DISUSUN OLEH :
RIYADUL JINAN
1703010088
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana teknik
ALBIN HIMAWAN
1703010043
i
HALAMAN PERSETUJUAN
NIM : 1703010043
Pembimbing I Pembimbing II
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Dewan Penguji
Ditetapkan di : Purwokerto
Tanggal : 18 Januari 2024
Mengetahui:
Dekan Fakultas Teknik dan Sains
iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan
benar serta bukan hasil penjiplakan dari karya orang lain.
Demikian pernyataan ini saya buat dan apabila kelak di kemudian hari terbukti
ada unsur penjiplakan, saya bersedia mempertanggungjawabkan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Albin Himawan
NIM. 1703010043
iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Albin Himawan
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judulAnalisis Pengaruh Kuat
Tekan Beton Menggunakan Serat Fiber Optic Dan Serbuk Pecahan Kaca.
Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mencapai gelar Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
dan Sains Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit untuk
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT atas segala Rahmat dan Karunia-Nya, serta Nabi Muhammad
SAW yang Selalu menjadi panutan dan tuntunan terbaik
2. Dr. Jebul Suroso, S.Kp., Ns., M.Kep., selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Purwokerto;
3. Dr.T.Ir. Iskahar, S.T., M.T., ASEAN. selaku Dekan Fakultas Teknik dan Sains
Universitas Muhammadiyah Purwokerto;
4. Dr. Juanita., S.T., M.T selaku Kepala Program Prodi Teknis Sipil Fakultas
Teknik dan Sains Universitas Muhammadiyah Purwokerto;
5. M Agus Salim Al Fathoni, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing I yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan dalam
penyusunan skripsi ini;
6. Mukti Agung Wibowo, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing II yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan dalam
penyusunan skripsi ini;
7. Ir. Sulfah Anjarwati, S.T., M.T., Selaku dosen penguji yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk menguji penulis dalam sidang seminar hasil skripsi
ini;
8. Teman-teman (Den Sulthan B. P., Ilham Bangkit., Roy Divanda)yang telah
membantu dalam penelitian survey lapangan dan dokumentasi data primer
vi
dalam skripsi ini.
Akhir kata, semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu dan mendoakan. Semoga skripsi ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu. Aamiin.
Albin Himawan
vii
MOTTO
“Tertawalah bersama siapapun, tapi jangan pernah percaya siapapun”
“Mencoba suatu hal belum tentu berhasil tapi diam saja sudah dipastikan gagal”
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah- Nya, sehingga Tugas Akhir ini dengan judul “Analisis Pengaruh Kuat
Tekan Beton Menggunakan Serat Fiber Optic Dan Serbuk Pecahan Kaca” dapat
terselesaikan. Kami menyadari terselesaikannya Tugas Akhir ini tidak lepas dari
bantuan banyak pihak, maka rasa terima kasih kami persembahkan kepada :
1. Panutanku, Ayahanda Alm. Rojikun, Yang dulu memberikan dorongan dan
dukungan dalam menjalani kerasnya kehidupan ini dan saya ingin menjadi
seperti beliau, sehingga penulis mampu menyelesaikan studinya sampai
sarjana.
2. Pintu Surgaku, Ibunda Sofiatun, Beliau yang sangat berperan penting dalam
hidup saya, motivasi, serta doa terbaiknya yang selalu menemani dalam
langkah penulis hingga sampai saat ini dan sampai kapanpun.
3. Saudaraku, Syahrur Ramadhan S.M.., yang senantiasa berada di samping saya
untuk memberikan banyak sekali masukan dan dukungan moral melalui kasih
sayangnya sebagai kakak, sehingga saya terdorong untuk menyelesaikan tugas
akhir ini
4. Bapak dan Ibu Dosen Serta staff Progam Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
dan Sains yang telah memberikan ilmu dan memberikan pelayanan yang baik
terhadap mahasiswa
5. Terimakasih kepada Destriliana dan Widya Lestari yang tiada lelah dan jenuh
dalam menemani sekaligus memberikan masukan dalam penyusunan skripsi
ini.
6. Terimakasih kepada Teman-teman Mabar (Arya Pandu Ragitha., Iin Agustin.,
Den Sulthan B. P., Ilham Bangkit., Yoga, Roy Divanda P, Rezad., M. Faris
Maulana, Riyadul Jinan, Haidar Hasan, Fandy Kusuma, Roni, ) yang tiada
lelah dan jenuh dalam menemani sekaligus memberikan masukan dalam
penyusunan skripsi ini.
7. Terimakasih kepada Teman-teman Tongkrongan Kos Meteor (Nurulhuda,
Niam Three Azmi, Eggy Nazar D.S, Achmad Sudrajad, Aditya, Ibnu Shina,
ix
Sidik Febrianto, Rifki, Fajar Syachrani, Rey) yang tiada lelah dan jenuh dalam
menemani sekaligus memberikan masukan penulis dalam kegiatan sehari-hari..
Terima kasih untuk hal yang sudah kita lalui bersama, atas tawa yang setiap
hari kita dapatkan bersama dan atas solidaritas yang luar biasa. Sehingga masa
kuliah selama 5 tahun ini menjadi lebih berarti. Semoga saat-saat indah itu akan
selalu menjadi kenangan yang paling indah.
x
Analisis Pengaruh Kuat Tekan Beton Menggunakan Serat Fiber Optic Dan
Serbuk Pecahan Kaca
Albin Himawan.1, Agus Salim Al Fathoni2,Mukti Agung Wibowo.3
ABSTRAK
Beton merupakan salah satu bahan struktur yang banyak digunakan sebagai
pengembangan infrastruktur diIndonesia, beton mempunyai kekuatan cukup besar
terutama dalam kuat tekannya. Seiring dengan berkembangnya teknologi pada saat ini
telah banyak dijumpai penelitian-penelitian untuk mendapatkan kualitas beton uang baik,
antara lain dengan memberikan bahan tambah. Bahan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah limbah fiber optic sebagai bahan tambah dari berat beton dan serbuk pecahan
kaca 10% sebagai pengganti sebagian agregat halus yang bertujuan untuk mengetahui
hasil kuat tekan dan mendapatkan persentase variasi penambahan serat fiber optic dan
serbuk pecahan kaca dalam campuran beton.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu
mengadakan percobaan dengan kuat tekan rencana fc’20Mpa, untuk mendapatkan hasil
dengan menegaskan hubungan antar variabel. Variabel yang mempengaruhi kuat tekan
ditinjau dari aspek penambahan serat fiber optic yang dipotong 5cm dan serbuk pecahan
kaca 10% dari berat sebagian agregat halus. Tahapan pelaksanaan terdiri dari
persiapan,rencana campuran, pembuatan benda uji, pengujian kuat tekan, analisa data,
kesimpulan. Penelitian ini nantinya diharapkan memberikan manfaat dalam bidang
teknologi maupun konstruksi beton dimasa yang akan datang.
Dari penelitian ini analisa dan pembahasan diperoleh kuat tekan rata-rata dengan
serat 0%, 0,2%, 0,3%, 0,4% dan serbuk pecahan kaca 10% berturut turut adalah 20,76
Mpa, 21,70 Mpa, 22,51 Mpa, 23,82 Mpa. Sehingga memperoleh persentase penambahan
serat fiber optic yang terbaik yaitu 0,4% sebesar 23,82 Mpa, mengalami peningkatan
26% dari beton normal, untuk nilai slump pada campuran tersebut didapatkan hasil
berturut turut 11,3 cm, 10,8 cm, 10,2 cm, dan 9,2 cm.
xi
The Analysis Of Influence Concrete Compressive Strength Using Fiber Optic
And Broken Glass Powder
Albin Himawan.1, Agus Salim Al Fathoni2,Mukti Agung Wibowo.3
ABSTRACT
Concrete is one of the structural materials that is widely used for infrastructure
development in Indonesia, concrete has quite a large strength, especially in terms of
compressive strength. Along with the development of technology, many studies have been
conducted to obtain good quality concrete, including by providing additional materials.
The materials used in this research were fiber optic waste as an additional material for
the weight of the concrete and 10% broken glass powder as a partial replacement for
fine aggregate. The aim was to determine the compressive strength results and get the
percentage variation in the addition of fiber optic fiber and broken glass powder in the
concrete mixture.
The method used in this research is experimental, namely experimenting with a
compressive strength plan of fc'20Mpa, to obtain results by confirming the relationship
between variables. Variables that influence compressive strength are seen from the
aspect of adding fiber optic fibers cut into 5 cm pieces and broken glass powder at 10%
of the weight of the fine aggregate. The implementation stages consist of preparation,
mix planning, making test objects, compressive strength testing, data analysis, and
conclusions. It is hoped that this research will provide benefits in the field of technology
and concrete construction in the future.
From this research analysis and discussion, the average compressive strength
obtained with 0% fiber, 0.2%, 0.3%, 0.4%, and 10% broken glass powder is 20.76 Mpa,
and 21.70 Mpa, respectively. 22.51 Mpa, 23.82 Mpa. So we get the best percentage of
fiber optic addition, namely 0.4%, amounting to 23.82 Mpa, an increase of 26%
compared to normal concrete. For the slump value of the mixture, the results were 11.3
cm, 10.8 cm, 10, respectively. 2 cm, and 9.2 cm.
DAFTAR ISI
xii
HALAMAN JUDUL.....................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................iii
KATA PENGANTAR.................................................................................vi
MOTTO.....................................................................................................viii
HALAMAN PERSEMBAHAN...................................................................ix
ABSTRAK...................................................................................................xi
ABSTRACT..................................................................................................xii
DAFTAR ISI..............................................................................................xiii
DAFTAR TABEL......................................................................................xvi
DAFTAR GAMBAR................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN
xiii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Beton..................................................................................................5
xiv
4.4 Nilai Slump........................................................................................58
5.1 Kesimpulan........................................................................................63
5.2 Saran..................................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................64
LAMPIRAN................................................................................................65
xv
DAFTAR TABEL
xvi
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2 1 Hubungan Faktor Air Semen dan Kekuatan Tekan Beton Untuk
Benda Uji Silinder.................................................................................................17
Gambar 2 2 Grafik persen pasir terhadap kadar total agregat...............................21
Gambar 2 3 Grafik Perkiraan Berat Beton Basah.................................................23
Gambar 3 1 Bagan alir penelitian..........................................................................28
Gambar 4 1 Grafik Gradasi Agregat Halus...........................................................40
Gambar 4 2 Grafik Gradasi Agregat Kasar...........................................................43
Gambar 4 3 Grafik Perkiraan Berat Beton Basah Yang Telah Selesai.................48
Gambar 4 4 Grafik 15 persen pasir terhadap kadar total agregat..........................51
Gambar 4 5 Grafik perkiraan berat isi beton basah...............................................52
Gambar 4 6 Grafik berat isi beton variasi.............................................................55
Gambar 4 7 Perbandingan Nilai Slump dan Persentase Serat Fiber optic............59
Gambar 4 8 Grafik berat isi beton.........................................................................60
Gambar 4 9 Grafik Uji Kuat Tekan.......................................................................61
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Dalam penggunaan kabel fiber optic dari PT. Telkom Indonesia ternyata
terdapat kabel fiber optic yang tidak terpakai dikarenakan kabel tersebut
merupakan sisa potongan kabel dari pengguna/pelanggan PT. Telkom
Indonesia (Indihome) dan tidak dapat disambung lagi.
Limbah dari kabel fiber optic sendiri yang terbuang dan tidak terpakai,
limbah fiber optic sendiri dibuat dari bahan material silica yang murni.
Material Silica salah satu bahan untuk pembuatan kaca.
Kaca merupakan bahan yang banyak ditemukan disekitar dan memiliki
nilai yang ekonomis, kaca juga memiliki ketahanan yang baik terhadap
abrasi, cuaca atau serangan kimia, karena di dalam kaca terdapat kandungan
silika yang cukup tinggi, sehingga kaca dapat digunakan sebagai alternatif
bahan pembuat beton.
Kaca merupakan limbah yang dihasilkan dari kegiatan industri dan
rumah tangga yang tidak bisa terurai. Limbah serbuk kaca tersebut biasanya
dibuang langsung di tanah maupun di sungai dalam jumlah yang relatif
banyak. Hal ini tentu saja menyebabkan pencemaran lingkungan, baik
pencemaran pada tanahmaupun air secara tidak langsung serta menggangu
ekosistem yang ada. Salah satu upaya untuk mengurangi volume limbah
serbuk kaca yang dibuang adalah dengan memanfaatkannya sebagai
substitusi agregat halus dalam campurann beton.
Dengan memperhatikan adanya limbah fiber optic dan limbah kaca baik
yang berasal dari industri ataupun pembongkaran bangunan dan dari rumah
tangga dalam jumlah besar, Pada penelitian ini bertujuan memanfaatkan
limbah fiber optic dan kaca sebagai penganti agregat halus pada
campurannya. maka memungkinkan dimanfaatkan sekaligus sebagai alternatif
solusi permasalahan lingkungan yang diakibatkan oleh fiber optic dan limbah
kaca.
1.2 Rumusan Masalah
1. Berapa nilai slump beton menggunakan variasi serat fiber optic (0,2%;
0,3%; 0,4%) dan serbuk pecahan kaca dengan variasi 10% dari berat
2
aggregate halus.
2. Berapa kuat tekan beton menggunakan penambahan variasi serat fiber
optic dan serbuk pecahan kaca.
3. Bagaimana pengaruh penambahan serat fiber optic dan serbuk pecahan
kaca pada kuat tekan beton.
3
12. Mix design menggunakan (SNI 03 2834-2000).
13. Limbah kaca berasal dari bekas botol kaca bening.
14. Limbah kaca dihaluskan dan disaring menggunakan saringan nomor 16..
15. Limbah kabel fiber optic dipisahkan dan diambil serat kemudian dipotong
dengan panjang 5 cm.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Beton
Berdasarkan SNI 2847:2019, beton adalah campuran semen portland atau
semen hidrolis lainnya, agregat halus, agregat kasar, dan air dengan atau
tanpa bahan campuran tambahan (admixture). Kardiyono Tjokrodimulyo
(2007) mengemukakan Beton merupakan suatu bahan komposit (campuran)
dari beberapa material, yang bahan utamanya terdiri dari campuran antara
semen, agregat halus, agregat kasar, air dan atau tanpa bahan tambah lain
dengan perbandingan tertentu. Karena beton merupakan komposit, maka
kualitas beton sangat tergantung dari kualitas masing-masing material
pembentuk.
Menurut Dr. Wuryati Samekto, M.Pd dan Candra Rahmadiyanto, S.T.
(2001) Beton dapat didefinisikan sebagai bahan bangunan dan kontruksi yang
sifat-sifatnya dapat ditentukan terlebih dahulu dengan mengadakan
perencanaan dan pengawasan yang teliti terhadap bahan-bahan yang dipilih.
Sifat-sifat beton dipengaruhi beberapa faktor diantaranya:
1. Kualitas semen, untuk konstruksi beton bertulang pada umumnya
dapat
2. Digunakan jenis-jenis semen yang memenuhi syarat-syarat
yang sudah ditetapkan.
3. Perbandingan campuran semen Portland, bahan tambahan (aditif)
dan air.
4. Cara mencampur komponen.
5. Agregat kasar (kerikil atau batu pecah).
6. Ketelitian pekerjaan perawatan
7. Umur beton.
8. Suhu udara waktu mencampur dan waktu proses pengerasan beton.
5
Material pembentuk beton menurut SNI beton:
1. Semen
Semen merupakan bahan hidrolis yang dapat bereaksi secara
kimia dengan air, sehingga membentuk material yang padat. Secara
umum, komposisi kimia semen Portland adalah seperti yang
diperlihatkan pada tabel berikut:
6
semen hidrolik atau adukan. Dalam struktur beton biasanya agregat
biasa menempati kurang lebih 70 % – 75 % dari volume beton yang
telah mengeras.
Agregat yang digunakan untuk beton harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
a. Ketentuan dan persyaratan dari SII 0052-80 “Mutu dan Cara Uji
Agregat Beton”. Bila tidak tercangkup dalam SII 0052-80 maka
agregat harus memenuhi ASTM C33 “Specification for
Structural Concrete Agregates”.
b. Ketentuan dari ASTM C330 “Specification for Light Weight
Agregates for Structural Concrete”, untuk agregat dan struktur
beton.
Berdasarkan ukurannya, agregat dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Agregat halus, diameter 0 – 5 mm disebut pasir, yang
dibedakan:
Pasir halus : Ø 0 – 1 mm
Pasir kasar : Ø 1 – 5 mm.
b. Agregat kasar, diameter ≥ 5 mm, biasanya berukuran
antara 5 – 40 mm yang disebut kerikil.
3. Air
Air yang digunakan untuk proses pembuatan beton yang paling
baik adalah air bersih yang memenuhi persyaratan air minum. Air
yang digunakan dalam proses pembuatan beton jika terlalu sedikit
maka akan menyebabkan beton akan sulit untuk dikerjakan, tetapi
jika kadar air yang digunakan terlalu banyak maka kekuatan beton
akan berkurang dan terjadi penyusutan setelah beton mengeras.
Menurut SK SNI 03-2847-2002, Syarat air yang dapat
digunakan dalam proses pencampuran beton adalah sebagai
berikut :
1. Air yang digunakan pada campuran beton harus lebih bersih dan
bebas dari bahan-bahan merusak yang mengandung oli, asam,
7
16 alkali, garam, bahan organik, dan bahan-bahan lainnya yang
dapat merugikan terhadap beton dan tulangan.
2. Air pencampur yang digunakan pada beton prategang atau beton
yang didalamnya tertanam logam aluminium, termasuk air
bebas yang terkandung dalam agregat tidak boleh mengandung
ion klorida dalam jumlah yang membahayakan.
3. Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada
campuran beton, kecuali pencampuran proporsi campuran beton
harus didasarkan pada campuran beton yang menggunakan air
dari sumber yang sama dan hasil pengujian pada umur 7 dan 28
hari pada kubus uji mortal yang dibuat dari adukan dengan air
yang tidak dapat diminum harus mempunyai kekuatan
sekurangkurangnya sama dengan 90% dari kekuatan benda uji
yang dibuat dengan air yang dapat diminum. perbandingan uji
kekuatan tersebut harus dilakukan pada adukan serupa,
terkecuali pada air pencampur yang dibuat dan uji sesuai
dengan “Metode uji kuat tekan untuk mortal semen hidrolis
(menggunakan specimen kubus dengan sisi 50mm)” (ASTM C 109).
8
Menurut Wahyudi (2011) Serat optik (fiber optic) adalah suatu pemandu
gelombang cahaya (light wave guide) yang berupa suatu kabel tembus pandang
(transparant), yang mana pemampang dari kabel tersebut terdiri dari dua bagian,
yaitu: bagian tengah yang disebut “Core” dan bagian luar yang disebut
“Cladding”. Cladding pada serat optik membungkus atau mengelilingi Core.
(Pratiwi et al., 2016). Adapun bentuk pemampang dari core dapat bermacam-
macam, antara lain pipih, segi tiga, segi empat, segi banyak atau berbentuk
lingkaran. Komposisi kandungan kimia kaca berbagai warna dapat di lihat pada
Tabel berikut:
Tabel 2 2 Komposisi kimia kaca sebagai warna
9
Menurut Shanmugavadivu (2014) mengemukakan kelebihan fiber optic jika
digunakan dalam pembuatan beton adalah sebagai berikut: (Pratiwi et al., 2016).
1. Aman, tidak ada listrik, panas, atau sinar ultraviolet di kabel serat optik.
2. Ideal untuk digunakan di dalam dan sekitar air, artefak berharga,lukisan,
permukaan yang mudah terbakar, dll.
3. Serba guna, dapat digunakan dalam berbagai aplikasi.
4. Ramah pemakaian, kabel ini tahan lama, tidak berkarat, dan dilindungi UV
plastik, sehingga tidak ada yang pecah atau terbakar, hampir bebas perawatan.
Kaca merupakan hasil penguraian senyawa-senyawa inorganik yang mana
telah mengalami pendinginan tanpa kristalisasi. Dalam kehidupan sehari-hari
kaca digunakan sebagai cermin, insulator panas, alat-alat laboratorium, dekorasi,
dan pembatas ruang. Limbah serbuk kaca biasanya dibuang langsung di tanah
maupun di sungai dalam jumlah yang cukup banyak. Hal ini tentu saja
menyebabkan pencemaran lingkungan, baik pada tanah maupun air. Salah satu
upaya untuk mengurangi volume limbah serbuk kaca adalah dengan
memanfaatkannya sebagai substitusi agregat halus dalam campuran beton.
Lestari dan Alhamdani (2014) menyebutkan jenis-jenis kaca sebagai berikut :
(Pratiwi et al., 2016).
1. Kaca Normal (Annealed Glass)
Kaca normal merupakan kaca datar dengan permukaan jernih dan tingkat
distorsi yang rendah digunakan untuk aplikasi pada bangunan perumahan,
shoppingmall, hotel atau restoran.
2. Kaca laminasi (Laminated Glass)
Kaca laminasi merupakan kaca yang terdiri dari 2 atau lebih lapisan dengan
satu atau lebih lapisan transparan dengan penambahan bahan plastic Polyvinyl
butiral (PVB) diantara kedua lapisannya. Sifat kaca diperkuat dengan adanya
lapisan PVB. Kaca ini digunakan untuk laminasi antara lain untuk bangunan
perkantoran, bank, museum, toko perhiasan dan lain-lain.
10
3. Tempered or Toughened Glass
Tempered glass merupakan kaca yang sangat kuat yang diproduksi dengan
perlakuan pemanasan seragam pada suhu sekitar 6500°C yang kemudian
didinginkan dengan cepat.
4. Heat strengthened glass
Heat strengthened glass merupakan jenis tempered glass yang diperkuat
secara termal dengan menginduksi tekanan permukaan, digunakan untuk
aplikasi pada dinding pemisah, lantai, atap dan kaca struktural.
5. Heat Soaked Tempered Glass
Heat Soaked Tempered Glass merupakan jenis kaca yang diproduksi
dengan teknik perendaman untuk mengurangi resiko kerusakan yang
diakibatkan proses produksi, digunakan untuk aplikasi pada bagian bangunan
yang memerlukan kekuatan terhadap perubahan temperatur, seperti kaca
struktural.
6. Kaca reflektif (Reflective glass)
Kaca reflektif merupakan kaca yang dilapisi logam pada salah satu nya
untuk meningkatkan refleksi panas dan cahaya. Jenis kaca ini memiliki
kelebihan pada estetika dan mengurangi panas dan silau pada eksterior
bangunan. Jenis kaca ini juga dapat mengurangi beban AC
7. Insulating Glass Unit (Double Glazing)
Insulating Glass Unit merupakan jenis kaca pabrikasi yang terbuat dari 2
atau lebih kaca panel dengan rongga udara diantara lapisan kacanya. Rongga
ini bisa diisi dengan udarakering atau gas agar memiliki kinerja termal lebih
baik.
8. Cermin (Mirror)
Cermin merupakan jenis kaca reflektif dengan tingkat refleksi yang tinggi.
Dapat memberikan bayangan pada objek di depannya. Digunakan pada
bangunan seperti pada kamar mandi, ruang ganti dinding dekoratif.
11
Dalam SNI 03-4142-1996 “Metode Pengujian Jumlah Bahan Dalam
Agregat Yang Lolos Saringan No.200 (0,075 mm) Pasir adalah butiran-
butiran mineral yang dapat lolos ayakan 4,8 mm dan tertinggal di atas ayakan
0,075 mm. Didalam pasir juga masih terdapat kandungan- kandungan
mineral yang lain seperti tanah dan slit. Pasir yang digunakan untuk bahan
bangunan harus memenuhi syarat yang telah ditentukan didalam (PUBI).
Pasir yang dapat digunakan sebagai bahan bangunan, jika kandungan lumpur
didalamnya tidak lebih dari 5. Dengan cara endapan ekivalen kadar lumpur
dalam pasir yang dinyatakan dalam (%) dapat diketahui secara cepat.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui besarnya kadar lumpur (tanah
liat dan silt) dalam pasir tersebut.
12
a. Memperoleh distribusi besaran atau jumlah persentase butiran, baik
agregat halus maupun agregat kasar
13
beton menurut SNI 03 2834-2000 sebagai berikut: (Taufiq Lilo Adi
Sucipto, 2020).
14
a. Menentukan mutu beton dan umur beton
Dalam penelitian ini, mutu beton yang akan digunakan adalah Fc’20
MPa dengan umur pengujian beton 28 hari. Penggunaan mutu beton 20
Mpa merupakan mutu standar yang digunakan pada pengecoran jalan
dan plat lantai bangunan bertingkat.
b. Menentukan Nilai Deviasi Standar (DS)
Tabel 2 3 Mutu Pelaksanaan Volume Adukan Dan Deviasi Standar
Mutu pekerjaan
Volume
Sebutan
Beton (m3)
Baik sekali Baik Dapat diterima
Kecil <1000 4,5< s ≤ 5,5 5,5 < s ≤ 6,5 6,5 < s ≤ 8,5
Sedang 1000-3000 3,5< s ≤ 4,5 4,5 < s ≤ 5,5 5,5 < s ≤ 7,5
Besar >3000 2,5 < s ≤ 3,5 3,5 < s ≤ 4,5 4,5 < s ≤ 6,5
Tingkat Pengendalian Sd
Mutu (MPa)
Pekerjaan
Memuaskan 2,8
Sangat Baik 3,5
Baik 4,2
Cukup 5,6
Jelek 7,0
Tanpa Kendali 8,4
Sumber: SNI 03 2834-2000
15
Karena dalam penelitian ini masih termasuk studi eksperimen, jadi
15 1,16
20 1,08
25 1,03
>30 1,00
(SNI 03 2834-2000).
setara dengan:
1,64 x s...............(2.1)
7. kuat tekan beton yang ditargetkan dapat dihitung
dengan Rumus:
Keterangan:
f ’cr = Kuat tekan rata-rata (Mpa).
f ’c = Kuat tekan yang disyaratkan (Mpa).
M = Nilai tambah (Mpa).
16
8. Menentukaan Jenis Semen Portland
Menurut Tjokrodimuljo (2007) Semen Portland merupakan
bahan pengikat hidrolis yang sangat penting dalam konstruksi
beton. Bahan perekat hidrolis yaitu dihasilkan dengan cara
menghaluskan klinker, terutama terdiri dari silikat-silikat
kalsium yang bersifat hidrolis dengam gips sebagai bahan
pembantu untuk membentuk pasta semen atau grout bila
bersenyawa dengan air dapat mengeras dan bila bereaksi dengan
agregat halus biasa disebut mortar (Pratiwi et al., 2016).
17
Tabel 2 6 Perkiraan Kuat Tekan Beton (Mpa) dengan Air semen danAgregat
Yang Biasa Dipakai di Indonesia
Umur Umur
Jenis Agregat Umur3 Umur7 Bentuk
28 91
Kasar hari hari Uji
Hari hari
Batu tak
17 23 33 40
Semen Tipe I dipecahkan Silinder
Batu pecah 19 27 37 45
Batu tak
Semen Tahan 20 28 40 48
dipecahkan
Sulfat TipeII, V
Kubus
Batu pecah
25 32 45 54
Batu tak
Semen Tipe 21 28 38 44 Silinder
Dipecahkan
III
Batu pecah 25 33 44 48
Pada tabel sesuaikan jenis semen, semen yang akan digunakan adalah
semen tipe 1 dan jenis agregat kasar yaitu batu pecah serta umur rencana28
hari dengan bentuk benda uji silinder dan didapatkan kuat tekan senilai 32
MPa pada nilai faktor air semen (Fas) 0,5.
Gambar 2 1 Hubungan Faktor Air Semen dan Kekuatan Tekan Beton Untuk
Benda Uji Silinder
Sumber: 03-2834-2000
18
Cara menggunakan Grafik adalah sebagai berikut:
1. Tarik garis vertikal fas 0,5 sesuai dengan tabel.
2. Kemudian Tarik secara horizontal nilai kuat tekan silinder 32 Mpa ke
kanan sampai berpotongan dengan nilai fas 0,5.
3. Setelah berpotongan dibuat garis parabola diantara garis pertemuan
titik 32Mpa dan fas 0,5.
4. Setelah didapat garis parabola baru, kemudian gunakan kuat tekan yang
direncanakan f’cr = 32 Mpa.Kemudian Tarik secara horizontal dari
nilai f’cr (32 MPa) sampaimenyentuh garis parabola yang baru.
5. Kemudian Tarik kebawah secara tegak lurus sampai menyentuh nilai
fas dan kemudian baca nilai fas yang akan dicari.
6. Maka akan didapat nilai fas bebas = 0,58
7. Faktor air semen adalah perbandingan jumlah air dengan jumlah
semen, semakin tinggi nilai fas, maka semakin kecil nilai kuat tekan
beton sehingga harus hati-hati dalam menentukan nilai fas.
8. Menentukan jumlah semen minimum dan faktor air semen maksimum
sesuai dengan tabel 2.7.
Korosif
19
Beton di luar ruangan bangunan:
a. Air tawar
b. Air laut ̶
20
9. Besar Butir Agregat Maksimum
Besar butir agregrat maksimum yang ditentukan dalam
penelitian ini adalah 40 mm.
Slump (mm)
Ukuran Maks
Jenis Batuan 0– 10 - 30 30 – 60 60 -180
Kerikil
10
Tak dipecah 150 180 205 225
10
Pecah 180 205 230 250
21
22
11. Menentukan Persentase Agregat Halus dan Agregat Kasar
Untuk menentukan persentase agregat halus dan
agregat kasar dapat dilihat pada gambar grafik 2.2.
Gambar 2 2 Grafik persen pasir terhadap kadar
total agregat
Sumber: 03-2834-2000
- Susunan besar butir agregat halus adalah daerah gradasi
agregat no.2 sesuai dengan tabel SNI 03-2834-2000.
23
berdasarkan ukuran maksimum agregat dan nilai slump
yang direncanakan.
b. Tarik garis vertikal ke atas sampai kurva yang paling atas
diantara 2 kurva yang menunjukan daerah gradasi pasir.
c. Kemudian, Tarik garis horizontal ke kanan, baik kurva
batas atas maupun kurva batas bawah yang berada di
daerah gradasi dan catatnilainya.
d. Ambil rata-rata dari hasil kedua nilai tersebut
e. Untuk persentase agregat kasar dihitung dengan
rumus:100% - persentase agregat halus.
12. Berat Jenis Relatif Agregat
Berat jenis relative agregat diambil dari hasil
laboratorium.Berat jenis agregat gabungan dapat dihitung
dengan rumus berikut.
BJ agregat gabungan = (%AH x BJ Agregat halus) + (%AK x
BJ Agregat kasar)..................................................................(2.5)
Dengan :
BJ agregat gabungan = Berat jenis agregat gabungan BJ
agregat halus = Berat jenis agregat halus
BJ agregat kasar = Berat jenis agregat kasar
%AH = Persentase agregat halus
%AK = Persentase agregat kasar
24
13. Mencari Nilai Berat Isi Beton Dengan Menggunakan Gambar 2.3.
Gambar 2 3 Grafik Perkiraan Berat Beton Basah.
Sumber: 03-2834-2000
Cara menggunakan grafik adalah sebagai berikut:
a. Pada gambar 2.3 diatas, Tarik garis sesuai dengan nilai
berat jenis agregat gabungan sejajar dengan garis linier
yang telah ada pada grafik.
b. Tarik garis vertical keatas sampai memotong garis yang
telah dibuat tadi sesuai dengan nilai kadar air bebas
kemudian Tarik garis horizontal ke kiri pada perpotongan
kedua garis diatas dan catat nilainya.
14. Pemeriksaan slam beton segar
Dengan pemeriksaan slam diperoleh nilai slam yang
dipakai sebagai tolok ukur kelecakan beton segar, yang
berhubungan dengan tingkat kemudahan pengerjaan beton.
Bertujuan untuk mengetahui langkah dan besarnya nilai uji
slam.
Penetapan nilai slump untuk berbagai pengerjaan beton
dapat dilihat pada tabel dibawah ini
25
26
Tabel 2 9 Penetapan nilai slump adukan beton
Nilai Slump
Uraian
Maksimum Minimum
Sumber : Tjokrodimuljo(2007)
27
P
F¿
A
Dengan:
F’c = Kuat tekan beton (MPa)
P = Beban maksimum (N)
A = Luas penampang benda uji (mm)
2.4 Penelitian Terdahulu
Pada tahun 2021 Asrafi Abrar dan Masril melakukan penelitian terkait terkait
pengaruh penambahan limbah kaca terhadap kuat tekan beton pernah dilakukan
dengan mutu beton fc' 14.5 dan variasi pecahan kaca sebesar 0%, 4%, 6%, 8%
dari berat agregat halus. Pengujian kuat tekan beton dilakukan pada beton umur 7
hari, 14 hari dan 28 hari. Hasil uji kuat tekan selama 28 hari menunjukan bahwa
nilai Dari hasil penelitian dan pengujian, penambahan tumbukan limbah kaca
sebesar 0% (beton normal) tekan umur 28 hari f’c 14,53 Mpa, untuk 4% kuat
tekan umur 28 hari f’c 12,83 Mpa, untuk 6% kuat tekan umur 28 hari f’c 12,46
Mpa, untuk dan 8% kuat tekan umur 28 hari f’c 12,08 Mpa
Syf. Umi Kalsum dan Betti Ses Eka Polonia pada tahun 2021 melakukan
penelitian mengenai pengaruh limbah kaca pengganti agregat halus terhadap kuat
tekan beton dengan variasi serbuk kaca sebesar 2% dan 4% sebagai pengganti
agregat halus. Tujuan pencampuran limbah kaca diharapkan dapat meningkatkan
nilai kuat tekan beton. Uji kuat tekan beton dilakukan pada umur 7 hari, 14 hari
dan 28 hari. Dengan hasil uji kuat tekan paling rendah yaitu beton variasi 4% dan
hasul uji kuat tekan tertinggi pada variasi 2%, presentase penambahan limbah
kaca yang paling optimal terhadap kuat tekan beton maksimum adalah variasi
campuran 2% dengan hasil 11.88 MPa dan 11.32 MPa.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Ananda Welas Asih pada tahun 2018,
Ananda meneliti pengaruh serbuk kaca sebagai bahan pengganti sebagian agegat
halus pada beton mutu tinggi dengan menggunakan serbuk kaca sebagai substitusi
pasir dengan proporsi 0%,5%,10%,15% dan 20% terhadap volume pasir, dengan
ukuran ada penelitian ini mnegggunakan metode SNI 7656-2012 dengan hasil
pengujian menunjukkan bahwa proporsi maksimum serbuk kaca didapatkan pada
28
variasi 5% yaitu pada pengujian tarik belah, modulus runtuh dan kuat geser beton
mengalami peningkatan rata-rata berturut-turut sebesar 45.378%, 13.415%, dan
12.59%. Sedangkan pada pengujian kuat tekan didapatkan proporsi maksimum
pada variasi 10% dengan peningkatan sebesar 7.957%.
Oktavian Bagus Pratama melakukan penelitian terhadap Pengaruh
penambahan kabel fiber optic sebagai bahan pengganti sebagian semen dapat
meningkatkan kuat tekan beton. Dari hasil uji kuat tekan beton normal diperoleh
rata rata sebesar 23,59 Mpa dengan penambahan serat 1% diperoleh rata-rata
sebesar 26,37 Mpa mengalami peningkatan 11,78% dari beton normal. Dengan
penambahan serat 1,5% diperoleh rata rata sebesar 31,85% Mpa mengalami
peningkatan 35% dari beton normal, dan dengan [penambahan serat 2%
diperoleh rata-rata sebesar 28,54 Mpa mengalami peningkatan 20,98 % dari beton
normal. Presentase penambahan limbah fiber optic yang dapat meningkatkan kuat
tekan beton secara optimal adalah 1,5 %, diperoleh rata- rata kuat tekan sebesar
31,85 Mpa yaitu mengalami peningkatan 35% dari beton normal,
Pada tahun 2016 Sustika Pratiwi, Hakas Prayuda dan Fadillawaty Saleh
melakukan penelitian kuat tekan beton serat menggunakan variasi fibre optic dan
pecahan kaca. Penelitian ini menggunakan serat optik yang merupakan serat
sintetis diperoleh dari bagian dalam kabel optik. Kaca merupakan bahan yang
mudah ditemukan dan memiliki nilai ekonomis, selain itu kaca juga memiliki
ketahanan abrasi yang sangat baik cuaca dan serangan kimia. Tiga variasi
kandungan serat digunakan untuk ini penelitian yaitu 0,1%; 0,15%; 0,2% dengan
panjang 10 cm. Sedangkan serbuk pecahan kaca yang digunakan adalah 20%
dari berat pasir. Dalam pembuatan benda uji menggunakan perhitungan ACI
544.IR-96 yang menghasilkan kuat tekan rata-rata kadar serat 0,1%(22,43 MPa),
0,15%(24,31 MPa), 0,2%(29,63 MPa) dapat disimpulkan bahwa penambahan
serat dari 0,1% menjadi 0,15% mengalami peningkatan kuat tekan rata-rata
sebesar 8,4% dan penambahan serat dari 0,15% menjadi 0,2% mengalami
peningkatan rata-rata sebesar 21,9%.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
30
Mulai
Studi Literatur
Tidak
Persiapan alat dan bahan
YA
Memenuhi syarat
Mix Design SNI 02-2834-2000
Analisis data
Selesai
31
Gambar 3 1 Bagan alir penelitian
32
3.3 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ayakan Agregat Untuk mengayak agregat halus dan agregat kasar.
2. Cetakan silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm
untukmencetak benda uji silinder.
3. Gelas ukur Untuk mengukur takaran air.
4. Kerucut abrams untuk pengujian slump campuran beton.
5. Sendok semen untuk memasukan dan meratakan campuran
betonkedalam cetakan silinder.
6. Timbangan untuk menimbang berat bahan uji.
7. Compressing Test Machine (CTM) adalah alat yang digunakan
untuk menguji kuat tekan beton.
8. Piknometer untuk pengujian berat jenis pasir.
9. Oven dengan kapasitas temperature 2200C untuk mengeringkan
agregat.
10. Kaliper untuk mengukur dimensi benda uji.
11. Cetakan Capping untuk mencetak belerang yang telah leleh
kemudian dilapisi pada permukaan beton agar rata.
Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah :
1. Semen Portland merk Dynamix.
2. Agregat halus dan agregat kasar yang berasal dari sungai Serayu.
3. Air yang digunakan adalah air dari labolatorium teknologi
bahanFakultas Teknik & Sains.
4. Serat Fiber optic yang sudah diproses digunakan sebagai bahan
tambah serat pada beton.
5. Serbuk pecahan kaca yang sudah dihaluskan dan berukuran sama
seperti agregat halus.
33
3.4 Persiapan Bahan Campuran
Pengolahan fiber optic untuk bahan campuran beton dengan cara
memisahkan kulit kabel dengan serat opticnya dan serat optic dipotong-
potong sektar 5 cm. Serbuk kaca didapatkan dari limbah botol bekas, kaca
dicuci hingga bersih kemudian kaca ditumbuk halus hingga menyeruoai
agregat halus.
3.5 Pengujian Agregat Halus
1. Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus
Analisa gradasi ini dilakukan untuk mengetahui distribusi besaran
atau jumlah persentase butiran agregat halus dengan menggunakan
saringan yang disusun berurutan. Distribusi yang diperoleh dapat
ditunjukan dalam tabel atau grafik. Langkah-langkah pemeriksaan
gradasi agregat halus adalah :
a. Pasir dikeringkan dalam oven dengan suhu (110 ± 5)°C sampai
kering, kemudian ambil sampel sebanyak 1000 gram.
b. Sampel dimasukan kedalam saringan yang telah disusun berurutan
mulai dari yang terbesar sampai yang terkecil, yaitu 4,75mm;
2,36mm; 1,18mm; 0,60mm; 0,30mm; 0,15mm; pan, kemudian
saringan tersebut digoyangkan dengan mesin selama 15 menit.
34
a. Benda uji dalam oven dikeringkan pada suhu (110 ± 5)°C, sampai berat
tetap, yang dimaksud berat tetap adalah keadaan berat benda uji selama
3 kali proses penimbangan dan pemanasan dalam oven dengan selang
waktu 2 jam berturut-turut, tidak akan mengalami perubahan kadar air
lebih besar daripada 0,1 %, benda uji didinginkan pada suhu ruang,
kemudian benda uji direndam dalamair selama (24 ± 4) jam.
b. Air perendam dibuang dengan hati-hati, jangan sampai ada butiran
yang hilang, agregat di atas talam ditebarkan, lalu dikeringkan di udara
panas dengan cara membalik-balikan benda uji, permukaan jenuh
dikeringkan sampai tercapai keadaan kering.
c. Permukaan jenuh yang dalam keadaan kering diisikan benda uji ke
dalam kerucut terpancung, lalu dipadatkan dengan batang penumbuk
sebanyak 25 kali, kerucut terpancung diangkat, keadaan.
d. kering permukaan jenuh tercapai bila benda uji runtuh akan tetapi
masih dalam keadaan tercetak.
e. Permukaan jenuh yang dalam permukaan kering dimasukan 500 gram
benda uji ke piknometer; air suling dimasukan 90% isi piknometer,
putar sambil diguncang sampai tak terlihat gelembung udara
didalamnya, untuk mempercepat proses ini dapat dipergunakan pompa
hampa udara, tetapi harus diperhatikan jangansampai ada air yang ikut
terhisap, dapat juga dilakukan dengan merebus piknometer.
f. Piknometer dalam air dan ukur suhu air direndam untuk penyesuaian
perhitungan kepada suhu standar 25°C.
g. Air ditambahkan sampai mencapai tanda batas.
h. Piknometer berisi air dan benda uji ditimbang sampai ketelitian 0,1
gram (Bt).
i. Benda uji dikeluarkan, oven dengan suhu (110 ± 5)°C dikeringkan
sampai berat tetap, kemudian dinginkan benda uji dalam desikator.
j. Benda uji yang sudah dingin kemudian ditimbang (Bk).
35
3. Piknometer yang berisi air penuh ditentukan beratnya dan ukur
suhuair menggunakan penyesuaian dengan suhu standar 25°C (B).
4. Pemeriksaan Kadar Lumpur Agregat Halus
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kadar lumpur yang
terdapat pada agregat halus. Langkah-langkah pemeriksaan kadar
lumpur agregat halus adalah :
a. Cawan kosong ditimbang untuk wadah pasir dalam satuan gram pada
timbangan digital.
b. Pasir sebesar 150 gram dimasukan kedalam cawan yang sudah
ditimbang tadi.
c. Menimbang pasir kering sebesar 100 gram sebagai berat awal(A).
d. Pasir dimasukan kedalam gelas ukur dan tambahkan air setinggi 12cm
dari permukaan atas pasir.
e. Gelas ukur ditutup dengan telapak tangan dan melakukan pencucian
dengan cara menggoyangkan gelas ukur selama 1 menit, lalu diamkan
air mengendap didasar gelas ukur dan membuang air keruhnyadengan
hati-hati jangan sampai ada pasir yang ikut terbuang.
f. Pencucian pasir diulangi dengan cara yang sama sebanyak 7 kali
pencucian.
g. Meletakan pasir yang sudah dicuci ke dalam cawan
h. Mengatur suhu oven (110 ± 5)° C.
i. Cawan yang berisi pasir yang sudah dicuci dimasukan kedalam oven
selama 24 jam sebagai berat akhir(B).
j. Cawan yang berisi pasir yang sudah dioven selama 24 jam diambil dan
menghitung kandungan lumpur dalam pasir.Pengujian Agregat Kasar
5. Uji Gradasi Agregat Kasar
Uji gradasi adalah penentuan persentase berat butiran agregat
yang lolos dari satu set saringan kemudian angka-angka persentase
dapat ditunjukan dalam grafik atau tabel. Langkah-langkah
pengujian agregat kasar sebagai berikut:
36
a. Benda uji dikeringkan dalam oven dengan suhu (110 ± 5)° C,
sampai berat tetap.
b. Ayakan yang akan digunakan dipersiapkan dan disusun dari atas
dengan diameter ayakan yang paling besar mengacu pada (SNI 03-
2834-2000).
c. Benda uji yang lewat disusunan saringan dengan ukuran saringan
paling besar ditempatkan paling atas. Saringan diguncang dengan
tangan atau mesin pengguncang selama 15 menit.
d. Persentase berat benda uji yang tertahan diatas masing-masing
saringan dihitung terhadap berat total benda uji yang telah disaring
(SNI 03-1968-1990).
6. Uji Berat Jenis Agregat Kasar
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan berat jenis, berat jenis
kering permukaan jenuh (saturated surface dry = SSD), berat jenis
semu (apparent) dari agregat kasar. Adapun langkah-langkah
pemeriksaan sebagai berikut:
a. Cuci benda uji untuk menghilangkan debu atau bahan-bahan lain
yang melekat pada permukaan.
b. Keringkan benda uji dalam oven pada suhu (110 ±5)°C sampai
berat tetap
c. Dinginkan benda uji pada suhu ruangan selama 1-2 jam, kemudian
timbang dengan ketelitian 0,5 gram (Bk).
d. Rendam benda uji pada suhu kamar selama 24 ± 4 jam.
e. Keluarkan benda uji dari dalam air kemudian lap dengan kain
penyerap sampai selaput air pada permukaan hilang, untuk butiran
yang besar pengeringan harus satu persatu.
f. Timbang benda uji kering permukaan jenuh (Bj).
g. Letakan benda uji didalam keranjang, goncangkan batunya untuk
mengeluarkan udara yang tersekap dan tentukan beratnya di
dalamair (Ba), dan ukur suhu air untuk penyesuaian perhitungan
pada suhu standar (25° C).
37
3.6 Mix Design Beton
Perencanaan Campuran Beton (Mix Design) dilakukan
berdasarkanhasil pengujian dari masing-masing bahan yang akan
digunakan untuk pencampuran beton. Perencanaan campuran beton pada
penelitian ini sesuai dengan SNI 03-2834-2000.
3.7 Pembuatan Benda Uji dan Pengujian Beton Segar (Slump)
Pembuatan benda uji dilakukan setelah tahap pengujian agregat selesai
dilakukan dan hasil uji agregat memenuhi syarat untuk bahan
pencampuran beton. Langkah – langkah pembuatan benda uji pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bahan yang akan digunakan dipersiapkan kemudian menimbang
bahan yang telah dipersiapkan sesuai dengan mix design yang
telahditentukan.
2. Memasukkan bahan mulai dari kerikil, pasir, semen kedalam mesin
mixer secara bertahap hingga tercampur merata. Setelah itu
tambahkanair.
3. Campuran yang sudah merata dilakukan uji slump flow.
4. Pengujian slump flow dilakukan dengan alat kerucut Abrams dan
papan berukuran ±100cm x 100cm. Cara pengujiannya ialah :
- Papan atau plat disiapkan dan dibasahi dengan sedikit air agar
licin.
- Kerucut Abrams diletakan tepat pada tengah-tengah papan
dengan posisi terbalik (diameter besar berada di atas).
- Masukan adukan secara bertahap sebesar 1/3 isi cetakan, setiap
lapis ditumbuk sebanyak 25 kali tumbukan secara merata,tongkat
harus masuk sampai lapisan bawah tiap-tiap lapisan.
- Setelah kerucut penuh dan lapisan atasnya diratakan, adukan
beton didiamkan selama 30 detik.
- Selanjutnya kerucut diangkat perlahan secara vertikal atas.
- Cetakan diangkat dan diletakan disamping benda uji kemudian
ukurlah slump yang terjadi dengan menentukan perbedaan tinggi
38
cetakan dengan tinggi benda uji.
39
Pengujian kuat tekan bertujuan untuk mengetahui beban maksimal
yang dapat ditahan beton. Alat uji yang digunakan adalah mesin
Compression Testing Machine. Pengujian kuat tekan dilakukan
setelahbeton berumur 28 hari. Langkah – langkah pengujian kuat tekan
beton adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan benda uji silinder yang akan diuji.
2. Melapisi permukaan atas benda uji dengan belerang agar
permukaan rata.
3. Benda uji diletakan tepat di tengah-tengah alat uji kuat tekan
4. Pastikan jarum alat uji mengarah pada angka nol.
5. Menyalakan alat uji kemudian mencatat beton maksimal
ditunjukkan oleh jarum penunjuk hingga beton hancur atau retak.
6. Beban maksimal yang mampu ditahan benda uji dicatat kemudian
menghitung kuat tekan silinder beton.
3.10 Analisis Perhitungan Data
Analisis perhitungan dari data yang telah didapatkan dari hasil
penelitian dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
1. Uji Gradasi Agregat
Uji gradasi agregat bertujuan untuk menentukan persentase berat
butiran pada satu unit saringan, dengan ukuran diameter
lubangtertentu. Berikut rumus yang dipakai untuk uji gradasi
agregat: Presentase
Berat tertahan saringan
Kelolosan : X 100 ................(3.1)
Berat total
40
rumus yang digunakan pada uji berat jenis:
Berat jenis (Bulk Specify Gravity)
Bj
= Bj−Ba .......................……......................(3.2)
Penyerapan
BkBerat tertahan saringan
= x 100 %.…(3.5)
berat total
Keterangan :
Bk = Berat benda uji kering oven (gr).
Bj = Berat benda uji kering permukaan jenuh (gr).
Ba = Berat benda uji kering permukaan jenuh di dalam
air (gr).
41
=500______
..……................…..(3.8)
𝐵+500−𝐵𝑡
= 𝐵𝑘
𝐵+𝐵𝑘−𝐵𝑡 ……….............…....(3.9)
Penyerapan (Absorption)
= 500−𝐵𝑘 × 100%........(3.10)
𝐵𝑘
Keterangan :
Bk = Berat benda uji kering oven
B = Berat Piknometer isi air
Bt = Berat Piknometer + benda uji + air
c. Uji Kadar Lumpur Agregat Halus
Pemeriksaan kadar lumpur pada agregat halus(pasir)
bertujuan untuk menentukan besarnya (persentase)
kadar lumpur dalam agregat halus yang digunakan
sebagai campuran beton. Kandungan lumpur
<5% merupakan ketentuan bagi penggunaan agregat
halus untuk pembuatan beton. Berikut rumus yang
dipakai untuk uji Kandungan Lumpur Agregat
Halus:Kandungan Lumpur
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
= 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 × 100%
………………(3.11)
d. Uji Kuat Tekan Beton
Kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan
luas, yang menyebabkan benda uji beton hancur bila
dibebani dengan gaya tekantertentu yng dihasilakn oleh
mesin tekan. Untuk memperoleh nilai kuattekan beton (σ)
digunakan rumus:
P
σ = ...............................................................(3.12)
A
Keterangan:
σ = Kuat tekan benda uji (kg/cm3).
42
P = Beban maksimum (kg).
A = Luas Penampang (cm3)
43
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
SNI :03-
2834-
Kelolosan
No Diameter Berat Berat Prosentase 2000
Ayakan Tertahan Tertahan Komulatif Zona
(mm) (gram) (%) (%) (%) 4
1 4,8 12,1 1,21% 1,21% 98,79% 95 - 100
2 2,4 5,8 0,58% 1,79% 98,21% 95 - 100
3 1,2 9,90 0,99% 2,78% 97,22% 90 - 100
4 0,6 60,80 6,08% 8,86% 91,14% 80 - 100
5 0,3 473,40 47,34% 56,2% 43,8% 15 - 50
6 0,15 321,20 32,12% 88,32% 11,68% 0 - 15
7 PAN 116,80 11,68% 100%
Jumlah 1.000
Sumber : Analisis, 2023
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛 𝑘𝑜𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑢𝑙𝑎𝑖 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛
FM =∑ 0,15𝑚𝑚
100
88,32+56,20+8,86+2,78+1,79+1,21 159,16
= 100 = 100 =1,5916
44
Gambar 4 1 Grafik Gradasi Agregat Halus
90 95
80
80
98.79
60 50
43.80
40
15 15
20
0 11.68
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
Ukuran Ayakan (mm)
Batas Atas Batas Bawah
Sumber : Analisis,2023
Dari hasil perhitungan maka diketahui modulus halus
sebesar 1,5916%. Nilai ini masih dalam batas yang diizinkan
yaitu 1,5% – 3,8% (SNI S-04-1989-F) dan sesuai dengan hasil
pemeriksaan gradasi pasir, maka pasir yang digunakan
memenuhi syarat dan masuk dalam gradasi zona 4.
2. Kadar Pemeriksaan Lumpur Agregat Halus
45
𝑎−𝑏 100−97
b. 𝑥 100% = 𝑥 100% = 3,0%
𝑎 100
𝑎−𝑏 100−97,5
c. 𝑥 100% = 𝑥 100% = 2,5%
𝑎 100
Tabel 4 3 Hasil Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapa air Agregat Halus
Contoh Satuan I II III
46
2,57.
47
Gambar 4 2 Grafik Gradasi Agregat Kasar
100
80
Lolos Komulatif %
60
40
20
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Sumber :Analisis,2023
48
Penyerapan :
2,37% 2,31% 2,43%
= (B-A)/A x 100%
Sumber :Analisis, 2023.
Dari hasil uji berat jenis pada tabel 4.5 berat jenis yang dipakai
untuk perencanaan campuran beton adalah berat jenis permukaan
jenuh (SSD) dengan nilai sebesar 2,56.
49
21. Kebutuhan Agregat Halus 517 Kg/m3
22. Kebutuhan Agregat Kasar 1329 Kg/m3
Kesimpulan :
Volume Berat Total Air Semen Agregat Agregat
Halus Kasar
1m3 2380 185 319 517 1329
Proporsi 0.58 1.0 1.62 4.17
Adukan
Sumber : Analisis,2023
2. Beton Variasi
Tabel 4 7 Mix Desain Beton Variasi
No. Uraian Nilai Satuan
1. Kuat Tekan Direncakanan 20 Mpa
2. Deviasi Standar 7 Mpa
3. Margin 12 Mpa
4. Kuat Tekan Rata Rata 32 Mpa
5. Jenis Semen Type I
6. Jenis Agregat Kasar Pecah
7. Jenis Agregat Halus Alam
8. Faktor Air Semen 0.58
9. Faktor Air Semen Maksimum 0.6
10. Nilai Slumpflow 60-180 Mm
11. Ukuran Maksimum Agregat 40 Mm
Kasar
12. Kebutuhan Air Penyesuaian 185 Kg/m3
Admixture
13. Kadar Semen 319 Kg/m3
14. Kadar Semen Maksimum 385
15. Kadar Semen Minimum 275
16. Daerah Gradiasi Agregat Halus Zona 4
17. Persen Berat Agregat Halus 28 %
18. Berat Jenis Agregat Campuran 2.48
19. Berat Isi Beton 2295 Kg/m3
50
20 Kebutuhan Agregat 1791 Kg/m3
21. Kebutuhan Agregat Halus 501 Kg/m3
22. Kebutuhan Agregat Kasar 1290 Kg/m3
Kesimpulan :
Volume Berat Total Air Semen Agregat Agregat
Halus Kasar
1m3 2295 185 319 501 1290
Proporsi 0.58 1.0 1.57 4.04
Adukan
Sumber : Analisis,2023
1. Hitung Deviasi Standar
Standar deviasi akan digunakan untuk nilai margin atau angka
aman yang apabila kita disain itu paling tidak akan setara atau lebih
sedikit dari mutu yang direncanakan.
Tabel 4 8 Nilai Deviasi Standar.
Tingkat Pengendalian Mutu Pekerjaan Sd (MPa)
Memuaskan 2,8
Sangat Baik 3,5
Baik 4,2
Cukup 5,6
Jelek 7,0
Tanpa Kendali 8,4
Sumber :SNI 03-2834-2000
Karena belum ada pengalaman sehingga gunakan pengendali yang
jelek yaitu 7 MPa.
2. Nilai Tambah / Margin (M)
Tabel 4 9 Nilai Margin
Jumlah pengujian Faktor penggali deviasi
standar
< 15 -
15 1,16
20 1,08
51
25 1,03
>30 1,00
Sumber :SNI 03-2834-2000
52
Tabel 4 10 Jenis Semen
32
53
Tabel 4 11 Persyaratan Jumlah Semen Minimum
54
a. nilai slump yang ditentukan di dalam indoor yaitu 60mm- 180
mm
55
digunakan adalah 0,58
28
%
0,5
8
Analisis:2023.
Pada mix design kali ini agregat maksimum yang digunakan
adalah 40mm, sehingga digunakan grafik 15. Kemudian
berdasarkan nilai slump yang telah ditentukan (60mm-180mm)
maka digunakan grafik No.4 Kemudian dengan menggunakan
nilai fas yang digunakan yaitu 0,58 dan daerah gradasi agregat
halus yaitu gradasi 4, maka persen agregat halus dapat ditentukan.
Dari nilai fas 0,58 tarik garis vertical hingga memotong dua buah
kurva daerah gradasi 2, lalu Tarik garis horizontal ke kanan, maka
didapatkan persen agregat halus yaitu 28%. Dapat dihitung
dengan rumus :
Beton Normal
Diketahui : Bj AH = 2,57
56
Bj AK = 2,56
57
Bj Ag. Gab = (persen Ag. Halus x Bj Ag. Halus ) + ( persen Ag.
Kasar x Bj Ag. Kasar ) = (0,28 x 2,57)+( 0,72 x 2,56) = 2,56
Berat jenis agregat gabungan
(SSD).
Dimana persen Ag kasar = 100%- Persen Ag. Halus
Beton Variasi
Diketahui : Bj AH+Kaca = 2,27
Bj AK = 2,56
Bj Ag. Gab = (persen Ag. Halus + kaca x Bj Ag. Halus dan kaca )
+ ( persen Ag. Kasar x Bj Ag. Kasar ) =(0,28 x 2,27)+( 0,72 x
2,56) = 2,48 Berat jenis agregat gabungan (SSD)Dimana persen
Ag kasar = 100%- Persen Ag. Halus.
Berat isi beton
Beton Normal
Gambar 4 5 Grafik perkiraan berat isi beton basah.
58
sampai menyentuh kurva bj agregat gabungan yang telah dibuat
- Kemudian tarik garis horizontal kearah kiri sehingga akan
diperoleh berat isi beton
4. Kadar Ag. Gabungan = Berat isi beton-kadar semen-kadar air
bebas
= 2350 –319 -185
= 1846 kg/m3
5. Kadar agregat halus = Persen agregat halus x kadar Ag.
Gabungan
= 28% x 1846
= 517 kg/m3
6. Kadar agregat kasar = Kadar ag. Gabungan x persen ag. Kasar
= 1846x 72%
=1329 kg/m3
7. Proporsi campuran teoritis
Dari hasil mix desain di atas adalah untuk campuran setiap m3.
a. Asumsikan jika untuk membuat 1 benda uji silinder
=¼ x 3,14 x 15²x 30
=5298,75 cm
= 0,00529875 m3
b. Penyusutan 20%
0,00529875 + (0,00529875*20%)
=0,0063617 m3
59
= 2,03 kg
60
2. Air = 185 x 0,0063617
= 1,18 kg
= 8,46 kg
= 3,29 kg
61
Beton Variasi.
Gambar 4 6 Grafik berat isi beton variasi
Sumber: Analisis
62
Asumsikan jika untuk membuat 1 benda uji silinder =¼ x
3,14 x 15²x 30
=5298,75 cm = 0,00529875 m3
Penyusutan 20%
63
Fiber optic 0,2% = 0,2% x 14,61 = 0,0292 kg
Fiber optic 0,3% = 0,3% x 14,61 = 0,044 kg
Fiber optic 0,4% = 0,4% x 14,61 = 0,058 kg
Kebutuhan bahan tambah fiber optic untuk 3 benda uji
silinder
64
Tabel 4 14 Kebutuhan material untuk 3 kali adukan
Material
Jumlah Serat Serbuk
Kode benda uji benda Agregat Agregat
Semen Air fiber kaca
uji halus kasar
(Kg) (Kg) optic 10%
(Kg) (Kg)
(Kg)
BN 3 6,09 9,87 25,35 3 0 0
65
Gambar 4 7 Perbandingan Nilai Slump dan Persentase Serat Fiber optic.
8
Nilai Slump (cm)
0
BN BV1/0,2 BV2/0,3 BV3/0,4
Variasi Serat Fiber optic dan Serbuk Kaca (%)
66
Benda Uji 3 13,10
BV1-0,2 Benda Uji 1 12,59 12,58 1977,46
Benda Uji 2 12,48
Benda Uji 3 12,67
BV2-0,3 Benda Uji 1 12,56 12,54 1971,17
Benda Uji 2 12,74
Benda Uji 3 12,32
BV3-0,4 Benda Uji 1 12,48 12,30 1933,45
Benda Uji 2 12,22
Benda Uji 3 12,20
Sumber :Analisis,2023
Gambar 4 8 Grafik berat isi beton.
2150.00
2089.75
2100.00
2050.00
2000.00 1977.97 1971.68
1933.94
1950.00
1900.00
1850.00
1800.00
BN Bv1/0,2 Bv2/0.3 Bv3/0.4
Variasi Serat Fiber optic dan Serbuk Kaca 10(%)
Sumber:Analisis,2023
Berdasarkan grafik 4.7, Data pemeriksaan berat isi beton untuk
berbagai variasi benda uji disimpulkan bahwa beton normal
mempunyai berat isi 2090,11 kg/𝑚3. Hampir memenuhi berat isi beton
rencana yaitu 2350 kg/𝑚3. Sedangkan untuk beton dengan variasi serat
fiber optic dan serbuk pecahan kaca, didapatkan berat isi terendah pada
variasi BV3-0,4 yaitu 1933,45 kg/𝑚3. Penambahan serat serat fiber
optic dengan variasi yang semakin besar didapatkan berat beton yang
semakin kecil. Penurunan berat beton dikarenakan serat fiber optic
memiliki berat yang lebih ringan daripada berat bahan penyusun beton
lainnya.
67
4.6 Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton
23.82
25.00 22.51
20.76 21.70
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
1 2 3 4
Variasi Serat Fiber optic dan Serbuk Kaca 10 (%)
Sumber:Analisis,2023
68
Dari grafik uji kuat lentur 4.8, hasil pengujian kuat tekan beton
dari masing- masing variasi yaitu 0%, 0,2%, 0,3% dan 0,4% didapatkan
nilai kuat tekan beton rata-rata variasi sebesar 20,76 MPa, 21,70 MPa,
22,51 MPa, dan 23,82 MPa. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa
beton dengan kuat tekan tertinggi terdapat pada beton variasi
penambahan serat fiber optic 0,4% sebesar 23,82.
69
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
a. Nilai Slump Beton menggunakan variasi serat fiber optic kadar 0,2%;
0,3%; dan 0,4% berturut-turut diperoleh sebesar 10 cm, 10.2 cm dan
9.2 cm
b. Hasil pengujian kuat tekan beton dari masing- masing variasi yaitu
0%, 0,2%, 0,3% dan 0,4% didapatkan nilai kuat tekan beton rata-rata
variasi sebesar 20,76 MPa, 21,70 MPa, 22,51 MPa, dan 23,82 MPa.
Dengan hasil tertinggi terdapat pada penambahan serat fiber optic
dengan variasi 0,4%.
c. Pengaruh penambahan serat fiber optic dan serbuk pecahan kaca 10%
pada kuat tekan beton diperoleh hasil bahwa penambahan fiber optic
memberikan kenaikan pada nilai kuat tekan beton.
Dengan penelitian ini beton variasi yang saya hasilkan mempunyai berat
yang lebih ringan daripada berat beton normal, namun mempunyai nilai
kuat tekan yang lebih tinggi dibandingkan dengan beton normal.
5.2 Saran
70
DAFTAR PUSTAKA
Asih A welas. Pengaruh Serbuk Kaca Sebagai Bahan Pengganti Sebagian Agregat
Halus Pada Beton Mutu Tinggi. Published online 2018. 25, Mei 2022.
Badan Standarisasi Nasional. 2004. SNI 15- 2049-2004: Semen Portland. Jakarta:
Badan Standarisasi Nasional. 132 hlm.
Badan Standardisasi Nasional. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung. SNI 03-2847-2002. Bandung Badan Stand Nas.
Published online 2002:251. 25, Mei 2022.
Badan Standardisasi Nasional (BSN). SNI 2847:2019 Persyaratan Beton
Struktural untuk Bangunan Gedung dan Penjelasan. Standar Nas Indones.
2019;(8):720. www.bsn.go.id. 25, Mei 2022.
Darul, Syahroni, Edison, B. 2014. Kajian Pengaruh Serat Ijuk Terhadap Kuat
Tarik Belah Beton k-175. Jurnal Mahasiswa Teknik.
Eki G. P., F., Tanzil, G. 2013. Pengaruh Sulfat Terhadap Kuat Tekan Beton
dengan Variasi Bubuk Kaca Substitusi Sebagian Pasir dengan w/c 0,60
dan 0,65. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan. Volume 1, No. 1. pp: 68-
73.
Fikkriansyah, Tanzil, G.. 2013. Pengaruh Sulfat Terhadap Kuat Tekan Beton
dengan Variasi Bubuk Kaca Substitusi Sebagian. 25, Mei 2022.
Semen dengan w/c 0,60 dan 0,65. Teknik Sipil dan Lingkungan.Volume 1, No. 1.
pp: 86-90.
Halus A, Fly DAN, Dari ASH, et al. 65 - 77. 2020;6(2):65-77.
Pratama, Oktavian Bagus, 2020. Analisis Pengaruh Limbah Fiber optic Sebagia
Bahan Pengganti Sebagian Semen Terhadap Kuat Tekan Beton.
Pratiwi, S., Prayuda, H., & Prayuda, F. (2016). Kuat Tekan Beton Serat
Menggunakan Variasi Fibre Optic dan Pecahan Kaca (Compressive
Strength of Fibre Concrete Using Fibre Optic Variation and Glass
Fracture). Semesta Teknika, 19(1), 55–67. 25 Mei 2022
SNI 03-2834-2000. SNI 03-2834-2000: Tata cara pembuatan rencana campuran
beton normal. Sni 03-2834-2000. Published online 2000:1-34. 25 Mei
2022
Taufiq Lilo Adi Sucipto, C. D. P. E. S. S. (2020). Kajian Pemanfaatan Limbah
Kaca Sebagai Pengganti Agregat Halus Dan Fly Ash 30% Dari Berat
Semen Ditinjau Dari Kuat Tarik Belah, Daya Serap Dan Porositas Beton.
Indonesian Journal Of Civil Engineering Education, 6(2), 65.
https://doi.org/10.20961/ijcee.v6i2.5367. 25 Mei 2022
71
LAMPIRAN 1
72
LAMPIRAN 2
73