oleh:
I Nyoman Anggara Bayu (1805521023)
Komang Martin Ery Surya (1805521053)
Cokorda Gde Agung Nadindra Sena (1805521091)
I Gusti Ngurah Wahyu Tata Nugraha (1805521094)
Om Swastyastu,
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, laporan yang berjudul, ”observasi lanskap di Desa adat
Tegallalang” dapat terselesaikan tepat pada waktu yang ditentukan. Laporan ini
kami susun untuk melaksanakan kewajiban yang telah diberikan kepada
mahasiswa semester genap tahun ajaran 2020/2021 dalam mata kuliah Arsitektur
Lanskap.
Terima kasih kami ucapkan atas peran serta semua pihak yang telah
mendukung kami baik saran, bimbingan, maupun informasi yang sangat
membantu kami dalam penyusunan laporan ini. Kami sadar sepenuhnya bahwa
laporan ini masih belum sempurna. Untuk itu, kami harapkan segala kritik &
saran yang bersifat mendukung atau membangun guna menyempurnakan laporan
ini. Semoga dengan adanya laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua
khususnya mengenai pengetahuan tentang lanskap pembentuk desa/kota.
Om Santhi, Santhi, Santhi Om.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
COVER..................................................................................................................
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................................................2
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................2
1.3. Tujuan...................................................................................................2
1.4. Manfaat.................................................................................................2
BAB II KAJIAN TEORI.......................................................................................3
2.1. Pengertian Arsitektur Lanskap..............................................................3
2.2. Tujuan Arsitektur Lanskap....................................................................4
2.3. Dasar Pembentuk Lanskap....................................................................4
2.4. Elemen Lanskap....................................................................................5
BAB III METODE DAN OBJEK.........................................................................9
3.1. Metode Pengumpulan Data...................................................................9
3.2. Metode Analisis Data............................................................................9
3.3. Identitas Objek......................................................................................10
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN...............................................................11
4.1.Lanskap di Desa Tegallalang.................................................................11
4.2. Sawah dan Terasering ..........................................................................11
4.3. Sungai....................................................................................................13
4.4. Lapangan...............................................................................................14
4.5.Koridor Desa Tegallalang......................................................................16
4.6. Pura.......................................................................................................16
4.7. Pasar......................................................................................................16
4.8. Potensi Lanskap....................................................................................17
BAB V PENUTUP................................................................................................18
5.1. Kesimpulan ..........................................................................................18
ii
5.2. Saran......................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa saja potensi lanskap yang dimiliki oleh Desa adat Tegallalang?
2. Bagaimana potensi lanskap yang dimiliki oleh Desa adat Tegallalang?
3. Bagaima kondisi elemen lanskap fisik dan non fisik di Desa adat
Tegallalang?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui potensi lanskap di Desa adat Tegallalang
2. Mengetahui kondisi lanskap di Desa adat Tegallalang
1.4. Manfaat
1. Bagi mahasiswa, mempelajari dan memahami lanskap alami dan lanskap
terbangun pada sebuah objek dan dapat menerapkannya pada desain.
2. Masyarakat umum/klien, memberikan pengetahuan tambahan tentang
lanskap alami dan lanskap terbangun di Desa adat Tegallalang.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
3
2.3. Dasar Pembentuk Lanskap
2.3.1 Sumber Daya Alam
Secara geografik terdapat beberapa unsur pembentuk lanskap atau
bentang alam menurut Dalam Burton (1995) antara lain :
1. Tofografi
2. Vegetasi
3. Tanah
4. Iklim
2.3.2 Sumber Daya Budaya
Mendefinisikan lanskap budaya sebagai suatu kawasan geografis yang
menampilkan ekspresi lanskap alami oleh suatu pola kebudayaan tertentu
(Nurisjah dan Pramukanto, 2001). Adapun beberapa elemen sumberdaya
budaya yang erat kaitannya dengan elemen dasar pembentuk lanskap
meliputi Sejarah, Tata Guna Lahan, Estetika, dan Rintangan Fisiografi.
4
6. Pemberi Udara Segar
7. Pencegah Erosi
8. Habitat Hewan
9. Nilai Estetis
5
b. Bentuk
Bentuk pohon yang umum termasuk bulat, columnar, oval,
piramidal, vase shaped, dan weeping. Bentuk pohon yang berbeda
digunakan untuk daya tarik visual, tetapi bentuk ini juga penting untuk
fungsinya. Membuat area teduh di kebun membutuhkan pohon bulat
atau oval, sementara untuk penghalang biasanya membutuhkan bentuk
yang lebih berbentuk kolom atau piramidal, dan bentuk pohon yang
weeping membuat titik fokus yang baik.
6
Tabel 2.3. Karakteristik semak
c. Warna
Warna tanaman dihasilkan oleh daun, bunga, buah, tunas, batang
dan cabang. Penampilan warna tanaman dalam penataan lansekap
dibagi ke dalam kelompok dasar:
1. Warna Gelap
Biasanya dihasilkan oleh warna daun yang lebih tua atau terjadi
karena kerapatan daun. Contoh: Kijibeling, Karet munding,
Pinus.
2. Warna Terang
Memiliki daun yang berwarna terang atau hijau muda. Contoh:
Kol banda, pangkas kuning, sri gading, diefen bahia
3. Warna Kontras
Yang dimaksudkan kontras disini adalah bila warna yang
dihasilkan baik oleh daun maupun bunga sangat kontras dengan
lingkungan sekitarnya.
7
Gambar 2.1. Tanaman kontras
d. Tekstur
Tekstur tanaman adalah kesan halus atau kasar yang ditimbulkan
oleh penampilan tanaman, baik secara individual maupun
kelompok. Tekstur tanaman diekspresikan oleh bentuk dan susunan
daun.
2.4.3 Elemen keras
hardscape adalah suatu sebutan yang sering digunakan oleh para
insinyur ataupun praktisi dibidang tumbuhan dan lingkaran profesi sekitar,
mendifinisikan objek tidak vertikal yang mengalami pengerasan secara alami
maupun buatan, dengan sifat fisik solid yang menutupi suatu bidang, semua
pengerasan masuk dalam kategori benda mati atau dikenal sebagai abiotik.
Material keras dapat dibagi dalam 5 (lima) kelompok besar, yaitu:
1. Material keras alami (organic materials) yaitu kayu
2. Material keras alami dari potensi geologi (inorganic materials used in
their natural state) yaitu batu-batuan, pasir, dan batu bata
3. Material keras buatan bahan metal (inorganic materials used in highly
modified state) yaitu aluminium, besi, perunggu, tembaga dan baja
4. Material keras buatan sintetis atau tiruan (synthetic materials) yaitu
bahan plastik atau fiberglas
5. Material keras buatan kombinasi (composite materials) seperti beton
dan plywood
8
BAB III
METODE DAN OBJEK
9
saran terhadap pembaca tentang penerapan sistem pengkondisian udara pada
bangunan tersebut.
Jadi, metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif
yaitu menjelaskan data secara detail untuk menemukan solusi terhadap
permasalahan yang dihadapi berdasarkan hasil observasi kondisi nyata di
lapangan dan kajian pustaka yang dimuat dalam bentuk artikel/tulisan ilmiah.
10
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
11
mengairi sawah digunakan sistem irigasi dari mata air, sungai atau air hujan.
Sawah yang terakhir dikenal sebagai sawah tadah hujan, sementara yang lainnya
adalah sawah irigasi. Padi yang ditanam di sawah dikenal sebagai padi lahan
basah (lowland rice). Pada lahan yang berkemiringan tinggi, sawah dicetak
berteras atau lebih dikenal terasiring atau sengkedan untuk menghindari erosi dan
menahan air. Sawah berteras banyak terdapat di lereng-lereng bukit atau gunung.
Desa Tegallalng memiliki lahan sawah yang luas terutama di bagian utara
desa. Persebaran sawah di Desa Tegallalang ini membuat suatu lanskap yang
natural ditambah dengan kegiatan yang berlangsung di dalamnya. Beberapa
elemen hardscape dibangun oleh subak untuk kepentingan kegiatan mereka di
sawah seperti pondok-pondok kayu kecil, jalan setapak, dan lain-lain.
Selain itu salah satu elemen lanskap di Desa Tegallalang yang terkenal
adalah ceking rise terrace. Ceking teras merupakan salah satu elemen lanskap
yang penting di Desa Tegallalang. Ceking adalah terasering yang menjadi objek
wisata di Desa Tegallalang. Pemandangan terasering yang indah, diperkuat
dengan udaranya yang sejuk menjadi daya tarik Ceking, Tegallalang.
Sebagai salah satu objek wisata yang indah, ceking memiliki lanskap yang
sayang unik. Kontur tanah pada terasering yang dinamis memberi identitas
tersendiri ada objek wisata ini. Warna padi yang ditanam memberi nilai tambah
12
bagi keindahan lanskap ceking Tegallalang. Namun dibalik indahnya lanskap
yang ditawarkan objek wisata ini memiliki penataan toko yang tidak baik.
Ketidaksinambungan pembangunan di area ini membuat view sawah terganggu
oleh toko-toko sekitar. Ditambah lagi eksploitasi pada lahan sawah seperti
pembuatan jalan dan objek wisata membuat nilai alami dari ceking berkurang.
4.3 Sungai
Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam
sungai umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan, embun, mata air,
limpasan bawah tanah, dan di beberapa negara tertentu juga berasal dari lelehan
es/salju. Selain air, sungai juga mengalirkan sedimen dan polutan.
Kemanfaatan terbesar sebuah sungai adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku
air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan
sebenarnya potensial untuk dijadikan objek wisata sungai.
Desa Tegallalang meiliki 3 alur sungai yaitu di sisi barat desa sebagi batas
dengan Desa Keliki, di tengah desa sebagai batas antara Banjar Tegallalang
dengan Banjar Pejengaji, dan di sisi timur desa sebagai batas dengan Desa
Kedisan dan Manuaba. Lanskap sungai di Desa Tegallalang masi natural sebab
belum ada pemanaatan lebih lanjut, hanya sebagai saluran irigas dan keperluan
13
adat. Sungai di sisi barat desa memiliki bendungan yang menciptakan lanskap
yang indah bila dilihat dari atas.
4.4 Lapangan
Desa tegallalang mmiliki 3 lapangan dan alun-alun. Lapangan terletak di
depan Pura Penataran, di barat pasar, di depan Pura Prajapati. Lapangan di depan
Pura Penataran sebenarnya merupakan Jaba sisi dari Pura namun difungsikan
sebagai lapangan voli. Alih fungsi ini menurut kami menurunkan kualitas lanskap
sebab menghalangi arsitektur pura yang dibangun tahun 1765 tersebut.
14
Lapanagan kedua di barat pasar merupakan alun-alun Desa Tegallalang
yang sering kali digunakan sebagai tempat fesival desa, kegiatan olahraga, dan
lainnya. Lanskap dari alun-alun Desa Tegallalang tersusun dari gabungan
lapangan sepak bola, lapangan basket, sungai, dan sedikit hutan tropis.
15
4.5 Koridor Desa Tegallalang
Pada tahun 1980-2000an awal Desa Tegallalang menjadi produsen barang-
barang seni yang sebagian besar pasarnya di luar negeri. Oleh sebab itu koridor
Desa Tegallalang dipenuhi oleh artshop di pinggir jalan utamanya yang
menggambarnya kesan pariwisata yang kental. Bangunan-bangunan pembentuk
lanskap koridor desa ini rata-rata memiliki usia yang cukup tua.
Desa Tegallalang memiliki pusat pada perempatan utama dengan berbagai
penyusun lanskapnya seperti pasar umum tegallalang, Puri Tegallalang, hingga
beberapa elemen kecil seperti pos polisi.
4.6 Pura
Sebagai desa tradisional yang berlandaskan Agama Hindu, Desa
Tegallalang memiliki beberapa pura mulai dari Khayangan tiga (Pura Dalem,
Pura Desa dan Pura Puseh), pura pemaksaan, hingga pura penyawangan
khayangan jagat (Pura Duurbingan). Lanskap yang dibangun oleh pura-pura di
Desa Tegallalang yang paling terlihat adalah dari fasadnya yang sangat kental
akan arsitektur tradisional Bali dataran dimana tersusun dari paras dan bata merah.
16
4.7 Pasar tradisional
Desa Tegallalang memiliki satu pasar umum yang terletak di catus pata.
Pasar Tegallalang memiliki peran yang besar dalam pembentukan lanskap Desa
sebab di dalamnya berlasung berbagai aktivitas perdagangan yang berakibat pada
banyaknya fasilitas-fasilitas yang terbangun disana. Fasilitas-fasilitan seperti pos
polisi, parkir, hingga padmasana memberi andil dalam pembentukan lanskap
pasar dan lebih luasnya lagi dalam lanskap catus pata Desa Tegallalang.
17
4.8 Potensi pengembangan lanskap
18
menarik. Penataan itu dapat dilakukan dengan mempertahankan sempadan jalan
atau yang biasa disebut dengan telajakan dalam tradisi Bali.
Dalam perkembangan lanskap Desa Tegallalang, objk wisata seperti
wisata kopi, swing, hingga restaurant memiliki andil yang besar dalam penataan
lanskap Desa Tegallalang. selain secara visual, tentunya objek-objek ini memiliki
peran yang besar dalam sektor pariwisata desa.
Selain elemen-elemen lanskap diatas objek seperti pura, pasar, dan elemen
alami seperti sungai dan lapangan perlu dijaga nilai originalitasnya. Sebab elemen
tersebut memberi identitas kepada Desa Tegallalang sebagai elemen lanskap.
Pengembangan objek objek seperti ini baiknya tidak di ekplorasi terlalu berlebih
agar nilai-nilai yang terkandung didalamnya tetap terjaga.
19
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Desa Tegallalang merupakan salah satu Desa Tradisional yan terletak di
Kabupaten Giayar, Bali. Desa Tegallalang memiliki banyak sekali potensi lanskap
yang bisa dikembangkan baik itu elemen lanskap softscape seperti sawah
terasering, dan hutan desa hingga elemen hardscape seperti pura, puri, pasar,
hingga koridor desa. Selain itu Desa adat tegallalang terbukti sukses dalam
penataan lanskap yang ditunjukan dengan tingginya kunjungan wisatawan ke
Desa Tegallalang.
5.2. Saran
Sebagai mahasiswa arsitektur hendaknya kita menjaga apa yang bisa kita
jaga dari lingkungan kita dan mengembangkan potensi yang bisa dikebangkan,
tentunya dengan tidak mengurangi nilai dari objek itu sendiri. Sebagai masyarakat
hendaknya juga kita dapat menjaga apa yang telah kita miliki salah satunya
dengan mempelajari elemen-elemen lanskap di sekitar kita.
20
DAFTAR PUSTAKA
21