Dosen :
Nikko Rozy, ST.,MT
PERTEMUAN 1 :
PENGGUNAAN DAN PENGENALAN
ALAT BERAT KONSTRUKSI
I. Penggunaan Alat Berat
• Dalam bidang teknik sipil, alat-alat berat digunakan untuk
membantu manusia dalam melakukan pekerjaan
pembangunan suatu struktur bangunan
• Seiring dengan makin memasyarakatnya penggunaan alat
berat ini maka perlu diketahui secara mendalam hal-hal
yang berhubungan dengan peralatan berat, yang meliputi
perhitungan biaya operasi serta produktifitas alat
• Pada saat suatu proyek akan dimulai, kontraktor akan
memilih alat berat yang digunakan di proyek tersebut.
Pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan salah
satu faktor penting dalam keberhasilan suatu proyek. Alat
berat yang dipih haruslah tepat baik jenis, ukuran maupun
jumlahnya
• Kesalahan dalam pemilihan alat berat dapat mengakibatkan
keterlambatan proyek, hal ini menyebabkan biaya proyek
membengkak.
• Beberapa alasan mengapa diperlukan alat berat dalam proyek konstruksi
Kapasitas pekerjaan konstruksi, dimana semakin lama kapasitas
pekerjaan konstruksi akan semakin bertambah sehingga memerlukan
prasarana dan peralatan yang besar, kuat dan kualitas tinggi
Kemajuan industri mesin-mesin konstruksi, dimana dengan
berkembangnya teknologi dalam industri mesin-mesin konstruksi banyak
peralatan konstruksi yang dapat dipakai dalam menunjang dan
memperlancar proyek-proyek konstruksi sehingga pekerjaan lebih
produktif
Kebutuhan terhadap mutu pekerjaan, dimana tuntutan terhadapa mutu
pekerjaan semakin tinggi sedangkan volume pekerjaan semakin besar
sehingga diperlukan peralatan untuk mengerjakannya
Kemajuan sosial dan budaya, dimana setiap orang memiliki
kecenderungan bekerja dengan sedikit menggunakan tenaga fisik
terutama pada pekerjaan kasar. Penggunaan peralatan dapat
menggantikan tenaga manusia dalam pekerjaan kasar.
Nilai-nilai ekonomi, dimana pekerjaan konstruksi dengan volume sangat
besar, memerlukan peralatan untuk kepentingan ekonomi yaitu dapat
menurunkan unit cost dari suatu pekerjaan
Pembangunan Piramida
Ciri Bangunan Sipil :
Dimana :
W = Berat total
Wa = Berat udara
Ww = Berat air
Ws = Berat tanah
V = Volume total
Va = Volume udara
Vw = Volume air
Vs = Volume tanah
2. Berat jenis kering ( d, dry density )
3. Kadar air ( )
Dengan demikian,mutlak diperlukan kesesuaian
alat dengan kondisi material. Jika tidak akan
menimbulkan kesulitan berupa tidak efisiennya
alat yang otomatis akan menimbulkan kerugian
karena banyaknya “loss time”. Beberapa sifat fisik
material yang penting untuk diperhatikan dalam
pekerjaan tanah adalah sebagai berikut :
Faktor - Faktor Material yang di pelajari :
A. Pengembangan material.
B. Berat Material
C. Bentuk Material
D. Kekerasan Material
E. Daya dukung tanah
A. Pengembangan Material
• Yang dimaksud dengan pengembangan
material adalah perubahan berupa
penambahan atau pengurangan volume
material (tanah) yang diganggu dari bentuk
aslinya
• Dari faktor tersebut bentuk material dibagi
dalam 3 (tiga) keadaan : Asli, Lepas (Gembur),
dan Padat
a. Keadaan Asli sebelum diadakan pengerjaan
dinyatakan dalam Bank Measure (BM)
b. Keadaan Lepas, yakni keadaan tanah setelah
diadakan pengerjaan (disturb), ukuran volume
tanah dalam keasaan lepas dinyatakan dalam
Loose Measure (LM) yang besarnya = BM + %
Swell x BM ( swell = kembang)
c. Keadaan Padat, ialah keadaan tanah setelah
ditimbun kembali kemudian dipadatkan,
dinyatakan dalam Compact Measure (CM),
volume tanah setelah dipadatkan mungkin lebih
besar atau jauh lebih kecil dare volume dalam
keadaan bank, hal ini tergantung dari usaha
pemadatan yang dilakukan.
Tabel 1.1. Faktor Kembang Beberapa Jenis Tanah
-Pasir 5-10
-Tanah Lempung 10-25
-Tanah biasa 20-45
-Lempung ( Clay ) 30-60
-Batu 50-60
C D
E
A B
• Volume Prisma segitiga = ½ AB x AC x AD
• Dimana AB = 2 AC dengan anggapan bahwa tanah
menggulung di depan blade dengan jumlah maksimal, jika
tanah sudah sampai setinggi blade akan jatuh kedepan
sebanding dengan 2:1, sehingga :
• Volume prisma segi tiga menjadi :
= ½. 2AC x AC x AD
= AC² x AD
= H² x L
• Namun jika anggapan tanah yang jatuh kedepan
sebanding dengan 1,6 : 1, maka :
• AB = 1,6 AC , dan volume prisma segitiga menjadi :
= ½.1,6 AC x AC x AD
= 0,8 AC² x AD
= 0,8 H² x L
Dimana : H = Tinggi blade (meter)
L = Lebar blade (meter)
• Tabel berikut adalah ukuran blade yang umum digunakan
menurut Caterpilar performance handbook
Ukuran Blade
Model Alat
Tinggi (m) Lebar (m)
D4E /4A 0,710 3,12
D5B / 5A 0,855 3,63
D6D / 6A 0,910 3,90
D6D / 6S 1,128 3,20
D7G / 7A 0,970 4,27
D7G /7S 1,270 3,66
D7G /7U 1,270 3,81
D8L / 8SU 1,690 3,94
D8N / 8A 1,162 4,96
D10N /10U 2,050 5,26
D11N /11U 2,310 6,36
• Dimana :
• Cm = D + D + Z
F R
Cm = Waktu siklus (menit)
D = Jarak gusur /jarak kembali (m)
F = Kecepatan gusur ( m/menit)
R = Kecepatan kembali ( m/menit)
Z = Waktu ganti gigi ( menit)
• Tabel tingkat gigi dan kecepatan bulldozer
Kecepatan (Km/jam)
Model
ALat Gigi maju Gigi Mundur
1 2 3 1 2 3
D4E 3,40 6,00 9,50 4,00 7,10 11,40
D5B 3,50 6,10 10,10 4,20 7,40 12,20
D6D 4,00 6,90 10,80 4,80 8,40 12,90
D7G 3,70 6,60 10,00 4,50 7,90 12,20
D8N 3,50 6,20 10,80 4,70 8,10 13,90
D9N 3,90 6,90 12,10 4,80 8,50 14,90
D10N 4,00 7,10 12,50 4,70 8,20 15,60
• Tabel waktu ganti gigi/perseneling