Anda di halaman 1dari 16

BAB 1 – GAMBARAN UMUM

PEMINDAHAN TANAH MEKANIS

1.1 PENDAHULUAN

Buku ini disusun agar dapat digunakan sebagai referensi dalam berbagai persoalan
mengenai Pemindahan Tanah Mekanis. Buku ini berusaha untuk menyajikan konsep-
konsep pemindahan tanah dalam pekerjaan konstruksi, serta aplikasinya dalam
pekerjaan di lapangan. Beberapa variabel yang dijumpai dalam perhitungan diperoleh
berdasarkan penafsiran kondisi lapangan secara nyata. Oleh sebab itu, dalam
perhitungan-perhitungan untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan, hendaknya
seorang estimator telah mengamati secara cermat kondisi lapangan, serta
pengalamannya akan sangat mendukung kepastian penentuan nilai-nilai dari variabel
yang diamati.

Buku ini terdiri dari enam bab, yang saling mendukung satu dengan yang lain. Bab
pertama, menguraikan tentang pengertian serta mengapa alat dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan. Bab kedua, berisi tentang dasar-dasar teknik pemindahan
tanah, yang menjelaskan faktor-faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi
kinerja alat di lapangan. Bab ketiga menguraikan tentang klasifikasi, sifat-sifat dan
pemadatan tanah, karena tanah merupakan obyek dari pekerjaan yang dilakukan oleh
alat. Bab keempat, membahas tentang beberapa alat yang paling sering digunakan
dalam pekerjaan konstruksi yaitu Loader, Bulldozer, Excavator, Grader dan Roller.
Pembahasan meliputi waktu siklus, efisiensi, produksi, biaya alat dan biaya produksi.
Bab kelima, secara khusus membahas penggunaan truck dalam pemindahan tanah.
Truck selalu dikombinasikan dengan alat lain dalam pekerjaannya, sehingga kinerja
truck juga ditentukan oleh alat yang menjadi mitra kerjanya. Faktor kesepadanan alat
akan menggambarkan, bagaimana dampak mengkombinasikan truck dengan alat lain
yang bekerja bersama-sama. Pada bagian ini juga dibahas tentang beberapa variable
yang berpengaruh terhadap biaya angkut. Bab terakhir, membahas beberapa masalah
penting yang berhubungan dengan manajemen peralatan, yaitu pengadaan,
inventarisasi, penyusutan, pemeliharaan dan rekondisi alat.

Diharapkan materi yang disajikan dalam buku ini dapat bermanfaat bagi pelaksana di
lapangan dalam merencanakan pekerjaannya dengan menggunakan peralatan.

BUKU AJAR PEMINDAHAN TANAH MEKANIS


BAB 1 GAMBARAN UMUM PEMINDAHAN TANAH MEKANIS 1.2

Bagaimanapun pengamatan di lapangan yang cermat, dan terus-menerus lebih


berharga untuk mendapatkan solusi yang tepat, dalam menjawab masalah-masalah
yang timbul dalam pelaksanaan di lapangan. Oleh sebab itu sangat dianjurkan untuk
selalu mengamati kondisi lapangan dan cara-cara kerja serta pengelolaan alat agar
variabel-variabel yang bersifat empiris dapat ditetapkan secara lebih pasti dari waktu
ke waktu. Selanjutnya pengendalian di lapangan juga merupakan faktor penting untuk
dapat mengaplikasikan secara tepat nilai-nilai empiris yang ditetapkan tersebut.

Sering dijumpai dalam pelaksanaan proyek, bahwa terdapat perbedaan yang


mendasar dalam menilai kondisi lapangan antara seorang estimator dan pelaksana di
lapangan. Hal ini akan menyulitkan aplikasi rencana kerja yang telah disusun. Kerja
sama yang baik dan saling pengertian diantara keduanya, akan memungkinkan
aplikasi rencana di lapangan dilakukan secara baik.

1.2 PENGERTIAN
Pemindahan Tanah Mekanis adalah mata kuliah yang materinya banyak digunakan
dalam penyelenggaraan proyek. Hal ini dapat dimengerti, karena materi mata kuliah ini
berisi tentang bagaimana pelaksana di lapangan memanfaatkan peralatan untuk
menyelesaikan pekerjaan. Peralatan sangat membantu manusia dalam mengerjakan
banyak hal. Sejak revolusi pertanian, manusia berusaha untuk menciptakan alat-alat
agar pekerjaan pertanian dapat diintensifkan, sehingga menghasilkan produksi yang
lebih banyak.

Pada saat revolusi industri, manusia menciptakan banyak alat-alat untuk menghasilkan
alat-alat lain untuk mendukung industri-industri lain, diantaranya industri jasa
konstruksi. Oleh sebab itu traktor-traktor yang digunakan dalam pertanian seolah-oleh
berubah fungsi pada masa industri, melalui modifikasi-modifikasi untuk menghasilkan
alat-alat konstruksi. Misalnya, traktor yang diberi blade di depan akan dapat
difungsikan untuyk mendorong material, kemudian menjadi bulldozer. Demikian pula
jika diberi bucket didepan, maka traktor tersebut dapat berfungsi sebagai alat muat dan
disebut Loader, atau dapat berfungsi sebagai alat gali yang disebut Excavator.

Makin berkembang teknologi, maka diciptakan pula alat-alat yang mempunyai


kemampuan cukup besar, sehingga dapat mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang
tidak dapat dikerjakan oleh manusia dalam waktu yang singkat. Varian-varian alat juga
dikembangkan, sehingga fungsi alat semakin lengkap untuk menggantikan fungsi
manusia secara sempurna. Banyak pekerjaan dapat dilakukan oleh alat-alat
konstruksi, misalnya, menggali, mengangkut, muat, mendorong, menggusur,
mencampur, menghampar, memadatkan, dan lain-lain pekerjaan yang biasa dikerjakan
oleh manusia.

Pekerjaan-pekerjaan konstruksi selalu berhubungan dengan tanah. Dalam skala kecil,


pekerjaan-pekerjaan tanah ini dilakukan secara manual, sedangkan dalam skala besar
pekerjaan tanah ini dilakukan oleh alat-alat. Namun kadang-kadang masih dijumpai
pekerjaan tanah dalam skala besar, dikerjakan secara manual terutama untuk
pekerjaan yang berorientasi padat karya, dengan tujuan agar tenaga kerja dapat
diserap sebanyak mungkin. Pekerjaan-pekerjaan seperti ini, tidak mengutakan efisiensi
baik dari segi waktu maupun biaya.

Definisi kata pemindahan adalah proses atau cara memindahkan. Dalam pekerjaan
konstruksi istilah pemindahan tidak selalu dihubungkan dengan memindahkan sesuatu
ketempat yang jauh, namun bergeserpun disebut pemindahan, sehingga kegiatan-
kegiatan dalam pekerjaan menggali, mengangkut, muat, mendorong, menggusur,
mencampur, menghampar, maupun memadatkan pada dasarnya adalah pemindahan,
karena obyek yang dikerjakan tersebut, berpindah dari tempat semula.

BUKU AJAR PEMINDAHAN TANAH MEKANIS


BAB 1 GAMBARAN UMUM PEMINDAHAN TANAH MEKANIS 1.3

Tanah adalah bahan-bahan bumi (pasir, cadas, dan lain-lain). Dalam pekerjaan
konstruksi, tanah diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok menurut ukuran
butirannya. Ukuran tanah yang paling besar adalah batu, dan kelompok lain yang lebih
kecil adalah kelikir, pasir, lumpur dan lempung. Di permukaan bumi terdapat material
lain yang merupakan hasil pelapukan tumbuh-tumbuhan yang disebut bahan organik.
Material ini juga dikelompokan sebagai tanah, yang akan dikerjakan dalam pekerjaan-
pekerjaan konstruksi.

Mekanis berhubungan dengan penggunaan mesin dalam kegiatannya. Semua alat


yang mempunyai mesin sendiri untuk menghasilkan tenaga dalam melakukan
pekerjaan disebut peralatan mekanis. Istilah lain yang sering digunakan dalam dunia
jasa konstruksi adalah peralatan berat, yaitu peralatan yang besar dan berat, yang
mempunyai kemampuan untuk melakukan proses mekanisasi. Disisi lain terdapat juga
peralatan yang kecil dan ringan, tetapi mempunyai kemampuan mekanisasi seperti
stamper, concrete mixer, concrete vibrator. Pembedaan alat menurut ukuran ini tidak
terlalu penting, karena dalam mata kuliah ini hanya menekankan sifat mekanis dari
suatu alat. Pengertian ini menunjukan bahwa, alat-alat lain yang tidak mempunyai
kemampuan mekanisasi adalah bukan peralatan mekanis, misalnya sekop, linggis, dan
lain-lain. Umumnya, alat-alat ini dikelompokan sebagai alat bantu.

Berdasarkan uraian diatas, maka Pemindahan Tanah Mekanis dapat diartikan sebagai
proses memindahkan tanah dengan menggunakan peralatan mekanis.

Pada masa sekarang ini, proyek-proyek konstruksi semakin meningkat, tidak saja dari
segi biaya namun juga dari segi volume pekerjaan, khususnya pekerjaan-pekerjaan
tanah. Kendala yang dihadapi terutama adalah waktu penyelesaian pekerjaan yang
sangat terbatas. Oleh sebab itu dirasakan perlu untuk meningkatkan cara-cara kerja
yang bersifat manual kearah mekanisasi, agar terjadi efisiensi.

Tujuan Penggunaan Peralatan Mekanis


Peralatan-peralatan yang mempunyai kemampuan mekanisasi, sangat membantu
pekerjaan manusia dalam menyelesaikan pekerjaan. Tujuan penggunaan peralatan
lebih menekankan adanya efisiensi dalam penyelenggaraan proyek. Artinya proyek-
proyek yang berorientasi efisiensi menuntut penggunaan peralatan dalam
pekerjaannya. Disisi lain, masih banyak juga proyek-proyek yang berorientasi padat
karya, dengan tujuan untuk mempekerjakan sebanyak mungkin tenaga kerja pada saat
tingkat pengangguran semakin tinggi, akibat terjadi resesi ekonomi.

Penggunaan peralatan mekanis pada dasarnya adalah untuk membantu manusia,


agar lebih mampu mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang sulit, atau tidak dapat
dikerjakan oleh manusia. Kemampuan yang lebih dari alat dibandingkan dengan
manusia diukur berdasarkan kriteria berikut, yaitu
- Mengurangi biaya pelaksanaan
- Meningkatkan dan meratakan mutu pekerjaan
- Mengurangi waktu pelaksanaan pekerjaan

Ketiga hal tersebut diatas merupakan tujuan penggunan peralatan. Untuk suatu
kisaran volume pekerjaan tertentu, penggunaan peralatan akan lebih efisien
dibandingkan dengan tenaga manusia. Produksi yang dihasilkan oleh alat jauh lebih
besar dibandingkan dengan manusia, sehingga dengan biaya alat tertentu akan
menghasilkan biaya pekerjaan yang lebih rendah. Hubungan produksi alat dan biaya
produksi dapat digambarkan sebagai berikut:

BUKU AJAR PEMINDAHAN TANAH MEKANIS


BAB 1 GAMBARAN UMUM PEMINDAHAN TANAH MEKANIS 1.4

Gambar 1.1 Hubungan Produksi dan Biaya Produksi

Biaya
Produksi

Produksi

Alat dapat meningkatkan mutu pekerjaan, misalnya pemadatan. Jika pemadatan


dilakukan oleh tenaga manusia, maka hasil yang diharapkan sulit sekali tercapai,
karena energi pemadatan yang diberikan secara manual jauh lebih kecil dibandingkan
alat, apalagi alat pemadat sekarang menggunakan sistem getaran (vibrator roller).
Demikian pula halnya dalam mutu penghamparan. Permukaan hamparan oleh grader
jauh lebih rata jika dibandingkan dengan tenaga manusia.

Homogenitas campuran semen dan pasir atau kelikir akan lebih baik jika
menggunakan concrete mixer dibandingkan dengan tenaga manusia, demikian pula
dengan pemadatan oleh concrete vibrator akan menghasilkan mutu beton yang lebih
tinggi dan seragam, dibandingkan tenaga manusia. Oleh sebab itu, hampir semua
spesifikasi menuntut penggunaan peralatan agar mutu pekerjaan terjamin.

Produksi alat yang lebih tinggi dari manusia menyebabkan waktu penyelesaian
pekerjaan lebih singkat. Volume pekerjaan yang besar pada pekerjaan-pekerjaan
galian dan urugan, menuntut penggunaan peralatan, agar pekerjaan dapat
diselesaikan lebih cepat, sehingga pekerjaan selanjutnya tidak mengalami
keterlambatan. Walaupun sesungguhnya secara teoritis dapat dikerjakan oleh tenaga
manusia dengan waktu yang relatif singkat, namun pada prakteknya sangat sulit
karena manajemen harus mengelola tenaga kerja yang relatif banyak. Hubungan
produksi dan waktu penyelesaian pekerjaan digambarkan 1.2.

Gambar 1.2 Hubungan Produksi dan Waktu Penyelesaian Pekerjaan

Produksi

Waktu
Penyelesaian
Umumnya setiap pekerjaan mempunyai target produksi tertentu, yang secara ideal
menguntungkan perusahaan. Karena dampak dari produksi yang besar, dengan tujuan
memperkecil waktu penyelesaian pekerjaan adalah penggunaan alat yang relatif

BUKU AJAR PEMINDAHAN TANAH MEKANIS


BAB 1 GAMBARAN UMUM PEMINDAHAN TANAH MEKANIS 1.5

banyak, sehingga dapat saja meningkatkan biaya produksi, jika pengaturan di


lapangan tidak dapat mendukung adanya efisiensi. Misalnya, karena alat terlalu
banyak, ada kemungkinan sebagian tidak bekerja, sehingga justru akan meningkatkan
waktu siklus.

Mengapa Alat Dibutuhkan?


Perlunya peralatan dalam pekerjaan konstruksi dapat dilihat pada diagram berikut ini:

Diagram 1.1 Dukungan Peralatan Dalam Pelaksanaan Proyek

Mendukung Batasan Alat Kendali Sasaran


Kegiatan

BIAYA (B) Anggaran


hemat Pelaksanaan
LABA

A
L PROYEK MUTU (M) Metode
tepat Pelaksanaan +
A
T

CITRA
WAKTU (W) Jadwal
tepat Pelaksanaan

Tiga kendala utama dalam pelaksanaan proyek adalah biaya, mutu dan waktu, atau
disingkat dengan BMW. Biaya pelaksanaan harus seefisien mungkin agar diperoleh
keuntungan, karena nilai kontrak tidak mungkin ditambah. Pelaksanaan di lapangan
dengan metode-metode manual cenderung tidak efisien, karena produktivitas tenaga
kerja sering berubah-ubah.

Mutu pekerjaan harus sesuai dengan keinginan pemilik proyek seperti yang tercantum
dalam spesifikasi pekerjaan. Pada umumnya pelaksana berusaha untuk menghemat
biaya untuk memperoleh keuntungan yang besar, tetapi dengan mengorbankan mutu
pekerjaan. Hal ini tidak dibenarkan. Pada dasarnya keuntungan adalah sesuatu yang
wajar untuk diperoleh pelaksana, namun hendaknya dilakukan dengan cara-cara yang
wajar, yaitu dengan tidak secara sengaja mengorbankan mutu pekerjaan.

Waktu pelaksanaan pekerjaan adalah salah satu hal yang diperjanjikan dalam kontrak
selain nilainya. Sesuatu yang diperjanjikan akan mempunyai dampak negatif jika tidak
dipenuhi. Ketidak tepatan dalam memenuhi waktu pelaksanaan akan berdampak pada
dikenakannya sanksi ataupun denda kepada pelaksana pekerjaan. Sanksi yang paling
berat dikenakan adalah perusahaan tidak diperkenankan untuk mengikuti
tendersehingga aktivitasnya dalam dunia jasa konstruksi bias terancam. Denda
dikenakan dalam bentuk uang dalam jumlah prosentase tertentu dari nilai kontrak.

Ketiga kendala tersebut saling mempengaruhi satu sama lain. Pelaksana yang ingin
menghemat biaya akan berdampak pada pengurangan mutu pekerjaan, serta waktu
pelaksanaan yang semakin panjang, sehingga terjadi keterlambatan. Namun
pelaksanaan dengan prinsip hemat dibutuhkan agar perusahaan memperoleh
keuntungan, untuk dapat bertahan hidup dan mengembangkan diri. Agar dapat sejalan

BUKU AJAR PEMINDAHAN TANAH MEKANIS


BAB 1 GAMBARAN UMUM PEMINDAHAN TANAH MEKANIS 1.6

dengan mutu dan waktu pelaksanaan, maka penghematan tersebut harus dilakukan
secara wajar.

Untuk mengendalikan biaya dalam pelaksanaan maka dibutuhkan rencana anggaran


pelaksanaan. Rencana anggaran pelaksanaan ini menjadi referensi bagi pelaksanaan
di lapangan dalam hal mengendalikan tenaga kerja, material dan peralatan, yang juga
berarti mengendalikan uang untuk mengadakan ketiga sumberdaya tersebut. Secara
detail tentang rencana anggaran pelaksanaan dapat dibaca pada Buku Ajar
Manajemen Konstruksi dan Rencana Anggaran Biaya.

Spesifikasi dibutuhkan untuk mengendalikan mutu pekerjaan. Spesifikasi untuk


pekerjaan yang sama bisa berbeda pada setiap proyek. Oleh sebab itu, pelaksana
harus memahami betul spesifikasi yang diminta pada proyek yang bersangkutan.
Spesifikasi merupakan salah satu bagian dari kontrak, yang berisi persyaratan bahan
baku, metode pelaksanaan, yang menggambarkan bagaimana suatu pekerjaan
dilakukan untuk memenuhi mutu yang diinginkan, serta persyaratan hasil akhir suatu
pekerjaan baik menyangkut penampilan, maupun dimensinya.

Jadwal pelaksanaan (time schedule) dibutuhkan untuk mengendalikan waktu. Alokasi


waktu untuk setiap item pekerjaan terlihat jelas dalam jadwal ini, sehingga pelaksana
tidak ragu-ragu untuk mengadakan sumberdaya, guna mendukung pelaksanaan
pekerjaan. Jadwal yang disusun umumnya berbentuk diagram balok yang
dikombinasikan dengan kurva-S, sehingga memperlihatkan kapan mulai dan
mengakhir suatu pekerjaan serta kemajuan pekerjaan secara parsial maupun
kumulatif.

Hasil dari penyelesaian pekerjaan bagi kontraktor adalah nama baik atau citra dan
keuntungan atau laba. Citra akan memberikan reputasi yang baik, sehingga
perusahaan lebih mempunyai peluang dimasa yang akan datang, dalam
memenangkan kompetisi atau mendapat kepercayaan untuk proyek-proyek lain.
Keuntungan digunakan perusahaan untuk membiayai aktivitas sehari-hari, investasi
dan pengembangan perusahaan. Citra dan Laba hanya dapat diperoleh melalui
pelaksanaan pekerjaan yang berorientasi hemat biaya, tepat mutu dan tepat waktu.

Pekerjaan yang berorientasi pada hemat biaya, tepat mutu dan tepat waktu, dapat
didukung melalui penggunaan peralatan. Sebagaimana telah dijelaskan dibagian awal,
bahwa tujuan penggunaan alat adalah agar mengurangi biaya, meningkatkan dan
meratakan mutu serta mengurangi waktu pelaksanaan pekerjaan. Jadi ketiga kendala
yang ada dalam penyelenggara proyek dapat diatasi melalui penggunaan peralatan.

Jadi secara ringkas, diagram diatas menggambarkan bagaimana alat mendukung


keberhasilan perusahaan untuk mencapai sasaran yaitu citra dan laba, melalui alat
kendali yaitu anggaran pelaksanaan, metode kerja, serta jadwal pelaksanaan agar
pekerjaan dapat diselesaikan dengan orientasi hemat biaya, tepat mutu dan tepat
waktu.

1.3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN PERALATAN

Penggunaan peralatan dalam pekerjaan konstruksi sangat dipengaruhi oleh beberapa


hal, diantaranya kondisi lapangan, kondisi pekerjaan, pemilihan peralatan dan operator
alat tersebut. Pada umumnya alat diciptakan dengan kemampuan-kemampuan
tertentu. Fungsi alat tersebut diadakan dengan tujuan untuk dapat menyiasati
hambatan-hambatan pekerjaan pada saat bekerja, sehingga kadang-kadang harus di
pilih alat yang paling cocok untuk aplikasinya di lapangan. Kemampuan operator

BUKU AJAR PEMINDAHAN TANAH MEKANIS


BAB 1 GAMBARAN UMUM PEMINDAHAN TANAH MEKANIS 1.7

sangat mempengaruhi kinerja alat, terutama ketrampilannya dalam menggerakan alat,


serta dapat memanfaatkan secara optimal fungsi-fungsi alat tersebut, untuk
mengoptimalkan hasil produksi.

Kondisi Lapangan
Medan dimana alat beroperasi sangat mempengaruhi kinerja alat. Kondisi lapangan
yang sangat mempengaruhi prestasi alat adalah:
a. Permukaan jalan
Permukaan jalan yang baik akan mengurangi hambatan peralatan pada saat
beroperasi. Hambatan ini terutama akan mengurangi kecepatan peralatan pada
saat bergerak. Jika kecepatan alat berkurang, maka waktu tempuh akan semakin
lama, sehingga berdampak pada produksi yang semakin kecil. Permukaan jalan
yang baik digambarkan sebagai permukaan yang padat, rata, tidak berlubang dan
tidak berubah akibat beban lalu lintas, maupun pada saat hujan.
Pelaksana lapangan perlu mempertimbangkan perbaikan permukaan jalan
seperlunya, agar kecepatan peralatan dapat ditingkatkan, sehingga produksi
menjadi lebih besar.
b. Alinyemen
Alinyemen vertikal menunjukan adanya tanjakan dan turunan. Tanjakan akan
memberikan hambatan yang cukup signifikan bagi pergerakan alat, sedangkan
turunan akan berdampak positif bagi pergerakan alat, karena alat mengalami
surplus tenaga. Tanjakan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan peralatan tidak
dapat memaksimalkan kapasitasnya, karena sebagian tenaga alat digunakan untuk
mengatasi hambatan akibat tanjakan tersebut.
Jika dimungkinkan, maka diusahakan agar aktivitas yang membutuhkan tenaga
mesin yang besar, misalnya mendorong dan mengangkut, dilakukan dari tempat
yang lebih tinggi, ke tempat yang lebih rendah.
Alinyemen horizontal menunjukan adanya tikungan. Radius tikungan yang terlalu
kecil mengakibatkan truk harus mengurangi kecepatannya, karena adanya gaya
sentrifugal yang dapat menyebabkan kendaraan terbalik. Beberapa alat yang
cukup panjang, seperti grader sangat sulit beroperasi pada daerah dengan radius
tikungan yang sangat kecil, demikian pula pada saat mobilisasi peralatan dengan
menggunakan trailer.
Perbaikan alinyemen vertikal sangat sulit dilakukan, namun dapat diusahakan
jalan-jalan alternatif, agar dapat megurangi hambatan ini. Alinyemen horisontal
masih mungkin diperbaiki dengan memperlebar tikungan, sehingga radiusnya
menjadi lebih besar.
c. Drainase
Drainase permukaan jalan atau medan operasi alat yang baik, memungkinkan jalan
akan terus terpelihara dalam jangka waktu yang cukup lama. Musuh jalan adalah
air, sehingga selalu diusahakan agar tidak terjadi genangan di permukaan jalan,
melalui drainase yang baik. Jalan-jalan tidak perlu dibuatkan saluran, namun hanya
berupa kemiringan yang cukup untuk dapat mengalirkan air secara langsung
ketepinya, sehingga genangan tidak mungkin terjadi di permukaan. Akibat
genangan air, maka permukaan jalan akan menjadi lunak dan akibat beban lalu
lintas, makin lama akan terjadi lubang, sehingga dapat mengurangi kecepatan
peralatan.
Oleh sebab itu, jalan-jalan kerja harus selalu dipelihara, agar drainase cukup baik
untuk dapat mengalirkan air secara cepat. Pemeliharaan jalan kerja ini antara lain
membuat kemiringan permukaan jalan dengan grader.

Kondisi Pekerjaan

BUKU AJAR PEMINDAHAN TANAH MEKANIS


BAB 1 GAMBARAN UMUM PEMINDAHAN TANAH MEKANIS 1.8

Kondisi pekerjaan terutama berhubungan dengan tanah yang akan dipindahkan dan
ketentuan-ketentuan lain yang disyaratkan dalam kontrak pekerjaan. Hal ini
berhubungan dengan:
a. Volume pekerjaan
Volume pekerjaan akan sangat mempengaruhi target produksi, sehingga akan
menentukan jenis dan tipe alat yang akan digunakan. Kadang terjadi perubahan
volume pekerjaan yang cukup signifikan terhadap kontrak semula, sehingga
mengakibatkan penggunaan alat sebelumnya tidak efisien. Oleh sebab itu,
pelaksana sudah harus dapat mengantisipasi dan melakukan konsfirmasi dengan
pemilik proyek pada saat rapat awal pekerjaan, sehingga volume-volume pekerjaan
yang akan berubah telah diketahui lebih awal dan alat dapat didatangkan sesuai
dengan kebutuhan. Volume pekerjaan yang cukup besar, membutuhkan kombinasi
alat yang cukup banyak, sehingga perlu perhitungan yang cukup cermat untuk
dapat menghasilkan produksi yang oprtimal.
b. Waktu penyelesaian pekerjaan
Waktu penyelesaian pekerjaan yang relatif singkat membutuhkan peralatan dengan
kapasitas yang cukup besar, atau harus menggunakan beberapa alat agar target
produksinya cukup, untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dalam waktu tersebut.
Pada pekerjaan-pekerjaan yang waktu penyelesaiannya kritis, tidak dimungkinkan
untuk mengalami keterlambatan, sehingga penggunaan peralatan dengan
kapasitas yang cukup untuk menghasilkan target produksi yang optimal harus
selalu dipertahankan.
c. Jenis dan sifat material
Jenis tanah yang berkaitan dalam pemindahan tanah adalah kohesif dan non-
kohesif (adhesif). Tanah kohesif saling mengikat satu dengan lainnya, sehingga
dapat mengoptimalkan bucket loader atau excavator pada saat beroperasi.
Kapasitas alat dapat dimanfaatkan sepenuhnya karena pada saat muat tanah ini
saling mengikat. Tanah non-kohesif, seperti pasir, berkarakteristik lepas, sehingga
bucket tidak dapat diisi secara maksimal. Identifikasi kedua jenis tanah ini sangat
penting untuk dapat mengestimasi produksi alat. Kondisi tanah yang kohesif
memungkinkan alat dapat produksi lebih besar, dibandingkan dengan tanah non-
kohesif.
Sifat tanah yang sangat berpengaruh terhadap pekerjaan pemindahan tanah
adalah pengembangan (swell) dan penyusutan (shrinkage). Pengembangan tanah
terjadi karena tanah dilepas dari kondisi aslinya, misalnya pada saat penggalian.
Hasil galian lebih besar dari volume galiannya, karena tanah menjadi lepas.
Pengembangan material ini tergantung dari jenis tanahnya. Material kohesif
mempunyai tingkat pengembangan yang lebih besar dari material non-kohesif.
Penyusutan tanah terjadi karena tanah dipadatkan, misalnya pada pekerjaan
urugan. Material untuk urugan harus diadakan lebih banyak dari volume urugan,
karena setelah pemadatan, tanah akan mengalami penyusutan. Penyusutan
material ini tergantung dari jenis tanahnya. Material kohesif mempunyai tingkat
penyusutan yang lebih besar dari material non-kohesif.
Kedua sifat tanah ini sangat penting dalam pekerjaan pemindahan tanah, karena
menyangkut galian dan urugan tanah, yang umum ada pada pekerjaan-pekerjaan
konstruksi. Jika ingin mengestimasi volume hasil galian untuk pengangkutan, maka
harus mengetahui faktor pengembangannya. Sebaliknya, jika inngin mengestimasi
volume material yang didatangkan untuk pekerjaan urugan, maka harus
mengetahui faktor penyusutannya. Kedua sifat ini sangat menentukan volume
material dan waktu penyelesaian pekerjaan.
d. Metode pelaksanaan
Metode pelaksanaan sangat menentukan kombinasi alat yang tepat untuk
aplikasinya. Berdasarkan metode pelaksanaan maka dapat diketahui jenis dan tipe
alat yang akan didatangkan. Jenis material akan menentukan jenis alat, misalnya
apakah menggunakan loader, excavator atau bulldozer dalam pekerjaan galian.

BUKU AJAR PEMINDAHAN TANAH MEKANIS


BAB 1 GAMBARAN UMUM PEMINDAHAN TANAH MEKANIS 1.9

Kombinasi antara alat menentukan tipe alat yang harus diadakan, karena pada
dasarnya kombinasi alat ini akan menentukan target produksi kelompok kerja alat.
Target produksi ini akan menentukan kapasitas alat, dan selanjutnya menentukan
tipe alat.

Pemilihan Peralatan
Pemilihan peralatan ditentukan oleh beberapa hal, antara lain
a. Peralatan yang telah dimiliki
Banyak perusahaan telah memiliki peralatan sendiri, sehingga sudah sepantasnya
pemilihan alat didasarkan pada alat apa yang sudah ada. Hal-hal yang
mempengaruhi penggunaan peralatan harus selalu mempertimbangkan
penggunaan alat sendiri semaksimal mungkin, agar investasi tidak mubazir.
Kondisi ini dapat menyebabkan biaya pekerjaan menjadi tidak efisien, jika
kombinasi alat tidak terlalu cocok. Namun perusahaan akan mengalami kerugian
lebih besar lagi, jika investasinya tidak dapat dimanfaatkan.
b. Kapasitas saat ini
Kapasitas alat yang ada saat ini harus diketahui, untuk dapat dibandingkan dengan
target produksi yang diinginkan. Jika kapasitas alat tidak mencukupi, maka perlu
untuk mengadakan alat dari luar. Pengadaan alat dari luar mutlak harus dilakukan,
karena waktu penyelesaian pekerjaan tidak dimungkinkan mengalami
keterlambatan.
c. Keistimewaan alat
Ada alat-alat yang diciptakan secara khusus dengan fungsi-fungsi untuk lebih
mengoptimalkan hasil pekerjaan. Misalnya bentuk-bentuk blade pada bulldozer,
yang dapat digunakan untuk jenis tanah tertentu dan pekerjaan-pekerjaan khusus
lainnya. Blade pada grader tertentu, dapat dimiringkan untuk dapat meratakan
bagian tepi dari tanggul. Fungsi-fungsi alat yang lebih sempurna, dapat
mengurangi penggunaan tenaga manusia, sehingga dapat mengurangi biaya
pelaksanaan.
Keistimewaan alat yang juga turut dipertimbangkan dalam pemilihan alat, adalah
kemudahan dalam pengoperasiannya. Kemudahan ini akan menyebabkan operator
lebih menguasai pengoperasian peralatan dan nyaman dalam bekerja, sehingga
kelelahan operator dapat dikurangi.

Operator
Operator dapat mempengaruhi kerja alat dalam hal
a. Ketrampilan
Ketrampilan operator dalam menjalankan peralatan sangat penting. Selain produksi
akan meningkat, biaya operasi dan perawatan alat juga berkurang secara
signifikan. Misalnya, operator yang kurang menguasai peralatan, sering membuat
slip pada saat bekerja, sehingga konsumsi bahan bakar meningkat, suku cadang
alat lebih cepat aus, dan produksi akan menurun. Ketrampilan operator perlu
ditingkatkan melalui pelatihan-pelatihan sehingga menambah pengetahuannya
untuk dapat mengoperasikan alat secara baik dan benar.
b. Komunikasi
Komunikasi dalam bekerja sangat penting untuk diperhatikan, sehingga perintah-
perintah dapat dijalankan dengan benar. Perintah ini hanya dapat diterjemahkan
oleh operator. Saluran komunikasi dan alat komunikasi akan sangat mendukung
berkomunikasi dengan baik, sehingga perintah-perintah pelaksanaan pekerjaan
tidak bias. Komunikasi yang tidak baik dapat menyebabkan pekerjaan dilakukan
secara tidak efektif.
c. Sikap
Sikap operator sangat menentukan tercapainya tujuan penggunaan alat, yaitu
hemat biaya, tepat mutu dan tepat waktu. Kejenuhan dan kelelahan dapat
menyebabkan ketidakpuasan dalam bekerja, yang pada akhirnya berdampak pada

BUKU AJAR PEMINDAHAN TANAH MEKANIS


BAB 1 GAMBARAN UMUM PEMINDAHAN TANAH MEKANIS 1.10

penurunan produksi. Manajemen proyek harus dapat mengidentifikasi hal ini,


misalnya melalui cuti singkat, rotasi, rekreasi dan lain-lain aktivitas agar operator
dapat mengganti Susana baru sebelum kembali ke pekerjaan semula. Sikap-sikap
yang negatif dapat berdampak pada kerusakan alat, dan tujuan penggunaan alat
tidak tercapai.

1.4 HAL-HAL YANG DIPERHATIKAN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI

Peralatan diadakan untuk bekerja atau berproduksi. Setiap proyek selalu mempunyai
situasi dan kondisi yang berbeda-beda. Oleh sebab itu estimator harus cermat dalam
melihat segala peluang dan tantangan di lapangan untuk dapat memanfaatkan alat
seoptimal mungkin. Usaha-usaha untuk meningkatkan produksi merupakan cara untuk
menghemat biaya dan mengurangi waktu pelaksanaan. Jadi dua kendala dalam
penyelenggaraan proyek yaitu biaya dan waktu, dapat diatasi melalui peningkatan
produksi.

Secara teoritis produksi ditentukan oleh kemampuan alat tersebut dalam bekerja, atau
disebut sebagai kapasitas alat, dan jumlah siklus (istilah sehari-hari adalah rit atau
ret), yaitu berapa kali alat dapat melakukan produksi dalam satu satuan waktu,
misalnya jam. Jumlah siklus ditentukan oleh waktu siklus, sedangkan waktu siklus
ditentukan oleh beberapa variabel yaitu jarak operasi dan kecepatan operasi yang
menentukan waktu operasi, serta waktu tetap lainnya. Jadi peningkatan produksi
dapat dilakukan dengan memperbaiki variabel-variabel tersebut.

Kapasitas alat
Pada dasarnya kapasitas alat telah ditentukan oleh pabrik pembuat alat dan menjadi
spesifikasi alat tersebut. Kadang-kadang kapasitas alat tidak dapat dipenuhi secara
maksimal oleh karena kemampuan alat (mesin) tidak dapat digunakan secara
maksimal untuk menarik muatan. Hal ini disebabkan karena:
a. Permukaan jalan
Permukaan jalan dapat memberikan tahanan pada saat peralatan lewat diatasnya.
Tahanan ini menyebabkan sebagian kemampuan mesin peralatan harus digunakan
terlebih dahulu untuk mengatasinya, dan ini dapat menyebabkan pengurangan
daya angkut atau kapasitas.
Besar kecilnya tahanan ini tergantung dari kekasaran, kepadatan dan kerataan
permukaan jalan, serta bentuk, ukuran dan tekanan angin didalam ban. Permukaan
yang kasar memberikan tahanan yang lebih tinggi dari permukaan yang halus.
Permukaan yang padat memberikan tahanan yang lebih kecil dari permukaan yang
lunak, serta jalan yang berlubang juga membertikan tahanan yang lebih tinggi dari
jalan yang leboh rata. Bentuk telapak ban yang halus memberikan tahanan yang,
lebih kecil dari permukaan ban yang kasar. Ukuran telapak ban yang lebih kecil
menyebabkan bidang kontan ban dan permukaan jalan lebih kecil sehingga
tahanan lebih rendah. Kurangnya tekanan angin dalam ban membuat bidang
kontak ban dan permukaan jalan lebih besar, sehingga tahanan lebih besar.
Masuknya ban kedalam permukaan jalan (penetrasi) akan menambah tahanan
peralatan pada saat berlalu lintas. Makin dalam penetrasi, maka makin besar pula
tahanan yang dialaminya.
b. Kemiringan
Alinyemen vertikal dapat menyebabkan tahanan yang cukup berarti bagi peralatan.
Pendakian menyebabkan sebagian besar tenaga dari mesin peralatan digunakan
untuk mengatasi hambatan ini, sehingga dapat mengurangi daya angkut atau
kapasitasnya. Sebaliknya penurunan menyebabkan peralatan mengalami surplus
tenaga, sehingga seolah-olah tanpa tenaga sendiri dari mesin peralatan sudah
dapat bergerak, dan ini juga mengindikasikan kapasitas alat dapat ditambah.
c. Ketinggian

BUKU AJAR PEMINDAHAN TANAH MEKANIS


BAB 1 GAMBARAN UMUM PEMINDAHAN TANAH MEKANIS 1.11

Alat-alat yang bekerja di tempat yang tinggi mengalami penurunan daya dari mesin
sehingga tenaga berkurang. Hal ini disebabkan karena, alat membutuhkan oksigen
dalam jumlah yang cukup untuk bisa menghasilkan pembakaran sempurna,
sehingga menghasilkan tenaga yang maksimal. Pada daerah yang tinggi
kandungan oksigen berkurang, sehingga kadar oksigen yang masuk kedalam
system pembakaran mesin juga berkurang. Berkurangnya tenaga dari mesin
peralatan dapat mengurangi daya angkut atau kapasitas alat.

Jarak Operasi
Makin jauh alat beroperasi untuk menyelesaikan suatu pekerjaan akan menyebabkan
waktu kerja alat semakin lama, sehingga produksi alat akan menurun. Oleh sebab itu,
pelaksana harus dapat mencari alternatif-alternatif jalan angkut bagi truk untuk dapat
memperpendek jarak operasi. Peralatan lain seperti loader, bulldozer, roller dan
grader, juga membutuhkan tata letak pekerjaan sedemikian rupa, yang memungkinkan
jarak operasi diperpendek, sehingga mengurangi waktu siklus dan meningkatkan
produksi. Tata letak pekerjaan yang baik akan menyebabkan sudut putar excavator
lebih kecil, sehingga akan mengurangi waktu siklus.

Kecepatan Operasi
Kecepatan alat pada saat beroperasi ditentukan oleh beberapa hal yaitu:
a. Tahanan
Tahanan yang dialami peralatan pada saat berlalu lintas, dapat menyebabkan
pengurangan kecepatan, karena sebagian besar tenaga dari mesin digunakan
untuk mengatasi tahanan tersebut. Usaha-usaha untuk mengurangi tahanan dapat
dilakukan dengan memperbaiki kondisi permukaan jalan dan alinyemen
vertikalnya.
b. Crowning
Crowning adalah membuat jalan menjadi cembung
untuk dapat meningkatkan drainase, sehingga
mengurangi tempat-tempat yang lunak akibat
genangan air, yang mneyebabkan jalan berlubang.
Dengan adanya crowning maka kecepatan peralatan
dapat ditingkatkan, dan sekaligus mengurangi
perawatan jalan dan peralatan.
c. Superlevasi
Superelevasi adalah membuat kemiringan jalan kearah
dalam pada tikungan dengan tujuan untuk
menyeimbangkan gaya-gaya pada ban pada saat
menikung, sehingga meningkatkan kenyamanan berlalu
lintas pada kecepatan yang relatif tinggi. Fungsi lain
dari superelevasi adalah mengurangi gesekan ban
bagian luar dengan permukaan jalan yang dapat
merusak ban
d. Alinyemen Vertikal
Tanjakan jalan diusahakan konstan, sehingga
mengurangi perpindahan gigi transmisi, yang
berdampak pada pengurangan waktu siklus. Tanjakan
yang berubah-ubah menyebabkan bagian transmisi
peralatan lebih cepat aus.

e. Paduan Peralatan

BUKU AJAR PEMINDAHAN TANAH MEKANIS


BAB 1 GAMBARAN UMUM PEMINDAHAN TANAH MEKANIS 1.12

Pada pelaksanaan proyek sering digunakan alat dalam jumlah yang cukup banyak.
Masing-masing peralatan mempunyai efisiensi mesin yang berbeda-beda,
Mujngkin terdapat alat yang efisiensi mesin lebih rendah dan ada yang lebih tinggi.
Pada saat alat berjalan beriringan, sebaiknya diatur agar alat-alat dengan efisiensi
mesin yang lebih tinggi berada di depan. Alat dengan efisiensi mesin yang lebih
rendah (kecepatan lebih rendah), akan mengatur efisiensi alat secara keseluruhan,
jika ia berada di depan dalam suatu iring-iringan peralatan, sehingga secara
keseluruhan alat bergerak dengan kecepatan yang rendah.

Waktu Tetap
Waktu tetap dalam waktu siklus alat terdiri dari beberapa kelompok yang dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
a. Waktu bongkar-muat
Waktu bongkar tidak terlalu signifikan dalam mempengaruhi waktu siklus, karena
pada umumnya alat melakukan pembongkaran sendiri. Pada truk-truk yang tidak
dapat mebongkar sendiri (flat bed truck), waktu ini tergantung dari tenaga manusia
untuk menurunkannya.
Truk dimuati oleh alat muat seperti loader atau excavator, sehingga waktu muat ini
tergantung dari kapasitas alat muat, atau waktu siklusnya. Makin kecil kapasitas
alat muat, maka makin lama waktu yang dibutuhkan untuk memuati truk sampai
penuh. Makin lama waktu siklusnya, maka makin lama pula waktu muat truk
tersebut. Makin lama waktu muat, menyebabkan waktu siklus makin besar dan
produksi makin kecil. Usaha untuk memperkecil waktu muat adalah dengan
memperbesar kapasitas, dan memperkecil waktu siklus alat muat.
b. Waktu tunggu
Waktu tunggu adalah waktu dimana alat tidak beroperasi karena menunggu alat
lain bekerja. Kasus ini terjadi pada alat yang bekerja bersama-sama dalam
menyelesaikan satu jenis pekerjaan. Lamanya waktu tunggu ini tergantung dari
besar kecilnya kapasitas alat-alat yang bekerja bersama-sama, dan jumlah alat.
Jika tidak terjadi keseimbangan dalam kapasitas dan jumlah alat, maka akan terjadi
salah satu atau beberapa alat menunggu alat yang lainnya (lihat penjelasan faktor
kesepadanan).
c. Waktu lain-lain
Waktu ini berhubungan dengan waktu yang digunakan oleh operator untuk
keperluan pribadi, dan pemnafaatan waktu lainnya yang tidak digunakan untuk
berproduksi. Usaha-usaha untuk mem[erkcil waktu ini dilakukan melalui supervisi
yang baik. Jika waktu ini diperkecil, maka waktu siklus menjadi kecil, sehingga
produksi akan meningkat.

Penggunaan peralatan secara bersama-sama dalam menyelesaikan sutu pekerjaan


harus memperhatikan kesepadanannya, sehingga produksi alat optimal. Kesepadanan
alat menunjukan ketepatan dalam memadukan untuk menyelesaikan suatu item
pekerjaan, misalnya antara alat angkut (truk) dengan alat muat (loader atau excavator).
Kepaduan alat ini diukur dengan faktor kesepadanan. Jadi faktor kesepadanan alat
adalah rasio yang menggambarkan tingkat kesepadanan dari dua alat yang bekerja
bersama-sama dalam menyelesaikan suatu item pekerjaan.

FK = (Naa x Wmaa) / (Nam x WSaa) 1.1

Dimana: FK = Faktor kesepadanan


Naa = Jumlah alat angkut
Nam = Jumlah alat muat
WSaa = Waktu siklus alat angkut
Wmaa = Waktu muat alat angkut

BUKU AJAR PEMINDAHAN TANAH MEKANIS


BAB 1 GAMBARAN UMUM PEMINDAHAN TANAH MEKANIS 1.13

Waktu muat alat angkut, adalah waktu siklus alat muat dikalikan dengan jumlah siklus
alat muat untuk memenuhi kapasitas alat angkut. Jumlah siklus alat muat adalah
perbandingan kapasitas alat angkut dengan kapasitas alat muat.
Contoh, pada suatu pekerjaan pemindahan tanah terdapat 5 unit dump truck dan 1 unit
Loader bekerja bersama. Waktu siklus dump truck adalah 30 menit dan waktu siklus
loader untuk memuati dump truck adalah 5 menit. Faktor kesepadanan adalah:
FK = (5 x 5) / (1 x 30) = 0,8333.

Interpretasi dari angka tersebut adalah sebagai berikut:


FK = 1 ,mengindikasikan kombinasi kedua alat tersebut sangat sepadan
FK <1 ,mengindikasikan kapasitas loader lebih besar, dan secara visual terlihat dari
loader menunggu di lapangan.
FK > 1 ,mengindikasikan kapasitas dump truck lebih besar, dan secara visual terlihat
dari adanya antrian di lapangan, karena dump truck menunggu.

Pada contoh diatas, agar sepadan, maka dapat dihitung jumlah dump truck:
Agar sepadan, maka FK = 1, sehingga:
1 = (Naa x 5) / (1 x 30),
Naa = 30/5 = 6, jadi jumlah dump truck harus berjumlah 6 unit

Pada kasus dimana faktor kesepadanan tidak sama dengan satu, maka salah satu alat
akan menunggu. Waktu tunggu alat ini akan menambah waktu siklus, sehingga
produksinya akan menurun. Pada contoh pertama diatas, dapat diketahui bahwa,
setelah mengisi 5 dump truck, excavator akan menunggu selama 5 menit. Ini berarti
untuk setiap dump truck, waktu siklus loader bertambah 1 menit, menjadi 6 menit,
sehingga faktor kesepadanan menjadi (5 x 6) / (1 x 30) = 1.

1.5 PEMILIHAN ALAT

Pemilihan alat harus dilakukan secara tepat, agar pekerjaan dapat dilakukan secara
efisien dan efektif. Efisien berarti, ada penghematan biaya, sehingga akan menambah
keuntungan. Efektif berarti, penggunaan alat secara tepat guna, dimana fungsi alat
dapat digunakan secara optimal untuk memenuhi tuntutan spesifikasi, sehingga mutu
dan waktu penyelesaian pekerjaan dilakukan secara tepat.

Sering terjadi bahwa biaya pelaksanaan di lapangan pada akhirnya menjadi lebih
besar dari yang dianggarkan. Hal ini sangat fatal, karena akan ada peluang terjadi
kerugian. Beberapa faktor yang menyebabkan biaya pelaksanaan menjadi lebih tinggi
dari yang direncanakan adalah:
a. Keliru atau kurang lengkap dalam menganalisis kondisi lapangan.
b. Terdapat perbedaan estimasi volume pekerjaan dan kondisi material. Kesalahan
mengestimasi pengembangan material, akan menyebabkan perbedaan estimasi
volume hasil galian. Kesalahan dalam mengestimasi penyusutan material, akan
menyebabkan perbedaan volume material untuk timbunan.
c. Spesifikasi pekerjaan kurang jelas, atau kemungkinan keliru memahami spesifikasi
pekerjaan.
d. Pelaksana belum berpengalaman.
e. Peralatan kurang memadai dalam hal jumlah dan kapasitasnya.
f. Kesepadanan alat yang bekerja bersama-sama kurang optimal.

Oleh sebab itu pelaksana di lapangan harus mempertimbangkan beberapa hal dalam
merencanakan penggunaan peralatan.
a. Memperoleh informasi yang lengkap mengenai spesifikasi pekerjaan.
b. Melakukan penelitian lapangan untuk mengenal kondisi medan kerja, jenis material
yang akan dipindahkan, termasuk curah hujan setempat.

BUKU AJAR PEMINDAHAN TANAH MEKANIS


BAB 1 GAMBARAN UMUM PEMINDAHAN TANAH MEKANIS 1.14

c. Melakukan estimasi pengembangan dan penyusutan tanah yang cermat, agar


diperoleh estimasi volume hasil galian dan material timbunan dengan
penyimpangan yang sekecil mungkin.
d. Menentukan target produksi alat untuk setiap item pekerjaan.
e. Memilih dan memadukan alat secara tepat untuk kondisi lapangan dan volume
pekerjaan yang ada.
f. Membandingkan kemampuan produksi alat dengan target produksi.
g. Menghitung biaya alat secara cermat, dengan mempertimbangkan kondisi
lapangan.
h. Menghitung biaya produksi alat untuk setiap jenis pekerjaan dan setiap jenis alat.
i. Menjadwalkan kebutuhan alat, termasuk material pendukungnya, seperti bahan
bakar, suku cadang dan lain-lain.
j. Menyiapakan sarana pendukung kerja alat, misalnya: saluran komunikasi, logistik,
pelatihan, sistem pengawasan dan perawatan alat.
k. Mengusahakan agar kesiapan alat tetap tinggi (mencapai top performance) pada
saat pelaksanaan pekerjaan, dimana kemampuan produksi maksimal untuk biaya
operasi yang rendah.

Pemilihan Alat
Tidak selamanya alat yang diperlukan untuk melaksanakan proyek sudah tersedia dan
dimiliki oleh kontraktor. Pada beberapa keadaan, perlu penambahan alat yang dapat
diadakan melalui sewa atau investasi baru. Bukanlah hal yang muda untuk melakukan
investasi alat baru, karena paling tidak harus ada jaminan perolehan pekerjaan dimasa
yang akan dating selama umur ekonomis alat. Alternatif lain selain investasi adalah
sewa, namun hal ini membuat ketergantungan dengan pemilik alat. Apapun
kondisinya, pelaksana di lapangan harus memilih alat untuk digunakan. Pertimbangan
dalam pemilihan alat antara lain
a. Spesifikasi alat
Beberapa pertimbangan yang mencakup spesifikasi alat adalah:
- Kapasitas
Kapasitas alat harus disesuaikan dengan target produksi dan kapasitas alat lain
dalam kemlompok kerjanya
- Kecocokannya dengan rencana aplikasi
Kesepadanan alat harus sedemikian rupa agar target produksi dapat dicapai
secara optimal
- Keistimewaan alat dalam mendukung pelaksanaan pekerjaan
Kemudahan operasi alat, akan memudahkan dan memberikan kenyamanan
bagi operator untuk mengoperasikannya.
b. Kemampuan operasi alat
Berapa lama alat dapat bertahan untuk tetap beroperasi yang produktif. Hal ini
dapat dilihat dari perbandingan antara kesediaan alat untuk beroperasi terhadap
waktu mogoknya. Dukungan suku cadang, dan workshop akan dapat
meningkatkan waktu beroperasi.
c. Evaluasi perkerjaan
Evaluasi ini menekankan pada kecocokan alat dengan keadaan lapangan dan
pekerjaan itu sendiri, yang meliputi:
- Lokasi pekerjaan
Apakah menggunakan jenis rantai atau roda karet, bagimana dengan
mobilisasinya? (ukuran alat).
- Keadaan topografi medan operasi
Apakah tenaga alat cukup untuk mengoptimalkan muatan sambil mengatasi
tahanan dari medan operasi?
- Jenis dan volume pekerjaan

BUKU AJAR PEMINDAHAN TANAH MEKANIS


BAB 1 GAMBARAN UMUM PEMINDAHAN TANAH MEKANIS 1.15

Apakah tanah yang dipindahkan keras, lunak, kohesif?, serta berapa besar
material harus dipindahkan setelah mengalami pengembangan atau
penyusutan?
d. Evaluasi waktu
Berapa lama alat tersebut dapat menyelesaikan pekerjaan, dibandingkan dengan
target waktu yang telah ditetapkan, dan kemana relokasinya setelah pekerjaan
selesai? Perlu juga dipertimbangkan dampak keterlambatan pekerjaan terhadap
keseluruhan pekerjaan proyek dan biaya. Bandingkan dengan beberapa alternatif
jenis dan tipe alat.
e. Evaluasi biaya
- Berapakah biaya alat perjamnya?
- Berapakah biaya produksinya? Bandingkan dengan beberapa alternatif jenis
dan tipe alat.

Beberapa contoh soal berikut ini memberikan gambaran pertimbangan pemilihan alat
dari sisi biaya dan waktu pelaksanaan.

Contoh 1
Pemilihan alat diantara 3 alat dari jenis dan tipe yang berbeda, yang dapat berfungsi
secara sama, yaitu untuk pekerjaan pemuatan (loading) material jenis pasir alam.
Berat volume material dalam keadaan padat 2.020 kg/m3 dan keadaan lepas 1.660
kg/m3. Volume material yang dipindahkan 50.000 m3 (padat). Alat yang
dipertimbangkan adalah jenis excavator tipe E 110B dan E 200B, serta jenis loader tipe
926 E, dari merk Caterpilar.

Tabel 1.1 Pemilihan Alat Untuk Pekerjaan Loading


No. Uraian E 110B E 200B 926 E
a Kapasitas bucket (m3) 0,52 0,90 1,70
b Waktu siklus (menit) 0,25 0,30 0,50
c Waktu kerja efektif (menit) 50 50 50
d Jumlah siklus per-jam (c/b) 200 166,67 100
e Efisiensi bucket (%) 100 100 90
Estimasi produksi (m3/jam)
1. Keadaan lepas (a x d x e) 104,00 150,00 153,00
f
2. Keadaan padat (1660/2020 x f1) 85,47 123,27 125,73
Waktu penyelesaian (jam)
g 585,03 405,62 397,67
(Volume / f2)
h Jam kerja efektif per-hari 8 8 8
Waktu penyelesaian (hari)
i 73,13 50,69 49,71
(g/h)
j Biaya alat (Rp/jam) 38.733,33 56.383,33 50.242,50
k Biaya Total (Rp.) (f2 x h) 22.660.250 22.870.350 19.979.890
l Biaya produksi (Rp./m )3
453,21 457,41 399,60

Kriteria pemilihan adalah waktu dan biaya, dimana evaluasi pemilihan pertama adalah
pertimbangan waktu, karena pada pelaksanaan proyek, waktu adalah salah satu
persyaratan dalam kontrak, sedangkan biaya menjadi beban kontraktor. Jika kendala
waktu dapat dipenuhi oleh semua alternatif maka, pertimbangan biaya menjadi
penentu dalam pemilihan alat.
Pada kasus diatas, dipilih loader untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut karena
waktu penyelesaian lebih singkat (49,71 hari) dan sekaligus biaya produksi lebih murah
(Rp. 399,60/m3).

BUKU AJAR PEMINDAHAN TANAH MEKANIS


BAB 1 GAMBARAN UMUM PEMINDAHAN TANAH MEKANIS 1.16

Pada kasus yang lain mungkin saja hasil evaluasi tidak memberikan hasil seperti ini,
misalnya jenis tanah kohesif, dimana membutuhkan galian lebih dahulu sebelum
diangkut. Keadaan ini tidak dapat dilakukan oleh loader secara efektif.
Contoh 2
Memilih kombinasi alat yang tepat untuk pekerjaan galian tanah biasa dengan volume
18.000 m3 dalam keadaan lepas, dan target waktu penyelesaian adalah 30 hari kerja.
Peralatan yang digunakan seperti dalam tabel berikut ini.

Tabel 1.2 Alat Yang Digunakan


No. Jenis Alat Jumlah (unit) Produksi (m3/hari) Biaya alat (Rp./hari)
1 Bulldozer 2 640 700.000
2 Loader 3 400 420.000
3 Excavator 3 240 350.000
4 Dump truck 10 80 70.000

Berdasarkan data pada soal, dapat dihitung sebagai berikut:


Target produksi = 18.000 / 30 = 600 m 3/hari (data ini menunjukan, kombinasi jenis dan
jumlah alat harus menghasilkan produksi minimal sebesar 600 m3/hari)

Alternatif 1
Alat yang digunakan adalah 1 unit bulldozer, 2 unit loader, dan 8 unit dump truck
Produksi: 1 unit bulldozer = 640 m3/hari
2 unit loader = 800 m3/hari
8 unit dump truck = 640 m3/hari
Jadi produksi kelompok adalah 640 m3/hari (> 600 m3/hari, ok)
Waktu penyelesaian pekerjaan = 18.000 / 640 = 28,125 = 29 hari (< 30 hari, ok)
Biaya: Bulldozer = 1 x 29 x 700.000 = Rp. 20.300.000
Loader = 2 x 29 x 420.000 = Rp. 24.360.000
Dump truck = 8 x 29 x 70.000 = Rp. 16.240.000
Biaya total = Rp. 60.900.000
Biaya produksi = 60.900.000 / 18.000 = Rp. 3.383,33/m3
Alternatif 2
Alat yang digunakan adalah 3 unit excavator, dan 9 unit dump truck
Produksi: 2 unit Excavator = 720 m3/hari
9 unit dump truck = 720 m3/hari
Jadi produksi kelompok adalah 720 m3/hari (> 600 m3/hari, ok)
Waktu penyelesaian pekerjaan = 18.000 / 720 = 25 hari (< 30 hari, ok)
Biaya: Excavator = 2 x 29 x 350.000 = Rp. 26.250.000
Dump truck = 9 x 29 x 70.000 = Rp. 15.750.000
Biaya total = Rp. 42.000.000
Biaya produksi = 42.000.000 / 18.000 = Rp. 2.333,33/m3

Hasil evaluasi menunjukan bahwa alternatif 2 lebih baik dari alternatif 1, karena
menghasilkan waktu yang lebih singkat dan biaya lebih murah.

Pada kasus yang lain misalnya, pada galian tanah keras, kemampuan excavator
sangat terbatas untuk dapat membongkar material, sehingga produksinya lebih
rendah. Kemampuan untuk membongkar dapat dilakukan secara baik oleh bulldozer,
sedangkan sebagai alat muat digunakan loader.

BUKU AJAR PEMINDAHAN TANAH MEKANIS

Anda mungkin juga menyukai