SKRIPSI
Oleh :
PRASKA HARUKA
122015113
NIM : 122015113
sepenuhnya adalah merupakan karya sendiri, tidak ada bagian di dalamnya yang
merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan
atau pengutipann dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang
dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya ini, saya
Praska Haruka
SKRIPSI
Mengetahui / Menyetujui,
iv
(5) Rekan – rekan asisten Laboratorium Konstruksi Jurusan Teknik Mesin
Institut Teknologi Nasional yang turut membantu dalam pemikirannya
untuk tugas akhir ini.
(6) Sahabat seperjuangan khususnya Jurusan Teknik Mesin Itenas terutama
M-15 yang selalu mendampingi dan selalu mengingatkan rekannya untuk
selalu maju dan berkembang.
(7) Erinda Nova Safrini yang juga ikut membantu dalam segi pemikiran dan
selalu mengingatkan untuk selalu berkembang dalam mengerjakan tugas
akhir.
(8) Nurifdanni yang selalu menemani dalam pengerjaan tugas akhir ini.
(9) Amerincan yang telah memberikan dukungan dalam bentuk moril dan
materi untuk pengerjaan tugas akhir ini.
(10) Last but not least, I wanna thank me, I wanna thank me for believing in
me, I wanna thank me for doing all this hard work, I wanna thank me for
having no days off, I wanna thank me for never quitting.
Penulis
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Institut Teknologi Nasional, saya yang bertanda tangan
di bawah ini:
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-
eksklusif ini Institut Teknologi Nasional berhak menyimpan,
mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan memublikasikan skripsi saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
( Praska Haruka )
vii
ABSTRAK
Concrete mixer blade adalah alat pengaduk bahan-bahan untuk membuat semen
beton yang berfungsi untuk mencampur material seperti pasir, kerikil, dan air untuk
menjadi semen beton. Komponen ini memerlukan sifat yang tahan aus, keras, dan
harga impak yang tinggi karena dalam prinsip kerjanya akan bergesekan langsung
dengan material dan juga akan mendapatkan beban kejut dari bahan material lalu
akan berotasi untuk mengaduk campuran bahan material. Dengan adanya kontak
komponen tersebut dengan material yang keras saat mengaduk seperti agregat maka
diperlukan sifat yang tahan aus, keras dan harga impak yang tinggi dari komponen
concrete mixer blade terutama pada permukaannya.
Pada penelitian ini material yang digunakan adalah white cast iron yang akan
dipadukan dengan kandungan chromium menjadi sebesar 16% melalui proses
pengecoran lalu di uji dengan menggunakan uji impak, uji kekerasan dan struktur
mikro.
Hasil dari pengujian kekerasan yang dilakukan maka didapat nilai kekerasan
pada material yang ditambahkan dengan chromium menjadi sebesar 16% memiliki
nilai yang tinggi yaitu sebesar 438 HB jika dibandingkan dengan nilai kekerasan
yang didapat pada material sebelum dilakukan penambahan kandungan chromium
yaitu sebesar 270 HB. Harga impak yang didapat pada material sebelum
ditambahkan chromium adalah sebesar 4,76 J/mm² dan harga impak setelah
ditambahkan chromium sebesar 3,61 J/mm².
Kata Kunci: Concrete mixer blade; white cast iron; high chromium
viii
ABSTRACT
Concrete mixer blade is a tool for mixing materials for making concrete
cement which functions to mix materials such as sand, gravel, and water to become
concrete cement. This component requires wear-resistant, hard, and high impact
prices because in its working principle it will rub directly against the material and
will also get a shock load from the material and then rotate to stir the mixture of
materials. With the contact of these components with hard materials when stirring,
such as aggregates, wear-resistant, hard and high impact properties are needed
from the concrete mixer blade component, especially on its surface.
In this study, the material used is white cast iron which will be combined with a
chromium content of 16% through the casting process and then tested using the
impact test, hardness test and microstructure test.
The results of the hardness test carried out showed that the hardness value of the
material added with chromium to 16% has a high value of 438 HB when compared
to the hardness value obtained in the material before the addition of chromium
content is 270 HB. The impact value obtained on the material before adding
chromium was 4.76 J / mm² and the impact value after adding chromium was 3.61
J / mm².
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………..ii
HALAMANPERNYATAAN ORISINALITAS……………………………….iii
ABSTRACT .......................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
x
2.2 Besi Cor ..............................................................................................6
xi
4.2 Hasil Pengujian Kekerasan ..........................................................27
BAB V Penutup
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Komposisi Kimia dan Mechanical Properties White Cast Iron..............7
Chromium...............................................................................................................18
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
2
dari bentuk kerusakannya yaitu aus, maka penelitian ini di fokuskan pada
peningkatan kekerasan permukaan blade dengan metoda penambahan kadar
krom pada White Cast Iron dengan kandungan high chromium menjadi sebesar
16%. Dengan penambahan krom ini di harapkan akan terbentuk senyawa krom
dengan karbon yang memiliki kekerasan yang tinggi sehingga material pada
concrete mixer blade mempunyai sifat-sifat yang diinginkan yaitu ketahanan
aus yang tinggi,.
1.2 Rumusan Masalah
Pada bab selanjutnya akan membahas tahapan proses penelitian yang akan
didasari oleh diagram alir penelitian, dari mulai studi literatur, pemililhan bahan
material yang akan digunakan, proses pengecoran, preparasi spesimen,
pengujian spesimen serta menganalisis hasil pengujian yang telah dilakukan.
TINJAUAN PUSTAKA
Secara umum concrete mixer blade merupakan salah satu komponen untuk
mengaduk agregat seperti pasir, kerikil, dan air untuk membuat semen beton.
Concrete mixer blade harus mempunyai sifat material yang tahan aus, keras dan
mempunyai nilai impak yang tinggi karena didalam pengoperasiannya concrete
mixer blade akan bergesekan langsung dengan agregat-agregat yang ada serta
akan mendapatkan beban kejut yang diterima dari material-material pembuat
semen saat komponen ini berputar. Maka agar material yang baik untuk
digunakan dalam pembuatan blade-nya menggunakan white cast iron yang
memiliki sifat ketahanan aus dan juga keras. (Ferraris, 2001)
Besi cor adalah paduan antara unsur besi yang mengandung karbon (C),
silica (Si), mangan (Mg), phosphor (P), dan sulfur (S). Besi cor mempunyai
nilai kekerasan, ketahan aus dan ketahanan yang tinggi terhadap korosi. Karbon
pada besi cor biasanya mengandung antara 2% sampai 6.6%. Semakin tinggi
kadar karbon pada besi cor akan mengakibatkan getas. Selain itu, besi cor juga
bisa ditambahkan unsur-unsur lain untuk mendapatkan sifa-sifat tertentu dan
juga terdapat faktor-faktor penting lainnya yang dapat mempengaruhi sifat besi
cor antara lain proses pembekuan, laju pendinginan, dan perlakuan panas yang
dilakukan. Besi cor mempunyai keuntungan yaitu mampu tuang yang baik,
kemudahan proses produksi dan rendahnya temperature ruang, selain itu besi
cor juga mempunyai sifat yang dilakukan drawing atau diubah bentuknya pada
temperature kamar, akan tetapi besi cor memiliki titik lebur yang realtif rendah
yaitu 1150°C - 1200°C dan dapat dituang kedalam bentuk-bentuk yang sulit.
Pada besi cor putih ini mempunyai patahan yang berwarna putih
karena mengandung sejumlah besar sementit dengan kandungan karbon
lebih dari 1,7% dan silikonnya sangat rendah sehingga solidifikasi besi
karbida terbentuk dari grafit. Karbon disini terikat sebagai karbida yang
Gambar 2.3 Struktur Mikro Besi Cor Putih (Wahyu Darmadi, 2015)
Gambar 2.5 Struktur Mikro Besi Cor Nodular (Wahyu Darmadi, 2015)
2.2.4 Besi Cor Malleable
Besi cor ini dibuat dari besi cor putih dengan menerapkan metode
perlakuan panas atau biasa disebut dengan anil. Besi cor ini diberikan
perlakuan sampai 900°C, yang bertujuan fasa-fasa Fe3C akan
terpisahkan dari karbida besi Fe3C yang akan menjadi besi dan grafit.
Besi cor jenis ini mempunyai mampu tempa dan mampu mesin yang
sangat baik sehingga banyak digunakan pada industri kereta api,
otomotif, sambungan pipa dan industri pertanian.
sehingga struktur menjadi keras. Fosfor pada besi cor akan membentuk
senyawa Fe3P dan biasanya diperlukan untuk pembuatan besi cor yang tipis.
White cast iron merupakan jenis besi cor yang dimana karbon
berwujud sebagai karbida (Chromium Carbide). Bentuk patahan dari besi
cor putih dengan paduan chromium tinggi yaitu berwarna putih kristal, hal
ini terjadi karena perpatahan yang terjadi di sepanjang karbida. (Riansyah,
Wali. 2012)
banyak kandungan chromium pada besi cor putih maka sifatnya akan
semakin keras. (Riansyah, Wali. 2012)
• Grafit
Grafit merupakan suatu bentuk kristal karbon yang lunak dan rapuh.
Dalam struktur besi cor jumlahnya dapat mencapai 85% dari seluruh
• Distribusi Grafit
Inokulasi ini bertujuan untuk mencegah terjadinya undercooling,
sehingga bentuk dan distribusi grafitnya sangatlah erat kaitannya dengan
proses peleburan.
- Distribusi grafit A dimiliki oleh besi cor kelabu kelas tinggi dengan
matrik perlit.
- Distribusi grafit B kecenderungan terjadi pada coran tipis, untuk
kandungan karbon atau silikon relatif rendah. Besi cor yang
memerlukan kekuatan tarik 25- 30 kg/mm2 diperbolehkan memiliki
distribusi grafit B sebanyak 20-30%.
- Distribusi grafit C muncul pada sistem hypereutektik. Pada struktur
ini grafit yang panjang dan lebar numpuk dan dikelilingi oleh
serpihan grafit yang mengkristal di daerah eutektik. Struktur
demikian begitu lemah mengakibatkan hasil produksi menjadi
kurang kuat.
Struktur ini tidak dapat dilihat hanya dengan mata saja tanpa alat bantu akan
tetapi dapat dilihat dengan menggunakan alat pengamat struktur mikro yaitu
mikroskop elektron, mikroskop field emission dan mikroskop sinar-X.
METODOLOGI PENELITIAN
Mulai
Studi Literatur
Spectrometer
• Proses Pengecoran
• Penambahan Cr
Selesai
16
17
Setelah didapat hasil dari komposisi kimia dari concrete mixer blade
sebelum ditambahkan kandungan chromium, maka data ini bisa dijadikan
acuan untuk proses selanjutnya yaitu dengan menambahkan kandungan
chromium. Berikut tabel komposisi kimia yang akan dilakukan penambahan:
Unsur (%) C Cr Si S Mn P Ni
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Komposisi Kimia concrete mixer blade Sebelum
ditambahkan Chromium
Unsur C Cr Si S Mn P Ni
Setelah didapat hasil dari komposisi kimia dari concrete mixer blade
sebelum ditambahkan kandungan chromium, maka data ini bisa dijadikan
acuan untuk proses selanjutnya yaitu dengan menambahkan kandungan
chromium hingga mencapai 16% Chromium. Berikut tabel hasil komposisi
kimia yang telah dilakukan penambahan:
26
27
Unsur C Cr Si S Mn P Ni
Parameter Pengujian
Standar Pengujian ASTM E-18
Material Indentor Bola Baja
Beban (kg) 250
Diameter Indenter (mm) 5
1 278,09
2 263,85 270,42
3 269,31
1 437
2 431 438
3 446
29
Dapat dilihat dari tabel 4.3 bahwa nilai kekerasan rata-rata yang didapat
pada material setelah ditambahkan chromium 16% yaitu 438 HB sedangkan
material sebelum ditambahkan chromium memiliki nilai kekerasan rata-rata
sebesar 270 HB. Kekerasan yang tinggi pada material dengan 16% Cr, Hal ini
dikarenakan banyaknya kandungan kromium yang akan membentuk senyawa
yaitu karbida kromium yang bersifat keras.
Parameter Pengujian
Standart Pengujian ASTM E-23
Sudut α [ ° ] 145
Panjang Pendulum [ m ] 0,6
Massa Pendulum [ kg ] 60
Dapat dilihat dari Tabel 4.8 hasil pengujian impak sesudah ditambahkan
chromium didapat hasil 3,61 J/mm², harga impak ini lebih rendah jika
dibandingkan dengan hasil pengujian sebelum ditambahkannya kandungan
Chromium yaitu 4,76 J/mm². Hal ini disebabkan oleh tingginya kadar
chromium yang ada pada material sehingga membuat material menjadi getas.
438 HB. Selain itu, setelah dilihat hasil dari pengujian impak mendapatkan nilai
yang sudah mencapai dari taget acuan yaitu sebesar 3,58 J/mm², dilihat pada
hasil pengujian yaitu sebesar 3,61 J/mm². Hal ini disebabkan karena adanya
karbida chromium terbentuk dari hasil penambahan 16%Cr.
Nilai kekerasan yang tidak tercapai menuju target acuan dan harga
impak yang perbedaannya sedikit dengan target acuan, ini disebabkan karena
material yang di uji tidak melewati tahap Heat Treatment yaitu quenching dan
tempering yang akan membuat nilai kekerasan dan harga impak naik dan
mencapai target acuan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di ambil dari hasil penelitian yang telah dilakukan
ini adalah sebagai berikut :
1. Hasil pengujian komposisi kimia menunjukan bahwa besi cor putih yang
dilakukan penambahan chromium mengandung 2,5% C, 16% Cr, 0,75%
Si, 0,13% S, 0,56% Mn, 0,018% P, 0,05% Ni. Sehingga material ini
termasuk dalam standart ASTM A532 class II type B.
2. Setelah melihat hasil dari pengujian kekerasan yang dilakukan maka
didapat nilai kekerasan pada material yang ditambahkan dengan
chromium menjadi sebesar 16% memiliki nilai yang tinggi yaitu sebesar
438 HB jika dibandingkan dengan nilai kekerasan yang didapat pada
material sebelum dilakukan penambahan kandungan chromium yaitu
sebesar 270 HB.
3. Dilihat dari nilai ketangguhan material setelah di uji impak, didapatkan
hasil pada material yang belum di tambahkan kandungan chromium
mendapatkan harga impak sebesar 4,76 J/mm², yang mana harga impak
ini lebih besar jika dibandingkan dengan material yang telah
ditambahkan chromium yaitu sebesar 3,61 J/mm². Hal ini disebabkan
oleh tingginya kandungan chromium sehingga mengakibatkan material
menjadi keras-getas.
5.2 Saran
Penulis mengharapkan adanya proses lebih lanjut seperti proses heat
treatment yaitu quenching dan tempering untuk meningkatkan kekerasan dan
ketangguhan dari blade dengan kandungan Cr16%.
32
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
DAFTAR PUSTAKA
1. ASM Handbook Comitee. 1991. ASM Metals Handbook Vol. 4 – Heat Treating.
2. Avner, Sidney, H., (1974), Introduction to physical metalurgi, 2nd Edition, Mc Graw-