BULLDOZER
Disusun oleh:
Leonard Ardian Nugroho
(NIM 1901413025)
3 - JALAN TOL
Dosen Pengajar :
Kusumo Dradjad Sutjahjo, S.T., M.Si.
(NIP. 196001081985041002)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan rahmat dan izinNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Besar mata
kuliah Pemindahan Tanah Mekanis / Alat Berat yang berjudul “Bulldozer”. Tugas ini
merupakan pertanggungjawaban dari apa yang telah penulis tinjau mengenai Mata Kuliah
Pemindahan Tanah Mekanis / Alat Berat.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu seluruh
proses pembuatan makalah ini . Makalah ini dibuat agar dapat melengkapi tugas makalah
mata kuliah Pemindahan Tanah Mekanis / Alat Berat serta memberikan informasi dan pada
para pembaca, semoga dapat menjadi pengetahuan yang bermanfaat .
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan seperti yang
diharapkan. Oleh karena itu, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala
kekurangan atau kelemahan isi makalah ini, sehingga saran dan kritik yang bersifat
membangun akan sangat diharapkan agar dapat lebih baik di waktu mendatang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i
BAB I .................................................................................................................................... 1
ii
3.6 Keselamatan Pengoperasian.................................................................................. 28
BAB IV PENUTUP............................................................................................................ 34
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Penggunaan alat berat yang kurang tepat dengan kondisi dan situasi lapangan
pekerjaan akan berpengaruh berupa kerugian antara lain: rendahnya produksi, tidak
tercapainya jadwal atau target yang telah ditenukan. Oleh karena itu sebelum menetukan
tipe dan jumlah peralatan dan attachement sebaiknya dipahami terlebih dahulu fungsi dan
aplikasinya. Terdapat beraneka ragam alat berat yang sering dipergunakan dengan sebaik-
baiknya sesuai fungsi dan kegunaan yang dimiliki oleh alat berat tersebut.
Adapun jenis-jenis alat berat yang sering digunakan pada jasa-jasa konstruksi adalah
Bulldozer, Excavator, Crane, Motor Grader, Compactor, Dozer Shover
1.2 Tujuan
Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Bapak Kusumo D.S, selaku dosen mata
kuliah Pemindahan Tanah Mekanik (PTM) dan Alat Berat serta mengetahui pengertian
1
bulldozer, fungsi bulldozer, metode kerja bulldozer, bagian bulldozer, menghitung
produktifitas bulldozer, tipe-tipe bulldozer, serta menghitung biaya produksi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Fungsi Bulldozer
Bulldozer digunakan untuk mendorong tanah, seperti meratakan tanah dan mengupas
permukaan humus tanah. Fungsi lain dari bulldozer adalah :
a. Membersihkan site dari kayu-kayuan, pokok/tonggak pohon dan batu-batuan.
b. Membuka jalan kerja di pegunungan maupun daerah berbatuan
c. Memindahkan tanah yang jauhnya hingga 300 feet ( ± 90 meter).
d. Menarik Scrapper.
e. Menghampar tanah isian (fill).
f. Menimbun kembali bekas galian.
g. Membersihkan site atau medan kerja.
4
2. STRAIGHT BLADE (S –BLADE)
Blade jenis ini sangat cocok untuk berbagi kondisi medan. Blade ini merupakan
modifikasi dari U-Blade. Banyak digunakan untuk mendorong material cohesive,
penggalian struktur dan penimbunan. Dengan memiringkan blade dapat berfungsi untuk
menggali tanah keras. Manuver blade jenis ini lebih mudah dan dapat menangani material
dengan mudah.
5
pekerjaan dozing yang lain. Lebar C-blade memungkinkan peningkatan manuver.
Selain perlengkapan standar bulldozer ini juga memiliki beberapa option/ peralatan
tambahan seperti : pisau garuk, garu batuan, pembaajak akar, pemotong pohon jenis V,
kanopi pelindung operator, roda pencacah, kap pelindung untuk pekerjaan berat, dsb.
5. BOWL DOZER
Blade ini dibuat untuk membawa/mendorong material dengan kehilangan sesedikit
mungkin, karena adanya dinding/besi pada sisi blade yang cukup lebar. Bentuknya seperti
mangkuk, menyebabkannya disebut dengan bowl-dozer.
6. LIGHT BLADE
Alat ini didesain untuk pekerjaan material non-kohesif yang lebih ringan. Contohnya
seperti stock pile dari tanah lepas/gembur.
8. AEM U-Blade
9. K/G Blade
7
10. Landfill Blade
Dirancang untuk menangani material bangunan dan material lapisan penutup bagian
atas; bilah dilengkapi dengan saringan untuk melindungi radiator mesin. Bentuk blade yang
melengkung menyebabkan material yang didorong menyebar lebih merata
Dirancang khusus untuk memotong semak belukar, pepohonan, dan sisa tunggul agar
rata dengan tanah. Bilah ini membentuk huruf V dengan ujung pemotong yang bergerigi
menyerupai gergaji.
Bentuknya mirip garu yang bergerigi rapat, sudu bentuk ini digunakan untuk mencabut
semak semak, membuat akar pohon, meminahkan tunggul – tunggul kecil, memisahkan
bongkahan batuan dan lain-lain
8
• Berdasarkan Alat geraknya / Trackshoe
o Crowler tractor Dozer (roda rantai)
a. Daya dorong lebih besar, terutama pada lapangan-lapangan yang lunak,
seperti pada tanah lumpur, dan tanah gembur
b. Dapat beroperasi pada tanah yang berlumpur
c. Dapat beroperasi pada tanah yang berbatu, dimana mungkin ban akan
rusak berat
d. Dapat beroperasi pada tanah yang kasar, hal ini bisa mengurangi biaya
pemeliharaan jalan
e. Daya apung lebih besar, karena ground contact lebih besar sehingga
tekanan roda persatuan luas kecil
f. Penggunaannya lebih fleksibel dan lebih luas (untuk berbagai jenis
lapangan)
o Wheel tractor Dozer (roda karet)
a. Kecepatan gerak yang lebih besar untuk bergerak dari lokasi pekerjaan
satu ke lokasi pekerjaan yang lain
b. Tidak memerlukan alat angkut untuk membawa alat ke lokasi pekerjaan
c. Output lebih besar, terutama jika dalam pelaksanaan diperlukan jalan
yang cepat
d. Kelelahan operator kecil
e. Tidak merusak permukaan jalan, jika berjalan di atas jalan raya
f. Tidak dapat bekerja pada medan yang jelek, lembek, becek
o Swamp bulldozer (untuk daerah rawa)
Dengan swamp dozer (dozer rawa) untuk daerah yang sangat lunak
o Cable Controlled
9
o Hydraulic Controlled
Cara bekerja dengan dua dozer berdampingan, sehingga ujung blade dozer
yang satu dengan ujung blade dozer yang lain hampir bersentuhan dan
berjalan pada arah yang sama. Cara ini menaikkan produksi antara 15% -
25%
2.4 Bagian – Bagian Umum Bulldozer
10
Gambar 1. II-14 Bagian – Bagian Bulldozer
a. Cara ini memungkinkan muatan besar dapat didorong di depan blade. Teknik ini
banyak dipakai dalam penimbunan dan penggusuran besar besaran
b. Selalu mempergunakan gigi satu dan tidak memaksakan steering, track shoe
dijaga agar tidak terjadi spinning, atur tenaga dan blade control pada saat
membawa beban material
c. Setiap melakukan perpindahan gigi transmisi baik dari gigi transmisi maju ke
gigi transmisi mundur atau sebaliknya, bulldozer harus benar-benar berhenti dan
pindahkan ke gigi transmisi yang sesuai, dan perhatikan selalu indikator suuhu
di transmiti agar tidak overheating
d. Jika hendak berbelok pada saat sedang membawa muatan gunakan alat kendali
kemiringan bulldozer untuk berbelok, kedalaman parit tidak boleh melebihi
tinggi blade
2. Straight Dozing
11
d. Menggusur lurus (straight dozing) : jika blade menggali kedalam dan bagian
belakang traktor sedikit terungkit, naikan blade sedikit keatas untuk melanjutkan
pemotongan rata. Jika beban gusuran menghambat laju traktor, pindahkan gigi
transmisi rendah atau mengangkat blade sedikit.
a. Jika bekerja di daerah kemiringan usahakan mendorong material dari area yang
lebih tinggi ke area yang lebih rendah
b. Berhati-hati bila bekerja di lereng agar tidak terbalik, bila traktor tergelincir ke
samping segera putar tractor ke arah menurun
c. Jangan memotong bagian bawah tebing berlebihan karena akan mempertajam
tebing, jaga jarak jangan terlalu dekat dengan pinggiran jurang atau persis di
bawah tebing
12
Gambar 1. II-17 Memotong Bagian Bawah Tebing
d. Melakukan pekerjaan dari daerah rendah ke daerah yang lebih tinggi akan memaksa
dozer bekerja lebih berat, untuk itu operator harus selalu menggunakan gigi transmisi
satu dan perhatikan indikator suhu oli transmisi agar tidak overheating, hindarkan slip
pada track shoe
13
f. Bila operator akan memotong suatu perbukitan, maka lakukan teknik mendorong depan
seperti gambar dibawah
4. Ripping
a. Posisi saat sebelum menurunkan shank, shank harus berada pada posisi
keluar penuh, untuk menghujamkan shank ripper kedalam material,
miringkan sudut shank ripper tersebut sehingga ujung tip pada posisi yang
tepat untuk bisa masuk kedalam material yang harus dibongkar
14
Gambar 1. II-22Mengatur Kecepatan Shank
15
f. Pada saat ripping, operator dilarang membelokkan bulldozer
g. Pada saat melakukan pembongkaran (ripping) bisa dilakukan dengan cara
menyilang, hanya dilakukan bila diperlukan
h. Penambahan jarak ripping antara 1,5 m menjadi 2,0 m kearah kanan sampai
mendapatkan kondisi loading point yang tepat. Penambahan jarak 2,0 m bisa
dilakukan pada ripping pertama dan 1,5 m bisa dilakukan pada ripping kedua
(second ripping) untuk mendapatkan bongkahan yang diinginkan (dilihat dari jenis
kekerasan material)
Beberapa faktor koreksi perlu diberikan jika kondisi kerja dan ada faktor-faktor lain yang
tidak sesuai
Selain faktor- faktor tersebut diatas, ada satu faktor lagi yang harus dihitung. Yaitu
faktor “grade correction” adalah koreksi akibat landai jalan yang ditempuh.
Keterangan: + (landai naik) - (landai turun)
Apabila dari pabrik tidak ada grafik/tabel yang dapat membantu untuk estimasi
produksi, produksi dapat ditentukan secara teoritis, dengan menghitung kapasitas blade,
kemudian produksi rata – rata dihitung dengan estimasi jumlah lintasan perjamnya.
Pada kedudukan A, Bulldozer mula-mula atau dalam keadaan berhenti, pisau
sedikit masuk kedalam tanah dengan tujuan untuk menggali/menggusur. Dalam kedudukan
yang demikian ini, traktor mulai dijalankan maju, biasanya harus dalam keadaan gigi
terendah
17
Kedudukan B adalah keadaan menggusur/mengangkut tanah dengan kecepatan
tetap, jika dipandang perlu traktor dapat menambah kecepatan dengan pindah gigi, dan hal
ini akan memerlukan waktu tetap yang disebut fixed time
Kedudukan C adalah posisi membuang muatan pada akhir jalan angkut, pisau
diangkat naik sehingga tanah dapat lewat di bawah pisau. Apabila tanah di depan pisau
sudah habis tertinggal traktor dihentikan, kemudian dalam posisi pisau masih terangkat
traktor dijalankan mundur menuju kedudukan A
Jarak L adalah jarak angkut dozer, sedang waktu yang dibutuhkan untuk menjalani
jarak L pulang balik disebut waktu pulang balik atau cycle time (roundtrip time). Waktu
yang diperlukan untuk menjalani satu roundtrip dirinci sebagai berikut:
1) Waktu tetap (fixed time), adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan
tindakan-tindakan yang selalu harus dijalankan, misalnya memasukkan gigi,
menambahkan kecepatan, dan memindah gigi
2) Waktu yang tidak tetap (variable time), ialah waktu untuk bergerak maju
mendorong muatan dan waktu kembali mengambil muatan, waktu ini besarnya
tergantung jarak dan kecepatan gerak dari traktor.
60 m³/jam
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 = 𝑥𝐵𝐶𝑥𝐽𝐸𝑥𝐿𝐹
𝑇
Contoh :
Estimasikan produksi rata-rata bulldozer jika ditentukan tanah lempung berpasir,
berat volume 2700 lbs/cu-yd (BM), swell 25%, jarak gusur 100 ft. Traktor 72 HP, ukuran
blade panjang 9,5 ft, tinggi 3 ft, kecepatan maju/gusur 1,5 mph, kecepatan mundur 3,5 mph,
efisiensi kerja 50 menit/jam
Hitungan :
Kapasitas blade dihitung dengan pendekatan sbb
• Lereng tanah ditentukan 2:1
18
1 1
• Kapasitas Blade = 𝑥 𝐻 𝑥 2𝐻 𝑥 𝐿 = 2 . (3)2 . 9,5 = 85,5 𝐶𝑢 − 𝑓𝑡
2 2
85,5
= = 3,167 𝑐𝑢 − 𝑦𝑑 (𝐵𝑀)
33
• Kapasitas blade dalam BM = 3,167 : 1,25 = 2,5336 Cu-yd (BM)
• Round trip time :
100
- Dorong / maju = 1,5 𝑥 5280 60 = 0,758 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
100
- Kembali = 3,5 𝑥 5280 60 = 0,324 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
- Fixed time = 0,30 menit
- Total waktu = 1,382 menit
60 50 𝑦𝑑
• Produksi = . . 2,5336 = 91,664 𝑐𝑢 − (𝐵𝑀)
1,382 60 𝑗𝑎𝑚
Contoh 2
Suatu proyek jalan baru panjang 10 km (10000 m) dan lebar 12 meter, kondisi
topografi rata-rata datar, diketahui rata-rata kedalaman penggalian 1,5 meter, jenis
tanah biasa mudah didorong untuk dionggokkan.
Pelaksanaan penggalian menggunakan alat Bulldozer Ceterpillar D6D
dengan blade tipe straight, panjang 3.2 meter, tinggi 1.13 meter.
Metode kerja yang digunakan:
- Kecepatan maju 4.5 km/jam
- Kecepatan mundur 6 km/jam
- Effesiensi kerja 50 menit/jam
- Operator pandai
- Cuaca cerah
- Tanah gembur
- Cara kerja side by side
- Waktu pergantian gigi (ft) 0.1 menit (0.0017 jam)
Hitung:
1. Produktivitas alat dalam 1 jam.
2. Durasi pekerjaan galian.
19
3. Biaya pelaksanaan pekerjaan (Real Cost) apabila Biaya Pemilikan
(BP) sebesar Rp 300.000,00/jam dan Biaya Operasi (BO) sebesar Rp
600.000,00/jam.
4. Berapa harga satuan pekerjaan (HSP) pekerjaan galian tanah per m3?
5. Berapa biaya penawaran untuk pekerjaan galian apabila profit 10%
dan pajak 15%?
Langkah Penyelesaian:
a. Tentukan faktor yang memperngaruhi (E). Dengan menggunakan tabel
2.4, maka didapatkan:
21
k. Hitung Biaya penawaran.
Biaya Penawaran = Real Cost + (pajak x Real Cost)
= Rp 481.236.632,3 + (15% x 481.236.632,3)
Biaya Penawaran = Rp 553.422.127,1
BAB III
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
22
3.1 Pengertian K3
K3 merupakan singkatan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja. K3 merupakan hal
yang wajib diterapkan diseluruh lingkungan kerja, baik perkantoran, rumah sakit, pabrik,
sekolah-sekolah, perguruan tinggi, maupun militer.
3.3 Tujuan K3
Tujuan utama k3 adalah mencegah, mengurangi bahkan menghilangkan resiko
kecelakaan kerja (zero accident). Maksud utama dibutuhkannya k3 adalah untuk mencegah
terjadinya cacat/kematian pada tenaga kerja, mencegah kerusakan tempat dan peralatan
kerja, mencegah pencemaran lingkungan dan masyarakat disekitar tempat kerja, dan norma
kesehatan kerja diharapkan menjadi instrumen yg menciptakam dan memelihara derajat
kesehatan kerja
"Occupational Health and Safety is the promotion and maintenance of the highest
degree of physical, mental and social well-being of all occupation; the prevention among
workers of departures from health caused by their working conditions; the protection of
workers in their employment from risk resulting from factors adverse to health; the placing
and maintenance of the worker in an occupational environment adapted to his physiological
and psychological equipment and to summarize the adaptation of work to man and each
man to his job" by World Health Organization – 2002
Bila dicermati definisi K3 di atas maka definisi tersebut dapat dipilah-pilah dalam
beberapa kalimat yang menunjukkan bahwa K3 adalah:
a. Promosi dan memelihara derajat tertinggi semua pekerja baik secara fisik, mental,
dan kesejahteraan sosial di semua jenis pekerjaan.
23
b. Untuk mencegah penurunan kesehatan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh
kondisi pekerjaan mereka.
c. Melindungi pekerja pada setiap pekerjaan dari risiko yang timbul dari faktor-faktor
yang dapat mengganggu kesehatan.
d. Penempatan dan memelihara pekerja di lingkungan kerja yang sesuai dengan kondisi
fisologis dan psikologis pekerja dan untuk menciptakan kesesuaian antara pekerjaan
dengan pekerja dan setiap orang dengan tugasnya.
Dari pengertian di atas dapat diambil suatu tujuan dari K3 yaitu untuk menjaga dan
meningkatkan status kesehatan pekerja pada tingkat yang tinggi dan terbebas dari factor -
faktor di lingkungan kerja yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan.
24
5) Dilakukan pengecekan kelayakan mesin pemadat, operator harus tenaga terampil
danberpengalaman dan pengoperasian alat pemadat harus benar, senantiasa menjaga
jarak aman antara pekerja satu dengan pekerja lainnya.
25
3.5.2 Sepatu kerja (safety shoes)
26
3.5.4 Sarung Tangan
Tujuan utama penggunaan sarung tangan adalah melindungi
tangan dari benda-benda keras dan tajam selama menjalankan
kegiatannya.
3.5.5 Helm
Helm (helmet) sangat pentig digunakan sebagai pelindug kepala,
dan sudah merupakan keharusan bagi setiap pekerja konstruksi untuk
mengunakannya dengar benar sesuai peraturan. Helm ini diguakan untuk
melindungi kepala dari bahaya yang berasal dari atas, misalnya saja ada
barang, baik peralatan atau material konstruksi yang jatuh dari atas.
27
3.5.6 P3K
P3K Apabila terjadi kecelakaan kerja baik yang bersifat ringan
ataupun berat pada pekerja konstruksi, sudah seharusnya dilakukan
pertolongan pertama di proyek. Untuk itu, pelaksana konstruksi wajib
menyediakan obat-obatan yang digunakan untuk pertolongan pertama.
Agar pengoperasiannya dapat dilaksanakan dengan aman maka perlu diperhatikan beberapa
hal berikut:
1. Operator
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. PER.05/ MEN/ 1985 tentang pesawat
angkat dan angkut;
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi R.I. No. PER. 09/ MEN/
VII/2010 tentang operator dan petugas pesawat angkat dan angkut;
• Undang-Undang No.1 Thn 1970 tentang Keselamatan Kerja.
28
2. APAR (Alat Pemadam Kebakaran)
29
4. Memperhatikan Petunjuk Penggunaan
Lihatlah label peringatan dan stiker yang ada di sekitar mesin untuk
peringatan spesifik lainnya atau instruksi pada mesin tertentu.
30
Gambar 1. III-8Kecelakaan Meninggal Dunia
31
Gambar 1. III-9Bagan Alir Penanganan Keluhan
32
z
33
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Bulldozer merupakan sebuah alat berat yang menggunakan traktor sebagai
penggerak utama dengan roda rantai maupun ban untuk bergerak.
2. Fungsi dari bulldozer diantaranya adalah untuk mendorong tanah, seperti meratakan tanah
dan mengupas permukaan humus tanah.
3. Bulldozer dibedakan menjadi berbagai macam jenis yaitu berdasasarkan jenis blade,
berdasarkan alat gerak/track shoe, berdasarkan alat kendali blade, dan berdasarkan
pengoperasian bulldozer
4. Bagian-bagian umum bulldozer terdiri dari blade, lift silinder, carrier roller, ripper,
sproket, main frame, straight frame, track, cutting edge, dan end bit
5. Setiap perusahaan konstruksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sangat penting
dalam masa pembangunan konstruksi. Oleh karena itu, setiap perusahaan konstruksi
wajib menyediakan semua keperluan peralatan/ perlengkapan perlindungn diri
(APD) atau Personal protective equipment (PPE) untuk semua karyawan yang
bekerja.
4.2 Saran
Sebelum menentukan tipe dan jumlah peralatan dan alat berat sebaiknya dipahami
terlebih dahulu fungsi dan aplikasinya. Terdapat beraneka macam alat berat yang sering
dipergunakan dalam pekerjaan konstruksi. Sehingga tidak akan terjadi penggunaan alat
berat yang kurang tepat. Apabila itu terjadi, kondisi dan situasi di lapangan pekerjaan akan
berpengaruh berupa kerugian antara lain : rendahnya produksi, tidak tercapainya jadwal atau
target yang telah ditentukan
34
DAFTAR PUSTAKA
35