Anda di halaman 1dari 73

PENGARUH KETERSEDIAN BENGKEL TERHADAP MINAT BELAJAR

PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN DASAR LISTRIK DAN


ELEKTRONIKA

SKRIPSI

Diajukan Oleh

Nadia Ulfa
NIM. 160211011
Mahasiswa Fakultas dan Keguruan
Prodi Pendidikan Teknik Elektro

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2020 M/ 1441 H
ABSTRAK

Nama : Nadia Ulfa


NIM : 160211011
Fakultas/Prodi : Tarbiyah dan Keguruan/Pendidikan Teknik Elektro
Judul : Pengaruh Ketersedian Bengkel Terhadap Minat Belajar Peserta
Didik Pada Pembelajaran Dasar Listrik dan Elektronika
Tanggal Sidang : 12 Agustus 2020
Tebal Skripsi : 73 Halaman
Pembimbing I : Mawardi, S.Ag., M.Pd
Pembimbing II : Mursyidin, MT
Kata Kunci : Ketersedian bengkel, Minat belajar

Ketersedian bengkel merupakan hal terpenting yang harus ada pada sekolah
menengah kejuruan siswa dapat praktik secara langsung, dengan demikian akan
terdapat minat belajar siswa dengan adanya kelengkapan yang memadai. Bengkel
merupakan tempat belajar praktikum dalam percobaan nyata yang dilakukan secara
langsung yang bertujuan untuk memudahkan peserta didik dalam pengaplikasian
dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan minat belajar adalah kecenderungan sikap
peserta didik adanya perasaan senang terhadap sesuatu, dengan adanya minat peserta
didik dapat berkeinginan memperoleh sesuatu itu dengan usahanya agar keinginannya
dapat tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketersedian
bengkel dan minat belajar pada SMKS Muhammadiyah dan SMKN 2 Banda Aceh
pada pembelajaran Dasar Listrik dan Elektronika. Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif dengan menggunakan wawancara guru mata pelajaran dasar listrik dan
elektronika. Setelah peneliti melakukan wawacaran didapat hasil yaitu ketersedian
bengkel pada pembelajaran dasar listrik dan elektronika di SMKS Muhammadiyah
dan SMKN 2 Banda Aceh sama-sama memadai sesuai kapasitas masing-masing.
Ketersedian bengkel pada pembelajaran dasar listrik dan elektronika di SMKS
Muhammadiyah dan SMKN 2 Banda Aceh berpengaruh positif terhadap minat
belajar peserta didik, kemudian Minat belajar SMKN 2 cenderung lebih tinggi
dikarenakan banyaknya terdapat indikator minat belajar dalam hasil wawancara
dengan guru SMKN 2 Banda Aceh.

v
KATA PENGANTAR

‫الر ِحيم‬
َّ ‫ن‬ِِ ‫الر ْح َم‬
َّ ‫َللا‬
َِِّ ‫س ِِم‬
ْ ‫ِب‬

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan atas ke hadirat Allah

SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada penulis, yang

diantaranya ialah nikmat islam dan nikmat kesehatan, sehingga penulis mampu

menyelesaikan penelitian yang berjudul “Pengaruh Ketersedian Bengkel Terhadap

Minat Belajar Peserta Didik Pada Pembelajaran Dasar Listrik Dan Elektronika”.

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk menuntaskan tugas

akhir agar penulis dapat memperoleh gelar Sarjana di Prodi Pendidikan Teknik

Elektro. Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada

semua pihak yang telah memberikan dukungan kepada penulis sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan ribuan

terima kasih kepada :

1. Terima kasih kepada orang tua tercinta dan juga keluarga yang telah mendoakan

serta memberikan dukungannya kepada saya, sehingga saya termotivasi untuk

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

2. Terima kasih kepada bapak Mawardi,S.Ag.,M.Pd sebagai pembimbing I dan

bapak Mursyidin, MT selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktunya,

tenaganya, dan juga telah mencurahkan pemikirannya dalam membimbing penulis

untuk menyelesaikan skripsi ini.

vi
3. Terima kasih kepada bapak Dr. Muslim Razali,SH.,M.Ag (Dekan Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry), dan Bapak Mawardi,S.Ag.,M.Pd (

Ketua Prodi Pendidikan Teknik Elektro)

4. Terimakasih kepada sahabat seperjuangan saya dan seluruh teman-teman se-

angkatan 2016 yang telah mensupport saya dan juga sama-sama berjuang dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis berserah diri kepada Allah SWT karena tidak ada yang akan terjadi

tanpa kehendaknya. Meskipun penulis telah berusaha keras dalam menyelesaikan

skripsi penelitian ini sebaik mungkin, tapi penulis menyadari bahwa skripsi penelitian

ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya saran

yang dapat dijadikan masukan bagi penulis guna perbaikan di masa yang akan datang.

Semoga Allah SWT meridhai penulisan ini dan senantiasa memberikan rahmat dan

hidayah-Nya kepada kita semua. Aamiin ya rabbal ‘alamin.

Banda Aceh, 27 Juli 2020


Penulis,

Nadia Ulfa

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL JUDUL


LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
ABSTRAK ........................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI .......................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL.................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 4
E. Landasan Operasional................................................................................... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Bengkel Pada Sekolah Menengah Kejuruan ................................................ 12
1. Pengertian Bengkel Pada Sekolah Menengah Kejuruan ........................ 12
2. Kelengkapan Peralatan Bengkel Praktikum Dasar Energi
Listrik Dan Elektronika .......................................................................... 18
3. Tujuan Bengkel Pada Sekolah Menegah Kejuruan ................................ 24
4. Manfaat Bengkel Pada Sekolah Menegah Kejuruan .............................. 24
B. Minat Belajar ................................................................................................ 25
1. Pengertian Minat Belajar ................................................................... 25
2. Indikator Minat Belajar ...................................................................... 27
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar .............................. 28
4. Minat Belajar dan Kompetensi Peserta Didik .................................... 29
C. Pembelajaran Dasar Listrik dan Elektronika ................................................ 30
1. Konsep dasar Pembelajaran Dasar Listrik dan Elektronika ................... 30
2. Ruang Lingkup Pembelajaran Dasar Listrik dan Elektronika ................ 30
3. Tujuan Pembelajaran Dasar Listrik dan Elektronika .............................. 31
D. Penelitian Yang Relavan .............................................................................. 31

BAB III METODE PENELITIAN


A. Pendekatan dan Jenis Penelitian.................................................................... 33
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ...................................................................... 34
C. Instrumen Pengumpulan Data ...................................................................... 34
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 35
E. Teknik Analisis Data .................................................................................... 36

viii
BAB 1V HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data ............................................................................................. 39
1. Lokasi Penelitian ................................................................................... 39
2. Profil Responden ................................................................................... 39
B. Temuan Penelitian....................................................................................... 41
1. Ketersedian Bengkel Praktik Pembelajaran
Dasar Listrik dan Elektronika ............................................................... 41
a. Ketersedian kelengkapan Peralatan Bengkel SMKS
Muhammadiyah Banda Aceh .......................................................... 41
b. Ketersedian kelengkapan Peralatan Bengkel SMKN 2
Banda aceh ...................................................................................... 44
2. Minat Belajar Peserta Didik Pada Praktik Pembelajaran
Dasar Listrik dan Elektronika .............................................................. 47
a. Minat Belajar Peserta Didik Pada Praktik Pembelajaran
Dasar Listrik dan Elektronika Di SMKS Muhammadiyah Banda
Aceh ............................................................................................... 47
b. Minat Belajar Peserta Didik Pada Praktik Pembelajaran
Dasar Listrik dan Elektronika Di SMKN 2 Banda Aceh ............... 49
C. Pembahasan ................................................................................................. 52
1. Ketersedian Bengkel Praktik Pembelajaran
Dasar Listrik dan Elektronika ............................................................... 52
2. Minat Belajar Peserta Didik Pada Praktik Pembelajaran
Dasar Listrik dan Elektronika ............................................................... 53
D. Keterbatasan penelitian ............................................................................... 56

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................. 57
B. Saran ........................................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 59


LAMPIRAN-LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Standar Prasarana Ruang Praktik Program
Keahlian Teknik Audio video ............................................................... 18
Tabel 2.2 Standar Sarana pada Area Kerja Mekanik Teknik Elektro .................... 19
Tabel 2.3 Standar Sarana pada Ruang Praktik Audio video .................................. 19
Tabel 2.4 Standar Sarana pada Ruang Penyimpanan dan Instruktur ..................... 20
Tabel 2.5 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Standar Prasarana Ruang Praktik Program
Keahlian Teknik Pembangkit Tenaga Listrik ...................................... 21
Tabel 2.6 Standar Sarana pada Laboratorium Dasar Teknik Elektro..................... 21
Tabel 2.7 Standar Sarana pada Area Kerja Perawatan dan Perbaikan Peralatan
Listrik .................................................................................................... 22
Tabel 2.8 Standar Sarana pada Ruang Penyimpanan dan Instruktur ..................... 23
Tabel 3.1 Kisi-kisi wawancara kepada guru mata pelajaran Elektronika
dan Dasar Listrik .................................................................................. 36
Tabel 4.1 Kelengkapan Peralatan bengkel Teknik Audio Video ............................ 42
Tabel 4.2 Kelengkapan Peralatan bengkel Teknik Kelistrikan ............................... 45

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Grafik Jumlah Kelengkapan Peralatan Bengkel................................. 46


Gambar 4.2 Grafik Pencapaian Minat Belajar ....................................................... 51

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Pertanyaan Panduan Wawancara


Lampiran 2: Jawaban wawancara
Lampiran 3: Foto saat wawancara

xii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bertujuan untuk menyiapkan para

lulusannya guna memasuki dunia kerja sebagai tenaga semi-profesional.1 Proses

pembelajaran disekolah menengah kejuruan pada dasarnya mengacu pada

pemahaman dari dasar teori yang dipelajari kearah terapannya, dengan alokasi waktu

pembelajaran praktikum lebih besar dibandingkan, alokasi waktu pada teori. Proses

pembelajarannya mengacu melalui praktikum di bengkel, yang merupakan

perwujudan dari suatu teori ke dalam bentuk nyata dengan praktikum. kegiatan

praktik merupakan cara untuk mengfungsikan bengkel terhadap pembelajaran praktik.

Dengan demikian pada pembelajaran di SMK kegiatan praktik itu adalah hal utama,

agar peserta didik mempersiapkan keahliaannya dimasing-masing bidang yang minati

agar untuk menjadi tenaga kerja yang siap kerja di dunia industri.

Hasil observasi di SMK Muhammadiyah Banda Aceh Didapatkan bahwa

pembelajaran praktikum bengkel di SMK tersebut belum ada kajian mengenai

ketersedian kelengkapan bengkel dalam praktikum bengkel pada pembelajaran

praktik pembelajaran Dasar Listrik dan Elektronika Jurusan Teknik Audio Video,

fasilitas bengkel di SMK Muhammadiyah Banda Aceh belum sepenuhnya maksimal

seperti ruangan bengkel praktikum dan komponen praktikumnya sebagiannya belum

lengkap. Guru yang mengajar menggunakan metode pembelajaran praktikum

1
Dedi Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2004), h. 182.

1
2

langsung, sebelum memulai pembelajaran guru mengkondisikan terlebih dahulu

peserta didiknya untuk memulai praktikum Dasar listrik dan Elektronika, dan

Sebagian peserta didik mempunyai kesiapan dalam belajar seperti disiplin, masuk

kelas dengan tepat waktu. Sebelum praktikum peserta didik aktif mengajukan

pertanyaan dan memperhatikan gurunya. Dan ada juga sebagian peserta didik tidak

memperhatikan gurunya yang sedang menjelaskan materi dan berbicara saat guru

menjelaskan. Pada saat praktikum peserta didik harus bergantian menggunakan alat-

alat praktikum karena kekurangan alat dalam praktikum. Hal tersebut diatas dapat

berpengaruh pada minat peserta didik dalam praktikum. Pada Bengkel praktikum

yang belum sesuai tentunya membuat minat pembelajaran peserta didik terganggu

karena sekolah menengah kejuruan (SMK) harus mencapai kompetensi peserta didik

yang bagus.

Hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada Ibu Cut Nurmuthaharah,

S.Pd selaku guru mata pelajaran Dasar Listrik dan Elektronika di kelas X diperoleh

informasi bahwa, didalam pembelajaran Dasar Listrik dan Elektronika tidak hanya

praktikum namun ada juga teori. Ketika praktikum ketersediaan alat dan komponen

praktikumnya belum sepenuhnya memadai, jika komponennya tidak lengkap maka

pihak sekolah membelinya.2

Berdasarkan yang telah di jelaskan di atas bahwa khususnya pembelajaran

praktik dengan menggunakan bengkel dengan tujuan yang hendak dicapai ternyata

memerlukan dukungan dari berbagai aspek, maka penulis mengangkat juduk

2
Wawancara dengan Ibu Cut Nurmuthaharah, S.Pd, Guru Mata Pelajaran Dasar Listrik dan
Elektronika SMKS Muhammadiyah Banda Aceh Pada tanggal 5 November 2019.
3

penelitian ini, sehingga penelitian karya ilmiah ini diberi judul “Pengaruh

Ketersedian Bengkel Terhadap Minat Belajar Peserta Didik Pada Pembelajaran

Dasar Listrik dan Elektronika”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tentang permasalahan di atas dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut.

1. Bagaimana pengaruh ketersedian/kelengkapan bengkel pada pembelajaran

pembelajaran Dasar Listrik dan Elektronika di SMKS Muhammadiyah

Banda Aceh dan SMKN 2 Banda Aceh terhadap minat belajar?

2. Bagaimana minat belajar peserta didik pada pembelajaran Dasar Listrik

dan Elektronika dengan ketersediaan bengkel di SMKS Muhammadiyah

Banda Aceh dan SMKN 2 Banda Aceh?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh ketersedian/kelengkapan bengkel pada

pembelajaran pembelajaran Dasar Listrik dan Elektronika di SMKS

Muhammadiyah Banda Aceh dan SMKN 2 Banda Aceh.

2. Untuk mengetahui minat belajar peserta didik pada pembelajaran Dasar

Listrik dan Elektronika dengan ketersediaan bengkel di SMKS

Muhammadiyah Banda Aceh dan SMKN 2 Banda Aceh.


4

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mengharapkan sesuatu yang dapat

dimanfaatkan tidak hanya untuk satu pihak, namun juga beberapa pihak yang terkait.

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan literatur yang memperkaya

khasanah ilmu pengetahuan maupun kajian pustaka serta penelitian lebih lanjut yang

berkaitan dengan bidang kependidikan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Kepala Sekolah

Manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai informasi dan masukan

mengenai standarisasi bengkel, sehingga dapat diketahui hal yang perlu disiapkan

pada bengkel Jurusan Jurusan Teknik Audio Video SMK Muhammadiyah dan

bengkel Jurusan Teknik Kelistrikan SMKN 2 Banda Aceh.

b. Guru

Dengan adanya penelitian ini, dapat dijadikan masukan mengenai peralatan

praktik bengkel Jurusan dan dapat mengetahui minat peserta didik.

E. Landasan Operasional

1. Bengkel

Bengkel adalah tempat belajar praktikum dalam percobaan nyata yang

dilakukan secara langsung.

2. Minat Belajar

Minat pada dasarnya merupakan perhatian yang bersifat khusus.Siswa yang

menaruh minat pada suatu mata pelajaran ,perhatiannya akan tinggi dan minatnya
5

berfungsi sebagai pendorong kuat untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar

mengajar.3

3. Pembelajaran Dasar Listrik dan Elektronika

Pembelajaran Dasar Listrik dan Elektronika adalah pembelajaran yang

peserta didik diharapkan mampu menguasai konsep dasar listrik dan elektronika serta

pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari.4 Dengan demikian, Pembelajaran

Dasar Listrik dan Elektronika merupakan pembelajaran yang berstandar kompetensi

untuk menerapkan dasar-dasar listrik dan elektronika.

3
Naeklan Simbolon Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan Unimed, Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Minat Belajar Peserta Didik, 2012. Diakses pada tanggal 29 Desember 2019, pukul
13:37 dari situs: https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/elementary/article/viewFile/1323/1084. h.
15.
4
Evasari, Modul Pembelajaran Teknik Elektronika Dasar-Dasar Listrik dan Elektronika,
(Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Komplek Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2017), h. 1.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Bengkel Pada Sekolah Menengah Kejuruan

1. Pengertian Bengkel Pada Sekolah Menengah Kejuruan

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1980

(5/190) Menetapkan Tentang Peraturan Permerintah Tentang Pokok-Pokok

Organisasi Universitas/Institut Negeri, didalam Pasal 27 dan 28 menyebutkan pasal

27 berbunyi: (1). Laboratorium/Studio adalah sarana penunjang Jurusan dalam satu

atau sebagian cabang ilmu, teknologi atau seni tertentu sesuai dengan keperluan

bidang yang bersangkutan. (2). Laboratorium/Studio dipimpin oleh seorang Guru

Besar atau seorang tenaga pengajar yang keahliannya telah memenuhi persyaratan

sesuai dengan cabang ilmu teknologi atau seni tertentu dan bertanggungjawab

langsung kepada Ketua Jurusan. Dan menurut Pasal 28 yang berbunyi:

laboratorium/Studio mempunyai tugas melakukan kegiatan dalam cabang ilmu,

teknologi atau seni tertentu sebagai penunjang pelaksanaan tugas pokok Jurusan

sesuai dengan ketentuan bidang yang bersangkutan. Yang terkandung pada pasal 27

dan 28 yaitu, laboratorim dan bengkel merupakan proses belajar yang melalui praktik

pada bengkel atau laboratorium langsung yang dibimbing oleh guru atau yang ahli

dalam bidang praktik tertentu yang bertujuan agar meningkatkan pendidikan yang

12
13

lebih bermutu dan melahirakan lulusan yang mempunyai keahlian tertentu pada

bidang yang diasah.5

Bengkel atau disebut dengan istilah “shop” atau “workshop” merupakan

tempat yang digunakan untuk praktikum maupun produksi. menerangkan definisi

bengkel adalah tempat untuk berlatih, serta melakukan kegiatan dengan arah dan

tujuan yang jelas. Laboratorium/bengkel merupakan ruangan yang dilengkapi dengan

peralatan khusus untuk melakukan percobaan, penyelidikan dan sebagainya. Ini

artinya, bengkel bukan hanya sekedar melakukan eksperimental saja, melainkan

untuk melakukan pekerjaan yang jelas produk yang dihasilkan.6

Bengkel merupakan hal terpenting pada sekolah menengah kejuruan, yang

bertujuan agar siswa dapat mengaplikasikan secara langsung agar bisa menerapkan

pada kehidupan sehari-hari.

Bengkel merupakan bagian laboratory. Ia membagi laboratorium menjadi tiga,

yaitu: (1) Unit Laboratory, (2) General Unit Laboratory, dan (3) General

Laboratory. Unit Laboratory memiliki fungsi yang spesifik dan mendalam dalam

melakukan eksperimental seperti perusahan otomotif, robot, perusahaan pengelasan,

dan lain sebagainya. General Unit Laboratory sifat cangkupannya lebih luas lagi Unit

Laboratory dan merupakan gabungan dari kedua-duanya. Penjelasan dia atas yaitu

termasuk dalam jenis kategori General Unit Laboratorium.7

5
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1980 (5/190). Diakses pada
tanggal 17 Juni 2020 dari situs: http://www.bphn.go.id/data/documents/80pp005.pdf
6
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2010).
7
Menurut Brown, Dalam Buku: M. Bakrun, Modernisasi Bengkel Laboratorium Kejuruan
Abad 21 , (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), h. 1-2.
14

- Standar Bengkel

Bengkel atau laboratorium secara garis besar memiliki fungsi sebagai tempat

untuk memberikan kelengkapan bagi pelajaran teori yang telah diterima sehingga

diterapkan dalam praktik yang merupakan dua hal yang saling melengkapi, melainkan

hal yang merupakan satu kesatuan. Bengkel juga memiliki peranan untuk

memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi siswa, serta untuk memupuk dan

membina rasa percaya diri sebagai keterampilan yang diperoleh di bengkel.8

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 40 tahun 2008 Tentang Standar sarana dan prasarana untuk sekolah menengah

kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK), sebuah sekolahan terutama SMK

harus mempunyai bengkel atau tempat praktik yang memadai. Bertujuan agar siswa

mempraktikkan langsung materi yang didapat. Bengkel yang layak atau memadai

untuk praktik paling tidak memenuhi beberapa hal diantaranya: atmosfer bengkel

(kondisi bengkel) yang baik, perawatan bengkel yang terjaga, peralatan praktik yang

memadai, perlengkapan bahan praktik yang memadai, penerapan keselamatan dan

kesehatan kerja (K3) bagi personel bengkel dan siswa, penerapan 5S (seiri, seiton,

seiso, seiketsu, shitsuke) di bengkel. Bengkel merupakan sarana untuk menunjang dan

mengembangkan atas teori yang dikuasainya. Kenyamanan praktik di dalam bengkel

akan mempengaruhi hasil praktik itu sendiri, untuk itu diperlukan perancangan

bengkel yang memenuhi standar.

8
Menurut Alim Sumarno, Dosen Univesitas Negeri Surabaya. Dalam Buku: M. Bakrun,
Modernisasi Bengkel Laboratorium Kejuruan Abad 21 , (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan), h. 18.
15

Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh bengkel sebagai berikut:

a. Tempat kerja, meliputi ruang dengan memiliki peralatan tetap dan alat-alat

parktik, maupun peralatan dan sistemnya yang terintegrasi atau tambahan:

terawat dengan baik, tetap bersih, dalam keadaan efisien, dalam urutan

kerja yang efisien, dan dalam kondisi baik dan sebaiknya dapat diberi

perawatan dengan pemeliharaan terencana dan pencatatan yang sesuai,

sedangkan untuk pemeliharaan, meliputi: inspeksi, penyetelan, pelumasan,

pembersihan seluruh peralatan dan perlengkapan bengkel.

b. Atmosfer bengkel meliputi beberapa persyaratan, yaitu: kondisi sekeliling

bengkel harus terpelihara dengan cara membuka jendela, memasang kipas

angin di dinding atau langit-langit untuk memberi kesejukan udara di

bengkel, jika ventilasi diperlukan untuk melindungi para personel bengkel,

sistemnya harus dipasangi alarm pendeteksi kegagalan, mampu memasok

udara bersih 5-8 liter/detik/pekerja, dirawat, dibersihkan dan kinerjanya

diperiksa secara rutin.

c. Temperatur tempat kerja selama jam kerja, harus memenuhi persyaratan,

seperti: untuk pekerjaan normal: 160 ◦C (60,80 F) untuk pekerjaan berat:

130 ◦C (55,40 F); apabila di dalam bengkel terdapat pemanas atau

pendingin maka tidak boleh menghembuskan uap yang berbahaya;

sejumlah termometer dipasang di dalam bengkel agar mencegah timbulnya

kecelakaan dalam bengkel.


16

d. Pencahayaan/ lampu: harus memadai dan mencukupi, jika memungkinkan

memanfaatkan cahaya alami, lampu darurat harus dipasang untuk berjaga-

jaga seandainya lampu utama mengalami kegagalan dan menimbulkan

bahaya, dengan demikian pada lampu bengkel harus menggunakan lampu

yang memadai.9

e. Perawatan (house keeping): merupakan hal yang paling penting dalam

bengkel yang meliputi: tempat kerja, perabotan, dan fitting harus tetap

bersih, dinding, lantai dan langit-langit harus tetap bersih, memeriksa

penumpukan debu di atas permukaan datar terutama pada struktur

bangunan, balok girder penopang atap dan sebagainya, dinding yang dicat

harus dibersihkan dan dicat ulang secara berkala (misalnya masing-masing

12 bulan dan 7 tahun), lantai harus dibersihkan dengan cara menyapu dan

mengepel (minimal seminggu sekali), sampah jangan menumpuk karena

dapat menimbulkan resiko kesehatan dan kebakaran, sampah harus

diletakkan pada tempatnya, tempat sampah tahan terhadap api, tumpahan

harus dibersihkan menggunakan material yang dapat menyerap dengan

baik.

f. Statiun Kerja (Work station): Saat praktik harus mempunyai ruangan yang

harus nyaman untuk mencapai tujuan praktik dengan maksimal, kemudian

dalam ruangan bengel harus memiliki pintu darurat yang ditandai dengan

9
Menurut Afred Freddy Malik Dosen Universitas Negeri Yogyakarta, berpendapat dalam
Buku Modernisasi Bengkel Laboratorium Kejuruan Abad 21, (Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan), h. 18-22.
17

jelas, lantai harus tetap bersih dan tidak licin, bahaya sandungan

disingkirkan, bekerja pada posisi kaku dan janggal sebaiknya tidak

dilakukan terlalu lama, benda-benda kerja dan material kerja harus mudah

diraih dari posisi kerja.

g. Tempat duduk: di tempat manapun pekerjaan dilakukan, tempat duduk

harus tersedia, tempat duduk harus sesuai dengan jenis pekerjaannya dan

memiliki sandaran punggung dan penumpu kaki (foot rest), harus pada

kondisi yang baik jika terjadi kerusakan harus diperbaiki atau diganti.

h. Lantai: tidak diberi beban berlebih, rata dan mulus, tidak berlubang,

bergelombang atau rusak yang mungkin menyebabkan bahaya sandungan,

bebas hambatan dari barang-barang di letakkan di tempat yang telah

ditentukan, tidak licin, memiliki sarana pemindah air yang memadai jika

ada kemungkinan terkena air, memiliki pemisah antara jalur-jalur lalu

lintas dan pejalan kaki berupa rel tangan, penghalang atau marka lantai,

memiliki penghalang di sekitar lubang atau tempat yang tersedia.

Bengkel dan laboratorium kejuruan merupakan cerminan miniatur industri

yang tentunya membutuhkan ketepatan baik dalam standarisasi ruang praktik dan

fasilitas yang menunjang pembentukan kompetensi. Sarana dan prasarana merupakan

sesuatu yang mutlak diperhatikan oleh pengelola bengkel/laboratorium. Berdasarkan

standar-standar yang dikembangkan Ismara & Prianto, maka dihasilkan standar-

standar ideal yang perlu dipersiapkan SMK untuk memberikan layanan optimal
18

kepada peserta didik khususnya dalam mengembangkan kompetensi keahlian peserta

didik.10

2. Kelengkapan Peralatan Bengkel Pada Sekolah Menengah Kejuruan

Kelengkapan peralatan atau sarana adalah tingkat ketercapaian yang berupa

jumlah sarana yang secara langsung digunakan untuk pembelajaran praktik Dasar

Energi Listrik Dan Elektronika oleh siswa dengan jumlah standar yang seharusnya

dimiliki oleh sekolah atau jurusan. Peralatan tersebut meliputi peralatan yang

digunakan untuk praktik setiap standar kompetensi pada pembelajaran praktik Dasar

Energi Listrik Dan Elektronika.

Standar sarana dan prasarana ruang praktik atau kelengkapan bengkel

merupakan hal terpenting yang harus ada pada sekolah menengah, hal tersebut

dikarenakan suatu ciri khas dari sekolah menengah kejuruan terlihat dari adanya

bengkel.

Berikut ini adalah Tabel standar sarana dan prasarana ruang praktik program

keahlian teknik Audio Video yang dituliskan pada Permendiknas RI No. 40 Tahun

2008, yaitu sebagai berikut:

Tabel 2.1 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Standar Prasarana Ruang Praktik
Program Keahlian Teknik Audio video11
No Jenis Rasio Deskripsi
1. Area kerja mekanik 6 m²/peserta Kapasitas untuk 8 peserta
teknik elektro didik didik.
Luas minimum adalah 48 m².
Lebar minimum adalah 6 m.

10
Menurut Ismara & Prianto Penulis Buku Tentang K3, Berpendapat dalam Buku
Modernisasi Bengkel Laboratorium Kejuruan Abad 21, (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan), h. 18-22.
11
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 40 Tahun 2008, h .88.
19

Laboratorium dasar 6 m²/peserta Kapasitas untuk 8 peserta


teknik elektro didik didik.
2. Luas minimum adalah 48 m².
Lebar minimum adalah 6 m.
3. Ruang praktik 6 m²/peserta Kapasitas untuk 16 peserta
audio video didik didik.
Luas minimum adalah 96 m².
Lebar minimum adalah 8 m.
4. Ruang 4 m²/instruktur Luas minimum adalah 48 m².
penyimpanan dan Lebar minimum adalah 6 m.
instruktur

Tabel 2.2 Standar Sarana pada Area Kerja Mekanik Teknik Elektro 12
No. Jenis Rasio Deskripsi
1. Perabot
Meja kerja 1 set/area Untuk minimum 8 peserta
Kursi kerja/stool didik pada pekerjaan
pembuatan kotak speaker dan
Lemari simpan alat kotak/panel elektronika.
dan bahan
2 Peralatan
Peralatan untuk 1 set/area Untuk minimum 8 peserta
pekerjaan mekanik didik pada pekerjaan
teknik elektro. pembuatan kotak speaker dan
kotak/panel elektronika.
3. Media pendidikan
Papan tulis 1 buah/area Untuk mendukung minimum 8
peserta didik pada pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar yang
bersifat teoritis.
4. Perlengkapan lain
Kotak kontak Minimum 2 Untuk mendukung
buah/area. operasionalisasi peralatan yang
memerlukan daya listrik.
Tempat sampah Minimum 1
buah/area.

Tabel 2.3 Standar Sarana pada Ruang Praktik Audio video 13


No. Jenis Rasio Deskripsi

12
Ibid, h .89.
13
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 40 Tahun 2008, h . 90.
20

1 Perabot
Meja kerja 1 set/ruang Untuk minimum 16 peserta
didik pada pekerjaan
Kursi kerja/stool pemasangan dasar instalasi
audio video, perawatan dan
Lemari simpan alat perbaikan peralatan audio
dan bahan video.
2 Peralatan
Peralatan untuk 1 set/ruang Untuk minimum 16 peserta
pekerjaan instalasi didik pada pekerjaan
audio video. pemasangan dasar instalasi
audio video, perawatan dan
perbaikan peralatan audio
video.
3 Media pendidikan
Papan tulis 1 buah/ruang Untuk mendukung minimum
16 peserta didik pada
pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar yang bersifat teoritis.
4. Perlengkapan lain
Kotak kontak Minimum 8 Untuk mendukung
buah/ruang operasionalisasi peralatan yang
memerlukan daya listrik.
Tempat sampah Minimum 1
buah/ruang.

Tabel 2.4 Standar Sarana pada Ruang Penyimpanan dan Instruktur


No Jenis Rasio Deskripsi
1 Perabot

Meja kerja 1 set/ruang Untuk minimum 12 instruktur.


Kursi kerja
Rak alat dan bahan
Lemari simpan alat
dan bahan
2 Peralatan
Peralatan untuk 1 set/ruang Untuk minimum 12 instruktur.
ruang penyimpanan
dan instruktur
3 Media pendidikan
Papan data 1 buah/ruang Untuk pendataan kemajuan
siswa dalam pencapaian tugas
21

praktik dan jadwal.


4 Perlengkapan lain
Kotak kontak Minimum 2 Untuk mendukung
buah/ruang. operasionalisasi peralatan yang
memerlukan daya listrik.
Tempat sampah Minimum 1
buah/ruang.

Berikut ini adalah Tabel standar sarana dan prasarana ruang praktik program

keahlian Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik yang dituliskan pada Permendiknas RI

No. 40 Tahun 2008.

Tabel 2.5 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Standar Prasarana Ruang Praktik
Program Keahlian Teknik Pembangkit Tenaga Listrik 14
No. Jenis Rasio Deskripsi
1. Laboratorium dasar 4 m²/peserta Kapasitas untuk 16 peserta
teknik elektro didik didik.
Luas minimum adalah 64 m².
Lebar minimum adalah 8 m.
2. Area kerja perawatan 6 m²/peserta Kapasitas untuk 16 peserta
dan perbaikan didik didik.
peralatan listrik Luas minimum adalah 96 m².
Lebar minimum adalah 8 m.
3. Ruang penyimpanan 4 m²/instruktur Luas minimum adalah 48 m².
dan instruktur Lebar minimum adalah 6 m.

Tabel 2.6 Standar Sarana pada Laboratorium Dasar Teknik Elektro15


No. Jenis Rasio Deskripsi
1. Perabot
Meja kerja 1 set/area Untuk minimum 4 peserta
Kursi kerja/stool didik pada pekerjaan
penerapan konsep dasar
Lemari simpan alat kelistrikan dan pengukuran
dan bahan pada pemanfaat tenaga listrik.
2 Peralatan

14
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 40 Tahun 2008, h . 68.
15
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 40 Tahun 2008, h . 68.
22

Peralatan untuk 1 set/area Untuk minimum 4 peserta


pekerjaan didik pada pekerjaan
penerapan konsep penerapan konsep dasar
dasar teknik kelistrikan dan pengukuran
elektro. pada pemanfaat tenaga listrik.
3. Media pendidikan
Papan tulis 1 Set/area Untuk mendukung minimum 4
peserta didik pada pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar yang
bersifat teoritis.
4. Perlengkapan lain
Kotak kontak Minimum 1 Untuk mendukung
buah/area. operasionalisasi peralatan yang
memerlukan daya listrik.
Tempat sampah Minimum 1
buah/area.

Tabel 2.7 Standar Sarana pada Area Kerja Perawatan dan Perbaikan Peralatan
Listrik16
No. Jenis Rasio Deskripsi
1 Perabot
Meja kerja 1 set/area Untuk minimum 4 peserta
didik pada pekerjaan
Kursi kerja/stool konstruksi, cara kerja,
pemasangan, inspeksi,
Lemari simpan alat pengoperasian dan
dan bahan perawatan/perbaikan
komponen utama, serta
pembelajaran keselamatan dan
kesehatan kerja listrik (K3
Listrik), instalasi pemanfaat
tenaga listrik.
2 Peralatan

16
Ibid, h . 69.
23

Peralatan untuk 1 set/area Untuk minimum 4 peserta


ruang penyimpanan didik pada pekerjaan
dan instruktur konstruksi, cara kerja,
pemasangan, inspeksi,
pengoperasian dan
perawatan/perbaikan
komponen utama, serta
pembelajaran keselamatan dan
kesehatan kerja listrik (K3
Listrik), instalasi pemanfaat
tenaga listrik.
3 Media pendidikan

Papan tulis 1 Set/area Untuk Untuk mendukung


minimum 4 peserta didik pada
pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar yang bersifat teoritis.
4. Perlengkapan lain

Kotak kontak Minimum 2 Untuk mendukung


buah/area. operasionalisasi peralatan yang
memerlukan daya listrik.
Tempat sampah Minimum 1
buah/ruang.

Tabel 2.8 Standar Sarana pada Ruang Penyimpanan dan Instruktur17


No Jenis Rasio Deskripsi
1 Perabot

Meja kerja 1 set/ruang Untuk minimum 12 instruktur.


Kursi kerja
Rak alat dan bahan
Lemari simpan alat
dan bahan
2 Peralatan
Peralatan untuk 1 set/ruang Untuk minimum 12 instruktur.
ruang penyimpanan
dan instruktur
3 Media pendidikan
Papan data 1 buah/ruang Untuk pendataan kemajuan

17
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 40 Tahun 2008, h . 69.
24

siswa dan ruang praktik.


4 Perlengkapan lain
Kotak kontak Minimum 2 Untuk mendukung
buah/lab. operasionalisasi peralatan yang
memerlukan daya listrik.
Tempat sampah Minimum 1
buah/lab.

3. Tujuan Bengkel Pada Sekolah Menengah Kejuruan

Bengkel kerja sekolah menegah kejuruan adalah salah satu fasilitas sekolah

berupa tempat, ruang, yang biasa dipakai oleh guru maupun siswa untuk proses

belajar mengajar. Dalam bengkel kerja sekolah ini dipakai untuk praktikum,

tujuannya supaya di bengkel kerja sekolah ini siswa dapat menemukan hal-hal baru,

pemikiran-pemikiran baru, atau teori-teori baru yang dapat meningkatkan kreativitas

siswa untuk memiliki keahlian dibidangnya.

Bengkel kerja sekolah menegah kejuruan ini sangat penting keberadaannya

untuk SMK karena dalam bengkel kerja sekolah siswa dapat memiliki pengalaman

belajar dengan cara berinteraksi langsung dengan alat dan sumber belajar yang ada di

bengkel kerja sekolah, sehingga pemikiran-pemikiran kreatif siswa akan muncul dan

dapat menemukan cara-cara baru yang dapat dikembangkan sesuai kreativitas siswa.

4. Manfaat Bengkel Pada Sekolah Menengah Kejuruan

Manfaat Bengkel pada Sekolah Menengah Kejuruan yaitu dapat lebih bermutu

dan memiliki keahlian khusus yang sesuai dengan bidang yang ditekuninya ketika
25

belajar di SMK, sehingga Sekolah menengah kejuruan (SMK) dapat menghasilkan

lulusan-lulusan yang berkualitas dan diterima dengan baik di industri.18

Siswa mempunyai skill ketika berada didunia kerja, siswa yang berkualitas

dibidang yang diasah pada SMK akan mendapatkan peluang kerja, adanya bengkel

disekolah akan membantu siswa memperoleh praktik secara langsung.

B. Minat Belajar

1. Pengertian Minat Belajar

a. Pengertian Minat

Minat (interest) adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu

perbuatan. Misalnya minat untuk mempelajari atau melakukan sesuatu19

Menurut Syaiful Bahri Djamarah, “minat adalah kecenderungan yang menetap

untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat

terhadap aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa

senang.” Dengan demikian minat dapat diartikan sebagai kecenderungan sifat yang

terorganisir berdasarkan dari pengalaman seseorang, yang mendorong seseorang atau

individu untuk mencari keterangan atau fakta-fakta dari sebuah objek, aktivitas atau

kegiatan, pemahaman, skill, tujuan perhatian atau murni ingin mahir dalam hal

tertentu.

18
Wohono, “Kualitas Pembelajaran Siswa SMK Ditinjau dari Fasilitas Belajar”. Jurnal
Ilmiah Guru “COPE”, (No. 01/Tahun XVIII/Mei 2014), h. 66-67.
19
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, Implementasi, dan
Inovasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 39.
26

Minat merupakan perasaan yang didapat karena berhubungan dengan sesuatu.

Minat terhadap sesuatu itu dipelajari dan dapat mempengaruhi belajar selanjutnya

serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi, minat terhadap sesuatu

merupakan hasil belajar dan cenderung mendukung aktivitas belajar berikutnya. Oleh

karena itu minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar.20

b. Pengertian Minat Belajar

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman

(learning is defined as the modification or strengthening of behavior through

experiencing).21 Berkaitan dengan pendapat di atas bahwa ng diperoleh melalui

interaksi antara individu dengan lingkungannya.belajar merupakan suatu proses yang

dilakukan oleh siswa untuk melakukan kegiatan. Dengan kata lain belajar adalah

suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan

pengalaman belajarnya.

Minat pada dasarnya merupakan perhatian yang bersifat khusus.Siswa yang

menaruh minat pada suatu mata pelajaran ,perhatiannya akan tinggi dan minatnya

berfungsi sebagai pendorong kuat untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar

mengajar.22 Berdasarkan pendapat diatas minat merupakan suaru ketertarikan

seseorang untuk memperhatikan atau terlibat dalam aktivitas belajar secara aktif. 23

20
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2008), h. 132-133.
21
Hamalik Oemar, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : Bumi Askara, 2001), h. 27.
22
Naeklan Simbolon Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan Unimed, Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Minat Belajar Peserta Didik, 2012. Diakses pada tanggal 29 Desember 2019, pukul
13:37 dari situs: https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/elementary/article/viewFile/1323/1084. h.
15.
23
Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV. Wacana Alfabeta, 2001), h.
38.
27

Minat belajar adalah kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan

mengingat sesuatu secara terus menerus, minat belajar ini erat kaitannya dengan

perasaan senang, karena itu dapat dikatakan minat belajar itu terjadi karena sikap

senang kepada sesuatu, orang yang berminat belajar kepada sesuatu berarti ia

sikapnya senang kepada sesuatu.24

2. Indikator Minat Belajar

Beberapa indikator minat belajar yaitu, perasaan senang, ketertarikan,

penerimaan, dan keterlibatan siswa.

Dari beberapa definisi yang dikemukakan mengenai indikator minat belajar

tersebut diatas, indikator minat yaitu:

a. Perasaan Senang

Apabila seorang siswa memiliki perasaan senang terhadap pelajaran tertentu

maka tidak aka nada rasa terpaksa untuk belajar. Contohnya yaitu senang mengikuti

pelajaran, tidak ada perasaan bosan, dan hadir saat pelajaran.

b. Keterlibatan Siswa

Ketertarikan seseorang akan obyek yang mengakibatkan orang tersebut

senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari obyek tersebut.

Contoh: aktif dalam diskusi, aktif bertanya, dan aktif menjawab pertanyaan dari guru.

c. Ketertariakan

Berhubungan dengan daya dorong siswa terhadap ketertarikan pada sesuatu

benda, orang, kegiatan atau bias berupa pengalaman afektif yang dirangsang oleh

24
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995), h. 84.
28

kegiatan itu sendiri. Contoh: antusias dalam mengikuti pelajaran, tidak menunda

tugas dari guru.

d. Perhatian Siswa

Minat dan perhatian merupakan dua hal yang dianggap sama dalam

penggunaan sehari-hari, perhatian siswa merupakan konsentrasi siswa terhadap

pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain. Siswa memiliki

minat pada obyek tertentu maka dengan sendirinya akan memperhatikan obyek

tersebut. Contohnya: mendengarkan penjelasan guru dan mencatat materi.25

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar

Slameto mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi minat

belajar siswa yaitu:

1. Faktor Internal

a. Faktor jasmaniah, seperti faktor kesehatan dan cacat tubuh

b. Faktor psikologi, seperti intelegensi, perhatian, bakat, kematangan dan

kesiapan.

2. Faktor Eksternal

a. Faktor keluarga, seperti cara orang tua mendidik, relasi antaranggota

keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang

tua dan latar belakang kebudayaan.

b. Faktor sekolah, seperti metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan

siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu

25
Slameto, Belajar dan Faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 180.
29

sekolah, standar penilaian diatas ukuran, keadaan gedung, metode

mengajar dan tugas rumah.26

Untuk mengukur minat belajar menggunakan metode Kualitatif, Penelitian

kualitatif tidak menggunakan statistik, tetapi melalui pengumpulan data, analisis,

kemudian di interpretasikan. Penelitian kualitatif ini merupakan penelitian yang

menekankan pada pemahaman mengenai masalah-masalah dalam kehidupan social

berdasarkan kondisi realitas atau natural setting yang holistis, kompleks, dan rinci.

4. Minat Belajar dan Kompetensi Peserta Didik

Minat belajar adalah kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan

mengingat sesuatu secara terus menerus, minat belajar ini erat kaitannya dengan

perasaan senang, karena itu dapat dikatakan minat belajar itu terjadi karena sikap

senang kepada sesuatu, orang yang berminat belajar kepada sesuatu berarti ia

sikapnya senang kepada sesuatu.27

Surat Keputusan Mendiknas nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti

Perguruan Tinggi mengemukakan “Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas

penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu

oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu”.

Kompetensi menurut UU No.13/ 2003 tentang Ketenagakerjaan: pasal 1 (10),

“Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek

pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang

26
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : PT. Rineka Cipta,
2010), h. 54.
27
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995), h. 84.
30

ditetapkan”. Bahwa kompetensi merupakan pengetahuan (kognitif), sikap dan nilai-

nilai (afektif) dan keterampilan (psikomotor) yang diwujudkan dalam kebiasaan

berfikir dan bertindak sehingga mampu menghadapi persoalan yang dihadapinya.28

Kompetensi kejuruan adalah kompetensi yang dibutuhkan peserta didik agar

memiliki kompetensi kerja sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional

Indonesia (SKKNI). 29

C. Pembelajaran Dasar Listrik Dan Elektronika Elektronika

1. Konsep dasar Pembelajaran Dasar Listrik dan Elektronika

Energi listrik adalah satu dari sumber energi yang digunakan manusia

modern: Untuk pencahayaan, memasak ataupun memanaskan makanan, dan untuk

menjalankan semua perangkat rumah, hingga mencatu motor untuk menghasilkan

energi mekanik. Sedangkan, elektronika adalah bidang sains terapan yang

menggunakan komponen-komponen elektronika seperti resistor, kapasitor, dioda,

transistor dan IC (Integrated Circuit) untuk mengendalikan dan memproses listrik.30

2. Ruang Lingkup Pembelajaran Dasar Listrik dan Elektronika

Ruang lingkup pembelajaran dasar listrik dan elektronika yaitu tentang

komponen pasif (resistor, kapasitor, induktor, dioda) dan komponen aktif (transistor)

28
Haryati, Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Gaung
Persada Press, 2007), h.43.
29
Mohammad Fatkhur Rokhman, “Pengaruh Kelayakan Bengkel dan Prestasi Mata Pelajaran
Instalasi Terhadap Kesiapan Kerja Sebagai Instalatir Listrik Siswa Smk Negeri 3 Yogyakarta”,
Skripsi, Yogyakarta: UNY, 2012, h. 26-27.
30
TedyTry Saputro, Konsep Elektronika Yang Wajib Kamu Tahu, November 2018. Diakses
pada tanggal 7 Juni 2020 dari situs: https://embeddednesia.com/v1/konsep-elektronika-yang-wajib-
kamu-tahu/.
31

serta alat ukur listrik (multimeter, Oscilloscope), arus listrik dan potensi listrik,

rangkaian listrik searah.

3. Tujuan Pembelajaran Dasar Listrik dan Elektronika

Pembelajaran Dasar Listrik dan Elektronika bertujuan agar peserta didik

diharapkan mampu menguasai konsep dasar listrik dan elektronika serta

pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari.31

Dengan demikian, Pembelajaran Dasar Listrik dan Elektronika merupakan

pembelajaran yang berstandar kompetensi menerapkan dasar-dasar listrik dan dasar

dasar Elektonika.

D. Penelitian Yang Relevan

Hasil penelitian yang relavan didapatkan penelitian dari fajar Wiranto (2014)

yang berjudul “Pengaruh sarana dan prasaran praktik terhadap minat belajar transmisi

manual kelas XI di SMK Patriot Pituruh” Yang menyatakan ada pengaruh positif dan

signifikan antara sarana dan prasarana praktik terhadap minat belajar transmisi

manual siswa kelas XI SMK Patriot Pituruh Tahun Ajaran 2014/2015 dengan

kontribusi relative sebesar 36,5%. Penelitian ini menggunakan metode kuantatif.

Hasil penelitian yang relavan didapatkan penelitian dari Tri Nur Huda (2016)

yang berjudul “Pengaruh kelengkapan peralatan praktik bengkel otomotif terhadap

hasil belajar siswa SMK pada mata pelajaran pemeliharaan mesin kendaraan ringan

kelas XI jurusan Teknik Kendaraan Ringan”, yang didapatkan bahwa kelengkapan


31
Evasari, Modul Pembelajaran Teknik Elektronika Dasar-Dasar Listrik dan Elektronika,
Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Komplek Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2017, h. 1.
32

peralatan praktik bengkel jurusan teknik kendaraan ringan di SMK Negeri 1

Kaligondang pada tahun ajaran 2015/2016 termasuk dalam kategori lengkap dengan

skor 72 atau 62,07 %. 2. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran pemeliharaan Mesin

Kendaraan Ringan kelas XI jurusan Teknik Kendaraan Ringan pada tahun ajaran

2015/2016 menunjukkan nilai rata-rata sebesar 83,22 dimana 95,68 % atau 133 siswa

telah memenuhi kkm dan sebanyak 6 siswa atau 4,32 % masih di bawah kkm.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan pada skripsi ini adalah penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar Ilmiah dengan maksud

menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai
32
metode yang ada. Penelitian kualitatif tidak menggunakan statistik, tetapi melalui

pengumpulan data, analisis, kemudian di interpretasikan. Penelitian kualitatif ini

merupakan penelitian yang menekankan pada pemahaman mengenai masalah-

masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan kondisi realitas atau natural setting

yang holistis, kompleks, dan rinci.33

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena penelitian ini

menganalisis dan mendeskripsikan Pengaruh Ketersedian Bengkel Terhadap Minat

Belajar Peseta Didik Pada Pembelajaran Dasar Listrik Dan Elektronika, yang

didapatkan dari kata-kata hasil wawancara dengan informan penelitian. Dalam hal ini

penelitian dilakukan pada situasi Covid-19. Pemerintah mengeluarkan peraturan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2020 bahwa sekolah

ditutup. Untuk menyelesaikan skripsi ini penulis melakukan penelitian dengan

mewawancarai beberapa guru pada mata pelajaran Dasar Listrik dan Elektronika.

32
Menurut Denzin & Lincoln Seorang Professor Sosiologi Amerika dalam Buku Moleong,
Meodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2007), h. 5
33
Albi Anggito & Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jawa Barat: CV Jejak,
2018), h. 7-9.

33
34

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian di SMK Muhammadiyah Banda Aceh dan SMKN 2 Banda

Aceh. Sumber data dalam penelitian ini adalah Guru dari mata pelajaran Dasar Listrik

dan Elektronika di SMK Muhammadiyah Banda Aceh dan SMKN 2 Banda Aceh.

C. Instrumen Pengumpulan Data

Dalam pelaksanaan Penelitian ini, penulis membuat daftar wawancara

tersruktur sebagai pegangan peneliti saat melakukan wawancara kepada informan

agat tidak mudah lupa dan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Dengan

kelengkapan wawancara sebagai berikut:

1. Alat perekam: peneliti menggunakan voice recorder dari hanphone untuk

merekam saat wawancara berlangsung.

2. Alat tulis: pulpen dan buku untuk mencatat sesuatu yang berkaitan dengan

jalannya penelitian.

Ruang lingkup pertanyaan wawancara dalam bentuk daftar pertanyaaan yaitu:

1. Keadaan bengkel

2. Kelengkapan/ketersediaan peralatan bengekel terkait pembelajaran dasar

listrik dan elektronika.

3. Pemanfaatan bengkel untuk pembelajaran dasar listrik dan elektronika.

4. Antusias belajar siswa pada pembelajaran dasar listrik dan elektronika.

Teknis dalam pengumpulan data dengan mewancari guru mata pelajaran

Dasar Listrik dan Elektronika, wawancara dilakukan secara langsung, dengan

ketentuan yang di terapkan pemerintah karena Covid-19.


35

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.34 Teknik

pengumpulan data sangat diperlukan dalam suatu penelitian karena hal tersebut

digunakan penulis untuk mendapatkan data yang akan diolah sehingga bisa ditarik

kesimpulan. Terdapat bermacam teknik pengumpulan data yang biasa dipakai dalam

melakukan penelitian.

Teknik pengumpuan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu

dengan wawancara. Menurut Esterberg dalam Sugiyono, wawancara adalah

pertemuan yang dilakukan oleh dua orang untuk bertukar informasi maupun suatu ide

dengan cara tanya jawab, sehingga dapat dikerucutkan menjadi sebuah kesimpulan

atau makna dalam topik tertentu.35 Teknik yang digunakan dalam penelitian ini

adalah wawancara terstruktur:

- Wawancara Terstruktur

Penulis dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara terstruktur yaitu

wawancara di mana penulis menentukan terlebih dahulu data yang diperlukan.

Penulis juga menyusun pertanyaan-pertanyaan dengan cara-cara tertentu agar

memunculkan jawaban-jawaban yang berkorespondensi dengan kategori-kategori

yang sudah ditentukan pada aspek teori. 36

34
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV. Alfabeta, 2005), h. 62.
35
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2015), h.72.
36
Fandi Rosi Sarwo Edi, Teori Wawancara Psikodiagnostik, (Yogyakarta: PT Leutika
Nouvalitera), 2016, h. 19.
36

Wawancara dilakukan kepada informan yang terdiri dari 2 orang Guru.

Pemilihan informan tersebut memang sudah direncanakan oleh penulis sejak awal

karena ingin mengetahui informasi tentang Pengaruh Ketersedian Bengkel Terhadap

Minat Belajar Peseta Didik Pada Pembelajaran Dasar Listrik Dan Elektronika.

Tabel 3.1 Kisi-kisi wawancara kepada guru mata pelajaran Elektronika dan Dasar
Listrik
No Pokok Pertanyaan Sub Pokok Pertanyaan
1. Kegiatan Pembelajaran a. Kelengkapan alat praktik
Dasar Listrik dan b. Peralatan praktik
Elektronika di Bengkel c. Pengaruh kelengkapan bengkel terhadap
peserta didik

2. Minat Belajar d. a. Indikator


e. b. Faktor-faktor
f. c. Pengaruh minat siswa dalam belajar

Setelah dibuat kisi-kisi wawancara, kemudian peneliti membuat

sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan kisi-kisi diatas, wawancara dilakukan

secara langsung sesuai dengan ketentuan peraturan pemerintah dikarenakan Covid-

19, peneliti mewawancarai 2 orang guru mata pelajaran dasar listrik dan elektronika

pada sekolah yang berbeda yaitu sekolah SMKS Muhammadiyah Banda Aceh dan

SMKN 2 Banda Aceh.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan langkah yang terpenting dalam suatu penelitian. Data

yang telah diperoleh akan dianalisis pada tahap ini sehingga dapat ditarik kesimpulan.

Data dan informasi yang didapatkan dari hasil wawancara penulis

menuangkan kedalam tulisan dan dianalisis. Dalam penelitian ini menggunakan


37

teknik analisis model Miles and Huberman. “Bahwa aktivitas analisis data kualitatif

dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,
37
sehingga datanya sudah jenuh.” Aktivitas analisis data yaitu data reduction, data

display, dan conclusion drawing/verification.

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting. Data yang direduksi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah penulis untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Dalam penelitian ini,

data diperoleh melalui wawancara kemudian data tersebut dirangkum, dan diseleksi

sehingga akan memberikan gambaran yang jelas kepada penulis. Penulis dalam

penelitian ini memfokuskan pada pemustaka, khususnya yang berhubungan dengan

kenyamanan membaca.

2. Data Display (Penyajian Data)

Langkah selanjutnya setelah data direduksi adalah data display atau

menyajikan data. Dalam penulisan kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dengan

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya, tetapi yang

paling sering digunakan adalah teks yang bersifat naratif.38

Penyajian data dilakukan dengan mengelompokkan data sesuai dengan sub

bab-nya masing-masing. Data yang telah didapatkan dari hasil wawancara, dari

sumber tulisan maupun dari sumber pustaka dikelompokkan, selain itu juga
37
Menurut Miles and Huberman dalam Buku Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif,
Bandung: CV. Alfabeta, 2005), h. 95.
38
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV. Alfabeta, 2005), h. 95.
38

menyajikan hasil wawancara dari informan yaitu pemustaka yang sedang membaca di

ruang perpustakaan.

3. Conclusion Drawing/Verification (Simpulan/Verifikasi)

Langkah yang terakhir dilakukan dalam analisis data kualitatif adalah

penarikan kesimpulan dan verifikasi. Simpulan awal yang dikemukakan masih

bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti yang kuat yang

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Simpulan dalam penulisan

kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat

berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya kurang jelas sehingga

menjadi jelas setelah diteliti.

Setelah proses data, kemudian penulis menyajikan data dalam bentuk uraian

dari hasil wawancara. Dengan demikian penulis hanya dapat menganalisis data dari

wawancara saja karena Covid-19.


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data yang disajikan pada bagian ini berupa hasil wawancara dengan beberapa

guru yang mengajar pada Pembelajaran Dasar Listrik Dan Elektronika. Penulis

menyelesaikan penelitian hanya mewawancarai guru saja karena disebabkan situasi

Covid-19, sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9

Tahun 2020 bahwa sekolah ditutup.

A. Deskripsi data

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dengan mewancarai guru SMKS Muhammadiyah Banda Aceh

berlansung pada tanggal 17 juni 2020 jam 09.00-11.07, yang dilaksanakan di SMKS

Muhammadiyah Banda Aceh yang beralamat Jln. Ujong Batee No.17 Seutui Banda

Aceh.

Selanjutnya peneliti mewancarai guru SMKN 2 Banda Aceh berlangsung

pada tanggal 25 juni 2020 jam 09.20-11.45, yang dilaksanakan di SMKN 2 Banda

Aceh yang beralamat Jl. Sultan Malikul Saleh Lhong Raya. Banda Aceh.

2. Profil Responden

a. Guru SMKS Muhammadiyah Banda Aceh

1. Nama : Cut Nur Muthaharah, S.Pd, Gr

2. Tempat dan Tanggal Lahir : Banda Aceh, 26 November 1993

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Alamat : Jln. Mesjid Lampeuneurot Gampong

39
40

5. Pendidikan : S-1 Pendidikan Teknik Elektro

6. Tahun Lulus : 2016

7. Status : Menikah

8. Status Kepegawaian : Ketua Prodi Elektronika

9. Masa Kerja : 3 Tahun

10. Jumlah Jam Mengajar : 40 Jam

b. Guru SMKN 2 Banda Aceh

1. Nama : Ellyati S.T

2. Tempat dan Tanggal Lahir : Banda Aceh, 20 November 1970

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Alamat : Jln. Krueng Kalok II, No. 389

Perumnas Lambheu

5. Pendidikan : S-1 Teknik Elektro

6. Tahun Lulus : 1992

7. Status : Menikah

8. Status Kepegawaian : Kepala Prodi Kelistrikan

9. Masa Kerja : 17 Tahun

10. Jumlah Jam Mengajar : 36 Jam


41

B. Temuan Penelitian

Berdasarkan yang didapat data hasil wawancara peneliti memaparkan dengan

tujuan untuk menganalisis data yang telah didapatkan dari hasil wawancara guru

tentang bagaimana ketersedian kelengkapan bengkel dan minat belajar peserta didik

disekolah, dengan penelitian yang dilakukan dengan mewawancarai guru pada

sekolah yang berbeda yaitu SMKS Muhammadiyah Banda Aceh dan SMKN 2 Banda

Aceh.

1. Ketersedian Bengkel Praktik Pembelajaran Dasar Listrik dan

Elektronika

a. Kelengkapan Peralatan Praktik bengkel SMKS Muhammadiyah Banda Aceh

Berdasarkan hasil wawancara didapatkan SMKS Muhammadiyah Banda

Aceh bahwa keadaan bengkel berupa ruang, bangunan serta alat praktik sangat

penting untuk melaksanakan praktikum, khususnya pada praktik pembelajaran dasar

listrik dan elektronika. Dalam penjelasan dari guru SMKS Muhammadiyah Banda

Aceh terungkap, “Untuk bangunannya sudah memadai, dari karena itu berhubung

guru-gurunya juga baru, dulu alatnya lengkap kemudian pergantian jabatan,

kemudian tidak ada laporan-laporan lagi, sehingga dari kepala sekolah kembali

membangun dari pertama, jadi untuk bagian sound speaker, peralatan tidak terlalu

banyak lagi, jadi kita membangun sedikit demi sedikit”.

Dengan ketersedian bengkel yang disebutkan diatas bahwa SMKS

Muhammadiyah Banda Aceh, bengkel yang tersedia disekolah hanya mempunyai 2

bengkel diantarnya bengkel Teknik Audio Video dan Bengkel Teknik Otomotif.
42

Dalam bengkel Teknik Audio Video mempunyai 2 ruangan yaitu ruangan praktik

elektronika dasar dan ruang praktik elektronika lanjutan.

Terkait kelengkapan peralatan bengkel dalam praktik pembelajaran Dasar

Listrik dan Elektronika, guru SMKS Muhammadiyah Banda Aceh, menyatakan

“Kalau dasar listrik dan elektronika bagian komponen-komponen misalnya resistor,

komponennya masih memadai, masih ada kalau misalnya tidak ada masih bisa di beli,

untuk oscilloscop, lebih terapkan kretivitas siswa”.

Peralatan yang digunakan pada saat praktik pembelajaran dasar listrik dan

elektronika yaitu berlangsung pada bengkel Teknik Audio Video. Dengan peralatan

praktik yang pembelajaran dasar listrik dan elektronika, hasil wawancara guru SMKS

Muhammadiyah Banda Aceh menyatakan peralatan praktik yang digunakan yaitu

“komponen resistor, kapasitor, Transistor serta Multimeter”.

Untuk melihat kelengkapan peralatan bengkel Teknik Audio Video dapat

dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1 Kelengkapan Peralatan bengkel Teknik Audio Video


No. Komponen Aspek Indikator Jumlah
Variabel
1 Kelengkapan Perabotan ruang Meja kerja 7
Peralatan praktik Kursi kerja 7
Praktik Lemari simpan alat dan 1
bahan
Kotak-kotak 1
Media Papan tulis 1
Pembelajaran Lcd 1
Diruang Praktik Laptop 8
Peralatan TV 2
praktik Utama Radio 1
Speaker 1
Kipas Angin 1
Multimeter Analog 6
43

Diode 48
Transistor 64
IC (Intragrated Circuit) 2
Resistor 128
Kapasitor 32
Induktor 10
Power supply 1
Papan PCB 12
Bread board 4
Trafo 2
Kabel 2.1 2
Kawat lilitan 5 Meter
Jangka Sorong 1
AC (Air Condution) 1
Peralatan Solder dan Timah solder 5 dan 10
Praktik Bor tangan 7
Pendukung Obeng 8

Pada sebagian kelengkapan bengkel yang didapatkan dari hasil wawancara

bahwa peralatan yang tersedia di SMKS Muhammadiyah sudah memadai, juga

terdapat kesediaan sarana dan prasarana bengkel serta terdapat beberapa alat praktik

utama pada bengkel Teknik Audio Video meski ada beberapa peralatan yang belum

ada misalnya Sound Speaker, Oscilloskop. Pada pembelajaran praktik dasar listrik

dan elektronika peralatan yang digunakan dalam praktik pembelajaran ini sudah

memadai karena praktik dalam pembelajaran ini masih sangat dasar yaitu, hanya

menggunakan komponen resistor, kapasitor, transistor, dan Multimeter. Indikator dari

pembelajaran praktik dasar listrik dan elektronika yaitu siswa harus bisa membaca

gelang dari resistor dan nilai kapasitor, serta menentukan kaki transistor.

Jumlah peralatan utama pada bengkel Teknik Audio Video yaitu terdapat 19

macam peralatan dengan jumlah peralatan sebanyak 318. Jumlah alat pendukung 3

macam dan jumlah peralatan sebanyak 30. Kelengkapan bengkel SMKS


44

Muhammadiyah disimpulkan dari tabel di atas bahwa sebagian peralatan sudah sesuai

dengan tujuan praktik pembelajaran, akan tetapi ada sebagian alat yang belum

tersedia dalam bengkel tersebut.

b. Kelengkapan Peralatan Bengkel Teknik Kelistrikam Di SMKN 2 Banda

Aceh

Berdasarkan hasil wawancara didapatkan SMKN 2 Banda Aceh bahwa

Pada SMKN 2 Banda Aceh sudah mempunyai beberapa bengkel salah satunya

bengkel Teknik Kelistrikan yang sudah mempunyai peralatan lengkap untuk praktik.

Dan ketersedian bengkel sudah mempunyai ruang yang bagus, bersih, dan tertata rapi.

Sesuai pernyataan Guru SMKN 2 Banda Aceh yang menyatakan “Keadaan bengkel

Teknik Listrik sudah mempunyai ruang yang bagus, bersih, dan tertata rapi”.

Terkait kelengkapan peralatan bengkel dalam praktik pembelajaran

dasar listrik dan Elekronika, guru SMKN 2 Banda Aceh menyatakan, “sudah lengkap

dan sudah bagus”. Pada SMKN 2 Banda Aceh praktik pembelajaran dasar listrik dan

Elekronika menggunakan bengkel Teknik Kelistrikan untuk praktikum. Peralatan

praktik yang digunakan yaitu sesuai ungkapan guru SMKN 2 Banda Aceh

menyatakan, “Menggunakan alat ukur misalnya Avometer, Ampmeter, dan

komponen resistor, baterai”. Pada pembelajaran dan elektronika siswa harus

menguasai bagaimana pengukuran dengan menggunakan alat ukur. Pada

pembelajaran dasar listrik dan elektronika materinya masih dasar dan penerapan pada

praktik masih dasar juga. Dengan demikian peralatan praktik yang didapatkan dari

wawancara diatas sudah memadai.


45

Tabel 4.2 Kelengkapan Peralatan bengkel Teknik Kelistrikan


NKomponen Aspek Indikator Jumlah
No. Variabel
1 Kelengkapan Perabotan ruang Meja kerja 7
Peralatan praktik Kursi kerja 30
Praktik Lemari simpan alat dan 20
bahan
Kotak-kotak 30
Media Papan tulis 5
Pembelajaran Lcd 3
Diruang Praktik
Laptop 30
2. Peralatan Multimeter 15
praktik Utama Amperemeter 10
Voltmeter 10
Resistor 200
Diode 100
Transistor 89
IC (Intragrated Circuit) 20
Kapasitor 110
Induktor 90
Tang Kombinasi 15
Tang Pemotong 15
Tang Lancip 15
Bread board 20
Obeng (+) 10
Obeng (-) 10
Pisau Cutter 20
Test Pen 10
Climping 12
Palu Besi 12
Freet bor/jara 10
Meteran 10
Emergency stop 20
Lampu Pilot/panel 20
Magnetic Contactor 12
MCB 1 Fasa 10
MCB 3 Fasa 10
Motor listrik 3 Fasa 10
Panel Box 2
Push button swich 20
Rel omega 20
46

Thermal Overload Relay 20


Time Delayed + base 20
Terminal Strip 20
3. Peralatan Clamp Ampermeter 20
Praktik Magger 4
Pendukung Power Suplay 12

Hasil penelitian data kelengkapan bengkel yang didapatkan hasil

wawancara guru bahwa SMKN 2 Banda Aceh menggunakan bengkel Kelistrikan

pada pembelajaran dasar listrik dan elektronika, dengan peralatan bengkel yang sudah

memadai serta sudah terpenuhi alat praktiknya pada pembelajaran listrik lanjutan.

Jumlah tabel di atas pada peralatan utama yaitu terdapat 33 macam dan

jumlah keseluruhan alat 987. Sedangkan alat praktik pendukung berjumlah 3 macam

denagn banyak alat 36.

Berdasarkan hasil tabel kelengkapan Peralatan bengkel di atas pada

SMKS Muhammadiyah Banda Aceh dan SMKN 2 Banda Aceh, dilihat grafik

dibawah ini.

1200

1000

800

600 SMKS Muhammadiyah


Banda Aceh
400 SMKN 2 Banda Aceh
200

0
perabotan Media Peralatan Peralatan
ruang praktik Pembelajaran Praktik Utama Praktik
Diruang Pendukung
Praktik

Gambar 4.1 Grafik Jumlah Kelengkapan Peralatan Bengkel


47

Dapat disimpulkan bahwa ketersedian peralatan praktik utama bengkel

SMKN 2 Banda Aceh lebih tinggi dibandingkan dengan ketersedian bengkel

Muhammadiyah, akan tetapi kedua sekolah tersebut peralatan praktik pembelajaran

dasar listrik dan elektronika sudah memadai, peralatan yang digunakan saat praktik

sesuai dengan standar kompetensi pada masing-masing sekolah.

2. Minat Belajar Peserta Didik Pada Praktik Pembelajara Dasar Listrik

dan Elektronika

1. Minat Belajar Peserta Didik Pada Praktik Pembelajaran Dasar Listrik dan

Elektronika pada SMKS Muhammadiyah Banda Aceh

Dalam kelengkapan peralatan bengkel dapat mengetahui pengaruh adanya

bengkel di SMKS Muhammadiyah Banda Aceh pada pembelajaran dasar listrik dan

elektronika, guru SMKS Muhammadiyah Banda Aceh mengungkapkan, “Kalau

pengaruh itu ada kalau dasar lstrik dan elektonika ada belajar memakai aplikasi, kalau

belajar aplikasi dan simulasi siswa suka tapi bagian teori kurang jadi harus di ulang-

ulang, kadang dari pertama siswa masuk minatnya masih kurang, jadi terkadang

terlalu tinggi dijelaskan tidak sanggup memahami, jadi pemahaman siswa minat

siswa agak menurun, kalau praktikumnya misalnya solder siswa bisa cuman kalau

dari teori dari siswa tidak bisa harus ada guru disamping, itu minatnya yang pertama

memang rendah, kalau pratikum saja tampa tahu dulu dasarnya siswa mau”.

Kemudian dalam minat belajar peserta didik peneliti dapat melihat dari

indikator minat belajar dari wawancara guru,


48

1. Perasaan senang

Dikutip dari wawancara guru SMKS Muhammadiyah Banda Aceh

mengungkapkan, “Kalau praktikum iya, kalau teori siswa tidur, jadi ibu harus

peragakan simulasi langsung ada alatnya”. Bahwa perasaan senang yang telah

didapatkan hasil wawancara guru SMKS Muhammadiyah Banda Aceh, yakni siswa

memiliki perasaan senang ketika pembelajaran praktik berlangsun, karena bagi siswa

saat pembelajaran praktik berlangsung mereka berperan aktif dalam proses

pembelajaran tetapi kadang-kadang siswa merasa bosan saat siswa belajar teori.

Dengan demikian indikator perasaan senang pada siswa SMKS Muhammadiyah

Banda Aceh kurang, karena disebabkan siswa tidak bersemangat dalam belajar teori.

2. Keterlibatan siswa

Dikutip dari wawancara guru SMKS Muhammadiyah Banda Aceh

mengungkapkan, ”siswa ketika praktikum banyak yang mengajukan pertanyaan

bahkan per orang siswa yang bertanya”. Dapat disimpulkan bahwa siswa pada

pembelajaran dasar listrik dan elektronika pada saat praktikum aktif bertanya. Dan ini

merupakan salah satu contoh pencapaian indikator keterlibatan siswa dalam minat.

3. Ketertarikan

Guru SMKS Muhammadiyah Banda Aceh mengungkapkan, antusias

kertarikan siswa peserta didik mengikuti pembelajaran dasar listrik dan elektronika

menyatakan, “kalau praktikum berminat dan berantusias dan bersemangat, siswa suka

dengan praktikum. Disini peneliti dapat melihat adanya ketertarikan indikator dari

ungkapan guru yang didapatkan dari pertanyaan wawancara.


49

4. Perhatian siswa

Guru SMKS Muhammadiyah Banda Aceh mengungkapkan adanya

perhatian peserta didik pada saat pembelajaran dasar listrik dan elektronika, guru

menyatakan, “Ada”. Pada perhatian siswa ini menyangkut tentang siwa

mendengarkan penjelasan guru.

2. Minat Belajar Peserta Didik Pada Praktik Pembelajaran Dasar Listrik dan

Elektronika pada SMKN 2 Banda Aceh

Dalam kelengkapan peralatan bengkel dapat mengetahui pengaruh adanya

bengkel di SMKN 2 Banda Aceh pada pembelajaran dasar listrik dan elektronika,

guru SMKN 2 Banda Aceh mengungkapkan, “anak-anak disini mau untuk belajar,

minatnya ada.

Berikut indikator minat belajar peserta didik:

1. Perasaan senang

Guru SMKN 2 mengungkapkan bahwa, “anak-anak disini mau untuk

belajar”. Perasaan senang siswa dengan ada kemauan belajar dari siswa itu sendiri,

maka tercapai tujuan indikator minat belajar peserta didik dalam mengikuti pelajaran

2. Keterlibatan siswa

Dari pertanyaan peneliti tentang apakah siwa berpersan aktif pada dasar

listrik dan elektronika maka Guru SMKN 2 mengungkapkan bahwa “ berperan aktif”

kemudian pada saat pembelajaran berlangsung guru mengungkapkan bahwa, “Mereka

bertanya kepada guru, kemudian guru memberi tahukan apa anak-anak yang tidak

tahu, kemudian kalau ada tugas anak-anak mengerjakannya, selesai belajar anak-anak
50

membuat laporan, dan juga mengerjakan Pr dengan hitung rumus-rumus”. Dapat

disimpulkan peran aktif disini siswa SMKN 2 termasuk indikator keterlibatan siswa,

peran aktif siswa dalam bertanya.

3. Ketertarikan siswa

Guru SMKN 2 mengungkapkan bahwa, “Mereka bertanya kepada guru,

kemudian guru memberi tahukan apa anak-anak yang tidak tahu, kemudian kalau ada

tugas anak-anak mengerjakannya, selesai belajar anak-anak membuat laporan, dan

juga mengerjakan Pr dengan hitung rumus-rumus”. Dari ungkapan diatas bahwa

adanya antusias ketertarikan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dasar

listrik dan elektronika.

4. Perhatian siswa

Guru SMKN 2 mengungkapkan bahwa adanya perhatian siswa yang

terdapat jawaban dari pertanyaan peneliti terkait perhatian siswa dengan menyatakan

“ya’ jadi dapat disimpulkan bahwa adanya perhatian siswa pada pembelajaran dasar

listrik dan elektronika. Dari keempat indikator diatas sangat berpengaruh terhadap

ketersedian bengkel terhadap minat belajar peserta didik pada pembelajaran dasar

listrik dan elektronika.

Berikut ini, grafik pencapaian indikator minat belajar peserta didik pada

SMKS Muhammadiyah Banda Aceh dan SMKN 2 Banda Aceh pada pembelajaran

dasar listrik dan elektronika, sesuai yang didapatkan dari hasil wawancara guru mata

pelajaran dasar listrik dan elektronika sebagai berikut.


51

1.2

0.8

0.6 SMKS Muhammadiyah


Banda Aceh
0.4
SMKN 2 Banda Aceh
0.2

0
Perasaan Keterlibatan Ketertarikan Perhatian
Senang Siswa Siswa

Gambar 4.2 Grafik pencapaian minat belajar

Berdasarkan sajian diatas indikator minat Belajar SMKS Muhammadiyah

Banda Aceh peneliti menganalisis bahawa hanya 3 pencapaian indikator dari yang

seharusnya 4 indikator, dimana yang tidak dicapai yaitu pada indikator pada perasaan

senang, seperti yang telah dipaparkan dalam wawancara guru, “Kalau praktikum iya,

kalau teori sebagian siswa tidur,”. Yang dimaknai siswa tidak suka dan tidak

bersemangat ketika belajar teori. Peneliti menyimpulkan bahwa pengaruh ketersedian

bengkel tinggi terhadap minat belajar peserta didik, sehingga dengan berkurangnya

satu indikator maka berkurang juga pencapaian minat belajar dari siswa tersebut.

Kemudian peneliti mendapatkan bahwa pada SMKN 2 Banda Aceh memiliki

4 indikator walaupun terdapat beberapa siswa yang berpindah-pindah tempat duduk

namun hal tersebut merupakan karakter dari siswa bukan dikarenakan adanya

kejenuhan dalam proses belajar mengajar.


52

C. Pembahasan

Dari data yang diperoleh dari penelitian hasil wawancara guru, tahap

selanjutnya peneliti akan dilakukan pembahasan data yang telah dianalisis.

berdasarkan klarifikasi yang telah didapatkan, maka keseluruhan data dari responden

penelitian sebagai berikut:

1. Ketersedian bengkel pada pembelajaran dasar listrik dan elektronika di

SMKS Muhammadiyah dan SMKN 2 Banda Aceh sama-sama memadai

sesuai kapasitas masing-masing.

2. Ketersedian bengkel pada pembelajaran dasar listrik dan elektronika di

SMKS Muhammadiyah dan SMKN 2 Banda Aceh berpengaruh positif

terhadap minat belajar peserta didik.

3. Minat belajar SMKN 2 cenderung lebih tinggi dikarenakan banyaknya

terdapat indikator minat belajar dalam hasil wawancara dengan guru

SMKN 2 Banda Aceh.

1. Ketersedian Bengkel Praktik Pembelajaran Dasar Listrik dan

Elektronika

Ketersedian Peralataan penunjang praktik adalah hal yang sangat penting

dalam proses praktikum seperti dalam melaksanakan praktik dasar listrik dan

elektronika. Peralatan yang digunakan haruslah berjumlah sesuai dengan jumlah

siswa ssatau jumlah kelompok siswa yang praktikum, kondisi yang harus sesuai dan

syarat yang telah ditentukan. Bahan peralatan yang digunakan dalam praktik dasar

listrik dan elektronika tidak sebanyak yang dibutuhkan dalam praktik lain karena

praktik pembelajaran ini masih sangat dasar.


53

Yang diperoleh dari tabel ketersedian peralatan bengkel bahwa pada

pembelajaran dasar listrik dan elektronika pada praktiknya yang didapatkan hasil

wawancara guru bahwa proses praktik dalam pembelajaran ini menggunakan bengkel

yang berbeda, pada SMKS Muhammadiyah menggunakan bengkel teknik Audio

Video, dalam ketersediaan bengkel teknik Audio Video sudah memiliki perabotan

praktik yang sudah memadai, media pembelajaran diruang praktik, peralatan praktik

utama, peralatan praktik pendukung.

Untuk mengetahui hasil minat pada sekolah SMKS Muhammadiyah Banda

Aceh dan SMKN 2 Banda Aceh, didapat dari hasil wawancara pengaruh ketersedian

peralatan bengkel dapat meningkatkan minat siswa dikarena dari hasil wawancara

disebutkan adanya pencapaian indikator minat belajar.

2. Minat Belajar Peserta Didik Pada Praktik Pembelajaran Dasar Listrik

dan Elektronika

Berdasarkan sajian diatas indikator minat Belajar SMKS Muhammadiyah

Banda Aceh peneliti menganalisis bahawa hanya 3 pencapaian indikator dari yang

seharusnya 4 indikator, dimana yang tidak dicapai yaitu pada indikator pada perasaan

senang, seperti yang telah dipaparkan dalam wawancara guru, “Kalau praktikum iya,

kalau teori sebagian siswa tidur,”. Yang dimaknai siswa tidak suka dan tidak

bersemangat ketika belajar teori. Peneliti menyimpulkan bahwa pengaruh ketersedian

bengkel tinggi terhadap minat belajar peserta didik, sehingga dengan berkurangnya

satu indikator maka berkurang juga pencapaian minat belajar dari siswa tersebut.

Kemudian peneliti mendapatkan bahwa pada SMKN 2 Banda Aceh memiliki 4


54

indikator walaupun terdapat beberapa siswa yang berpindah-pindah tempat duduk

namun hal tersebut merupakan karakter dari siswa bukan dikarenakan adanya

kejenuhan dalam proses belajar mengajar.

Dari hasil penelitian yang didapatkan dari wawancara guru bahwa minat di

dua sekolah yang berbeda didapatkan hanya memiliki perbedaan yang sedikit, di

sekolah SMKS Muhammadiyah Banda Aceh data perlengkapan bengkel Teknik

Audio Video yang didapatkan dari SMKS Muhammadiyah Banda Aceh sudah

memadai hanya saja ada beberapa peralatan yang belum lengkap seperti oscilloscop

dan sound speaker. Sedangkan peralatan bengkel Teknik Kelistrikan pada SMKN 2

Banda Aceh sudah lengkap .

Peralatan praktik yang memadai akan meningkatkan semangat siswa sehingga

menumbuhkan peningkatan minat belajar pada pembelajaran dasar listrik dan

elektronika. Hasil penelitian yang didapatkan terhadap minat belajar menunjukkan

sebagian besar siswa yang dilihat dari hasil wawancara bahwa minat belajar siswa

memiliki indikator minat yang cukup. Minat merupakan sesuatu yang menimbulakan

rasa suka, ketertarikan dan berperan aktif dalam proses belajar.

Dengan adanya peralatan praktek yang memadai maka akan membuat siswa

tertarik dan suka terhadap minat belajar dasar listrik dan elektronika. Hal ini

dibuktikan dari data hasil wawancara yang di simpulkan bahwa ada pengaruh sekolah

SMKN 2 Banda Aceh pada ketersedian bengkel terhadap minat yang lebih tinggi

dalam praktikum dibandingkan SMKS Muhammadiyah.

Ketersedian kelengkapan bengkel yang memadai akan meningkatkan

indikator belajar siswa sehingga menumbuhkan peningkatan minat belajar khususnya


55

pada praktik pembelajaran dasar listrik dan elektronika. Hasil penelitian terhadap

minat belajar menunjukkan sebagian besar siswa memiliki minat belajar yang cukup.

Minat belajar merupakan refleksi rasa suka, ketertarikan dan kegairahan seseorang

terhadap suatu hal atau kegiatan yang relative tetap. Minat merupakan keadaan

dimana seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu dan disertaikeinginan untuk

mengetahui dan mempelajari maupun membuktikan lebih lanjut. Perhatian yang

diberikan secara kontinyu untuk mencapai suatu kepuasan dalam pembelajaran.

Dalam hal ini seseorang dapat memiliki minat terhadap sesuatu jika seseorang

memiliki perhatian, ketertatikan dan merasa senang terhadap suatu hal.

Hasil penelitian yang relavan didapatkan penelitian dari fajar Wiranto (2014)

yang berjudul “Pengaruh sarana dan prasaran praktik terhadap minat belajar transmisi

manual kelas XI di SMK Patriot Pituruh” Yang menyatakan ada pengaruh positif dan

signifikan antara sarana dan prasarana praktik terhadap minat belajar transmisi

manual siswa kelas XI SMK Patriot Pituruh Tahun Ajaran 2014/2015 dengan

kontribusi relative sebesar 36,5%. Penelitian ini menggunakan metode kuantatif.

Hasil penelitian yang relavan didapatkan penelitian dari Tri Nur Huda (2016)

yang berjudul “Pengaruh kelengkapan peralatan praktik bengkel otomotif terhadap

hasil belajar siswa SMK pada mata pelajaran pemeliharaan mesin kendaraan ringan

kelas XI jurusan Teknik Kendaraan Ringan”, yang didapatkan bahwa kelengkapan

peralatan praktik bengkel jurusan teknik kendaraan ringan di SMK Negeri 1

Kaligondang pada tahun ajaran 2015/2016 termasuk dalam kategori lengkap dengan

skor 72 atau 62,07 %. 2. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran pemeliharaan Mesin

Kendaraan Ringan kelas XI jurusan Teknik Kendaraan Ringan pada tahun ajaran
56

2015/2016 menunjukkan nilai rata-rata sebesar 83,22 dimana 95,68 % atau 133 siswa

telah memenuhi kkm dan sebanyak 6 siswa atau 4,32 % masih di bawah kkm.

D. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian ini yaitu

1. Penelitian hanya dilakukan beberapa kali sehingga datanya yang diperoleh

kurang akurat, disebab kan karena Covid-19 sehubung dengan kondisi

Covid-19 .

2. Penelitian dilakukan pada saat kondisi Covid-19, sehingga disekolah tidak

ada lagi proses belajar mengajar secara langsung.

3. Data yang dihasilkan dari wawancara guru hanya membuka ruang

kesubjektifan objek dari wawancara, karena dalam wawancara sangat

mengandalkan keterbukaan dan kejujuran yang diwawancara.

4. Pengembangan instrumen kurang maksimal, dikarenakan penelitiannya

dengan membuat daftar pertanyaan wawancara terstruktur saja dikarenkan

sekolah ditutup akibat Covid-19.

5. Peneliti belum melihat kondisi peralatan bengkel.


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan peneliti dengan wawancara guru disekolah yang

berbeda untuk melihat bagaimana ketersedian bengkel dan minat belajar peserta

didik. Bengkel merupakan tempat belajar praktikum dalam percobaan nyata yang

dilakukan secara langsung yang bertujuan untuk memudahkan peserta didik dalam

pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan minat belajar adalah minat

belajar adalah kecenderungan sikap peserta didik adanya perasaan senang terhadap

sesuatu, dengan adanya minat peserta didik dapat berkeinginan memperoleh sesuatu

itu dengan usahanya agar keinginannya dapat tercapai.

Setelah peneliti melakukan wawacaran didapat hasil yaitu,

1. Ketersedian bengkel pada pembelajaran dasar listrik dan elektronika di

SMKS Muhammadiyah dan SMKN 2 Banda Aceh sama-sama memadai

sesuai kapasitas bengkel masing-masing.

2. Ketersedian bengkel pada pembelajaran dasar listrik dan elektronika di

SMKS Muhammadiyah dan SMKN 2 Banda Aceh berpengaruh positif

terhadap minat belajar peserta didik.

3. Minat belajar SMKN 2 cenderung lebih tinggi dikarenakan banyaknya

terdapat indikator minat belajar dalam hasil wawancara dengan guru

SMKN 2 Banda Aceh.

57
58

B. Saran

Bagi penelitian selanjutnya tentang bengkel harus mengubah metode

penelitian yang bisa observasi langsung ke bengkel dan melihat langsung bagaimana

proses belajar siswa dikelas.


DAFTAR PUSTAKA

Albi Anggito & Johan Setiawan. 2018. Meodologi Penelitian Kualitatif, Jawa Barat:
CV Jejak.

Dedi Supriadi. 2004. Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.

Evasari. 2018. Modul Pembelajaran Teknik Elektronika Dasar-Dasar Listrik Dan


Elektronika, Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017, h. 1. Albi Anggito
& Johan Setiawan, Meodologi Penelitian Kualitatif, Jawa Barat: CV Jejak.

Fandi Rosi Sarwo Edi. 2016. Teori Wawancara Psikodiagnostik, Yogyakarta: PT


Leutika Nouvalitera.

Hamalik Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Askara.


Haryati. 2007. Model dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan,
Jakarta: Gaung Persada Press.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2010).

Lukmanul Hakim. 2001. Perencanaan Pembelajaran, Bandung: CV. Wacana


Alfabeta.

M. Alisuf Sabri. 1995. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.

M. Bakrun, Modernisasi Bengkel Laboratorium Kejuruan Abad 21, Direktorat


Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan : Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Moleong. 2007. Meodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya


Offset.

Mohammad Fatkhur Rokhman. 2012. “Pengaruh Kelayakan Bengkel Dan Prestasi


Mata Pelajaran Instalasi Terhadap Kesiapan Kerja Sebagai Instalatir Listrik
Siswa Smk Negeri 3 Yogyakarta”, Skripsi, Yogyakarta: UNY.

Naeklan Simbolon Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan Unimed, Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhi Minat Belajar Peserta Didik, 2012. Diakses pada Tanggal 29
Desember 2019, pukul 13:37 dari situs:
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/elementary/article/viewFile/1323/1
084.

59
60

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 40 Tahun 2008

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1980 (5/190). Diakses


pada tanggal 17 Juni 2020 dari situs:
http://www.bphn.go.id/data/documents/80pp005.pdf

Ratna Wilis Dahar. 2011. Teori-teori Belajar & Pembelajaran, Erlangga: PT Gelora
Aksara Pratama.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor yang mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: CV. Alfabeta, 2005.

Sugiyono.2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantatif, Kualitatif, dan


R&D, Bandung: Alfabeta.

Syaiful Bahri Djamarah. 2008. Psikologi Belajar, Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Tedy Try Saputro, Konsep Elektronika Yang Wajib Kamu Tahu, November 2018.
Diakses pada tanggal 7 Juni 2020 dari situs:
https://embeddednesia.com/v1/konsep-elektronika-yang-wajib-kamu-tahu/.

Wawancara dengan Ibu Cut Nurmuthaharah, S.Pd, Guru Mata Pelajaran Dasar Listrik
dan Elektronika SMKS Muhammadiyah Banda Aceh PadaTanggal 5
November 2019.

Wohono, “Kualitas Pembelajaran Siswa Smk Ditinjau Dari Fasilitas Belajar”. Jurnal
Ilmiah Guru “COPE”, No. 01/Tahun XVIII/Mei 2014.
Lampiran 1
Pertanyaan Panduan Wawancara
WAWANCARA UNTUK PENELITIAN
“ Pengaruh Ketersediaan Bengkel Terhadap Minat Belajar Peserta Didik Pada
Pembelajaran Dasar Listrik Dan Elektronika”

A. Indentitas responden / Informan


1. Nama :
2. Tempat dan Tanggal Lahir :
3. Jenis Kelamin :
4. Alamat :
5. Pendidikan :
6. Tahun Lulus :
7. Status :
8. Status Kepegawaian :
9. Masa Kerja :
10. Jumlah Jam Mengajar :

B. Pertanyaan Wawancara untuk Guru


1. Bagaimana keadaan bengkel di SMKS Muhammadiyah dan SMKN 2 Banda
Aceh?
2. Bagaimana ketersedian kelengkapan peralatan bengkel dalam pada praktik
pembelajaran dasar listrik dan elekronika?
3. Apa saja peralatan yang digunakan saat praktik pembelajaran dasar listrik
dan elektronika di bengkel?
4. Bagaimana pemanfaatan bengkel praktik pembelajaran dasar listrik dan
elektronika?
5. Dengan ketersedian kelengkapan bengkel yang sekarang pada pembelajaran
dasar listrik dan elektronika, Adakah pengaruh minat belajar peserta didik?
6. Menurut Ibu/Bapak apakah siswa/siswi berperan aktif pada pembelajaran
dasar listrik dan elektronika pada saat praktik dibengkel?
7. Bagaimana antusias ketertarikan siswa/siswi mengikuti pembelajaran dasar
listrik dan elektronika pada saat praktik dibengkel?
8. Menurut Ibu/Bapak adakah perhatian siswa pada saat pembelajaran dasar
listrik dan elektronika pada saat praktik dibengkel?
9. Menurut Ibu/Bapak berapa persen minat siswa/siswi untuk belajar
pembelajaran dasar listrik dan elektronika dibengkel?
10. Faktor-faktor apa saja yang menimbulkan minat siswa dalam belajar
pembelajaran dasar listrik dan elektronika?
11. Faktor-faktor apa saja yang pengaruh terhadap minat siswa dalam belajar
pembelajaran dasar listrik dan elektronika?
12. Bagaimana hasil belajar siswa pada pembelajaran dasar listrik dan
elektronika?
Lampiran 2
Jawaban wawancara
No. Jawaban
Pertanyaan
Guru SMKS Guru SMKN 2 Banda
Muhammadiyah Banda Aceh
Aceh
1. Bagaimana Untuk bangunannya sudah Keadaan bengkel teknik
keadaan bengkel memadai, cuman kita listrik sudah mempunyai
di SMKS berhubung guru-gurunya ruang bagus, bersih dan
Muhammadiyah juga baru, dulu alatnya tertata rapi.
dan SMKN 2 lengkap kemudian
Banda Aceh? pergantian jabatan setelah
itu tidak ada laporan-
laporan lagi sehingga dari
kepala sekolah kembali
membangun dari pertama
jadi untuk bagian sound
speaker, peralatan tidak
terlalu banyak lagi, kita
membangun sedikit demi
sedikit.
2. Bagaimana Kalau dasar listrik dan Sudah lengkap dan
ketersedian elektronika bagian sudah bagus.
kelengkapan komponen-komponen
peralatan bengkel misalnya resistor,
dalam pada komponennya masih
praktik memadai , masih ada kalau
pembelajaran misalnya tidak ada masih
dasar listrik dan bisa di beli.
elekronika?

3. Apa saja peralatan Komponen Resistor, Menggunakan alat ukur


yang digunakan kapasitor, Transistor serta misalnya Avometer,
saat praktik Multimeter. Ampmeter, komponen
pembelajaran resistor, baterai .
dasar listrik dan
elektronika di
bengkel?

4. Bagaimana Ada, memanfaatkan dengan Pemanfaatan sesuai


pemanfaatan baik. jadwal disini 6 hari, 3
bengkel praktik teori, 3 hari di bengkel,
pembelajaran kemudian bengkel listrik
dasar listrik dan menggunakan sistem
elektronika? blok, kalau misalnya
dasar listrik senin, selasa
dan rabu, masuknya dari
jam 08:00 sampai jam
14:00 itu adalah
kegunaan bengkelnya,
jadi setiap kompetensi
pembelajaran itu tuntas,
sistem blok sudah lama
diterapkan untuk
menantisipasi agar
selesai setiap
kompetensi.
5. Dengan Kalau pengaruh itu ada Anak-anak disini mau
ketersedian kalau dasar listrik dan untuk belajar, minatnya
kelengkapan elektonika ada belajar ada
bengkel yang aplikasi dan simulasi siswa
sekarang pada suka tapi bagian teori
pembelajaran kurang jadi terkadang
dasar listrik dan terlalu tinggi bahasa materi
elektronika, yang dijelaskan siswa tidak
Adakah pengaruh sanggup memahaminya,
minat belajar jadi pemahaman siswa
peserta didik? minat siswa agak menurun,
kalau praktikumnya
misalnya solder siswa bisa,
cuman kalau dari bagian
teori dari siswa
menjelaskan apa yang
dipahami, harus ada guru
disamping, itu minatnya
dari belajar teori memang
rendah, kalau pratikum saja
tanpa tahu dulu dasarnya
siswa mau
6. Menurut Kalau praktikum iya, kalau Berperan aktif
Ibu/Bapak apakah teori sebagian siswa tidur,
siswa/siswi jadi ibu harus peragakan
berperan aktif simulasi langsung ada
pada alatnya
pembelajaran
dasar listrik dan
elektronika pada
saat praktik
dibengkel?
7. Bagaimana Kalau praktikum berminat Mereka bertanya kepada
antusias dan berantusias dan guru, kemudian guru
ketertarikan bersemangat, siswa suka memberi tahukan apa
siswa/siswi dengan praktikum. siswa anak-anak yang tidak
mengikuti ketika praktikum banyak tahu, kemudian kalau
pembelajaran yang mengajukan ada tugas anak-anak
dasar listrik dan pertanyaan bahkan per mengerjakannya, selesai
elektronika pada orang siwa yang bertanya. belajar anak-anak
saat praktik membuat laporan, dan
dibengkel? juga mengerjakan Pr
dengan hitung rumus-
rumus.
8. Menurut Ada Ya
Ibu/Bapak adakah
perhatian siswa
pada saat
pembelajaran
dasar listrik dan
elektronika pada
saat praktik
dibengkel?
9. Menurut Kalau di praktikum lebih Siswa 30 orang paling
Ibu/Bapak berapa dari 75%. yang tidak mau belajar 5
persen minat orang, anak tersebut
siswa/siswi untuk pindah-pindah tempat
belajar duduk saat belajar, jadi
pembelajaran 90% , kalau siswa tidak
dasar listrik dan mau belajar disini
elektronika tinggal kelas
dibengkel?
10. Faktor-faktor apa Faktor yang mempengaruhi Suka kalau alat ukur ini,
saja yang siswa banyak dikeluarga kalau tidak ada teori
menimbulkan dan juga pengaruh siswa tidak tahu kemana
terhadap minat jangkauan sekolahnya tujuannya, tapi kalau
siswa dalam dekat, kalau faktor didalam masuk praktek lebih
belajar yaitu siswa sangat suka senang.
pembelajaran dengan praktikum
dasar listrik dan
elektronika?
11. Faktor-faktor apa Pengaruh minat karena Banyak kali pengaruh
saja pengaruh siswa suka praktik saja, terhadap keluarga ada
terhadap minat kemudian misalkan yang pisah sama orang
siswa dalam teorinya sulit jadi minat tuanya, terlihat terjadi
belajar siswa menurun. perubahan karena
pembelajaran terlihat kurang semangat
dasar listrik dan pada salah satu anak
elektronika? ketika naik kelas.

12. Bagaimana hasil Sebagian siswa nilainya Hasilnya baik


belajar siswa pada bagus, dan sebagian siswa
pembelajaran nilainya kurang.
dasar listrik dan
elektronika?
Lampiran 3
Foto saat wawancara

Anda mungkin juga menyukai