Disusun Oleh:
ERIC ARIANTO
160120010
Eric Arianto
160120010
ii
LEMBAR PENGESAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
Judul Tugas Akhir (Skripsi) : Rancang Bangun Mesin Pencacah Ampas Tebu
Dengan Kapasitas 84 Kg/Jam.
Nama : Eric Arianto
NIM : 160120010
Jurusan/Prodi/Bidang : Teknik Mesin/Manufaktur
Tanggal Sidang : 25 Mei 2023
Menyetujui
Pembimbing Utama
Penguji I Penguji II
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Mesin
iii
LEMBAR PENGESAHAN FAKULTAS
Berdasarkan Evaluasi Tugas Akhir Program Strata Satu (S1) Jurusan Teknik
Mesin Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh yang telah diadakan pada
tanggal, 25 Mei 2023 terhadap mahasiswa:
Disetujui/Disahkan Diperiksa/Disetujui
Dekan Fakultas Teknik Ketua Jurusan Teknik Mesin
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Keluarga Tercinta
Sebagai tanda bakti, hormat dan rasa terima kasih yang tiada terhingga
kupersembahkan karya kecil ini kepada ibunda tercinta (Wasrida) dan ayahanda
tercita (Riswanto) yang telah memberikan kasih sayang, dukungan, ridho, dan
cinta kasih yang tiada terhingga dan tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan
selembar kertas yang bertuliskan kata persembahan.
Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat Ibu dan Ayah bangga dan
bahagia karena kusadar, selama ini belum bisa berbuat lebih kepada Ibu dan
Ayah. Terima kasih atas kasih sayang, cinta, dukungan dan kasihnya yang tiada
hentinya hingga Eric dapat menyelesaikan amanah Ibu dan Ayah untuk meraih
gelar Sarjana. Tidak lupa pula ucapan Terima kasih kepada saudaraku tercinta,
kakak saya Sayful Umri, Elly Warni Dan Ella Trismayani. terima kasih atas
dukungannya selama masa perkuliahan ini. Karya kecilku ini kupersembahkan
untuk keluargaku.
Orang terdekatku
Setelah berbagai drama akhirnya ku selesaikan tugas akhir ini dan sebagai tanda
terima kasih, Terima kasih telah banyak membantu dan menjadi support system
saat berada di bangku kuliah hingga tugas akhir ini terselesaikan. Teman-Teman
Terkasih Rasa Terima kasih dan bangga kepada sahabat-sahabat tercinta (Andi
Maulana, Rizky Ananda, Septian, Wahyudi, khalid, iqbal) dan teman
v
seperbimbingan yang selalu bersama saat masa perkuliahan hingga titik akhir
perjuangan ini. Semoga persaudaraan ini selalu terjalin dan tidak akan terputus
jarak dan waktu selalu saling mendukung dan mendoakan untuk setiap langkah
baik yang akan kita jalani kedepannya. Tidak lupa kepada teman-teman
HIMATESIN FT UNIMAL yang senantiasa membersamai saat menjalankan roda
organisasi dan juga selalu mendukung saya dalam hal apapun.
Bapak Dr. Abubakar, ST.,MT selaku dosen pembimbing utama skripsi saya,
terima kasih banyak bapak-bapak sudah membantu selama ini, sudah dinasehati,
sudah diajari, dan mengarahkan saya sampai skripsi ini selesai.
Tanpa mereka, karya ini tidak akan pernah tercipta.
vi
KATA PENGANTAR
vii
10. Bapak Ahmad Nayan, S.T., MT, selaku Dosen Penguji II yang telah
memberikan masukan yang membangun pada penulisan Tugas Akhir ini.
11. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Jurusan Teknik Mesin.
12. Keluarga saya yang telah memberikan dukungan dan do’a ke pada saya untuk
menyelesaikan skripsi tugas akhir.
13. Seluruh teman-teman saya yang telah memberikan dukungan dan semangan ke
pada saya dalam mengerjakan skripsi tugas akhir ini.
Penulis menyadari dalam penulisan Tugas Akhir ini masih terdapat
kekurangan-kekurangan baik dari segi penyusunan dan buku panduan yang
penulis pelajari untuk melengkapi kesempurnaan penulisan ini. Penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaannya.
Eric Arianto
NIM. 160120010
viii
DAFTAR ISI
ix
2.6.5 Corong keluar 13
2.6.6 Sabuk dan puli 14
2.6.7 Motor 17
2.6.8 Bearing 17
2.7 Alat Manufaktur 19
2.7.1 Gergaji potong 19
2.7.2 Mesin bubut 19
2.7.3 Mesin las listrik 20
2.7.4 Mesin bor 21
2.7.5 Mesin gerinda tangan 22
BAB III METODOLOGI PERENCANAAN 23
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 23
3.1.1 Tempat 23
3.1.2 Waktu 23
3.2 Bahan dan Peralatan 24
3.2.1 Bahan 24
3.2.2 Peralatan 24
3.3 Diagram Alir Perencanaan 26
3.4 Desain Rancangan 27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 32
4.1 Perancangan Rangka 32
4.2 Perhitungan Motor dan Transmisi Puli 32
4.3 Perhitungan Bantalan 35
4.4 Perhitungan Pisau Pencacah 37
4.5 Spesifikasi Elemen yang Digunakan 39
4.6 Biaya Pembuatan Alat 41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 43
5.1 Kesimpulan 43
5. 2 Saran 43
DAFTAR PUSTAKA 44
LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR NOTASI
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
ABSTRAK
Ampas tebu merupakan salah satu bahan baku atau materi limbah yang potensial
dapat digunakan kembali (recycle). Perancangan alat pencacah ampas tebu untuk
dapat digunakan sebagai materi pembuatan komposit yang meningkatkan efisiensi
kerja. Penelitian ini telah merencanakan dan merancangan satu alat pencacah yang
digerakkan oleh motor listrik yang dapat mencacah ampas tebu. Perlu diketahui
bahwa dalam suatu perancangan harus memperhatikan kualitas, biaya produksi,
ketersediaan bahan, dan ramah lingkungan, dimana kualitas akan berpengaruh
pada performance dan lifetime, biaya produksi akan berpengaruh pada harga jual.
Sehingga dalam perencanaan ini telah merancang satu pemanfaatan manufaktur
alat yang dirancang untuk mencacah ampas tebu dengan menggunakan motor
penggerak listrik yang ekonomis dan mudah dioperasikan. Hasil rancangan mesin
pencacah ampas ini telah dicoba operasional dengan memodifikasi dari rancangan
yang ada untuk cacahan ampas tebu. Hasil rancangan telah dapat memproduksi
serat ampas tebu dengan ukuran serat yang homogen dengan daya motor 1 Hp dan
dapat memproduksi cacahan ampas tebu sebanyak 180 kg/jam.
xv
BAB I
PENDAHULUAN
Ampas tebu merupakan salah satu bahan baku atau materi limbah yang
potensial dapat digunakan kembali (recycle). Penggunaan pengolahan ampas tebu
bisa berupa produksi peralatan rumah tangga, bagian komponen elektronik dan
juga bahan baku kemasan seperti halnya penggunaan bahan plastik untuk gelas
minuman mineral. Ampas tebu yang saat ini dianggap sebagai limbah yang
terbuang, dapat diberdayakan kembali dengan cara pengolahan dari mesin
pencacah. Materi ini dapat digunakan sebagai bahan baku komposit maupun
bahan baku briket (bahan bakar arang).
Sekitar 50% ampas tebu yang dihasilkan di setiap pabrik gula
dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler dan sisanya ditimbun sebagai buangan
yang memiliki nilai ekonomi rendah. Penimbunan ampas tebu dalam waktu
tertentu akan menimbulkan permasalahan, karena bahan ini mudah terbakar,
mencemari lingkungan sekitar, dan menyita lahan yang luas untuk
penyimpanannya. (Dwi saptati, 2016)
Pada umumnya penyediaan tenaga untuk teknologi dasar suatu alat
produksi masih menggunakan tenaga manusia (manual dan semi mekanis). Untuk
membantu meringankan beban pekerja sekaligus meningkatkan efisiensi kerja.
Alat pencacah ampas tebu dapat dirancang bangun menggunakan tenaga manual
dan semi mekanis tanpa menggunakan mesin sebagai motor penggerak. Gerakan
engkol pemutar yang memutarkan puli penggerak selanjutnya meneruskan
transmisi putaran menuju puli poros utama alat pencacah. Namun, penggunakan
daya motor penggerak dapat mengefektifkan pekerjaan walaupun membutuhkan
biaya listrik.
Menurut Robiyansyah (2015) yang melakukan manufaktur Mesin
pencacah pelepah sawit untuk mencacah pelepah sawit yang dingunakan untuk
sebagai pakan ternak sapi dan mengurangi sampah organik. Dalam
pengoperasiannya mesin pencacah ini dibantu oleh beberapa komponen elemen
1
2
mesin yaitu motor bakar, puli, sabuk - V, bantalan, poros, rangka dan pisau
pencacah. Dari hasil perancangan mesin pencacah pelepah sawit ini didapatkan
motor bakar dengan daya 182 HP atau 136 KW serta putaran 1500 RPM dan
dihubungkan dengan Sabuk – V Type E - 94 dengan Jarak Sumbu Poros : 957,8
mm sedangkan diameter puli kecil dan besar: 76,2 mm dan 228,6 mm dan bahan
poros : S40C AISI 1040 dengan diameter poros : 62 mm serta jenis bantalan
radial ball JIS B 1520 dan mesin ini menggunakan rangka besi UNP 50 mm x 80
mm.
Teknologi mesin pencacah ampas tebu yang dilakukan ini meminimalisir
limbah ampas tebu disekitar kita untuk diolah kembali menjadi bahan baku
komposit atau bahan baku briket yang dapat dilakukan dengan cara mudah,
sederhana dan murah. Kebutuhan alat pencacah yang kecil dan dapat dibawa serta
yang berdaya listrik ringan menjadi pilihan untuk disertakan dalam suatu kegiatan
penjualan air tebu yang banyak menghasilkan limbah ampas tebu.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka
dibutuhkan ide dan kreativitas untuk menciptakan suatu karya cipta teknologi
yang dapat di gunakan oleh masyarakat. Dalam menciptakan inovasi teknologi ini
adalah untuk menciptakan suatu rekayasa produksi dengan teknologi yang sedang
berkembang saat ini supaya hasil yang didapat lebih efektif, efisien dan
berkualitas. Perancangan suatu alat maupun mesin pencacahan ampas tebu yang
sederhana dapat dilakukan dengan pertimbangan kemudahan rancangan, kualitas
dan lain-lain.
Perlu diketahui bahwa dalam suatu perancangan harus memperhatikan
kualitas, biaya produksi, ketersediaan bahan, dan ramah lingkungan, dimana
kualitas akan berpengaruh pada performance dan lifetime, biaya produksi akan
berpengaruh pada harga jual, ketersediaan bahan akan berpengaruh pada
kelancaran proses produksi, sedangkan ramah lingkungan dapat berpengaruh
besar pada kesehatan, kebersihan dan kelestarian lingkungan. Jika kualitas, biaya
produksi, ketersediaan bahan, dan ramah lingkungan bisa dirancang dengan
sangat baik maka sebuah spare part dapat menguntungkan semua pihak dan
lingkungan.
3
Kata manufaktur berasal dari bahasa Latin manus factus yang berarti
dibuat dengan tangan. Kata manufacture muncul pertama kali tahun 1576, dan
kata manufacturing muncul tahun 1683. Manufaktur, dalam arti yang paling luas,
adalah proses merubah bahan baku menjadi produk. Proses ini meliputi (1)
perancangan produk, (2) pemilihan material, dan (3) tahap-tahap proses dimana
produk tersebut dibuat. Pada konteks yang lebih modern, manufaktur melibatkan
pembuatan produk dari bahan baku melalui bermacam-macam proses, mesin dan
operasi, mengikuti perencanaan yang terorganisasi dengan baik untuk setiap
aktifitas yang diperlukan. Mengikuti definisi ini, manufaktur pada umumnya
adalah suatu aktifitas yang kompleks yang melibatkan berbagai variasi
sumberdaya dan aktifitas. Sesuai dengan definisi manufaktur, keilmuan teknik
manufaktur mempelajari perancangan produk manufaktur dan perancangan proses
pembuatannya serta pengelolaan sistem produksinya (sistem manufaktur).
Pada zaman modern ini, sebagian besar produk manufaktur merupakan
benda teknik yang rumit yang mempunyai banyak komponen dan pada umumnya
sudah tidak dapat lagi dibuat oleh hanya satu orang saja. Gambar yang dibuat pun
sudah tidak sederhana lagi tetapi cukup rumit dan harus dibuat dengan aturan dan
cara menggambar yang jelas agar dapat dibaca dan dimengerti oleh semua orang
yang terlibat dalam kegiatan pembuatan produk. Gambar hasil rancangan produk
adalah hasil akhir proses perancangan dan sebuah produk barulah dapat dibuat
setelah dibuat gambar-gambar rancangannya. Gambar adalah alat penghubung
atau alat komunikasi antara perancang dan pembuat produk. Bahkan gambar
adalah bahasa universal yang dipakai dalam kegiatan dan komunikasi antara
orang-orang teknik.
5
6
misalnya dalam bidang teknik. Sehingga perancangan dalam bidang teknik atau
engineering design selanjutnya dapat didefinisikan sebagai “Rangkaian kegiatan
iteraktif yang mengaplikasikan berbagai teknik dan prinsip-prinsip yang bertujuan
untuk mendefinisikan peralatan, proses, atau sistem secara detail sehingga dapat
direalisasikan”. Dari pengertian umum diatas maka “mechanical nature” seperti
mesin, komponen, struktur, peralatan, instrumen.
Salah satu peran serta masyarakat yaitu melalui akademisi untuk dapat
memberikan konstribusi dalam pengelolaan dan pengolahan sampah ampas tebu
menggunakan teknologi. Masalah sampah menjadi salah satu permasalahan di
setiap kota, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia. Penangangan masalah
sampah plastik yang tidak baik akan menimbulkan dampak yang luas, tidak saja
bagi lingkungan, tetapi juga berdampak buruk bagi perekonomian, dan sosial.
Tabel 2.2 Komposisi kimia baja S45C (ASM Hand Book, 1992)
Unsur C Mn P S Cr Cu Si Ni Fe
0,004
% 0,423 0,639 0,01 0,05 0,072 0,191 0,045 balance
5
11
2
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6.1 Housing
Terdapat 3 housing pada alat pencacah ampas tebu ini, yaitu housing atas
atau chopper untuk corong masuk ampas tebu, housing tengah untuk tempat
terjadinya pencacahan ampas tebu, serta housing bawah untuk menampung hasil
cacahan dan mengarahkan ke corong keluar. Konstruksi housing dibuat dari plat
ketebalan 2 mm dengan rangka holow ukuran 40 mm x 40 mm.
σB
τa =
Sf 1 .Sf 2 (2.3)
Dimana ;
σB = tegangan tarik (kg/mm2)
τa = Tegangan geser izin
Sf1 = Faktor keamanan (6,0)
Sf2 = Faktor keamanan (3,0) jika terjadi konsentrasi tegangan, pengaruh
kekuatan dan pengaruh kekasaran permukaan (1,3 – 3,0)
Untuk menentukan diameter poros (ds) dapat ditentukan dengan persamaan
berikut.
[ ]
1/3
5,1
K .cb.T
ds = τa t (2.4)
dimana ;
Kt = Faktor keamanan momen puntir 1,0 – 1,5 jika terjadi tumbukan yang
sangat kecil dan 1,5 – 3,0 jika terjadi tumbukan kejutan yang sangat
besar.
Cb = Faktor Lenturan.
2.6.4 Rangka
Rangka terbuat dari besi profil hollow ukuran 40 mm x 40 mm dengan
menyambungan lasan untuk konstruksinya. Rangka berfungsi untuk mendukung
alat pencacah ampas tebu secara keseluruhan dan juga merupakan bagian yang
terpenting dalam perancangan ini, Rangka berfungsi untuk mendukung rancangan
konstruksi alat secara keseluruhan dan juga merupakan bagian yang terpenting
dalam fabrikasi ini, karena rangka berfungsi sebagai tempat dudukan mesin dan
dudukan bagian-bagian mesin lainnya sehingga saling berhubungan selama
pengoperasian rangka harus statis atau diam dengan kokoh untuk menjamin
kelangsungan kerja mesin. Pemilihan baja profil L dalam desain ini karena kokoh
dan murah dibandingkan menggunakan profil pipa atau hollow seperti pada
Gambar 2.4.
14
membelit pada puli akan mengalami lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya
akan bertambah besar (Sularso, Sugo, 2002).
Sabuk merupakan suatu elemen mesin yang dipakai untuk memindahkan
daya antara dua buah poros yang sejajar. Poros harus terpisah pada jarak
minimum tertentu yang tergantung pada jenis pemakaian sabuk agar bekerja
secara efisien. Sebagian besar transmisi daya menggunakan sabuk V karena
mudah penanganannya dan harga yang murah. Sabuk V terbuat dari karet dan
mempunyai penampang trapesium seperti pada Gambar 2.6.
π . d p . n1
V = 60 .1000 (2.6)
Dimana :
V = Kecepatan sabuk (m/detik)
dp = Diameter puli penggerak (mm)
n1 = Putaran poros penggerak (rpm).
Jarak sumbu poros antara kedua puli dihitung dengan persamaan berikut.
b+ √ b2 −8( Dp−dp)
C = 8 (2.8)
b = 2 . L - η (Dp + dp)
17
2.6.7 Motor
Penggerak utama dalam rancang bangun alat pencacah ampas tebu ini
adalah dari motor listrik. Daya yang direncanakan sebesar 1 Hp dengan putaran
awal 2900 Rpm. Dalam rancang bangun ini dipilih motor listrik seperti pada
Gambar 2.8 berikut karena mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan
dengan jenis penggerak lainnya.
Ball bearing adalah jenis bearing yang paling umum, digunakan dibanyak
aplikasi teknis, dari mesin hingga peralatan rumah tangga. Bearing ini cukup
simpel tapi gerak putarnya efektif. Sehingga menjadi bearing yang paling banyak
dipakai karena bisa menghandle baik beban putar (radial load) ataupun beban
tekan dari samping (thrust load). tetapi, hanya dipakai untuk aplikasi yang
bebannya tidak terlalu berat. di ball bearing ini, beban transfer dari bagian luar
(outer race) kedalam rangkaian bola-bola dalam, lalu kebagian dalam (inner race).
Dalam perencanaan bantalan telah ditentukan lebar bantalan (l) dan diameter
dalam bantalan (d) maka akan ditentukan beban bantalan dengan persamaan
berikut.
π 2
.d . L
W = w.l W = 4 (2.9)
19
Dimana :
L = Panjang poros (l . ρ )
ρ = berat jenis = 0,931 gram/cm3 = 931 kg/m3
Pada mesin bubut benda kerja yang melaksanakan gerakan utama, gerakan
laju dan gerakan penyetelan yang lurus dilakukan oleh perkakas. Sebagaimana
pada pembentukan serpih oleh perkakas tangan (manual), maka pisau perkakas
bubut yang berbentuk pasak (pahat bubut) juga membenam ke dalam benda kerja.
Pada perencanaan ini mesin bubut digunakan untuk proses manufaktur poros
utama mesin pencacah ampas tebu.
dengan jenis material yang akan di las. Cara pengelasan yang sering digunakan
dalam praktek dan termasuk dalam klasifikasi busur listrik adalah las elektroda
terbungkus, las busur dengan pelindung gas dan las busur dengan pelindung
bukan gas (Harsono, Thosie, 2000). Dalam perencanaan ini jenis pengelasan yang
di gunakan adalah pengelasan resistansi listrik dengan elekroda terbungkus.
pada pengerjaan alat dan mesin. Mesin bor (drilling) merupakan sebuah alat atau
perkakas yang digunakan untuk melubangi suatu benda seperti pada Gambar 2.13
salah satu jenis mesin bor. Cara kerja mesin bor adalah dengan cara memutar
mata pisau dengan kecepatan tertentu dan ditekan ke suatu benda kerja.
Fungsi utama dari mesin bor adalah untuk melubangi benda kerja dengan ukuran-
ukuran tertentu. Mesin bor pada perencanaan ini digunakan untuk mengebor
lubang baut dudukan bantalan.
3.1.1 Tempat
Rancang bangun alat pencacah ampas tebu ini direncanakan pada bengkel
diwilayah penulis tinggal.
3.1.2 Waktu
Lamanya waktu perencanaan rancang bangun ini dilakukan setelah
pengesahan proposal Tugas Akhir yang dilaksanakan. Time schedule rencana
pelaksanaan perancangan pada Tabel 3.1.
23
24
3.2.2 Peralatan
Rancang bangun alat pencacah ampas tebu dengan dimensi 300 x 350 x
1000 mm membutuhkan peralatan penunjang yang ditunjukkan pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Peralatan rancang bangun
No Nama Alat Fungsi
1 Mesin Las Listrik Pengelasan rangka dan chasing
2 Mesin Gerinda tangan Merapikan hasil pengelasan
3 Mesin Bor tangan Mengebor lubang baut bearing
4 Gerinda potong Memotong material rancangan
5 Mesin bubut Membubut poros untuk dudukan pencacah
6 Jangka sorong dan meteran Mengukur ketelitian pekerjaan
Motor penggerak listrik yang akan digunakan pada mekanisme manufaktur mesin
pencacah ampas tebu ini, digunakan motor listrik berdaya 1 HP (750 Watt)
dengan spesifikasi seperti pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Spesifikasi motor penggerak
NO Spesifikasi Motor Listrik Keterangan
1 Voltase 220 Volt AC
2 Daya 1HP(750 Watt)
3 Putaran 2900 Rpm
4 Frekwensi 60 Hz
5 Phase 1
Mulai
Studi
literatur
Desain alat
Dimensi dan Bahan
Proses Manufaktur
Mekanisme Kerja Alat
Desain Alat
Rancangan
Proses Manufaktur
ya
Kesimpulan
Selesai
Desain rancangan konstruksi alat pencacah ampas tebu seperti ditampilkan pada
Gambar 3.3.
A
D
E
Sedangkan mekanisme kerja alat pencacah ampas tebu ini ditampikan pada
Gambar 3.4 yang direncanakan dapat mencacah sebanyak 50 Kg dalam 1 jam
dengan motor ½ Hp.
Prinsip kerja alat yang akan dirancang ini, dapat dijelaskan seperti skema
pada Gambar 3.3 di bawah ini.
1 Ampas tebu
4 Keluaran cacahan
Pada Gambar 3.4 skema di atas dapat dijelaskan, jika ampas tebu yang
telah dikumpulkan dimasukkan ke dalam corong masukan lalu dicacah oleh pisau
pencacah yang dirancang berputaran (dinamis) dan tetap yang ditempelkan pada
dinding casing alat. Putaran poros cacahan merupakan hantaran putaran dari
motor penggerak dengan kecepatan yang telah disesuaikan putaran yang
dibutuhkan. Cacahan ampas tebu tersebut akan melewati saringan (mesh) untuk
30
menseragamkan ukuran cacahan dan akan keluar pada corong keluar untuk
pemanfaatannya. .
Ukuran alat pencacah ampas tebu dapat ditampilkan pada Gambar 3.5 berikut.
dengan kemiringan sepanjang 5 mm. Sudut rajangan ini akan diteruskan hingga ke
lubang piringan pencacah yang dilalui chip rajangan ampas tebu. Pada lubang
piringan pencacah ini juga dikikir dengan kemiringan 300. Pengaruh pengikiran
sudut tersebut adalah untuk menghindari hancurnya chip ampas tebu yang
dirajang karena berbenturan pada didinding lubang piringan dudukan pencacah di
tunjukkan pada gamabar 3.6 berikut.
Spesifikasi pisau pencacah yang akan digunakan pada alat pencacah ampas
tebu ini disebutkan pada Tabel 3.6 dan pada Tabel 3.7 ditampilkan komposisi
kimia material HSS type tungsten yang lazim digunakan sebagai material potong.
bahan ini disebabkan kemampuan dan kandungan unsur kimia yang lebih baik dan
kuat dibanding material karbon, dimana komposisi kimia material HSS seperti
ditunjukkan pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7 Komposisi kimia material HSS
Unsur % Unsur %
C 0,64 Si 0,62
Mn 0,281 P 0,0179
W 0,785 Cu 0,0816
Mo 02255 S 0,004
Cr 1,176 Zn 0,0265
Ni 0,207 Fe 95,75
Rangka mesin pencacah dirancang dari 2 jenis baja, yaitu baja siku ukuran
40 x 40 ketebalan 2 mm dan baja profil hollow ukuran 20 x 20 ketebalan 1 mm.
Distribusi tegangan dalam las tumpul tidak terlalu sukar dihitung dan mudah
dikerjakan tetapi dalam sambungan las sudut sangat sukar, karena itu dalam hal
ini tegangan yang terjadi dianggap sama dengan yang terjadi dalam leher las.
Pengelasan yang digunakan untuk merakit konstruksi rangka adalah pengelasan
busur listrik SMAW.
Konstruksi rangka mesin perajang dirancang dari jenis baja profil hollow
ukuran 40 x 40 ketebalan 2 mm. Distribusi tegangan dalam las tumpul tidak
terlalu sukar dihitung dan mudah dikerjakan tetapi dalam sambungan las sudut
sangat sukar, karena itu dalam hal ini tegangan yang terjadi dianggap sama
dengan yang terjadi dalam leher las.
33
34
Pd
T = 9,74 . 105 n
Dimana :
Pd = Daya rencana
n = Putaran (rpm) = putaran ini adalah pada puli yang menggerakkan poros
pencacah yaitu 466 rpm.
maka :
0,56
T = 9,74 . 105 466
= 9,74 . 105 . 0,0012
= 1168,8 kg.mm.
n1 Dp
n2 = dp
Maka :
n1 .d p
DP = n2
1400.80
= 466
112000
= 466
= 240 mm.
Jadi diameter puli yang menggerakkan poros adalah 240 mm.
Menurut Sularso (1997) bahwa kecepatan sabuk yang baik adalah lebih kecil dari
30 m/s.
π . d p . n1
v= 60 .1000
3,14 .80 .1400
= 60000
351680
= 60000
= 5,86 m/s.
Jadi kecepatan ini relatif lebih baik untuk digunakan pada rancangan ini
dengan beban kecil. Sehingga sabuk, puli, dan bantalan akan lebih awet. Sabuk
yang digunakan pada transmisi ini sebanyak 1 sabuk.
Sehingga jarak sumbu poros antara kedua puli dihitung dengan persamaan
berikut.
b = 2 . L - η (Dp + dp)
= 2 . 1016 – 3,14 (240 + 80)
= 2032 – 1004,8
= 1027,2 mm
36
Maka :
b+ √ b2 −8( Dp−dp)
C = 8 , sehingga
l
≤
√
1 σ
d 5,1 p
15
≤
√
1 4
20 5,1 133
15
≤√ 0 ,196 . 0 ,03
20
0,75 ≤0,77
Bantalan ini dapat bekerja dengan beban radial pencacahan ampas tebu.
Momen lentur maksimum yang ditimbulkan ;
1303,4 N
M = 2
= 651,7 N.mm
38
π . d p . n1
Kecepatan Putaran Potong (v = 60 .1000 )
Dimana:
v1 = Kecepatan Putaran Potong ( m/s)
d = diameter poros (mm)
n = putaran poros (rpm)
kecepatan putaran potong adalah
3,14 . 20. 466
v = 60.1000
29264, 8
= 60000
= 0,488 m/s.
π .d.n
Kecepatan hasil pemotongan (v2 = 1000 )
Dimana:
40
3,14 . 20 . 466
v2 = 1000
29264 , 8
= 1000
= 29,265 m/min
Kapasitas pemotongan (Q = ρ . v)
Dimana:
Q = Kapasitas pemotongan (kg/jam)
ρ = massa jenis ampas tebu (0,237 g/cm3)
v = Kecepatan hasil pemotongan (m/min)
Material bahan jadi yaitu elemen yang didapatkan di pasaran dan langsung
dipasang pada alat rancangan ini. Bahan-bahan yang dibeli seperti di cantumkan
pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Material pendukung
Harga
No Material Vol Unit Jumlah
satuan
1 Motor listrik ½ HP 1 unit 550.000 550.000
2 Sabuk V 1 bh 35.000 35.000
3 Bantalan (bearing) ø 30 mm 4 bh 35.000 140.000
4 Baut pengikat ø 10 mm 12 bh 1000 12.000
5 Puli kecil 1 bh 40.000 40.000
6 Puli besar 1 bh 85.000 85.000
TOTAL B 862.000
Jadi total biaya pembuatan alat pencacah ampas tebu ini adalah :
= Biaya pembelian bahan baku + Biaya pembelian bahan jadi + biaya kerja
= Rp. 470.000,- + Rp. 862.000,- + Rp. 700.000,-
= Rp. 1.632.000,-
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan setelah hasil rancangan mesin pencacah
ampas tebu ini adalah sebagai berikut.
1. agar dapat dirancang saringan (screen) pada modifikasi rancangan berikutnya,
untuk mendapatkan hasil yang lebih terukur.
2. Serat ampas tebu yang tidak terurai cacahan dengan baik, dapat dimasukkan
kembali melalui corong masukan untuk penumbukan kembali.
44
45
46
47
LAMPIRAN
v
51