Anda di halaman 1dari 67

TUGAS AKHIR (SKRIPSI)

RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH AMPAS TEBU


DENGAN KAPASITAS 84 KG/JAM

Untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat


yang diperlukan dalam menyelesaikan Program Sarjana

Disusun Oleh:

ERIC ARIANTO
160120010

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2023
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Eric Arianto


NIM : 160120010
Jurusan/Prodi/Bidang : Teknik mesin/Manufaktur

Dengan ini menyatakan skripsi yang berjudul ” RANCANG BANGUN


MESIN PENCACAH AMPAS TEBU DENGAN KAPASITAS 84
KG/JAM” adalah hasil kerja tulisan saya sendiri didampingi dosen
pembimbing bukan hasil plagiat dari karya tulis ilmiah orang lain. Tidak
terdapat bagian atau satu kesatuan yang utuh dari sumber lain yang saya kutip
tanpa saya sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan
plagiarisme.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, jika di
kemudian hari ternyata terbukti bahwa skripsi yang saya tulis adalah plagiat,
maka saya bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku, dan saya
bertanggung jawab secara mandiri tidak ada sangkut pautnya dengan Dosen
Pembimbing dan kelembagaan Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh.

Lhokseumawe, 12 Juni 2023


Penulis

Eric Arianto
160120010

ii
LEMBAR PENGESAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

Judul Tugas Akhir (Skripsi) : Rancang Bangun Mesin Pencacah Ampas Tebu
Dengan Kapasitas 84 Kg/Jam.
Nama : Eric Arianto
NIM : 160120010
Jurusan/Prodi/Bidang : Teknik Mesin/Manufaktur
Tanggal Sidang : 25 Mei 2023

Lhokseumawe, 12 Juni 2023

Menyetujui
Pembimbing Utama

Dr. Abubakar, ST.,MT


NIP. 196808202002121001

Penguji I Penguji II

Aljufri, ST.,MT.,IPM Ahmad Nayan, ST.,MT


NIP. 196801102002121001 NIP. 197504262002121001

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Mesin

Abdul Rahman, S.T., M.Eng


NIP. 196811202003121001

iii
LEMBAR PENGESAHAN FAKULTAS

Berdasarkan Evaluasi Tugas Akhir Program Strata Satu (S1) Jurusan Teknik
Mesin Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh yang telah diadakan pada
tanggal, 25 Mei 2023 terhadap mahasiswa:

Nama : Eric Arianto


NIM : 160120010
Tempat, Tanggal Lahir : Bireuen, 14 September 1998
Judul Tugas Akhir (Skripsi) : Rancang Bangun Mesin Pencacah Ampas
Tebu Dengan Kapasitas 84 Kg/Jam.
Jurusan/Prodi/Bidang : Teknik Mesin/ Manufaktur
Pembimbing Utama : Dr. Abubakar, ST.,MT

Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut di atas telah memenuhi persyaratan


akademik yang diperoleh untuk mendapatkan ijazah sarjana program strata satu
(S1) pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh

Lhokseumawe, 12 Juni 2023

Disetujui/Disahkan Diperiksa/Disetujui
Dekan Fakultas Teknik Ketua Jurusan Teknik Mesin

Dr. Muhammad Daud, S.T., M.T Asnawi, S.T., M.Sc


NIP. 197610292003121003 NIP. 198002272006041010

iv
HALAMAN PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmannirrahim Alhamdulillah, Alhamdulillah,


Alhamdulillahirabil’alamin Rasa syukur atas rahmat Allah Swt yang telah
diberikan umur panjang, sehat badan, sehat pikiran dan kelimpahan rezeki selama
menempuh pendidikan sehingga memperoleh gelar sarjana. Shalawat dan salam
selalu terlimpahkan keharibaan Rasullah Muhammad SAW. Kupersembahkan
karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi dan kusayangi.

Keluarga Tercinta

Sebagai tanda bakti, hormat dan rasa terima kasih yang tiada terhingga
kupersembahkan karya kecil ini kepada ibunda tercinta (Wasrida) dan ayahanda
tercita (Riswanto) yang telah memberikan kasih sayang, dukungan, ridho, dan
cinta kasih yang tiada terhingga dan tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan
selembar kertas yang bertuliskan kata persembahan.
Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat Ibu dan Ayah bangga dan
bahagia karena kusadar, selama ini belum bisa berbuat lebih kepada Ibu dan
Ayah. Terima kasih atas kasih sayang, cinta, dukungan dan kasihnya yang tiada
hentinya hingga Eric dapat menyelesaikan amanah Ibu dan Ayah untuk meraih
gelar Sarjana. Tidak lupa pula ucapan Terima kasih kepada saudaraku tercinta,
kakak saya Sayful Umri, Elly Warni Dan Ella Trismayani. terima kasih atas
dukungannya selama masa perkuliahan ini. Karya kecilku ini kupersembahkan
untuk keluargaku.

Orang terdekatku

Setelah berbagai drama akhirnya ku selesaikan tugas akhir ini dan sebagai tanda
terima kasih, Terima kasih telah banyak membantu dan menjadi support system
saat berada di bangku kuliah hingga tugas akhir ini terselesaikan. Teman-Teman
Terkasih Rasa Terima kasih dan bangga kepada sahabat-sahabat tercinta (Andi
Maulana, Rizky Ananda, Septian, Wahyudi, khalid, iqbal) dan teman

v
seperbimbingan yang selalu bersama saat masa perkuliahan hingga titik akhir
perjuangan ini. Semoga persaudaraan ini selalu terjalin dan tidak akan terputus
jarak dan waktu selalu saling mendukung dan mendoakan untuk setiap langkah
baik yang akan kita jalani kedepannya. Tidak lupa kepada teman-teman
HIMATESIN FT UNIMAL yang senantiasa membersamai saat menjalankan roda
organisasi dan juga selalu mendukung saya dalam hal apapun.

SALAM SOLIDARITY M FOREVER!!!

Dosen Pembimbing Tugas Akhir

Bapak Dr. Abubakar, ST.,MT selaku dosen pembimbing utama skripsi saya,
terima kasih banyak bapak-bapak sudah membantu selama ini, sudah dinasehati,
sudah diajari, dan mengarahkan saya sampai skripsi ini selesai.
Tanpa mereka, karya ini tidak akan pernah tercipta.

vi
KATA PENGANTAR

Penulis haturkan rasa syukur kehadirat Allah, SWT yang telah


mengkaruniakan rahmat dan kasih sayang-Nya kepada penulis sehingga telah
dapat menyelesaikan Penyusunan Tugas Akhir dengan judul "Rancang Bangun
Mesin Pencacah Ampas Tebu Dengan Kapasitas 84 Kg/Jam”.
Penyusunan Tugas Akhir ini adalah satu syarat untuk dapat memperoleh
gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Malikussaleh.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini terutama Orang tua penulis
(Riswanto dan Wasrida) yang telah mendukung sepenuhnya selama ini, dengan
doa dan dukungan materil yang tiada sanggup penulis balas, penulis ucapkan
terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Herman Fithra, S.T., MT., IPM., ASEAN., Eng, selaku
Rektor Universitas Malikussaleh
2. Bapak Dr. Muhammad Daud, S.T., MT, selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Malikussaleh
3. Bapak Asnawi, S.T., M.Sc, selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
4. Bapak Abdul Rahman, S.T., M.Eng. selaku Ketua Program Studi Teknik
Mesin Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh
5. Bapak Nurul Islami, S.T., M.Sc, selaku Sekretaris Jurusan Teknik Mesin
Universitas Malikussaleh
6. Bapak Zulfahmi, S.T., M.T. Selaku Kepala Laboratorium Bidang Manufaktur
dan Bahan Di Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Malikussaleh.
7. Bapak Al Chalil, S.T., M.T selaku Kepala Laboratorium Teknik Mesin
Universitas ,Malikussaleh
8. Bapak Dr. Abubakar, S.T., M.T selaku Pembimbing Utama yang senantiasa
membimbing penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini
9. Bapak Aljufri, S.T., M.T., IPM, selaku Dosen Penguji I

vii
10. Bapak Ahmad Nayan, S.T., MT, selaku Dosen Penguji II yang telah
memberikan masukan yang membangun pada penulisan Tugas Akhir ini.
11. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Jurusan Teknik Mesin.
12. Keluarga saya yang telah memberikan dukungan dan do’a ke pada saya untuk
menyelesaikan skripsi tugas akhir.
13. Seluruh teman-teman saya yang telah memberikan dukungan dan semangan ke
pada saya dalam mengerjakan skripsi tugas akhir ini.
Penulis menyadari dalam penulisan Tugas Akhir ini masih terdapat
kekurangan-kekurangan baik dari segi penyusunan dan buku panduan yang
penulis pelajari untuk melengkapi kesempurnaan penulisan ini. Penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaannya.

Lhokseumawe, 25 Mei 2023


Penulis,

Eric Arianto
NIM. 160120010

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL TUGAS AKHIR (SKRIPSI) i


LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ii
LEMBAR PENGESAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN iii
LEMBAR PENGESAHAN FAKULTAS iv
LEMBAR PERSEMBAHAN v
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR NOTASI xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
ABSTRAK xv
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 3
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Pembatasan Masalah 3
1.4 Tujuan Perencanaa 3
1.5 Manfaat Perencanaan 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5
2.1 Landasan Teori 5
2.2 Dasar Perancangan Teknik 6
2.3 Tanaman Tebu 7
2.4 Ampas Tebu 8
2.5 Pemilihan Material yang Digunakan 10
2.6 Perencanaan Alat Pencacah Ampas Tebu 10
2.6.1 Housing 11
2.6.2 Cruise 11
2.6.3 Poros transmisi putaran motor dan dudukan pisau 11
2.6.4 Rangka 13

ix
2.6.5 Corong keluar 13
2.6.6 Sabuk dan puli 14
2.6.7 Motor 17
2.6.8 Bearing 17
2.7 Alat Manufaktur 19
2.7.1 Gergaji potong 19
2.7.2 Mesin bubut 19
2.7.3 Mesin las listrik 20
2.7.4 Mesin bor 21
2.7.5 Mesin gerinda tangan 22
BAB III METODOLOGI PERENCANAAN 23
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 23
3.1.1 Tempat 23
3.1.2 Waktu 23
3.2 Bahan dan Peralatan 24
3.2.1 Bahan 24
3.2.2 Peralatan 24
3.3 Diagram Alir Perencanaan 26
3.4 Desain Rancangan 27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 32
4.1 Perancangan Rangka 32
4.2 Perhitungan Motor dan Transmisi Puli 32
4.3 Perhitungan Bantalan 35
4.4 Perhitungan Pisau Pencacah 37
4.5 Spesifikasi Elemen yang Digunakan 39
4.6 Biaya Pembuatan Alat 41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 43
5.1 Kesimpulan 43
5. 2 Saran 43
DAFTAR PUSTAKA 44
LAMPIRAN

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tanaman Tebu.................................................................... 8


Gambar 2.2 Ampas Tebu........................................................................ 9
Gambar 2.3 Pisau pahat ketam kayu....................................................... 11
Gambar 2.4 Besi holo ............................................................................ 13
Gambar 2.5 Plat baja .............................................................................. 14
Gambar 2.6 Sabuk V............................................................................... 15
Gambar 2.7 Penampang sabuk V ........................................................... 16
Gambar 2.8 Motor listrik ....................................................................... 17
Gambar 2.9 Bearing ............................................................................... 18
Gambar 2.10 Gergaji tangan .................................................................... 19
Gambar 2.11 Mesin bubut ....................................................................... 20
Gambar 2.12 Proses pengelasan .............................................................. 21
Gambar 2.13 Mesin bor ........................................................................... 22
Gambar 2.14 Mesin gerinda tangan ......................................................... 22
Gambar 3.1 Bantalan ............................................................................ 25
Gambar 3.2 Diagram alir perencanaan................................................... 26
Gambar 3.3 Desain rancangan ............................................................... 27
Gambar 3.4 Sistem kerja alat rancangan ............................................... 28
Gambar 3.5 Dimensi alat rancangan....................................................... 29
Gambar 3.6 Pisau pencacah .................................................................. 30
Gamabr 3.7 Pencacah ............................................................................ 31
Gambar 4.1 Diagram pemilihan sabuk V............................................... 37
Gambar 4.2 Konstruksi mesin pencacah ampas tebu

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sifat mekanik dan komoisisi material S45C............................. 10


Tabel 2.2 Komposisi kimia baja S45C...................................................... 10
Tabel 3.1 Tahapan waktu pelaksanaan..................................................... 23
Tabel 3.2 Bahan dan penggunaannya....................................................... 24
Tabel 3.3 Peralatan rancang bangun ........................................................ 24
Tabel 3.4 Elemen rancang bangun............................................................ 24
Tabel 3.5 Spesifikasi motor penggerak..................................................... 25
Tabel 3.6 Spesifikasi pisau pencacah........................................................ 31
Tabel 3.7 Komposisi kimia material HSS
Tabel 4.1 Elemen yang digunakan
Tabel 4.2 Material untuk perancangan
Tabel 4.3 Material Pendukung

xii
DAFTAR NOTASI

Simbol Arti Satuan


∑F : Jumlah gaya yang bekerja pada sumbu x : kg
∑M : Jumlah momen pada sendi A : kg. mm
RA : Resultan A : kg
T : perioda : detik
t : waktu : detik
n : Jumlah getaran : kali
n : Putaran : rpm
A : Luas penampang : mm2
Ks : Faktor geser transversal : konstanta
D1 : Diameter dalam bidang gesek : cm
D2 : Diameter luar bidang gesek : cm
N : Putaran : rpm

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Penunjukan Dosen Pembimbing Tugas Akhir


Lampiran 2 Form Konsultasi Tugas Akhir
Lampiran 3 Dimensi Alat Pencacah Ampas Tebu
Lampiran 4 Gambar Teknik Mesin Pencacah
Lampiran 5 Curricullum vitae/Daftar Riwayat Hidup

xiv
ABSTRAK

Ampas tebu merupakan salah satu bahan baku atau materi limbah yang potensial
dapat digunakan kembali (recycle). Perancangan alat pencacah ampas tebu untuk
dapat digunakan sebagai materi pembuatan komposit yang meningkatkan efisiensi
kerja. Penelitian ini telah merencanakan dan merancangan satu alat pencacah yang
digerakkan oleh motor listrik yang dapat mencacah ampas tebu. Perlu diketahui
bahwa dalam suatu perancangan harus memperhatikan kualitas, biaya produksi,
ketersediaan bahan, dan ramah lingkungan, dimana kualitas akan berpengaruh
pada performance dan lifetime, biaya produksi akan berpengaruh pada harga jual.
Sehingga dalam perencanaan ini telah merancang satu pemanfaatan manufaktur
alat yang dirancang untuk mencacah ampas tebu dengan menggunakan motor
penggerak listrik yang ekonomis dan mudah dioperasikan. Hasil rancangan mesin
pencacah ampas ini telah dicoba operasional dengan memodifikasi dari rancangan
yang ada untuk cacahan ampas tebu. Hasil rancangan telah dapat memproduksi
serat ampas tebu dengan ukuran serat yang homogen dengan daya motor 1 Hp dan
dapat memproduksi cacahan ampas tebu sebanyak 180 kg/jam.

Kata Kunci : Ampas tebu, Cacahan, Perancangan, Alat Pencacah, motor


penggerak listrik

xv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Ampas tebu merupakan salah satu bahan baku atau materi limbah yang
potensial dapat digunakan kembali (recycle). Penggunaan pengolahan ampas tebu
bisa berupa produksi peralatan rumah tangga, bagian komponen elektronik dan
juga bahan baku kemasan seperti halnya penggunaan bahan plastik untuk gelas
minuman mineral. Ampas tebu yang saat ini dianggap sebagai limbah yang
terbuang, dapat diberdayakan kembali dengan cara pengolahan dari mesin
pencacah. Materi ini dapat digunakan sebagai bahan baku komposit maupun
bahan baku briket (bahan bakar arang).
Sekitar 50% ampas tebu yang dihasilkan di setiap pabrik gula
dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler dan sisanya ditimbun sebagai buangan
yang memiliki nilai ekonomi rendah. Penimbunan ampas tebu dalam waktu
tertentu akan menimbulkan permasalahan, karena bahan ini mudah terbakar,
mencemari lingkungan sekitar, dan menyita lahan yang luas untuk
penyimpanannya. (Dwi saptati, 2016)
Pada umumnya penyediaan tenaga untuk teknologi dasar suatu alat
produksi masih menggunakan tenaga manusia (manual dan semi mekanis). Untuk
membantu meringankan beban pekerja sekaligus meningkatkan efisiensi kerja.
Alat pencacah ampas tebu dapat dirancang bangun menggunakan tenaga manual
dan semi mekanis tanpa menggunakan mesin sebagai motor penggerak. Gerakan
engkol pemutar yang memutarkan puli penggerak selanjutnya meneruskan
transmisi putaran menuju puli poros utama alat pencacah. Namun, penggunakan
daya motor penggerak dapat mengefektifkan pekerjaan walaupun membutuhkan
biaya listrik.
Menurut Robiyansyah (2015) yang melakukan manufaktur Mesin
pencacah pelepah sawit untuk mencacah pelepah sawit yang dingunakan untuk
sebagai pakan ternak sapi dan mengurangi sampah organik. Dalam
pengoperasiannya mesin pencacah ini dibantu oleh beberapa komponen elemen

1
2

mesin yaitu motor bakar, puli, sabuk - V, bantalan, poros, rangka dan pisau
pencacah. Dari hasil perancangan mesin pencacah pelepah sawit ini didapatkan
motor bakar dengan daya 182 HP atau 136 KW serta putaran 1500 RPM dan
dihubungkan dengan Sabuk – V Type E - 94 dengan Jarak Sumbu Poros : 957,8
mm sedangkan diameter puli kecil dan besar: 76,2 mm dan 228,6 mm dan bahan
poros : S40C AISI 1040 dengan diameter poros : 62 mm serta jenis bantalan
radial ball JIS B 1520 dan mesin ini menggunakan rangka besi UNP 50 mm x 80
mm.
Teknologi mesin pencacah ampas tebu yang dilakukan ini meminimalisir
limbah ampas tebu disekitar kita untuk diolah kembali menjadi bahan baku
komposit atau bahan baku briket yang dapat dilakukan dengan cara mudah,
sederhana dan murah. Kebutuhan alat pencacah yang kecil dan dapat dibawa serta
yang berdaya listrik ringan menjadi pilihan untuk disertakan dalam suatu kegiatan
penjualan air tebu yang banyak menghasilkan limbah ampas tebu.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka
dibutuhkan ide dan kreativitas untuk menciptakan suatu karya cipta teknologi
yang dapat di gunakan oleh masyarakat. Dalam menciptakan inovasi teknologi ini
adalah untuk menciptakan suatu rekayasa produksi dengan teknologi yang sedang
berkembang saat ini supaya hasil yang didapat lebih efektif, efisien dan
berkualitas. Perancangan suatu alat maupun mesin pencacahan ampas tebu yang
sederhana dapat dilakukan dengan pertimbangan kemudahan rancangan, kualitas
dan lain-lain.
Perlu diketahui bahwa dalam suatu perancangan harus memperhatikan
kualitas, biaya produksi, ketersediaan bahan, dan ramah lingkungan, dimana
kualitas akan berpengaruh pada performance dan lifetime, biaya produksi akan
berpengaruh pada harga jual, ketersediaan bahan akan berpengaruh pada
kelancaran proses produksi, sedangkan ramah lingkungan dapat berpengaruh
besar pada kesehatan, kebersihan dan kelestarian lingkungan. Jika kualitas, biaya
produksi, ketersediaan bahan, dan ramah lingkungan bisa dirancang dengan
sangat baik maka sebuah spare part dapat menguntungkan semua pihak dan
lingkungan.
3

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis mencoba merancang


bangun suatu alat pencacah ampas tebu dengan teknik kerja motor listrik (dan
dapat dikonversikan dengan motor torak) berukuran relative kecil untuk produksi
cacahan ampas tebu yang dapat digunakan sebagai bahan baku briket.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang maka rumusan permasalahan dalam penulisan
ini adalah :
1. Bagaimana merancang dan mendesain mekanisme kerja alat pencacah ampas
tebu yang sederhana dan efisien?
2. Bagaimana membuat konstruksi dan mekanisme kerja mesin cacahan ampas
tebu sehingga bekerja dengan baik?

1.3 Batasan Masalah


Agar dalam penyusunan Tugas Akhir ini lebih mengarah ketujuan penelitian
maka dibatasi pokok permasalahan sebagai berikut:
1. Menganalisa kekuatan las dan tengangan setiap sambungan las pada kostruksi
rangka alat.
2. Mendesain dan merancang komponen seperti baut-baut serta menganalisa
kekuatannya.
3. Menganalisa kapasitas produksi kerja mesin pencacah ampas tebu dengan
menggunakan motor penggerak ½ HP.

1.4 Tujuan Perencanaan


Tujuan perencanaan yaitu sebagai berikut :
1. Pemanfaatan suatu alat yang dirancang untuk mencacah ampas tebu dengan
menggunakan motor penggerak listrik.
2. Mendesain dan merencanakan suatu perancangan alat pencacah ampas tebu
yang efisien dan ekonomis.
3. Memberikan suatu rancangan alat pencacah ampas tebu portabel yang lebih
baik dan efisien.
4

1.5 Manfaat Perencanaan


1. Dapat dijadikan sebagai alat yang bernilai ekonomis dan komersil jika dapat
diterima oleh masyarakat.
2. Bermanfaat bagi masyarakat untuk mengolah limbah ampas tebu sendiri.
3. Menjaga lingkungan bersih dari limbah ampas tebu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Kata manufaktur berasal dari bahasa Latin manus factus yang berarti
dibuat dengan tangan. Kata manufacture muncul pertama kali tahun 1576, dan
kata manufacturing muncul tahun 1683. Manufaktur, dalam arti yang paling luas,
adalah proses merubah bahan baku menjadi produk. Proses ini meliputi (1)
perancangan produk, (2) pemilihan material, dan (3) tahap-tahap proses dimana
produk tersebut dibuat. Pada konteks yang lebih modern, manufaktur melibatkan
pembuatan produk dari bahan baku melalui bermacam-macam proses, mesin dan
operasi, mengikuti perencanaan yang terorganisasi dengan baik untuk setiap
aktifitas yang diperlukan. Mengikuti definisi ini, manufaktur pada umumnya
adalah suatu aktifitas yang kompleks yang melibatkan berbagai variasi
sumberdaya dan aktifitas. Sesuai dengan definisi manufaktur, keilmuan teknik
manufaktur mempelajari perancangan produk manufaktur dan perancangan proses
pembuatannya serta pengelolaan sistem produksinya (sistem manufaktur).
Pada zaman modern ini, sebagian besar produk manufaktur merupakan
benda teknik yang rumit yang mempunyai banyak komponen dan pada umumnya
sudah tidak dapat lagi dibuat oleh hanya satu orang saja. Gambar yang dibuat pun
sudah tidak sederhana lagi tetapi cukup rumit dan harus dibuat dengan aturan dan
cara menggambar yang jelas agar dapat dibaca dan dimengerti oleh semua orang
yang terlibat dalam kegiatan pembuatan produk. Gambar hasil rancangan produk
adalah hasil akhir proses perancangan dan sebuah produk barulah dapat dibuat
setelah dibuat gambar-gambar rancangannya. Gambar adalah alat penghubung
atau alat komunikasi antara perancang dan pembuat produk. Bahkan gambar
adalah bahasa universal yang dipakai dalam kegiatan dan komunikasi antara
orang-orang teknik.

5
6

2.2 Dasar Perancangan Teknik


Pengembangan teknologi pada dasarnya bertujuan untuk menjawab
kebutuhan akan efisiensi peralatan, baik yang telah ada, ataupun yang akan
dirancang. Maka suatu upaya pengembangan teknologi yang efektif, pertama-
tama harus didasarkan pada permintaan pasar, baik yang telah ada, atau yang
mulai diperlukan oleh pasar. Hal tersebut sesuai dengan Instruksi Presiden RI no.
3 tahun 2001 tentang Penerapan dan Pengembangan Teknologi Tepat Guna.
Kemampuan itu harus dilengkapi dengan kemampuan menerjemahkan
perkembangan kebutuhan pasar tersebut dengan kemampuan untuk menggagas
spektrum teknologi bagaimana yang dapat menanggapi kebutuhan yang diamati
tersebut (Wiar Rostaman, 2010).
Perancangan (design) secara umum dapat didefinisikan sebagai formulasi
suatu rencana untuk memenuhi kebutuhan manusia. Perancangan teknik dapat
didefinisikan pula sebagai rangkaian kegiatan iteratif yang mengaplikasikan
berbagai teknik dan prinsip-prinsip scientifik yang bertujuan untuk
mendefinisikan peralatan, proses atau sistem secara detail sehingga dapat
direalisasikan. Proses teknologi perancangan membutuhkan dukungan berbagai
sarana teknik seperti pemesinan, pengelasan dan elemen teknik pendukung lain
yang umumnya terbuat dari logam.
Perancangan adalah kegiatan awal dari suatu rangkaian dalam proses
pembuatan produk. Tahap perancangan tersebut dibuat keputusan-keputusan
penting yang mempengaruhi kegiatan-kegiatan lain yang menyusulnya. Sehingga
sebelum sebuah produk dibuat terlebih dahulu dilakukan proses perancangan yang
nantinya menghasilkan sebuah gambar skets atau gambar sederhana dari produk
yang akan dibuat. Gambar sketsa yang telah dibuat kemudian digambar kembali
dengan aturan gambar sehingga dapat dimengerti oleh semua orang yang ikut
terlibat dalam proses pembuatan produk tersebut. Gambar hasil perancangan
adalah hasil akhir dari proses perancangan.
Menurut Norton Perancangan desain secara umum dapat didefinisikan
sebagai formulasi suatu rencana untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kebutuhan
yang perlu dipenuhi umunya dapat dibuat spesifikasinya sejak awal seperti
7

misalnya dalam bidang teknik. Sehingga perancangan dalam bidang teknik atau
engineering design selanjutnya dapat didefinisikan sebagai “Rangkaian kegiatan
iteraktif yang mengaplikasikan berbagai teknik dan prinsip-prinsip yang bertujuan
untuk mendefinisikan peralatan, proses, atau sistem secara detail sehingga dapat
direalisasikan”. Dari pengertian umum diatas maka “mechanical nature” seperti
mesin, komponen, struktur, peralatan, instrumen.
Salah satu peran serta masyarakat yaitu melalui akademisi untuk dapat
memberikan konstribusi dalam pengelolaan dan pengolahan sampah ampas tebu
menggunakan teknologi. Masalah sampah menjadi salah satu permasalahan di
setiap kota, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia. Penangangan masalah
sampah plastik yang tidak baik akan menimbulkan dampak yang luas, tidak saja
bagi lingkungan, tetapi juga berdampak buruk bagi perekonomian, dan sosial.

2.3 Tanaman Tebu


Tanaman tebu merupakan salah satu penghasil gula utama di Indonesia.
Direktorat Jendral Perkebunan (2014) menyatakan bahwa produksi tebu tahun
2013-2015 terus mengalami peningkatan. Peningkatan produksi tebu
menyebabkan semakin meningkatnya penambahan pupuk yang diberikan pada
tanah dan tanaman. Pemupukan merupakan tindakan yang harus dilakukan secara
akurat dan efisien sesuai dengan kebutuhan tanaman tebu. Salah satu unsur hara
yang banyak diaplikasikan pada tanaman tebu adalah unsur Nitrogen. Unsur N
sangat penting bagi pertumbuhan dan hasil rendemen tebu. Peran utama Nitrogen
bagi tanaman tebu adalah untuk memacu pertumbuhan secara keseluruhan,
khususnya batang, anakan, dan daun tebu (Gardner dll, 1991).
Tebu (Saccharum officinarum L) adalah tanaman untuk bahan baku gula
yang merupakan salah satu jenis tanaman yang hanya dapat ditanam didaerah
yang beriklim tropis. Tebu-tebu yang ditanam di perkebunan ini untuk kemudian
diolah menjadi gula di pabrik-pabrik gula (PG). Dalam proses produksi di pabrik
gula tersebut, gula yang termanfaatkan hanya sekitar 5% dari setiap tebu yang
diproses. Sebanyak 35 – 40% nya menghasilkan ampas tebu (bagasse), dan
sisanya berupa tetes tebu (molase), blotong dan air (Misran, 2005). Namun, saat
8

ini banyak petani yang menggunakan pupuk anorganik untuk memenuhi


kebutuhan hara tanaman tanpa menyeimbangkan dengan pemberian kompos
maupun pupuk organik. Penggunaan pupuk anorganik secara terus-menerus tidak
efisien dan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Salah satu upaya yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi unsur Nitrogen pada tanaman tebu
seperti pada Gambar 2.1. adalah dengan mengurangi penggunaan pupuk Nitrogen
anorganik yang diimbangi dengan pemberian kompos serta penambahan pupuk
hayati.

Gambar 2.1 Tanaman Tebu

2.4 Ampas Tebu


Selama ini, produk utama yang dihasilkan dari tebu adalah gula,
sedangkan buangan yang lain tidak begitu diperhatikan, seperti ampas tebu yang
dimanfaatkan untuk makanan ternak; bahan baku pembuatan pupuk, pulp, particle
board; dan untuk bahan boiler di pabrik gula. Namun atas penggunaannya terbatas
dan nilai ekonomi yang diperoleh juga belum tinggi sedangkan beraneka limbah
dalam produksi gula seperti blotong dan abu terbuang percuma sedangkan untuk
buangan limbahnya menimbulkan pencemaran sehingga menambah pengeluaran
(Misran, 2005).
Pada umumnya, pabrik gula di Indonesia memanfaatkan ampas tebu
sebagai bahan bakar bagi pabrik yang bersangkutan, setelah ampas tebu tersebut
mengalami proses pengeringan. Dengan kandungan ligno-cellulose serta memiliki
9

panjang seratnya antara 1,7 sampai 2 mm dengan diameter sekitar 20 mikro,


sehingga ampas tebu seperti ditampilkan pada Gambar 2.2 secara ekonomis
pemanfaatannya tidak hanya sebagai sumber energi bahan bakar semata. Namun
ampas tebu ini bisa dimanfaatkan juga sebagai bahan baku untuk industri kertas,
industri kanvas rem.

Gambar 2.2. Ampas tebu

Dalam upaya meningkatkan kegiatan produktivitas sampingan pada


kegiatan setelah pemerasan tebu, hal ini perlu belajar mengetahui dalam
meningkatkan produktivitas sampingan yaitu ampas tebu. Pada kegiatan budidaya
bidang pertanian power thresher merupakan salah satu alat di bidang pertanian
yang sering digunakan oleh petani dalam kegiatan pasca panen, penanganan pasca
panen akan mengurangi resiko kerugian akibat dari hilangnya produksi pada saat
pasca panen, penggunaan mesin prontok padi merupakan cara dilakukan untuk
mengurangi produksi yang hilang saat melakukan prontokan bulir padi (Rozalina,
2015).
Inovasi perancangan dapat dilakukan dengan memodifikasi rancangan
yang telah ada menjadi rancangan baru yang dinilai lebih praktis, ekonomi dan
terjangkau dalam pengoperasiannya. Hal ini dapat dilakukan untuk mengkaji
kebutuhan pemakaian hingga tercipta satu modifikasi rancangan baru yang lebih
efisien. Langkah efisien yang dapat dilakukan dalam perencanaan perancangan
adalah dengan melakukan pemilihan material rancangan yang mudah didapat,
10

kokoh namun murah. Kemudian langkah perancangan juga dilakukan dengan


peralatan yang mudah pengoperasian dan hemat listrik.

2.5 Pemilihan Material yang Digunakan


Ada beberapa aspek yang menjadi bahan pertimbangan seperti yang
diungkapkan oleh Amstead, Begeman (1995) dalam pemilihan suatu bahan
teknik. Baja merupakan salah satu jenis logam ferro dengan karbon 1,7%. Di
samping itu baja juga mengandung unsur lain seperti sulfur (S), fosfor (P), Silikon
(Si), mangan (Mn), dan sebagainya yang jumlahnya dibatasi. Sifat baja pada
umumnya sangat dipengaruhi oleh presentase karbon dan struktur mikro. Struktur
mikro pada baja karbon dipengaruhi oleh perlakuan panas dan komposisi baja.
Pada perencanaan ini akan digunakan baja dengan jenis S45C.
Bahan tersebut dibeli di pasaran dalam bentuk utuh, kemudian akan dibuat
sesuai dengan dimensi alat. Material logam ini adalah jenis S45C dengan sifat
mekanik dan komposisi pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2.

Tabel 2.1 Sifat mekanik dan komposisi kimia material S45C


(ASM Hand Book, 1992)
Tensile Strength 402 – 510 MPa
9
0,2 % proff stress 218.10 MPa
Elongation 20% in 50 mm
3
Density 7800 kg/m

Tabel 2.2 Komposisi kimia baja S45C (ASM Hand Book, 1992)
Unsur C Mn P S Cr Cu Si Ni Fe
0,004
% 0,423 0,639 0,01 0,05 0,072 0,191 0,045 balance
5
11

2.6 Perencanaan Alat Pencacah Ampas Tebu


Alat pencacah ampas tebu dikonstruksikan dari beberapa komponen atau
elemen yang mendukung konstruksi alat ini. Bagian – bagian tersebut adalah
sebagai berikut ; Upper housing (corong masuk), Middle housing (ruang
pencacah), puli dan sabuk untuk transmisi putaran, poros pisau pencacah
(cruisher), lower housing (corong keluar), rangka, motor, puli dan bearing.

2
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6.1 Housing
Terdapat 3 housing pada alat pencacah ampas tebu ini, yaitu housing atas
atau chopper untuk corong masuk ampas tebu, housing tengah untuk tempat
terjadinya pencacahan ampas tebu, serta housing bawah untuk menampung hasil
cacahan dan mengarahkan ke corong keluar. Konstruksi housing dibuat dari plat
ketebalan 2 mm dengan rangka holow ukuran 40 mm x 40 mm.

2.6.2 Cruisher (pisau pencacah)


Terdapat 2 jenis pisau dalam perancangan ini, yaitu pisau statis (tetap) dan
pisau dinamis (bergerak). Untuk pisau statis digunakan pisau pahat berukuran 40
mm x 40 mm x 4 mm yang diberi tambahan dudukan besi plat untuk dudukan
baut, serta bagian ujung ditajamkan dengan gerinda. Sedangkan untuk pisau
dinamis juga menggunakan pisau pahat untuk mesin kayu (pisau ketam) seperti
pada Gambar 2.3 yang diikat menggunakan baut pada plat yang telah di las pada
pipa poros pisau.
12

Gambar 2.3 Pisau pahat ketam kayu

2.6.3 Poros transmisi putaran motor dan dudukan pisau


Poros merupakan suatu elemen mesin yang berfungsi untuk meneruskan
daya dan putaran selama mesin beroperasi, sehingga dapat dikatakan bahwa poros
merupakan peran utama dalam sistem transmisi. Pembebanan pada poros
tergantung besarnya daya dan putaran mesin yang diteruskan, serta pengaruh daya
yang ditimbulkan oleh bagian-bagian mesin yang berputar bersama poros.
Pada perencanaan ini poros yang digunakan adalah poros transmisi, yaitu
untuk menggerakkan pisau pencacah melalui sabuk dan puli dari putaran motor.
Poros dibentuk pada mesin bubut untuk mendapatkan ukuran bertingkat
dan permukaan yang rata. Menurut Sularso, Sugo (2002) daya rencana dapat
dihitung, yaitu :
Pd = fc . P (2.1)
Dimana :
Pd = Daya rencana (HP)
fc = Faktor koreksi
P = Daya motor (HP)
Pada poros tempat dudukan puli dan pisau penghancur akan terjadi momen
puntir yang diakibatkan perputaran poros. Momen puntir yang terjadi pada poros
dapat dihitung dengan persamaan berikut.
Pd
T = 9,74 . 105 n (2.2)
Dimana :
T = Momen puntir (kg.mm2)
Pd = Daya rencana
n = Putaran (rpm)

Untuk menentukan tegangan geser izin dapat dihitung dengan persamaan


berikut.
13

σB
τa =
Sf 1 .Sf 2 (2.3)
Dimana ;
σB = tegangan tarik (kg/mm2)
τa = Tegangan geser izin
Sf1 = Faktor keamanan (6,0)
Sf2 = Faktor keamanan (3,0) jika terjadi konsentrasi tegangan, pengaruh
kekuatan dan pengaruh kekasaran permukaan (1,3 – 3,0)
Untuk menentukan diameter poros (ds) dapat ditentukan dengan persamaan
berikut.

[ ]
1/3
5,1
K .cb.T
ds = τa t (2.4)
dimana ;
Kt = Faktor keamanan momen puntir 1,0 – 1,5 jika terjadi tumbukan yang
sangat kecil dan 1,5 – 3,0 jika terjadi tumbukan kejutan yang sangat
besar.
Cb = Faktor Lenturan.

2.6.4 Rangka
Rangka terbuat dari besi profil hollow ukuran 40 mm x 40 mm dengan
menyambungan lasan untuk konstruksinya. Rangka berfungsi untuk mendukung
alat pencacah ampas tebu secara keseluruhan dan juga merupakan bagian yang
terpenting dalam perancangan ini, Rangka berfungsi untuk mendukung rancangan
konstruksi alat secara keseluruhan dan juga merupakan bagian yang terpenting
dalam fabrikasi ini, karena rangka berfungsi sebagai tempat dudukan mesin dan
dudukan bagian-bagian mesin lainnya sehingga saling berhubungan selama
pengoperasian rangka harus statis atau diam dengan kokoh untuk menjamin
kelangsungan kerja mesin. Pemilihan baja profil L dalam desain ini karena kokoh
dan murah dibandingkan menggunakan profil pipa atau hollow seperti pada
Gambar 2.4.
14

Gambar 2.4 Besi Holow

2.6.5 Corong keluar


Keluaran dari proses pencacahan ampas tebu ini berupa cacahan yang
dapat diolah menjadi bahan baku pembuatan briket. Desain konstruksi corong
keluar ini dirancang dari plat baja seperti pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Plat baja

2.6.6 Sabuk dan puli


Pentranmisi putaran motor pada alat ini menggunakan puli dan sabuk. Puli
dan sabuk lazim digunakan dalam konstruksi alat pengolahan, selain dapat
menghantarkan putaran dengan baik juga dinilai lebih murah dari penggunaan gigi
rantai (sprocket) dan juga roda gigi. Jarak yang cukup jauh yang memisahkan
antara dua buah poros mengakibatkan tidak memungkinkannya mengunakan
transmisi langsung dengan roda gigi. Sabuk-V merupakan sebuah solusi yang
dapat digunakan. Sabuk-V adalah salah satu transmisi penghubung yang terbuat
dari karet dan mempunyai penampang trapesium. Dalam penggunaannya sabuk-V
dibelitkan mengelilingi alur puli yang berbentuk V pula. Bagian sabuk yang
15

membelit pada puli akan mengalami lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya
akan bertambah besar (Sularso, Sugo, 2002).
Sabuk merupakan suatu elemen mesin yang dipakai untuk memindahkan
daya antara dua buah poros yang sejajar. Poros harus terpisah pada jarak
minimum tertentu yang tergantung pada jenis pemakaian sabuk agar bekerja
secara efisien. Sebagian besar transmisi daya menggunakan sabuk V karena
mudah penanganannya dan harga yang murah. Sabuk V terbuat dari karet dan
mempunyai penampang trapesium seperti pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Penampang sabuk V

Persamaan yang akan digunakan dalam memilih dan menentukan elemen


puli dan sabuk adalah :
a. Menentukan perbandingan putaran
Perbandingan putaran dapat ditentukan dengan persamaan berikut :
n Dp
n2 = dp (2.5)
Dimana :
n1 = Putaran poros penggerak (rpm)
n2 = Putaran poros yang digerakkan (rpm)
Dp = Diameter puli besar (mm)
dp = Dimeter puli kecil (mm).

b. Menentukan kecepatan sabuk


Kecepatan sabuk dapat ditentukan dengan persamaan berikut :
16

π . d p . n1
V = 60 .1000 (2.6)
Dimana :
V = Kecepatan sabuk (m/detik)
dp = Diameter puli penggerak (mm)
n1 = Putaran poros penggerak (rpm).

c. Menentukan panjang sabuk


Panjang sabuk dapat ditentukan dengan persamaan berikut :
π 1
( D p +d p )+ ( D p −d p )2
L = 2C + 2 4C (2.7)
Dimana :
L = Panjang sabuk (mm)
C = Jarak sumbu poros (mm)
Dp = Diameter puli yang digerakkan (mm)
dp = Diameter puli penggerak (mm).
Sabuk V terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapesium seperti
pada Gambar 2.7. Penghantar putaran motor pada alat ini menggunakan puli dan
sabuk.

Gambar 2.7 Penampang sabuk V

Jarak sumbu poros antara kedua puli dihitung dengan persamaan berikut.

b+ √ b2 −8( Dp−dp)
C = 8 (2.8)
b = 2 . L - η (Dp + dp)
17

Dalam perencanaan ini dipilih sabuk V standar, karena berdasarkan


pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
1. Luar permukaan kontak lebih besar dibandingkan dengan sabuk rata dan dapat
meneruskan daya pada tegangan rendah
2. Kerja lebih halus dibandingkan dengan transmisi rantai (sprocket) dan roda
gigi.

2.6.7 Motor
Penggerak utama dalam rancang bangun alat pencacah ampas tebu ini
adalah dari motor listrik. Daya yang direncanakan sebesar 1 Hp dengan putaran
awal 2900 Rpm. Dalam rancang bangun ini dipilih motor listrik seperti pada
Gambar 2.8 berikut karena mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan
dengan jenis penggerak lainnya.

Gambar 2.8 Motor listrik

Adapun beberapa keuntungan motor listrik adalah:


1. Harganya lebih murah dibandingkan motor bakar.
2. Pengoperasian, pemeliharaan dan perawatannya mudah.
3. Ringan dan hampir tidak menimbulkan getaran.
4. Tidak menimbulkan kebisingan bagi operator dan lingkungan kerja.
5. Dapat digunakan dalam rumah tangga, karena hanya membutuhkan daya
listrik yang rendah.
18

2.6.8 Bearing (Bantalan)


Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang
peranan cukup penting karena fungsi dari bantalan yaitu untuk menumpu sebuah
poros agar poros dapat berputar tanpa mengalami gesekan yang berlebihan.
Bantalan harus cukup kuat untuk memungkinkan poros serta elemen mesin
lainnya bekerja dengan baik. Pada Gambar 2.9 adalah jenis-jenis bantalan Deep
groove ball bearings dan Angular contact ball bearing:

Gambar 2.9 Gambar perbedaan antara dua bearing yang dipergunakan


Deep groove ball bearing(1), Angular contact ball bearing (2).

Ball bearing adalah jenis bearing yang paling umum, digunakan dibanyak
aplikasi teknis, dari mesin hingga peralatan rumah tangga. Bearing ini cukup
simpel tapi gerak putarnya efektif. Sehingga menjadi bearing yang paling banyak
dipakai karena bisa menghandle baik beban putar (radial load) ataupun beban
tekan dari samping (thrust load). tetapi, hanya dipakai untuk aplikasi yang
bebannya tidak terlalu berat. di ball bearing ini, beban transfer dari bagian luar
(outer race) kedalam rangkaian bola-bola dalam, lalu kebagian dalam (inner race).
Dalam perencanaan bantalan telah ditentukan lebar bantalan (l) dan diameter
dalam bantalan (d) maka akan ditentukan beban bantalan dengan persamaan
berikut.
π 2
.d . L
W = w.l W = 4 (2.9)
19

Dimana :
L = Panjang poros (l . ρ )
ρ = berat jenis = 0,931 gram/cm3 = 931 kg/m3

2.7 Alat Manufaktur


Peralatan manufaktur adalah peralatan kerja yang diperlukan untuk proses
perancangan produk. Peralatan tersebut baik yang manual digenggam maupun
proses pemesinan. Peralatan yang dibutuhkan untuk perancangan alat pencacah
ampas tebu tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

2.7.1 Gergaji potong


Pemotongan logam pada umumnya dilakukan menggunakan material yang
memiliki kekerasan dan kekuatan lebih besar dari material (benda kerja) yang
akan dipotong. Cara pemotongan ini dapat dilakukan baik secara manual seperti
menggunakan gergaji tangan seperti pada Gambar 2.10, dan menggunakan tenaga
mekanis seperti mesin gergaji, gerinda potong dan cutting torch. Fungsi utama
mesin gergaji adalah memotong benda kerja, dengan mesin gergaji kita dapat
memotong benda kerja dalam jumlah banyak, baik dipotong secara bertahap (satu
persatu) maupun dipotong dengan cara disatukan (dirangkapkan). Pada konsep
rancangan ini pemotongan material menggunakan alat kerja gergaji tangan dan
mesin gerinda tangan dengan mata potong.

Gambar 2.10 Gergaji tangan

2.7.2 Mesin bubut


20

Mesin bubut (Gambar 2.11) mencakup segala mesin perkakas yang


memproduksi bentuk silindris. Jenis yang paling tua dan paling umum adalah
pembubut (lathe) yang melepas bahan dengan memutar benda kerja terhadap
pemotong mata tunggal.

Gambar 2.11 Mesin Bubut

Pada mesin bubut benda kerja yang melaksanakan gerakan utama, gerakan
laju dan gerakan penyetelan yang lurus dilakukan oleh perkakas. Sebagaimana
pada pembentukan serpih oleh perkakas tangan (manual), maka pisau perkakas
bubut yang berbentuk pasak (pahat bubut) juga membenam ke dalam benda kerja.
Pada perencanaan ini mesin bubut digunakan untuk proses manufaktur poros
utama mesin pencacah ampas tebu.

2.7.3 Mesin las listrik


Pengelasan merupakan suatu proses penyambungan satu logam atau
lebih dengan cara pemanasan yang dilakukan pada daerah yang akan dilakukan
penyambungan seperti pada Gambar 2.12. Hampir semua logam dapat di las oleh
satu macam proses atau lebih. Banyak ragam jenis dari pengelasan yang biasa
digunakan akan tetapi pada umumnya jenis pengelasan yang dipilih harus sesuai
21

dengan jenis material yang akan di las. Cara pengelasan yang sering digunakan
dalam praktek dan termasuk dalam klasifikasi busur listrik adalah las elektroda
terbungkus, las busur dengan pelindung gas dan las busur dengan pelindung
bukan gas (Harsono, Thosie, 2000). Dalam perencanaan ini jenis pengelasan yang
di gunakan adalah pengelasan resistansi listrik dengan elekroda terbungkus.

Gambar 2.12 Proses pengelasan

Pada perencanaan manufaktur ini, penggunakan proses las dilakukan saat


mengelasan rancangan rangka alat. Pengelasan listrik SMAW dinilai lebih tepat
untuk pengerjaan penyambungan logam seperti plat housing dan rangka. Dalam
penyambungan logam dengan metode pengelasan sebelum dipersiapkan bentuk-
bentuk sambungan dan kampuh yang digunakan dalam proses pengelasan, maka
akan didapat variasi dan posisi atau konfigurasi yang satu dengan yang lain dalam
konstruksi sambungan yang menyebabkan berbagai jenis sambungan las. Hal ini
sangat erat hubungannya dengan ketangguhan, cacat las dan retak yang ada
umumnya pengaruh yang fatal terhadap keamanan dari konstruksi yang dilas.

2.7.4 Mesin bor


Mesin bor adalah alat yang hampir selalu dibutuhkan pada bengkel,
sekalipun bengkel sederhana, karena sering sekali dijumpai untuk membuat
lubang pada komponen alat dan mesin, pembuatan konstruksi logam, maupun
22

pada pengerjaan alat dan mesin. Mesin bor (drilling) merupakan sebuah alat atau
perkakas yang digunakan untuk melubangi suatu benda seperti pada Gambar 2.13
salah satu jenis mesin bor. Cara kerja mesin bor adalah dengan cara memutar
mata pisau dengan kecepatan tertentu dan ditekan ke suatu benda kerja.
Fungsi utama dari mesin bor adalah untuk melubangi benda kerja dengan ukuran-
ukuran tertentu. Mesin bor pada perencanaan ini digunakan untuk mengebor
lubang baut dudukan bantalan.

Gambar 2.13 Mesin bor

2.7.5 Mesin gerinda tangan


Penggunaan mesin gerinda sebagai alat potong pada perbengkelan sering
ditemukan. Gerinda potong tersebut tersedia dalam berbagai bentuk, gerinda
tangan dan gerinda bangku. Pada prinsip pekerjaannya gerinda dibuat untuk
mengasah logam, baik logam lunak maupun logam keras. Penggunaan terhadap
kekerasan logam yang akan diasah akan disesuaikan dengan graise (butiran batu
gerinda) yang dipadukan pada batu gerinda tersebut. Untuk penggunaan gerinda
dapat dilihat pada Gambar 2.14.
23

Gambar 2.14 Mesin gerinda tangan


BAB III
METODE PERANCANGAN

3.1 Tempat dan Waktu Perancangan

3.1.1 Tempat

Rancang bangun alat pencacah ampas tebu ini direncanakan pada bengkel
diwilayah penulis tinggal.

3.1.2 Waktu
Lamanya waktu perencanaan rancang bangun ini dilakukan setelah
pengesahan proposal Tugas Akhir yang dilaksanakan. Time schedule rencana
pelaksanaan perancangan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Time Schedule rencana pelaksanaan


Bulan dalam Tahun 2022/2023
No Kegiatan 2022 2023
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
Penyusunan
1
proposal
Pengumpulan
informasi
2
dan literatur yang
relevan
Analisa
3
perancangan
Rancang bangun
4
alat
5 Pra-uji
Koreksi dan
6
perbaikan
7 Uji kelayakan
8 Analisa hasil
9 Pengolahan data
Penyusunan
10
laporan

23
24

3.2 Bahan dan Alat yang Akan Digunakan


3.2.1 Bahan
Dalam rancang bangun ini bahan yang digunakan adalah dari logam
dengan bentuk beragam seperti plat, pipa, baja profil tipe hollow dan besi bulat
(round bar). Pada Tabel 3.2 ditampilkan bahan-bahan yang akan digunakan
rancang bangun alat pencacah ampas tebu
Tabel 3.2 Bahan dan Penggunaannya
No Nama Bahan Penggunaan
1 Plat S45C tebal 2 mm - Chasing
2 Siku hollow profil 40 x 40 - Rangka alat
3 Besi S45C φ 50 mm - Poros pencacah
4 Pisau ketam - Pisau pencacah

3.2.2 Peralatan
Rancang bangun alat pencacah ampas tebu dengan dimensi 300 x 350 x
1000 mm membutuhkan peralatan penunjang yang ditunjukkan pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Peralatan rancang bangun
No Nama Alat Fungsi
1 Mesin Las Listrik Pengelasan rangka dan chasing
2 Mesin Gerinda tangan Merapikan hasil pengelasan
3 Mesin Bor tangan Mengebor lubang baut bearing
4 Gerinda potong Memotong material rancangan
5 Mesin bubut Membubut poros untuk dudukan pencacah
6 Jangka sorong dan meteran Mengukur ketelitian pekerjaan

Dalam Rancangan ini di Butuhkan beberapa Elemen-Elemen Perancangan yang di


gunakan seperti di tunjukkan pada Tabel 3.4.
25

Tabel 3.4 Elemen rancang bangun


No Nama Alat Fungsi
1 Puli dan sabuk Transmisi putaran penggerak poros pencacah
2 Bearing bola radial no. 204 Bantalan poros pencacah
3 Baut M10 Pengikat bearing dan screen

Motor penggerak listrik yang akan digunakan pada mekanisme manufaktur mesin
pencacah ampas tebu ini, digunakan motor listrik berdaya 1 HP (750 Watt)
dengan spesifikasi seperti pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Spesifikasi motor penggerak
NO Spesifikasi Motor Listrik Keterangan
1 Voltase 220 Volt AC
2 Daya 1HP(750 Watt)
3 Putaran 2900 Rpm
4 Frekwensi 60 Hz
5 Phase 1

Kecepatan tanpa beban motor listrik ini akan direduksi dengan


menggunakan sepasang puli besar dan puli kecil. Puli kecil dipasang pada motor
penggerak, sedangkan puli besar untuk merendahkan putaran dipasang pada poros
dudukan pisau pencacah. Poros merupakan suatu elemen mesin yang berfungsi
untuk meneruskan daya dan putaran selama mesin beroperasi, sehingga dapat
dikatakan bahwa poros merupakan peran utama dalam sistem transmisi.
Pembebanan pada poros tergantung besarnya daya dan putaran mesin yang
diteruskan, serta pengaruh daya yang ditimbulkan oleh bagian-bagian mesin yang
berputar bersama poros. Sistem kerja puli ini menggunakan sabuk V tipe A.
Berdasarkan gaya yang diterima oleh bantalan adalah gaya radial maka dalam
perencanaan alat mesin perontok jagung ini jenis bantalan yang digunakan adalah
bantalan radial seperti pada Gambar 3.1.
26

Gambar 3.1. Bantalan


Gambar 3.1. Bantalan
Diharapkan putaran poros pisau dapat mencacah ampas tebu dengan
kapasitas 84 kg/ jam.
27

3.3 Diagram Alir Perencanaan


Konsep perencanaan ini mengikuti tahapan dalam diagram alir
perencanaan Gambar 3.2.

Mulai

Studi
literatur

Desain alat
Dimensi dan Bahan
Proses Manufaktur
Mekanisme Kerja Alat

Desain Alat
Rancangan

Proses Manufaktur

Uji Kerja Alat

Apakah Hasil tidak


Kerja Sesuai?

ya
Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.2 Diagram Alir Perencanaan


28

Desain rancangan konstruksi alat pencacah ampas tebu seperti ditampilkan pada
Gambar 3.3.
A

3.3 Desain Rencana Alat Rancangan

D
E

Gambar 3.3 Desain rancangan pencacah ampas tebu


Keterangan :
A : Corong masuk G : Poros putar dudukan pisau
B : Dudukan bearing H : Corong keluaran
C : Ruang pencacah I : Puli pemutar poros pencacah
D : Motor listrik 1 HP
E : Pisau pencacah
F : Rangka alat
Gambar 3.2. Desain alat pencacah ampas tebu
29

Sedangkan mekanisme kerja alat pencacah ampas tebu ini ditampikan pada
Gambar 3.4 yang direncanakan dapat mencacah sebanyak 50 Kg dalam 1 jam
dengan motor ½ Hp.
Prinsip kerja alat yang akan dirancang ini, dapat dijelaskan seperti skema
pada Gambar 3.3 di bawah ini.

1 Ampas tebu

2 Poros cacahan menghancurkan


ampas tebu

Putaran Motor penggerak


Saringan mesh

Puli transmisi putaran

4 Keluaran cacahan

Gambar 3.4 Sistem Kerja alat rancangan

Pada Gambar 3.4 skema di atas dapat dijelaskan, jika ampas tebu yang
telah dikumpulkan dimasukkan ke dalam corong masukan lalu dicacah oleh pisau
pencacah yang dirancang berputaran (dinamis) dan tetap yang ditempelkan pada
dinding casing alat. Putaran poros cacahan merupakan hantaran putaran dari
motor penggerak dengan kecepatan yang telah disesuaikan putaran yang
dibutuhkan. Cacahan ampas tebu tersebut akan melewati saringan (mesh) untuk
30

menseragamkan ukuran cacahan dan akan keluar pada corong keluar untuk
pemanfaatannya. .
Ukuran alat pencacah ampas tebu dapat ditampilkan pada Gambar 3.5 berikut.

Gambar 3.5 Ukuran alat rancangan

Pisau pencacah berfungsi untuk memotong ampas tebu menjadi bentuk


irisan (chip). Pisau pemotong ini terbuat dari bahan baja HSS yang dapat diasah
sehingga salah satu sisinya tajam. Pisau ini lazimnya digunakan untuk
pengetaman kayu, seperti pada Gambar 3.6. Sebagaimana diketahui bahwa sifat
ampas tebu yang lunak, maka kemiringan sudut asah pisau pencacah akan
divariasikan sehingga tidak merusak struktur potongan irisan keripik ampas tebu
yang dikehendaki. Sudut kemiringan standar mendapatkan ketebalan irisan sekitar
1 – 2 mm. Berdasarkan variasi sudut kemiringan mata pencacah, maka akan
diambil desain sudut terbaik yang menghasilkan rajangan keripik lebih baik dan
meminimalisir tersisanya bahan baku ampas tebu yang terbuang karena tidak
habis terajang. Sudut pencacah yang lebih baik digunakan adalah sudut sayat 300
31

dengan kemiringan sepanjang 5 mm. Sudut rajangan ini akan diteruskan hingga ke
lubang piringan pencacah yang dilalui chip rajangan ampas tebu. Pada lubang
piringan pencacah ini juga dikikir dengan kemiringan 300. Pengaruh pengikiran
sudut tersebut adalah untuk menghindari hancurnya chip ampas tebu yang
dirajang karena berbenturan pada didinding lubang piringan dudukan pencacah di
tunjukkan pada gamabar 3.6 berikut.

Gambar 3.6 Pisau pencacah yang digunakan

Spesifikasi pisau pencacah yang akan digunakan pada alat pencacah ampas
tebu ini disebutkan pada Tabel 3.6 dan pada Tabel 3.7 ditampilkan komposisi
kimia material HSS type tungsten yang lazim digunakan sebagai material potong.

Tabel. 3.6 Spesifikasi pisau pencacah (slicer)


Uraian Spesifikasi
Kode PH108
Merk Bosch
No. Produsen 2607.000193-879
Berat 0,2 Kg
Ukuran 82 x 29 x 3 mm
Material HSS

Penggunaan material dari bahan HSS sering digunakan untuk elemen


pemotong (penyayat) seperti pahat, mata bor dan pisau pencacah. Pemakaian
32

bahan ini disebabkan kemampuan dan kandungan unsur kimia yang lebih baik dan
kuat dibanding material karbon, dimana komposisi kimia material HSS seperti
ditunjukkan pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7 Komposisi kimia material HSS
Unsur % Unsur %
C 0,64 Si 0,62
Mn 0,281 P 0,0179
W 0,785 Cu 0,0816
Mo 02255 S 0,004
Cr 1,176 Zn 0,0265
Ni 0,207 Fe 95,75

Untuk rancangan pisau pencacah seperti pada Gambar 3.7.

Gambar 3.7 Pisau pencacah


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Perancangan Rangka

Rangka mesin pencacah dirancang dari 2 jenis baja, yaitu baja siku ukuran
40 x 40 ketebalan 2 mm dan baja profil hollow ukuran 20 x 20 ketebalan 1 mm.
Distribusi tegangan dalam las tumpul tidak terlalu sukar dihitung dan mudah
dikerjakan tetapi dalam sambungan las sudut sangat sukar, karena itu dalam hal
ini tegangan yang terjadi dianggap sama dengan yang terjadi dalam leher las.
Pengelasan yang digunakan untuk merakit konstruksi rangka adalah pengelasan
busur listrik SMAW.
Konstruksi rangka mesin perajang dirancang dari jenis baja profil hollow
ukuran 40 x 40 ketebalan 2 mm. Distribusi tegangan dalam las tumpul tidak
terlalu sukar dihitung dan mudah dikerjakan tetapi dalam sambungan las sudut
sangat sukar, karena itu dalam hal ini tegangan yang terjadi dianggap sama
dengan yang terjadi dalam leher las.

4.2 Perhitungan Motor dan Transmisi Puli


4.2.1 Perhitungan motor
Fabrikasi mesin pencacah ampas tebu ini dapat dikategorikan sebagai
mesin yang mempunyai beban sedang, sehingga dalam perencanaannya perlu
dipertimbangkan faktor koreksi (fc) untuk daya yang bekerja. Menurut Sularso
(1997) faktor koreksi fc ditetapkan 1,0 – 1,5, maka dalam perencanaan ini penulis
memilih 1,5 sebagai faktor koreksi (fc). Jadi daya rencana dapat dihitung yaitu :
Daya mulai motor penggerak adalah ½ HP . (1 HP = 0,74 KW)
Pd = fc . P
Maka ;
Pd = 1,5 . 0,37 KW
= 0,56 KW
Daya tersebut akan bekerja pada poros motor yang akan terjadi momen puntir
yang diakibatkan perputaran poros. Momen puntir yang terjadi adalah

33
34

Pd
T = 9,74 . 105 n
Dimana :
Pd = Daya rencana
n = Putaran (rpm) = putaran ini adalah pada puli yang menggerakkan poros
pencacah yaitu 466 rpm.
maka :
0,56
T = 9,74 . 105 466
= 9,74 . 105 . 0,0012
= 1168,8 kg.mm.

4.2.2 Perhitungan transmisi puli


Puli yang dipakai sebanyak 2 buah yaitu pada motor penggerak dan pada
poros pencacah. Pada motor penggerak adalah n1 putaran 1400 rpm, diameter puli
80 mm. Perbandingan putaran adalah i = 3 maka putaran puli n2 yang
menggerakkan poros pencacah sebesar 466 rpm. Daya motor penggerak diketahui
daya sebesar 0,58 KW (daya rencana) dengan putaran 1400 rpm, diperoleh sabuk
dengan tipe A seperti pada Tabel 4.1. Puli kedua yang digunakan untuk memutar
poros pencacah berdiameter 240 mm.
Putaran yang ditransmisikan oleh sabuk merupakan putaran dari hasil reduksi
penggerak, yaitu :
n1
n2 = i
Dimana ;
n1 = Putaran motor penggerak (putaran puli motor 1400 rpm)
n2 = Putaran puli yang digerakkan (466 rpm)
i = Perbandingan reduksi motor penggerak (3).
Untuk menentukan diameter puli yang digerakkan dihitung dengan persamaan
berikut.
35

n1 Dp
n2 = dp

Maka :
n1 .d p
DP = n2

1400.80
= 466
112000
= 466
= 240 mm.
Jadi diameter puli yang menggerakkan poros adalah 240 mm.
Menurut Sularso (1997) bahwa kecepatan sabuk yang baik adalah lebih kecil dari
30 m/s.
π . d p . n1
v= 60 .1000
3,14 .80 .1400
= 60000
351680
= 60000
= 5,86 m/s.
Jadi kecepatan ini relatif lebih baik untuk digunakan pada rancangan ini
dengan beban kecil. Sehingga sabuk, puli, dan bantalan akan lebih awet. Sabuk
yang digunakan pada transmisi ini sebanyak 1 sabuk.
Sehingga jarak sumbu poros antara kedua puli dihitung dengan persamaan
berikut.
b = 2 . L - η (Dp + dp)
= 2 . 1016 – 3,14 (240 + 80)
= 2032 – 1004,8
= 1027,2 mm
36

Maka :

b+ √ b2 −8( Dp−dp)
C = 8 , sehingga

1004 , 8+ √ 1004 , 82 −8(240−80 )


= 8
1004 , 8+ √ 1476643 ,36
= 8
1004 ,8+1215 ,17
= 8
= 303,846 mm
= dibulatkan menjadi 304 mm
Panjang sabuk yang digunakan pada rancangan ini seperti pada lampiran
Tabel 1A. Ukuran puli yang digunakan memerlukan pemasangan sabuk yang
sesuai ukuran yaitu sabuk tipe A dengan panjang L 1016 mm. Pada Gambar 4.1
menampilkan standar ketentuan pemilihan sabuk V.
Gambar 4.1. Diagram pemilihan sabuk V

Sumber : Sularso, Sugo, (2002)


37

4.3 Perhitungan Bantalan


Dalam perencanaan bantalan telah ditentukan lebar bantalan (l) = 0,15 cm dan
diameter dalam bantalan (d) = 0,20 cm. Diketahui beban kerja sekali memasukkan
ampas tebu ditambah beban berat poros dan pisau pencacah (W) sebesar 4 Kg dan
putaran kerja poros 466 Rpm, bahan poros agak keras dengan tegangan lentur
yang diizinkan σ = 4 kg/mm2, faktor koreksi (fc) = 1 dengan mengambil µ = 0,06
(Sularso) maka akan ditentukan beban kerja bantalan (p) serta daya bantalan yang
terpakai sehingga dengan Persamaan 2.9 didapatkan hasil sebagai berikut.
W = 4 Kg
N = 466 Rpm
W
p = ld
4
= 0,15.0,2
p = 133 kg/cm2 = 1303,4 N/ cm2
sehingga :

l


1 σ
d 5,1 p
15


1 4
20 5,1 133
15
≤√ 0 ,196 . 0 ,03
20
0,75 ≤0,77
Bantalan ini dapat bekerja dengan beban radial pencacahan ampas tebu.
Momen lentur maksimum yang ditimbulkan ;
1303,4 N
M = 2
= 651,7 N.mm
38

Sedangkan momen tahanan lentur adalah ;


3
π .d
ZI = 32
3,14.8000
= 32
= 785 kg/mm2 = 7693 N/ mm2

Bantalan gelinding radial yang dipergunakan pada mesin pencacah ampas


tebu sebanyak dua bantalan (bearing) yang terletak di kedua ujung poros. Seperti
konstruksi mesin pencacah ampas tebu pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Konstruksi mesin pencacah ampas tebu

4.4 Perhitungan Pisau Pencacah


Gaya potong pisau (F = A . fs)
Dimana:
F = Gaya yang bekerja pada pisau (N)
fs = Tegangan geser bahan yang akan dipotong 10,368 N/cm2
A = Luas penampang bahan yang dipotong (ampas tebu) (mm)
39

Maka dapat dihitung sebagai berikut :


Diseragamkan ukuran ampas tebu yang dicacah lebar 0,5 cm dan panjang 3 cm,
luas ampas tebu yang dicacah (A) = 1,5 cm2
Sehingga gaya potong pisau pencacah :
F = 1,5 cm2 x 10,368 N/cm2
= 15,552 N.
Torsi Pisau (T = F . r)
Dimana:
T = Torsi pada pisau (N.m)
F = Gaya yang bekerja pada pisau (N)
r = ½ panjang pisau (mm)
Berdasarkan Tabel 3.3 diketahui panjang pisau pencacah adalah 82 mm, sehingga
r = 41 mm. maka :
Torsi pisau (T) = 15,552 N x 41 mm
= 637,632 N.m

π . d p . n1
Kecepatan Putaran Potong (v = 60 .1000 )
Dimana:
v1 = Kecepatan Putaran Potong ( m/s)
d = diameter poros (mm)
n = putaran poros (rpm)
kecepatan putaran potong adalah
3,14 . 20. 466
v = 60.1000
29264, 8
= 60000
= 0,488 m/s.
π .d.n
Kecepatan hasil pemotongan (v2 = 1000 )
Dimana:
40

v2 = Kecepatan hasil pemotongan (m/min)


D = diameter poros (mm)
n = putaran poros (rpm)
maka kecepatan hasil pemotongan adalah :

3,14 . 20 . 466
v2 = 1000
29264 , 8
= 1000
= 29,265 m/min

Kapasitas pemotongan (Q = ρ . v)
Dimana:
Q = Kapasitas pemotongan (kg/jam)
ρ = massa jenis ampas tebu (0,237 g/cm3)
v = Kecepatan hasil pemotongan (m/min)

Kapasitas pemotongan kerja alat, adalah :


Q = 0,237 g/cm3 . 29,265 m/min
= 7 kg/jam
Pisau pencacah yang digunakan sebanyak 3 bagian, maka :
7 kg/jam x 3 = 21 kg/jam.

4.5 Spesifikasi Elemen yang Digunakan


Elemen-elemen pada rancangan pencacah portable ini dan spesifikasinya
ditampilkan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Elemen yang digunakan
Nama
No Spesifikasi Fungsi Gambar
Elemen
41

1 Motor Daya : 0,5 Hp Sebagai motor


Penggerak Putaran : 1400 penggerak utama
Rpm putaran pencacah.

2 Puli dp : 65 mm, Tranmisi putaran


dan Dp : 195 motor penggerak
mm ke poros pencacah.

3 Sabuk V Tipe A, Penghantar


panjang 1016 mm putaran.

4 Bantalan Jenis bantalan Dudukan poros


(Bearing) gelinding No. pencacah
6204

5 Rangka Besi hollow 35x Rangka alat


Pondasi 35 2mm, dan baja pencacah dan
siku uk. 40 x 40 dudukan motor
tebal 2 mm. penggerak.

6 Plat Chasing Aluminium tebal Penutup rangka alat


2 mm. pencacah dan
corong keluar chip
ampas tebu.

7 Poros Diameter besar Poros pencacah


Pencacah 35 mm, panjang yang menerima
total 380 mm. putaran dari motor
Bahan S45C.

8 Piringan Diameter 270 Dudukan pisau


Pencacah mm, tebal 8 mm. pencacah.
Bahan
aluminium.

9 Pisau P x L = 82 x 30 Pisang menyayat


Pencacah mm, HSS tebal 4 ampas tebu
mm. menjadi ukuran
chip
42

10 Mur Pengikat M 12, Mengikat kedua


Lebar Kunci 16 ujung poros
mm. pencacah.

11 Baut M12, jenis hex Baut pengikat


bolts dudukan motor dan
bantalan

4.6 Biaya Pembuatan Alat


Biaya yang dihitung pada perancangan ini mencakup keseluruhan dari
hasil akhir dari rancangan mesin pencacah ampas tebu ini. Biaya yang dihitung
adalah biaya yang dikeluarkan tersebut terdiri dari biaya investasi, biaya tetap dan
biaya tidak tetap. Biaya yang diperhitungkan dalam perancangan alat ini adalah :
1. biaya pembelian bahan baku
2. biaya pembelian bahan jadi
3. biaya kerja

4.6.1 Biaya pembelian bahan baku


Biaya pembelian bahan baku yang ada di pasaran ditunjuk pada Tabel 4.2.
bahan baku yang digunakan baik didapat dari toko yang masih baru seperti plat,
tetapi besi roundbar dan pipa baja untuk poros penumbuk karena pemanfaatan
tidak terlalu banyak maka bahan ini dibeli di pasar loak dengan harga kiloan.

Tabel 4.2 Material untuk perancangan


Vo Uni Harga
No Material Jumlah
l t satuan
Baja profil hollow uk. 40 x 40
1 1 btg 120.000 120.000
mm
2 Besi roundbar ø 60 mm 6 kg 15.000 90.000
3 Plat baja tebal 1,2 mm 1 lbr 215.000 215.000
4 Besi nako uk. 10 x 10 mm 1 btg 45.000 45.000
TOTAL A 470.000

4.6.2 Biaya pembelian bahan jadi


43

Material bahan jadi yaitu elemen yang didapatkan di pasaran dan langsung
dipasang pada alat rancangan ini. Bahan-bahan yang dibeli seperti di cantumkan
pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Material pendukung
Harga
No Material Vol Unit Jumlah
satuan
1 Motor listrik ½ HP 1 unit 550.000 550.000
2 Sabuk V 1 bh 35.000 35.000
3 Bantalan (bearing) ø 30 mm 4 bh 35.000 140.000
4 Baut pengikat ø 10 mm 12 bh 1000 12.000
5 Puli kecil 1 bh 40.000 40.000
6 Puli besar 1 bh 85.000 85.000
TOTAL B 862.000

4.6.3 Biaya kerja


Harga biaya rancangan alat ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu biaya
design perencanaan dalam bentuk gambar teknik dan biaya rancang bangun. Biaya
rancangan perencanaan dalam bentuk gambar dan biaya rancang bangun dihitung
secara umum tidak dirincikan. Biaya design sebesar Rp. 500.000,- dan biaya kerja
rancang bangun pada bengkel las sebesar Rp. 700.000,- (hanya ongkos saja tidak
termasuk material yang dipakai).

Jadi total biaya pembuatan alat pencacah ampas tebu ini adalah :
= Biaya pembelian bahan baku + Biaya pembelian bahan jadi + biaya kerja
= Rp. 470.000,- + Rp. 862.000,- + Rp. 700.000,-
= Rp. 1.632.000,-
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah tahapan perencanaan dan perancangan mesin pencacah ampas


tebu, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Design mesin pencacah ampas tebu dengan spesifikasi sebagai berikut :
Dimensi P x T x L : 930 x 925 x 365 mm
Daya motor : 1 HP
Putaran motor : 300 Rpm
Putaran output (penumbuk) : 100 Rpm
No. Bantalan : 6204
Kapasitas produksi : 180 kg/jam
Biaya produksi : Rp. 1.632.000,-
2. Konsep desain telah dilakukan dengan pertimbangan seperti mudah dikerjakan,
mudah memperoleh bahan baku, mudah pengoperasian dan biaya perancangan
yang terjangkau. Konsep dari design kemudian diaplikasikan dalam bentuk
rancangan nyata yang menghasilkan unit mesin pencacah ampas tebu.
3. Mesin pencacah ampas ini telah dicoba perancangannya dengan memodifikasi
dari rancangan yang ada untuk cacahan media yang lain seperti jerami. Hasil
rancangan telah dapat memproduksi serat ampas tebu dengan ukuran serat yang
homogen. Serat hasil produksi mesin ini, dapat menjadi bahan baku komposit
dan briket setelah proses selanjutnya.

5.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan setelah hasil rancangan mesin pencacah
ampas tebu ini adalah sebagai berikut.
1. agar dapat dirancang saringan (screen) pada modifikasi rancangan berikutnya,
untuk mendapatkan hasil yang lebih terukur.
2. Serat ampas tebu yang tidak terurai cacahan dengan baik, dapat dimasukkan
kembali melalui corong masukan untuk penumbukan kembali.

44
45

3. Untuk meningkatkan kapasitas produksi mesin, maka corong masukan dan


pencacah dapat dimodifikasi kembali lebih luas dan besar.
DAFTAR PUSTAKA

ASM Hand Book, (1992)


Dwi Saptati, (2016) Potensi Ampas Tebu sebagai Alternatif Bahan Baku
Pembuatan Karbon Aktif, Natural B, Vol. 3 No. 4 Prodi Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Robiyansyah, (2015) Perancangan Mesin Pencacah Pelepah Sawit untuk Pakan
Ternak sapi
Gardner, F., Pearce, R.B. dan Mitchellm R.L. Diterjemahkan oleh Susilo dan
Subiyanto. 1991.Fisiologi Tanaman Budidaya. Penerbit Universitas
Indonesia (U Press). Jakarta.
Rozalina, Sp, M.S.T., 2015. Faktor-Faktor yang mempengaruhi respon petani
terhadap penggunaan Mesin Perontok (Power Thresher) Padi (Oryza Sativa,
L) di Kecamatan Peunaron Kabupaten Aceh Timur. Agrisamudra,2(1).31-
40.
Amstead, B.H., Ostwald, P.F., dan Begeman, M.L., 1995, Teknologi
Mekanik,Jilid 1, Edisi Ketujuh, terj. Djaprie S., Erlangga,Jakarta.
Sularso. (1997) Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Cetakan
Kesembilan. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
Misran, Erni. 2005. Industri Tebu Menuju Zero Waste Industry, Jurnal Teknologi
Proses, 6-10.
Sularso dan Sugo Kiyokatsu, (2002) Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen
Mesin, Pradnya Paramita Jakarta
Harsono Wiryosumarto dan Thosie Okomura. (2000) Teknologi Pengelasan
Logam, Pradnya Paramita, Jakarta
Wiar Rostaman, (2010) Rancang Bangun Mesin Pemotong Jerami dengan
Kapasitas 500 Kg/Jam, Fakultas Teknik Program Studi Diploma III
Universitas Diponogoro, Semarang.

46
47

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. Surat Penunjukan Dosen Pembimbing Tugas Akhir


48

Lampiran 2. Form Konsultasi Tugas Akhir


49

Lampira 3 Dimensi Alat Pencacah Ampas Tebu


50

PANDANGAN ATAS DAN HASIL CACAHAN AMPAS TEBU

v
51

Lampiran 5. Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


1. Personal
Nama : Eric Arianto.
Nim : 160120010.
Universitas : Malikussaleh.
Fakultas : Teknik.
Jurusan/Prodi/Bidang : Teknik Mesin/Teknik Mesin/Manufactur.
Tempat/Tanggal Lahir : Bireuen/14 September 1998.
Jenis Kelamin : Laki-Laki.
Alamat : Geulanggang Baro, Kota Juang.
Agama : Islam.
Nomor Telepon : 082255089353
Email : ericarianto14@gmail.com.
Dosen Pembimbing : Dr. Abubakar, ST., MT.
Judul Skripsi : Rancang Bangun Mesin Pencacah Ampas
Tebu Dengan Kapasitas 84 Kg/Jam.
2. Orang Tua
Nama Ayah : Riswanto.
Pekerjaan : Wiraswasta.
Alamat : Bireuen.
Nama Ibu : Wasrida.
Pekerjaan : IRT(Ibu Rumah Tangga).
Alamat : Bireuen.
3. Pendidikan Formal
Tahun 2004 – 2010 SD Negeri 12 Bireuen.
Tahun 2010 – 2013 MTs Swasta AL – Zahra.
Tahun 2013 – 2016 MA Swasta AL – Zahra.
Tahun 2016 – 2023 Universitas Malikussaleh.

Anda mungkin juga menyukai