SKRIPSI
Diajukan Oleh
MAFDAL MAHMUD
NIM. 180211079
Mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Elektro
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
SKRIPSI
MAFDAL MAHMUD
NIM. 180211079
Mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Elektro
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Disetujui/Disahkan
Pembimbing 1 Pembimbing II
SKRIPSI
Anggota Anggota
…………………
NIM : 180211079
ABSTRAK
v
Earth tester, gedung yang berada di Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Ar-Raniry memperoleh hasil lebih dari 5 Ω.
Gedung A memperoleh nilai 6,94 Ω dan gedung B
memperoleh nilai tahanan tanah sebesar 9,12 Ω, nilai ini sudah
tidak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam PUIL 2000 (5
Ω) dan di kategorikan “kurang layak” untuk sebuah sistem
grounding. Saran dari penelitian ini untuk memperoleh nilai
yang rendah dan sesuai ketentuan sebuah sistem pembumian
maka elektroda sebaiknya digunakan lebih dari satu batang
agar mendapatkan nilai tahanan yang rendah
vi
KATA PENGANTAR
vii
terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kepada Orang tua dan seluruh keluarga yang telah
memberikan doa, dukungan, motivasi, saran,
materi, dan bantuan lainnya yang sangat banyak
demi terselesaikannya skripsi ini.
2. Bapak Dr. Muslim razali, S. H., M.Ag selaku
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-
Raniry Banda.
3. Bapak Dr. Husnizar, S.Ag., M.Ag selaku Ketua
Prodi Pendidikan Teknik Elektro.
4. Ibu Sadrina, ST., M. Sc, selaku pembimbing
pertama dan bapak Muhammad Rizal Fachri, M.T,
selaku pembimbing kedua yang telah memberi
bimbingan, saran, motivasi kepada penulis
sehingga skripsi ini selesai.
5. Bapak/Ibu dosen serta staf Prodi Pendidikan
teknik Elektro yang telah
memberikan ilmunya serta membina dan
membantu penulis selama ini.
6. Kepada teman-teman seperjuangan di prodi
pendidikan teknik elektro terkhusus untuk leting
2018
viii
Semoga segala bantuan dan motivasi yang diberikan
kepada saya dibalas dengan limpahan rahmat oleh Allah
SWT.Penulis berharap semoga apa yang saya laporkan dapat
memberi manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi
para pembaca untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Âmîn.
Mafdal Mahmud
NIM. 180211079
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL JUDUL
ABSTRAK.......................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................... xiv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................ 3
C. Tujuan Penelitian ................................................. 3
D. Manfaat Penelitian ................................................ 4
E. Batasan Masalah ................................................. 4
F. Penelitian Relevan ............................................... 5
x
Halaman
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Rancangan penelitian............................................ 33
B. Tahapan penelitian ............................................... 34
C. Tempat penelitian ................................................ 35
D. Alat dan bahan ..................................................... 38
E. Langkah penelitian .............................................. 39
F. Instrumen penelitian ............................................ 42
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................... 56
B. Saran ................................................................... 57
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
Gambar No. Halaman
4.5 Diagram Perbandingan Tahanan Berdasarkan
Jumlah Elektroda ....................................................... 52
4.6 Diagram Perbandingan Nilai Berdasarkan
Standarisasi PUIL 2000 ............................................. 55
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembumian (grounding) listrik adalah suatu sistem
instalasi yang bisa meniadakan beda potensial sebagai
pelepasan muatan listrik berlebih pada suatu instalasi listrik
dengan cara mengalirkannya ke tanah sehingga istilah sehari-
hari yang biasa disebut dengan istilah pentanahan atau arde.
Yang dimaksud beda potensial biasa berupa adanya kebocoron
arus listrik dan yang utamanya adalah sambaran petir. Sistem
pentanahan pada sebuah pabrik, pasar, gedung, pusat
perbelanjaan sampai rumah tempat tinggal sangat diperlukan
yang berfungsi untuk mengamankan peralatan kelistrikan dan
peralatan elektronik yang terpasang tiap bangunan tersebut.
Pentanahan (grounding) adalah sistem pengaman yang
sangat penting di dalam sebuah instalasi listrik, karena
bertujuan untuk membuang arus berlebih kedalam tanah,
sehingga dapat mengamankan manusia dan peralatan sistem
tenaga listrik. Sistem pentanahan diharapkan memiliki nilai
tahanan tanah yang sekecil mungkin, karena dengan hambatan
yang kecil dapat mengalirkan arus berlebih langsung ke tanah.
Faktor yang mempengaruhi besar atau kecilnya tahanan
pentanahan di suatu tempat adalah tahanan dari elektroda
1
2
pentanahan, tahanan elektroda pentahanan dengan kontak
tanah disekitarnya dan tahanan jenis tanah1.
Dalam sebuah gedung terdapat penggunaan alat-alat
yang menggunakan energi listrik agar dapat beroperasi.
Penggunaan tenaga listrik dilihat dari kapasitas, spesifikasi,
dan kebutuhan peralatan elektronik. Ketika peralatan tidak
bekerja secara normal, hal ini disebabkan oleh adanya aliran
listrik yang tidak sesuai. Penyebab ketidaksesuaian energi
listrik yang mengalir adalah terjadinya sambaran petir di
sekitar bangunan.
Kelistrikan pada sebuah gedung tentunya harus
memiliki grounding yang cukup baik apabila didalam gedung
tersebut memiliki banyak alat-alat elektronik, gedung FTK
UIN Ar-Raniry yang memiliki total kapasitas listrik sebesar
93.33625 VA untuk gedung A, 307.952 VA untuk gedung B,
dengan daya sebesar ini jika tidak didukung dengan sistem
kelistrikan yang layak maka benda-benda elektronik di dalam
gedung tersebut tidak akan bertahan lama dan dapat
mengancam jiwa manusia jika terjadinya gangguan kelistrikan
di dalam gedung tersebut
Beberapa alat elektronik seperti AC, Kipas angin,
______________
1
Hendi, Mengenal Listrik Lebih Baik dari Segala Sisi - Wajib
Anda Tahu...Agar Bermanfaat Optimal Bagi Siapa Saja. Elex Media
Komputindo. 2016.
3
dispenser, komputer dan beberapa penerang lainnya .Jika alat-
alat elektronik tersebut tidak memiliki pusat grounding yang
baik, maka kerusakan yang dialami pada alat tersebut memiliki
resiko yang tinggi dan alat tersebut tidak akan bertahan lama.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai
berikut :
1. Bagaimana kelayakan sistem grounding pada instalasi
listrik Gedung Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Ar–Raniry Banda Aceh
setelah renovasi di tahun 2014?
2. Apakah nilai tahanan tanah yang didapat pada sistem
grounding Gedung tersebut sesuai dengan aturan
Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka yang
menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui tingkat kelayakan sistem grounding pada
instalasi listrik Gedung Fakultas Tarbiyah Dan
Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
2. Mengetahui hasil tahanan tanah yang didapat dari
sistem grounding tersebut.
4
D. Manfaat Peneletian
Berdasarkan tujuan penelitian, manfaat yang diharapkan
dari hasil penelitian ini adalah mengurangi resiko kerusakan
pada alat elektronik yang ada pada gedung dan meminimalisir
akan bahaya kesetrum, korsleting bahkan kebakaran yang
dapat mengancam keselamatan manusia. Tentunya sebagai
salah satu sumber informasi yang dapat dijadikan acuan
mengenai layak atau tidaknya sistem grounding pada instalasi
gedung Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
rujukan untuk penelitian tentang grounding pada analisa dan
lokasi lainnya.
E. Batasan Masalah
Untuk menghindari persepsi yang salah dan
meluasnya pembahasan maka pembahasan masalah penelitian
ini adalah :
1. Menentukan nilai pentanahan dari sistem grounding
dan membandingkan dengan PUIL 2000.
2. Merumuskan layak atau tidaknya sistem grounding
pada instalasi listrik gedung Fakultas Tarbiyah Dan
Keguruan UIN Ar-Raniry.
5
F. Penelitian Relevan
Penelitian relevan berisi tentang uraian mengenai
hasil penelitian terdahulu tentang persoalan yang akan dikaji
sebagai sumber yang akurat untuk menjadi pedoman penulisan
penelitian.
1. Hermansyah, dengan judul penelitian “ Studi
Kelayakan Sistem Grounding Pada Instalasi Gedung
Fakultas Teknik Komputer Universitas Cokroaminoto
Palopo Tahun 2018. Metode yang digunakan berupa
metode kuantitatif dengan mengukur nilai tahanan
tanah pada gedung. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa nilai resistansi pada gedung lokasi penelitian
masih jauh di atas nilai ambang batas yang diizinkan
sehingga perlu adanya perbaikan sistem pentanahan.
2. Putra Autama Harahap, dengan judul penelitian
“Analisa Perbandingan Sistem Pentanahan
(Grounding ) Pada Power House Dan Gedung
Perkantoran (Studi Kasus PLTA SEI WAMPU I )”
Tahun 2019. Metode yang digunakan berupa metode
kuantitatif dengan mengukur tahanan tanah pada
gedung yang diteliti. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa perhitungan dan pengukuran
dilokasi menunjukkan, nilai tahanan sudah < 5 Ω.
6
Nilai ini sudah memenuhi syarat resistansi untuk
sebuah gedung.
3. Shalvadila, dengan judul penelitian “ Analisis Sistem
Grounding Di Fakultas Teknik Universitas Negeri
Padang” Tahun 2021. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan
mengukur nilai tahanan tanah pada gedung. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa pengukuran pada
gedung Teknik Elektronika Dan Elektro memiliki
sistem pentanahan yang tidak sesuai persyaratan,
sedangkan gedung Teknik Mesin, Teknik Otomotif
serta Teknik Sipil sistem pentanahan instalasi listrik
dikategorikan bagus karena nilai nya < 5 Ω.
Dari beberapa penelitian di atas dapat disimpulkan
bahwa adanya sistem grounding pada sistem kelistrikan sangat
berpengaruh pada ketahanan benda-benda elektronik yang ada
di dalam gedung tersebut, sistem grounding kelistrikan gedung
perlu diteliti kembali untuk mengantisipasi adanya perubahan
kontur tanah ataupun perubahan buangan arus listrik yang
mengakibatkan nilai tahanan tanah tersebut naik sehingga
dapat mengakibatkan kerusakan pada sistem kelitrikan gedung.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
terdapat pada tujuan yang sama-sama menganalisis kelayakan
7
sistem grounding gedung. Jika dilihat dari perbedaannya, hasil
penelitian bersifat generalisasi, sehingga terbatas hanya untuk
menganalisa kelayakan sistem grounding. Hasil penelitian
diharapkan mampu menjadi rujukan untuk pengembangan
sistem grounding pada gedung selanjutnya.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Studi Kelayakan
Studi kelayakan (Feasibility Study) adalah kajian
yang dilihat dari berbagai segi aspek baik aspek legalitas,
aspek teknis, pemasaran, sosial ekonomi maupun manajemen
dan keuangan, yang hasilnya digunakan untuk mengambil
keputusan suatu proyek dijalankan, ditunda, diperbaiki atau
tidak dijalankan.
Studi kelayakan dibutuhkan oleh banyak kalangan,
salah satu hal yang harus juga ditinjau adalah sebuah
bangunan gedung yang sudah dibangun, tentunya sebuah
bangunan harus ditinjau kembali seperti kekuatan bangunan
sampai instalasi litrik yang dipakai didalam bangunan tersebut
yang bertujuan untuk meminimalisir hal-hal yang tidak
diinginkan kedepan akan terjadi dan mengakibatkan kerugian
yang besar.
8
9
pelindung dan mengamankan perangkat-perangkat tersebut
dari lonjakan arus listrik dan petir. Sistem grounding
digambarkan sebagai hubungan antara suatu alat-alat atau
sirkit listrik dengan bumi.1
Tujuan utama sistem pentanahan:2
1. Membatasi besar tegangan terhadap bumi supaya
tetap berada didalam batasan yang diperbolehkan.
2. Memfasilitasi jalur aliran tegangan yang dapat
memberikan sinyal jika terjadinya interaksi yang
tidak diinginkan antara konduktor dan bumi. Sinyal
ini akan menyebabkan bekerjanya alat-alat yang
memutuskan suplai tegangan berdasarkan konduktor
tersebut.
3. Melindungi manusia terhadap bahaya arus bocor
dalam alat-alat listrik.
Karakteristik sistem pentanahan yang efektif antara
lain adalah:3
______________
1
Nurhabibah Naibaho, Analisa Pentanahan Elektroda Batang
Pada Stop Kontak Untuk Menekan Biaya Listrik, Jurnal Ilmiah
Elektrokrisna Vol. 5 No. 3 Juni 2017.
2
Harahap, Putra Autama, Analisa Perbandingan Sistem
Pentanahan (Grounding ) Pada Power House dan Gedung Perkantoran
( Studi Kasus Plta Sei Wampu I ), Universitas Pembangunan Panca Budi
Medan, 2019. Hal.7.
3
Nurhabibah Naibaho, Analisa Pentanahan Elektroda Batang
Pada Stop Kontak Untuk Menekan Biaya Listrik (Jurnal Ilmiah
Elektrokrisna) Vol. 5 No. 3 Juni 2017.
10
1. Terencana dengan baik, seluruh koneksi yang ada
didalam sistem harus merupakan koneksi yang telah
direncanakan sebelumnya menggunakan kaidah-
kaidah tertentu.
2. Verifikasi secara visual bisa dilakukan.
3. Menghindarkan gangguan yang terjadi dalam arus
listrik dari perangkat.
4. Semua komponen metal harus ditahan/diikat oleh
sistem pentanahan, yang bertujuan untuk
meminimalkan arus listrik melalui material yang
bersifat menjadi penghantar arus listrik dalam
potensial listrik yang sama.
Sistem pentanahan yang baik untuk pentanahan netral
dari suatu sistem energi listrik, pentanahan sistem penangkal
petir dan pentanahan untuk suatu peralatan khususnya
dibidang telekomunikasi dan elektro perlu diperhatikan dengan
serius, karena pada prinsipnya pentanahan merupakan dasar
yang digunakan untuk suatu sistem proteksi. Tidak jarang
orang umum/ awam maupun seorang teknisi masih memiliki
kekurangan dalam memprediksi nilai dari suatu hambatan
pentanahan. Besaran yang sangat penting untuk diperhatikan
dari suatu sistem pentanahan adalah hambatan suatu sistem
dari pentanahan tersebut.
11
Grounding atau arde pada instalasi listrik berfungsi
sebagai pencegah terjadinya hubungan antara makhluk hidup
dengan tegangan listrik yang terekspos akibat terjadi
kegagalan isolasi. Grounding pada gedung terpasang dua
macam jenis, yaitu untuk instalasi listrik gedung dan instalasi
penangkal petir. Kedua sistem grounding ini memang harus
dipisahkan pemasangannya dan berjarak setidaknya 10 meter.4
Agar sistem pentanahan dapat bekerja secara efektif
dan maksimal, sistem pentanahan harus memenuhi
persyaratan-persyaratan sebagai berikut:5
1. Membuat jalur resistansi rendah ke tanah untuk
mengamankan peralatan menggunakan rangkaian yang
efektif.
2. Dapat melawan dan menyebarkan gangguan berulang
dan arus akibat surja hubung (surge currents).
3. Menggunakan bahan tahan korosi terhadap berbagai
kondisi kimiawi tanah, untuk meyakinkan kontinuitas
bahan tersebut sepanjang umur peralatan yang
lindungi.
______________
4
Hendi, Mengenal Listrik Lebih Baik Dari Segala Sisi - Wajib
Anda Tahu...Agar Bermanfaat Optimal Bagi Siapa Saja, Elex Media
Komputindo. 2016. hal. 57.
5
Andrian Wijaya, Pengukuran Pentanahan Transformator
Pada Gardu Distribusi Di Penyulang Tarakan Pt. Pln (Persero) Rayon
Sukarami. Other Thesis,(Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya 2016).
12
4. Menggunakan sistem mekanik yang bertenaga dan
kuat tetapi mudah pelayanannya.
C. Fungsi Pentanahan
Fungsi pentanahan merupakan sistem yang dapat
mengalirkan arus gangguan kedalam tanah melalui suatu
elektroda pembumian yang ditanam dalam tanah. Selain itu
juga berfungsi sebagai pengaman bagi peralatan dan manusia
dari bahaya listrik. Arus gangguan yang mengalir pada
elektroda pentanahan akan mengakibatkan perbedaan tegangan
antara elektroda pada suatu titik dengan titik yang lain di
permukaan tanah. Apabila perbedaan maksimum sepanjang
permukaan tanah ternyata masih besar, maka kondisi ini tidak
menguntungkan karena akan membahayakan manusia yang
sedang bekerja maupun peralatan yang digunakan.6
Apabila nilai resistansi pembumian/grounding terlalu
besar akan berdampak negatif pada komponen dari instalasi
tersebut. Begitu juga bila pembumian (grounding) tidak
sempurna akan menimbulkan arus sisa atau arus ikutan yang
mengganggu komponen-komponen penyusun, terutama
______________
6
Ronny Imanuel Manoppo, Analisa Sistem Pentanahan
Generator Turbin Gas Di Pt. Pln (Persero) Sektor Pembangkitan
Keramasan. Other Thesis, (Palembang:Politeknik Negeri Sriwijaya.
2017).
13
komponen elektronik yang sangat peka terhadap arus. Jadi
instalasi penangkal petir harus berfungsi sempurna dan harus
memiliki nilai tahanan kecil bahkan jauh di bawah satu ohm
atau mendekati nilai nol. Apabila nilai tahanan pentanahan
dapat diproleh dibawah 1 ohm maka sistem pemasangan sudah
layak untuk dikatakan sangat aman dan benar.7
D. Elektroda Pentanahan
Elektroda pentanahan merupakan penghantar yang
ditanam didalam tanah menggunakan kedalaman yang
bervariasi dan membuat kontak langsung dengan tanah.
Adanya kontak langsung tersebut bertujuan supaya diperoleh
aliran arus yang baik apabila terjadi gangguan sehingga arus
tersebut disalurkan ke tanah.8 Komponen dari sistem
pentanahan yang paling diperlukan yaitu elektroda. Bahan
yang umum dipakai untuk elektroda yaitu tembaga, besi yang
di chrom dan baja. Syarat yang utama untuk elektroda
pentanahan adalah menggunakan bahan yang tidak mudah
berkarat (non-corrosive metal), kukuh secara mekanis terhadap
______________
7
Harahap, Putra Autama, Analisa Perbandingan Sistem
Pentanahan (Grounding ) Pada Power House dan Gedung Perkantoran
( Studi Kasus Plta Sei Wampu I ), (Universitas Pembangunan Panca
Budi Medan), 2019.
8
Alfredo B. Lembo, Analisis Pengaruh Pentanahan Pada
Gangguan Hubung Singkat P-N Saluran 1, (Manado:Politeknik Negeri
Manado. 2016). Hal. 15.
14
desakan atau pukulan dan mempunyai konduktivitas yang
tinggi.9
Jenis elektroda pentanahan yang biasa digunakan
untuk pengamanan sistem maupun pengamanan peralatan
yaitu:10
1. Elektroda Pita
Elektroda pita adalah elektroda yang terbuat dari
hantaran berbentuk pita atau berpenampang bulat
atau hantaran pilin yang pada umumnya ditanam
secara dangkal. Kedalaman pemasangan minimal
0,5 m.
______________
9
Erliza Yuniarti, Studi Perlakuan Terhadap Tanah Untuk
Menentukan Nilai Resistansi dan Tahanan Jenis Pentanahan
(Palembang. 2019).
10
Suartika,I Made , Sistem Pembumian (Grounding) Dua
Batang Sistem Pengaman Tenaga Listrik, Jurusan Teknik Elektro,
Fakultas Teknik, (Bali: Universitas Udayana ,Kampus Bukit Jimbaran .
2017)
15
2. Elektroda Batang
Elektroda Batang atau pasak adalah elektroda dari
pipa atau besi baja yang dilapisi tembaga yang
ditancapkan kedalam tanah secara tegak lurus atau
mendatar.
Tahanan Jenis
No Jenis Tanah Tanah
(ohm-meter)
1. Tanah yang mengandung air garam 5-6
2. Rawa 30
3. Tanah Liat 100
4. Pasir Basah 200
5. Batu-Batu kerikil basah 500
6. Pasir batu dan kerikil kering 1000
7. batu 3000
F. Bahaya Petir
Ada dua resiko yang paling berbahaya pada instalasi
listrik, hal ini juga disebutkan didalam PUIL 2000, yaitu arus
kejut listrik dan suhu tinggi yang berpotensi untuk
menimbulkan kebakaran.
Dampak sambaran petir sangat berbahaya demi
keselamatan manusia dan juga pada peralatan–peralatan
elektronik maupun mesin – mesin yang ada pada gedung. Ada
______________
14
Ramadhani Dedy Setiawan, Pengaruh Penambahan Bentonit
Untuk Mereduksi Nilai Resistansi Pentanahan Jenis Elektroda Batang
Berlapis Tembaga Dan Pipa Baja Galvanis, (Jurnal Teknik Elektro
Unesa. 2019).
20
beberapa dampak yang dapat ditimbulkan oleh sambaran petir
diantaranya adalah :15
1. Sambaran Petir langsung : yaitu ketika sambaran petir
tersebut langsung menyambar bagian jaringan instalasi
listrik ataupun alat – alat listrik yang ada di bumi,
seperti kabel – kabel jaringan, transformer, tiang
listrik, dan lainnya. Dampak dari sambaran petir secara
langsung ini memiliki bahaya atau resiko yang sangat
besar dan bahkan dapat menyebabkan ledakan,
kebakaran dan kerusakan yang fatal terhadap jaringan
listrik yang ada di bumi.
2. Sambaran petir tidak langsung : yaitu saat sambaran
petir yang mengarah ke bumi, namun tidak secara
langsung mengenai bagian dari jaringan atau instalasi
listrik yang ada dibumi. Namun induksi dari energi
listrik yang dimiliki petir tersebut sempat menembus
atau diterima oleh jaringan kabel listrik atau peralatan
listrik di bumi.
Penangkal petir ditempatkan pada salah satu gedung
tertinggi atau bangunan yang lebih tinggi yang berada di
______________
15
L Aditya, Analisa Kegagalan Sistem Grounding &
Penangkal Petir Pada Apartemen Pancoran Riverside. Jurnal Ilmiah
Elektrokrisna, 6.1. (Palembang: Universitas Pgri Palembang, Volume 4,
No 2. 2018).
21
lingkungan tersebut. Gedung Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Uin Ar-Raniry Banda Aceh terdapat penangkal petir yang
berada di gedung B FTK karena gedung ini memiliki
bangunan yang lebih tinggi dari pada pada gedung A yang
tepat berada di sebelahmya.
______________
16
Putra Autama Harahap, Analisa Perbandingan Sistem
Pentanahan (Grounding) Pada Power House dan Gedung Perkantoran
(Studi Kasus Plta Sei Wampu I). (Medan: Universitas Pembangunan
Panca Budi. 2019)
25
R= (In )
R= (In )
R = 7.048 Ω
Hasil dari perhitungan nilai tahanan pada satu buah
elektroda batang adalah sebesar 7.04 Ω. Ada 2 batang
elektroda yang tersusun paralel pada lokasi tersebut. Untuk
memperkecil tahanan pembumian maka digunakan persamaan
hubung paralel.17
______________
17
Putra Autama Harahap, Analisa Perbandingan Sistem
Pentanahan (Grounding) Pada Power House dan Gedung Perkantoran
(Studi Kasus Plta Sei Wampu I). (Medan: Universitas Pembangunan
Panca Budi. 2019).
27
R total = 3.524 Ω
H. Earth Tester
Earth tester adalah alat untuk mengukur nilai
resistansi dari grounding. Besarnya tahanan tanah sangat
penting untuk diketahui sebelum dilakukan pentanahan dalam
sistem pengaman dalam instalasi listrik. Earth tester
mempunyai dua versi yaitu versi analog dan versi digital.
Versi digital adalah versi yang terbaru dan versi ini lebih
mudah mendapatkan hasil yang lebih akurat dan praktis.
28
I. Elektroda bantu
Elektroda bantu digunakan sebagai alat bantu pada
saat akan di lakukannya pengukuran nilai pentanahan. Kedua
elektoda bantu ini di tanam dengan jarak 5-10 meter antar
keduanya.
29
J. Kabel pengukuran
Kabel-kabel yang digunakan disini berfungsi untuk
menghubungkan alat dengan elektroda bantu yang tertancap
ditanah. Kabel yang langsung terhubung dengan sistem
grounding dan di hubungkan pada alat ukur earth tester adalah
kabel yang berwarna hijau. Berikut jenis-jenis kabel yang
digunakan dan fungsi nya :
30
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif.
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan data
yang berupa angka atau bilangan.1 Menurut Cresswell metode
penelitian kuantitatif merupakan metode-metode untuk
menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan
antar variabel. Variabel- variabel biasanya diukur dengan
instrumen penelitian sehingga data yang terdiri dari angka-
angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur-prosedur
statistik.2
Untuk mendapatkan hasil dengan metode kuantitatif
maka pada penelitian ini akan menghitung tahanan tanah dari
sistem grounding pada kedua gedung Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh dengan menggunakan
alat ukur grounding atau biasa dikenal dengan nama earth
tester. Setelah dilakukannya pengukuran pada titik pembumian
disetiap gedung, maka hasil yang didapat akan dihitung dan
diuraikan kembali menggunakan rumus tahanan elektroda
______________
1
M. R. Abdullah. Metode penelitian kuantitatif. (2015). hal
124.
2
Adhi Kusumastuti. Metode Penelitian Kuantitatif. (2020). hal
2.
33
34
untuk mendapatkan hasil besarnya tahanan tanah pada sistem
grounding tersebut.
B. Tahapan Penelitian
Sebagai langkah untuk memudahkan melakukan
penelitian dan pengambilan data, maka di bawah ini adalah
alur untuk pengambilan data yang akan dilakukan.
Mulai
Membandingkan Hasil
Pengukuran Dengan PUIL 2000
Selesai
E. Langkah Penelitian
Untuk mendapatkan data-data hasil pengukuran
dilakukan beberapa langkah langkah berikut :3
1. Mempersiapkan peralatan dan bahan.
2. Memeriksa tegangan baterai dengan menghidupkan
Digital Earth Tester Kyoritsu 4105a. Jika layar tampak
bersih tanpa simbol baterai lemah berarti kondisi
baterai dalam kondisi baik.
3. Memeriksa kondisi kabel grounding BC yang akan
diukur. Bila kotor bersihkan dahulu permukaan kabel
tersebut dengan lap bersih/ kertas amplas, agar jepitan
kabel probe dapat menyentuh langsung bagian
permukaan tembaga yang sudah bersih dan untuk
______________
3
Achmad Budiman. Analisa Perbandingan Tahanan
Pembumian Peralatan Elektroda Pasak Pada Gedung Laboratorium
Teknik Universitas Borneo Tarakan. (Tarakan: Universitas Borneo
Tarakan. 2017). Hal. 153.
40
mencegah terjadinya kesalahan pembacaan pada alat
ukur.
4. Memeriksa kondisi dan perlengkapan penunjang alat
ukur digital earth resistance digital
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini untuk
memudahkan pendataan dan mendapatkan nilai rata - rata dari
tahanan tanah kedua gedung FTK. Item yang digunakan pada
isntrumen penelitian ini mencakup struktur tanah, keadaan
tanah, keadaan lingkungan, lokasi dan sistem pentahanan yang
dipakai pada gedung.
Penelitian ini dilakukan sebanyak 3 kali pengukuran
agar mendapatkan hasil yang lebih akurat dengan
menggunakan nilai rata – rata pengukuran yang dilakukan di
setiap gedung FTK. Untuk memudahkan pendataan hasil
pengukuran maka nilai yang didapat akan disimpulkan dalam
bentuk instrumen.
______________
4
Angraini. Studi Kelayakan Sistem Grounding Di Fakultas
Pariwisata Dan Perhotelan Universitas Negeri Padang. JTEV (Jurnal
Teknik Elektro dan Vokasional), 7(2), 328-336. 2021.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
43
44
B. Skema Penelitian
C. Hasil Penelitian
Setelah melakukan penelitian dengan cara mengukur
tahanan tanah yang sudah terpasang di kedua gedung FTK
berikut adalah data dan hasil yang didapat sesuai penelitian
yang dilakukan dilapangan.
A. Hasil data yang di dapat pada gedung FTK A UIN
Ar-Raniry
a. Struktur tanah : Tanah Liat
b. Keadaan tanah : Lembab
c. Keadaan lingkungan : Pepohonan rimbun dan
rindang
d. Lokasi : Perkarangan gedung
FTK A
f. Sistem pentanahan : Elektroda batang
(single rod)
47
______________
1
Putra Autama Harahap, Analisa Perbandingan Sistem
Pentanahan (Grounding) Pada Power House dan Gedung Perkantoran
(Studi Kasus Plta Sei Wampu I). (Medan: Universitas Pembangunan
Panca Budi. 2019).
51
R total = 3,47 Ω
Nilai tahanan tanah gedung FTK B dIrumuskan jika
menggunakan 2 batang elektroda :
R total = 4,56 Ω
Dapat dilihat dari hasil perhitungan diatas,
penggunaan 2 batang elektroda dalam sistem grounding dapat
memperkecil nilai tahanan tanah dari kedua gedung yang
berada di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry.
52
Jumlah Elektroda
No Lokasi Nilai rata -rata Nilai perhitungan Selisih
1 batang 2 batang
1. Gedung 6,94 Ω. 3,47 Ω. 50%
FTK A
2. Gedung 9,12 Ω. 4,56 Ω. 50%
FTK B
7
6
5
4
3
2
1
0
Jika jumlah Jika jumlah
Hasil Hasil
elektroda di elektroda di
pengukuran pengukuran
tambah di tambah di
Gedung Gedung
Gedung Gedung
FTK A FTK B
FTK A FTK B
Satuan Ω (Ohm) 6.94 9.12 3.47 4.56
______________
2
Isnu Gita Kumara, dkk, Analisis Kelayakan Nilai Tahanan
Pentanahan Jaringan Distribusi Dipt. Pln (Persero) Ulp Bumiayu,
Program Studi Teknik Elektro, (Jawa Tengah: Universitas Peradaban
Bumiayu. 2021).
54
Standarisasi
No Lokasi Hasil pengukuran
PUIL 2000
1. Gedung FTK A 6,94 Ω. 0 - 5 Ω.
2. Gedung FTK B 9,12 Ω. 0 - 5 Ω.
10
9
8
7
Nilai Pentanahan
6
5
4
3
2
1
0
Hasil Hasil
Nilai
pengukuran pengukuran
standarisasi
Gedung FTK Gedung FTK
PUIL 2000
A B
Satuan Ω (Ohm) 5 6.94 9.12
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
kelayakan sistem pembumian (grounding system) dari tahanan
tanah pada gedung Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-
Raniry Banda Aceh. Dari penelitian ini maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Nilai tahanan tanah dari pengukuran yang diukur
menggunakan alat yang biasa dikenal dengan nama
Earth Tester yang diperoleh dari kedua gedung ini
masih sangat besar dan dikategorikan “kurang layak”
untuk sebuah sistem pembumian yang dipakai sebuah
gedung.
2. Menurut ketetapan PUIL 2000 sistem pembumian
yang baik menghasilkan nilai tahanan tanah dibawah
5 Ω kedua gedung yang berada di Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Ar-Raniry memperoleh hasil
lebih dari 5 Ω. Gedung A memperoleh nilai 6,94 Ω
dan gedung B memperoleh nilai tahanan tanah
sebesar 9,12 Ω, nilai ini sudah tidak sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam PUIL 2000 untuk
sebuah sistem grounding.
56
57
B. Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah
dilakukan, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai
berikut :
1. Sebaiknya sistem grounding pada kedua gedung
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry
Banda Aceh perlu di tinjau kembali bagaimana
keadaan elektroda yang ditanam saat pembangunan
beberapa tahun yang lalu.
2. Untuk memperoleh nilai yang rendah dan sesuai
ketentuan sebuah sistem pembumian maka elektroda
sebaiknya digunakan lebih dari satu batang agar
mendapatkan nilai tahanan yang rendah.
3. Sistem pembumian yang telah terpasang sebaiknya
segera diperbaiki oleh pihak yang berwenang agar
dapat menghindari hal-hal yang tidak di inginkan.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
58
59