PENDAHULUAN
1. Mempelajari informasi terhadap produktivitas dan waktu alat berat backhoe dan
dumptruck?
2. Dapat menghitung produktifitas kerja masing-masing alat berat backhoe dan dumptruck.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Proyek Konstruksi
Proyek merupakan sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan dimana ada titik awal
dan titik akhir serta hasil tertentu. Proyek biasanya bersifat lintas fungsi organisasi sehingga
membutuhkan berbagai keahlian (skills) dari berbagai profesi dan organisasi. Setiap proyek
adalah unik, bahkan tidak ada dua proyek yang persis sama. Proyek adalah aktivitas sementara
dari personil, material, serta sarana untuk menjadikan / mewujudkan sasaran-sasaran proyek
dalam kurun waktu tertentu yang kemudian berakhir (PT. Pembangunan Perumahan, 2003).
Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan
umumnya berjangka waktu pendek. Suatu rangkaian kegiatan dalam proyek konstruksi dapat
dibedakan atas 2 jenis, yaitu kegiatan rutin dan kegiatan proyek. Kegiatan rutin adalah suatu
rangkaian kegiatan terus-menerus yang berulang dan berlangsung lama, sementara kegiatan
proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya dalam
jangka waktu yang pendek (Ervianto, 2002).
Alat berat adalah peralatan mesin berukuran besar yang didesain untuk melaksanakan
fungsi konstruksi seperti pengerjaan tanah, konstruksi jalan, konstruksi bangunan, perkebunan,
dan pertambangan. Alat berat dalam ilmu teknik sipil merupakan alat yang digunakan untuk
membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu infrastruktur di bidang
konstruksi. Alat berat merupakan faktor penting dalam pelaksaan proyek terutama proyek besar
yang tujuannya untuk memudahkan manusia dalam menyelesaikan pekerjaanya sehingga hasil
yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah pada waktu yang relatif lebih singkat dan
diharapkan hasilnya lebih baik (Rostiyanti, 2002)
Di dunia yang semakin modern ini, berbagai penemuan manusia telah sangat membantu
pekerjaan manusia. Seperti penemuan berbagai alat yang perannya mengantikan peran
manusia atau juga yang digunakan untuk alat pembantu. Khusus dalam dunia teknik sipil,
pengerjaan suatu proyek tentunya menggunakan bermacam-macam alat untuk membantu
pengerjaan proyek sehingga dapat mempermudah pengerjaan. Bermacam-macam alat yang
digunakan utamanya alat berat dalam suatu proyek, tentunya masing-masing sudah memiliki
fungsi atau kegunaan. Berikut klasifikasi alat berat berdasarkan fungsinya:
Menurut Rostiyanti (2002), Pemilihan alat berat dilakukan pada tahap perencanaan,
dimana jenis, jumlah, dan kapasitas alat merupakan faktor-faktor penentu. Tidak setiap
alat berat dapat dipakai untuk setiap proyek konstruksi. Oleh karena itu pemilihan alat
berat yang tepat sangatlah diperlukan. Apabila terjadi kesalahan dalam pemilihan alat
berat maka akan terjadi keterlambatan di dalam pelaksanaan, biaya proyek yang
membengkak dan hasil yang tidak sesuai dengan rencana.
Faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan alat berat antara lain sebagai berikut:
Pekerjaan penggalian tanah awali dengan excavtor bucket dijulurkan kedepan galian.
Kemudian apabila bucket telah pada posisi yang diinginkan bucket diayunkan atau
dicangkulkan kebawah dngan lengan bucket diputar kearah atas. Setelah bucket terisi
penuh dengan tanah maka bucket diangkat dan dilakukan swing ketempat
pembuangannya. Pada penggalian parit, letak track excavator harus sedemikian rupa
sehingga arahnya sejajar dengan arah memanjang parit, kemudian excavator berjalan
mundur.
2.5.1 Adapun penggunaan dari excavator ini adalah :
a. Menggali parit, lubang, pondasi bangunan
b. Penanganan material
c. Memotong semang dengan alat khusus
d. Pekerjaan kehutanan
e. Penghancur
f. Perataan tanah
g. Angkut material berat
h. Pertambangan, terutama pertambangan pit terbuka
i. Pengerukan sungai
j. Menancapkan batang pondasi
Bagian bawah excavator ada yang digunakan roda rantai (track/crawler) dan ada yang
dipasang di atas truck (truck mounted ). Pada umumnya excavator memiliki tiga pasang mesin
penggerak pokok, yaitu:
Dump truck (dump truk) adalah kendaraan jenis yang digunakan untuk mengangkut
bahan material seperti pasir, kerikil atau tanah untuk keperluan konstruksi. Dump truck
dapat memindahkan material pada jarak menengah sampai jarak jauh (500 meter – up). Isi
muatannya diisikan oleh alat pemuat, sedangkan untuk membongkar muatannya alat berat
ini dapat bekerja sendiri dengan mengangkat bagian bak dengan menggunakan teknologi
hidrolik.
Secara umum, dump truk dilengkapi dengan bak terbuka yang dioperasikan dengan
bantuan hidrolik, bagian depan dari bak itu bisa diangkat keatas dan bagian belakang bak
berfungsi sebagai engsel atau sumbu putar sehingga memungkinkan material yang
diangkut bisa melorot turun ke tempat yang diinginkan. Dump truck biasa digunakan
dalam industri pertambangan untuk memindahkan material hasil tambang ataupun material
tanah. Kapasitas sebuah Off-Road Mining Dump Truck ditentukan oleh kapasitas dump
body-nya.
2.6.1 Bagian Bagian Dump Truck
1. Dump Body
2. Rock Ejector
3. Final Drive
6. Front Wheel
8. Head lamp
9. Radiator
Truck Besar
Keuntungan dengan menggunakan truck besar adalah sebagai berikut:
1) Untuk kapasitas sama dengan truck kecil, jumlah unit truck besar lebih sedikit
2) Sopir atau crew yang digunakan lebih sedikit
3) Cocok untuk angkutan jarak jauh
4) Pemuatan loader lebih mudah sehingga waktu yang hilang lebih sedikit
5) Waktu antre (ST) akan berkurang.
Sedangkan kerugianya sebagai berikut:
1) Jalan kerja harus lebih diperhatikan karena kerusakan jalan kerja relative lebih cepat
akibat berat truck yang besar
2) Pengoperasiannya lebih sulit karena ukuranya lebih besar
3) Produksi akan berkuran bilang salah satu truck tidak jalan
4) Maintenance lebih sulit dilaksanakan
5) Larangan pengangkutan di jalan raya dapat diberlakukan pada truk besar.
6) Jumlah truk yang seimbang dengan alat pemuat akan sulit didapat.
di mana : UE = adalah umur ekonomis peralatan dalam satuan jam ( lihat tabel )
Jadi kondisi peralatan saat penilaian sesuai dengan jam operasi yang sudah dicapai adalah :
K = 100 - K.t ( % )
= 100 – ( (100-60)/UE ) x t ( % )
di mana : UE = umur ekonomis alat dalam jam.
t = jam operasi yang sudah dicapai.
Bahwa kemungkinan tiap jenis peralatan yang digunakann lebih dari satu dan masing-
masing mempunyai nilai kondisi dapat dilakukan dengan menetapkan kondisi rata-rata per
jenis peralatan sebagai berikut :
Kondisi rata-rata tersebut supaya ditampilkan dalam bentuk format spt dibawah ini :
KONDISI ( K )
No JENIS ALAT K rata-rata
1 2 3 4 dst
1. Bulldozer 0,85 0,80 0,75 0,72 - 0,78 ( contoh )
2. Back Hoe
3. Scraper
4. Loader
dst Dan lain-lain
1 Prima 100 – 90
2 Baik 90 – 80
3 Cukup 80 – 70
4 Sedang 60
Bahwa peralatan dengan kondisi tertentu akan beroperasi diatas lapangan atau medan
dengan klasifikasi seperti tersebut diatas, karena itu perlu diketahui faktor yang harus
diperhitungakan dalam hubungan antara peralatan dengan kondisi medan seperti matrik di
bawah ini :
Faktor Gabungan Alat dan Medan
No. KONDISI KONDISI ALAT
MEDAN PRIMA BAIK CUKUP SEDANG
1 Ideal 0,95 0,90 0,85 0,80
2 Ringan 0,90 0,852 0,805 0,757
3 Sedang 0,85 0,805 0,760 0,715
4 Berat 0,80 0,715 0,715 0,673
Disamping atas penilaian atas kondisi medan perlu juga diketahui besarnya angka
Rolling Resistance dan Koefisien Traksi di medan bersangkutan dengan cara penyesuaian
dengan standar industri faktor rolling resistance dan koefisien traksi seperti yang
ditampilkan pada tabel dibawah ini :
STANDARD INDUSTRI FAKTOR ROLLING RESISTANCE
No KONDISI JALAN HANTAR ROLLING RESISTANCE
( Kg/ton )
1 Jalan permanen diaspal, halus dan keras
tanpa penetrasi dibawah muatan, dirawat, 20
kering dan datar.
2. Jalan bergelombang, halus dan lurus
dengan permukaan tanah atau aspal tipis
35
melentur sedikit dibawah roda beban atau
naik turun, dirawat teratur.
3. Jalan tanah penuh bekas roda, melentur
dibawah roda beban, kurang terawat, 50
penetrasi ban 1 in sampai 2 in.
4. Jalan tanah penuh bekas roda, lembek
tidak terawat tidak permanan penetrasi 75
ban 4 in sampai 6 in.
5. Pasir gembur kering atau kerikil gembur. 100
6. Jalan penuh berlumpur, penuh bekas
100 – 200
roda, tidak terawat.
STANDARD INDUSTRI KOEFISIEN TRAKSI
KOEFISIEN TRAKSI ( KT )
No. JENIS PERMUKAAN
BAN KARET TRACK
1 Beton 0,90 0,45
2 Tanah liat, kering 0,55 0,90
3 Tanah liat, basah 0,45 0,70
4 Tanah liat penuh bekas roda 0,40 0,70
5 Pasir kering 0,20 0,30
6 Pasir basah 0,40 0,50
7 Jalan kerikil gembur 0,36 0,50
8 Tanah padat 0,55 0,90
9 Tanah gembur 0,45 0,60
Terang, panas,
2 0,83 0,783 0,737 0,691
berdebu
Dingin, mendung,
3 0,75 0,708 0,666 0,624
gerimis
Volume tanah dari keadaan asli menjadi lepas atau padat berbeda untuk berat yang sama
dan perbedaan itu disebut faktor konversi atau conversion factor.
Berikut ini ditampilkan fill factor dan conversion factor yang dapat digunakan untuk
perhitungan seperti tabel berikut :
Tabel Faktor Material ( Em )
TINGKAT FAKTOR KONDISI DAN JENIS
PENGERJAAN
KESULITAN MATERIAL MATERIAL
Dapat digusur secara
sempurna penuh blade,
kadar air rendah, bukan
Mudah 1,10
tanah pasir dipadatkan,
tanah biasa, onggokan
material.
Tanah lepas tetapi tdk.
Digusur sepenuh blade,
DOZING Sedang 0,90
tanah kerikil, pasir, batu
pecah halus.
Kadar air tinggi, liat lengket,
Agak Sulit 0,70 tanahliat keras kering, pasir
kerikil.
Batu hasil peledakan atau
Sulit 0,60 batu berukuran kasar dan
lumpur.
Kondisi alam, tanah biasa
Mudah 1,20
atau tanah lunak
Kondisi alam tanah liat,
Sedang 1,10 tanah liat, tanah pasir atau
EXCAVATING pasir kering.
Kondisi alam tanah pasir
Agak Sulit 0,90
dengan kerikil.
Onggokan batu hasil
Sulit 0,80
peledakan, lumpur.
LOADING Mudah 1,00 – 1,10 Onggokan material, hasil
galian dapat munjung, pasir,
tanah pasir, tanah liat
lembek basah ( kadar air
sedang ).
Onggokan tanah material
tetapi untuk mengambilnya
Sedang 0,85 – 0,95 agak diforsir, pasir kering,
tanah liat, batu pecah, kerikil
halus.
Batu pecah halus, tanah liat
keras, sirtu, tanah pasir,
Agak Sulit 0,80 – 0,85
tanah liat yang semuanya
sulit di sodok dan lumpur.
Batu pecah kasar, hasil
peledakan, batu kali, sirtu,
Sulit 0,75 – 0,80 tanah pasir, tanah liat yang
semuanya sulit disodok dan
lumpur.
Semua material yg. diangkut
adalah material lepas.
Pengisian
HAULING 1.10 – 1,20 Alat hanya berfungsi
oleh Loader
pengangkutan, bukan
pengisian.
Pendidikan :
a. Formal : S1 – teknik
b. Informal :
2. Baik 1. Contraction management 0,90
2. Engineering management
3. Similar project management
Pengalaman :
1. Proyek dengan nilai 0,50 M
2. Proyek dengan nilai 1 M
Pendidikan :
a. Formal : S1 – teknik
b. Informal :
3. Cukup 1. Engineering management 0,85
2. Similar project management
3. …………………………..
Pengalaman :
1. Proyek dengan nilai 0,25 M
2. Proyek dengan nilai 0,50 M
4. Sedang Pendidikan : 0,80
a. Formal : SM – teknik
b. Informal :
1. Engineering management
2. …………………………..
3. …………………………..
Pengalaman :
4. Proyek dengan nilai 0,10 M
5. Proyek dengan nilai 0,25 M
Karena itu, berikut ini diberikan tabel waktu siklus dan tabel faktor R sebagai pegangan
untuk keperluan perhitungan dalam perencanaan seperti dibawah ini :
TABEL WAKTU SIKLUS
Satuan : menit
KAPASITAS BUCKET ( M3 )
SUDUT
BUAN
0,25 0,40 0,45 0,50 0,55 0,60 0,70 0,80 0,90 1,00 1,20 1,50 1,70
G
90 0,20 0,20 0,23 0,23 0,23 0,26 0,26 0,26 0,26 0,28 0,30 0,31 0,33
180 0,25 0,25 0,28 0,28 0,28 0,31 0,31 0,31 0,31 0,33 0,35 0,36 0,38
TABEL FAKTOR
Selanjutnya waktu tunggu dan waktu buang yang angkanya dipengaruhi oleh metode
kerja, kondisi lapangan, dan kondisi alat perlu diketahui.
Untuk memudahkan perhitungan berikut ini diberikan angka-angka untuk tb dan tt seperti
tabel berikut :
a. biaya penyusutan
b. bunga modal
c. asuransi
a. bahan bakar
d. minyak hidrolik
e. gemuk
f. filter-filter
g. bahan-bahan pokok
h. biaya operator
Biaya Operasional
Biaya operasional adalah biaya-biaya yang harus disediakan untuk memperoleh jasa
alat.
dimana :
C : kapasitas crank case atau carter mesin sesuai dengan spesifikasi mesin.
Bila hal tersebut tidak diketahui maka dapat digunakan pendekatan empiris
yaitu :
C = 0,13 liter / HP
E : job faktor alat yang mempengaruhi beban dan jam operasi alat. Nilainya
sama dengan job faktor yang ditetapkan pada perhitungan produksi.
dimana :
C = 0,223 liter / HP
E : job faktor alat yang mempengaruhi beban dan jam operasi. Nilainya
sama dengan job faktor yang ditetapkan pada perhitungan produksi.
N : tenaga yang tersedia di fly wheel alat sesuai dengan spesifikasi alat
(HP).
Catatan :
Harga jenis bahan pelumas mesin dapat berbeda dengan harga dan jenis
pelumas transmisi.
dimana :
2 Track Loader
3 Dump Truck
4 Motor grader
5 Motor scraper
6 Wheel loader
7 Compactor ( Vibroller ) 1,29
8 Excavator ( hidraulic )
10 Kapal keruk
E : job faktor alat yang mempengaruhi beban dan jam operasi. Nilainya sama
dengan job faktor yang ditetapkan pada perhitungan produksi.
N : tenaga yang tersedia di fly wheel alat sesuai dengan spesifikasi alat ( HP ).
dimana :
= 0,00009 kg / HP. Jam untuk alat nomor urut 1 s/d 6,7,9 dan 10 tabel
e. Biaya filter-filter.
Ditentukan berdasarkan biaya-biaya bahan bakar pelumas dan hidraulic serta
grease, yaitu :
dimana :
dimana :
Nilai T untuk ban adalah seperti pada tabel berikut ini yang didasarkan pada
kondisi medan pengoperasian.
TABEL UMUR EKONOMIS UNTUK BAN
T ( jam )
No. Jenis Alat Kondisi Medan
Ringan Sedang Berat
1 Dump truck 3500 2500 1500
g. Biaya operator.
Operator tidak sama dengan pekerja ( labour ) karena itu biaya operator
harus sesuai dengan peraturan penggajian dengan komponen penerimaan
operator terdiri dari :
a. Excavator digunakan untuk menggali tanah yang tertimbun di proyek serta berfungsi
sebagai alat pengangkut material contoh pasir
b. Dump truck digunakan untuk untuk mengangkut serta memindahkan material dari
suatu tempat ke tempat lainnya.
3.2.1 Excavator
Untuk jenis excavator yang digunakan pada proyek yaitu jenis KOBELCO SK 75 dan
terdiri dari 2 unit excavator, adapun spesifikasi dari excavator tersebut antara lain :
Spesifikasi :
GAMBAR
Spesifikasi :
a. Alat berat excavator sesuai dengan jenis pekerjaannya seperti pemindahan tanah dan
material, penggalian.
b. Alat berat dump truck membantu excavator dalam mengangkut tanah hasil galian yang
nantinya akan dibawa ke daerah pembuangan.
c. Kondisi di lapangan. Dikarenakan tanah yang terdapat pada proyek merupakan tanah
lempung basah maka proses penggalian tanah berlangsung dengan cepat dan tak
banyak menghadapi kendala. Pada proses penggalian, proyek ini memerlukan 2 unit
excavator namun 1 dari kedua excavator ini sewaktu waktu dapat digunakan untuk
membantu proses pemindahan material yakni pasir.
K = 100 - K.t ( % )
K = 100 – 0,004 x 7200
K = 100 – 28,8
K = 71, 2 %
Dengan didapatkan kondisi peralatan sebesar 71,2 % maka alat Excavator ini
dikategorikan Cukup
Proyek yang kami amati memiliki nilai kontrak setelah ditambah PPn 10%
sebesar Rp.35.113.862.285. Kemudian untuk manajemen proyek sendiri terbilang sangan
terkoordinirm, terpadu dan sesuai arahan karena pihak proyek rutin melakukan ”meeting
koordinasi internal”. Jadi, dapat dikategorikan Sangat Baik dengan nilai faktor 0,95 %.
K = 100 - K.t ( % )
K = 100 – 0,004 x 10.080
K = 100 – 40.32
K = 59,68 %
Secara teoritis alat tersebut sudah tidak ekonomis lagi, sehingga kami mengambil
kondisi alat yang paling buruk, yaitu 53,92 % sedang
d. Faktor Material
Saat melakukan proses pengamatan, excavator bekerja saat loading dengan
kondisi hasil galian dapat munjung, tanah liat dan lembek basar dengan kadar air sedang.
Jadi dapat dikategorikan kedalam tingkat kesulitan Mudah dan faktor materialnya
sebesar 1,00- 1,10.
RR = Bo x Crr
= 8,25 ton x 3 %
= 0,2475 ton
= 247,5 kg
Pam = R ( Bo + q.BJ ) ( RR sin.a/1000 )
\ = 0,6 (8,25 + 7 x 2350) (0,2475 + sin 20/1000)
= 0.6 (24,7) (0,248)
= 3,675 ton
= 3675 kg
Vam = N x 75 x 60 / Pam
= 260 x 75 x 60 / 3675
= 156 m/menit
Pk = R.Bo ( RR sin.a/1000 )
= 0,6 x 8,25 ( 0,2475 – sin 20/1.000)
= 4,95 x 0,247
= 1,223 ton
= 1223 kg
Vk = N x 75 x 60 / Pk
= 127,4 x 75 x 60 /1223
= 468,77 m/menit
Untuk kriteria kondisi dalam membuang dan mengisi material yakni pembuangan bebas,
perlu manuver mengatur posisi pembuangan dan pengisian, dan tidak terjadi antrean (karena
hanya ada 1 dump truck), maka didapat nilai tb dan tt sebagai berikut :
tb =1
tt = 0,25
Jadi Perhitungan waktu siklus dump truck :
Ct = (qdt/ql x Ctl) + (D/Vam) + (D/Vk) + tb + tt
= (7 / 0,4 x 0,175) + (350 / 156) + (350 / 468,77) + 1 + 0,25
= 3,0625 + 2,2436 + 0,7466 + 1,25
= 7, 3027 menit
Jadi siklus waktu dump truck menurut perhitungan adalah 7,3027 menit
Dari pengamatan kami di lapangan, didapat hasil 1 kali proses dari loading – jalan –
buang – kembali masing masing sebagai berikut :
- 20,05 menit - 20,09 menit -19,43 menit
- 20,02 menit - 20,11 menit -19,37 menit
Dari waktu yang kami dapat dalam proses loading, kemudian di cari rata-rata dari
waktu tersebut, maka :
Ct rata-rata = (20,05 + 20,09 + 19,43 + 20,02 + 20,11 +19,37 ) / 6
= 19,975 menit
Jadi, waktu siklus back hoe yang didapat berdasarkan suvey di lapangan sebesar
19,975 menit
Rumus :
Q = (60.q / Ct) x E
Dimana :
q = 0,4 m3 E = 0,56
Ct = 0,5155 menit
Sehingga :
Q = (60 x 0,4 / 0,5155 )x 0,56
= 46,60194 x 0,56
= 26,09709 m3/jam LM
Jadi, produktivitas alat back hoe menggunakan data perhitungan adalah 26,09709
m3/jam LM
PENGAMATAN
SIKLUS WAKTU (MENIT)
MUAT ANGKUT BUANG KEMBALI TOTAL
1 0.03.57 0.04.16 0.08.32 0.03.20 0.20.05
2 0.03.54 0.04.34 0.08.12 0.03.29 0.20.09
3 0.03.26 0.04.28 0.08.18 0.03.31 0.19.43
4 0.03.40 0.04.32 0.08.25 0.03.25 0.20.02
5 0.03.47 0.04.19 0.08.23 0.03.42 0.20.11
6 0.03.29 0.04.15 0.08.20 0.03.33 0.19.37
Rumus :
Q = (60.q / Ct) x E
Dimana :
q =7 m3 E = 0,527
Ct = 19,975 menit
Sehingga :
Q = (60 x 7 / 19,975 )x 0,527
= 21.026 x 0,527
= 11,0808 m3/jam LM
Jadi, produktivitas alat dump truck menggunakan data perhitungan adalah 11.0808
m3/jam LM