SKRIPSI
Disusun Oleh :
201110340311142
FAKULTAS TEKNIK
PENDAHULUAN
Bendungan adalah salah satu jenis kontruksi air yang banyak digunakan di
Indonesia. Kontruksi ini memiliki bermacam-macam komponen pekerjaan
diantaranya, bendungan utama (main dam), pengelak, pengambilan (intake),
bangunan fasilitas, dan bangunan pelimpah (spillway).
Pekerjaan galian biasanya melibatkan beberapa jenis alat berat antara lain
excavator sebagai alat pengeruk dan dum truck sebagai mobilisator tanah galian.
Tanah galian akan di mobilisasi ke daerah pembuangan (spoil bank) atau daerah
pengambilan (borrow area).
Dengan demikian judul proyek akhir ini adalah Analisis Capaian Kerja
Pekerjaan Galian Tanah untuk Spillway pada Proyek Bendungan Tugu Kabupaten
Trenggalek.
a) Penelitian dilakukan pada galian tanah untuk spillway STA 0.60 sampai
dengan STA 0.80 Proyek Bendungan Tugu Kabupaten Trenggalek
b) Penelitian dilakukan pada galian tanah untuk spillway Elv. 275.00 sampai
dengan Elv 225.00 Proyek Bendungan Tugu Kabupaten Trenggalek.
c) Penelitian dilakukan pada galian tanah untuk spillway pada bulan Juli
2017 sampai dengan Agustus 2017
d) Penelitian dilakukan pada jam kerja yaitu, 08.00 sampai dengan 17.00
WIB.
e) Analisis alat kontruksi hanya mencangkup excavator type 300 Pc dan dum
truck type
f) Analisis capaian kerja hanya dilakukan saat cuaca buruk.
g) Volume pekerjaan dilakukan perbandingan antara perencanaan ideal dan
rencana Curva S amandemen IV.
60
Q=qxNxE= xE
Cm
Dimana
E = Effisiensi kerja
Dari faktor konversi yang ada dapat disimpulkan kondisi tanah awal
(sebelum dikerjakan oleh alat berat yang dihitung produktivitasnya) apakah itu
padat, lepas atau asli dengan jenis tanah pasir, tanah liat, kerikil atau batuan
memiliki nilai konversi awal 1.00. Sedangkan nilai konversi tanah asli ke tanah
lepas > 1.00. Tanah lepas ke tanah padat < 1.00. Tanah padat ke tanah lepas
memiliki nilai konversi > 1.00. Seperti gambar berikut.
Rochamnhadi, (1992:6).
Excavator dan dum truck merupakan beberapa alat berat yang digunakan
untuk pekerjaan galian tanah. Hal ini selaras dengan Rochmanhadi (1992:57)
dalam bukunya yang menyebutkan bahwa, backhoe merupakan salah satu jenis
excavator yang fungsinya sebagai alat penggali, pengangkat, dan pemuat.
Sedangkan truck adalah alat pengangkut.
Kondisi Pemuatan
Ringan Menggali dan memuat dari stockpile
atau material yang telah dikeruk oleh
excavator lain, yang tidak
membutuhkan gaya gali dan dapat
dimuat munjung dalam bucket. Pasir,
tanah berpasir, tanah kolodial dengan
kadar air sedikit.
Sedang Manggali dan memjat stockpile lepas
dari tanha yang lebih sulit untuk di gai
dikeruk tetapi dapat dimuat hampir
munjung. Pasir kering, tanah berpasir,
tanah campuran tanah liat, tanah liat,
garvel yang belum disaring, pasir yang
telah memadat dan sebagainya, atau
menggali dan memuat gravel langsung
dari bukit gravel asli.
Agak Sulit Menggali dan memuat batu-batu pecah,
tanah liat yang keras, pasir campur
kerikil, tanah berpasir, tanah kolodial
liat, tanah liat, dengan kadar air tinggi
yang telah di stickpile oleh excavator
lain. Sulit untuk mengisi bucket dengan
material tersebut.
Sulit Bongkahan, batuan besar dengan
bentuk tak teratur dengan ruangan di
antaranya batuan hasil ledakan, bundar,
pasir campur batu-batu bundar, tanah
berpasir, tanah campur tanah liat, tanah
liat yang sulit dikeruk dengan bucket.
Sumber: Rochamnhadi, (1992:21)
q x 3600 x E
Q=
Cm
Dimana
Dimana:
Cm = Waktu siklus
E = Effisiensi kerja
Tabel 2.2 Waktu Gali yang Ditentukan oleh Kedalaman dan Kondisi Gali
Tabel 2.4. Efesiensi Kerja Alat Berat dari Kondisi Normal sampai dengan
Buruk
Panjang Perapian
Cm = + Waktu Travel
Kecepatan Perapian
Perapian Tebing
Waktu Siklus= 1 + 2 + 3 + 4 + 5
Waktu siklus = Waktu muat + waktu angut + waktu buang + waktu kembali
+ waktu tunggu & tunda
𝐃 𝐃
Cmt = (n x cms) + + t1 + 𝐕𝟐 + t2
𝐕𝟏
Dimana,
𝐜𝟏
n= +K
𝐪𝟏
yd/menit)
(menit)
mengisi (menit)
Waktu Muat= Waktu siklus excavator (Cm) + Jumlah siklus untuk mengisi
dump truck (n)
Waktu bongkar adalah muatan bergantung pada kondisi kerja dum truck.
Dapat dirangkum pada tabel di bawah ini.
𝐂 𝐱 𝟔𝟎 𝐱 𝐄𝐭
P= xM
𝐂𝐦𝐭
Dimana
P = Produksi per jam m3/jam
C = Produksi (m3, cu, yd) dalam satu siklus
Et = Effisiensi kerja
M = Jumlah dum truck yang bekerja
Cmt = Waktu siklus dalam menit
Galian tanah memiliki beberapa jenis tipe antara lain, galian lobang
fondasi atau basement, dan memanjang berbentuk profil tertentu contohnya adalah
galian untuk saluran. Oleh karena itu, alat yang digunakan kebanyakan yang
memiliki fungsi ganda yaitu menggali dan memuat, dan bahkan difungsikan untuk
mengangkut dalam jarak tertentu, Asyanto (2008:33). Dalam pelaksanaanya
pekerjaan galian tanah dapat memanfaatkan jenis alat berat excavator sebagai alat
untuk menggali tanah dan dum truck sebagai alat untuk mengangkut tanah ke
daerah pembuangan (spoil bank) atau daerah pengambilan (borrow area).
2.5.1 Tipe-Tipe Material dan Alat yang Digunakan
Wilopo (2009:32), mengatakan bahwa sifat fisik dan medan kerja proyek
kontruksi mempengaruhi beberapa hal, antara lain:
Dari keempat kondisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemilihan jenis alat
berat dengan kondisi medan dan material, akan mempengaruhi efesiensi
pemakaian alat berat, yang secara tidak langsung akan mempengaruhi biaya
proyek kontruksi dan waktu pelaksanaan.
Kinerja alat berat negatif jika proses perencanaan dan pengendalian tidak
baik. Hal ini selaras dengan pendapat Husen, (2013:7) mengatakan bahwa perlu
meningkatkan produktivitas sumber daya, efesiensi proses produksi dan kerja, dan
meningkatkan kualita sproduksi melalui jaminan mutu dan mutu untuk
menghindari hasil akhir negatif.
Maka dapat disimpulkan kinerja bernilai positif jika produktivitas
sebanding dengan perencanaan (curva S) atau produktivitas lebih besar dari pada
perencanaan (curva s). Sedangkan kinerja bernilai negatif jika produktivitas lebih
kecil dari pada perencanaan (curva s).
a. Produks per siklus (q) yang dipengaruhi oleh kapasitas munjung dan faktor
bucket
b. Efesiensi kerja, yaitu kondisi operasi alat dan pemeliharaan alat
c. Waktu siklus (Cm) yang dipengaruhi oleh waktu gali, waktu putar
dan waktu buang, Rochamhadi (1992:20,22)
Kinerja dum truck pada pekerjaan galian tanah dapat dianalisis dari
produktivitas yang diperoleh dengan memperhatikan alat pemuatnya,
Rochamnhadi (1992:100). Alat pemuat sebagai pembanding kinerja dum truck.
Jika pembanding ini kurang porposional, maka terdapat kemungkinan alat pemuat
banyak menunggu atau sebaliknya.
Pada pekerjaan galian yang melibatkan ritasee alat berat excavator dan
dum truck maka harus dicari perbandingan yang porposional. Hal ini selaras
dengan Rochmanhadi, (1992:34) yang mengatakan bahwa dum truck dan alat
pengangukut digunakan bersama dalam satu kombinasi. Maka kontraktor
pelaksana dalam menyelesaikan pekrjaan ini harus mencari perbandingan antara
kapasitas dum truck sama dengan alat pengangkut tersebut. Cara memperoleh
kombinasi yang tepat dapat didapat dari persamaan 2.9 di bawah ini.
𝐂 𝐱 𝟔𝟎 𝐱 𝐄𝐭 𝟔𝟎 𝐪𝟏 𝐱 𝐊 𝐱 𝐄
xM=
𝐂𝐦𝐭 𝐂𝐦
Dari persamaan di atas jika harga persamaan disebelah kiri lebih besar
maka grup dump truck memiliki kapasitas lebih dibandingkan excavator ataupun
sebaliknya. Dapat disimpulkan Kinerja excavator dan dum truck memperoleh
kinerja positif jika kedua alat berat ini memperoleh kombinasi yang efektif dan
seimbang dan produksi yang dihasilkan sebanding atau lebih besar jika
dibandingkan denganperencanaan (curva s). Sedangkan kinerja kinerja excavator
dan dum truck memperoleh kinerja negative jika kedua alat berat ini memperoleh
kombinasi yang tidak seimbang dan produksi yang dihasilkan lebih kecil jika
dibandingkan dengan perencanaan (curva s).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Lokasi
3.2 Data
1. Buku Spesifikasi Teknik: Sertifikasi Design Bendungan Tugu, Kabupaten
Trenggalek. Agustus 2013
2. Gambar Perencanaan Pekerjaan: Detail Design Bendungan Tugu,
Kabupaten Trenggalek. Agustus 2013.
3. Laporan Akhir: Sertifikasi Design Bendungan Tugu, Kabupaten
Trenggalek. Agustus 2013.
4. Surat Perjanjian Harga Satuan Pekerjaan: Pembangunan Bendungan Tugu
Kabupaten Trenggalek BUKU II. Desember 2013.
Tahapan studi yang akan dilakukan dari awal sampi akhir secara garis
besar dapat dikemukakan dalam diagram sebagai berikut.
Mulai
Pendahuluan
Pengumpulan Data
Analisa Data
Selesai