BERAT
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pemindahan Tanah Mekanis dan
Alat Berat yang di ampu oleh:
Disusun Oleh :
Oleh:
ABDUL ALAMSYAH NUR
19 611 051
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah mata
kuliah “Pemindahan Tanah Mekanis Dan Alat Berat” ini tepat pada waktunya.
Makalah ini merupakan salah satu kewajiban kami sehingga kami sebagai
mahasiswa Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Sistem Informasi, Universitas Yapis
Papua Jayapura, yang mengambil mata kuliah tersebut.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 1
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 2
1.2 Lokasi 2
1.3 Perusahaan 2
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Lokasi
Distrik Waris, Kabupaten Keerom, Papua
Pada tanggal 30 oktober 2021
1.3 Perusahaan
PT. Agung Mineral Utama adalah kontraktor berpengalaman yang
mengerjakan proyek nasional PT. Agung mineral Utama yang beralamat di Jl.
Tasangkapura No. 74 kelurahan Adipura Distrik Jayapura Selatan Kota
Jayapura. PT. Agung Mineral Utama saat ia memiliki Kualifikasi M1
1.4 Pengamatan Lapangan
Dilakukan dengan melihat secara langsung pekerjaan yang ingin di
amati kemudian di ambil datanya seperti berupa ukuran-ukuran atau
langkah pengerjaannya.
Mengamati pekerjaan yang sedang dilaksanakan di lapangan seperti
metode pelaksanaan, produktivitas, serta masalah yang terjadi
Pengamatan dengan metode pengumpulan data yang menggunakan
pengamatan secara langsung maupun tidak langsung
Dapat mengetahui dan memahami cara pelaksanaan teknis suatu
proyek, dan tahapan-tahapan pekerjaan serta metode yang digunakan
Mendapatkan suatu pengetahuan/gambaran pelaksanaan suatu proyek
pembangunan di lapangan.
2
BAB II
PENGAMATAN LAPANGAN
2.1 Alur Produksi
3
BAB II
PENGAMATAN LAPANGAN
2.1 Alur Produksi
Alat yang di pakai excavator
Material diangkut
Pengambilan menggunakan alat Material di simpan
Material excavator, dan di Crushing Plant
di Stockpile
Kali masukkan ke dalam
drump truck
Material di simpan di
Stockpile
Concrete Delivery
4
BAB III
Efisiensi = 78 %
Rumus 3.1.1
5
Dimana: V : Kapasitas Bucket
CT : Waktu Siklus
S : Faktor Koreksi untuk Kedalaman dan Sudut Putar
BFF : Faktor Koreksi untuk Alat Gali
6
Data-data yang diperlukan antara lain :
7
BC mempunyai lintasan dengan jarak 1200 ft dengan kemiringan -9% (jalur
turun), maka tiap-tiap jalur tersebut harus dihitung waktu yang dibutuhkan
oleh dump truk untuk kembali kosong dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Waktu Excavator = 60 menit
Efisiensi Kerja = 78 %
SK = 88%
Kapasitas Bucket = 5 m³ (0,8 x 5)
Jumlah Dump Truck 6 roda kecil yang bekerja = 8 unit
Rumus 3.2.1
Rumus 3.2.2
∁ x 60 E t
P= xM
C mc
Rumus 3.2.3
8
C = produktivitas per siklus (m3 );
Produksi persiklus :
C n xq1 xK
Rumus 3.2.4
K = faktor bucket.
Persamaan rumus yang digunakan jika dump truck dipakai bersamaan dengan
loader digunakan rumus (3.4).
∁ x 60 E t 60 x q 1 x K E s
x M=
C mt C ms
Rumus 3.2.5
K = faktor bucket.
D D
C mt=N x C ms + + t 1+ + t2
V1 V2
Rumus 3.2.6
Dimana : Cmt = waktu muat + waktu angkat + waktu buang dan stand by
waktu kembali waktu tunggu;
9
Cms = faktor siklus loader (menit);
C1
n=
q1 K
Rumus 3.2.7
K = faktor bucket
Rumus 3.2.8
10
BAB IV
ONGKOS PRODUKSI ALAT BERAT
( 1+12.480 ) x 100 % 12.481
= = = 0,50004 jam
2 x 12.480 24.960
– Ongkos bunga pajak dan sebagainya
10 % x 0,50004 x 1.000.000 .000
= = Rp 50.004.000/jam
2.496
11
Dimana : n = Umur alat
Total Biaya 1 + 2 = 0,50004 + 50.004.000 = Rp 50.004.000,50004
2. Ongkos Operasi ( operation cost ), yang terdiri dari :
a. Ongkos penggantian ban,
Harga Rantai Rp 400.000
= = Rp. 32,051/jam
Umur Rantai 12.480 jam
b. Ongkos bahan bakar. Cara menghitung pemakaian bahan bakar adalah
sebagai berikut: untuk mesin disel rata-rata dibutuhkan
100 % = 0,04 galon/HP/jam x 128/tahun
= 5,12 galon/jam
100
Faktor Efisiensi 78% = x 5,12
78
= 6,56 galon/jam = 22,712 L/jam
Ongkos minyak pelumnas
22,712 L/jam x harga solar
22,712 L/jam x
e. Ongkos minyak pelumas dan gemuk(grease), termasuk ongkos
buruhnya.
Banyaknya pemakaian minyak pelumas oleh alat muat dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
Dimana :
Q = Jumlah minyak pelumas yang dipakai, gph
HP = Kekuatan mesin, HP.
C = Kapasitas crankcase, liter (Kapasitas tangki)
T = Jumlah jam penggantian pelumas. Jam
f. Upah pengemudi termasuk asuransi dan tunjangan
Jumlah ongkos pemilikan (ownership cost) dan ongkos operasi (operation
cost) tersebut di atas hanya merupakan ongkos alat tiap jam tidak termasuk
keuntungan, dan overhead cost.
12
Untuk mengetahui berapa ongkos produksi yang dikeluarkan perusahaan
penambangan untuk pemuatan dalam satu bulan adalah dengan mengalikan
ongkos perjamnya dengan jumlah jam kerja dalam satu bulan.
13
BAB V
Stone crusher plant merupakan jenis alat berat yang digunakan untuk
memecahkan batu menjadi berbagai ukuran (sesuai dengan yang diinginkan).
Alat ini memiliki berbagai ukuran, berdasarkan pada kapasitas kemampuan
kerjanya (dalam satuan ton/jam). Tentunya, semakin besar kapasitas alat ini
maka harga yang ditawarkan akan semakin tinggi. Alat ini mampu untuk
bekerja secara continue (terus menerus), dan terdiri dari beberapa tahap
pemrosesan agar benar-benar didapatkan hasil yang diharapkan. Selain itu,
alat ini mampu untuk menghancurkan berbagai jenis material, seperti karang,
bijih besi, granit, batu kapur dan lainnya. Alat ini sering digunakan bersama
dengan excavator. Excavator akan menggali batu yang akan dipecahkan, dan
kemudian memasukkan bebatuan tersebut ke dalam tempat penampungan
pada stone crusher. Batu tersebut akan akan dihancurkan oleh mesin yang
bernama jaw crusher, dan kemudian diarahkan menuju vibrating feeder. Batu
akan dikirimkan dari satu mesin ke mesin yang lain menggunakan belt
conveyor. Batu yang telah dipecahkan di jaw crusher, kemudian akan di
proses ulang oleh mesin yang bernama impact crusher. Pada bagian ini, batu
akan benar-benar dipecahkan menjadi ukuran yang telah diatur sebelumnya.
Batu yang telah menjalani dua proses pemecahan, kemudian akan di sortir
oleh mesin yang bernama circular vibrating screen. Melalui alat ini, batu akan
14
di sortir berdasarkan ukurannya. Terkadang, akan di temukan batu yang
masih belum terpecah sesuai ukuran yang diinginkan. Batu-batu ini kemudian
akan dialirkan ke impact stone untuk dilakukan proses terakhir pemecahan
batu. Setelah mencapai tahap ini, batu akan terpecah sesuai dengan ukuran
yang diinginkan dan siap digunakan dalam proyek pembangunan
infrastruktur.
15
Dalam proses pemindahan bahan-bahan kering tadi secara bersamaan
air akan ditimbang sesuai dengan ketentuan yang telah diinginkan
yang kemudian akan dimasukkan ke saluran pengisian yang sama ke
dalam mixer truck bersamaan dengan bahan-bahan kering. Selama
perjalanan menuju lokasi proyek, bahan-bahan tadi akan dicampur
sebanyak 70 hingga 100 kali putaran agar dapat tercampur dengan rata.
16
Hasil mixer beton yang konsisten ini karena pencampuran material-
material tersebut dilakukan di lokasi menggunakan mixer pan sehingga
proses pencampuran beton dapat diawasi secara langsung untuk
menjamin hasil dari mixer beton telah sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
Hal ini tentu berbeda dari hasil mixer beton yang dihasilkan dari dry
mix plants yang dalam proses pencampuran betonnya standarnya tidak
konsisten karena terdapat berbagai macam faktor seperti kondisi dari
mixer truck, lama perjalanan, dan lain-lain. Terkadang dalam lapangan
untuk mensupply hasil mixer beton diperlukan campuran antara hasil
dari dry mix plants dan wet mix plants untuk menekan biaya produksi,
waktu, dan jangkauan wilayah. Hasil campuran beton dari wet mix
plants dapat berupa campuran beton yang bisa diantar dalam keadaan
truk yang tidak memiliki tutup sekalipun.
3. Mobile Plants
Desain yang digunakan untuk batching plant mobile plants didesain
agar mudah dipasang atau dibongkar kembali. Jenis-jenis yang
termasuk dalam mobile plants bervariasi diantaranya seperti portable,
semi portable, atau stasioner. Unit yang dimiliki pada batching plants
mobile biasanya terdiri satu unit yang diantaranya adalah silo semen,
aggregate bins, belt conveyor tambang, dan cement batcher. Untuk
pemenuhan target produksi maka terkadang kapasitas produksi akan
ditingkatkan untuk mengejar waktu dan menjaga kualitas yang tetap
tinggi maka terkadang akan memerlukan lebih dari satu batching
plants.
17
Kelebihan mobile plants yang dapat dengan mudah dibongkar dan
dipasang kembali dalam beberapa hari saja membuat mobile plants
banyak diletakkan di beberapa daerah atau tempat-tempat yang sedang
ada proses pembangunan yang sedang pesat. Biasanya kita dapat
melihat batching plants akan banyak berdiri di sekitar lokasi proyek
konstruksi atau sedang membangun gedung seperti apartemen, mall,
dan jenis gedung-gedung besar lainnya untuk memangkas biaya
perjalanan dan waktu. Penggunaan mobile plants dipilih karena
batching plants jenis ini memudahkan berbagai pemilik untuk dapat
mendirikan pabrik beton untuk produksi beton dengan produktif,
handal, dan dengan biaya yang tidak terlalu besar. Oleh sebab itu
batching plants jenis ini cocok digunakan untuk peletakan batching
plants di daerah yang proses pengerjaannya hanya sementara, tidak
memerlukan waktu yang sangat lama.
18
mungkin karena kalau tidak, akan berpengaruh pada pencampuran aspal
nantinya. Selanjutnya terdapat Dust Collector (Pengumpul Debu) yang
berfungsi untuk menampung gas buangan yang keluar dari Dryer. Kemudian
melewati Hot elevator yang berfungsi untuk membawa agregat menuju
ayakan. Lalu agregat di pisahkan pada hot screen menggunakan ayakan yang
dirancang sedikit miring dengan di lengkapi vibrator yang berfungsi untuk
menggetarkan ayakan agar ayakan bisa optimal. Agregat yang telah disaring
berdasarkan ukuranya kemudian masuk pada unit hot bin untuk menampung
sementara agregat yang akan masuk pada timbangan. Setelah agregat di
timbang sesuai komposisi yang diinginkan, Selanjutnya agregat di panaskan
dan yang terakhir proses pencampuran pada mixer yaitu dengan mencampur
antara agregat panas, aspal, dan filler dengan suhu ± 150 0C. Cara
pengadukan dilakukan dengan memutar poros pengaduk 11 dengan
menggunakan motor listrik, lama pengadukan antara 30-40 detik dengan
pengadukan berkapasitas 1,3 ton/ 30-40 detik. Setelah agregat yang telah
dicampurkan kemudian dituangkan langsung kedalam truk pengangkut
dengan cara membuka pintu bukaan yang ada pada bagian bawah mixer.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari laporan ini kita dapat mengambil kesimpulan yaitu tujuan dari di adakan praktek ini
adalah untuk Mengamati pekerjaan yang sedang dilaksanakan di lapangan seperti
metode pelaksanaan, produktivitas, serta masalah yang terjadi
19
Dapat mengetahui dan memahami cara pelaksanaan teknis suatu proyek, dan
tahapan-tahapan pekerjaan serta metode yang digunakan
6.2 Saran
Penggunaan alat berat yang kurang tepat dengan kondisi dan situasi
lapangan pekerjaan akan berpengaruh berupa kerugian antara lain rendahnya produksi, tid
aktercapainya jadwal/target yang telah ditentukan,kerugian biaya repair yang
tidaksemestinya. Oleh karena itu sebelum menentukan type dan jumlah peralatan
danattachmetnya, sebaiknya kita fahami lebih dahulu fungsi dan aplikasinya. Hal-hal
yangmengenai produktivitas roller sebaiknya diperhatikan dan dilaksanakan
sebagaimanamestinya agar pembangunan konstruksi bisa lebih cepat dari waktu yang
telahditargetkan sehingga investor akan mendapatkan balik modal lebih cepat. Serta
denganadanya makalah ini kami berharap agar makalah ini dapat dimanfaatkan oleh
pembacauntuk menambah wawasan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/maps/place/Waris,+Kabupaten+Keerom,+Papua/@-
3.2237863,140.6908362,11z/data=!3m1!4b1!4m5!3m4!
1s0x686ba4a6bb0a961d:0xa4d742ea6ee62d8f!8m2!3d-3.1914976!
4d140.8872648
https://chessours.blogspot.com/2012/02/materi-ptm-alat-berat.html
20
https://bahumid.blogspot.com/2016/11/pemindahan-tanah-mekanis-ptm-atau-
alat.html
https://salamadian.com/jenis-alat-berat/
LAMPIRAN
21
22