SKRIPSI
oleh
Nama : Shofiyulloh
NPM : C3217110066
UNIVERSITAS IVET
SEMARANG
2020
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Pengaruh Penggunaan Variasi Injektor Terhadap Peforma Pada
Sepeda Motor 4 Tak 110 Cc” telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Ujian
Skripsi pada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ivet Semarang pada :
Hari :
Tanggal :
Dewan Penguji
Ketua, Sekretaris,
Nama Nama.
NIP/NIY NIP/NIY
Penguji I
NIP/NIY
Penguji II
NIP/NIY
Penguji III
NIP/NIY
ii
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul “PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI INJEKTOR TERHADAP
PEFORMA PADA SEPEDA MOTOR 4 TAK 110 CC” telah disetujui oleh Dosen
Pembimbing I dan Dosen Pembimbing II, diketahui Ketua Program Studi Pendidikan
Vokasional Teknik Mesin Otomotif dan disahkan oleh Dekan Fakultas Saintek Universitas
IVET Semarang pada :
Hari :
Tanggal :
Semarang,
Peneliti
Shofiyulloh
NPM C321710066
Disetujui :
iii
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sebenar-
benarnya bahwa skripsi ini saya susun bukan hasil plagiasi dan sesuai
dengan peraturan yang berlaku di Universitas IVETSemarang.
Nama : Shofiyulloh
NPM : C3217110066
Fakultas : Sains danTeknologi
Program Studi : Pendidikan Vokasional Teknik Mesin Otomotif
Judul :“PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI INJEKTOR
TERHADAP PEFORMA PADA SEPEDA MOTOR 4
TAK 110 CC”
Jika kelak ternyata skripsi saya merupakan hasil plagiasi, saya akan
bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh
Universitas IVET Semarang kepada saya.
Shofiyulloh
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
1. Skripsi yang baik itu bukan yang kompleks bukan yang indah
bukan pula yang paling tebal skirpsi yang baik itu adalah sekripsi
yang selesai
Persembahan :
1. Orang tua tercinta yang tidak henti memberi dukungan dan kasih
sayang yang teramat besar yang tak mungkin bisa terbalas dengan
apapun. Terima kasih atas semua dukungan yang ibu berikan kepada
saya.
2. Untuk alm. Ayah handa tercinta anakmu lulus kuliah pak
3. Bapak Drs. Sena mahendra, ST, MT dan bapak fahmy fatra M.Pd
selaku dosen pembimbing skripsi saya, terima kasih banyak sudah
membantu saya selama ini, sudah diajari dan diarahkan sampai
skripsi ini selesai.
4. Eko prasetyo, Teman Seperjungan saya yang selalu memotivasi saya
untuk lulus kuliah tepat waktu.
5. Rekan-rekan jurusan Pendidikan Vokasional Teknik Mesin Otomotif
angkatan 2017 dan Almamater yang saya banggakan.
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil Alamin, dengan mengucap segala puji dan
syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya yang telah
diberikan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “pengaruh penggunaan variasi injektor terhadap peforma pada
sepeda motor 4 tak 110 cc”.
vi
7. Orang tua tercinta yang tidak henti memberi dukungan dan kasih
sayang yang teramat besar yang tak mungkin bisa terbalas dengan
apapun. Terima kasih atas semua dukungan yang ibu berikan kepada
saya khususnya Alm. Ayah saya tercinta
Shofiyulloh
vii
ABSTRAK
SHOFIYULLOH, NPM C3217110066, “Pengaruh Penggunaan
Variasi Injektor Terhadap Peforma Pada Sepeda Motor 4 Tak 110 cc”,
Semarang, Skripsi, Pendidikan Vokasional Teknik Mesin Otomotif, Fakultas
Sains dan Teknologi, Universitas IVET Semarang, 2021, 88 halaman
Tujuan pada penelitian ini adalah 1). Menganalisis pengaruh variasi
injektor terhadap performa motor injeksi honda Vario 110 cc fi 2).
Menganalisis pengaruh variasi injektor pada konsumsi bahan bakar motor
injeksi honda Vario 110 cc fi.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dan jenis deskriptif
untuk mengungkapkan informasi tentang perbandingan tiga variasi
injektor dan dengan satu bahan bakar pertamax terhadap performa dan
konsumsi sepeda motor. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium
Performance Pendidikan Vokasional Teknik Mesin Otomotif Universitas
IVET Semarang. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah
Sepeda motor injeksi Honda Vario 110 cc fi dipengaruhi dengan tiga
injektor (injektor standar 6 hole , injektor 8 hole dan injektor racing 10
hole. teknik analisis data dengan deskriptif yang menganalisis tiga injektor
(injektor standar 6 hole , injektor 8 hole dan injektor racing 10 hole
,terhadap performa dan konsumsi bahan bakar sepeda motor injeksi Honda
Vario 110 cc.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa injektor standar 6 hole
menghasilkan daya tertinggi pada putaran 4500 sejumlah 0.207 Hp,
sedangakan saat menggunakan injektor 8 hole pada putaran mesin 3500
sejumlah 0.201 Hp, lalu saat menggunakan injektor 10 hole pada putaran
3500 menghasilkan sejumlah 0.203 Hp, selanjutnya untuk torsi yang di
hasilkan Sedangkan hasil terbaik di dapatkan oleh injektor 6 hole (6
lubang) dengan hasil yang seimbang dan merata tidak terjadi anjlok atau
penurunan drastis pada torsinya mungkin pada awal mungkin kalah jauh
dengan injektor 10 hole (10 lubang ) injektor 6 hole ( 6 lubang )
mendapatkan hasil 3,39 N,m dan hasil yang rata dengan hasil 5000 RPM
atau putaran mesin 2,64 N,m dan menjadikan hasil tertinggi pada 5000
RPM atau putaran mesin di bandingkan 2 injektor lainnya
uji konsumsi bahan bakar pada variasi 3 injektor yaitu injektor standar 6
hole ( 6 lubang ) injektor 8 hole ( 8 lubang ) injektor 10 hole ( 10 lubang )
pada kendaraan Honda Vario 110 fi menggunakan bahan bakar pertamax
dengan metode pengambilan sempel bahan bakar dengan tangki tambahan
dan sudah di modifikasi dengan tambahan gelas ukur 12 ml dan putaran
RPM atau putaran mesin sudah di atus rmenggunakan clap penarik kabel
gas dan di sesuiakan RPM atau putaran mesinnya menggunakan
tachometer dengan rentan RPM atau putaran mesin 1500, 2000, 2500,
3000, 3500, 4000, 4500, 5000 masing – masing di ambil sampel konsumsi
bahan bakarnya dengan bantuan stopwatch dengan hasil terbaik di
dapatkan oleh injektor 6 hole (6 lubang ) atau injektor standar dengan
mengabiskan bahan bakar 12 ml pertamax dalam waktu 4 menit 32 detik
pada RPM atau putaran mesin 1500 dan untuk maksimum hasil tertinggi
5000 RPM menghabiskan bahan bakar 12 ml pertamax dalam waktu 2
viii
menit 30 detik ini mnjadikan injektor bawaan standar Honda Vario 110 fi
paling irit di bandingkan 2 injektor lainnya
Sedangkan untuk injektor 8 hole atau (8 lubang ) mendapatkan hasil
yang lebih banyak menghabiskan konsumsi bahan bakar pertamax 12 ml
habis dalam 2 menit 25 detik pada RPM atau putaran mesin 1500 dan
pada RPM atau putaran mesin 5000 menghabiskan 12 ml bahan bakar
pertamax dalam waktu 39 detik saja sangat boros sekali dan tidak
seimbang dengan daya dan torsi yang di hasilkan
Dan untuk pengujian konsumsi bahan bakar pada injektor 10 hole (10
lubang ) dengan bahan bakar pertamax mengabiskan 12 ml bahan bakar
dalam waktu yang singkat yaitu 1 menit 16 detik pada RPM atau putaran
mesin 1500 dan pada RPM atau putaran mesin 5000 menghabiskan bahan
bakar pertamax 12 ml sangat singkat dan tergolong sangat boros yaitu
hanya 21 detik hasil ini sangat tidak imbang dengan daya dan torsi yang
Kata Kunci : Variasi injektor, Honda Vario 110 cc fi, performa mesin dan
konsumsi bahan bakar
ix
DAFTAR ISI
COVER...................................................................................................................................i
PENGESAHAN....................................................................................................................ii
PERSETUJUAN..................................................................................................................iii
SURAT PERNYATAAN.....................................................................................................iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.........................................................................................v
KATA PENGANTAR..........................................................................................................vi
ABSTRAK.........................................................................................................................viii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................................xii
DAFTAR TABEL..............................................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................................1
B. Identifikasi Masalah...................................................................................................5
C. Cakupan Masalah.......................................................................................................6
D. Rumusan Masalah......................................................................................................6
E. Tujuan Penelitian.......................................................................................................7
F. Manfaat Penelitian.....................................................................................................7
BAB II KAJIAN TEORI.......................................................................................................9
A. Landasan Teori..........................................................................................................9
B. Kajian Penelitian Yang Relevan..............................................................................36
C. Kerangka Pikir.........................................................................................................38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................................41
A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian.............................................................................41
B. Waktu Dan Tempat Penelitian.................................................................................41
C. Objek penelitian.......................................................................................................42
D. Variable Penelitian...................................................................................................42
E. Teknik Pengumpulan Data......................................................................................42
F. Pengumpulan Data...................................................................................................43
G. Pelaksanaan Pengujian.............................................................................................50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................................54
A. Deskripsi subjek penelitian......................................................................................54
x
B. Hasil pengujian dan pengukuran akhir....................................................................54
C. Pembahasan.............................................................................................................58
BAB V PENUTUP..............................................................................................................63
A. Kesimpulan..............................................................................................................63
B. Saran........................................................................................................................64
Daftar Pustaka......................................................................................................................65
LAMPIRAN........................................................................................................................67
xi
DAFTAR GAMBA
Gambar 2. 1 Sistem Aliran Bahan Bakar (PT. Astra Honda Motor :2014)....................................11
Gambar 2. 2 Tangki Bahan Bakar (PT. Astra Honda Motor :2014)..............................................11
Gambar 2. 3 Saringan Bahan Bakar (PT. Astra Honda Motor :2014)...........................................12
Gambar 2. 4 Pompa Bahan Bakar (PT. Astra Honda Motor :2014)..............................................13
Gambar 2. 5 Skema Rangaian Pompa Bahan Bakar (PT. Astra Honda Motor :2014)...................14
Gambar 2. 6 Konstruksi Fuel Pressure Regulator (PT. Astra Honda Motor:2014)........................14
Gambar 2. 7 Letak Fuel Pressure Regulator pada Pompa Bahan Bakar (PT. Astra Honda Motor :
2014)..............................................................................................................................................15
Gambar 2. 8 Selang Bahan Bakar (PT. Astra Honda Motor :2014)...............................................15
Gambar 2. 9 Throttle body (PT.Astra Honda Motor : 2014).........................................................18
Gambar 2. 10 Electronic Control Module (PT.Astra Honda Motor : 2014)..................................19
Gambar 2. 11 Proses Kerja Sensor (PT. Astra Honda Motor :2014).............................................20
Gambar 2. 12 Trottle Body (PT. Astra Honda Motor :2014).........................................................21
Gambar 2. 13 Letak Intake Air Temperature Sensor (PT. Astra Honda Motor:2014)...................21
Gambar 2. 14 Connector pada Sensor Temperatur Udara Masuk (PT. Astra Honda Motor :2014)
........................................................................................................................................................22
Gambar 2. 15 Sensor Posisi Katup Gas (PT. Astra Honda Motor :2014)......................................23
Gambar 2. 16 Crankshaft Position Sensor (PT. Astra Honda Motor:2014)...................................23
Gambar 2. 17 Sensor Temperatur Mesin (PT. Astra Honda Motor :2014)....................................24
Gambar 2. 18 Letak Sensor (PT. Astra Honda Motor :2014)........................................................24
Gambar 2. 19 Kontruksi Sensor (PT. Astra Honda Motor : 2014)................................................25
Gambar 2. 20 Letak Lubang Masuk Udara Luar pada Sensor (PT. Astra Honda Motor :2014)....26
Gambar 2. 21 Konstruksi Injector (PT. Astra Honda Motor :2014)..............................................27
Gambar 2. 22 Idle Speed Control (PT. Astra Honda Motor :2014)...............................................28
Gambar 2. 23 Connector ISC (PT. Astra Honda Motor :2014).....................................................28
Gambar 2. 24 Sistem Aliran Udara PGM-FI (PT. Astra Honda Motor :2014)..............................29
Gambar 2. 25 Langkah Kerja Motor 4 Langkah............................................................................33
Gambar 2. 26 Efisiensi thermal pada mesin 3
xii
Gambar 3. 7 pipa klep...................................................................................................................47
Gambar 3. 8 pompa bahan bakar...................................................................................................47
Gambar 3. 9 pressure test..............................................................................................................48
Gambar 3. 10 injektor...................................................................................................................49
Gambar 3. 11 injektor standar 6 hole (6 lubang )..........................................................................49
Gambar 3. 12 injektor 8 hole (8 lubang )......................................................................................50
Gambar 3. 13 injektor racing 10 hole (10 lubang).........................................................................50
Gambar 3. 14 pertamax.................................................................................................................51
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Perkembangan jumlah kendaraan bermotor menurut jenis...........................................1Y
Tabel 3. 1 Desain Uji Performa Mesin 5000 RPM.........................................................................52
Tabel 3. 2 Desain Uji konsumsi bahan bakar 5000 RPM...............................................................53
Tabel 3. 3 Jadwal Penelitian.............................................................................................................5
Tabel 4. 1 Hasil pengujian daya 3 injektor.....................................................................................56
Tabel 4. 2 Tabel torsi.....................................................................................................................57
Tabel 4. 3 Tabel konsumsi bahan bakar.........................................................................................59
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat ijin penelitian.....................................................................................................70
Lampiran 2 Surat Keterangan Selesai Penelitian............................................................................71
Lampiran 3 spesifikasi kendaraan penelitian..................................................................................72
Lampiran 4 Tabel hasil penelitian...................................................................................................73
Lampiran 5 Grafik hasil penelitian.................................................................................................74
Lampiran 6 Dokumentasi penelitian...............................................................................................77
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penggunaan kendaraan hampir disemua negara tidak lagi dapat dibatasi.
Hal ini disebabkan karena meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap
kendaraan untuk memudahkan transportasi dalam berpergian. Kendaraan
yang sering dijumpai terutama di negara kita Indonesia pada umumnya yaitu
sepeda motor. Faktor pendapatan ekonomi yang semakin meningkat juga
menjadi salah satu faktor pendukung melonjaknya jumlah kendaraan. Selain
itu, kemudahan untuk membeli atau mendapatkan sebuah kendaraan semakin
dipermudah pada saat ini.
Tabel 1 Perkembangan jumlah kendaraan bermotor menurut jenis
1
sepeda motor akan berdampak pula dengan polusi udara atau gas buang yang
ditimbulakan oleh kendaraan tersebut.
Sepeda motor yang paling banyak digunakan saat ini dan diminati masyarakat
Indonesia pada umumnya ialah sepeda motor 4 tak. Jenis sepeda motor di Indonesia
ada 3 jenis yaitu bebek, sport, dan matic. Ketiga jenis motor tersebut memiliki
kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Hal yang membedakan dari sepeda
motor matic yaitu kurang responsifnya performa mesin saat melaju maupun saat
akselerasi dibandingkan dengan sepeda motor jenis bebek atau sport dengan volume
langkah mesin yang sama (artikel, cermati.com:2015). Melihat beragamnya
kendaraan saat ini, banyak perusahan otomotif berinovasi dalam pembuataan
teknologi untuk meningkatkan kualitas performa mesin dan mengurangi dampak
negatif dari penggunaan mesin kendaraan. Peningkatan kendaraan ramah lingkungan
mulai diterapkan pada kendaraan alat transportasi. Selain ramah lingkungan, juga
dikembangkan teknologi kendaraan dengan konsumsi bahan bakar yang hemat guna
memperoleh daya yang optimal.
Sepeda motor yang hemat kaitannya bahan bakar irit. Banyak pabrikan sepeda
motor yang mengeluarkan produk paling irit tapi mempengaruhi peforma mesin daya
mesin (Achmad, 2017:1). Sepeda motor new megapro 150 tahun 2010 konsumsi
bahan bakarnya dalam satu liter bahan bakar dapat menempuh jarak 61,52 kilometer
(Arianto, 2010). Secara umum untuk memaksimalkan atau menambah peforma pada
suatu mesin saat akselerasi maupun kecepatan tinggi maka harus mengganti atau
memodifikasi komponen seperti knalpot, sistem pengapian, ruang bakar, karburator,
dan sebagainya. Dengan memodifikasi atau mengganti komponen tersebut maka
akan mempengaruhi konsumsi dari bahan bakar yang digunakan dan bisa
memperpendek umur dari komponen sepeda motor tersebut. Umumnya konsumen
menginginkan tenaga atau peforma yang tinggi tetapi dengan bahan bakar yang
hemat dan juga dengan biaya modifikasi yang murah ataupun tidak terlalu mahal.
Pada motor bakar, saat proses pembakaran berlangsung, bahan bakar dan udara
tercampur di dalam ruang bakar dan busi akan memercikkan bunga api. Sistem
pengapian merupakan bagian terpenting dalam proses pembakaran. Pada motor
bensin empat langkah terdapat sebuah busi pada celah ruang bakar yang berfungsi
untuk memercikkan bunga api yang membakar campuran bahan bakar dan udara
pada waktu atau titik tertentu.
2
Mahmud (dalam Vina Natalia, 2019: 2) menjelaskan bahwa penempatan titik
penyalaan yang tepat, dapat meningkatkan efisiensi pembakaran dan
mengoptimalkan energi dari pembakaran. Lebih lanjut dijelaskan bahwa Waktu
penyalaan adalah saat dimana bunga api dipercikkan oleh busi untuk membakar
campuran udara dan bahan bakar yang dikompresi oleh piston, kemudian
menghasilkan tekanan yang digunakan untuk menghasilkan langkah kerja. Nurdianto
(dalam Fiandry, 2016: 1) menjelaskan besar kecilnya percikan bunga api busi sangat
menentukan kualitas pengapian dan juga pembakaran yang dihasilkan sehingga
pengapian dan pembakaran yang optimal dapat meningkatkan kinerja motor yang di
dukung pula oleh kualitas bahan dan komponen yang digunakan serta waktu
pengapian yang tepat pada saat terjadinya proses pembakaran.
Pembakaran di dalam motor adalah hal yang sangat menentukan besarnya
tenaga yang dihasilkan sepeda motor dengan suplainya sejumlah bahan bakar ke
dalam silinder motor tersebut. Hal ini disebabkan karena dengan pembakaran inilah
tenaga motor dihasilkan. Kesempurnaan pembakaran diantaranya berkaitan dengan
kualitas bahan bakar itu sendiri. Kualitas bahan bakar dapat diurutkan berdasarkan
nilai oktan bahan bakar. Nilai oktan yang semakin rendah memungkinkan bahan
bakar mudah berdetonasi (knocking). Bahan bakar yang mudah berdetonasi
(knocking) akan menurunkan performa motor, karena mengalami kerugian daya
yang disebabkan oleh bahan bakar yang terbakar terlebih dahulu sebelum waktunya
dan menjadikan konsumsi bahan bakar menjadi lebih boros karena mengalami
pembakaran yang tidak sempurna. Jika pembakaran tidak sempurna, maka konsumsi
bahan bakar menjadi lebih banyak dan performa mesin yang dihasilkan kurang
optimal. Sedangkan semakin tinggi nilai oktan memungkinkan bahan bakar untuk
tidak berdetonasi sehingga pembakaran bisa bekerja dengan efisien.
Nilai performa mesin yang dihasilkan oleh motor matic lebih rendah apabila
dibandingkan dengan motor bebek maupun sport pada kondisi volume silinder yang
sama. Peningkatan peforma motor dapat dilakukan dengan memperbesar
perbandingan kompresi, pencampuran bahan bakar yang tepat, dan memperbaiki
efisiensi volumetriknya. Memperbesar perbandingan kompresi akan meningkatkan
angka kompresi dan tekanan pembakaran. Besarnya perbandingan kompresi pada
motor bensin tidak boleh terlalu tinggi untuk menghindari terjadinya detonasi.
Secara kimia dibutuhkan rasio udara dan bahan bakar yang tepat untuk
berlangsungnya pembakaran yang sempurna (Kristanto, 2015: 123). Pembakaran
3
yang sempurna dapat terjadi bila perbandingan antara campuran bahan bakar dan
udara masih dalam batas yang ditentukan menurut kondisi tertentu. Pembakaran
sempurna membutuhkan campuran udara dan bahan bakar yang ideal
(totalotomotif.com:2017). Perbandingan campuran udara dan bahan bakar yang ideal
ini disebut rasio stoikiometri.
Sistem bahan bakar tipe karburator pada saat ini dianggap kurang efisien,
karena perbandingan campuran bahan bakar dan udara yang kurang akurat, sehingga
berdampak pada emisi gas buang yang besar, oleh karena itu seiring dengan
perkembangan teknologi sistem bahan bakar ini mulai berganti dengan sistem bahan
bakar injeksi atau lebih dikenal dengan istilah EFI (Electronic Fuel Injection).
Dalam sistem kerjanya sistem EFI dikontrol secara elektronik agar didapat campuran
bahan bakar & udara yang selalu sesuai dengan kebutuhan mesin, sehingga
menghasilkan daya yang optimal dan lebih ramah lingkungan. Pada kendaraan –
kendaraan yang menggunakan sistem EFI jumlah pengabutan bahan bakar yang
disemburkan oleh injector sangat berpengaruh terhadap efisiensi serta emisinya,
jumlah bahan bakar yang dikeluarkan oleh injector dalam satuan cc/menit (injector
flow rate) tentu akan mempunyai efek terhadap efisiensi dan emisi pada mesin. Jika
campuran udara dan bahan bakar ideal maka pembakaran di dalam ruang bakar dapat
terjadi secara sempurna, sehingga menghasilkan performa mesin yang lebih optimal.
Besar daya dan kinerja yang dapat diperoleh motor tergantung pada jumlah
maksimum udara di dalam silinder sepanjang tiap siklus (Kristanto, 2015: 28).
Semakin banyak jumlah udara berarti akan semakin banyak jumlah bahan bakar
yang terbakar dan efisiensi volumetris motor meningkat. Jumlah campuran udara dan
bahan bakar dapat ditingkatkan dengan memperbesar lintasan aliran campuran udara
dan bahan bakar itu sendiri.
Banyak penelitian dilakukan untuk meningkatkan performa sepeda motor
injeksi. Salah satu cara adalah dengan menambahkan alat-alat tambahan tanpa harus
merubah konstruksi mesin yang sudah ada ataupun mengganti beberapa komponen
mesin itu sendiri sesuai kebutuhan. Atas dasar uraian permasalahan tersebut
penilitian akan dilakukan dengan judul “PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI
INJEKTOR TERHADAP PEFORMA PADA SEPEDA MOTOR 4 TAK 110 CC”
4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, banyak hal yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan performa mesin pada sepeda motor, maka identifikasi
permasalahnya sebagai berikut:
1. Banyaknya pengguna sepeda motor khususnya sepeda motor injeksi yang
ingin meningkatkan peforma sepeda motornya hanya dengan mengganti
injektornya dengan injektor racing (dengan jumlah lubang injektor yang
lebih banyak),
2. Pengguna sepeda motor khususnya sepeda motor injeksi yang ingin
meningkatkan peforma sepeda motornya dengan mengganti injektor
dengan diameter yang lebih besar,
3. Pengaturan pada penyemprotan bahan bakar dengan memperbesar
penyemprotan atau suplay bahan bakar ke ruang bakar dengan mengganti
injektor standar ke injektor racing.
C. Cakupan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka cakupan penelelitian ini
melipu pada penambahan suplay bahan bakar dengan mengganti diameter
lubang injektor atau mengganti jumlah lubang injektor dengan yang lebih
banyak, sepeda motor yang di gunakan pada penelitian ini yaitu Vario FI 110
cc standard maka parameter yang akan di teliti meliputi:
1. Peforma dan konsumsi bahan bakar sepeda motor vario 110 FI standard
dengan injektor standard (6 lubang injektor) dengan injektor racing (8
lubang injektor),
2. Peforma dan konsumsi bahan bakar sepeda motor vario 110 FI standard
dengan injektor standard (6 lubang injektor) dengan injektor (10 lubang
injektor dengan diameter yang lebih besar),
3. Injektor pembanding yang di gunakan yaitu injektor vario 150 FI (8
lubang dan injektor racing dengan (10 lubang injektor),
4. Hanya menggunakan 1 macam bahan bakar yaitu pertamax
5
5. Kondisi sepeda motor yang prima dengan melakukan service sebelum
di lakukannya pengujian peforma.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dibahas
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pengaruh sepeda motor 4 tak 110 cc dengan injector
standar (6 lubang pada injektor) dengan injektor standar Vario 150 cc
(8 lubang pada injektor) terhadap peforma mesin yang meliputi : Torsi
mesin, daya mesin,
2. Bagaimana perbandingan konsumsi bahan bakar yang dibutuhkan
pada injector standar (6 lubang pada injektor) dengan injektor racing
(8 lubang pada injektor),
3. Bagaimanakah pengaruh sepeda motor 4 tak 110 cc dengan injector
racing (10 lubang pada injektor) dengan diameter yang berbeda
terhadap peforma mesin yang meliputi : Torsi mesin, daya mesin,
4. Bagaimana perbandingan konsumsi bahan bakar pada injector standar
(6 lubang pada injektor) dengan.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis pengaruh sepeda motor 4 tak 110 cc dengan injector
standar (6 lubang pada injektor) dengan injector Vario 150 cc (8
lubang pada injektor) terhadap peforma mesin yang meliputi: Torsi
mesin, daya mesin, konsumsi bahan bakar.
2. Menganalis pengaruh sepeda motor 4 tak 110 cc dengan injector
Racing (10 lubang pada injektor) dengan diameter yang berbeda
terhadap peforma mesin yang meliputi: Torsi mesin, daya mesin,
konsumsi bahan bakar.
6
F. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat teoritis dan praktis
sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis
a. Mengetahui pengaruh jumlah lubang pada injektor dan diameter
lubang pada injektor terhadap peforma dan konsumsi bahan bakar
pada sepeda motor 4 tak 110 cc.
b. Menambah pengetahuan bahwa pengaruh jumlah lubang pada
injektor dan diameter lubang pada injektor terhadap peforma dan
konsumsi bahan bakar pada sepeda motor 4 tak 110 cc.
c. Sebagai refrensi pengembangan penelitian-penelitian selajutnya.
d. Jika hasil pengujian torsi dan daya menunjukan ada kenaikan,
maka hasil pengujian dapat menjadi referensi bagi sebagian
pengguna sepeda motor yang bersistem EFI untuk meningkatkan
performanya.
e. Jika hasil pengujian menunjukan penurunan torsi dan daya, maka
hasil pengujian dapat di jadikan informasi bahwa penambahan
injector pada motor standar di nilai kurang tepat.
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan Pengetahuan dalam usaha memaksimalkan peforma
mesin dengan mengganti injector pada kendaraan bermotor
b. Memberikan Pengetahuan dalam usaha untuk meminimalisir
konsumsi bahan bakar dengan variasi jumlah lubang pada injektor
dan pada banyak nya jumlah lubang pada injektor
c. Memberikan informasi kepada pengguna sepeda motor tentang
diameter lubang dan jumlah lubang injektor bisa berpengaruh pada
peforma kendaraan.
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Dasar Dasar Mesin Injeksi
Sejak Robert Bosch berhasil membuat pompa injeksi pada motor diesel
putaran tinggi (1922 - 1927), maka dimulailah percobaan-percobaan untuk
menerapkan pompa injeksi tersebut pada motor bensin. Pada mulanya pompa
injeksi motor bensin dicoba, bensin langsung disemprotkan ke ruang bakar
seperti motor diesel, namun timbul kesulitan saat motor dihidupkan pada
kondisi dingin karena bensin sukar menguap pada temperatur rendah dan
akibatnya bensin akan mengalir keruang poros engkol dan bercampur dengan
oli. Untuk mengatasi hal ini, maka penyemprotan bensin dilakukan pada
saluran isap (intake manifold), hal ini pun bukan tidak bermasalah karena
elemen pompa harus diberi pelumasan sendiri mengingat bensin tidak dapat
melumasi elemen pompa seperti solar. Para ahli konstruksi terus berusaha
merancang suatu sistem injeksi yang berbeda dari sistem-sistem terdahulu
(tanpa memakai pompa injeksi seperti motor diesel)
8
Bisa dilihat dari kondisi sisa pembakaran yang dihasilkan mesin injeksi.
Salah satu perbandingan adalah berdasarkan data standar batas baku mutu
Berdasarkan standar. (servise manual honda beat 2014)
9
Sistem aliran bahan bakar meliputi komponen-komponen yang
akan di jelaskan berikut ini:
Gambar 2. 1 Sistem Aliran Bahan Bakar (PT. Astra Honda Motor :2014)
10
agar tidak masuk ke pompa bahan bakar atau ke injector.
Pompa bahan bakar yang biasa digunakan pada mesin dengan sistem
injeksi adalah pompa bahan bakar elektrik yang berfungsi untuk
menghisap bahan bakar dari tangki dan menekannya ke sistem bahan
bakar.
Pompa bahan bakar yang biasa digunakan adalah tipe in tank. Tipe
in tank artinya bahwa pompa bahan bakar berada di dalam tangki bahan
bakar dengan posisi terendam bahan bakar.
1) Komponen pompa bahan bakar terdiri dari :
a) Impeller
11
armature akibat adanya aliran listrik, armature yang
berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik atau putar, commutator yang berfungsi untuk
meneruskan arus listrik dari brush menuju ke armature,
brush yang berfungsi untuk meneruskan arus listrik dari
sumber tegangan menuju ke commutator.
b) Check valve
pada pompa bahan bakar yang berfungsi untuk menahan
bahan bakar bertekanan yang terdapat pada selang saluran
bahan bakar ketika pompa berhenti agar bahan bakar tidak
kembali ke dalam pompa bahan bakar atau ke dalam tangki
bahan bakar.
12
Fuel pressure regulator mengatur tekanan bahan bakar
di dalam sistem aliran bahan bakar agar tetap konstan.
Contohnya pada honda beat PGM-FI tekanan dipertahankan
pada 294 kPa (3.0 kg/cm2, 43 psi). Bila bahan bakar yang
dipompa menuju injektor terlalu besar (tekanan bahan bakar
melebihi 294 kPa (3.0 kg/cm2, 43 psi)) pressure regulator
mengembalikan bahan bakar ke dalam tangki.
13
Gambar 2. 7 Letak Fuel Pressure Regulator pada Pompa Bahan Bakar (PT. Astra Honda
Motor :2014)
4. Sistem Pengapian
Sistem pengapian yang ada pada sistem motor injeksi termasuk sistem
pengapian DC, berbeda dengan system pengapian generasi motor CDI DC
generasi sebelumnnya.Pada sistem pengapian injeksi, komponen pengapian
CDI menyatu dengan rangkaian control Injeksi yang dinamakan ECM
(Engine Control Module), jadi komponen ECM berfungsi selain sebagai
14
sistem pengapian juga mengontrol sistem injeksi atau sistem penyemprotan
bahan bakar ke silinder.
15
10) Switch standart samping berfungsi sebagai pengaman, prinsip
kerjanya adalah : Apabila standart samping posisi dibawah, kabel
G/W tidak hubung dengan negatif/ground sehingga ECM tidak
akan mengeluarkan output ke coil sehingga ECM tidak akan
mengeluarkan output ke coil
sehingga busi tidak akan timbul bunga api, dan apabila standart
samping posisi diatas kabel G/W hubung dengan negatif/ground
sehingga ECM tidak akan mengeluarkan output ke coil sehingga busi
tidak akan timbul bunga api, dan apabila standart samping posisi
diatas kabel G/W hubung dengan negatif/ground sehingga ECM akan
aktif dan mengeluarkan output ke coil sehingga busi akan timbul
bunga api untuk menghidupkan motor.
Pada saat kontak kita posisi OFF, arus positif baterai mengalir ke
sikring utama 15 A, dari sikring menuju ke regulator (R/W) dan dari
regulator keluar ke kabel R/B baru menuju kontak. Pada saat kontak
posisi ON, arus positif akan menuju ke ECM lewat relay (kabel
konektor positif ECM berwarna hitam), arus positif juga mengalir ke
coil (kabel Bl) jadi di coil sudah standby rus positif. Pada saat
standart samping dinaikkan ke atas switch standart akan
menghubungkan kabel G/W ECM ke negatif, sehingga ECM aktif.
Pada saat motor distater, CKP atau pulser yang berada di generator
akan menghasilkan tegangan sinyal AC sebesar 0,7 VAC, tegangan
sinyal ini dikirim ke ECM, hal ini akan mengakibatkan ECM
menghasilkan output berupa tegangan negatif (-) ke coil yang
mengakibatkan di coil terjadi tegangan induksi, dari coil diteruskan
ke busi sehingga celah elektroda busi menghasilkan loncatan bunga
api sehingga terjadi proses pembakaran di ruang bakar.
16
Udara yang dihisap masuk ke dalam silinder melewati beberapa
komponen untuk diukur kevakumannya sebagai patokan jumlah bensin
yang akan diinjeksikan. Selain itu juga melewati komponen pendeteksi
kondisi udara.
17
ECM bekerja secara digital logic dengan sebuah mikrokontroller yang
berfungsi mengolah data dengan proses membandingkan dan
mengkalkulasi data untuk disesuaikan oleh kebutuhan mesin. Pengolahan
data dari berbagai sensor- sensor yaitu throttle position sensor (TPS),
Intake Air Temperature sensor (IATS), Manifold Air Pressure (MAP),
Crank Position Sensor, dan coolant temperature sensor. Informasi dari
sensor-sensor tersebut akan diproses oleh mikrokontroller untuk
memerintah actuator yaitu injector, coil, fuel pump, dan fan. ECM
(Electronic Control module)
1) Bagian Input
2) Bagian Proses
18
3) Bagian Output
MAP SENSOR
SENSOR
1) Bagian Input
19
tekanan udara masuk (Intake Air Pressure Sensor), dan sensor
posisi katup gas (Throttle Position Sensor) yang terletak dalam satu
komponen.
Gambar 2. 13 Letak Intake Air Temperature Sensor (PT. Astra Honda Motor:2014)
20
dari Semiconductor. Sensor temperatur udara menggunakan
Thermistor dengan tipe NTC (Negative Temperature Coefficient),
dimana nilai tahanannya akan berkurang bila temperaturenaik
(nilai tahanan berbanding terbalik terhadap temperature).
21
Gambar 2. 15 Sensor Posisi Katup Gas (PT. Astra Honda Motor :2014)
22
Sensor temperatur mesin berfungsi untuk mendeteksi
temperatur mesin dan memberikan input sinyal deteksi ke ECM
berupa referensi tegangan yang berbeda-beda berdasarkan
temperatur mesin yang terdeteksi yang akan digunakan ECM
untuk menentukan banyaknya bahan bakar yang di injeksikan.
e) Sensor 02 sensor
23
Gambar 2. 19 Kontruksi Sensor (PT. Astra Honda Motor : 2014)
Keterangan :
24
Gambar 2. 20 Letak Lubang Masuk Udara Luar pada Sensor (PT. Astra
Honda Motor :2014)
2) Bagian proses
25
temperatur udara masuk, sensor posisi katup gas, sensor tekanan
udara masuk, sensor temperatur mesin dan sensor agar
dihasilkan campuran udara dan bahan bakar yang tepat serta jumlah
injeksi bahan bakar yang tepat. Sedangkan tegangan (sinyal) yang
dialirkan ke ISC untuk menentukan pembukaan katup udara, untuk
mengatur udara yang masuk pada saat putaran idle.
3) Bagian output
a) Injector
26
Injector memiliki 2 terminal yaitu terminal yang
dihubungkan pada sumber tegangan yang dihubungkan pada
kunci kontak, kabel positif (+) dengan kabel berwarna
cokelat(Br) dan satu terminal yang dihubungkan pada ECM
dengan kabel orange/hitam(Or/B).
ISC memiliki 4 terminal yang terdiri dari kabel merah muda (1),
kabel hijau/kuning (2), kabel abu-abu (3), dan kabel biru muda (4).
27
8. Cara Kerja Sistem Bahan Bakar Injeksi PGM-FI
9. Pengaturan Injeksi
Pada temperatur rendah bahan bakar akan sulit menjadi uap dan
cenderung mengalami kondensasi. Maka bahan bakar yang
28
tercampur dengan udara akan cenderung kurus serta kurang
homogen.
Dalam sistem injeksi sensor temperatur mesin akan mengirim
informasi temperatur mesin ke ECM sebagai koreksi durasi injeksi,
semakin rendah temperatur maka penambahan bahan bakar semakin
tinggi, penambahan berangsur-angsur turun dan berhenti pada
temperatur kerja (60-80 °C)
c. Koreksi Beban
d. Koreksi Percepatan
29
Sensor pendukung :
a. Daya adalah besarnya kerja motor per satuan waktu (Arends dan
Berenschot, 1980:18). Satuan daya yaitu hp (horse power), daya pada
sepeda motor dapat diukur dengan menggunakan alat dynamometer,
sehingga untuk menghitung daya pada poros dapat diketahui dengan
menggunakan rumus :
T .2 π . n
Dimana : P (kW) =
60.000
30
P = Daya (kW)
T = Torsi (Nm)
Dimana : T = F x d (N.m)
mf
Dimana : SFC =
Pb
31
Pb = daya (Nm/s)
Atau
3600. Vb
Dimana : BFC (brake fuel consumtion) = (cc )
t
t = waktu (second)
Motor bakar 4 langkah adalah motor yang setiap satu kali pembakaran
bahan bakarnya memerlukan 4 langkah piston atau dua kali putaran poros
engkol. Langkah kerja motor 4 langkah ini ditemukan oleh seorang
insinyur Jerman bernama Nikolaus A.Otto pada tahun 1876. Berikut 4
langkah siklus tersebut.
32
(Sumber : Modern Engine Tuning, A. Graham Bell)
a. Langkah Hisap
Dalam langkah ini piston bergerak dari TMA (Titik Mati Atas)
menuju TMB (Titik Mati Bawah) dan pada waktu bersamaan katup
masuk terbuka sementara katup buang tertutup. Pergerakan piston ke
TMB menyebabkan tekanan diruang silinder menjadi hampa (vakum).
Perbedaan tekanan udara luar yang tinggi dengan tekanan hampa,
mengakibatkan udara akan mengalir dan bercampur dengan gas.
Selanjutnya campuran udara dan bahan bakar tersebut melalui katup
masuk yang terbuka dan mengalir masuk ke dalam ruang silinder.
b. Langkah Kompresi
Dalam langkah ini piston bergerak dari TMB menuju TMA dan
katup masuk serta katup buang tertutup. Sewaktu piston bergerak ke
TMA menyebabkan ruangan diatas piston mengecil sehingga
campuran udara dan bahan bakar menjadi padat, tekanan dan suhunya
naik dengan demikian mudah dinyalakan dan cepat terbakar.
c. Langkah Usaha
Dalam langkah ini katup masuk serta katup buang masih tertutup.
Beberapa derajat sebelum piston mencapai TMA (akhir langkah
kompresi) terjadi letikan bunga api listrik dari busi yang membakar
campuran udara dan bahan bakar. Campuran terbakar sangat cepat,
proses pembakaran menyebabkan campuran gas akan mengembang
dan memuai, dan energi panas yang dihasilkan oleh pembakaran
dalam ruang bakar menimbulkan tekanan pembakaran yang
mendorong piston bergerak dari TMA menuju TMB, selanjutnya
33
memutar poros engkol melalui connecting rod, dimana gerak translasi
piston berubah menjadi gerak putar yang kemudian dimanfaatkan
untuk memutar beban.
d. Langkah Buang
Dalam langkah ini piston bergerak dari TMB menuju TMA dan
pada waktu bersamaan katup masuk tertutup sementara katup buang
terbuka. Sewaktu piston mulai naik dari TMB, piston mendorong gas
sisa pembakaran yang masih tertinggal keluar melalui katup buang
dan saluran buang ke atmosfir. Setelah piston mulai turun dari TMA
katup buang tertutup dan campuran mulai mengalir kedalam cylinder.
13. Efisiensi
34
Gambar 2. 26 Efisiensi thermal pada mesin
Penelitian yang terkait dengan suplay bahan bakar yang masuk ke dalam
silinder terhadap unjuk kerja mesin berupa torsi dan daya dalakukan oleh
Rahmadi dkk (2014:157) yang disimpulkan bahwa:
35
karburator Mikuni 16 mm yang mengakibatkan sedikitnya jumlah bahan
bakar yang masuk ke dalam silinder.
Penelitian lain yang terkait dengan suplay bahan bakar yang masuk ke
dalam silinder terhadap unjuk kerja mesin berupa torsi dan daya dalakukan
oleh Dharmawan dan Randis (2016:111) menyimpulkan bahwa:
36
yang mempunyai 6 lubang pada seeda motor Mio J dapat meningkatkan daya
di putaran mesin rendah.
37
Performa motor dan konsumsi bahan bakar banyak dipengaruhi oleh
berbagai faktor, salah satunya adalah proses pembakaran campuran antara
udara dan bahan bakar di dalam ruang bakar. Proses pembakaran yang kurang
sempurna akan mengakibatkan penurunan performa kendaraan dan konsumsi
bahan bakar menjadi boros. Salah satunya adalah campuran antara udara dan
bahan bakar yang tidak homogen, sehingga menyebabkan sebagian campuran
udara dan bahan bakar tidak ikut terbakar dengan sempurna.
38
dengan variasi injektor dengan menggunakan injektor standar Vario 110 fi
dengan 6 Hole atau (6 Lubang), injektor standar Vario 150 cc dengan 8 Hole
atau (8 lubang) dan injektor Racing 10 hole atau (10 Lubang) penyemprotan
yang mempengaruhi variabel dependen yaitu performa mesin (Daya,Torsi
dan Konsumsi bahan bakar), setelah itu diberikan variasi putaran mesin
(RPM) 1500,2000,2500,3000,3500,4000,4500 dan 5000 untuk mengetahui
perbedaan performa mesin dan untuk konsumsi bahan bakar hanya
menggunakan Pertamax sebagai bahan bakar menggunakan tangki cadangan
yang sudah di samakan tekanan bensinnya dengan takaran 12 ml dan di
berikan variasi putaran mesin (RPM) 1500,2000,2500,3000,3500,4000,4500
dan 5000 untuk mengetahui konsumsi bahan bakar yang di gunakan dalam
penelitian ini
39
BAB III
40
METODOLOGI PENELITIAN
41
C. Objek penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah sepeda motor Honda Vario fi 110 cc
dengan variasi injector 6 hole, 8 hole, 10 hole serta bahan bakar minyak jenis
pertamax.
D. Variable Penelitian
Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai, variabel dapat juga
diartikan sebagai pengelompokan yang logis dari dua atribut atau lebih. Jadi
variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini
terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
1. Variabel Bebas (Independent Variabel)
Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau
berubahnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
penggunaan variasi injector 6 hole, 8 hole , 10 hole dan bahan bakar
jenis pertamax.
2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah performa mesin yang meliputi torsi, daya, dan
konsumsi bahan bakar pada sepeda motor Vario fi 110 cc 2014
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Data Primer Merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung
dari pengukuran dan pembacaan pada unit instrumen dan alat ukur pada
masing – masing pengujian.
2. Data Sekunder Merupakan data yang diperoleh dari hasil penelitian
berupa karakteristik tiga metode pembersihan injektor dan data mengenai
karakteristik dari tingkat konsumsi bahan bakar kendaraan serta tingkat
efisiensi penggunaan bahan bakar.
42
F. Pengumpulan Data
3. Alat dan bahan penelitian
a. Peralatan penelitian
1) Spesifikasi Sepeda motor injeksi Honda Vario 110 tahun 2015
43
2) Stopwatch
Gambar 3. 2 stopwatch
44
4) Tachometer
Gambar 3. 4 tachometer
5) Tool set
45
Sumber : http://alatproyek.com/advance-mechanical-tool-set-
krisbow-69pcs-kw0103813.html
Merupakan sejumlah alat bantu untuk membongkar sepeda
motor. Disini yang digunakan untuk membongkar body sepeda
motor berupa obeng -, obeng + , kunci T10 dan tang kombinasi
6) Dynotest
Gambar 3. 6 dynotest
7) Pipa klep
46
Gambar 3. 7 pipa klep
47
Gambar 3. 9 pressure test
48
Gambar 3. 10 injektor
49
b) injektor standar vario 150 cc fi 8 hole (8 lubang)
50
Gambar 3. 14 pertamax
G. Pelaksanaan Pengujian
Pada penelitian uji performa sepeda motor injeksi Honda Vario 110 yang
dipengaruhi dengan variasi injektor dan hanya menggunakan pertamax
sebagai bahan bakar yang meliputi torsi,daya dan konsumsi bahan bakar,
dilakukan pengujian dalam bengkel yang datar dan distandar tengan untuk
mendapatkan hasil analisis motor tersebut.
1. Tahapan Persiapan :
a. Pemilihan lokasi
Lokasi penelitian ini di Lab PVTMO Universitas IVET Semarang.
b. Bahan bakar
bahan bakar hanya menggunakan pertamax sebagai bahan bakar
c. Pengujian injektor
Lakukan pergantian injektor dengan pertama injektor standar 6 hole
sebagai dasar penelitian ,injektor 8 hole dan terakhir injektor 10 hole
setelah itu mesin dengan rpm (1500,2000,2500,3000,3500,4000,4500 dan
5000) untuk menguji performa sepeda motor injeksi Honda Beat 110.
1. Pengujian performa mesin 6 hole (6 lubang ) standart
a. Mempersiapkan alat dan bahan
b. Naikan sepeda motor di atas dynotest
c. Pastikan sepeda motor dalam kondisi yang benar
d. Hidupkan sepeda motor pada posisi langsam selama 3 menit
e. Naikkan gas pada posisi maximal selama 10 detik
f. Simpan hasil data pembacaan pada dynamometer
2. Pengujian performa mesin 8 hole (8 lubang )
51
a. Penggantian injector standart dengan injector 8 hole
b. Naikan sepeda motor diatas dynamometer
c. Pastikan diposisi yang benar
d. Hidupkan sepeda motor pada posisi langsam selama 3 menit
e. Naikkan gas pada posisi maximal selama 10 detik
f. Simpan hasil data pembacaan pada dynamometer
g. Lakukan hal yang sama pada injector 10 hole
3. Pengujian konsumsi bahan bakar
a. Mempersiapkan alat dan bahan
b. Penggantian tangki sepeda motor dengan gelas ukur bahan bakar
pertamax.
c. Sebelum di ganti pastikan dulu tekanan pada pompa bahan bakar sama
yaitu 40 psi/3 bar atau sekitar 294 kph
d. Kosongkan tangki kendaraan terlebih dahulu
e. Takar bahan bakar pertamax dengan ukuran 12 ml dengan gelas ukur
f. Siapkan stopwatch untuk menghitung waktu
g. Isikan tangki sepeda motor dengan jumlah bahan bakar yang sudah di
tentukan
h. Hidupkan sepeda motor pada rentan RPM
1500,2000,2500,3000,3500,4000,4500,5000
i. Tulis masing – masing hasil konsumsi bahan bakar
j. Lakukan hal yang sama pada injector 8 hole dan 10 hole.
4. Lembar observasi
Pertamax
No Injektor
Torsi Daya
1 4 hole
2 6 hole
3 8 hole
52
Tabel 3. 2 Desain Uji konsumsi bahan bakar 5000 RPM
53
5. Diagram alir penelitian
54
6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data menggunakan Ms. Excel dimana hasil pengukuran
kemudian dilakukan analisis data dengan cara mendeskriptifkan atau
menggambarkan data yang telah dikumpulkan. Data yang diperoleh dari hasil
eksperimen dimasukkan ke dalam tabel, dan ditampilkan dalam bentuk grafik
kemudian dibandingkan dan dianalisis sepeda motor Vario fi 110 cc tahun
2014 dengan variasi injector serta bahan bakare, pertamax terhadap performa
mesin.
Jadwal Penelitian
55
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Seletah melakukan uji daya pada sepeda motor Vario 110 fi dengan
variasi injektor yaitu injektor 6 hole (6 lubang) 8 hole (8 lubang ) dan 10
hole (10 lubang) dengan bahan bakar pertamax dari masing – masing
rentan RPM (1500,2000,2500,3000,3500,4000,4500,5000) di tulis
hasilnya mendapatkan hasil seperti berikut :
56
Tabel 4. 1 Hasil pengujian daya 3 injektor
RPM
(Hp) 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000
6
HOLE 0,110 0,117 0,150 0,173 0,192 0,204 0,207 0,177
8
HOLE 0,101 0,131 0,177 0,192 0,201 0,199 0,139 0,111
10
HOLE 0,106 0,150 0,188 0,201 0,203 0,184 0,120 0,105
0.2
0.15
0.1
0.05
0
1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000
Pada pengujian daya injektor pada sepeda motor Vario 110 fi dengan
rentan RPM atau putaran mesin 1500 sampai dengan 5000 mendaptakan
hasil terbaik untuk injektor standar atau 6 hole (6 lubang) yaitu pada RPM
atau putaran mesin 4500 dengan daya 0,207 Hp kemudian untuk injektor 8
hole (8 lubang) mendapatakan 0,139 Hp pada RPM atau pada putaran
57
mesin 4500 sedangkan untuk injektor racing 10 hole (10 lubang) mendapat
kan 0,120 Hp pada RPM atau pada putaran mesin 4500
2. Uji torsi
Selelah melakukan uji torsi pada sepeda motor Vario 110 fi dengan
variasi injektor yaitu injektor 6 hole (6 lubang) 8 hole (8 lubang ) dan 10
hole (10 lubang) dengan bahan bakar pertamax dari masing – masing
rentan RPM (1500,2000,2500,3000,3500,4000,4500,5000) di tulis
hasilnya mendapatkan hasil seperti berikut :
RPM
58
10 4,42 4,05 3,62 3,19 2,68 2,07 1,66 1,15
HOLE
TORSI (N,m)
5
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000
Pada pengujian daya injektor pada sepeda motor Vario 110 fi dengan
rentan RPM atau putaran mesin 1500 sampai dengan 5000 mendaptakan
hasil terbaik untuk injektor standar atau 6 hole (6 lubang) yaitu pada RPM
atau putaran mesin 1500 dengan Torsi 3,39 N,m kemudian untuk injektor
8 hole (8 lubang) mendapatakan 3,28 N,m pada RPM atau pada putaran
mesin 1500 sedangkan untuk injektor racing 10 hole (10 lubang) mendapat
kan 4,42 N,m pada RPM atau pada putaran mesin 1500
59
memang untuk hasil pada RPM 1500 10 hole (10 lubang ) lah yang
mendapatkan hasil tertingi tetapi untuk hasil yang lainnya mengalami
penurunan yang drastis
3. Uji konsumsi bahan bakar
60
Pada pengujian konsumsi bahan bakar pada 3 injektor dengan 1 bahan
bakar yaitu pertamax pada kendaraan Vario 110 fi menggunakan injektor
standar 6 hole (6 lubang) mendapatkan hasil tebaik pada RPM atau putaran
mesin 1500 menghabiskan 12 ml bahan bakar dengan waktu 4,35 menit
dan menjadikan hasil teringgi dari pada 2 injetor lainya atau paling irit
untuk hasil pada pengujian konsumsi bahan bakar dengan injketor 8 hole
(8 lubang ) mendapatkan hasil terbaiknya pada RPM atau putaran mesin
dengan menghabiskan 12 ml bahan bakar dengan waktu 2,25 menit
sedangkan untuk pengujian konsumsi bahan bakar dengan ijektor 10 hole
(10 lubang) mampu menghabiskan 12 ml bahan bakar dengan waktu 1,16
menit pada RPM atau putaran mesin 1500
C. Pembahasan
Penelitian pada sepeda motor injeksi Honda Vario 110 fi terjadi
pengaruh saat menggunakan variasi injektor perubahan itu terjadi pada
semua rentang RPM yaitu 1500,2000,2500,3000,3500,4000,4500 dan
5000 rpm. Pembahasan pengaruh yang terjadi pada performa mesin dan
konsumsi bahan bakar sepeda motor injeksi Honda Vario 110 fi sebagai
berikut :
61
injektor karena hasil dari dynotest menunjukan bahwa injektor 6 hole
(6 lubang ) dengan hasil tertinggi
62
karenakan jumlah bahan bakar yang di semprotkan terlalu banyak dan
menjadikan mesin kendaraan menjadi tersendat pada RPM atau
putaran mesin tinggi di buktikan dengan hasil 0,184 pada RPM atau
putaran mesin 4000, 0,120 pada RPM atau putaran mesin 4500 dan
0,105 pada RPM atau putaran mesin 5000 terkesan kehilahan tenaga
karena jumlah bahan bakar yang masuk ke ruang bakar tidak
seimbang dengan ruang bakarnya dan suplay udara yang masuk ke
ruang bakar menjadikan kendaraan menjadi tersedat sendat dan bisa
kehilangan tenaga
63
pada awal permulaan yaitu pada RPM atau putaran mesin 1500
mendapatkan hasil 3,28 N,m hasil terendah di bandingkan 2 injektor
lainnya dan juga hampir sama dengan injektor 10 hole (10 lubang)
terjadi penurunan Torsi yang banyak atau terkesan anjlok pada RMP
atau putaran mesin 5000 dengan hasil uji 1,70 N,m menjadikan
injektor 8 hole (8 lubang) menjadi tidak stabil dan hampir kehilangan
tenaga
64
dalam waktu 2 menit 30 detik ini mnjadikan injektor bawaan standar
Honda Vario 110 fi paling irit di bandingkan 2 injektor lainnya
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengujian variasi injektor 3 injektor dengan bahan bakar pertamax
menggunakan Honda Vario 110 fi dengan hasil sebagai berikut
a. Pengujian daya mendapatkan hasil tertinggi di peroleh injektor
standar 6 hole (6 lubang) dengan hasil 0,207 Hp pada RPM atau
65
putaran mesin 4500 menunjukan daya tertinggi yang di peroleh di
bandingkan injektor 8 hole (8 lubang) dengan hasil 0,201 Hp pada
RPM atau putaran mesin 3500 dan 10 hole (10 lubang) dengan
hasil 0,203 pada RPM atau pada putaran mesin 3500
b. Pengujian Torsi mendapatkan hasil yang terbaik adalah injektor
standar 6 hole (6 lubang) di karenakan hasilnya yang stabil
merata dan tidak anjlok pada RPM tinggi pada pengujian Torsi
dengan hasil 3,39 N,m pada putaran mesin atau RPM 1500 dan
2,64 N,m pada putaran mesin RPM 5000 sedangkan untuk
injektor 8 hole mengdapatkan hasil 3,29 N,m pada RPM atau
putaran mesin 1500 dan turun anjlok 1,70 N,m pada 5000 RPM
atau putaran mesin dan untuk injektor 10 hole hasil 4,42 N,m
namun pada RPM tinggi mengalami penurunan yang sangat
banyak yaitu turun menjadi 1,15 N,m pada RPM atau putaran
mesin 5000 mungkin pada awal RPM mengalami torsi yang
bagus dan tinggi tetapi di karenakan jumlah semprotan bahan
bakar dan ruang bakarnya tidak seimbang menjadikan penurunan
torsi dan membuat kendaraan menjadi tersendat bahkan
kehilangan tenaga
c. Pengujian konsumsi bahan bakar dengan hasil terbaik di dapatkan
oleh injektor 6 hole (6 lubang ) atau injektor standar dengan
mengabiskan bahan bakar 12 ml pertamax dalam waktu 4 menit
32 detik pada RPM atau putaran mesin 1500 dan untuk
maksimum hasil tertinggi 5000 RPM menghabiskan bahan bakar
12 ml pertamax dalam waktu 2 menit 30 detik
66
dengan daya dan torsi yang di hasilkan Dan untuk pengujian
konsumsi bahan bakar pada injektor 10 hole (10 lubang )
dengan bahan bakar pertamax mengabiskan 12 ml bahan bakar
dalam waktu yang singkat yaitu 1 menit 16 detik pada RPM
atau putaran mesin 1500 dan pada RPM atau putaran mesin
5000 menghabiskan bahan bakar pertamax 12 ml sangat singkat
dan tergolong sangat boros yaitu hanya 21 detik hasil ini sangat
tidak imbang dengan daya dan torsi yang di hasilkan
B. Saran
1. Perlunya penelitian lanjutan mengenai perbandingan variasi bahan
bakar
2. Perlunya penelitian lanjutan mengenai variasi injector disertai
pengantian ECU racing
67
Daftar Pustaka
Arifin & Sukoco. 2009. "Pengendalian Polusi Kendaraan". Bandung: Alfabeta.
I Wayan Budi Ariawan, I.G.B Wijaya Kusuma dan I.W Bandem Adnyana 2016,
Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Pertalite Terhadap Unjuk Kerja Daya,
Torsi Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Bertransmisi
Otomatis, Jurnal METTEK, Volume 2, No 1, pp 51 – 58,
Azhar Permana Alam. 2019. Pengaruh Variasi Injector Hole Terhadap Torsi, Daya, Dan
Emisi Gas Buang Yamaha Aerox 155 VVA,. Skripsi . Semarang: Universitas
Negeri Semarang.
Nizar Bayu Wibowo. 2016. Analisa Variasi Bahan Bakar Terhadap Performa
Motor Bensin 4 Langkah. Skripsi: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Soenarta, N. & Furuhama S. 1985. Small Engine for Generale Use. Terjemah.
1995. Motor Serba Guna. Cetakan Kedua. Jakarta: Pradnya Paramita.
Rahardjo, W. D. 2014. Mesin Konversi Energi. Buku Ajar. Jurusan Teknik Mesin
UNNES: Semarang
68
Contohnya.” Accessed June 18, 2021.
https://www.alihamdan.id/variabel- penelitian/.
https://elpramwidya.wordpress.com/2009/12/25/teori-penelitian-deskriptif/.
Jama, Jalius, and Wagino. 2008. Teknik Sepeda Motor. Journal of Chemical
Information and Modeling. Vol. 53. Jakarta.
https://www.johanmekanik.com/2019/11/hubungan-pengapian-dengan-
waktu.html.
69
LAMPIRAN
70
Lampiran 1 Surat ijin penelitian
71
72
Lampiran 2 Surat Keterangan Selesai Penelitian
73
Lampiran 3 spesifikasi kendaraan penelitian
74
Lampiran 4 Tabel hasil penelitian
RPM
(Hp) 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000
6
HOLE 0,110 0,117 0,150 0,173 0,192 0,204 0,207 0,177
8
HOLE 0,101 0,131 0,177 0,192 0,201 0,199 0,139 0,111
10
HOLE 0,106 0,150 0,188 0,201 0,203 0,184 0,120 0,105
Tabel torsi
RPM
75
10 1,16
0,54 0,49 0,41 0,37 0,32 0,27 0,21
HOLE
Lampiran 5 grafik hasil penelitian
TORSI (N,m)
5
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000
76
GRAFIK DAYA INJEKTOR (HP)
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000
77
Dokumentasi penelitian
78
Lampiran 6 dokumentasi penelitian
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94