ATA 2022/2023
CATU DAYA
Oleh:
Kelas 2IB03
UNIVERSITAS GUNADARMA
2023
LEMBAR PENGESAHAN
Kelas : 2IB03
Diperiksa Tanggal :
ii
ABSTRAK
(x + 42 + Lampiran)
Catu daya atau power supply merupakan suatu perangkat listrik yang mengubah
tegangan bolak-balik atau AC menjadi tegangan searah atau DC. Catu daya
sendiri berfungsi mensuplai energi listrik untuk perangkat elektronik yang
membutuhkan tegangan DC. Beberapa perangkat elektronik yang ada saat ini
banyak yang menggunakan tegangan DC, namun tegangan yang disediakan oleh
PLN berupa tegangan AC 220 Volt namun untuk alat-alat elektronika tertentu
tidak bisa langsung dikonsumsi akan tetapi harus disesuaikan dengan tegangan
yang diperlukan oleh peralatan tersebut. Dalam hal ini kita perlu suatu alat yang
dengan mudah mendapatkan tegangan DC yang nilainya relatif rendah dan lebih
efisien pengunaannya dari pada menggunakan baterai atau akumulator. Maka dari
itu adanya penelitian ini yang bertujuan untuk membuat dan merancang catu daya
dengan tegangan keluaran yang sebanding dengan +5V, -5V, +12V, -12V,
variabel +1,25 hingga +20V dan -1,25 hingga -20V agar dapat memenuhi
kebutuhan perangkat elektronik yang membutuhkan sumber tegangan DC yang
nilainya relatif kecil. Berdasarkan hasil pengujian di dapatkan bahwa tegangan
yang dihasilkan oleh catu daya ini mampu memberikan tegangan keluaran yang
sebanding dengan +4,94V, -4,97V, +11,12V, -12,08V, variabel +39,3mV hingga
+21,56V dan -1.25 hingga -20,98V dan mampu memenuhi kebutuhan tegangan
DC yang konstan dan lebih efisien penggunaannya.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya, serta telah memberikan nikmat sehat, ilmu pengetahuan dan umur
sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Catu Daya”.
Penulisan makalah ini dibuat untuk melengkapi tugas akhir Praktikum Elektronika
Dasar.
Terdapat beberapa kesulitan yang penulis alami pada penulisan ini mulai
dari keterbatasan kemampuan, tenaga, waktu, dan materi. Tanpa bantuan,
dorongan, petunjuk, serta saran yang membangun, sulit bagi penulis untuk
menyelesaikan Proyek Dasar Elektronika ini. Untuk itu, penulis tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada:
Semoga Allah SWT membalas budi dan jasa semua pihak yang telah
membantu dalam hal menyelesaikan Proyek Dasar Elektronika. Penulis
iv
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan ini. Oleh karena itu,
penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun, baik untuk
penulisan ini maupun penulis sendiri.
Akhir kata, semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,
termasuk penulis dan pembaca pada umumnya. Penulis juga berharap penulisan
ini dapat menjadi referensi untuk dikembangkan pada waktu yang akan dating,
sekian terima kasih.
Penulis
v
DAFTAR ISI
II.3 Dioda............................................................................................................. 9
vi
II.3.2 Light Emitting Diode (LED)................................................................. 11
II.8 Fuse............................................................................................................. 18
LAMPIRAN ......................................................................................................... 34
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.4 Hasil Pengujian Rangkaian Catu Daya Dengan Output +5V, -5V…29
Gambar 4.5 Hasil Pengujian Rangkaian Catu Daya Dengan Output +12, -12V...29
Gambar 4.6 Hasil Pengujian Rangkaian Catu Daya Dengan Output -1,25 Hingga -
20V……………………………………………………………………………….30
Gambar 4.7 Hasil Pengujian Rangkaian Catu Daya Dengan Output +1,25 Hingga
+20V……………………………………………………………………………...30
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
Catu daya atau power supply merupakan suatu perangkat listrik yang
mengubah tegangan bolak-balik atau AC menjadi tegangan searah atau DC. Catu
daya sendiri berfungsi untuk mensuplai energi listrik untuk perangkat elektronik
yang membutuhkan tegangan DC. Pada catu daya energi listrik yang masuk
terlebih dahulu diolah sebelum dialirkan ke perangkat elektronik yang
membutuhkan.
1
2
Dari latar belakang diatas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana cara merancang dan membuat catu daya dengan keluaran yang
bervariasi?
2. Bagaimana hasil output tegangan pada catu daya yang telah dirancang dan
dibuat?
3. Bagaimana cara kerja kerja catu daya yang sesuai dengan prinsipnya?
2. Tegangan keluaran yang dibuat adalah +5V, -5V, +12V, -12V, dan nilai
variabel yang didapat pada pengukuran pada potensio, yaitu +1,25V
hingga +20V, -1,25 hingga -20V.
1. Metode Observasi
2. Metode Literatur
3. Metode Dokumentasi
Uraian singkat mengenai struktur penulisan pada setiap bab adalah sebagai
berikut:
1. BAB I PENDAHULUAN
5. BAB V PENUTUP
TINJAUAN PUSTAKA
Catu daya atau sering disebut dengan Power Supply adalah perangkat
elektronika yang berguna sebagai sumber daya untuk perangkat lain. Rangkaian
catu daya adalah suatu rangkaian yang berfungsi untuk mengubah tegangan dari
sumber utama, yaitu listrik jala-jala dari PLN berbentuk gelombang bolak-balik
atau Alternating Current (AC) menjadi bentuk gelombang searah Direct Current
(DC) dengan nilai amplitudo sesuai kebutuhan bagian beban atau perangkat
listrik. [1]
Secara umum istilah catu daya berarti suatu sistem penyearah-filter yang
mengubah AC menjadi DC murni. Sumber DC seringkali dapat menjalankan
peralatan-peralatan elektronika secara langsung, meskipun mungkin diperlukan
beberapa cara untuk meregulasi dan menjaga suatu GGL agar tetap meskipun
beban berubah-ubah. Energi yang paling mudah tersedia adalah arus bolak-balik,
harus diubah atau disearahkan menjadi DC berpulsa (pulsating DC), yang
selanjutnya harus diratakan atau disaring menjadi tegangan yang tidak berubah-
ubah. Tegangan DC juga memerlukan regulasi tegangan agar dapat menjalankan
rangkaian dengan sebaiknya. Catu daya DC (power supply) suatu rangkaian
elektronik yang mengubah arus listrik bolak-balik menjadi arus listrik searah.
Catu daya merupakan bagian terpenting dalam elektronika yang memiliki fungsi
sebagai sumber tenaga listrik. Secara umum prinsip rangkaian catu daya terdiri
atas komponen utama, yaitu transformator, dioda dan kondensator. [2]
Catu daya pada umumnya masih menggunakan catu daya analog dimana
masih menggunakan putaran analog sehingga tidak mudah untuk mendapatkan
keluaran langsung sesuai dengan keinginan yang dibutuhkan pemakai. Selain itu
kestabilan yang masih kurang baik dan besarnya disipasi daya yang terjadi pada
catu daya analog menjadi latar belakang sehingga diperlukan pengembangan.
5
6
Secara garis besar, pencatu daya listrik dibagi menjadi dua macam, yaitu
pencatu daya tak distabilkan dan pencatu daya distabilkan. Pencatu daya tak
distabilkan merupakan jenis pencatu daya yang paling sederhana. Pada pencatu
daya jenis ini, tegangan maupun arus keluaran dari pencatu daya tidak distabilkan,
sehingga berubah-ubah sesuai keadaan tegangan masukan dan beban pada
keluaran. Pencatu daya jenis ini biasanya digunakan pada peranti elektronika
sederhana yang tidak sensitif akan perubahan tegangan. Pencatu jenis ini juga
banyak digunakan pada penguat daya tinggi untuk mengkompensasi lonjakan
tegangan keluaran pada penguat.
Catu daya dengan regulasi linier sedikitnya harus mempunyai tiga bagian
yaitu jaringan pembangkit tegangan acuan, jaringan pengendali dan komponen
elektronika. Pembangkit tegangan acuan menghasilkan tegangan acuan yang tidak
terpengaruh akibat perubahan tegangan masukan. Bagian kendali terbentuk dari
system untai tertutup dimana terdapat bagian umpan balik, penguat selisih dan
penguat kesalahan. Komponen elektronika yang digunakan berupa transistor
bipolar atau FET yang dapat melewatkan daya secara seri yang sering disebut
dengan komponen pelewat seri. [3] Peregulasian tegangan secara linier pada catu
daya dapat diperlihatkan pada Gambar 2.1 sebagai berikut:
7
sakelar biasanya diberikan rangkaian umpan balik agar tegangan dan arus yang
keluar dari rangkaian ini dapat dikontrol dengan baik.
II.2 Transformator
1, Transformator Step-Up
2, Transformator Step-Down
II.3 Dioda
Dioda memiliki fungsi yang unik yaitu hanya dapat mengalirkan arus satu
arah saja. Struktur dioda tidak lain adalah sambungan semikonduktor P dan N.
Satu sisi adalah semikonduktor dengan tipe P dan satu sisinya yang lain adalah
tipe N. Dengan struktur demikian arus hanya akan dapat mengalir dari sisi P
10
menuju sisi N. Sambungan PN dengan sedikit porsi kecil yang disebut lapisan
deplesi (depletion layer), dimana terdapat keseimbangan hole dan elektron.
Seperti yang sudah diketahui, pada sisi P banyak terbentuk hole-hole yang siap
menerima elektron. Sedangkan di sisi N banyak terdapat elektron-elektron yang
siap untuk bebas merdeka.
Lalu jika diberi bias positif, dengan arti kata memberi tegangan potensial
sisi P lebih besar dari sisi N, maka elektron dari sisi N dengan serta merta akan
tergerak untuk mengisi hole di sisi P. Tentu kalau elektron mengisi hole disisi P,
maka akan terbentuk hole pada sisi N karena ditinggal elektron. Ini disebut aliran
hole dari P menuju N, jika menggunakan terminologi arus listrik, maka dikatakan
terjadi aliran listrik dari sisi P ke sisi N. Jika polaritas tegangan dibalik yaitu
dengan memberikan bias negatif (reverse bias). Dalam hal ini, sisi N mendapat
polaritas tegangan lebih besar dari sisi P. Maka tidak akan terjadi perpindahan
elektron atau aliran hole dari P ke N maupun sebaliknya. Karena baik hole dan
elektron masing-masing tertarik ke arah kutub berlawanan. Bahkan lapisan deplesi
(depletion layer) semakin besar dan menghalangi terjadinya arus. [8]
karena ukuran yang kecil, cara pemasangan praktis, serta konsumsi listrik yang
rendah. Salah satu kelebihan LED adalah pemakaian daya yang relative kecil. [6]
II.4 Kapasitor
II.5 IC Regulator
switching mampu melakukan fungsi yang sama untuk mengubah input yang
belum diatur menjadi output yang sudah diatur. [11]
dibuat output dari +1.25V...420V dan untuk LM337 dibuat output dari -1.25V...-
20V.
II.7 Resistor
Kapasitas daya pada resistor merupakan nilai daya maksimum yang mampu
dilewatkan oleh resistor tersebut. Nilai kapasitas daya resistor ini dapat dikenali
dari ukuran fisik resistor dan tulisan kapasitas daya dalam satuan Watt untuk
resistor dengan kemasan fisik besar. Menentukan kapasitas daya resistor ini
penting dilakukan untuk menghindari resistor rusak karena terjadi kelebihan daya
yang mengalir sehingga resistor terbakar dan sebagai bentuk efisiensi biaya dan
18
Keterangan:
II.8 Fuse
II.9 Potensiometer
kaki W (kaki tengah) memiliki kontak yang dapat bergeser sepanjang hambatan A
dan B, sehingga bila kontak digeser maka hambatan AW dan W-B akan berubah.
BAB III
IC REGULATOR
Pada diagram diatas dijelaskan alur kerja catu daya menurut bagan-bagan pada
rangkaian. Dimana input didapat dari tegangan PLN 220 V. Lalu masuk ke bagian
proses, pada tahap pertama tegangan yang masuk diturunkan oleh trafo step down.
Lalu teganngan disearahkan (rectifier) yang terdiri dioda bridge, filter yang terdiri
dari kapasitor, penguat arus oleh TIP, regulator terdiri dari beberapa IC, dan
output yang dihasilkan, yaitu +5VDC, -5VDC, +12VDC, -12VDC dan +variabel
dan –variabel, LED, dan kipas 5VDC.
1. Input
Input pada catu daya adalah bagian yang penting karena pada
bagian input berfungsi sebagai penyuplai tegangan 220VAC.
21
22
2. Proses
3. Output
III.3 Flowchart
Pada rangkaian catu daya ini didapat input dari jala-jala PLN 220VAC.
Oleh transformator step down di turunkan tegangannya menjadi berbagai macam
kebutuhan. Pada rangkaian ini tegangan sekunder yang digunakan adalah 12VAC,
18VAC, dan 25VAC. Tegangan 12VAC di gunakan untuk suplai catu daya
keluaran 5VDC. Tegangan 18VAC digunakan untuk suplai catu daya keluaran
12VDC dan 25VAC untuk suplai catu daya variabel.
Filter pada rangkaian catu daya berfungsi untuk mengurangi ripple dari
rectifier. Filter tipe kapasitor menghasilkan tegangan keluaran DC yang sama
dengan nilai puncak tegangan rectifier. Prinsip filter kapasitor adalah proses
pengisian dan pengosongan kapasitor. Saat dioda forward, kapasitor terisi dan
tegangannya sama dengan periode ayunan tegangan sumber. Pengisian
berlangsung sampai nilai maksimum, pada saat itu tegangan IC sama dengan Vp
Pada ayunan turun ke arah reverse, kapasitor akan mengosongkan muatannya.
Jika tidak ada beban, maka nilainya konstan dan sama dengan Vp, tetapi jika ada
beban maka keluarannya (Vout) memiliki sedikit ripple akibat kondisi
pengosongan.
25
Setelah tegangan dari filter sudah tidak ada ripple maka akan di regulasi
oleh IC Regulator. Bila IC yang digunakan adalah LM7805 maka pada output
akan menghasilkan tegangan 5VDC yang nilainya tetap. Namun bila ingin
menghasilkan tegangan output -5VDC digunakan IC LM7905. Kode IC LM78xx
menunjukkan IC tersebut menghasilkan tegangan DC dengan polaritas positif.
Sedangkan IC dengan kode LM79xx menghasilkan tegangan DC dengan polaritas
negatif.
Saat dilakukan uji ukur pada alat kami mengalami hasil keluaran output
yang tidak sesuai dengan yang kita kehendaki, yaitu pada output +12VDC.
Kemudian kami coba analisa dan cari tau penyebabnya ternyata terdapat
kesalahan pada output setelah dipasang kipas DC 12V tegangan output yang
dihasilkan menjadi drop tegangan menjadi 6V. Lalu kami menganalisa dengan
mengganti beberapa komponen, seperti IC dan TIP lalu tegangan menjadi 9V.
Lalu kita mencoba kipas 5V disambungkan ke output rangkaian 5V dan
menghasilkan tegangan +4.94V.
Setelah itu kami ukur kembali semua jenis output tegangan untuk
memastikan nilainya. Didapat dari hasil pengukuran untuk output +5VDC, -
5VDC = +4.94VDC. -4.97VDC. Untuk output tegangan +12VDC, -12VDC, =
+11.12VDC, -12.08VDC. Sedangkan untuk keluaran tegangan yang variabel dari
+1.25VDC dan nilai maksimum +20V DC sudah sesuai begitu pun yang nilai
polaritas negatifnya sudah sesuai yaitu -1.25V DC dan -20V DC, sehingga bisa
dikatakan bahwa pada penulisan ini didapat output tegangan adalah sebagai
26
Berikut ini adalah cara kerja dari catu daya yang telah dibuat:
1. Hubungkan kabel power dengan kotak kontak.
2. Tekan tombol sakelar pada catu daya dibagian belakang.
3. Pastikan LED indikator pada catu daya menyala.
27
28
Pada bab ini merupakan hasil dari pengujian terhadap catu daya yang telah
dibuat. Dengan menghubungkan catu daya pada kotak kontak PLN dengan
menghubungkan kabel. Untuk keamanan pemakaian digunakan tombol sakelar
untuk menghidupkan catu daya. Jepitlah kabel pada terminal penjepit yang telah
disediakan sesuai tegangan yang diinginkan. Apabila ingin menggunakan catu
daya variabel putar potensiometer hingga mendapat tegangan yang diharapkan.
Tekan tombol sakelar untuk mematikan catu daya hanya sesaat. Tidak perlu
melepaskan penghubung pada kotak kontak.
Pada pengujian ini untuk mengetahui tegangan output catu daya yang akan
diberikan ke rangkaian sistem. Pengujian catu daya dengan output yang
dibutuhkan adalah +5V, -5V, +12V, -12V, dan nilai variabel yang didapat pada
pengukuran pada potensio, yaitu +1,25V hingga +20V, -1,25 hingga -20V.
Gambar 4.4 Hasil pengujian rangkaian catu daya dengan output +5V, -5V
Pengujian catu daya yang dibutuhkan selanjutnya adalah +12V dan -12V.
Pada hasil pengujian terlihat pada Gambar 4.5 pengujian tegangan yang terukur
pada catu daya adalah +11,12VDC dan -12,08VDC.
Gambar 4.5 Hasil pengujian rangkaian catu daya dengan output +12, -12V
Gambar 4.6 Hasil pengujian rangkaian catu daya dengan output -1,25 hingga -
20V
Gambar 4.7 Hasil pengujian rangkaian catu daya dengan output +1,25 hingga
+20V
31
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
1. Pada penelitian ini kami berhasil merancang catu daya (power supply),
yaitu sebagai pengubah tegangan AC (bolak-balik) menjadi tegangan DC
(searah) dengan membuat keluaran tegangan yang dikehendaki, yaitu +5V,
-5V, +12V, -12V, variabel +1.25 hingga +20 dan -1.25 hingga -20V.
2. Hasil evaluasi terhadap tegangan keluaran catu daya telah mampu bekerja
sesuai dengan prinsipnya, jika ada perbedaan selisih hasil keluaran
tegangan sebesar nol koma sekian, dikarenakan antara nilai yang tertera
pada komponen tidak sesuai atau jalur rangkaian PCB yang salah dan
toleransi dengan nilai pada saat dilakukan pengukuran secara langsung.
V.2 Saran
32
DAFTAR PUSTAKA
[1] Ulfa, N., Julaipah, & Anggoro, A. F., “Pengaruh Nilai Tegangan Masukan
Terhadap Regulasi Tegangan Pada IC 7805 Sebagai Positive Voltage
Regulator”, Media Elektrik, No. 1, Vol. 11, Semarang, 2018, hlm. 14-19.
[2] Sitohang, E. P., Mamahit, D. J., & Tulung, N. S., “Rancang Bangun Catu
Daya DC Menggunakan Mikrokontroler ATmega 8535”, Jurnal Teknik
Elektro dan Komputer, No. 3, Vol. 5, Manado, 2016, hlm. 135-142.
[3] Tohir, Nurul Ilmi., ”Rancang Bangun Catu Daya Digital Menggunakan Buck
Converter Berbasis Mikrikontroler Arduino”,
http://digilib.unila.ac.id/22516/3/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMB
AHASAN.pdf, 2016, Tanggal Akses: 15 Mei 2023.
[4] Permata, E., & Lestarai, I., “Mainttenence Preventive Pada Transformator
Step-Down AV05 Dengan Kapasitas 150K Di PT. Krakatau Daya Listrik”,
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP, No. 1, Vol 3, Serang, 2020,
hlm. 485-493.
[5] Arpin, R. M., & Adriani., “Rancang Bangun Modul Laboratory Dual Voltage
Power Supply”, Dewantara. J. Tech, No. 1, Vol. 2, Palopo, 2021, hlm. 48-
53.
[6] Anonim, Memasang Catu Daya Arus Searah (DC Power), Cetakan Pertama,
Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan Dan Produktivitas Direktorat Bina
Standardisasi Kompetensi Dan Pelatihan Kerja, Jakarta, 2018.
[7] Ali, M., Aplikasi Elektronika Daya Pada Sistem Tenaga Listrik, Edisi
Pertama, UNY Press, Yogyakarta, 2018.
[8] Rumimper, R., Reynold, S. R., & Mamahit, D. J., “Rancang Bangun Alat
Pengontrol Lampu Dengan Bluetooth Berbasis Android”, Journal Teknik
Elektro dan Komputer, No. 3, Vol. 5, Manado, 2016, hlm 24-33.
[9] Oktavia, D. P., Hamzah, Y., S, R. N., & Umar, L., “Karakteristik Dan
Simulasi Dioda PN Mempergunakan Alat Uji Otomatis Berbasis
Mikrokontroler Atmega 8A”, Jurnal Komunikasi Fisika Indonesia (KFI),
April, Riau, 2016, hlm. 781-786.
[10] Kurniawan, D. H., Mujiman, & Handajadi, W., “Analisis Penambahan
Transformator Daya BARU (60MVA) Untuk Menambah Suplai Daya Era
Distribusi Pada Gardu Induk Kentungan 150KV”, Jurnal Elektrikal, No. 1,
Vol. 4, Yogyakarta, 2017, hlm 65-73.
[11] Regivan, R., & Almasri., “Analisis Perbandingan IC Regulator Linier
Dengan IC Regulator Switching Dalam Rangkaian Regulator Tegangan
Pada Power Supply DC”, Journal Of Multidicsiplinary Research and
Development, Vol. 1, Padang, 2019, hlm 1090-1099
33
LAMPIRAN
34
Lampiran 2. Gambar Rangkaian Skematik Catu Daya.
35
Lampiran 3. Gambar 3D Rangkaian Variabel
36
Lampiran 5. Gambar 3D Rangkaian +5V, -5V, +12V, -12V
37
Lampiran 7. Datasheet Dioda Bridge
38
Lampiran 8. Datasheet TIP 2955
39
Lampiran 9. Datasheet IC LM7805
40
Lampiran 11. Datasheet IC LM7812
41
Lampiran 13. Datasheet IC LM317
42