SKRIPSI
oleh
Npm : C3217110024
Hari :
Tanggal :
Dewan Penguji
Ketua, Sekretaris,
Nama. Nama.
NIP/NIY NIP/NIY
Penguji I
NIP/NIY
Penguji II
NIP/NIY
Penguji III
NIP/NIY
ii
PERSETUJUAN
Hari :
Tanggal :
Kudus, 7 Februari2021
Peneliti,
NPM. C3217110024
Disetujui,
NIY.617121982 NIY.628051990
Disahkan: Diketahui:
NIY.604121973 NIY.628051990
iii
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sebenar-
benarnya bahwa skripsi ini saya susun bukan hasil plagiasi dan sesuai
dengan peraturan yang berlaku di Universitas IVETSemarang.
Jika kelak ternyata skripsi saya merupakan hasil plagiasi, saya akan
bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh
Universitas IVET Semarang kepada saya.
M. Eko Prastyo
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
1. Tidak ada rahasia sukses, itu adalah hasil dari persiapan, kerja keras
dan belajar dari kegagalan
Persembahan :
1. Orang tua tercinta yang tidak henti memberi dukungan dan kasih
sayang yang teramat besar yang tak mungkin bisa terbalas dengan
apapun. Terima kasih atas semua dukungan yang bapak dan ibu
berikan kepada saya.
2. Bapak Sena mahendra, MT dan bapak Bayu Ariwibowo, M.Pd selaku
dosen pembimbing skripsi saya, terima kasih banyak sudah
membantu saya selama ini, sudah diajari dan diarahkan sampai
skripsi ini selesai.
3. Roy Saifudin, Teman Seperjungan saya yang selalu memotivasi saya
untuk lulus kuliah tepat waktu.
4. Rekan-rekan jurusan Pendidikan Vokasional Teknik Mesin Otomotif
angkatan 2017 dan Almamater yang saya banggakan.
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil Alamin, dengan mengucap segala puji dan
syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya yang telah
diberikan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Pengaruh Campuran Ethanol dengan Premium dan Variasi celah
Busi Terhadap Performa dan Emisi Gas Buang Pada Sepeda Motor Injeksi
Honda Beat 110”.
Dalam menyusun skripsi ini banyak hambatan serta rintangan yang
penulis hadapi namun pada akhirnya dapat terlewati berkat adanya
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan
kali ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Rustono, M. Hum, Rektor Universitas IVET
Semarang.
2. Bapak Dr. Fuad Abdillah, ST. MT, Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas IVET Semarang.
3. Bapak Bayu Ariwibowo, M.Pd, Dosen Pembimbing II dan Ketua
Jurusan Pendidikan Vokasional Teknik Mesin Otomotif Universitas
IVET Semarang yang selalu meluangkan waktunya untuk
membimbing dan memberikan nasehat dengan baik selama
penyusunan skripsi sehingga dapat terselesaikan dengan lancar.
4. Bapak Sena Mahendra, ST MT, selaku Dosen Pembimbing I yang
selalu meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan
nasehat dengan baik selama penyusunan skripsi sehingga dapat
terselesaikan dengan lancar.
5. Kepala Laboratorium Pendidikan Vokasional Teknik Mesin
Otomotif Universitas IVET Semarang yang bersedia memberikan ijin
peneliti untuk melakukan penelitian di Laboratorium.
6. Bapak Dosen Pendidikan Vokasional Teknik Mesin Otomotif
Universitas IVET Semarang yang telah memberikan bekal penulis
dengan berbagai ilmu selama mengikuti perkuliahan sampai akhir
penulisan skripsi.
vi
7. Orang tua tercinta yang tidak henti memberi dukungan dan kasih
sayang yang teramat besar yang tak mungkin bisa terbalas dengan
apapun. Terima kasih atas semua dukungan yang bapak dan ibu
berikan kepada saya.
vii
ABSTARK
MOCHAMMAD EKO PRASTYO, NPM C3217110024, “Pengaruh
Campuran Premium dengan Ethanol dan Variasi Celah busi Performa
Sepeda Motor Injeksi Honda Beat 110 ”, Semarang, Skripsi, Pendidikan
Vokasional Teknik Mesin Otomotif, Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas VET Semarang, 2021, 71 halaman
Tujuan pada penelitian ini adalah 1). Menganalisis pengaruh
penambahan ethanol dalam premium dengan variasi celah busi terhadap
performa motor injeksi honda beat 110 cc 2). Menganalisis pengaruh
penambahan ethanol dalam premium dengan variasi celah busi terhadap
emisi gas buang motor injeksi honda beat 110 cc.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dan jenis deskriptif
untuk mengungkapkan informasi tentang perbandingan lima variasi
campuran bahan bakar ( Premium, premium-ethanol 5%,10%,15% dan
20% ) dan empat variasi celah busi (0,4 mm, 0,5 mm, 0,8 mm dan 0,9 mm)
terhadap performa dan emisi gas buang sepeda motor. Penelitian ini
dilaksanakan di Laboratorium Performance Pendidikan Vokasional Teknik
Mesin Otomotif Universitas IVET Semarang. Sampel yang digunakan
pada penelitian ini adalah Sepeda motor injeksi Honda Beat 110 cc
dipengaruhi lima variasi campuran bahan bakar ( Premium, premium-
ethanol 5%, 10%, 15% dan 20% ) dan empat variasi celah busi (0,4 mm,
0,5 mm, 0,8 mm dan 0,9 mm). teknik analisis data dengan deskriptif yang
menganalisis lima variasi campuran bahan bakar ( Premium, premium-
ethanol 5%, 10%, 15% dan 20% ) dan empat variasi celah busi (0,4 mm,
0,5 mm, 0,8 mm dan 0,9 mm)terhadap performa dan emisi gas buang
sepeda motor injeksi Honda Beat 110 cc.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan bakar premium-ethanol
20% dengan celah busi 0,5 menghasilkan daya tertinggi pada putaran 3500
sejumlah 0.283 kW, sedangakan saat menggunakan bahan bakar premium
ethanol 5% dengan celah busi 0,5 mm pada putaran mesin 3500 sejumlah
0.237 kW, lalu saat menggunakan bahan bakar premium-ethanol 10%
dengan celah busi 0,4 mm pada putaran mesin 3500 sejumlah 0.230 kW,
selanjutnya menggunakan bahan bakar premium dan celah busi 0,4 mm
pada putaran 3500 sejumlah 0.217 kW dan yang terakhir menggunakan
bahan bakar premium-ethanol 15% dengan celah busi 0,8 mm pada
putaran 3500 sejumlah 0.204 kW. Hasil perbedaan daya menggunakan
bahan bakar Premium dengan bahan bakar premium-ethanol 5% sebesar
9% , sedangkan dengan premium-ethanol 10% sebesar 5%, lalu perbedaan
dengan premium-ethanol 15% sebesar 5% dan yang terakhir perbedaan
dengan premium-ethanol 20% sebesar 30%. Sedangkan Pengujian torsi
tertinggi menggunakan bahan bakar pemium-ethanol 20% dengan celah
busi 0,5 mm pada putaran mesin 1500 sebesar 19.6 N.m, sedangkan saat
menggunakan bahan bakar pemium-ethanol 5% dengan celah busi 0,5 mm
pada putaran mesin 1500 sejumlah 16.6 N.m, lalu menggunakan bahan
bakar premium-ethanol 10% dengan celah busi 0,4 mm pada putaran
mesin 1500 sejumlah 16.1 N.m, selanjutnya menggunakan baan bakar
viii
premium dengan celah busi 0,5 mm pada putaran mesin 1500 sejumlah
14.5 N.m dan yang terakhir menggunakan baha bakar premium-ethanol
15% dengan celah busi 0,8 mm pada putaran mesin 1500 14.4 N.m. Hasil
perbedaan torsi menggunakan bahan bakar Premium dengan bahan bakar
premium-ethanol 5% sejumlah 14%, sedangkan saat menggunakan
premium-ethanol10% sejumlah 11%, lalu saat menggunakan premium-
ethanol 15% sejumlah 0,6% dan yang terakhir saat mengunakan premium-
ethanol 20% sejumlah 35%.Pengujian konsumsi bahan bakar paling irit
saat menggunakan bahan bakar premium-ethanol 20% dengan celah busi
0,9 mm sejumlah 1,0783 kW.kg/jam, sedangkan menggunakan bahan
bakar premium-ethanol 10% dengan celah busi 0,9 mm sejumlah 1,5021
kW.kg/jam, lalu menggunakan bahan bakar premium-ethanol 15% dengan
celah busi 0,8 mm sejumlah 1,7054 kW.kg/jam setelah itu menggunakan
bahan bakar premium ethanol-premium 5% dengan celah busi 0,9 mm
sejumlah 2,7123 kW.kg/jam dan yang terakhir menggunakan Premium
dengan celah busi 0,4 mm sejumlah 2,982 kW.kg/jam. Dan yang terakhir
Pengujian emisi gas buang mengunakan variasi bahan bakar (Premium,
premium-ethanol 5%, premium-ethanol 10%, premium-ethanol 15% dan
premium-ethanol 20%) dan variasi celah busi (0,4 mm, 0,5 mm, 0,8 mm
dan 0,9 mm) menunjukkan hasil penurunan gas CO, HC dan CO2
meskipun tidak terlalu banyak mengalami penurunan. Hasil terbaik pada
saat menggunakan bahan bakar premium-ethanol 20% dengan celah busi
0,9 mm yaitu menghasilkan konsentrasi emisi CO sejumlah 0,14%, HC
sejumlah 59ppm dan CO2 sejumlah 5.9 %.
Kata Kunci : premium-ethanol, Honda Beat 110 cc, performa mesin dan
emisi gas buang
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
PENGESAHAN ................................................................................................. ii
PERSETUJUAN ............................................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN.................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi
ABSTARK ...................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv
BAB I ................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................................ 3
C. Batasan Masalah.................................................................................................. 4
D. Rumusan Masalah ............................................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 4
F. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 5
BAB II ................................................................................................................ 6
A. Kerangka Teoritik .............................................................................................. 6
B. Kajian Penelitian yang Relvan .......................................................................... 21
C. KERANGKA PIKIR ......................................................................................... 24
BAB III ............................................................................................................ 27
METODELOGI PENELITIAN .................................................................. 27
A. Pendekatan dan jenis penelitian ........................................................................ 27
B. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................................... 28
C. Sampel Penelitian .............................................................................................. 29
x
D. Variabel Penelitian ............................................................................................ 29
E. Pengumpulan Data ............................................................................................ 29
D. Prosedur Penelitian............................................................................................ 35
F. Desain penelitian ............................................................................................... 38
G. Metode Analisis Data ........................................................................................ 40
BAB IV ............................................................................................................ 41
A. Deskripsi Subjek Penelitian .............................................................................. 41
B. Hasil Pengujian dan Pengukuran Akhir ............................................................ 42
C. Pembahasan ....................................................................................................... 61
BAB V.............................................................................................................. 69
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 69
B. Saran.................................................................................................................. 70
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 71
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 langkah hisap ........................................................................................ 7
Gambar 2.2 langkah kompresi.................................................................................. 7
Gambar 2.3 langkah usaha ....................................................................................... 8
Gambar 2.4 langkah buang ....................................................................................... 8
Gambar 2.5 busi ....................................................................................................... 9
Gambar 2.6 bahan bakar minyak ............................................................................ 11
Gambar 2.7 premium .............................................................................................. 11
Gambar 2.8 pertamax ............................................................................................. 13
Gambar 3. 1 sepeda motor Beat Fi 110cc ................................................... 30
Gambar 3. 2 Stopwatch ............................................................................... 31
Gambar 3. 3 gelas ukur plastik .................................................................... 31
Gambar 3. 4 Tachometer ............................................................................. 31
Gambar 3. 5 Gas Analyzer .......................................................................... 32
Gambar 3. 6 Feeler guage............................................................................ 32
Gambar 3. 7 Kunci Busi .............................................................................. 32
Gambar 3. 8 tools set ................................................................................... 33
Gambar 3. 9 dynotest................................................................................... 33
Gambar 3. 10 Busi ....................................................................................... 34
Gambar 3. 11 premium ................................................................................ 34
Gambar 3. 12 Ethanol .................................................................................. 35
Gambar 4. 1 Grafik pengujian Daya Premium ............................................ 42
Gambar 4. 2 Hasil pengujian Daya Premium-Ethanol 95%:5% ................. 43
Gambar 4. 3 Grafik pengujian Daya Premium-Ethanol 90%:10% ............. 44
Gambar 4. 4 Grafik pengujian Daya Premium-Ethanol 85%:15% ............ 45
Gambar 4. 5 Grafik pengujian Daya Premium-Ethanol 80%:20% ............. 46
Gambar 4. 6 Grafik pengujian torsi bahan bakar premium ......................... 47
Gambar 4. 7 Grafik pengujian torsi bahan bakar premium-ethanol 95%:5%
..................................................................................................................... 48
Gambar 4. 8 Grafik pengujian torsi premium-ethanol 90%:10% ............... 49
Gambar 4. 9 Grafik pengujian torsi premium-ethanol 85%:15% ............... 50
Gambar 4. 10 Grafik Pengujian torsi premium-ethanol 80%:20% ............. 51
Gambar 4. 11 Grafik SFC bahan bakar premium ....................................... 53
Gambar 4. 12 Grafik SFC bahan bakar premium-ethanol 95%:5% ........... 54
Gambar 4. 13 Grafik SFC bahan bakar premium-ethanol 90%:10% ......... 55
Gambar 4. 14 Grafik SFC bahan bakar premium-ethanol 85%:15% ......... 56
Gambar 4. 15 Grafik SFC bahan bakar premium-ethanol 80%:20% .......... 57
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 sifat-sifat premium ...................................................................... 12
Tabel 2.2 Ambang batas emisi dari Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
No.5 tahun 2006 .......................................................................................... 21
Tabel 3. 1 Desain uji performa rpm 1500-5000 .......................................... 38
Tabel 3. 2 Desain uji performa rpm 1500-5000 .......................................... 39
Tabel 3. 3 Desain uji emisi gas buang ......................................................... 39
Tabel 3. 4 Desain uji emisi gas buang ......................................................... 39
Tabel 4. 1 Hasil pengujian Daya Premium .................................................. 42
Tabel 4. 2 Hasil pengujian Daya Premium-Ethanol 95%:5% ..................... 43
Tabel 4. 3 Hasil pengujian Daya Premium-Ethanol 90%:10% ................... 43
Tabel 4. 4 Hasil Pengujian Daya Premium-Ethanol 85%:15% ................... 44
Tabel 4. 5 Hasil Pengujian Daya Premium-Ethanol 80%:20% ................... 45
Tabel 4. 6 Hasil Pengujian Torsi bahan bakar Premium ............................. 47
Tabel 4. 7 Hasil Pengujian Torsi Premium-Ethanol 95%:5% ..................... 48
Tabel 4. 8 Hasil Pengujian Torsi Premium-Ethanol 90%:10% ................... 49
Tabel 4. 9 Hasil Pengujian Torsi Premium-Ethanol 85%:15% ................... 50
Tabel 4. 10 Hasil Pengujian torsi premium-ethanol 80%:20% ................... 51
Tabel 4. 11 Hasil pengujian konsumsi bahan bakar premium .................... 52
Tabel 4. 12 Hasil perhitungan SFC bahan bakar premium ......................... 53
Tabel 4. 13 Hasil pengujian konsumsi bahan bakar premium-ethanol
95%:5% ....................................................................................................... 53
Tabel 4. 14 Hasil perhitungan SFC bahan bakar premium-ethanol 95%:5%
..................................................................................................................... 53
Tabel 4. 15 Hasil pengujian konsumsi bahan bakar premium-ethanol
90%:10% ..................................................................................................... 54
Tabel 4. 16 Hasil pengujian SFC bahan bakar premium-ethanol 90%:10% 54
Tabel 4. 17 Hasil pengujian kosumsi bahan bakar premium-ethanol
85%:15% ..................................................................................................... 55
Tabel 4. 18 Hasil pengujian SFC bahan bakar premium-ethanol 85%:15% 55
Tabel 4. 19 Hasil pengujian bahan bakar premium-ethanol 80%:20% ....... 56
Tabel 4. 20 Hasil pengujian SFC bahan bakar premium-ethanol 80%:20% 56
Tabel 4. 21 Hasil pengujian Emisi Gas buang menggunakan Variasi bahan
bakar dan celah busi .................................................................................... 60
Tabel 4. 22 Hasil pengujian Emisi Gas buang menggunakan premium-
ethanol 95%:5% dan premium-ethanol 90%:10% ...................................... 60
Tabel 4. 23 Hasil pengujian Emisi Gas buang menggunakan premium-
ethanol 85%:15% dan premium-ethanol 80%:20% .................................... 60
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat ijin penelitian ................................................................ 75
Lampiran 2 Surat keterangan selesai penelitian ........................................ 76
Lampiran 3 Spesifikasi motor Honda Beat 110cc ..................................... 77
Lampiran 4 Tabel pengujian daya, torsi dan konsumsi bahan bakar
menggunakan bahan bakar ( Premium, premium-ethanol 95%:5%,
90%:10%, 85%:15% dan 80%:20% ) dan variasi celas busi ( 0,4 mm, 0,5
mm, 0,8 mm dan 0,9 mm ) .......................................................................... 78
Lampiran 5 Pengujian emisi Gas buang .................................................... 80
Lampiran 6 proses pengambilan data daya dan torsi ................................. 81
Lampiran 7 proses pembacaan data daya dan torsi ................................... 81
Lampiran 8 proses pengambila data konsumsi bahan bakar ..................... 82
Lampiran 9 Gelas ukur .............................................................................. 82
Lampiran 10 modifikasi setelan gas .......................................................... 83
Lampiran 11 proses pengambilan data emisi gas buang ........................... 83
Lampiran 12 Proses melepas dan penyetelan celah busi ........................... 84
Lampiran 13proses penyetelan celah busi ................................................. 84
Lampiran 14 proses pencampuran premium -ethanol ............................... 85
Lampiran 15 proses pencampuran premium -ethanol ............................... 85
Lampiran 16 Variasi Gasohol atau premium-ethanol................................ 86
Lampiran 17 pengujian emisi gas buang premium - 0,4 mm .................... 86
Lampiran 18 pengujian emisi gas buang premium - 0,5 mm .................... 87
Lampiran 19 pengujian emisi gas buang premium - 0,8 mm .................... 87
Lampiran 20 pengujian emisi gas buang premium - 0,9 mm ................... 88
Lampiran 21 pengujian emisi gas buang premium ethanol 95%:5% - 0,4
mm ............................................................................................................... 88
Lampiran 22 pengujian emisi gas buang premium ethanol 95%:5% - 0,5
mm ............................................................................................................... 89
Lampiran 23 pengujian emisi gas buang premium ethanol 95%:5% - 0,8
mm ............................................................................................................... 89
Lampiran 24 pengujian emisi gas buang premium ethanol 95%:5% - 0,9
mm ............................................................................................................... 90
Lampiran 25 pengujian emisi gas buang premium ethanol 90%:10% - 0,4
mm ............................................................................................................... 90
Lampiran 26 pengujian emisi gas buang premium ethanol 90%:10% - 0,5
mm ............................................................................................................... 91
Lampiran 27 pengujian emisi gas buang premium ethanol 90%:10% - 0,8
mm ............................................................................................................... 91
Lampiran 28 pengujian emisi gas buang premium ethanol 90%:10% - 0,9
mm ............................................................................................................... 92
xiv
Lampiran 29 pengujian emisi gas buang premium ethanol 85%:15% - 0,4
mm ............................................................................................................... 92
Lampiran 30 pengujian emisi gas buang premium ethanol 85%:15% - 0,5
mm ............................................................................................................... 93
Lampiran 31 pengujian emisi gas buang premium ethanol 85%:15% - 0,8
mm ............................................................................................................... 93
Lampiran 32 pengujian emisi gas buang premium ethanol 85%:15% - 0,9
mm ............................................................................................................... 94
Lampiran 33 pengujian emisi gas buang premium ethanol 80%:20% - 0,4
mm ............................................................................................................... 94
Lampiran 34 pengujian emisi gas buang premium ethanol 80%:20% - 0,5
mm ............................................................................................................... 95
Lampiran 35 pengujian emisi gas buang premium ethanol 80%:20% - 0,8
mm ............................................................................................................... 95
Lampiran 36 pengujian emisi gas buang premium ethanol 80%:20% - 0,9
mm ............................................................................................................... 96
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1
sempurna dan konsumsi bahan bakar lebih irit sehingga dapat
meningkatkan performa mesin.
Etanol adalah zat aditif yang dihasilkan dari fermentasi glukosa yang
dilanjutkan dengan proses destilasi.Etanol merupakan kependekan dari
etil alkohol dengan rumus kimia (C2H5OH).Sifat lainnya adalah larut
dalam air dan eter, berat jenisnya adalahsebesar 0,7939 g/mL, dan titik
didihnya 78,320°C pada tekanan 766 mmHg, serta mempunyai panas
pembakaran 7093.72kkal. Karakteristik Etanol memiliki nilai kalor 26,8
Mj/Kj, angka oktan (RON) 108, berat jenis pada suhu 150 yaitu 0,79
Kg/dm3, viktositas pada suhu 200 yaitu 1,5 mm2/s dan presentase oksigen
nya adalah 35. Sedangkan bensin memiliki karakteristik nilai kalor 42
Mj/Kj, angka oktan (RON) 88-96, berat jenis pada suhu 150 yaitu 0,76
Kg/dm3, viktosistas pada suhu 200 yaitu 0,6 mm2/s dan presentase
oksigen nya 0-2. (Nofendri 2018)
2
dan peningkatan karbondioksida (CO2) (Afan Agrariksa, Susilo, and
Nugroho 2013).
B. Identifikasi Masalah
3
2. Penggunaan Gasohol atau Gasoline-alkohol dapat mengurangi nilai
emisi gas buang
3. Peningkatan performa mesin dapat ditingkatkan salah satunya
mencampurkan zat ( ethanol ) kedalam bahan bakar untuk menaikan
nilai oktan
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yg maka, rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh penambahan ethanol dalam premium dengan
variasi celah busi terhadap performa motor injeksi honda beat 110 cc
yang meliputi torsi, daya dan konsumsi bahan bakar spesifik ?
2. Bagaimana pengaruh penambahan ethanol dalam premium dengan
variasi celah busi terhadap emisi gas buang motor injeksi honda beat
110 cc yang meliputi Karbon monoksida (CO), Hidrokarbon (HC),
dan Karbondioksida (CO2)?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Menganalisis pengaruh penambahan ethanol dalam premium dengan
variasi celah busi terhadap performa motor injeksi honda beat 110 cc
4
2. Menganalisis pengaruh penambahan ethanol dalam premium dengan
variasi celah busi terhadap emisi gas buang motor injeksi honda beat
110 cc
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan pada Penelitian ini adalah :
1. Manfaat teoritis
a. Perbaikan kualitas bahan bakar dengan penambahan ethanol pada
premium sehingga menghasilkan emisi gas buang yg ramah
lingkungan
b. Penghematan bahan bakar dengan pengggunaan bahan bakar
alternatif
c. Sebagai bahan referensi untuk penelitian dimasa yang akan datang.
2. Manfaat Praktis
a. Dapat memberi informasi kepada masyarakat bahwa penggunaan
bahan bakar alternatif dapat menghemat bahan bakar.
b. Memberi ilmu pengetahuan kepada masyarakat bahwa penambahan
ethanol dapat menghasilkan emisi gas buang yang ramah lingkungan.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kerangka Teoritik
1. Motor Bakar
Motor bakar atau lebih dikenal dengan nama mesin pembakaran
dalam (Internal Combustion Engine) adalah suatu jenis pesawat yang
prinsip kerjanya mengubah energi kimia bahan bakar menjadi kalor.
Kemudian diubah lagi menjadi energi mekanik atau gerak. Proses
pembakaran berlangsung didalam motor bakar itu sendiri, sehingga gas
pembakaran yang terjadi sekaligus menjadi fluida kerja (Sugiyanto
2014).
2. Prinsip Kerja Motor Bensin
Prinsip kerja motor bensin adalah mesin yang bekerja memanfaatkan
energi hasil dari gas panas hasil proses pembakaran, dimana proses
pembakaran berlangsung di dalam silinder mesin itu sehingga gas
pembakaran sekaligus berfungsi sebagai fluida kerja menjadi tenaga atau
energi panas. Motor bakar piston/torak mempergunakan satu atau lebih
silinder dimna terdapat piston yang bergerak bolak-balik atau translasi
diubah menjadi gerak putar atau rotasi poros engkol (crank shaft). Di
dalam silinder terjadi proses pembakaran bahan bakar + oksigen dari
udara menghasilkan gas pembakaran bertekanan sangat tinggi. Gas hasil
pembakaran mampu menggerakan piston yang diteruskan batang
penghubung (connecting rod) dan dihubungkan dengan poros engkol
(crank shaft). Gerak translasi torak (piston) menyebabkan gerak rotasi
pada poros engkol dan sebaliknya, gerak rotasi poros engkol
menimbulkan gerak translasi pada torak/piston (Hidayat danSadiana
2017).
3. Prinsip Kerja Motor 4 Langkah
Motor 4 langkah adalah motor yg setiap siklus kerja nya diselesaikan
dalam 4 kali gerakan bolak balik piston atau dua kali putaran poros
engkol (crank shaft). Langkah piston adalah gerak piston tertinggi
6
disebut titik mati atas (TMA) sampai yg terendah disebut titik mati
bawah (TMB) (Hidayat danSadiana 2017).
Proses siklus kerja motor empat langkah dilakukan oleh gerakan
piston dalam silinder tertutup, yg bersesuaian dengan pengaturan gerak
kerja katup isap dan katup buang disetiap langkah kerjanya. Proses yg
terjadi meliputi langkah hisap.langkah kompresi,langkah kerja dan
langkah buang.
a. Langkah hisap
Piston bergerak dari titik mati atas (TMA) menuju titik mati bawah
(TMB). Katup isap terbuka dan katup buang tertutup, karena terjadi
tekanan negatif /vacum dalam silinder selanjutnyta campuran udara dan
bahan bakar akan terhisap melalui katup hisap untuk mengisi ruang
silinder
b. Langkah Kompresi
7
Piston bergerak dari titik mati bawah (TMB) menuju titik mati atas
(TMA). Katup isap dan buang ditutup. Pada proses ini campuran udara
dan bahan bakar ditekan atau di kompresi, akibatnya tekanan dan
temperaturnya naik sehingga akan memudahkan proese pembakaran.
c. Langkah Kerja
8
Piston bergerak dari titik mati bawah (TMB) menuju titik mati atas
(TMA). Katup isap tertutup daan katup buang terbuka. Pada proses ini
gas ygt dihasilkan dari pembakaran didorong keluar menuju katup buang.
Pada posisi ini poos engkol telah berputar dua kali putaran dalam satu
siklus dari empat langkah
9
Kemampuan dalam menghasilkan bunga api tergantung pada
beberapa faktor, antara lain sebagai berikut (Jama and Wagino 2008) :
b. Celah busi
Bila celah busi lebih besar,bunga api akan menjadi sulit melompat
dan tegangan sekunder yang diprlukan untuk itu akan naik. Bila elektroda
busi telah aus,berarti celahnya bertambah, loncatan bunga api menjadi
lebih sulit sehingga akan menyebabkan kesalahan pengapian.
c. Tekanan Kompresi
Bila tekanan kompresi meningkat, maka bunga api pun akan menjadi
semakin sulit untuk meloncat dan tegangan yang dibutuhkan semakin
tinggi, hal ini juga terjadi pada saat beban berat dan kendaraan berjalan
lambat dengan kecepatan rendah dan katup gas terbuka penuh. Tegangan
pengapian yang dibutuhkan juga naik bila suhu campuran udara-bahan
bakar turun.
10
5. Bahan Bakar
11
dengan penggerak berupa motor bensin seperti sepeda
motor,mobil,motor-motor kecil dll (Triyono 2009).
12
c. Pertamax
d. Pertamax Plus
Pertamax Plus merupakan bahan bakar superior pertamina dengna
kandungan energi tinggi dn ramah lingkungan. Pertamax plus diproduksi
dengna menggunakan bahan baku pilihan berkualitas tinggi sebagai hasil
penyempurnaan terhadap formula produk pertamina sebelumnya.
Pertamax plus diformulasikan dengan aditif generasi terbaru yg berfungsi
untuk penyempurnaan proses kimia pada motor pembakaran dalam.
Aditif ini telah memperoleh sertifikasi dari laboratorium indepp\enden
bertaraf internasional di Housten, Texas, yg sejak lama dikenal sebagai
pusat riset bahan bakar dan motogas dunia. Pertamax plus mempunyai
nilai oktan 95 yg akan membuat pembakaran pada motor bakar
13
kendaraan lebih bertenaga,berakselerasi tinggi, lebih responsif dan bebas
ketukan (Triyono 2009).
Nilai oktan sebuah bahan bakar yang paling umum di seluruh dunia
adalah Research Octane Number (RON). RON ditentukan dengan
mengisi bahan bakar ke dalam mesin uji dengan rasio kompresi variabel
dengan kondisi teratur. Nilai RON di ambil dengan membandingkan
campuran antara iso-oktana dan n-heptana. Misalnya, sebuah bahan
bakar dengan RON 88 berarti 88% kandungan bahan bakar itu adalah
iso-oktana dan 12% nya n-heptana. Secara umum kebutuhan nilai oktan
pada bensin berdasarkan rasio kompresi mesin (Hidayat danSadiana
2017).
7. Ethanol
Salah satu bahan bakar yg dapat menggantikan bensin adalah
ethanol. Ethanol sering disebut etil alkohol rumus kimia nya C2H5OH,
bersifat cair pada temperatur kamar. Ethanol dapat dibuat dari proses
pemasakan ,fermentasi dan distilasi , beberapa jenis tanaman seperti nira
14
siwalan ,aren,tebu ,singkong atau tanaman yg mengandung karbohidrat
tinggi. Ethanol adalah bahan bakar beroktan tinggi dan dapat
menggnatikan timbal sebagai peningkat niali oktan dalam bensin.
Mencampur ethanol dengan bensin akan mengoksigenisasi campuran
bahan bakar sehingga dapat terbakar lebih sempurna dan mengurangi
emisi gas buang (Sarjono, putra 2013). Alkohol pada umumnya
mengandung 95 persen etanol dan 5 persen air. Dalam kehidupan sehari-
hari etanol digunakan sebagai pelarut, bahan anti septik, bahan baku
pembuatan eter, serta minuman keras. Etanol juga dapat digunakan
sebagai bahan bakar alternatif dan relatif aman terhadap lingkungan.
Secara singkat proses produksi etanol dibagi menjadi tiga tahap, yaitu
proses gelatinasi, proses fermentasi dan proses distilasi. Hasil fermentasi
pada umumnya hanya menghasilkan etanol dengan kemurnian 30 sampai
40 persen, oleh karena itu untuk memurnikan etanol menjadi berkadar
lebih dari 95 persen agar dapat digunakan sebagai bahan bakar harus
melalui proses distilasi (Nurdyastuti 2005).
Penggunaan ethanol sebagai tambahan bahan bakar bensin memiliki
kelebihan dan kekurangan diantaranya :
1. Kelebihannya dari penambahan ethanol dalam bensin : Alkohol dapat
menyerap kelembaban dalam tangki bahan bakar , penambahan alkohol
sebesar sepuluh persen dapat meningkatkan nilai oktan kurang lebih 3
poin, alkohol dapat membersihkan sistem bahan bakar, Alkohol dapat ,
emisi CO karena mengandung oksigen.
2. Kelemahan penambahan ethanol dalam bensin : Alkohol dapat
menyumbat saringan bahan bakar , Alkohol meningkatkan volstility
bahan bakar sebesar 0,5 psi dan dapat menyebabkan masalah saat
berkendara pada cuaca panas ,alkohol dapat menyerap air dan terpisah
dari bensin, terutama pada temperature rendah dan menyebabkan mesin
sulit untuk dihidupkan.
15
804 kj/kg dan autoignition temperature 423 0C (Sarjono, putra 2013).
Volatility pada bahan bakar menunjukkan kemampuan bahan bakar
untuk menguap dan sifat ini penting, karena jika bahan bakar tidak cepat
menguap maka bahan bakar akan sulit untuk bisa tercampur dengan
udara pada saat pembakaran. Volatility pada etanol lebih rendah dan
energi yang dihasilkan akan lebih rendah jika dibandingkan dengan
premium. Tetapi angka oktan yang dimiliki etanol lebih tinggi dari
premium dan dapat digunakan untuk kompresi mesin yang lebih tinggi
(Handayani 2007).
8. Sistem Pengapian
Sistem pengapian pada motor bensin berfungsi mengatur proses
pembakaran campuran bahan bakar dan udara di dalam silinder sesuai
waktu yang sudah ditentukan yaitu pada akhir langkah kompresi.
Permulaan pembakaran diperlukan, karena pada motor bensin
pembakaran tidak bisa terjadi dengan sendirinya. Pembakaran campuran
bensin-udara yang dikompresikan trejadi didalam silinder setelah busi
memercikan bunga api, sehingga diperoleh tenaga akibat pemuaian gas
16
(eksplosif) hasil pembakaran , mendorong piston ke TMB menjadi
langkah usaha (Jama and Wagino 2008).
Menurut Jama dan Wagino (2008) syarat-syarat sistem pengapian
motor bensin agar dapat bekerja dengan efisien ada tiga yaitu:
a. Tekanan kompresi yang tinggi.
b. Saat pengapian yang tepat dan percikan bunga api yang kuat.
c. Perbandingan campuran bensin dan udara yang tepat.
Terjadinya percikan bunga api yang kuat antara lain dipengaruhi
oleh pembentukan tegangan induksi yang dihasilkan oleh sistem
pengapian. Semakin tinggi tegangan yang dihasilkan, maka bunga api
yang dihasilkan bisa semakin kuat. Penjelasan lebih jauh tentang
pembentukan tegangan induksi yang baik dibahas pada bagian E sampai
H (koil pengapian sampai busi) (Jama and Wagino 2008). Namun secara
garis besar agar diperoleh tegangan induksi yang baik dipengaruhi oleh
faktor-faktor berikut ini:
a. Pemakaian koil pengapian yang sesuai
b. Pemakaian kondensor yang tepat
c. Penyetelan saat pengapian yang sesuai
d. Penyetelan celah busi yang tepat
e. Pemakaian tingkat panas busi yang tepat
f. Pemakaian kabel tegangan yang tepat
9. Perhitungan Performa
a. Daya
Daya didefinisikan sebagai hasil dari kerja, dengan kata lain daya
merupakan kerja atau energi yang dihasilkan mesin per satuan waktu
mesin itu beroperasi (Wiratmaja 2010). Daya pada sepeda motor dapat
diukur dengan menggunakan alat dynamometer, sehingga untuk
menghitung daya poros dapat diketahui dengan rumus :
17
Keterangan =
P = daya poros (hp)
T = torsi (N.m)
N = putaran mesin (rpm)
b. Torsi
Momen puntir atau torsi adalah suatu ukuran kemampuan motor untuk
menghasilkan kerja (Wiratmaja 2010). Hal tersebut diperjelas oleh
Raharjo dan Karnowo (Raharjo 2008) yang menjelaskan bahwa torsi
adalah ukuran kemampuan mesin untuk melakukan kerja, jadi torsi
adalah suatu energi. Besar torsi adalah besaran turunan yang dapat
digunakan untuk menghitung energi yang dihasilkan dari benda yang
berputar pada porosnya. Apabila piston bergerak menghasilkan gaya F,
yang memutar poros engkol dimana panjang engkol sebesar b, sehingga
torsi dapat ditentukan dengan rumus:
T=F x b (N.m)
Keterangan =
T = torsi (N.m)
F = gaya (N)
b = jari-jari engkol (m)
SFC = M f/Ne
18
M f= v x ρ bahan bakar / t
Keterangan =
SFC = konsumsi bahan bakar spesifik (kg/jam.Kw)
M F = jumlah bahan bakar per satuan waktu (kg/jam)
V = volume bahan bakar yg digunakan
Ρ = berat jenis bahan bakar yg digunakan
t = waktu yg diperlukan untuk konsumsi bahan bakar
Ne = daya yg dihasilkan (kW)
Contoh :
Diketahui :
V = 5 ml
Ρ = 0.715 gram
T = 101 detik
Ne = 0,143 Kw
Mf = 5 ml/101 detik = 0,0495 detik x 3600 = 176,4 jam
Mf = 0,715gram x 176,4 = 126,126/1000 = 0,126 kg/jam
SFC = 0.1226/0,143Kw = 0,881 kg/jam
10. Chasis Dynamometer
Dynamometer adalah sebuah alat yg diguakan untuk mengukur
tenaga, gaya puntir ( torsi ) yg dihasilkan oleh mesin. Perinsip kerja alat
ini adalah dengan memberi beban yg berlawanan terhadap arah putaran
sampai mendekati nol rpm, beban maksimum yg terbaca adalah gaya
pengereman yg besarnya sama dengan gaya putar poros mesin (Raharjo
2008).
19
Pada proses pembakaran bahan bakar selalu dibutuhkan sejumlah
udara tertentu agar bahan bakar dapat terbakar sempurna, jika
pembakaran berlangsung dalam kondisi kurang oksigen maka sifat
campuran udara dan bahan bakar disebut campuran kaya, apabila dalam
campuran bahan bakar kelebihan oksigen maka dapat dikatakan
campuran miskin. Campuran kaya ataupun miskin dapat mengakibatkan
pembakaran tidak sempurna (Punantoro 2013).
12. Gas Karbonmonoksida (CO)
Gas karbonmonoksida (CO) merupakan gas yang tidak berwarna,
tidak berbau ,sukar larut dalam air dan tidak mempunyai rasa.
Karbonmonoksida merupakan polutan yang berbahaya jika melebihi
ambang batas yang ditentukan karena zat CO apabila terhisap kedalam
paru-paru akan ikut dalam peredaran darah dan menghalangi masuknya
oksigen (Punantoro 2013).
20
Gas karbondioksida (CO2) merupakan gas buang yang tidak
berwarna dan tidak berbau, mudah larut dalam air. Sumbangan utama
manusia terhadap jumlah karbon dioksida dalam atmosfir berasal dari
pembakaran fosil berupa minyak bumi,batu bara dan gas bumi.selain efek
rumah kaca tersebut karbon dioksida diserap tanaman dengan antuan
sinar matahari dan digunakan untuk pertumbuhan tanaman (Punantoro
2013).
Tabel 2.2 Ambang batas emisi dari Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
No.5 tahun 2006
Tahun Paramter Metode
Kategori
Pembuatan C0 (%) HC (ppm) Uji
Sepeda Motor 2 langkah ˂ 2010 4.5 12000 Idle
Sepeda Motor 4 langkah ˂ 2010 5.5 2400 Idle
Sepeda Motor ( 2 langkah ≥ 2010 4.5 2000 Idle
4 langkah )
21
penelitian ini menunjukan adanya pengaruh penambahan ethanol
dalam bahan bakar pertalite terhadap performa dan emisi gas buang
mesin 4 silinder. Yaitu meningkatnya daya dan torsi disebabkan oleh
adanya peningkatan angka oktan,sehingga temperatur pembakaran
naik dan menghasilkan daya dan torsi maksimal. Daya dan torsi
terbaik dihasilkan pada campuran EP10 pada putaran 3000 dan 4000
rpm. Pada putaran 2000 rpm daya dan torsi terbaik dihasilkan oleh
campuran EP20 dan pada putaran 5000 rpm daya dan torsi terbaik
dihasilkan oleh campuran EP25. Menurunnya kadar emisi gas buang
disebabkan oleh peningkatan HC pada emisi gas buang. Kadar emisi
gas buang terbaik dihasilkan oleh campuran EP20 dengan rata-rata CO
0,333 %vol, HC 112,667 ppm, dan CO2 15,953%vol (Karomi 2016).
2. Berdasarkan Penelitian yang dilakukan Agung Nugroho (2016),
Performa Mesin Sepeda Motor Empat Langkah Menggunakan Bahan
Bakar Campuran Pertalite dengan Ethanol. Hasil penelitian ini
menunjukan adanya perbedaan daya torsi dan konsumsi bahan bakar
spesifik yg dihasilkan oleh variasi campuran bahan bakar pertalite dn
ethanol. Semakin besar presentase ethanol yg dicampurkan maka
daya dan torsi meningkat, serta konsumsi bahan bakar spesifik akan
semakin besar. Karakteristik yg terkandung pada campuran pertalite
dan ethanol dengan variasi E5 mempunyai RON sebesar 91.5, LHV
sebsar 38,897 KJ/kg, HHV sebsar 42,137 KJ/kg, dan densitas sebesar
745 kg/m3. E10 mempunyai RON sebesar 93, LHV sebesar 37,789
KJ/kg, HHV sebesar 41,029 KJ/kg, dan densitasnya sebesar 748
kg/m3. Serta E15 mempunyai RON sebesar 94.5, LHV sebesar
37,283 KJ/kg, HHV sebesar 40,523 KJ/kg, dan densitasnya sebesar
753 kg/m3 (Nugroho 2016).
3. Berdasarkan Penelitian yang dilakukan Afan Agrariksa, dkk (2013),
Uji Performansi Motor Bakar Bensin (On Chasis) menggunakan
campuran Premium dan Ethanol. Hasil penelitian ini menunjukan
nilai kalor bahan bakar diperoleh nilai kalor premium 11.414,453
22
kal/gram; campuran etanol 5% = 8905,921 kal/gram; campuran
etanol 15% = 8717,552 kal/gram; campuran etanol 25% = 8358,941
kal/gram. Hasil pengujian performansi diperoleh daya tertinggi ada
pada campuran 15% yaitu 9,02 kW dan mampu menghabiskan 10 ml
bahan bakar dalam waktu 35,87 detik. Hasil pengujian emisi gas
buang diperoleh nilai CO terendah ada pada campuran 25% etanol
yaitu 0,85% volume udara; nilai CO2 tertinggi ada pada campuran
25% etanol yaitu 10,6% volume udara (Afan Agrariksa, Susilo, and
Nugroho 2013).
4. Berdasarkan Penelitian yang dilakukan Nuramal dan Ahmad (2014),
Analisa pengaruh Jarak Elektroda Busi Terhadap Performa Motor
Bakar 4 Langkah Studi Kasus pada Motor Bakar Honda GX-160.
Hasil penelitian menunjukkan nilai torsi tertinggi ditunjukkan oleh
celah elektroda busi sebesar 0,8 mm putaran 10,58 N-m pada 1600
rpm untuk beban yang diberikan dan nilai torsi terendah ditunjukkan
oleh Celah elektroda busi sebesar 1 mm sama dengan 7,27 N-m pada
1600 rpm. Kekuatan tertinggi ditunjukkan oleh celah elektroda busi
0,8 mm kali 2,63 hp pada putaran beban yang diberikan 1900 rpm,
dan Nilai terendah terlihat pada variasi celah elektroda busi sebesar 1
mm yaitu sebesar 1,78 hp. Itu Nilai terbaik dari konsumsi bahan
bakar spesifik (sfc) dihasilkan oleh jarak elektroda busi 0,7 mm untuk
0,304 l / hp-h, dan urutan terkecil dihasilkan oleh elektroda busi jarak
1 mm untuk 0,345 l / hp-h. Dalam hal ini karena karakteristik bahan
bakarnya akan baik jikanilai konsumsi bahan bakar (sfc) bahan bakar
semakin rendah. Jadi bisa dikatakan seperti itu untuk percikan api
Jarak elektroda colokan 0,7 - 0,8 mm menghasilkan nilai daya, torsi
dan bahan bakar spesifikkonsumsi (sfc) dibandingkan jarak celah
elektroda busi lainnya (Nurama, Fauzan, and Suryono 2014).
5. Berdasakan Penelitian yang dilakukan Yos Nofendri (2018),
Pengaruh Penambahan Aditif Ethanol pada Bensin RON 88 dan RON
92 Terhadap Prestasi Mesin. Hasil penelitian menunjukan bahwa
23
penambahan ethanol dalam premium dan pertamax
dapatmempengaruhi sifat dari bahan bakar baik pada jenis pertamax
maupun pada premium. Penambahan etanol.Berdasarkan hasil
penelitian ini, dapat disarankan pengembangan penggunaan sumber
energi alternative terutama ethanol yang memiliki persediaan yang
cukup banyak sehingga sedikit demi sedikit
menguranggiketergantugan terhadap bahan bakar fosil terutama
minyak bumi yang semakin hari semakin menipis
persediaannya.Terjadi penurunan torsi dan daya mesin pada
campuran etanol, baik untuk RON88 maupun RON92. Penurunan
yang paling kecil pada campuran etanol dan RON88 adalah ME10
yaitu 9% untuk torsi dan 1% untuk daya., sedangkan pada pertamax
penurunan terkecil pada MX5 yaitu 3% untuk torsi dan 1% utnuk
daya. Untuk BSFC juga terjadi penghematan konsumsi bahan bahan
bakar spesifik brek pada putaran tinggi (2000Rpm –3000Rpm).
Campuran XE5 dapat menghemat konsumsi bahan bakar sebanyak
15.8% sedangkan XE10 penghematan terjadi sebanyak 11.5%.
Penambahan sebanyak 5% dapat meningkatkan prestasi mesin
sebanyak 10.9% sedangkan penambahan 10% dapat meningkatkan
effisiensi sebanyak 7% jika dibandingkan dengan bensin pertamax
biasa pada semua putaran mesin (Nofendri 2018).
C. Kerangka Pikir
24
Bahan bakar yang baik adalah bahan bakar yang dapat mencegah
terjadinya detonasi. Penggunaan bahan bakar beroktan rendah dapat
menyebab kan detonasi, yg disebabkan karena campuran bahan bakar
dan udara menyala sebelum waktunya atau sebelum busi memecikan
bunga api. Detonasi menyebabkan penurunan performa sepeda motor
karena mesin akan mengalami keruugian daya seta konsumsi bahan
bakar yang boros.
25
SEPEDA MOTOR
INJEKSI BEAT 110
26
Dalam penelitian yang dilakukan ini menggunakan objek sepeda motor Honda
injeksi Honda Beat 110 yang dipengaruhi variabel independen campuran bahan
bakar Premium dengan Ethanol (5%,10%,15%20%) dan Variasi celah busi
(0.4mm, 0.5mm,0.8mm,0.9mm) yang mempengaruhi variabel dependen yaitu
performa mesin (Daya,Torsi dan Konsumsi bahan bakar) dan emisi gas buang (
CO, HC dan CO2) , setelah itu diberikan variasi putaran mesin (RPM)
1500,2000,2500,3000,3500,4000,4500 dan 5000 untuk mengetahui perbedaan
performa mesin dan emisi gas buang sepeda motor.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
27
atau pengubahan pada variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu
kondisi apa adanya. Pengambaran kondisi bisa individu atau
menggunakan angka-angka (Elpramwidya.com n.d.). Terdapat alasan
yang membuat peneliti melakukan penelitian ini karena ingin
menggambarkan atau mendeskripsikan objek sesuai dengan hasil aktual
di lapangan pada saat proses pengujian. Penelitian ini diklasifikasikan
dalam penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini peneliti
melakukan kontrol atau manipulasi variabel penelitian.
2. Tempat Penelitian
28
C. Objek dan Subjek Penelitian
Objek penelitian ini adalah penambahan ethanol pada premium
(5%,10%,15%,20%) dan penggunaan variasi celah busi (0.4 mm, 0.5
mm, 0.8 mm dan 0.9 mm). Dengan penambahan ethanol pada premium
dan penggunaan variasi celah busi diharapkan dapat meningkatkan
performa dan emisi gas Buang yang bagus pada sepeda motor injeksi
Honda Beat 110cc. Sedangkan subjek penelitian ini adalah sepeda motor
injeksi Honda Beat 110cc keluaran tahun 2013.
D. Variabel Penelitian
Adapun variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menyebabkan
perubahan pada faktor yang diukur atau dipilih oleh peneliti dalam
mengetahui hubungan antara fenomena yang diamati (Mbizmarket.co.id
n.d.). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi campuran
ethanol dengan pemium (5%,10%,15%,20%) dan variasi celah busi
(0.4mm,0.5mm,0.8mm,0.9mm) menggunakan rpm mesin pada
1500,2000,2500,3000,3500,4000,4500,500.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat disebut juga variabel yang terpengaruh atau dihasilkan
karena variabel bebas (Mbizmarket.co.id n.d.). Variabel dalam penelitian
ini adalah performa mesin yang meliputi daya,torsi dan konsumsi bahan
bakar dan emisi gas buang yang meliputi CO,CO2,HC
E. Pengumpulan Data
1. Alat dan Bahan Penelitian
a. Peralatan penelitian
1) Spesifikasi Sepeda motor injeksi Honda Beat 110 tahun 2013 :
a) Tipe mesin : 4 langkah, OHC
b) Diameter x langkah : 50 x 55 mm
29
c) Volume langkah : 108 cc
d) Berat kosong : 93 kg
e) Perbandingan Kompresi : 9,2 : 1
f) Daya maksimum : 6,27 kW PS/8000 rpm
g) Torsi maksimum : 8,68 N.m /6.500 rpm
h) Gigi transmisi : otomatis, V-belt
i) Starter : Pedal dan Elektrik
j) Busi : NGK CPR9EA-9 ; DENSO U27EPR9
k) Kapasitas tangki BB : 3,7 Liter
l) Kapasitas Oli mesin : 0.8 liter
m) Transmisi : otomatis, V-belt
n) Aki : MF battery,12V 3 A
o) Panjang x lebar x tinggi : 1.863 x 675 x 1.072 mm
p) Jarak sumbu roda : 1.255 mm
q) Sistem Pengapian : Full Transisterize, Batrai
r) Tipe suspensi depan : Teleskopik
s) Tipe suspensi belakang :Lengan ayun dengan shockbreaker tunggal
2) Stopwatch
30
Gambar 3. 2 Stopwatch
Sumber : Shopee.co.id
Berfungsi untuk mengetahui waktu kinerja mesin pada saat penggunaan
campuran Premium dan Ethanol dan variasi celah busi. Untuk
mengetahui rasio 10 ml BBM menempuh beberapa menit dengan
menggunakan stopwatch.
3) Gelas Ukur Plastik
Gambar 3. 4 Tachometer
Sumber : http://www.karuniautamamotor.com
31
Tachometer adalah sebuah alat yg dirancang untuk pengujian atau
pengukur RPM mesin
5) Gas Analizer
32
Kunci busi merupakan alat yang digunakan untuk memasang dan
melepas busi
8) Tool set
Gambar 3. 9 dynotest
Sumber : Lab PVTMO
Sebuah alat yang digunakan untuk menghitung gaya atau percepatan
yang dihasilkan oleh mesin.
b. Bahan Penelitian
1) Busi
33
Gambar 3. 10 Busi
Sumber : Shopee.co.id
2) Premium
Gambar 3. 11 premium
Sumber : Pertamina
3) Ethanol
34
Gambar 3. 12 Ethanol
Sumber : tokopedia.com
D. Prosedur Penelitian
Pada penelitian uji performa sepeda motor injeksi Honda Beat 110
yang dipengaruhi dengan pemakaian campuran premium dengan ethanol
dan variasi celah busi yang meliputi torsi,daya dan konsumsi bahan
bakar, dan kandungan emisi gas buang dilakukan pengujian dalam
bengkel yang datar dan distandar tengan untuk mendapatkan hasil
analisis motor tersebut.
1. Tahapan Persiapan :
a. Pemilihan lokasi
Lokasi penelitian ini di Lab PVTMO Universitas IVET Semarang.
b. Bahan bakar
Masukkan campuran bahan premium dengan ethanol 1Liter secara
bergantian (5%, 10%, 15%, 20%) untuk menguji performa motor dan
mengukur waktu konsumsi bahan bakar sepeda motor injeksi Honda Beat
110dengan Rpm (1500,2000,2500,3000,3500,4000,4500 dan 5000).
c. Penyetelan Celah Busi
Lakukan penyetelan celah busi dengan ukuran 0,4 mm,0,5 mm, 0,8 mm
dan 0,9 mm, setelah busi terpasang lalu hidukan mesin dengan rpm
(1500,2000,2500,3000,3500,4000,4500 dan 5000) untuk menguji
performa sepeda motor injeksi Honda Beat 110.
2. Pengambilan Data
Langkah-langkah dalam pengambilan data adalah sebagai berikut :
35
a. Torsi dan Daya
1) Langkah pertama Tune up terlebih dahulu motor yang akan di pakai
sebagaiobjek penelitian agar mendapatkan performa yang maksimal
2) Hidupkan komputer lalu pasang modul pembaca sensor ke komputer.
Setelah itu jangan lupa pasang juga sensor pembaca sinyal RPM,
torsi, dandaya pada dynotest.
3) Kalibrasi terlebih dahulu software dynotest nya dengan memasukan
spesifikasi berat motor, tinggi kali tinggi motor, diameter roda, dan
rasiomotor. Setelah itu masukan juga spesifikasi roller pada software
dynotestnya seperti berat roller, panjang as roller, berat tutup roller,
dan diametertutup roller
4) Setelah di kalibrasi tata indikator-indikator pendukung pada layar
monitorseperti indikator RPM roda, indikator RPM roller, Indikator
RPM berjalanperwaktu indikator rorsi dan indikator daya.
5) Ganti bahan bakar dengan ethanol-premium dan celah busiyang mau
di uji secara bergantian.
6) Letakkan kendaraan motor yang akan diuji diatas dynotest dengan
posisiroda belakang menempel tepat diatas roller.
7) Pasang penahan pada roda depan dengan diperkuat dengan
pengeremanagar kendaraan tidak dapat bergerak.
8) Nyalakan mesin
9) Atur putaran mesin hingga kondisi stationer, kemudian biarkan
beberapasaat untuk pemanasan.
10) Untuk memperoleh nilai torsi dan daya pada masing-masing variasi
putaranmesin, dengan cara menarik grip atau tuas gas sampai full
dengan durasi 5 detik pada pengujianempat kadar campuran bahan
bakar ethanol-premium (5%,10%,15%,20%) dan di beri empatvariasi
busi (0.4 mm, 0.5 mm, 0.8 mm dan 0.9 mm).
11) Untuk memperoleh nilai torsi dan daya maksimal, lakukan percobaan
5 kalisetiap pergantian busi untuk pembanding hasil sebelumnya.
36
12) Nilai torsi dan daya dibaca pada instrument yang dihasilkan
dynotest.
37
10) Print hasil pengujian.
3. Perhitungan
Dari data yang didapat makan akan dibuat untuk membandingkan
hasil analisis performa motor yang meliputi daya,torsi dan konsumsi
bahan bakar ,dan emisi gas buang dari penggunaan campuran premium
dengan ethanol dengan empat variasi (5%,10%,15%,20%) yang
dipengaruhi empat variasi celah busi ( 0.4mm, 0.5mm, 0,8mm dan 0.9mm)
menggunakan variasi rpm (1500,2000,2500,3000,3500,4000,4500 dan
5000) pada sepeda motor injeksi Honda Beat 110.
F. Desain penelitian
Untuk pengujian performa sepeda motor dilakukan dengan
mengganti secara bergantian empat variasi campuran premium dengan
ethanol yang dipengaruhi empat variasi celah busi (0.4mm, 0.5mm,
0,8mm dan 0.9mm) lalu mesin dihidupkan dengan variasi rpm
(1500,2000,2500,3000,3500,4000,4500 dan 5000).
5% 10%
1 0.4 mm
2 0.5 mm
38
3 0.8 mm
4 09 mm
15% 20%
No Celah Busi konsumsi konsumsi
daya Torsi Daya torsi
bbm bbm
1 0.4 mm
2 0.5 mm
3 0.8 mm
4 09 mm
Tabel 3. 3 Desain uji emisi gas buang
5% 10%
No Celah Busi
CO HC CO2 CO HC CO2
1 0.4 mm
2 0.5 mm
3 0.8 mm
4 09 mm
15% 20%
No Celah Busi
CO HC CO2 CO HC CO2
1 0.4 mm
2 0.5 mm
3 0.8 mm
4 09 mm
39
G. Metode Analisis Data
1. Variabel penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya (Alihamdan n.d.).
2. Analisis Data
Analisis data adalah suatu upaya atau cara untuk mengolah data
menjadi informasi sehingga karakteristik data tersebut bisa dipahami dan
bermanfaat untuk solusi permasalahan, terutama masalah yang berkaitan
dengan sebuah penelitian. Arti lain dari analisis data yakni kegiatan yang
dilakukan untuk mengubah data hasil dari penelitian menjadi informasi
yang nantinya bisa dipergunakan dalam mengambil kesimpulan
(Gurupendidikan n.d.).
40
selanjutnya dianalisaperbedaannya.
Subjek penelitian ini mengambil data dari sepeda motor injeksi Honda
Beat 110. Pada penelitisn ini, subjek penelitian diberikan perlakuan yang
sama. Dalam tahap uji kinerja atau performa mesin meliputi
daya,torsi,konsumsi bahan bakar menggunakan alat dynotest dan uji emisi
gas buang menggunakan Gas Analizer dengan perlakuan yang sama yaitu
menggunakan Variasi campuran Premium-Ethanol (5%,10%,15% dan 20%)
dan Variasi celah busi (0,4 mm, 0,5 mm, 0,8 mm dan 0,9 mm).
41
B. Hasil Pengujian dan Pengukuran Akhir
1. Uji Daya
Setelah melakukan uji daya pada sepeda motor injeksi Honda Beat
110 dengan 4 variasi campuran premium-ethanol yaitu Premium-Ethanol
(5%,10%,15% dan 20%) dan Variasi celah busi (0,4 mm, 0,5 mm, 0,8
mm dan 0,9 mm) , maka didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4. 1 Hasil pengujian Daya Premium
0,2
0,15
0,1
0,05
0
1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000
42
celah busi 0,9 mm menunjukan daya terbaik 0.183 kW pada putaran
mesin 3500.
Tabel 4. 2 Hasil pengujian Daya Premium-Ethanol 5%
DAYA PREMIUM-ETHANOL 5%
0,25
0,2
0,15
0,1
0,05
0
1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000
43
1500 0.144 0.136 0.122 0.126
2000 0.182 0.173 0.149 0.159
2500 0.207 0.196 0.171 0.178
3000 0.225 0.214 0.185 0.194
3500 0.230 0.220 0.189 0.199
4000 0.221 0.211 0.180 0.191
4500 0.181 0.185 0.158 0.164
5000 0.0987 0.108 0.0939 0.0994
0,2
0,15
0,1
0,05
0
1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000
44
3500 0.189 0.200 0.204 0.175
4000 0.177 0.189 0.192 0.162
4500 0.152 0.157 0.162 0.131
5000 0.0695 0.0724 0.0761 0.0699
0,2
0,15
0,1
0,05
0
1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000
45
DAYA PREMIUM-ETHANOL 20%
0,3
0,25
0,2
0,15
0,1
0,05
0
1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000
46
2. Uji Torsi
Setelah melakukan uji torsi pada sepeda motor injeksi Honda Beat
110 dengan 4 variasi campuran premium-ethanol yaitu Premium-Ethanol
(5%, 10%,15% dan 20%) dan Variasi celah busi (0,4 mm, 0,5 mm, 0,8
mm dan 0,9 mm) , maka didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4. 6 Hasil Pengujian Torsi bahan bakar Premium
15
10
0
1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000
47
terbaik 13,8 N.m pada putaran mesin 1500, dan terakhir menggunakan
celah busi 0,9 mm menunjukan daya terbaik 12.8 N.m pada putaran
mesin 1500.
Tabel 4. 7 Hasil Pengujian Torsi Premium-Ethanol 5%
TORSI PREMIUM-ETHANOL 5%
20
15
10
0
1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000
48
Tabel 4. 8 Hasil Pengujian Torsi Premium-Ethanol 10%
15
10
0
1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000
49
Tabel 4. 9 Hasil Pengujian Torsi Premium-Ethanol 15%
50
Tabel 4. 10 Hasil Pengujian torsi premium-ethanol 20%
20
15
10
0
1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000
51
dan 0,9 mm) sangat lah berbeda, perbedaan ditujukan pada grafik 4.1 ,4.2
,4.3 ,4.4 dan 4.5.Torsi adalah hasil kali gaya lebih (daya motor) dengan
panjang lengan pston. Semakin putaran mesin (RPM) dinaikan maka
torsi yang dihasilkan akan semakin kecil. Efek variasi putaran mesin,
celah busi dan variasi bahan bakar mempengaruhi besar atau kecil torsi
yang dihasilkan pada sepeda motor.
Hal ini bisa dibuktikan oleh hasil penelitian pada grafik
4.6,4.7,4.8,4.9 dan 4.10. pada grafik 4.10 saat putaran 1500 ketika
menggunakan bahan bakar Premium-Ethanol 20% dan celah busi 0,5 mm
torsi yang dihasilkan yaitu 19.1 N.m terlihat perbedaan pada saat
menggunakan bahan bakar Premium dan celah busi 0,4 mm torsi yang
dihasilkansebesar 14.5 N.m. Pada saat menggunakan bahan bakar
Premium-Ethanol 5% celah busi 0,5 mm torsi yang dihasilkan 16.6 N.m.
lalu pada saat menggunkan bahan bakar Premium-Ethanol 10% dan celah
busi 0,4 mmtorsi yang dihasilkan 16,1 N.m. Dan yg terakhir terlihat
perbedaan pada saat menggunakan bahan bakar Premium-Ethanol 15%
dan celah busi 0,8 mm torsi yang dihasilkan sebesar 14.4 N.m.
3. Uji Konsumsi
52
Tabel 4. 12 Hasil perhitungan SFC bahan bakar premium
20,000
15,000
10,000
5,000
0,000
1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000
53
SFC PREMIUM-ETHANOL 5%
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000
54
SFC PREMIUM-ETHANOL 10%
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000
55
SFC PREMIUM-ETHANOL 15%
12
10
0
1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000
56
SFC PREMIUM-ETHANOL 20%
7
6
5
4
3
2
1
0
1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000
57
mesin 2500, setelah itu menggunakan celah busi 0,5 mm menunjukan
konsumsi terbaik 1,294 kg/kW-jam pada putaran mesin 2000, lalu
menggunakan celah busi 0,8 mm menunjukan konsumsi terbaik 1,464
kg/kW-jam pada putaran 2000, dan yang terakhir menggunakan celah
busi 0,9 mm menunjukan konsumsi terbaik 1,349 kg/kW-jam pada
putaran 2000.
58
celah busi dan variasi bahan bakar yang mempunyai nilai oktan yang
berbeda. Dari hasil diperoleh bahwa konsumsi bahan bakar spesifik
menggunakan bahan bakar premium, premium-ethanol 5%, premium-
ethanol 10%, premium-ethanol 15% dan premium-ethanol 20% memiliki
variasi konsumsi bahan bakar spesifik yang berbeda-beda.
Setelah melakukan uji emisi gas buang pada sepeda motor injeksi
Honda Beat 110 menggunakan 5 bahan bakar (Premium, Premium-
ethanol 5%, Premium-ethanol 10%, Premium-ethanol 15% dan Premium-
ethanol 20%) dan 4 celah busi (0,4 mm, 0,5 mm, 0,8 mm dan 0,9 mm)
maka didapatkan hasil sebagai berikut
59
Tabel 4. 21 Hasil pengujian Emisi Gas buang menggunakan Variasi bahan bakar
dan celah busi
Celah PREMIUM
No HC
Busi CO (%) CO2(%)
(ppm)
1 0.4 mm 0.04 85 6.4
2 0.5 mm 0.07 101 5.6
3 0.8 mm 0.14 89 6.1
4 0.9 mm 0.23 116 6.3
Hasil pengujian emisi gas buang pada sepeda motor injeksi Honda
Beat 110 menggunakan 5 variasi bahan bakar dan variasi celah busi
menunjukan hasil yang berbeda. Hal ini bisa dibuktikan pada tabel 4.20,
4.21 dan 4.22 terlihat perbedaan hasil dari CO,HC,CO2 dan 02. Hasil
Emisi Gas buang dipengaruhi variasi celah busi dan jenis bahan bakar
yang mempunyai nilai oktan berbeda.
60
C. Pembahasan
61
RON 100, sedangkan premium memiliki RON 88. Dengan
penambahan ethanol 5% akan menaikan angka oktan menjadi : (5% x
108) + (95% x 88) = 89. Dengan penambahan ethanol 10% akan
menaikan angka oktan menjadi : (10% x 108) + (90% x 88) = 90.
Dengan penambahan ethanol 15% akan menaikan angka oktan
menjadi : (15% x 108) + (85% x 88) = 91. Dengan penambahan
ethanol 20% akan menaikan angka oktan menjadi : (20% x 108) +
(80% x 88) = 92.
Sedangkan celah busi juga berpengaruh terhadap torsi dan daya
sepeda motor injeksi Beat 110, penggunaan variasi celah busi ( 0,4
mm, 0,5 mm, 0,8 mm dan 0,9 mm) sangat mempengaruhi hasil daya
dan torsi sepeda motor injeksi beat 110. Hasil torsi dan daya tertinggi
pada saat menggunakan celah busi 0,5 mm dengan menggunakan
bahan bakar premium-ethanol20%. Menurut (Jama and Wagino
2008)Kemampuan dalam menghasilkan bunga api tergantung pada
beberapa faktor, salah satu nya adalah celah busi. Bila celah busi
terlalu besar bunga api akan menjadi sulit melompat dan tegangan
sekunder yang diperlukan untuk itu akan naik. Bila elektroda busi
telah aus,berarti celahnya bertambah, loncatan bunga api menjadi
lebih sulit sehingga akan menyebabkan kesalahan pengapian. Bila
celah elektroda terlalu kecil maka berakibat percikan bunga api lemah
dan busi cepat kotor khusus nya pada mesin 2 tak. Selain celah busi
tepat, waktu pengapian berpengaruh terhadap performa mesin yang
dihasilkan, Waktu pengapian yang tepat akan menghasilkan langkah
usaha yang ekonomis, daya/tenaga motor menjadi maksimum.
Sedangkan waktu pengapian terlalu awal akan menyebabkan
mengakibatkan detonasi / knoking dan Daya/tenaga motor berkurang.
Waktu pengapian terlalu lambat akan menghasilkan langkah usaha
yang kurang ekonomis/tekanan pembakaran maksimum jauh sesudah
TMA (titik mati atas), daya motor berkurang dan boros bahan bakar
(Johanmekanik.com n.d.).
62
Penelitian ini relevan dengan penelitian sebelum nya “Pengaruh
Penambahan Ethanol Dalam Bahan Bakar Pertalite Terhadap
Performa dan Emisi Gas Buang Mesin 4 Silinder” (Karomi 2016).
“Performa Mesin Sepeda Motor Empat Langkah Menggunakan Bahan
Bakar Campuran Pertalite dengan Ethanol” (Nugroho 2016).
2. Pembahasan konsumsi bahan bakar menggunakan variasi bahan
bakar (premium, premium-ethanol 5%, premium-ethanol 10%,
premium-ethanol 15% dan premium-ethanol 20%) yang dipengaruhi
empat variasi celah busi (0,4 mm, 0,5 mm, 0,8 mm dan 0,9 mm)
Dari hasil penelitian konsumsi bahan bakar menggunakan
premium dibandingkan dengan premium-ethanol menunjukan
kosumsi bahan bakar premium lebih boros daripada menggunakan
bahan bakar premium-ethanol pada putaran mesin
1500,2000,2500,3000,3500,4000,4500 dan 5000 rpm. Artinya
pemakaian premium pada sepeda motor injeksi Beat 110 cc dengan
perbandingan kompresi 9,2:1 lebih rendah dibandingkan premium-
ethanol. Ini disebabkan karena untuk mencapai kecepatan yang sama
pemakaian premium terhadap premium-ethanol maka membutuhkan
putaran mesin yang lebih tinggi, sehingga pemasukan bahan bakar dan
udara pada kecepatan putaran mesin menjadi bertambah, karena
semakin cepat putaran mesin memerlukan bahan bakar yang lebih
besar, sedangkan perbandingan udara kecil. Ini berarti jika ingin
menghasilkan daya dan torsi yang hampir sama dengan pemakian
premium-ethanol, pemakaian pemium memerlukan putaran mesin
yang tinggi, hal ini menyebabkan konsumsi bahan bakar premium
lebih ditinggi dibandingkan premium-ethanol.
Mesin motor memerlukan jenis bahan bakar yang sesuai dengan
desain mesin itu sendiri agar dapat bekerja dengan baik dan
menghasilkan kinerja yang maksimal. Jenis bahan bakar tersebut
biasanya diwakili dengan angka/nilai okta (RON), misalnya premium
beroktan 88, pertalite beroktan 90 ,pertamax beroktan 92 dan
63
premium-ethanol beroktan 94. Maka jika di isi premium-ethanol
dengan tekanan kompresi yang tinggi dan karakteristik premium-
ethanol yang sulit terbakar pada tekanan tinggi membuat pembakaran
menjadi sempurna. Hasilnya , akan menimbulkan daya efisien yang
maksimal dan konsumsi bahan bakar yang lebih irit. Dan bila di isi
premium karakteristik premium yang mudah terbakar pada tekanan
yang tinngi menyebabkan knocking pada mesin. Karena pada mesin
kompresi tinggi menyebabkan premium terbakar sebelum waktunya
tenaga yang dihasilkan berkurang serta konsumsi bahan bakar boros.
Sedangkan ini terjadi juga perbedaan konsumsi bahan bakar saat
menggunakan variasi celah busi ( 0,4mm. 0.5 mm, 0,8 mm dan 0,9
mm). Celah busi umumnya 0,5 mm hingga 0,8 mm, jika gap atau
celah terlalu renggang maka akan mengakibatkan missfire atau
pembakaran tidak sempurna yang mengakibatkan konsumsi bahan
bakar boros, jika celah gap terlalu rapat maka menyebabkan gejala
nglitik pada mesin karena campuran bahan bakar dan udara tidak
terbakar secara sempurna yang mengakibatkan busi cepat kotor dan
boros bahan bakar. Dari ke empat variasi celah busi yang dipakai,
penggunaan gap 0,5 mm memiliki hasil konsumsi bahan bakar paling
tinggi karena memiliki ukuran celah yang paling sesuai sehingga
pembakaran lebih sempurna. Sedangkan penggunaan busi dengan
celah 0,4 mm hasil pembakaran kurang maksimal karena celah gap
yang terlalu rapat mengakibatkan campuran bakan bakar dan udara
tidak dapat terbakar secara sempurna , lalu menggunakan celah busi
0,9 mm hasil pembakaran nya kurang maksimal karena penggunaan
celah busi terlalu renggang mengakibatkan missfireatau pembakaran
tidak sempurna yang mengakibatkan konsumsi bahan bakar boros.
Syarat-syarat sistem pengapian motor bensin agar dapat bekerja
dengan efisien ada riga yaitu : tekanan kompresi yang tinngi, saat
pengapian yang tepat dan percikan bunga api yang kuat serta
perbandingan bahan bakar dan udara yang tepat (Jama and Wagino
64
2008). Kemampuan dalam menghasilkan bunga api tergantung pada
beberapa faktor, salah satu nya adalah celah busi. Bila celah busi
terlalu besar bunga api akan menjadi sulit melompat dan tegangan
sekunder yang diperlukan untuk itu akan naik. Bila elektroda busi
telah aus,berarti celahnya bertambah, loncatan bunga api menjadi
lebih sulit sehingga akan menyebabkan kesalahan pengapian. Bila
celah elektroda terlalu kecil maka berakibat percikan bunga api lemah
dan busi cepat kotor khusus nya pada mesin 2 tak (Jama and Wagino
2008).
Penelitian ini relevan dengan penelitian sebelum nya “Pengaruh
Penambahan Ethanol Dalam Bahan Bakar Pertalite Terhadap
Performa dan Emisi Gas Buang Mesin 4 Silinder” (Karomi 2016).
“Performa Mesin Sepeda Motor Empat Langkah Menggunakan Bahan
Bakar Campuran Pertalite dengan Ethanol” (Nugroho 2016).
3. Uji Emisi Gas Buang
Hasil pengujian emisi gas buang sepeda motor injeksi Beat 110
menggunakan variasi bahan bakar (premium, premium-ethanol 5%,
premium-ethanol 10%, premium-ethanol 15% dan premium-ethanol
20%) yang dipengaruhi empat variasi celah busi (0,4 mm, 0,5 mm, 0,8
mm dan 0,9 mm). Berikut ini pembahasan unsur-unsur yang telah diuji
dengan gas analyzer.
a. Karbondioksida (CO2)
Hasil pengujian unsur Gas CO2 sepeda motor injeksi Beat 110
dengan bahan bakar premium menunjukan hasil sebesar 6.4% pada RPM
1500, setelah itu menggunakan premium-ethanol 5% menunjukan hasil
6.6 % pada RPM 1500, lalu menggunakan bahan bakar premium-ethanol
10% menunjukan hasil 6.4% pada RPM 1500, selanjutnya menggunakan
bahan bakar premium-ethanol 15% menunjukan hasil 6.4% pada RPM
1500,yang terakhir menggunakan bahan bakar premium-ethanol 20%
menunjukan hasil 6.2% pada RPM 1500.
65
Secara teoritis emisi CO2 merupakan hasil pembakaran sempurna.
Semakin rendah konsentrasi CO maka semakin tinggi konsentrasi CO2
dari hasil pembakaran dan sebaliknya. Pada pengujian ini terjadi
peningkatan konsentrasi CO2pada sepeda motor injeksi Beat 110 saat
menggunakan bahan bakar premium ethanol 5% hal ini disebabkan
karena pembakaran sempurna terjadi diruang bakar. Semakin tinggi RPM
mesin maka akan membutuhkan suplai bahan bakar yang banyak,
sehingga campuran menjadi kaya dan kekurangan oksigen yang
mengakibatkan menurunnya konsentrasi emisi CO2 dan kenaikan
konsetrasi emisi CO yang disebakan oleh pembakaran tidak sempurna.
Penggunaan variasi celah busi ( 0,4 mm, 0,5 mm, 0,8 mm dan 0,9
mm) juga mempengaruhi hasil dari konsetrasi emisi gas buang, hal ini
disebabkan lebar celah atau gap busi mempengaruhi loncatan bunga api
pada saat pembakaran terjadi diruang bakar. Jika gap busi telalu rapat
maka loncatan bunga api cenderung lemah ini menyebabkan bahan tidak
terbakar sempurna sehingga terjadi kenaikan konsentrasi CO dan
menurunnya konsentrasii CO2. Pada pengujian ini terjadi peningkatan
konsentrasi CO2 pada sepeda motor injeksi Beat 110 pada saat
menggunakan celah atau gap busi 0,5 mm. Hal ini disebabkan hal ini
disebabkan karena pembakaran sempurna terjadi diruang bakar.
66
1500,yang terakhir menggunakan bahan bakar premium-ethanol 20%
menunjukan hasil 0.17% pada RPM 1500.
Karbon monoksida (CO) merupakan hasil dari pembakaran yang
tidak tuntas disebabkan karena tidak seimbangnya jumlah udara pada
rasio udara-bahan bakar (AFR). Nilai CO berdasarkan batas emisi gas
buang yang diizinkan maksimal 4.5% (Witoelar.R. 2006). kelebihan
karbon monoksida (CO) bisa disebakan dari filter kotor,choke rusak,
karburator bermasalah dan setting pelampung terlalu tinggi
(Www.soft7.com, n.d.).
c. Hidrokarbon (HC)
Hidrocarbon (HC) disebabkan adanya bensin yang tidak terbakar dan
terbuang bersama sisa pembakaran (Satudju 1991). Hasil pengujian unsur
gas HC sepeda motor injeksi Beat 110 bahan bakar premium menunjukan
hasil sebesar 85ppm pada RPM 1500, setelah itu menggunakan premium-
ethanol 5% menunjukan hasil 116ppm pada RPM 1500, lalu
menggunakan bahan bakar premium-ethanol 10% menunjukan hasil
161ppm pada RPM 1500, selanjutnya menggunakan bahan bakar
premium-ethanol 15% menunjukan hasil 117ppm pada RPM 1500,yang
terakhir menggunakan bahan bakar premium-ethanol 20% menunjukan
hasil 59ppm pada RPM 1500.
Secara teoritis untuk mengurangi emisi HC, maka dibutuhkan
tambahan oksigen untuk memastikan bahwa semua molkul bensin dapat
bertemu dengan molekul oksigen untuk bercsmpur dengan sempurna.
Pada pengujian ini konsentrasi HC terbaik pada saat menggunakan bahan
bakar premium-ethanol 80%:20% dengan hasil HC sebesar 59ppm.
Apabila emisi HC tinggi , menunjukkan ada 3 kemungkinan
penyebabnya yaitu Catalic Conventer(CC) yang tidak berfugsi , AFR
terlalu kaya dan pembakaran tidak sempurna (Satudju 1991). Emis HC
yang dapat ditolelir tanpa Catalic Converter (CC) adalah 500ppm dan
untuk mobil yang dilengkapi CC emisi HC yang ditolelir adalah 50ppm
(Witoelar.R. 2006). AFR salah satu penyebab naiknya HC, semakin
67
miski AFR, maka kandungan HC meningkat. Seiring mningkat nya
putaran mesin HC semakin menurun.
68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengaruh penggunaan campuran premium-ehanol dan variasi celah
busi terhadap performa adalah sebagai berikut :
a. Penggunaan campuran ethanol premium menghasilkan daya lebih
besar dari pada premium. Dengan rata-rata presentase kenaikan
premium-etanol5% sebesar 9%, premium-etanol10% sebesar 5 %,
premium-etanol15% sebesar 5 %, premium-etanol20% sebesar
30%. Hasil terbaik ditunjukan pada saat menggunakan premium-
ethanol20% dengan celah busi 0,5 mm yaitu 0,283 kW
b. Penggunaan campuran ethanol premium menghasilkan torsi lebih
baik daripada premium. Dengan rata-rata kenaikan premium-
etanol5% sebesar 14%, premium-etanol10% sebesar 11 %,
premium-etanol15% sebesar 6 %, premium-etanol20% sebesar
35%. Hasil terbaik ditunjukan pada saat menggunakan premium-
ethanol20% dengan celah busi 0,5 mm yaitu 19,3 N.m
c. Penggunaan campuran ethanol premium menghasilkan konsumsi
bahan bakar lebih dari pada premium. Dengan rata-rata kenaikan
premium-etanol5% sebesar 9%, premium-etanol10% sebesar 49 %,
premium-etanol15% sebesar 42 %, premium-etanol20% sebesar
63%. Hasil terbaik ditunjukan pada saat menggunakan premium-
ethanol20% dengan celah busi 0,9 mm yaitu 1,078 kW.kg/jam
d. Pengujian emisi gas buang mengunakan variasi bahan bakar
(Premium, premium-ethanol 5%, premium-ethanol 10%,
premium-ethanol 15% dan premium-ethanol 20%) dan variasi
celah busi (0,4 mm, 0,5 mm, 0,8 mm dan 0,9 mm) menunjukkan
hasil penurunan gas CO, HC dan CO2 meskipun tidak terlalu
banyak mengalami penurunan. Hasil terbaik pada saat
menggunakan bahan bakar premium-ethanol 20% dengan celah
69
busi 0,9 mm yaitu menghasilkan konsentrasi emisi CO sejumlah
0,14%, HC sejumlah 59ppm dan CO2 sejumlah 5.9 %.
B. Saran
1. Perlunya penelitian lanjutan mengenai kandungan apa saja yang
terdapat dalam campuran ethanol premium dan nilai oktan
2. Perlunya penelitian lanjutan mengenai variasi perbandingan
campuran Ethanol dengan premium serta ditambahkan variasi
jenis busi guna mengetahui peningkatan performa dan gas buang
yang dihasilkan
3. disarankan untuk penelitian lanjutan menggunakan tipe sepeda
motor yang berbeda, agar tau perbedaan hasil performa dan emisi
yang dihasilkan .
70
DAFTAR PUSTAKA
Afan Agrariksa, Fintas, Bambang Susilo, and Wahyunanto Agung Nugroho. 2013.
“Uji Performansi Motor Bakar Bensin (On Chassis) Menggunakan
Campuran Premium Dan Etanol Performance Test of Gasoline Engine (On
Chassis) by Use Mixed Premium and Ethanol.” Jurnal Keteknikan Pertanian
Tropis Dan Biosistem 1 (3): 194–203.
Dr. Sumanto, M.A. n.d. “Metodelogi Penelitian - Google Books.” Accessed May
22, 2021.
https://www.google.co.id/books/edition/Metodologi_Penelitian/yvoCEAAA
QBAJ?hl=id&gbpv=0.
71
MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR, Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.”
Hidayat danSadiana, Wahyu Hidayat dan Rri. 2017. Teknologi Baru Motor
Bensin. Bandung: Alfabeta.
Jama, Jalius, and Wagino. 2008. Teknik Sepeda Motor. Journal of Chemical
Information and Modeling. Vol. 53.
Karomi, Arief Abi. 2016. “Pengaruh Penambahan Etanol Dalam Bahan Bakar
Pertalite Terhadap Performa Dan Emisi Gas Buang Mesin 4 Silinder.”
Kristanto, Philip. 2001. “Peningkatan Unjuk Kerja Motor Bensin Empat Langkah
Dengan Penggunaan Methyl Tertiary Buthyl Ether Pada Bensin.” Jurnal
Teknik Mesin 3 (2): 57–62. https://doi.org/10.9744/jtm.3.2.pp.57-62.
Nofendri, Yos. 2018. “Pengaruh Penambahan Aditif Etanol Pada Bensin RON 88
Dan RON 92 Terhadap Prestasi Mesin.” Jurnal Konversi Energi Dan
Manufaktur UNJ 1 (April): 33–39.
Nurama, Agus, Ahmad Fauzan, and Suryono Suryono. 2014. “Analisis Pengaruh
Jarak Celah Elektroda Busi Terhadap Performa Motor Bakar 4 Langkah
Studi Kasus Pada Motor Bakar Honda Gx-160.” Teknosia 1 (14): 2–8.
72
Pasaribu, Sabar. 2017. “Pengaruh Variasi Celah Busi Dan Jenis Busi Terhadap
Emisi Gas Buang Pada Kendaraan Roda Dua 110Cc.” Integritas 3 (1): 1–28.
Raharjo, winarno dwi dan karnowo. 2008. “Mesin Konversi Energi Universitas
Negeri Semarang,” 1–68.
Sugiyanto, Didik. 2014. “Pengaruh Variasi Jenis Busi Dan Campuran Bensin
Methanol Terhadap Kinerja Motor 4 Tak.” Sainstech Politeknik Indonusa
Surakarta 1: 8.
Triyono, Wahyu. 2009. Modul Pemeliharaan / Servis Sistem Bahan Bakar Bensin.
Jakarta: Erlangga.
73
Witoelar.R. 2006. “Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Lama.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup. No 5.”
74
Lampiran
75
Lampiran 2 Surat keterangan selesai penelitian
76
Lampiran 3 Spesifikasi motor Honda Beat 110cc
77
Lampiran 4 Tabel pengujian daya, torsi dan konsumsi bahan bakar menggunakan
bahan bakar ( Premium, premium-ethanol 5%, 10%, 15% dan 20% ) dan variasi
celas busi ( 0,4 mm, 0,5 mm, 0,8 mm dan 0,9 mm )
PREMIUM
RPM 0,4 mm 0,5 mm 0,8 mm 0,9 mm
daya torsi SFC daya torsi SFC daya torsi SFC daya torsi SFC
1500 0.137 14.5 2.982 0.130 14.5 3.143 O.124 13.8 3.145 0.122 12.8 3.297
2000 0.170 13.5 3.605 0.170 13.2 3.292 0.155 12.9 3.321 0.147 11.9 3.648
2500 0.191 12.6 3.743 0.188 12.4 3.700 0.180 11.8 3.488 0.169 10.9 3.542
3000 0.209 11.3 4.247 0.208 11.0 3.536 0.196 10.7 3.456 0.181 9.72 3.950
3500 0.217 9.95 4.393 0.213 9.92 4.167 0.203 9.43 3.962 0.183 8.54 5.209
4000 0.212 8.70 4.857 0.207 8.30 4.783 0.197 8.04 4.666 0.173 7.03 5.723
4500 0.187 6.70 6.882 0.184 6.60 6.082 0.172 6.18 6.235 0.140 6.07 8.357
5000 0.139 4.53 10.288 0.123 3.96 10.463 0.115 3.73 10.174 0.0649 2.13 19.831
PREMIUM-ETHANOL 95%:5%
RPM 0,4 mm 0,5 mm 0,8 mm 0,9 mm
daya torsi SFC daya torsi SFC daya torsi SFC daya torsi SFC
1500 0.135 14.3 3,232 0.147 16.6 2,779 0.144 15.7 2,75 0.130 13.9 2,712
2000 0.162 13.4 3,875 0.189 15.2 3,167 0.178 14.5 2,781 0.161 12.8 3,017
2500 0.188 12.2 3,603 0.214 14.0 3,084 0.205 13.2 2,79 0.182 11.9 2,886
3000 0.203 10.8 3,522 0.232 12.9 2,92 0.221 11. 2,709 0.198 10.6 2,826
3500 0.206 9.77 4,165 0.237 11.1 3,394 0.224 10.5 3,024 0.202 9.42 3,186
4000 0.195 7.90 5,28 0.226 9.19 4,068 0.212 8.61 3,794 0.194 7.93 3,492
4500 0.162 5.83 7,944 0.193 7.04 6,351 0.177 6.41 5,015 0.169 6.13 5,077
5000 0.0770 2.51 18,571 0.104 3.40 13,026 0.0814 2.66 14,373 0.104 3.40 9,167
PREMIUM-ETHANOL 90%:10%
RPM 0,4 mm 0,5 mm 0,8 mm 0,9 mm
daya torsi SFC daya torsi SFC daya torsi SFC daya torsi SFC
1500 0.144 16.1 1,671 0.136 15.1 1,564 0.122 13.0 1,611 0.126 13.5 1,502
2000 0.182 14.9 1,645 0.173 13.9 1,294 0.149 12.2 1,464 0.159 12.4 1,349
2500 0.207 13.7 1,594 0.196 12.9 1,51 0.171 11.2 1,619 0.178 11.6 1,432
3000 0.225 12.3 1,972 0.214 11.6 1,85 0.185 10.1 1,988 0.194 10.4 1,701
3500 0.230 10.6 2,194 0.220 10.2 1,983 0.189 8.78 2,233 0.199 9.11 1,875
4000 0.221 9.06 2,426 0.211 8.47 2,346 0.180 7.25 2,466 0.191 7.74 2,209
4500 0.181 6.49 3,092 0.185 6.71 2,728 0.158 5.80 2,962 0.164 5.58 2,706
5000 0.0987 3.22 7,903 0.108 3.49 4,864 0.0939 3.08 5,375 0.0994 3.21 4,98
78
PREMIUM-ETHANOL 85%:15%
RPM 0,4 mm 0,5 mm 0,8 mm 0,9 mm
daya torsi SFC daya torsi SFC daya torsi SFC daya torsi SFC
1500 0.124 13.0 2,185 0.128 14.1 1,862 0.129 14.4 1,705 0.114 12.5 1,963
2000 0.153 12.0 2,305 0.158 13.1 2,172 0.162 13.3 1,621 0.143 11.5 2,5
2500 0.171 11.1 2,509 0.184 11.9 2,186 0.187 12.1 1,788 0.163 10.5 2,547
3000 0.185 9.96 2,625 0.197 10.6 2,333 0.201 10.9 2,171 0.174 9.25 2,595
3500 0.189 8.85 2,961 0.200 9.16 2,681 0.204 9.31 2,214 0.175 8.15 2,674
4000 0.177 7.11 3,827 0.189 7.69 2,961 0.192 7.79 2,629 0.162 6.56 3,243
4500 0.152 5.53 4,704 0.157 5.69 3,726 0.162 5.43 3,381 0.131 5.75 4,366
5000 0.0695 2.25 11,223 0.0724 2.37 9,116 0.0761 2.49 7,687 0.0699 2.34 8,564
PREMIUM-ETHANOL 80%:20%
RPM 0,4 mm 0,5 mm 0,8 mm 0,9 mm
daya torsi SFC daya torsi SFC daya torsi SFC daya torsi SFC
1500 0.156 16.6 1,486 0.184 19.3 1,119 0.154 16.2 1,22 0.155 16.8 1,078
2000 0.192 15.4 1,411 0.221 18.1 1,176 0.186 15.1 1,344 0.196 15.5 1,216
2500 0.215 14.3 1,761 0.253 16.6 1,288 0.216 13.8 1,295 0.221 14.4 1,176
3000 0.238 12.7 1,744 0.274 15.1 1,342 0.232 12.7 1,46 0.241 13.0 1,302
3500 0.243 11.4 1,826 0.283 13.1 1,516 0.241 11.3 1,504 0.248 11.5 1,384
4000 0.235 9.64 2,381 0.274 11.2 1,62 0.233 9.42 1,782 0.240 9.63 1,625
4500 0.206 7.48 2,975 0.240 8.74 2,024 0.211 7.66 2,14 0.217 7.88 2,01
5000 0.105 3.36 6,451 0.153 4.99 3,912 0.146 4.76 3,457 0.143 4.80 3,273
79
Lampiran 5 Pengujian emisi Gas buang
Celah PREMIUM
No
Busi HC
CO (%) CO2(%)
(ppm)
80
Dokumentasi penelitian
81
Lampiran 8 proses pengambila data konsumsi bahan bakar
82
Lampiran 10 modifikasi setelan gas
83
Lampiran 12 Proses melepas dan penyetelan celah busi
84
Lampiran 14 proses pencampuran premium -ethanol
85
Lampiran 16 Variasi Gasohol atau premium-ethanol
86
Lampiran 18 pengujian emisi gas buang premium - 0,5 mm
87
Lampiran 20 pengujian emisi gas buang premium - 0,9 mm
88
Lampiran 22 pengujian emisi gas buang premium ethanol 5% - 0,5 mm
89
Lampiran 24 pengujian emisi gas buang premium ethanol 5% - 0,9 mm
90
Lampiran 26 pengujian emisi gas buang premium ethanol 10% - 0,5 mm
91
Lampiran 28pengujian emisi gas buang premium ethanol 10% - 0,9 mm
92
Lampiran 30 pengujian emisi gas buang premium ethanol 15% - 0,5 mm
93
Lampiran 32 pengujian emisi gas buang premium ethanol 15% - 0,9 mm
94
Lampiran 34 pengujian emisi gas buang premium ethanol 20% - 0,5 mm
95
Lampiran 36 pengujian emisi gas buang premium ethanol 20% - 0,9 mm
96