Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS DAN ALAT

BERAT
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pemindahan Tanah Mekanis dan
Alat Berat yang di ampu oleh:

Dosen : Dr. Ir. Irianto, ST.,MT

Disusun Oleh :

Oleh:
ABDUL ALAMSYAH NUR
19 611 051

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK DAN SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS YAPIS PAPUA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah mata
kuliah “Pemindahan Tanah Mekanis Dan Alat Berat” ini tepat pada waktunya.

Makalah ini merupakan salah satu kewajiban kami sehingga kami sebagai
mahasiswa Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Sistem Informasi, Universitas Yapis
Papua Jayapura, yang mengambil mata kuliah tersebut.

penulis berharap dengan tugas ini dapat menambah dan meningkatkan


pengalaman maupun penalaran dalam kedisiplinan Ilmu Teknik Sipil. Akhir kata,
saya sebagai penyusun laporan ini mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Koordinator di lapangan pembina dan Bapak Dr. Ir. Irianto,
ST.,MT selaku Dosen Pengampu yang telah membantu dalam penyelesaian tugas
ini dan juga rekan- rekan yang telah membantu demi tercapainya tugas ini.

Jayapura,30 November 2021

ABDUL ALAMSYAH NUR

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 1

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 2

1.2 Lokasi 2

1.3 Perusahaan 2

1.4 Pengamatan Lapangan 2

Type chapter title (level 3) 3

Type chapter title (level 1) 4

Type chapter title (level 2) 5

Type chapter title (level 3) 6

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan perkembangan teknologi di era modern ini manusia
dituntut dalam menyelesaikan suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan
utama secara cepat dan tepat. Di dunia teknik sipil pekerjaan yang dilakukan
dituntut untuk dapat mencapai target produksi yang diinginkan, oleh
sebab itu dibutuhkan teknologi yang dapat membantu dalam
menyelesaikan target produksi yang ingin dicapai seperti contohnya alat-alat
berat. Alat berat yang kita kenal di dalam ilmu teknik sipil adalah
alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan
pekerjaan pembangunan suatu struktur. Penggunaan alat berat yang kurang
tepat dengan kondisi dan situasi lapangan pekerjaan akan berpengaruh berupa
kerugian antara lain rendahnya produksi, tidak tercapainya jadwal atau
target yang telah di tentukan, atau kerugian perbaikan yang
tidak semestinya. Oleh karena itu sebelum menentukan tipe dan
jumlah peralatan dan attachmentnya, haruslah dipahami fungsi dan
aplikasinya.Terdapat beraneka macam alat yang sering di gunakan dalam
pekerjaan konstruksi, tetapi yang akan dibahas dalam makalah ini hanya gaya-
gaya y a n g b e k e r j a p a d a a l a t - a l a t b e r a t y a n g d i g u n a k a n u n t u k
p e k e r j a a n konstruksi. Adapun alat-alat yang akan di bahas tersebut
antaranya :bulldozer, alat pengangkut seperti loader, alat gali atau excavator,
motorgrader, dan alat pengangkut jarak jauh seperti dump truck. Disini
akan diberikan juga contoh perhitungan gaya-gaya yang bekerja untuk
setiap jenis alat yang akan dibahas.Pemindahan tanah mekanis adalah segala
macam pekerjaan yang berhubungan dengan kegiatan penggalian (digging),
pemuatan (loading), pengangkutan (hauling), penimbunan (duping), perataan
(preadingandleveling)dan pemadatan (compacting) tanah atau batuan
dengan menggunakanalat-alat mekanis (alat-alat berat). O l e h k a r e n a i t u
peralatan mekanis yang telah diciptakan dapat membantu dan
m e m p e r m u d a h d a l a m s e t i a p a s p e k p e k e r j a a n y a n g dilakukan.

1
1.2 Lokasi
Distrik Waris, Kabupaten Keerom, Papua
Pada tanggal 30 oktober 2021

1.3 Perusahaan
PT. Agung Mineral Utama adalah kontraktor berpengalaman yang
mengerjakan proyek nasional PT. Agung mineral Utama yang beralamat di Jl.
Tasangkapura No. 74 kelurahan Adipura Distrik Jayapura Selatan Kota
Jayapura. PT. Agung Mineral Utama saat ia memiliki Kualifikasi M1
1.4 Pengamatan Lapangan
 Dilakukan dengan melihat secara langsung pekerjaan yang ingin di
amati kemudian di ambil datanya seperti berupa ukuran-ukuran atau
langkah pengerjaannya.
 Mengamati pekerjaan yang sedang dilaksanakan di lapangan seperti
metode pelaksanaan, produktivitas, serta masalah yang terjadi
 Pengamatan dengan metode pengumpulan data yang menggunakan
pengamatan secara langsung maupun tidak langsung
 Dapat mengetahui dan memahami cara pelaksanaan teknis suatu
proyek, dan tahapan-tahapan pekerjaan serta metode yang digunakan
 Mendapatkan suatu pengetahuan/gambaran pelaksanaan suatu proyek
pembangunan di lapangan.

2
BAB II
PENGAMATAN LAPANGAN
2.1 Alur Produksi

Alur produksi adalah sebagai suatu kegiatan untuk menghasilkan atau


menciptakan barang dan jasa, produksi juga merupakan suatu kegiatan
untuk menambah nilai atau kegunaan dari suatu barang yang sudah
sebelumnya sudah ada menjadi lebih tinggi nilainya.

Tahapan produksi adalah suatu kegiatan yang menggabungkan berbagai


faktor produksi yang sudah ada, sebagai upaya menciptakan produk, baik
barang atau jasa yang memiliki manfaat bagi konsumen. Arti lainnya adalah
kegiatan pengolahan bahan baku dan bahan pembantu dengan
memanfaatkan peralatan untuk bisa menghasilkan produk yang lebih
bernilai dari bahan dasarnya.

3
BAB II
PENGAMATAN LAPANGAN
2.1 Alur Produksi
Alat yang di pakai excavator

Material diangkut
Pengambilan menggunakan alat Material di simpan
Material excavator, dan di Crushing Plant
di Stockpile
Kali masukkan ke dalam
drump truck

Material di simpan di
Stockpile

Batching Plant AMP


(Asphalt Mixing Plant)

Concrete Delivery

4
BAB III

PRODUKTIVITAS ALAT BERAT

3.1 Produktivitas Backhoe (excavator)

Backhoe merupakan alat berat yang memiliki fungsi untuk menggali material


yang berada dibawah permukaan dimana alat tersebut
berada. Backhoe merupakan alat gali dengan sistem hidrolis
dimana bucket digerakkan secara hidrolis. Untuk menentukan jenis backhoe yang
akan digunakan maka harus lebih dahulu mengetahui produktivitas backhoe agar
penyelesaian penggalian sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Waktu Excavator = 1 menit

Efisiensi = 78 %

Wall font = 88%

Jam kerja = 8 jam/hari (08:00 – 17:00) – (12:00 – 13:00) waktu istirahat

Kapasitas bucket = 0,8 m³

Kedalaman Galian = 90 – 100 cm

Rumus 3.1.1

5
Dimana:  V      : Kapasitas Bucket
  CT   : Waktu Siklus
  S       : Faktor Koreksi untuk Kedalaman dan Sudut Putar
  BFF  : Faktor Koreksi untuk Alat Gali

3.2 Produktifitas Drump Truck

Dump truck suatu alat angkut yang dipergunakan untuk memindahkan


material pada jarak menengah sampai jarak jauh. Pelaksanaan angkutan ini
akan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya waktu mengangkut, waktu
kembali, waktu muat dan menuang secara manuver. Jumlah waktu dari
gerakan ini merupakan waktu siklus dump truck. Kapasitas yang dipilih harus
berimbang dengan alat pemuatnya. Jika tidak berimbang akan terjadi antrian
atau menunggu terlalu lama, atau sebaliknya alat pemuat yang menunggu.
Perbandingan truck dan alat pemuat = 4-5 : 1 (kapasitas truck 4 sampai 5 kali
bucket alat pemuat). Dengan memperhatikan faktor untung dan rugi, kiranya
cukup pertimbangan. Namun selain itu juga harus diperhatikan situasi lokasi
pekerjaan sehingga kapasitas dump truck harus sesuai dengan kebutuhan dan
efisiensi.

Untuk melakukan perhitungan terhadap Produksi drump truck secara


teoritis diperlukan data dari alat dan keadaan lapangan.

6
Data-data yang diperlukan antara lain :

1. Data teknis yang meliputi :


 Kapasitas mujung (cuyt)
 Berat kosong (lbs)
 Kekuatan mesin (HP)
 Efisiensi mekanis (%)
 Kecepatan maksimum tiap-tiap gear (mph)
2. Keadaan lapangan yang meliputi :
 Jarak tempuh
 Lokasi tempat kerja (dekat atau tidaknya terhadap permukaan air
laut)
 Rolling Resistance (lb)
 Coeficient Otration (%)
 Swell Factor
 Bobot isi (lb/cuyt)

Setelah didapatkan data-data di atas maka langkah selanjutnya adalah


melakukan perhitungan terhadap waktu edar

Waktu edar dump truck terdiri dari :


1. Waktu Tetap
Waktu tetap terdiri dari waktu mengisi, mengosongkan, membelok dan waktu
untuk mencapai kecepatan maksimum.
2.      Waktu Untuk Mengangkut Muatan
Sebelum menghitung waktu mengangkut muatan, maka harus terlebih dahulu
mengetahui data-data sebagai berikut:
-          Berat kendaraan
-          Berat muatan
-          Kemampuan roda gerak dalam menerima RP (lb)  
Waktu untuk mengangkut muatan diperoleh dengan menjumlakan waktu
yang dibutuhkan untuk mengangkut muatan pada jarak dan kemiringan
tertentu yang sudah di klasifikasikan dalam jalur terlebih dahulu, misalnya:
jalur AB diketahui mempunyai jarak 1600 ft dengan kemiringan 0%. Jalur

7
BC mempunyai lintasan dengan jarak 1200 ft dengan kemiringan -9% (jalur
turun), maka tiap-tiap jalur tersebut harus dihitung waktu yang dibutuhkan
oleh dump truk untuk kembali kosong dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Waktu Excavator = 60 menit
Efisiensi Kerja = 78 %
SK = 88%
Kapasitas Bucket = 5 m³ (0,8 x 5)
Jumlah Dump Truck 6 roda kecil yang bekerja = 8 unit

Rumus 3.2.1

Jadi waktu edar dump truck dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:


Ct = Waktu tetap + Waktu angkut + Waktu kembali kosong
Sedangkan untuk produksi dump truck dapat dihitung dengan rumput sebagai
berikut:

Rumus 3.2.2

Dimana :P               = Produksi dump truck


E               = Efisiensi kerja
I                = Swell Factor
H               = Kapasitas bak truck
Ct              = Waktu edar
Rumus faktor efisiensi :

∁ x 60 E t
P= xM
C mc

Rumus 3.2.3

Dimana : P = produksi per jam (m3 /jam);

8
C = produktivitas per siklus (m3 );

Et = faktor efisiensi; Cmc = waktu siklus dump truck;

M = jumlah dump truck yang bekerja (unit).

Produksi persiklus :

C n xq1 xK

Rumus 3.2.4

Dimana : n = jumlah siklus muat untuk memuati dump truck (kali);

q1 = kapasitas bucket (m3 );

K = faktor bucket.

Persamaan rumus yang digunakan jika dump truck dipakai bersamaan dengan
loader digunakan rumus (3.4).

∁ x 60 E t 60 x q 1 x K E s
x M=
C mt C ms

Rumus 3.2.5

Dimana : q1 = kapasitas bucket munjung (m3 );

Cms = waktu siklus dari loader (menit);

Es = efisiensi kerja loader;

K = faktor bucket.

D D
C mt=N x C ms + + t 1+ + t2
V1 V2

Rumus 3.2.6

Dimana : Cmt = waktu muat + waktu angkat + waktu buang dan stand by
waktu kembali waktu tunggu;

Cmt = waktu siklus dump truck (menit);

n = jumlah siklus loader untuk mengisi dump truck (kali);

9
Cms = faktor siklus loader (menit);

D = jarak angkut dump truck (meter);

V1 = kecepatan maksimum bermuatan (km/jam);

14 V2 = kecepatan maksimum tanpa beban (km/jam);

t1 = waktu buang + waktu stand by sampai saat pembuangan


atau dumping dimulai (menit);

t2 = waktu untuk pengisian dan untuk loader mulai mengisi


(menit).

Jumlah siklus alat muat :

C1
n=
q1 K

Rumus 3.2.7

Dimana : n = jumlah siklus loader untuk mengisi dump truck (kali);

C1 = kapasitas muat dump truck (m3 );

q1 = kapasitas bucket loader (m3 );

K = faktor bucket

Waktu Siklus Dump Truck


M=
Waktu Muat Dump Truck

Rumus 3.2.8

10
BAB IV
ONGKOS PRODUKSI ALAT BERAT

4.1 Perhitungan Ongkos Produksi


Ada beberapa hal yang perlu diperhitungkan dalam menghitung ongkos
produksi suatu alat mekanis yaitu:
1.      Ongkos Pemilikan (ownership cost), yang terdiri dari :
a.       Depresiasi (depreciation), yang dihitung dengan menjumlahkan harga
beli alat, ongkos angkut, ongkos muat, ongkos bongkar dan ongkos pasang,
dibagi dengan umur alat yang bersangkutan.
Biaya Kepemilikan CAT
Harga Alat : CAT = 1,4 M

Rantai = 400 juta


Harga Alat 1M 1.000.000 .000
1M – Depresrosi Alat = = =
Umur Alat 5tahun x 2496 12.480
= Rp. 80.128,205/jam
b.      Bunga, pajak dan asuransi. Diambil 10% ( bunga 6%, pajak 2% dan
asuransi 2%), dari penanaman modal tahunan yang dapat dihitung dengan
rumus berikut:
 –          Penanaman modal tahunan

 
( 1+12.480 ) x 100 % 12.481
= = = 0,50004 jam
2 x 12.480 24.960
–          Ongkos bunga pajak dan sebagainya

 
10 % x 0,50004 x 1.000.000 .000
= = Rp 50.004.000/jam
2.496

11
Dimana : n = Umur alat
Total Biaya 1 + 2 = 0,50004 + 50.004.000 = Rp 50.004.000,50004
2.      Ongkos Operasi ( operation cost ), yang terdiri dari :
a.       Ongkos penggantian ban,
Harga Rantai Rp 400.000
= = Rp. 32,051/jam
Umur Rantai 12.480 jam
b.       Ongkos bahan bakar. Cara menghitung pemakaian bahan bakar adalah
sebagai berikut: untuk mesin disel rata-rata dibutuhkan
100 % = 0,04 galon/HP/jam x 128/tahun
= 5,12 galon/jam
100
Faktor Efisiensi 78% = x 5,12
78
= 6,56 galon/jam = 22,712 L/jam
Ongkos minyak pelumnas
22,712 L/jam x harga solar
22,712 L/jam x
e.       Ongkos minyak pelumas dan gemuk(grease), termasuk ongkos
buruhnya.
Banyaknya pemakaian minyak pelumas oleh alat muat dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:

 
Dimana :
Q       = Jumlah minyak pelumas yang dipakai, gph
HP     = Kekuatan mesin, HP.
C       = Kapasitas crankcase, liter (Kapasitas tangki)
T        = Jumlah jam penggantian pelumas. Jam
f.       Upah pengemudi termasuk asuransi dan tunjangan
Jumlah ongkos pemilikan (ownership cost) dan ongkos operasi (operation
cost) tersebut di atas hanya merupakan ongkos alat tiap jam tidak termasuk
keuntungan, dan overhead cost.

12
Untuk mengetahui berapa ongkos produksi yang dikeluarkan perusahaan
penambangan untuk pemuatan dalam satu bulan adalah dengan mengalikan
ongkos perjamnya dengan jumlah jam kerja dalam satu bulan.

4.2 Ongkos Produksi Backhoe


Dari hasil pengumpulan data dan perhitungan analisa didapat jumlah alat berat dan
jumlah biaya sewa alat seperti berikut :
A. Backhoe : 1 Unit biaya sewa alat perjam Rp. 522,090,63B.
B. Dump truck : 2 Unit biaya sewa alat perjam Rp. 298,363,46C.
C. Wheel loader : 1 Unit biaya sewa alat perjam Rp. 397,337,18
Banyaknya pemakaian minyak pelumnas oleh alat muat dapat di hitung dengan rumus
sebagai berikut :
HP x 0,6 x 0,006 lb x HP / jam c
Q= 7,4 lb / galon/ jam x t
Dimana:
Q : Jumlah Minyak pelumnas yang dipakai, gph
HP : Kekuatan mesin, HP.
C : kapasitas crankcase, liter (kapasitas tangki)
T : jumlah jam penggantian pelumnas . jam
1. Harga Alat : CAT = 1,4 M

Rantai = 400 juta


Harga Alat 1M
1M – Depresrosi Alat = =
Umur Alat 5tahun x 2496
2. Harga pajak dan Asuransi = 10% dari penanaman modal tahunan

13
BAB V

MEKANISME KERJA ALAT


5.1 Crushing Plant

Stone crusher plant merupakan jenis alat berat yang digunakan untuk
memecahkan batu menjadi berbagai ukuran (sesuai dengan yang diinginkan).
Alat ini memiliki berbagai ukuran, berdasarkan pada kapasitas kemampuan
kerjanya (dalam satuan ton/jam). Tentunya, semakin besar kapasitas alat ini
maka harga yang ditawarkan akan semakin tinggi. Alat ini mampu untuk
bekerja secara continue (terus menerus), dan terdiri dari beberapa tahap
pemrosesan agar benar-benar didapatkan hasil yang diharapkan. Selain itu,
alat ini mampu untuk menghancurkan berbagai jenis material, seperti karang,
bijih besi, granit, batu kapur dan lainnya. Alat ini sering digunakan bersama
dengan excavator. Excavator akan menggali batu yang akan dipecahkan, dan
kemudian memasukkan bebatuan tersebut ke dalam tempat penampungan
pada stone crusher. Batu tersebut akan akan dihancurkan oleh mesin yang
bernama jaw crusher, dan kemudian diarahkan menuju vibrating feeder. Batu
akan dikirimkan dari satu mesin ke mesin yang lain menggunakan belt
conveyor. Batu yang telah dipecahkan di jaw crusher, kemudian akan di
proses ulang oleh mesin yang bernama impact crusher. Pada bagian ini, batu
akan benar-benar dipecahkan menjadi ukuran yang telah diatur sebelumnya.
Batu yang telah menjalani dua proses pemecahan, kemudian akan di sortir
oleh mesin yang bernama circular vibrating screen. Melalui alat ini, batu akan

14
di sortir berdasarkan ukurannya. Terkadang, akan di temukan batu yang
masih belum terpecah sesuai ukuran yang diinginkan. Batu-batu ini kemudian
akan dialirkan ke impact stone untuk dilakukan proses terakhir pemecahan
batu. Setelah mencapai tahap ini, batu akan terpecah sesuai dengan ukuran
yang diinginkan dan siap digunakan dalam proyek pembangunan
infrastruktur.

5.2 Bading Plant


Batching plant adalah tempat yang dikhususkan untuk memproduksi atau
mengolah beton sehingga kita dapat memperoleh beton ready mix atau beton
siap pakai yang nantinya digunakan sebagai bahan pengecoran proyek
infrastruktur. Karakteristik beton yang dihasilkan disesuaikan dengan tujuan
penggunaan campuran beton yang akan digunakan. Beberapa bentuk
penggunaan campuran beton yang dihasilkan dari batching plant adalah
seperti untuk landasan bandara, jalan raya, dan perumahan. Karakteristik
campuran beton yang digunakan tentu saja berbeda untuk berbagai jenis
penggunaan tersebut. Hasil beton yang diproduksi oleh batching plant
umumnya memiliki jumlah yang besar agar kegiatan produksi beton
produktif. Dalam perancangan batching plant diperlukan orang yang memang
berpengalaman dalam merancang batching plant agar semua alat yang
diperlukan dalam memproduksi beton dapat berjalan dengan lancar. Hasil
produksi dari pembuatan ready mix yang dibuat dari batching plant ini akan
diangkut menggunakan armada proyek seperti truk mixer. Tujuan dari
penggunaan truk mixer supaya campuran beton ready mix yang sudah
dihasilkan karakteristik tidak rusak karena perjalanan yang terkadang
memerlukan waktu yang cukup lama.Penggunaan hasil beton dari produksi
batching plant banyak digunakan oleh berbagai perusahaan industri
konstruksi untuk membuat cetakan-cetakan beton. Beberapa cetakan beton
precast yang dibuat biasanya seperti U-Ditch, Box Culvert, Pagar Panel
Beton, dan lain-lain.
3. TIPE BATCHING PLANT

1. Dry Mix Plant


Dry mix plants atau plant kering hanya dikhusukan akan memproses
campuran beton menggunakan mixer truck dalam perjalanannya. Dry
mix plants yang seringkali disebut sebagai transit mix plants bertugas
untuk melakukan penimbangan bahan-bahan yang kering seperti batu
split, pasir, dan semen.
Penimbangan bahan-bahan kering yang sudah dilakukan dalam skala
digital maupun manual akan dipindahkan ke saluran yang akan
mengarah ke mixer truck.

15
Dalam proses pemindahan bahan-bahan kering tadi secara bersamaan
air akan ditimbang sesuai dengan ketentuan yang telah diinginkan
yang kemudian akan dimasukkan ke saluran pengisian yang sama ke
dalam mixer truck bersamaan dengan bahan-bahan kering. Selama
perjalanan menuju lokasi proyek, bahan-bahan tadi akan dicampur
sebanyak 70 hingga 100 kali putaran agar dapat tercampur dengan rata.

2. Wet Mix Plant


Wet mix plants atau plant basah tidak seperti dry mix plants yang
melakukan proses pencampuran beton menggunakan mixer truck, wet
mix plants akan mencampurkan adonan beton yaitu bahan-bahan
kering dan air langsung di lokasi menjadi mixer beton. Hasil mixer
beton yang diaduk menggunakan mixer pan tersebut kemudian akan
dipindahkan ke mixer truck setelah semua bahan-bahan tersebut
tercampur dengan rata.
Hasil mixer beton dari wet mix plants akan biasanya hanya
memerlukan waktu selama 5 menit untuk melakukan pencampuran
material-material di mixer pan sehingga hasilnya dapat menjadi lebih
konsisten.

16
Hasil mixer beton yang konsisten ini karena pencampuran material-
material tersebut dilakukan di lokasi menggunakan mixer pan sehingga
proses pencampuran beton dapat diawasi secara langsung untuk
menjamin hasil dari mixer beton telah sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
Hal ini tentu berbeda dari hasil mixer beton yang dihasilkan dari dry
mix plants yang dalam proses pencampuran betonnya standarnya tidak
konsisten karena terdapat berbagai macam faktor seperti kondisi dari
mixer truck, lama perjalanan, dan lain-lain. Terkadang dalam lapangan
untuk mensupply hasil mixer beton diperlukan campuran antara hasil
dari dry mix plants dan wet mix plants untuk menekan biaya produksi,
waktu, dan jangkauan wilayah. Hasil campuran beton dari wet mix
plants dapat berupa campuran beton yang bisa diantar dalam keadaan
truk yang tidak memiliki tutup sekalipun.

3. Mobile Plants
Desain yang digunakan untuk batching plant mobile plants didesain
agar mudah dipasang atau dibongkar kembali. Jenis-jenis yang
termasuk dalam mobile plants bervariasi diantaranya seperti portable,
semi portable, atau stasioner. Unit yang dimiliki pada batching plants
mobile biasanya terdiri satu unit yang diantaranya adalah silo semen,
aggregate bins, belt conveyor tambang, dan cement batcher. Untuk
pemenuhan target produksi maka terkadang kapasitas produksi akan
ditingkatkan untuk mengejar waktu dan menjaga kualitas yang tetap
tinggi maka terkadang akan memerlukan lebih dari satu batching
plants.

17
Kelebihan mobile plants yang dapat dengan mudah dibongkar dan
dipasang kembali dalam beberapa hari saja membuat mobile plants
banyak diletakkan di beberapa daerah atau tempat-tempat yang sedang
ada proses pembangunan yang sedang pesat. Biasanya kita dapat
melihat batching plants akan banyak berdiri di sekitar lokasi proyek
konstruksi atau sedang membangun gedung seperti apartemen, mall,
dan jenis gedung-gedung besar lainnya untuk memangkas biaya
perjalanan dan waktu. Penggunaan mobile plants dipilih karena
batching plants jenis ini memudahkan berbagai pemilik untuk dapat
mendirikan pabrik beton untuk produksi beton dengan produktif,
handal, dan dengan biaya yang tidak terlalu besar. Oleh sebab itu
batching plants jenis ini cocok digunakan untuk peletakan batching
plants di daerah yang proses pengerjaannya hanya sementara, tidak
memerlukan waktu yang sangat lama.

5.3 Asphalt Mixing Plant (AMP)


Asphalt Mixing Plant / AMP adalah seperangkat peralatan mekanik dan
elektronik dimana agregat dipanaskan, dikeringkan dan dicampur dengan
aspal untuk menghasilkan campuran beraspal panas yang memenuhi
persyaratan tertentu yang disebut hotmix atau laston.
Asphalt Mixing Plant merupakan metode mencetak benda kerja dengan cara
membakar bahan baku berupa batu pecah/Agregat kemudian di tambahkan
bahan baku pengikat berupa aspal agar agregat menjadi satu padu, kuat, dan
tahan terhadap perubahan cuaca. Awal proses pembuatan aspal berupa
menampung bahan baku berupa batu pecah pada Cold Agregate Suplply
System. pada cold bin Agregat/batu pecah di tampung pada tiap-tiap bak
penampung dengan ukuran sendiri-sendiri, setelah itu menuju corong tuang
(hopper) untuk menimbang berat agregat panas lalu dikeringkan dengan
Dryer tujuannya untuk menghilangkan kadar air yang harus seminim

18
mungkin karena kalau tidak, akan berpengaruh pada pencampuran aspal
nantinya. Selanjutnya terdapat Dust Collector (Pengumpul Debu) yang
berfungsi untuk menampung gas buangan yang keluar dari Dryer. Kemudian
melewati Hot elevator yang berfungsi untuk membawa agregat menuju
ayakan. Lalu agregat di pisahkan pada hot screen menggunakan ayakan yang
dirancang sedikit miring dengan di lengkapi vibrator yang berfungsi untuk
menggetarkan ayakan agar ayakan bisa optimal. Agregat yang telah disaring
berdasarkan ukuranya kemudian masuk pada unit hot bin untuk menampung
sementara agregat yang akan masuk pada timbangan. Setelah agregat di
timbang sesuai komposisi yang diinginkan, Selanjutnya agregat di panaskan
dan yang terakhir proses pencampuran pada mixer yaitu dengan mencampur
antara agregat panas, aspal, dan filler dengan suhu ± 150 0C. Cara
pengadukan dilakukan dengan memutar poros pengaduk 11 dengan
menggunakan motor listrik, lama pengadukan antara 30-40 detik dengan
pengadukan berkapasitas 1,3 ton/ 30-40 detik. Setelah agregat yang telah
dicampurkan kemudian dituangkan langsung kedalam truk pengangkut
dengan cara membuka pintu bukaan yang ada pada bagian bawah mixer.

BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan

Dari laporan ini kita dapat mengambil kesimpulan yaitu tujuan dari di adakan praktek ini
adalah untuk Mengamati pekerjaan yang sedang dilaksanakan di lapangan seperti
metode pelaksanaan, produktivitas, serta masalah yang terjadi

Pengamatan yang di lakukan di lapangan dengan metode pengumpulan data yang


menggunakan pengamatan secara langsung maupun tidak langsung

19
Dapat mengetahui dan memahami cara pelaksanaan teknis suatu proyek, dan
tahapan-tahapan pekerjaan serta metode yang digunakan

Mendapatkan suatu pengetahuan/gambaran pelaksanaan suatu proyek


pembangunan di lapangan. Dan juga menentukan ongkos produksi suatu alat berat
yang di gunakan di lapangan selama alat itu digunakan dan menghitung ongkos itu
menggunakan rumus yang sudah ditetapkan

6.2 Saran

Penggunaan alat berat yang kurang tepat dengan kondisi dan situasi
lapangan pekerjaan akan berpengaruh berupa kerugian antara lain rendahnya produksi, tid
aktercapainya jadwal/target yang telah ditentukan,kerugian biaya repair yang
tidaksemestinya. Oleh karena itu sebelum menentukan type dan jumlah peralatan
danattachmetnya, sebaiknya kita fahami lebih dahulu fungsi dan aplikasinya. Hal-hal
yangmengenai produktivitas roller sebaiknya diperhatikan dan dilaksanakan
sebagaimanamestinya agar pembangunan konstruksi bisa lebih cepat dari waktu yang
telahditargetkan sehingga investor akan mendapatkan balik modal lebih cepat. Serta
denganadanya makalah ini kami berharap agar makalah ini dapat dimanfaatkan oleh
pembacauntuk menambah wawasan.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/maps/place/Waris,+Kabupaten+Keerom,+Papua/@-
3.2237863,140.6908362,11z/data=!3m1!4b1!4m5!3m4!
1s0x686ba4a6bb0a961d:0xa4d742ea6ee62d8f!8m2!3d-3.1914976!
4d140.8872648

https://chessours.blogspot.com/2012/02/materi-ptm-alat-berat.html

20
https://bahumid.blogspot.com/2016/11/pemindahan-tanah-mekanis-ptm-atau-
alat.html

https://salamadian.com/jenis-alat-berat/

LAMPIRAN

21
22

Anda mungkin juga menyukai