk dari batang-


batang baja yang dicat tahan karat

2) Exterior Panel

51
Bagian bawah dan samping rangka tersebut ditutup
dengan lembaran metal atau non metal mengikuti
design interior

3) Mesin Penggerak
Mesin penggerak diletakkan di bagian atas
berupa motor listrik 3Ø, transmission reducer dan
rantai penggerak yang memutar tangga.
4) Anak tangga

Terbuat dari die cast aluminium alloy yang


dibentuk dengan alur-alur khusus.

5) Moving Handrails

Terbuat dari campuran karet khusus

6) Balustrade
7) Balustrade biasanya terbuat dari transparant tempered
glass
8) Pengaman / Safety
 Current overload, hand rail & Step chain
safety Switch
 Emergency stop button
 Over / under speed control switch

3.3.4 Escalator
3.3.4.1 Pengertian
Eskalator atau tangga jalan adalah salah satu transportasi
vertikal berupa konveyor untuk mengangkut orang, yang terdiri
dari tangga terpisah yang dapat bergerak ke atas dan ke bawah
mengikuti jalur yang berupa rail atau rantai yang digerakkan
oleh motor. Karena digerakkan oleh motor listrik, tangga
berjalan ini dirancang untuk mengangkut orang dari bawah ke
atas atau sebaliknya. Untuk jarak yang pendek eskalator

52
digunakan di seluruh dunia untuk mengangkut pejalan kaki yang
mana menggunakan elevator tidak praktis. Pemakaiannya
terutama di daerah pusat perbelanjaan, bandara, sistem transit,
pusat konvensi, hotel dan fasilitas umum lainnya.

Pada tanggal 15 maret 1892, penemu dan insiyur Jesse Wilford


Reno dari New York, AS mematenkan produk semacam
eskalator yang disebutnya sebagai "inclined elevator". namun,
Reno bukanlah orang pertama yang mematenkan produk
semacam itu, melainkan Nathan Ames dari Saugus,
Massachussetts pada 1859. Sayangnya rancangan Ames tidak
pernah dibuat. sama halnya dengan rancangan Reno yang
diwujudkan di Old Iron Pier, Coney Island, New York, berupa
sabuk berjalan yang dapat memindahkan orang pada kemiringan
25 derajat. Rancangan ini berbeda dengan rancangan Ames,
berupa anak-anak tangga yang dipasang pada sabuk atau rantai.

Eskalator seperti yang dikenal kini adalah hasil karya Charles D


Seeberger pada tahun 1897. ia juga yang menggunakan nama
"escalator", di ambil dari kata latin "scala" yang artinya
"langkah" dan elevator. Seeberger dan Otis kemudian kemudian
merancang eskalator publik pertama yang digunakan di paris
exhibition tahun 1900 dan memenangkan hadiah pertama.
Seeberger kemudian menjual hak patennya kepada Otis pada
tahun 1910.

53
Gambar 28. Charles D Seeberger

Sumber : http://sejarahkecildunia.blogspot.com

Dalam perkembangannya, perusahaan Mitsubishi Electric


Corporation telah berhasil mengembangkan eskalator spiral
(kenyataannya lebih cenderung melengkung/curve daripada
melingkar/spiral) dan secara eksklusif dijual sejak pertengahan
tahun 1980. Eskalator ini dipasang di Osaka, Jepang pada tahun
1985.

Gambar 29. Eskalator Lengkung

Sumber : http://mitsubishielevator.com

3.3.4.2 Bagian-Bagian Eskalator


a) Rangka struktur (frame)
b) Rel (rail)

54
c) Rantai dan roda gigi (chain & gear)
d) Anak tangga (step)
e) Dinding penyangga rel tangan (balustrade)
f) Pegangan tangan (hand rail)
g) Lantai pijak (landing plates)
h) Lantai bergerigi (combplates)
i) Ruang mesin
j) Pencahayaan (lighting)
k) Unit penggerak (drive unit)
l) Peralatan listrik (electrical parts)

Gambar 30. Sketsa Rencana Escalator


Sumber : http://engineeringbuilding.blogspot.co.id/2011

a) Rangka Struktur (frame)

Ada dua jenis rangka struktur, yaitu :

1. Rangka struktur dengan menggunakan solid H - beam Pada


umumnya rangka struktur dibagi atas tiga bagian :
a) Rangka atas (upper frame)
b) Rangka tengah (middle frame)
c) Rangka bawah (lower frame)

55
Ketiga bagian rangka tersebut dirakit dilokasi pemasangan
dengan menggunakan baut khusus (punch bolt).

Keuntungan dari penggunaan rangka struktur dengan solid H


beam adalah :

 Memudahkantransportasi (bisa dimasukan kedalam


kontainer)
 Memudahkan pengaturan jalan masuk ke lokasi
pemasangan
 Lebih mudah untuk dipindahkan setelah unit dipsang.

Sedangkan, kerugiannya :

 Lebih berat dari rangka struktur konstruksi besi siku


 Untuk pemasangannya diperlukan tenaga terampil.

2. Rangka struktur dengan pemasangan konstruksi besi siku

Berbeda dengan escalator yang menggunakan rangka solid H


beam, rangka jenis ini dikirim ke lokasi pemasangan dalam satu
kesatuan yang telah dirakit lebih dahulu di pabrik pembuat.

Keuntungan dari penggunaan rangka konstruksi besi siku, antara


lain :

 Lebih ringan dibandingkan rangka solid H beam.


 Lebih cepat didalam pemasangannya Kerugiannya
 Memerlukan transportasi khusus, terutama untuk unit –
unit yang panjang/tinggi.
 Jalan masuk kelokasi pemasangan perlu dipersiapkan dari
awal saat pelaksanaan pekerjaan.
 Setelah dipasang agak sulit dipindahkan.

b) Rel (rail)

56
Rel berfungsi untuk mengarahklan gerakan luncuran roda rantai
penggerak anak tangga (step chain roller) dan roda anak
tangga(step roller). Rel harus dipasang dan disetel dengan benar
agar gerakan roda anak tangga dan roda rantai penggerak anak
tangga halus dan lurus, didalam pengoperasiannya rel ini harus
diberi pelumas, material untuk rel ini umumnya besi siku.

c) Rantai dan roda gigi (chain and gear)

Rantai dan roda gigi merupakan peralatan penggerak anak tangga


dan pegangan tangan.

Ada beberapa jenis rantai :

 Rantai penggerak utama (driving chain)


 Rantai penggerak anak tangga (step chain)
 Rantai penggerak pegangan tangan (hand rail driving
chain)

Ada beberapa jenis roda gigi :

 Poros roda gigi atas (upper terminal gear)


 Poros roda gigi bawah (lower terminal gear)

d) Anak Tangga (step)

Anak tangga merupakan tempat pijakan dari penumpang escalator


dan bagian permukaannya harus selalu dalam keadaan horizontal
pada saat membawa penumpang. Adapaun material yang
digunakan harus terbuat dari bahan – bahan yang tidak mudah
terbakar seperti aluminium, stainless steel dan besi cor.

Untuk memudahkan penumpang dalam membedakan satu anak


tangga dengan anak tangga yang lain harus diberi warna kuning.
Ukuran dari anak tangga ini pada umumnya :

57
 600 mm, untuk satu orang per anak tangga.
 800 mm, (permintaan khusus)
 1000 mm, untuk dua orang per anak tangga.

e) Dinding Penyangga Rel Tangan (balustrade)

Yang dimaksud dengan balustrade adalah dinding kiri dan kanan


dari escalator. Dasar dinding yang berdekatan dengan tangga
biasanya terbuat dari kaca yang ditemper dengan ketebalan 10
mm (tempered glass balustrade), dapat juga mengguanakan
stainless steel balustrade. Stainless steel balustrade dipakai untuk
escalator yang dipasang pada stasiun kereta, bandar udara atau
tempat lain yang sejenis, dimana banyak kemungkinan balustrade
tersebut terkena benturan dari luar.

Gambar 31. Balustrade

Sumber : alibaba.com

f) Pegangan Tangan (handrail)

Dinding penyangga (balustrade) kiri dan kanan harus dilengkapi


dengan rel penyangga tangan (handrail) yang dapat bergerak
kontinu dan bersamaan arah dengan gerak tangga saat berjalan.
Kecepatannya harus sama dengan kecepatan tangga saat berjalan.

Pegangan tangan berfungsi untuk membantu penumpang pada


saat melangkah masuk atau keluar dari anak tangga, agar
penumpang tidak jatuh atau terseret. Material yang dipergunakan

58
untuk pegangan tangan ini adalah karet khusus (hypalon) dengan
yang tahan panas, dimana panas tersebut sebagai akibat gesekan –
gesekan, baik yang disebabkan oleh mekanisme penggerak
ataupun oleh gesekan antara handrail dengan frame handrail
(aluminium).

Sumber : Wikipedia.com

Untuk mekanisme handrail ini juga dilengkapi dengan switch


pengaman terhadap benda – benda asing yang terjepit. Pada
handrail (1 unit escalator terdapat 2 handrail) kelilingnya harus
tersambung secara sempurna, artinya tidak boleh ada sambungan
yang dapat menyebabkan macet akibat toleransi dengan handrail
yang kecil dan pemuaian akibat panas (sifat zat apabila terkena
panas akan memuai). Untuk itu diperlukan toleransi kurang lebih
2 mm, dengan sisi – sisi sampingnya. Panas yang timbul akibat
gesekan adalah antara 400 – 450 C (merupakan panas maksimum
untuk kondisi ruangan tanpa AC).

Mekanisme handrail ini menggunakan penggerak utama berasal


dari rol – rol step yang digerakkan oleh rantai dan ditekan pula
dengan rol – rol khusus yang menekan handrail sehingga akibat
tekanan tersebut dan adanya putaran dari rol – rol tersebut
menyebabkan handrail dapat bergerak.

Dalam 1 unit escalator terdiri dari 4 unit rol (2 unit untuk


menekan dan menggerakkan bagian atas dan 2 unit bagian
bawah), penggerak handrail dan masing – masing terdiri dari 4
rol. Bahan rol tersebut adalah besi cor dan dibagian
permukaannya dilapisi oleh karet tahan panas.

59
Gambar 33. Mekanisme penggerak handrail

Sumber: data.epo.org

g) Lantai pijak (Landing Plates)

Lantai pijak penting ditempatkan pada bagian masuk dan keluar


escalator dikedua ujung escalator. Lantai selain berfungsi untuk
tempat pijakan masuk dan keluar juga berfungsi sebagai penutup
bagian mekanis escalator. Oleh karena itu harus dapat dibuka atau
diangkat untuk memudahkan perbaikan escalator. Lantai ini harus
dibuat dari material yang tahan api dan mampu memberikan
kemantapan saat berpijak.

h) Lantai Bergerigi (combplates)

Selain lantai pijak yang menutup ruang – ruang mesin maupun


ruang mekanis escalator, ada lagi lantai spesifik yang melengkapi
escalator yaitu lantai pijak yang mempunyai alur – alur bergerigi
di ujungnya. Lantai ini fungsinya sebagai lantai pendarat bagi
penumpang escalator dan alur – alur geriginya berfungsi untuk
menyisir kotoran yang ada pada tangga (yang juga beralur).

Gigi pada combplates harus mempunyai kesejajaran dengan alur –


alur pada tangga dan ujungnya tidak boleh sampai mengenai alur
– alur dalam ditangga tersebut. Bagian yang begerigi harus dapat
dipisahkan dengan bagian utama lantai sehingga jika gigi – gigi
tersebut patah akan mudah untuk menggantinya. Jarak antara
ujung gigi dengan alur dalam ditangga dan jarak antara akar gigi

60
dengan bagian atas dari alur ditangga harus berada diantara 2,5
mm sampai 4 mm.

i) Ruang Mesin

Ruang mesin harus mempunyai kelonggaran yang cukup untuk


seseorang melakukan perbaikan atau perawatan bagian – bagian
mekanis dari penggerak escalator. Ventilasi yang tersedia harus
cukup agar panas radiasi dari mesin dapat segera keluar.

Pencahayaan juga harus ada pada ruang mesin, lampu – lampunya


harus dilindungi agar tidak mudah pecah terkena alat – alat atau
gerak – gerak mekanis komponen mesin. Pintu – pintu untuk
perawatan dan perbaikan harus mempunyai kunci yang hanya
dapat dibuka oleh orang yang berkepentingan saja sehingga tidak
sembarang orang dapat membukanya.

j) Pencahayaan (lighting)

Jaringan listrik untuk pencahayaan pada daerah yang dekat


dengan kaki, pencahayaan pada dinding balustrade, dan
pencahayaan pada ruang mesin harus terpisah dari jaringan listrik
untuk motor penggerak sehingga jika terjadi kegagalan pada
motor atau komponen lainnya, lampu – lampu yang menerangi
escalator akan tetap menyala.

k) Unit Penggerak (drive unit)

Unit penggerak terdiri dari :

 motor penggerak (motor induksi)


 Reduction gear box
 Rem magnet (magnetic brake)

61
Motor penggerak adalah motor induksi 3 phasa dengan arus bolak
– balik, frekuensi 50 Hz, dapat terhubung bintang atau delta,
dengan star-delta starting ataupun direct on line starting. Putaran
dari motor penggerak ini kemudian diturunkan oleh reduction
gear box, sehingga didapat kecepatan linear kurang lebih 30 meter
permenit. Untuk menahan gerakan anak tangga pada saat motor
terhenti, ataupun pada saat suplay daya terputus dipasang rem
magnet.

l) Peralatan Listrik (Electrical Parts)

Peralatan listrik dapat dibagi atas :

 Panel kontrol

Panel kontrol berfungsi untuk pengatur arah gerak naik dan turun
dan juga berfungsi untuk mematikan atau menghidupkan motor
escalator.

 Kontak pengaman
 Panel Pengoperasian (operating panel board)

Panel pengoperasian sesuai dengan namanya adalah untuk


menghidupkan atau mematikan escalator. Fungsi yang umum
tersedia :

 Tombol nyala (starting switch)

Tombol nyala harus ditempatkan pada kedua ujung escalator (atas


dan bawah) dan penempatannya harus sedemikian rupa sehingga
saat dinyalakan oleh operator, ia dapat melihat pergerakkan
tangga. Tombol ini sebaiknya menggunakan type tombol yang
berfungsi dengan memutar kunci (key operated switch).

 Tombol mati (stop switch)

62
Tombol mati mempunyai warna merah dan ditempatkan di kedua
ujung escalator berdekatan dengan tombol nyala. Jika tombol ini
digunakan, maka ia harus dapat memotong seluruh arus listrik
yang bekerja pada motor penggerak maupun rem.

 Tombol mati darurat (emergency stop switch)

Tombol darurat ini harus berwarna merah dan ditempatkan


di kedua ujung escalator pada posisi yang memungkinkan
untuk segera dijangkau tetapi harus pula cukup terlindung
dari penyalaan yang tidak disengaja. Jika tombol ini
ditekan, ia harus segera mematikan arus yang bekerja ada
motor penggerak maupun pada rem.

 Tombol pendeteksi rantai putus ( broken step chain


device)
Tiap escaltor harus dilengkapi dengan tombol yang dapat
segera berfungsi mematikan arus listrik ke motor
penggerak dan mengaktifkan rem jika rantai tangga
terputus atau terenggang melampaui batas maksimum
regangan jika gerak rantainya terganggu.
 Tombol pendeteksi kegagalan motor penggerak (broken
drive devices)
Jika escalator mempunyai sistem penggerak
menghubungkan motor dengan sproket tangga melalui
transmisi rantai, maka tombol ini harus ditempatkan pada
posisi yang memungkinkan segera memotong arus listrik
ke motor dan mengaktifkkan rem saat rantai penggerak
putus.

3.3.4.3 Sistem Kerja Escalator


1) Pendaratan/Landing

Floor plate rata dengan lantai akhir dan diberi engsel atau dapat
dilepaskan untuk jalan ke ruang mesin yang berada di bawah floor

63
plates. Comb plate adalah bagian antara floor plate yang statis dan
anak tangga bergerak. Comb plate ini sedikit miring ke bawah
agar geriginya tepat berada di antara celah-celah anak tangga-
anak tangga. Tepi muka gerigi comb plate berada dibawah
permukaan cleat.

2) Landasan penopang/Truss

Landasan penopang adalah struktur mekanis yang menjembatani


ruang antara pendaratan bawah dan atas. Landasan penopang pada
dasarnya adalah kotak berongga yang terbuat dari bagian-bagian
bersisi dua yang digabungkan bersama dengan menggunakan
sambungan bersilang sepanjang bagian dasar dan tepat dibawah
bagian ujungnya. Ujung-ujung truss tersandar pada penopang
beton atau baja.

Gambar 34. Struktur perletakan Eskalator pada lantai gedung


Sumber : kaskus.co.id

3) Lintasan

Sistem lintasan dibangun di dalam landasan penopang untuk


mengantarkan rantai anak tangga, yang menarik anak tangga
melalui loop tidak berujung. Terdapat dua lintasan: satu untuk
bagian muka anak tangga (yang disebut lintasan roda anak
tangga) dan satu untuk roda trailer anak tangga (disebut sebagai
lintasan roda trailer). Perbedaan posisi dari lintasan-lintasan ini

64
menyebabkan anak tangga-anak tangga muncul dari bawah comb
plate untuk membentuk tangga dan menghilang kembali ke dalam
landasan penopang.

Gambar 35. Sistem pergerakan escalator


Sumber :cv-yufakaryamandiri.blogspot.com

Gambar 37. Anak tangga (individual steps) dari Eskalator

Sumber : pxhere.com

Lintasan pembalikan di pendaratan atas menggulung anak tangga-


anak tangga mengelilingi bagian ujung dan kemudian
menggerakkannya kembali ke arah yang berbeda. Lintasan

65
overhead berfungsi untuk memastikan bahwa roda trailer tetap
berada di tempatnya saat rantai anak tangga diputar kembali.

3.3.4.4 Sistem Pengamanan


Escalator dilengkapi dengan kontak – kontak pengaman, baik untuk
mencegah terjadinya kecelakaan pada penumpang, maupun untuk
mencegah kerusakan escalator itu sendiri.

Ada dua jenis kontak pengaman :

 Reset secara otomatis (automatic reset)


 Reset secara manual (manual reset)

Adapun beberapa kontak pengaman yang umum dipasang :

 Handrail inlet safety switch

Berfungsi untuk mematikan escalator bila terdapat benda asing


yang menahan gerakan pegangan tangan (handrail), ada 4
(empat) buah kontak pengaman yang dipasang : kanan atas,
kiri atas, kanan bawah, kiri bawah, namun dilihat dari arah
gerak escalator hanya 2 buah yang berfungsi :

a) arah naik : kanan dan kiri atas


b) arah turun : kanan dan kiri bawah
 Skirt guard safety switch

Berfungsi untuk mematikan escalator bila ada benda asing yang


terjepit diantara skirt guard dan step (anak tangga), dipasang pada
sisi kanan dan kiri. Jumlahnya disesuaikan dengan panjang escaltor
namun pada umumnya 6 (enam) buah. Kontak adalah jenis reset
otomatis.

 Driving chain safety switch

Berfungsi untuk mematikan escalator bila rantai penggerak utama


putus. Kontak tidak otomatis reset (manual reset).

66
 Step chain tension safety switch

Berfungsi untuk mematikan escalator bila salah satu rantai


penggerak anak tangga (step chain) putus atau tidak tegang. Kontak
tidak otomatis reset.

 Step roller safety switch

Berfungsi untuk mematikan escaltor bila roda anak tangga keluar


dari rel (tidak normal). Kontak tidak otomatis reset.

 Step travel safety switch

Berfungsi untuk mematikan escalator bila ada gerakan anak tangga


yang tidak normal. Kontak tidak otomatis reset.

3.3.4.5 Kelebihan dan Kekurangan Kelebihan


 Mempunyai kapasitas memindahkan sejumlah orang dalam
jumlah besar
 Tidak ada interval waktu tunggu terutama di jam-jam sibuk
 Mengarahkan orang ke tempat tujuan dengan cepat, seperti ke
pintu keluar, pertemuan khusus, dan lain-lain

Kekurangan

 Biaya pembuatan yang cukup mahal


 Membuat orang malas untuk bergerak
 Jika tidak hati-hati dapat menyebabkan kecelakaan
 Membutuhkan listrik untuk menggerakannya, apabila listrik
padam escalator tidak dapat digunakan

3.3.4.6 Permasalahan yang sering terjadi


Eskalator merupakan peralatan yang memerlukan banyak
perhatian masalah keamanan, banyak terjadi permasalahan
diantaranya terjepit. Maka demi keamanan, eskalator dilengkapi
beberapa pengaman sesuai dengan kebutuhan, juga tanda-tanda
peringatan.

67
Gambar 38. Komponen Eskalator Sumber : google.com

3.4 Teknologi terbaru & studi kasus pada bangunan


3.4.1 Jenis-Jenis Eskalator Unik di Dunia
1) Eskalator tertua

Eskalator pertama dibuat dengan kau pada tahun 1859 di New


York’s Coney Island amusement park. Karena terbuat dari kayu
terjadi salah satu kecelakaan eskalator paling terkenal dalam
sejarah terjadi pada tanggal 18 November, 1987 ketika api
menyebar ke draft di jaringan kereta bawah tanah London
Underground menewaskan 31 orang. Mencetuskan ide untuk
merubah bahan dasar menjadi besi.

68
Gambar 39. Eskalator tertua Sumber : google.com

2) Eskalator terpanjang

Stasiun Pobedy Park di Jalur-Pokrovskaya Arbatsko dibuka pada


tahun 2003 dan eskalator dengan panjang 126,8 m (413 kaki), atau
sekitar 740 langkah. Dari awal hingga akhir, perjalanan di eskalator
Pobedy Park dapat mengambil hampir tiga menit.

Gambar 40. Eskalator terpanjang

Sumber : weburbanist.com

69
3) Eskalator terpendek

Karena ada eskalator yg super panjang, kini yang sebalik nya.


Eskalator di pusat perbelanjaan pabean Okadaya di Kawasaki,
Jepang, misalnya hanya mempunyai panjang 32,8 inci vertikal (83
cm). Kira- kira 3 langkah bila berjalan kaki.

Gambar 41. Eskalator terpendek

Sumber : photoshelter.com

4) Eskalator tertinggi

Umeda Sky Building di Osaka, Jepang, gedung tertinggi ketujuh di


kota. Dengan tinggi gedung 568 ft (173 m), selesai pada tahun
1993 dan terdiri dari dua menara 40 lantai dengan serangkaian
eskalator menyediakan akses untuk kedua menara tersebut.

Gambar 42. Eskalator tertinggi

Sumber : weburbanist.com

70
5) Eskalator tersempit

Eskalator sekitar 16 inci (40 cm) lebar sering kali diinstal oleh
department store dan di daerah transit (biasanya kereta) stasiun.
Eskalator dibuat lebih sempit, mengingat melambungnya
obesitas di US.

Gambar 43. Eskalator tersempit

Sumber : weburbanist.com

6) Eskalator lengkung

Eskalator lengkung adalah perkembangan baru dalam arsitektur


infrastruktur yang mungkin sudah terlalu canggih. Sementara
rekayasa visual dan estetika, di balik eskalator berjalan agak
melengkung dari pabrik. Itu tidak berhenti di hotel, mall dan
bangunan lainnya yang telah dipasang eskalator. Ini merupakan
eskalator kembar di Kanada River Rock Casino Resort.

71
Gambar 44. Eskalator lengkung

Sumber : weburbanist.com

7) Eskalator spiral

Eskalator Spiral pada dasarnya merupakan perluasan dari teknik


eskalator melengkung - cukup lama untuk melanjutkan kurva dari
sebuah eskalator spiral di atas sendiri. eskalator Spiral telah diinstal
Wheelock Place di Singapura, Saudi Arabia Jeddah, di Landmark
Tower di Jepang, Times Square shopping mall di Hong Kong,
Lotte World di Korea Selatan, Venetian Hotel dan Casino di Macau
, Wynn Las Vegas dan The Forum Toko di Caesars di Las Vegas,
Nevada (di bawah), dan San Francisco Centre di San Francisco,
California.

72
Gambar 45. Eskalator spiral

Sumber : https://cdn-brilio-net.akamaized.net/

8) Eskalator Bergelombang

Ini adalah eskalator yang paling tidak pernah terdengar keberadaan


nya, eskalator berbentuk gelombang. Jenis eskalator datar diagonal
dengan interval pendek, mungkin untuk mengurangi segala
perasaan vertigo yang dapat dirasakan oleh pengendara. Penjelasan
lain berpusat pada apakah eskalator dibangun melalui tangga yang
ada yang naik pada sudut yang tidak kompatibel dengan fungsi
yang tepat dari eskalator. Eskalator ini berada di Gedung Fuji TV
Tokyo.

73
Gambar 46. Eskalator Bergelombang

Sumber : https://cdn-brilio-net.akamaized.net/

9) Outdoor Escalators

Outdoor eskalator merupakan tantangan tersendiri untuk insinyur,


mereka harus memikirkan termasuk apa yang harus dilakukan jika
terjadi cuaca buruk. Sistem eskalator meliputi panjang gabungan
sebesar 2.626,66 kaki atau 800 meter. Menariknya, eskalator
berjalan hanya dalam satu arah pada waktu, tergantung pada lalu
lintas yang berlaku pada jam sibuk pagi dan sore.

Gambar 47. Outdoor Escalator

Sumber : weburbanist.com

74
10) Bicycle Escalators

Gambar 48. Eskalator Sepeda


Sumber : weburbanist.com

Sepeda eskalator yang ditemukan di beberapa kota besar di Jepang


memiliki slot cukup lebar untuk pengguna sepeda. Penunggang
turun dan berjalan menaiki tangga, sambil memegang rem tangan
sepeda, sementara eskalator bergerak dengan lancar di sepanjang
jalur sepeda di samping tangga.

3.4.2 Lift-Lift Menakjubkan di Dunia


1) The Gateway Arch of St. Louis

Gerbang ini adalah objek wisata terkenal di Misouri, dan ribuan


turis mengunjunginya tiap bulan. Gerbang ini memiliki 5
kompartmen berbentuk telur yang akan mengangkat pengunjung
sampai ke atasnya dalam waktu 4 menit. yang ini designnya unik
futuristik.

75
2) Santa Justa Lift

Lift ini dibangun tahun 1902 dan ditenagai oleh tenaga uap. ane
baru tahu ada lift di tengah kota kaya gini pake tenaga uap lagi.

3) Hammetschwand Lift

Lift Hammetschwand terletak di Switzerland. Lift ini mampu


mengangkat pengunjung sampai pada spot tertinggi dari dataran
Burgenstock dan danau Lucerna dalam waktu satu menit. Lift ini
dibangun pada tahun 1872, setinggi 153 meter dari tanah, dan
termasuk wisata populer di Switzerland. tingginya ngeri.

4) Lacerda Elevator

Lift keempat ini terletak di Salvador dan setiap pengunjung


diharuskan membayar 0,05 dollar untuk menaiki lift ini. Ini adalah
salah satu lift paling sibuk di dunia, tercatat bahwa 30,000 orang
menggunakan lift ini setiap hari.

5) Taipei 101

Taipei 101 adalah bangunan tertinggi di dunia dan dilengkapi pula


dengan lift tercepat di dunia di dalamnya. Bangunan ini terdiri dari
101 bangunan kecil dan setiap bangunan kecil tersebut terhubung
dengan lift rocket yang mampu bergerak 3,314 kaki per menit.
paling tinggi dibanding bangunan yang lain.

6) Bailong Elevator

Lift ini berada 326 meter tingginya dan penduduk lokal mengklaim
bahwa lift ini adalah yang terberat dan tertinggi di dunia. Lift ini
terletak di Zhangjiajie, China dan terletak di samping bukit
Zhangjiajie.

7) Louvre Elevator (France)

76
Lift Louvre merupakan salah satu lift yang menakjubkan di dunia.
Dengan satu tombol 'push', lift ini akan bergerak naik maupun
turun. Lift ini terdapat di dalam museum Louvre, Paris dan menjadi
daya tarik tersendiri dari museum ini.

8) Eiffel Tower (France)

Tower menara Eiffel memiliki dua lift di masing masing kakinya,


tapi hanya tiga dari dua lift tersebut yang dapat dipakai untuk
umum. Membangun lift pada Tower Eiffel adalah cukup sulit
karena struktur bangunannya yang melengkung dan kompleks.

9) Luxor Hotel, las vegas, Nevada

Luxor Hotel memiliki sebuah lift yang keren. Lift tersebut memiliki
sudut kemiringan 39 derajat dan dipasang di sisi piramid yang
miring. masuknya harus miring.

10) Oregon City Municipal Elevator (Oregon)

Ini adalah salah satu Lift outdoor yang terkenal. Lift ini adalah
penghubung vertikal antara 2 tetangga di kota Oregon. Dibangun
pada tahun 1915, pada saat itu Lift ini ditenagai oleh air. Pada saat
ini Lift tersebut telah diperbarui, dan sekarang menjadi lebih cepat.

3.4.3 Instalasi Elevator


a) Apabila jalan masuk ke kamar mesin menggunakan tangga,
maka pemasangan tangga tersebut harus cukup kuat dan
pasangan tetap (permanen) dan sudut kemiringan maksimal
40°
b) Kamar mesin harus dilengkapi dengan ventilasi yang baik.
c) Ventilasi kamar mesin harus dapat menahan suhu maksimal
40°C.

77
d) Pemasangan instalasi tenaga listrik dalam kamar mesin
harus memenuhi persyaratan Peraturan Umum Instalasi
Listrik (PUIL).
e) Penerangan kamar mesin harus sekurang-kurangnya 100 lux
per satuan mesin.
f) Kamar mesin dijaga bersih dan dilarang menaruh atau
menyimpan barang apapun.
g) Peralatan dan perkakas untuk maksud perawatan harus
disimpan rapi di lemari yang disediakan dikamar mesin.
h) Kamar mesin harus dilengkapi dengan stop kontak jenis
tertutup dan dilengkapi dengan kawat pentanahan.
i) Harus tersedia lampu tangan yang sesuai dengan
persyaratan kelistrikan.
j) Harus tersedia alat pemadam api cepat CO2 atau bubuk
kering atau BCF dari 5 kg dan ditempatkan pada tempat
yang mudah di capai, sesuai dengan ketentuan yang telah
ditentukan.
k) Apabila kamar mesin tidak dijaga, maka pintu harus selalu
tertutup dan terkunci. Kunci tersebut harus disimpan oleh
petugas yang ditunjuk pada tempat yang telah ditentukan.
l) Alat-alat darurat seperti engkol dan pembuka rem harus
ditempatkan dalam kamar mesin pada tempat yang
ditentukan, sedangkan kunci darurat (interlock releasing
key) harus disimpan oleh pengelola bangunan dan atas
tanggung jawabnya.
m) Pemasangan pemutus arus utama distribusi tenaga listrik
(MCB) harus pada tempat yang mudah dicapai dan tidak
terhalang oleh apapun.
n) Instalasi tenaga listrik untuk lif harus terpisah dari instalasi
lain dan harus dilayani secara khusus. Sakelar tersebut
harus diberi tanda pengenal dengan kata seperti “Lif’’.

78
o) Tenaga listrik untuk pengendali (controller) harus terpisah
dari MCB ( Main Circuit Breaker ) dengan sakelar utama
tersendiri.
p) Apabila kamar mesin merupakan bagian yang tertinggi dari
bangunan sekitarnya, harus dipasang instalasi penyalur
petir.
q) Dudukan mesin harus sempurna, dan tidak cacat, gunakan
isolasi peredam getaran pada bed-plate dan kick-plate.
r) Permukaan pelumas didalam rumah gigi mesin harus cukup
sesuai dengan garis petunjuk tanda batas.
s) Roda tarik atau puli tidak retak atau cacat, alurnya harus
sempurna dan seragam, tidak menyebabkan geser (slip)
antara roda dan tali.

3.4.4 Ruang Luncur


 Bangunan ruang luncur harus dibuat dari bahan yang cukup
kuat, tahan api dan tertutup rapat mulai dari lekuk dasar
sampai kebagian teratas (langit-langit) dari ruang luncur.
 Bangunan ruang luncur harus langsung didukung oleh
pondasi tanah. Jika tidak, maka bobot imbang harus
dilengkapi dengan pesawat pengaman, sama halnya dengan
kereta.
 Pada bagian ruang luncur ekspres harus dipasang pintu-
pintu darurat pada tiap-tiap jarak 12 meter, atau tiap-tiap 3
lantai.
 Didalam ruang luncur dilarang memasang peralatan apapun
yang bukan merupakan bagian dari instalasi lif.
 Di bagian atas ruang luncur dilarang harus terdapat ruang
bebas paling sedikit 60 (enam puluh) cm, antara bagian
teratas kontruksi kereta dan langit-langit sewaktu bobot
imbang menekan penuh penyangga.
 Apabila di dalam ruang luncur dipasang instalasi listrik,
mka harus memenuhi persyaratan PUIL.

79
 Bobot imbang (counterweight) harus dapat bergerak dengan
lancar mengikuti rel pemandu yang kokoh.
 Apabila bobot imbang terdiri dari potongan atau balok-
balok logam, maka satu sama lain harus diikat paling sedikit
dengan dua buah baut, sehingga merupakan satu kesatuan
yang kuat dan aman.
 Rel-rel pemandu harus cukup kuat untuk menahan tekanan
akibat pesawat pengaman kereta saat bekerja.
 Rel-rel pemandu untuk kereta dan bobot imbang harus
terbuat dari baja dan konstruksi kaku, kecuali rel untuk lift
pelayanan (dumbwaiter) dan lift yang kecepatannya tidak
melebihi 30 m per menit.
 Rel-rel pemandu lift berkecepatan tidak melebihi 30 m/m
dan digunakan di tempat-tempat kerja yang menyimpan
dan/atau mengolah bahan-bahan kimia atau bahan-bahan
yang mudah meledak, dapat digunakan bahan bukan logam,
diantaranya kayu.
 Rel-rel pemandu harus tetap lurus dan vertikal. Cara
pemeriksaan rel-rel dapat dilakukan dengan pemandangan
mata visual atau alat lainnya.
 Baut-baut angker pengikat braket harus tertanam dengan
kuat pada dinding dan tiap-tiap baut braket harus diperiksa
satu demi satu.
 Kereta dan bobot imbang yang menggunakan sepatu luncur,
rel pemandu harus dilunasi agar jalannya kereta dan bobot
imbang tidak terhambat atau tersendat.

3.4.5 Lekuk dasar (Pit)


 Di bagian lekuk dasar harus terdapat ruang bebas paling
sedikit 60 (enam puluh) cm, antara lantai bawah dan bagian
terbawah dari konstruksi kereta sewaktu kereta menekan
penuh penyangga.

80
 Lekuk dasar dilarang untuk menyimpan atau menaruh
barang apapun dan selalu dalam keadaan bersih dan kering.
 Dalam lekuk dasar harus dipasang lampu penerangan
dengan stop kontak dan tangga monyet pasangan permanen.
Tangga permanen tidak boleh licin dan pegangan tangga
menonjol ke atas sampai kira- kira 30 cm di atas permukaan
lantai. Tangga tersebut diharuskan untuk kedalaman lekuk
dasar lebih dari 1.2 meter.
 Untuk kedalaman lekuk dasar lebih kecil dari 1.20 meter
tidak diharuskan memasang tangga permanen. Hanya orang
yang kompeten dan terlatih saja yang boleh masuk ke lekuk
dasar.
 Pintu darurat dapat di pasang di lekuk dasar, jika
kedalamannya lebih besar dari 2.50 meter. Ukuran pintu 0.6
m (lebar) x 1.20 m (tinggi) membuka arah kedalam. Pintu
tesebut dapat dibuka dari dalam dengan grandel, sedangkan
dari luar dibuka dengan kunci khusus.
 Lantai lekuk dasar harus datar. Tonjolan pada bagian lantai
dibolehkan, jika diperlukan untuk tumpuan (buffer stand).
Legokan pada lantai dibolehkan pada daerah tertentu saja,
agar tidak mengganggu dan dimaksud untuk
mengumpulkan air.
 Untuk ruang luncur yang berjejer dimana lekuk dasar
berbeda kedalamannya, maka :
 Jika selisih kedalamannya lebih besar dari 1,0 meter, harus
dipasang dinding pemisah pelindung setinggi minimal 1,50
meter.
 Jika selisih kedalamannya lebih kecil dari 1,0 meter, maka
cukup dipasang pagar (railing) setinggi minimal 0,6 meter.

3.4.6 Pintu lantai perhentian.


Untuk mencegah kecelakaan yang mungkin timbul, diantaranya :

81
 Tergelincir, terhimpit atau terbentur pada pembukaan pintu;
 Terjerat atau terseret kereta;
 Terjatuh ke dalam ruang luncur;
 Terjepit pintu lantai.

Maka perlu diperhatikan pemasangan sebagai berikut :

a) Kunci kait (interlock) harus dilengkapi dengan kontak arus


listrik, dan bekerja sejalan dengan pengendalian lift,
sehingga kereta tidak dapat bergerak jika salah satu pintu
tebuka.
b) Semua jenis pintu (otomatis maupun tidak) harus dilengkapi
dengan kunci kait (interlock) yang menjamin :
c) Kereta tidak dapat bergerak atau melanjutkan gerakannya,
kecuali apabila semua pintu dalam keadaan tertutup rapat
dan terkunci.
d) Pintu dapat terbuka jika kereta dalam keadaan berhenti dan
permukaan lantai kereta sama rata dengan lantai
pemberhentian, atau lantai kereta berada dalam batas jarak
maksimum 20 cm diatas atau dibawah dari permukaan
lantai perhentian.
e) Pintu-pintu lantai dan pintu kereta harus dapat menutup
dengan rapat dengan cara penekanan oleh gaya pegas atau
oleh gaya gravitasi pemberat.
f) Jarak antara ambang pintu (door sill) kereta dan pintu lantai
(running clearance) harus dibuat tidak lebih dari 35 mm.
g) Alur-alur pada ambang pintu dimana sepatu-sepatu pintu
meluncur harus sellu berih, sehingga pintu dapat bergerak
hambatan. Sepatu yang aus atau longgar harus segera
diganti dengan yang baru.
h) Apabila pada pintu-pintu dilengkapi dengan panel kaca,
maka panel tersebut harus selalu utuh dan kokoh dan tahan
api sesuai pintunya.

82
i) Pada tiap kali perhentian, lantai kereta harus sellu rata
dengan permukaan lantai. Apabila tidak rata, maka alat
perata kereta harus diperiksa dan disetel.
j) Ambang pintu (door sill) harus dibuat dari bahan yang kuat
dan tidak licin.
k) Permukaan lantai pada ambang harus rata dengan
permukaan lantai sekitarnya.
l) Cahaya atau penerangan pada daerah lantai pemberhentian
harus cukup terang, minimal 100 lux.

3.4.7 Kereta
a) Setiap rangka kereta harus terbuat dari baja yang sesuai
kekuatannya, kecuali lif pelayan (dumbwaiter) tidak perlu
dengan rangka.
b) Atap kereta harus cukup kuat untuk menahan berat
peralatan yang ditempatkan diatasnya dan beban minimal
dua orang yang mungkin naik diatasnya.
c) Setiap atap kereta (kecuali lif pelayan) harus dilengkapi
pintu darurat dengan ketentuan :
 Dapat dibuka dari dalam atau dari luar kereta arah ke
atas.
 Tidak menganggu peralatan diatas atap kereta sewaktu
dibuka sebagian atas seluruhnya.
 Ukuran cukup luas, sekurang-kurangnya berukuran
0.35 x 0.45 m, yang memungkinkan orang
keluar/masuk kereta dengan mudah.
a) Pintu darurat harus dilengkapi dengan kontak arus listrik
sejalan dengan pengendalian, kecuali untuk lif yang tidak
otomatis.
b) Interior badan kereta harus merupakan kurungan tertutup
(kecuali lif barang)
c) Kereta lif barang yang tidak diperlengkapi dengan atap,
tinggi dinding tidak boleh kurang

83
d) Luas lantai kereta harus dibatasi sesuai kapasitas atau
jumlah penumpang maksimal (lihat 4.2.4.7), kecuali lift
rumah sakit (hospital elevator) dapat lebih luas dengan
ketentuan harus mendapat izin khusus dan harus dilengkapi
alat pembatas beban lebih (overload limit switch)
e) Tinggi bagian dalam dari kereta tidak boleh kurang dari 2
(dua) meter, (kecuali lif pelayan).
f) Instalasi lampu penerangan dan langit-langit gantung
(suspended ceiling) di dalam kereta harus cukup kuat dan
aman dari goncangan akibat bekerjanya pesawat pengaman
kereta. Langit-langit gantung dilarang terbuat dari kaca
(glass).
g) Setiap kereta (kecuali lif pelayan) harus dilengkapi dengan
pintu, dengan pengaman mekanis dan elektris.
h) Setiap kereta (kecuali lif pelayan) harus dilengkapi dengn :
 Ventilasi udara dan penerangan yang cukup serta
memenuhi syarat.
 Stop kontak, saran kendali dan penerangan di atas atap
kereta (lihat 4.2.2.6).Lampu darurat dalam kereta
dengan sumber tenaga dari baterai (aki), yang bekerja
otomatis dn tahan selama satu jam.
 Penerangan listrik di bawah bagian kereta, kecuali bila
telah tersedia penerangan pada lekuk dasar ruang.
i) Kereta harus diperiksa terhadap kemungkinan cacat
konstruksi dan pemasangan diantaranya :
 Baut-baut yang longgar.
 Roda atau sepatu luncur pemandu yang sentries.
 Goyangan, getaran dan suara-suara tidak normal.
j) Pintu darurat pada kereta hrus di uji dengan cara membuka
pintu tersebut.
k) Semua tombol dan sakelar dalam kereta harus utuh (tidak
retak) dan tetap berfungsi.

84
l) Kereta harus dilengkapi alat pembatas beban lebih (over
load limit switch) yang menyebabkan kereta tidak mau
berangkat serta pintu tetap terbuka dan menyembunyikan
suara buzzer.

3.4.8 Tali Baja


Bahaya dan kecelakaan akibat putusnya tali baja tidak mudah
terjadi apabila tali baja tersebut cukup kuat, terpelihara baik dan
pemeriksaan secra teratur. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan,
harus diperhatikan

a) Tali penarik kereta, bobot imbang dan keperluan governon


harus digunakan tali baja lemas (flexible) dan dengan
kekuatan serta faktor keamanan yang sesuai, dan tidak
boleh terdapat sambungan.
b) Rantai tidak boleh dipergunakan untuk penarik kereta dan
bobot imbang (kecuali lift khusus untuk perumahan yang
sifat penggunaannya pribadi).
c) Lift tarikan langsung (drum drive lift) sekurang-kurangnya
harus menggunakan 2 (dua) lembar tali baja penarik kereta
dan dua tali baja penarik bobot imbang, sedangkan lift
tarikan gesek (traction drive lift) harus mempergunakan
minimal 3 (tiga) lembar tali baja, (kecuali lif pelayan).
d) Penggunaan tali baja harus memperhitungkan faktor
keamanan sesuai daftar tersebut dibawah ini.
Kecepatan Lift (m/m) Faktor keamanan tali baja
Tarik 20 – 59 8,0
60 -90 9,5
105 – 180 10,5
210 – 300 11,5
Diatas 300 12,0

85
e) Garis tengah tali baja penarik kereta dan bobot imbang
sekurang-kurangnya harus 8 (delapan) mm, kecuali lif
pelayan 6 (enam) mm.
f) Perbandingan garis tengah teromol terhadsp tali baja
minimal adalah :
 -40 : 1 untuk lif jenis papun.
 25 : 1 untuk governor.
g) Semua roda puli harus beralur khusus untuk penempatan
tali baja. Ukuran alur harus tepat/sesuai guna mencegah tali
terjepit dan/atau tergelincir (slip) terhadap keliling puli.
h) Tali baja pada lif tarikan langsung (drum drive lift) harus
cukup panjang, sehingga pada waktu kereta berada pada
batas perjalanan terakhir, tali baja dalam teromol masih
bersisa sekurang-kurangnya satu setengah belitan pada
tabung gulungan.
i) Ujung tali baja pada lif tarikan langsung (drum drive lift)
hrus diamankan dengan soket lonjong dari babit atau dijepit
pada bagian sisi kepingin dari tabung gulungan.
j) Pengikat ujung tali pada kereta dan bobot imbang harus
dikerjakan sesuai prosedur baku dengan teliti dan baik.
Dalam praktek penyambungan tali baja ada 2 sistim yaitu :
 -Untuk lif berkecepatan maksimal sampai 45 m/m,
pengikat dapat dengan cara diklem. Jumlah klem
pengikatan baja sekurang-kurangnya 3 buah berjarak 20
cm dan arah baut klem selang seling.
 Untuk lif berkecepatan lebih dari 60 m/m atau lebih,
pengikatn dengan cara ujung tali masuk ke soket dari
baju tempa, lilitan diurai dan di tekuk masuk kedalam
soket, kemudian soket dicor dengan babit.

3.4.9 Perlengkapan pengamanan.


a) Pesawat pengaman kereta (car safety device).

86
 Setiap kereta, kecuali lif pelayan harus dilengkapi
pesawat pengaman kereta yang dapat memberhentikan
kereta dari kelajuan, apabila terjadi kecepatan lebih.
 Pesawat pengaman kereta yang dipergunakan harus
dapat memberhentikan kereta dengan aman tanpa
mengejut.
 Setiap lif harus dilengkapi dengan sebuah governor yang
memicu dan mengatur bekerjanya pesawat pengaman
kereta, jika terjadi kecepatan lebih (overspeed).
 Governor harus disetel dan diuji sehingga pesawat
pengaman kereta bekerja sebelum mencapai prosentase
kecepatan lebih tertentu, sesuai daftar. Jika governor
telah dietel dan disegel dari pabrik pembuatnya, tetap
harus diuji keabsahannya.

87
BAB IV KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Alat transportasi dalam gedung merupakan sarana yang dimanfaatkan


manusia dalam memperlancar aktifitas dalam hal ini sirkulasi perpindahan.
Yang termasuk dalam transportasi dalam gedung antara lain, tangga yang
paling konvensional, escalator, konveir serta lift.

Selain tangga permanent, banyak juga yang menggunakan tangga


yang digerakan oleh mesin, disebut, Tangga gerak/ tangga berjalan
(Eskalator). Eskalator bergerak naik atau turun untuk membawa
penumpang tanpa harus melangkah. Eskalator hanya dapat bergerak satu
arah saja, naik atau turun. Apabila menghendaki kedua arah, eskalator
dapat dipasangkan secara pararel, satu untuk naik dan satu untuk turun.
Sangat berbahaya bila orang melangkah ke arah berlawanan dengan arah
gerakan tangga ini, karena mudah tergelincir.

Conveyor adalah satu alat angkut untuk orang ataupun barang dalam
arah mendatar (horizontal). Conveyor hampir mirip dengan Eskalator,
hanya saja dipasang dalam keadaan datar ataupun miring pada derajat<
10°. Alat ini berupa suatu plat tempat ijakan yang terpotong- potong dan
dihubungkan satu sama lain dengan rantai dan dinding sebagai alat
pegangan. Jarak jangkauan alat ini tergantung dari kebutuhan dengan lebar
untuk dua orang.

Lift dapat dipasang pada bangunan – bangunan yang tingginya lebih


dari 4 lantai karena kemampuan orang untuk naik turun menjalankan tugas
atau keperluannya dalam bangunan tersebut hanya mampu dilakukan
sampai 4 lantai.

Menurut fungsinya, lift dibagi menjadi 4, antara lain lift penumpang (


passenger elevator ), digunakan untuk mengangkut manusia,lift barang (
fright elevator ), digunakan untuk mengangkut barang,lift uang/ makanan

88
(dump waiters ),lift pemadam kebakaran, seringkali lift ini juga
difungsikan untuk mengangkut barang.

Gedung keuangan Negara memiliki dua jenis alat transportasi dalam


banguanan yakni, elevator/lift dan tangga.

Ada du buah lift dengan jenis buatan pabrik yang berbeda yakni merk otis
dari Japan dan fuji yada dari China. Yang mempengaruhi kualitasnya.

4.2 Saran

Sarana transportasi dalam gedung sangat diperlukan, apalagi gedung


tersebut merupakan gedung berlantai banyak. Untuk gedung yang terdiri
dari empat lantai keatas ada baiknya menyediakan sarana lift untuk
memperlancar aktifitas. Gedung Keuangan Negara memiliki dua buah lift
yang mencukupi pelayanan eman lantai dalam gedung tersebut. . Lift yang
menggunakan perletakan mesin di atas ini juga sangat baik untuk
digunakan, mengingat Gesung Keuangan memiliki enam tingkatan lantai

Selain lift yang telah memenuhi standart tersebut, adanya tangga yang
cukup nyaman untuk digunakan juga membantu pelayanan transportasi
dalam gedung ini, hal ini dapat dilihat dari banyaknya pekerja kantor
(bertempat di8 lantai dua dan tiga), yang lebih menggunakan tangga dari
pada lift.Tangga daruratnya pun memiliki akses ke luar, sehingga
mempermudah dalam proses penyelamatan.

89
DAFTAR PUSTAKA

http://utilitasbangunan1.blogspot.co.id/p/blog-page.html
https://buildingutility.wordpress.com/2011/03/28/transportasi-vertikal/
file:///C:/Users/IKS/Downloads/Documents/Sistem%20Transportasi.pdf
http://agungfitrah.blogspot.co.id/2012/09/belt-conveyor.html
https://www.academia.edu/13061558/BELT_CONVEYOR

http://novhan-natanagara.blogspot.co.id/2011/03/alat-transportasi-benda-
padat.html

http://arrow-indonesia.com/permasalahan-permasalahan-umum-pada-conveyor-
belt-dan-solusinya/

https://f4iqun.wordpress.com/2007/08/01/perencanaan-instalasi-gedung-
bertingkat/ http://conveyorsystem-specialist.blogspot.co.id/2015/01/sejarah-
conveyor.html https://www.academia.edu/23724033/Lift_fix
https://id.wikipedia.org/wiki/Eskalator

90

Anda mungkin juga menyukai