Anda di halaman 1dari 11

 

GENTENG

A.  PENGERTIAN GENTENG

Genteng adalah salah satu unsur bangunan yang berfungsi sebagai penutup atap, agar
 bangunan tidak kena air hujan, panas matahari, dan secara tradisional terbuat dari bahan lokal
seperti lempung atau batu tulis. Bahan modern seperti beron dan plastik juga digunakan dan
 beberapa genteng lempung (tanah liat) mempunyai lapisan tahan air (waterproof ).

B.  SYARAT MUTU GENTENG MENURUT STANDAR NASIONAL INDONESIA

Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) 0099:2007, Syarat mutu genteng meliputi :
1.  Sifat Tampak
Genteng harus memiliki permukaan atas yang mulus, tidak terdapat retak, atau cacat lain yang
mempengaruhi sifat pemakaiannya.
2.  Penyerapan Air
Penyerapan air maksimal 10 %
3.  Ketahanan terhadap Perembesan Air  (Impermeabilitas)
Tidak boleh ada tetesan air dari permukaan bawah genteng kurang dari 20 jam ± 5 menit.

C.  JENIS-JENIS GENTENG

1.  Berdasarkan Bentuknya


a.  Genteng Lengkung-Cekung
Genteng dengan penampang yang berbentuk gelombang tidak simetris, tanpa bagian
yang rata seperti genteng keramik, morando, metal, genteng beton.
 b.  Genteng Lengkung-Rata
Genteng dengan penampang bagian tengah yang rata dan tepi-tepinya
melengkungseperti genteng kodok, plentong.
c.  Genteng Rata
Genteng dengan permukaan yang rata, dengan tepi yang satu beralur dan tepi lainnya
 berlidah; biasanya dibuat dengan mesin kempa  (press) misalnya genteng beton.
d.  Genteng Beralur
Genteng yang pada tepinya mempunyai alur-alur penghubung.
 

e.  Genteng Bubung


Genteng yang dipakai untuk penutup bubung.

2.  Berdasarkan Material Pembentuknya


a.  Genteng tanah liat
1)  Genteng tanah liat
Genteng jenis ini terbuat dari tanah liat yang di-press (tekan sedemikian rupa)
kemudian dipanaskan dengan bara api dengan derajat kepanasan tertentu. Daya
tahan genteng jenis ini sangat kuat sekali. Rangka diperlukan dalam
 pemasangannya, mekanisme pemasangan kunci/kaitan genteng pada rangka
 penopang.

Gambar 1. Genteng Tanah Liat Lengkung Rata


 

Gambar 2. Genteng Kodok

2)  Genteng keramik


Bahan dasar pembuatan genteng keramik adalah tanah liat melalui proses
 pembakaran 1.1000C selama 18 jam. Spesifikasi genteng keramik adalah berat 3,2
kg/buah, isi 14 buah/m2, jarak usuk 40 cm, dan sistem sambungan interlock . Berat
genteng keramik 42 kg/m2. Genteng ini memiliki warna yang cukup banyak karena
 pada saat proses  finishing-nya dilapisi pewarna pada bagian atasnya (glasir).
Bertumpu pada rangka kayu atau beton.
 

Gambar 3. Genteng Keramik


 b.  Genteng metal / berbahan logam
Genteng metal terbuat dari plat baja metal yang diberi lapisan galvanis  (zink ). Ada
dua model genteng metal yang beredar di pasaran, yaitu genteng metal berlapis pasir
kwarsa dan genteng metal di cat. Pemasangan genteng ini tidak jauh beda dengan
genteng dari tanah liat. Lebarnya genteng ini mempercepat waktu pengerjaan sebuah
rumah, yakni sekitar 410 – 710 cm, dengan ketebalan 0,5 mm. Genting jenis ini
 biasanya memerlukan sekrup untuk pemasangannya karena secara bobot geteng jenis
ini lumayan ringan, 1,5 kg/lembar atau 6,375 kg/m2, sehingga mudah terbawa angin.

Gambar 4. Genteng Metal


c.  Genteng aspal (bitumen)
Bahan baku genteng aspal adalah aspal. Beratnya 10kg/m2. Terdapat 2 bentuk
model yaitu model datar yang terbaut pada triplek dan bentuk bergelombang yang
dibaut pada rangka atap. Bentuknya yang lebar dan ringan membuat atap ini sering
diapakai untuk atap pada bangunan tambahan seperti garasi.
 

Gambar 5. Genteng Aspal


d.  Genteng kaca
Genteng ini dipakai agar sinar matahari dapat masuk ke dalam ruangan secara
langsung sehingga menghemat konsumsi listrik untuk penerangan. Material genteng
ini terbuat dari kaca. Ketebalan genteng kaca minimal 8 mm. Bratnya antara 25 –  30
kg/m2. Genteng ini mempunyai bentuk yang terbatas sehingga kompatibel / sesuai
dengan beberapa jenis genteng tertentu saja.

Gambar 6. Genteng Kaca

e.  Genteng beton


Bahan baku genteng beton adalah campuran semen, pasir, dan bahan pengikat,
 bahan penguat dan bahan pewarna. Berat genteng beton antara 38 –  42 kg/m2. Bentuk
dan ukurannya hampir sama dengan genteng tanah tradisional. Bagian luarnya diberi
lapisan tipis yang berfungsi sebagai pewarna dan lapisan kedap air. Sebenarnya atap
ini bisa bertahan lama, tetapi lapisan pelindungnya hanya akan bertahan antara 30
hingga 40 tahun.
 

Gambar 7. Genteng Beton

D.  KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MASING  –   MASING GENTENG DAN

PENUTUP ATAP LAIN

1.  Kelebihan dan kekurangan genteng:


a.  Genteng kodok :
Kelebihan penggunaan genteng kodok:
1)  berbobot ringan, yaitu berkisar antara 1,5 –  1,8 kg per buah,
2)  berharga ringan,
3)  cukup kuat untuk diinjak.
Kekurangan penggunaan genteng kodok:
1)  pemasangannya harus rapi dan teliti karena pola pemasangan zig-zag dengan
sistem sambung interlock ,
2)  bila pemasangan rengnya tidak rapi maka gentengnya pun tidak rapi sehingga
akan terjadi tempias,
3)  jika permukaan genteng tidak di glazur maka akan mudah berlumut maka akan
tampak kumuh.
 b.  Genteng plentong :
Kelebihan penggunaan genteng pelentong:
1)  harga relatif murah,
2)  bobot relatif ringan, 1,5 kg/buah.
Kekurangan penggunaan genteng pelentong:
 

1)  sedikit rapuh atau kurang kuat untuk diinjak,


2)  mudah terserang lumut sehingga muadah kotor.
c.  Genteng keramik:
Kelebihan penggunaan genteng keramik:
a)  terdapat banyak warna pilihan,
 b)  tidak mudah pecah,
c)  memantulkan panas hingga 90%,
d)  ukuran sama karena diproses pabrikasi.
Kekurangan penggunaan genteng keramik :
a)  harga ralatif mahal,
 b)  keberadaanny belum sampai ke pelosok sehingga bila pecah akan sulit diperoleh.
d.  Genteng metal :
Kelebihan penggunaan genteng metal :
a)  ringan anti bocor,
 b)  mudah mengikuti bentuk atap,
c)  hemat biaya rangka atap,
d)  anti retak dan anti pecah karena tahan terhadap segala cuaca,
e)  tidak mudah tebakar,
f)  warna variatif.
Kekurangan penggunaan genteng metal :
a)  pemasangan harus hati-hati saat menginjaknya karena ketebalannya hanya 0,5 mm,
 b)  harga relatif mahal,
c)  belum banyak dijumpai di pasaran,
d)  paku yang digunakan pun berupa paku khusus,
e)  kesalahan pemakuan akan membuat genteng berlubang.
e.  Genteng aspal :
Kelebihan penggunaan genteng aspal :
a)  penyerap panas cukup bagus sehingga ruangan lebih sejuk,
 b)  kedap suara,
c)  menawan dan terkesan mewah,
d)  ringan dan lentur,
 

e)  harga relatif murah.


Kekurangan penggunaan genteng aspal :
a)  masih sulit diperoleh di pasaran,
 b)  tidak tahan api,
c)  sulit dilakukan perbaikan dibanding genteng biasa,
d)  pemasangan memerlukan keahlian sehingga tidak semua tukang dapat
melakukannya.
f.  Genteng kaca :
Kelebihan penggunaan genteng kaca :
a)  terdapat banyak pilhan warna,
 b)  membantu penerangan ruangan lewat atas,
c)  ukurannya sama karena diproses pabrikasi,
d)  sebagai atap ruang penelitian tanaman yang memerlukan sinar dan panas tertentu.
Kekurangan penggunaan genteng:
a)  harga relatif mahal,
 b)  mudah pecah,
c)  tidak semua toko material menjualnya,
d)  modelnya tidak ada pada semua jenis genteng sehingga bila besar dan modelnya
tidak sama tidak dapat dipasang bersama-sama.
g.  Genteng beton :
Kelebihan penggunaan genteng beton :
a)  terdapat banyak warna pilihan,
 b)  tidak mudah pecah,
c)  memantulkan panas hinggga 90 %,
d)  ukurannya sama karena diproses pabrikasi.
Kekurangan penggunaan genteng beton :
a)  harga relatif mahal,
 b)  berat.
2.  Keunggulan dan kekurangan penutup atap yang lain :
a.  Serat fibersemen atau asbes
Kelebihan penggunakan serat fibersemen :
 

1)  terdapat banyak pilihan ukuran, baik panjang maupun gelombnagnya,


2)  hemat penggunaan material rangka atap dan kuda-kuda,
3)  lebih tahan dibandingkan asbes,
4)  ukurannya sama karena diproses pabrikasi,
5)  dapat ditambal bila bocor.
Kekurangan menggunakan serat fibersemen :
1)  terasa panas di dalam ruangan bila dipasang di daerah yang panasnya tinggi,
2)  mudah pecah.
 b.  Sirap
Kelebihan penggunakan sirap :
1)   penyerapan panas cukup bagus sehingga ruangan lebih sejuk,
2)  tahan lama karena umur kayu ulin dapat mencapai puluhan bahkan ratusan tahun.
Kekurangan menggunakan atap sirap :
1)  langka dan sulit diperoleh,
2)  sulit diganti bila ada beberapa bagian yang bocor,
3)  sulit diperoleh bila akan dilakukan perbaikan atau penggantian,
4)  harganya cukup mahal.
c.  Rumbia
Kelebihan penggunakan atap rumbia :
1)  terlihat alami,
2)  menimbulkan kesan suasanya baru,
3)  ringan dan rellatif murah.
Kekurangan menggunakan atap rumbia :
1)  daya tahan maksimal 4 tahun,
2)  sulit diperoleh di pasaran,
3)  sulit melakukan upaya perbaikan atau penggantian,
4)  rawan bocor bila hujan lebat.
d.  Ijuk
Kelebihan penggunakan atap ijuk :
1)  terlihat lami dan menimbulkan suasana baru,
2)  dapat tahan sampai 80 tahun.
 

Kekurangan menggunakan atap ijuk :


1)  sulit melakukan perbaikan atau penggantian,
2)  rawann bocor bila hujan.
e.  PVC
Kelebihan penggunakan PVC :
1)  sebagai pelindung panas, tetapi cahaya tetap memancar,
2)  cukup tahan walaupun tipis.
Kekurangan menggunakan PVC :
1)  semakin lama semakin pudar sehingga terkesan kumuh,
2)  rentan terhadap benturan,
3)  harganya cukup mahal.
f.  Seng atau metal gelombang
Kelebihan penggunakan seng :
1)  terdapat banyak pilihan, baik panjang, warna, maupun gelombangnya,
2)  hemat penggunaan material rangka atap dan kuda-kuda,
3)  lebih tahan dibandingkan fibersemen,
4)  ukurannya sama karena diproses pabrikasi,
5)  dapat ditambal bila bocor,
6)   pemasangannya dapat dengan sudut 100.
Kekurangan menggunakan seng :
1)  terasa panas di dalam ruang bila dipasang di daerah panasnya tinggi,
2)  mudah berkarat bila jenisnya seng.
 

http://tatagriya.com/aneka-jenis-genteng-kekurangan-dan-kelebihannya/ 

https://www.facebook.com/PancanakacityHomeLiving/posts/530562936975818 

http://spacehistories.com/mengenal-aneka-jenis-bahan-genteng-untuk-rumah/ 

http://www.ideaonline.co.id/iDEA2013/Kabar/Macam-Macam-Jenis-Genteng-Untuk-Atap-
Rumah 
http://sisni.bsn.go.id/ 

Anda mungkin juga menyukai