TUGAS AKHIR
Oleh :
Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Memenuhi Derajat Ahli Madya (Amd) Pada
Program Studi Teknik Listrik
Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Samarinda
Oleh:
Pinang Samarinda
Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya
sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan
dengan benar.
Jika dikemudian hari terbukti ditemukan unsur plagiarisme dalam Laporan Tugas
Akhir ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
Menyetujui:
Mengesahkan:
iii
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI
Dewan Penguji:
Penguji I,
Nama : Ir. H. Bahtiar., MT
NIP : 19611223 199003 1 002
Penguji II,
Nama : Ir. Cornellius Sarri., MT
NIP : 19610916 199303 1 003
Penguji III,
Nama : Subir, ST., MT
NIP : 19731214 200501 1 002
Mengetahui:
Ketua Jurusan Teknik Elektro, Ketua Program Studi DIII Teknik Listrik
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan salah
satu syarat kurikulum Politeknik Negeri Samarinda Jurusan Teknik Elektro Program
Studi Teknik Listrik tahun akademik 2016/2017. Adapun proposal ini penulis
Pinang Samarinda”.
Tujuan dari penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai persyaratan untuk
Negeri Samarinda.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini tidak luput dari
kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan masukan serta
saran-saran yang membangun, sehingga proposal tugas akhir ini menjadi bermanfaat di
Tugas akhir ini dapat terselesaikan tidak lepas dari bantuan, saran dan masukan
dari berbagai pihak baik secara langsung dan tidak langsung. Oleh karena itu pada
1. Allah SWT yang selalu memberikan nikmat yang tak terhingga serta selalu
2. Bapak dan Ibu kedua orang tua yang saya cintai serta adik-adik yang saya sayangi.
v
5. Ibu Hj. Verra Aullia, ST., MT selaku pembimbing I yang telah banyak membantu
dan memberikan ilmu, dorongan serta saran-saran yang sangat berguna bagi
penulis sehingga penulisan laporan tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik,
dan memberikan ilmu, dorongan serta saran-saran yang sangat berguna bagi
penulis sehingga penulisan laporan tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik,
7. Bapak Ir. H. Muhammad Zainuddin, MT, Ibu Hj. Verra Aullia, ST., MT, dan
Bapak Ir. H. Arbain, MT selaku Tim Tugas Akhir (TA) Jurusan Teknik Elektro.
8. Seluruh Dosen dan Staff Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Samarinda yang
perkuliahan,
9. Buat teman-teman saya khususnya kelas Elektro VI A dan angkatan 2014 yang
telah membantu dan memberikan semangat agar laporan tugas akhir ini dapat
terselesaikan,
Penulis berharap semoga tugas akhir ini nantinya dapat diterima dan berguna
Penulis menyadari masih banyak hal yang perlu untuk disempurnakan, karena
mengharapkan semoga dengan adanya tugas akhir ini dapat diterima dan bermanfaat
Penulis
vi
ABSTRAK
Penerangan jalan umum menggunakan tenaga surya adalah suatu fasilitas vital
yang dibutuhkan oleh masyarakat modern, serta menigkatkan keamanan dan
keselamatan pengguna jalan pada malam hari. Penerangan jalan umum menggunakan
tenaga surya merupakan sebuah alternatif yang murah dan hemat untuk digunakan
sebagai sumber listrik penerangan karena menggunakan sumber energi gratis dan tak
terbatas dari alam yaitu energi matahari. Lampu yang digunakan pada perencanaan
penerangan jalan umum menggunakan tenaga surya ini menggunakan jenis lampu LED
jenis hi-power yang sangat terang, hemat energy. Perencanaan penerangan jalan umum
tenaga surya menggunakan jenis tiang lengan ganda serta penempatan pada bagian
median jalan, pada tiang lampu terdapat 2 unit modul surya dengan kapasitas 245 Wp
dengan menggunakan jenis polikristal, 2 unit lampu LED dengan daya 50 W, 2 unit
baterai VRLA GEL dengan kapasitas 200 Ah, 2 unit Solar Charger Controller dengan
kapasitas 20 A, serta menggunakan jenis kabel NYM 3 x 1,5 mm2 dan kabel NYAF 1 x
1,5 mm2.
Kata Kunci : Penerangan Jalan Umum, Modul Surya, Lampu LED, Solar Charger
Controller, dan Baterai.
vii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
viii
2.5.1 Solar Cell ............................................................................. 12
ix
2.5.7.3 Kemampuan Hantar Arus ...................................... 46
BAB IV PEMBAHASAN
4.2 Menentukan Jumlah Titik Tiang Lampu PJU Tenaga Surya .......... 62
4.4 Menentukan Sudut Stang Ornamen & Sudut Kemiringan Modul ... 69
BAB V PENUTUP
x
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Penentuan Sudut Stang Ornamen Terhadap Lebar Jalan ................ 71
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.3 Rencana Anggaran Biaya Perencanaan Jalan Umum Tenaga Surya .. 81
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
memicu tumbuh terciptanya sarana dan prasarana insfrastuktur yang harus memadai
dengan sarana umum yang lebih baik maka perekonomian daerah di Indonesia akan
mengarah kelebih baik lagi. Salah satu sarana umum yang paling vital adalah jalan
raya, dimana jalan raya merupakan suatu media penghubung antar daerah satu ke
daerah yang lain. Bagi daerah yang telah terjangkau PLN mungkin tidak masalah
dengan sarana ini, karena segala macam rutinitas dan pemakai jalan raya pada malam
hari dibantu dengan Penerangan Jalan Umum atau PJU dari PLN untuk kegiatan para
pelaku kegiatan ekonomi. Namun kegiatan ekonomi suatu daerah bisa terhambat jika
daerah tersebut jalannya belum didukung dengan sarana lampu PJU ( Penerangan Jalan
Umum ) yang baik dan memadai. Maka dari itu timbul pemikiran untuk mengalihkan
sistem pembangkitan yang berasal dari energi tak terbaharukan menuju pembangkit
alternatif yang murah dan hemat untuk digunakan sebagai sumber listrik penerangan
karena menggunakan sumber energi gratis dan tak terbatas dari alam yaitu energi
yang berfungsi menerima cahaya ( sinar ) matahari yang kemudian diubah menjadi
listrik melalui proses photovoltaic. Lampu ini secara otomatis dapat mulai menyala
2
pada sore hari dan padam pada pagi hari dengan perawatan yang mudah dan efisien
Lampu Jalan Tenaga Surya menggunakan Lampu LED jenis hi-power yang
sangat terang, hemat energi dan tahan lama. Terang tidaknya suatu penerangan
biasanya diukur dalam satuan lumen yang merupakan satuan luminasi flux. Sedangkan
bila perangkat penerangannya sudah terpasang maka kekuatan cahaya( iluminasi rata-
rata ) yang sampai ke obyek biasanya diukur dalam satuan lux atau lumen/m2. Untuk
aplikasi Penerangan Jalan Umum ( PJU ) biasanya diukur dalam flux per berapa meter
diberbagai tempat, antara lain : jalan umum, lampu taman, area kampus, lingkungan
perumahan, area SPBU, area pabrik, lampu penerangan daerah wisata, lampu dermaga,
lampu area perparkiran, lampu jalan raya terpencil, lampu jalan pedesaan, lampu
umum dengan sumber energi terbarukan, bebas biaya perawatan dan berumur
ekonomis lama. Dengan sistem pemasangan yang cepat dan mudah, PJU LED Tenaga
Surya dapat menjadi solusi yang cepat dalam mengatasi kebutuhan penerangan jalan
umum.
Dengan menggunakan perangkat ini, kita sudah memiliki sumber energi sendiri
tanpa ketergantungan dengan pihak lain, hemat BBM, dan ramah lingkungan. PJU
Tenaga Surya beroperasi secara mandiri dan tidak memerlukan kabel jaringan
antar tiang sehingga installasinya menjadi sangat mudah, praktis, sangat ekonomis dan
tentunya dapat terhindar dari black out total jika terjadi gangguan.
3
Sebagai bahan studi kasus dalam Tugas Akhir ini yaitu pemasangan PJU pada
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang terkait seperti
Pemerintah Daerah dan kontraktor agar mengetahui lebih jauh mengenai instalasi PJU
sehingga dapat mengurangi masalah yang timbul dalam pemasangan instalasi PJU.
Atas dasar itulah penulis mengangkat proposal tugas akhir dengan judul
perencanaan penerangan jalan umum tenaga surya ini dapat diuraikan diantaranya
sebagai berikut :
2. Bagaimana menentukan daya lampu yang digunakan pada penerangan jalan umum
3. Bagaimana menentukan kapasitas Solar cell, Baterai, dan Solar Charge Controller
yang digunakan ?
Tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan judul tugas akhir ini yaitu :
1. Perencanaan sistem penerangan lampu jalan tenaga surya ( PJU Tenaga Surya )
2. Menentukan tata letak lampu jalan untuk penerangan jalan umum pada Jalan
3. Menghitung daya modul surya, kapasitas baterai dan solar charge controller.
4. Menghitung luas penampang kabel dan menentukan jenis kabel yang digunakan.
Maksud dari batasan masalah disini agar terarah pada tujuan yang dibahas dan
agar tidak menyimpang dari permasalahan. Maka didalam penulisan tugas akhir ini
hanya membahas tentang instalasi Penerangan Jalan Umum Pada Jalan P.Suryanta
Kelurahan Bukit Pinang Samarinda dan berikut ini adalah batasan masalahnya :
yang berlokasi di Jalan P.Suryanata Kelurahan Bukit Pinang Samarinda, dari lokasi
3. Menggunakan rumus baku yang sudah jadi yang terdapat dalam buku refrensi.
4. Penerangan jalan umum menggunakan tenaga surya ini menggunakan jenis lampu
LED.
Penulisan laporan tugas akhir ini diharapkan memiliki manfaat dan kegunaan
yaitu :
tenaga konvensional.
Sistematika dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini dapat diuraikan secara
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan,
Bab ini menjelaskan tentang landasan teori yang digunakan sebagai bahan
acuan dalam penjelasan, analisa data perencanaan tugas akhir, Dimana terdapat
(PJU ).
Bab ini menjelaskan tentang waktu dan lokasi penulisan, jenis dan sumber data
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum lokasi, objek, dan subjek
perencanaan fokus yang menjadi tujuan dan perencanaan yang akan dilakukan.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan simpulan dari hasil yang telah dicapai, dan berisikan saran
yang dibuat berdasarkan pengalaman penulis yang ditunjukan kepada para mahasiswa
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TEORI DASAR
Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJUTS) adalah penerangan jalan umum
dimana daya listrik untuk lampu disuplai oleh sistem mandiri yang diperoleh dari
energi matahari. Banyak istilah Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJUTS) yang
dipakai. Ada yang menyingkatnya dengan istilah PJUTS, ada juga yang menyebut
dengan istilah PJU Solar Cell. Namun pada intinya semua istilah itu akan mengacu
pada komponen utama penghasil daya yang ada dalam sistem suplai daya dari PJU
Meskipun namanya penerangan jalan umum namun prinsip utama PJU adalah
menerangi suatu kawasan tertentu pada lusa bidang tertentu pula. Dengan demikian
PJU dapat juga diaplikasikan kepada bentuk penerangan lain diluar penerangan jalan.
1. Lampu jalan, baik jalan umum, jalan tol maupun jalan lingkungan.
3. Lampu fasilitas transportasi seperti, terminal bis, pelabuhan laut, bandar udara.
4. Lapangan, seperti lapangan parkir, lapangan olahraga, lapangan peti kemas, dll.
pertambangan, dll.
Bicara mengenai PJU Tenaga Surya tentu akan membuat kita bertanya, apa
keunggulan dan kekurangannya. Demikian juga dengan masalah harga dan biaya
perawatan rutin, sebab hal ini akan sangat memnentukan penerapan PJU Tenaga Surya
8
dan jika sudah diterapkan untuk memastikan bahwa PJU yang satu ini akan memiliki
usia pakai yang panjang dengan biaya operasional rutin yang tidak memberatkan.
Sistem listrik tenaga surya secara umum tidak memberikan konstribusi terhadap
perubahan iklim dibumi ini dikarenakan sistem listrik tenaga surya tidak
memancarkan gas rumah kaca yang berbahaya seperti karbon dioksida. Selain itu
sistem listrik tenaga surya juga tidak menyebabkan polusi suara (tidak berisik).
Energi yang digunakan atau dimanfaatkan oleh sistem tenaga surya adalah energi
alternatif yang melimpah (sinar matahari). Matahari adalah sumber energi yang
tidak terbatas. Dalam konteks indonesia sebagai negara yang berada disekitar
khatulistiwa, matahari bersinar sepanjang tahun sehingga energi dari matahari ini
Sifat mandiri dari jaringan listrik PLN menjadikan keuntungan terbesar PJU ini.
Dengan kemandirian tersebut, maka PJU tenaga surya dapat dipasang dimana saja
selama panel surya sebagai penangkap sinar matahari tidak terhalangi oleh
bayangan benda apapun. Untuk jalan lalu lintas yang tidak sejajar dengan jaringan
PJU tenaga surya mengadopsi semangat efesiensi energi sehingga salah satu faktor
utama dan menjadi keuntungan PJU ini adalah usia pakai haruslah cukup panjang
contoh, panel surya rata-rata memiliki usia pakai sampai dengan 25 tahun dengan
degradasi efesiensi hanya 10%. Contoh lainnya adalah penggunaan lamppu LED
dengan usia pakai sampai dengan 50.000 jam atau jika PJU menyala selama 10 jam
sehari, maka usia pakai maksimum lampu LED ini bisa mencapai lebih dari 13
tahun.
Banyak yang mengatakan bahwa PJU tenaga surya bebas perawatan, namun saya
tidak sepakat dengan penggunaan istilah bebas tersebut. Akan lebih tepat
Adapun perawatan PJU tenaga surya akan sangat tergantung pada kondisi lokasi
Harus diakui biaya investasi awal PJU tenaga surya jika dibandingkan dengan PJU
konvensional akan terasa relatif lebih mahal. Namun dengan skala produksi masal
yang dilakukan oleh China pada beberapa tahun belakangan ini, secara perlahan
namun pasti investasi pembangkit listrik tenaga surya (termasuk PJU) mengalami
10
mahalnya biaya investasi ini, bisa dijawab dengan melakukan komprasi biaya
dalam rentang waktu tertentu antara PJU tenaga surya dan PJU konvensional. PJU
tenaga surya memang relatif mahal diawal, namun dengan biaya rutin yang terus
2. Tergantung cuaca
tentu akan berkurang yang berakibat pada tidak optimalnya konversi energi yang
terjadi. Untuk menghadapi hal tersebut, pemilihan panel surya menjadi sesuatu
posisi lokasi terhadap matahari dari kekuatan radiasi matahari dilokasi tersebut.
Dalam konteks Indonesia, secara umum faktor matahari tidaklah terlalu signifikan
kecil seperti diBogor, Jawa Barat yang radiasinya hanya sekitar 2,5 KWh/m 2/hari
Sumber:slideshare.net/hexamitra/presentasi-pjuts-penerangan-jalan-umum-listrik-tenaga-surya
Cara kerja dari PJU Tenaga Surya yakni mengubah cahaya matahari menjadi
energi listrik. Dengan lampu LED yang menggunakan energi matahari merupakan
sisteem penerangan jalan alternatif yang menggunakan sumber energi terbarukan dan
hemat energi. Sumber energi diperoleh dari konversi energi cahaya matahari menjadi
Pada siang hari ketika matahari bersinar terang, solar cell akan mengubah energi
matahri menjadi energi listrik. Energi listrik ini akan dialirkan ke baterai dengan
berfungsi untuk mengendalikan pengisian energi listrik pada baterai, jika baterai telah
penuh maka SC Controller akan memutuskan pengisian listrik dari solar cell.
Pada malam hari lampu LED akan menyala dengan pasokan listrik dari baterai.
Tentu saja solar cell tidak lagi memasok listrik pada saat ini karena tiak ada sinnar
matahari.
Sistem solar cell yang digunakan pada penerangan jalan memiliki cara kerja yang
mirip dengan sistem solar cell pada umumnya, yaitu solar cell dipakai sebagai sumber
energi dari suatu alat dan kelebihan energi yang dihhasilkan akan disimpan pada baterai
sebagai cadangan energi. Namun pada penerangan jalan karena hanya digunakan pada
malam hari, maka ketika solar cell mendapatkan energi akan langsung disimpan pada
baterai, dan ketika malam hari baterai akan men-supply kebutuhan energi untuk lampu
LED.
komponen untuk menjadi suatu sistem PJUTS. Komponen yang diperlukan adalah
sebagai berikut :
12
Sel surya merupakan sebuah perangkat yang mengubah energi sinar matahari
menjadi energi listrik dengan proses efek fotovoltaic, karenanya dinamakan juga sel
fotovoltaic (Photovoltaic cell - disingkat PV). Tegangan listrik yang dihasilkan oleh
sebuah sel surya sangat kecil, sekitar 0,6 V tanpa beban (open circuit) atau 0,45 V
dengan beban. Untuk mendapatkan tegangan listrik yang besar sesuai keinginan
diperlukan beberapa sel surya yang tersusun secara seri. Jika 36 keping sel surya
tersusun seri, akan menghasilkan tegangan nominal sekitar 16 V. Tegangan ini cukup
untuk digunakan mengecas aki 12 V. Untuk mendapatkan tegangan keluaran yang lebih
besar lagi maka diperlukan lebih banyak lagi sel surya. Gabungan dari beberapa sel
surya ini disebut Panel Surya atau Modul Surya (Solar Modul or Solar Panel). Susunan
sekitar 10 - 20 atau lebih Panel Surya akan dapat menghasilkan arus tegangan tinggi
yang cukup untuk kebutuhan rumah tangga. Namun perlu dicatat tegangan yang
dihasilkan oleh sel surya atau panel surya adalah tegangan DC.
Sumber:sanfordlegenda.blogspot.co.id/2013/10/Solar-cells-Jenis-jenis-sel-surya.html
Merupakan panel yang paling efisien yang dihasilkan dengan teknologi terkini
& menghasilkan daya listrik persatuan luas yang paling tinggi. Monokristal dirancang
untuk penggunaan yang memerlukan konsumsi listrik besar pada tempat-tempat yang
beriklim ekstrim dan dengan kondisi alam yang sangat ganas. Memiliki efisiensi
sampai dengan 15%. Kelemahan dari panel jenis ini adalah tidak akan berfungsi baik
ditempat yang cahaya mataharinya kurang (teduh), efisiensinya akan turun drastis
Sumber:armand10dma.blogspot.co.id/2011/08/panel-surya.html
Merupakan panel surya yang memiliki susunan kristal acak karena dipabrikasi
dengan proses pengecoran. Tipe ini memerlukan luas permukaan yang lebih besar
dibandingkan dengan jenis monokristal untuk menghasilkan daya listrik yang sama.
Panel suraya jenis ini memiliki efisiensi lebih rendah dibandingkan tipe monokristal,
Sumber:armand10dma.blogspot.co.id/2011/08/panel-surya.html
2.5.1.3 Amorphous
lapisan tipis atau thin film. Ketebalannya sekitar 10μm (micron) dalam bentuk modul
surya. Efisiensi sel dengan silikon amorfous berkisar 6% sampai dengan 9%.
Sumber:armand10dma.blogspot.co.id/2011/08/panel-surya.html
listrik, sehingga dua kali lebih efektif dibandingkan silikon. Efisiensi ini membuat
gallium arsenide menjadi bahan pilihan untuk membangun sel surya pesawat ruang
Sumber:armand10dma.blogspot.co.id/2011/08/panel-surya.html
Adapun kebutuhan daya panel surya dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
E = 2 × P × t…………………………………………………………………………(2.1)
Untuk mengetahui berapa lama penyinaran matahari dalam satu hari maka dapat
4,8
Insolasi Surya (Matahari ) = Lama Penyinaran Matahari x ...………………(2.2)
60
Dari rumus diatas maka dapat dijelaskan nilai 4,8 ialah rata-rata radiasi matahari di
Indonesia sebesar 4,8 kWh/m2/hari, serta konversi nilai dari jam ke menit yaitu sebesar
60 menit.
Maka :
E
Kapasitas Modul Surya = ...……………………………(2.3)
Insolasi Surya ( Matahari )
16
Keterangan :
P = Total Daya ( W )
Dengan persamaan yang terdapat diatas maka dapat ditentukan kapasitas modul surya
kapasitas modul surya yang digunakan sesuai yang ada dipasaran dengan melihat data
Max
Dimensi
Pmax Ipm Vpm Isc Voc Power Sys Berat
Model PxLxT
(W) (A) (V) (A) (V) Tolerance Voltage (Kg)
(mm)
(V)
POLY
SIP-10 10 0.58 17.64 0.67 21.95 ± 5% 1,000 350 x 310 x 35 1.4
SIP-20 20 1.17 17.64 1.30 21.53 ± 5% 1,000 350 x 538 x 35 2.6
SIP-35 35 1.96 18.32 2.10 22.07 ± 5% 1,000 412 x 666 x 35 3.4
SIP-45 45 2.52 18.00 2.66 21.85 ± 5% 1,000 666 x 535 x 35 4.3
SIP-60 60 3.92 18.43 3.50 22.18 ± 5% 1,000 652 x 666 x 35 5.3
SIP-110 110 5.95 18.54 6.34 22.28 ± 5% 1,000 1128 x 665 x 35 8.8
SIP-145 145 7.89 18.40 8.40 22.18 ± 5% 1,000 1479 x 665 x 38 12.4
SIP-245 245 9.94 30.90 8.46 37.14 ± 5% 1,000 1637 x 987 x 45 19
MONO
SIM-50 50 2.67 18.90 2.90 22.54 ± 5% 1,000 987 x 544 x 35 4.5
SIM-90 90 4.84 18.61 5.20 22.32 ± 5% 1,000 1200 x 527 x 35 7.5
SIM-100 100 5.33 18.90 5.80 22.54 ± 5% 1,000 1002 x 665 x 35 8.5
SIM-150 150 8.10 18.56 8.70 22.76 ± 5% 1,000 1479 x 666 x 35 12.4
SIM-200 200 8.77 23.00 9.00 31.40 ± 5% 1,000 1320 x 980 x 45 14.7
SIM-260 260 8.37 31.41 8.80 38.62 ± 5% 1,000 1637 x 987 x 45 19
Sumber :Merencanakan PJU Tenaga Surya, PT. Hexamitra Daya Prima
1) 2.1 – 2.5.3 (Raymond Simanjorang. 2015. Merencanakan PJU Tenaga Surya : PT. Hexamitra Daya
Prima & Hasnawiya Hasan. 2012. Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Di Pulau Saugi :
Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan ).
17
2.5.2 Baterai
Baterai adalah obyek kimia penyimpanan arus listrik. Dalam sistem solar cell,
energi listrik dalam baterai digunakan pada malam hari dan hari mendung. Karena
intensitas sinar matahari bervariasi sepanjang hari, baterai memberikan energi yang
konstan. Baterai tidak seratus persen efesien, beberapa energi hilang seperti panas dari
reaksi kimia selama charging dan discharging. Charging adalah saat energi listrik
diberikan kepada baterai, Discharging adalah pada saat energi listrik diambil dari
baterai. Satu cycle adalah chraging dan discharging. Dalam sistem solar cell, satu hari
dapat merupakan contoh satu cycle baterai (sepanjang hari charging, malam
digunakan/discharging)
anode (reduksi) dan katode (oksidasi). Akibatnya, dalam waktu tertentu antara anode
dan katode tidak ada beda potensial, artinya baterai/aki menjadi kosong. Supaya
baterai/aki dapat digunakan kembali, maka harus diisi dengan cara mengalirkan arus
listrik ke arah yang berlawanan dengan arus listrik yang dikeluarkan baterai/aki itu.
Ketika baterai/aki diisi akan terjadi pengumpulan muatan listrik. Pengumpulan jumlah
muatan listrik dinyatakan dalam amper jam disebut tenaga baterai/aki. Pada
18
kenyataanya, pemakaian aki tidak dapat mengeluarkan seluruh energi yang tersimpan
dari baterai/aki itu tersendiri. Untuk menentukan kapasitas baterai/aki yang akan
Daya Lampu
Arus Kerja Lampu = ………………………………………...(2.4)
Tegangan Kerja Sistem
Keterangan :
Waktu beban ( Lampu ) beroperasi dalam sehari yaitu sebesar 12 jam dari jam 06.00
sampai dengan 18.00 WITA. Setalah itu mencari nilai arus yang dibutuhkan dengan
Keterangan :
Kapasitas Arus ( Ah )
Untuk menghindari terjadinya kerusakan pada baterai akibat beban lebih maka baterai
tersebut memliki nilai maksimum sebesar 80%. Serta untuk menghindari kondisi cuaca
Setelah mengetahui kapasitas baterai maka selanjutnya hasil yang telah diperoleh maka
dikalikan dengan 3 hari untuk mengantisipasi kondisi cuaca dimana sinar matahari
tidak optimal sehingga proses pengisian baterai juga menjadi tidak optimal.
Untuk mengetahui daya tahan beterai/aki yang digunakan dapat menggunakan rumus :
P=V×I ..………………………………………………………………………………(2.7)
Sehingga :
P
Lama baterai = ..………………………………………………....…….(2.8)
Total beban
rumus :
Setalah itu ditambahkan 20% untuk diefisiensi baterai/aki, kemudian untuk mengetahui
berapa watt charger yang dibutuhkan untuk mengisi baterai/aki dapat menggunakan
rumus :
P = V×I ……………………………………………………………………………(2.10)
Dimana tegangan yang digunakan yaitu sesuai dengan tegangan standar aki sebesar
13,4 - 14,8 volt. Untuk mengetahui berapa kapasitas arus setelah pengisian dapat
P
I= ……………………………………………………………………………….(2.11)
V
Keterangan :
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ah)
sebagai pengatur arus listrik (Current Regulator) baik terhadap arus yang masuk dari
panel PV maupun arus beban keluar/digunakan. Bekerja untuk menjaga baterai dari
pengisian yang berlebihan (OverCharge), Ini mengatur tegangan dan arus dari panel
surya ke baterai.
2) 2.1 – 2.5.3 (Raymond Simanjorang. 2015. Merencanakan PJU Tenaga Surya : PT. Hexamitra Daya
Prima & Hasnawiya Hasan. 2012. Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Di Pulau Saugi :
Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan ).
21
Sumber:solarsuryaindonesia.com/info/solar-controller
16 sampai 20 volt DC, jadi jika tidak ada peraturan, baterai akan rusak dari pengisian
pengisian (Charge) sekitar 13-14,8 volt (Tegantung Tipe Battery) untuk dapat terisi
penuh. Dengan demikian, kapasitas besar Solar Charge Controller yang akan
I =125% × Isc………………………………………………………………………(2.12)
Keterangan :
1. Saat tegangan pengisian dibaterai telah mencapai keadaan penuh, maka controller
akan menghentikan arus listrik yang masuk ke dalam baterai untuk mencegah over
charge, dengan demikian ketahanan baterai akan jauh lebih tahan lama. Didalam
3) 2.1 – 2.5.3 (Raymond Simanjorang. 2015. Merencanakan PJU Tenaga Surya : PT. Hexamitra Daya
Prima )
22
2. kondisi ini, listrik yang tersupply dari panel surya akan langsung terdistribusi ke
peralatan listrik.
3. Saat tegangan dibaterai dalam keadaan hampir kosong, maka controller berfungsi
Dalam kondisi tegangan tertentu (umumnya sekitar 10% sisa tegangan dibaterai),
maka pemutusan arus beban dilakukan oleh controller. Hal ini menjaga baterai dan
mencegah kerusakan pada sel – sel baterai. Pada kebanyakan model controller,
indikator lampu akan menyala dengan warna tertentu (umumnya berwarna merah
atau kuning) yang menunjukkan bahwa baterai dalam proses charging. Dalam
kondisi ini, bila sisa arus di baterai kosong (dibawah 10%), maka pengambilan arus
listrik dari baterai akan diputus oleh controller, maka peralatan listri /beban tidak
dapat beroperasi.
4. Pada controller tipe – tipe tertentu dilengkapi dengan digital meter dengan
indikator yang lebih lengkap, untuk memonitor berbagai macam kondisi yang
Dalam charging mode, umumnya baterai diisi dengan metoda three stage charging:
Fase bulk: baterai akan di-charge sesuai dengan tegangan setup (bulk – antara 13.4
– 14.8 Volt) dan arus diambil secara maksimum dari panel surya. Pada saat baterai
Fase absorption: pada fase ini, tegangan baterai akan dijaga sesuai dengan
tegangan bulk, sampai solar charge controller timer (umumnya satu jam) tercapai,
Fase float: baterai akan dijaga pada tegangan float setting (umumnya 13.4 – 13.7
Volt). Beban yang terhubung ke baterai dapat menggunakan arus maksimun dari
Untuk solar charge controller yang dilengkapi dengan sensor temperatur baterai.
Tegangan charging disesuaikan dengan temperatur dari baterai. Dengan sensor ini
didapatkan optimun dari charging dan juga optimun dari usia baterai. Apabila solar
charge controller tidak memiliki sensor temperatur baterai, maka tegangan charging
Pada mode ini, baterai akan melayani beban. Apabila ada over-discharge
maupun over-load, maka baterai akan dilepaskan dari beban. Hal ini berguna untuk
mungkin dan dibuat dari bahan yang ringan, mulai dari bahan besi sampai bahan
alumunium dengan keahlian teknik struktural yang kokoh untuk mampu menahan
kondisi beban yang berat dan difungsikan untuk menopang papan modul surya.
Sumber:helorigrahasarana.blogspot.co.id/2014/05/tiang-pju-tenaga-surya.html
Lampu LED atau kepanjangannya Light Emitting Diode adalah suatu lampu
komputer, terdapat lampu LED power dan LED indikator untuk processor, atau dalam
monitor terdapat juga lampu LED power dan power saving. Lampu LED terbuat dari
plastik dan dioda semikonduktor yang dapat menyala apabila dialiri tegangan listrik
rendah (sekitar 1.5 volt DC). Bermacam-macam warna dan bentuk dari lampu LED,
Sumber:eskri.net/apa-itu-lampu-jalan-led/
LED (Light Emitting Diode) merupakan sejenis lampu yang akhir-akhir ini
muncul dalam kehidupan kita. LED dulu umumnya digunakan pada gadget seperti
ponsel atau PDA serta komputer. Sebagai pesaing lampu bohlam dan neon, saat ini
aplikasinya mulai meluas dan bahkan bisa kita temukan pada korek api yang kita
gunakan, lampu emergency dan sebagainya. Led sebagai model lampu masa depan
dianggap dapat menekan pemanasan global karena efisiensinya. Lampu LED sekarang
lalu lintas
advertising
interior/eksterior gedung
Proses Pembangkitan Cahaya pada LED Cahaya pada dasarnya terbentuk dari
paket-paket partikel yang memiliki energi dan momentum, tetapi tidak memiliki massa.
Partikel ini disebut foton. Foton dilepaskan sebagai hasil pergerakan elektron. Pada
sebuah atom, elektron bergerak pada suatu orbit yang mengelilingi sebuah inti atom.
Elektron pada orbital yang berbeda memiliki jumlah energi yang berbeda. Elektron
yang berpindah dari orbital dengan tingkat energi lebih tinggi ke orbital dengan tingkat
energi lebih rendah perlu melepas energi yang dimilikinya. Energi yang dilepaskan ini
merupakan bentuk dari foton. Semakin besar energi yang dilepaskan, semakin besar
Pembangkitan cahaya pada lampu pijar adalah dengan mengalirkan arus pada
filamen (kawat) yang letaknya ada ditengah-tengah bola lampu dan menyebabkan
filamen tersebut panas, setelah panas pada suhu tertentu (tergantung pada jenis bahan
filamen), filamen tersebut akan memancarkan cahaya. Namun karena pada lampu pijar
yang memancarkan cahaya adalah filamen yang terbakar, tapi jika suhu pada filamen
filamen lampu pijar sedikit demi sedikit meleleh dan selanjutnya putus sehingga lampu
pijar tidak akan bisa memancarkan cahaya lagi. Umur dari lampu pijar kurang lebih
sekitar 2000 jam. Sedangkan pada lampu flurescence atau lampu TL, proses
pembangkitan cahaya hanya memanfaatkan ionisasi gas dalam tabung lampu lalu
26
mengakibatkan loncatan-loncatan elektron dari ujung yang satu ke ujung yang lain dan
saat terjadi loncatan elektron bersamaan dengan dipancarkannya cahaya dari loncatan
tersebut. Kekurangan dari lampu TL adalah jika gas yang ada dalam tabung habis,
maka cahayanya tidak bisa dipancarkan lagi. Umur dari lampu TL relatif lebih lama
Ketika sebuah dioda sedang mengalirkan elektron, terjadi pelepasan energi yang
umumnya berbentuk emisi panas dan cahaya. Material semikonduktor pada dioda
sendiri menyerap cukup banyak energi cahaya, sehingga tidak seluruhnya dilepaskan.
LED merupakan dioda yang dirancang untuk melepaskan sejumlah banyak foton,
sehingga dapat mengeluarkan cahaya yang tampak oleh mata. Umumnya LED
dibungkus oleh bohlam plastik yang dirancang sedemikian sehingga cahaya yang
Setiap material hanya dapat mengemisikan foton dalam rentang frekuensi sangat
sempit. LED yang menghasilkan warna berbeda terbuat dari material semikonduktor
yang berbeda pula, serta membutuhkan tingkat energi berbeda untuk menghasilkan
cahaya.
LED sebagai sumber cahaya, Lampu pijar lebih murah tapi juga kurang efisien
dibanding LED. Lampu TL lebih efisien daripada lampu pijar, tapi butuh tempat besar,
mudah pecah dan membutuhkan starter atau rangkaian ballast yang terkadang
konvensional. LED tidak memiliki filamen yang terbakar, sehingga usia pakai LED
27
jauh lebih panjang dari pada lampu pijar, LED tidak memerlukan gas untuk
menghasilkan cahaya. Selain itu bentuk dari LED yang sederhana, kecil dan kompak
Pada lampu pijar konvensional, proses produksi cahaya menghasilkan panas yang
tinggi karena filamen lampu harus dipanaskan. LED hanya sedikit menghasilkan panas,
sehingga porsi terbesar dari energi listrik yang ada digunakan untuk menghasilkan
RGB (Red Green Blue) LED atau LED yang bisa mengeluarkan warna yang
dipancarkan lebih dari satu warna sehingga memungkinkan aplikasi LED yang semakin
luas, khususnya menambah keindahan dalam dunia desain interior dan eksterior.Dalam
luminus (cahaya) atau efikasi yang tinggi, karena perbandingan banyaknya energi
cahaya yang dikeluarkan LED dengan besarnya daya listrik yang dikonsumsinya cukup
Salah satu contoh produk dari LED adalah LedVision yang dikeluarkan oleh
Philips sebagai traffic light (lampu lalu lintas) yang tersusun dari ribuan LED yang
dipasangkan pada lampu lalu lintas dengan umur (life time) mencapai 100.000 jam atau
sekitar 10 tahun lebih sehingga efektif dalam mengurangi biaya perawatan. LedVision
beroperasi pada tegangan rendah dan arus yang lebih kecil sehingga bisa menghemat
sampai 90% energi listrik yang dikonsumsi oleh lampu pijar (yang sekarang banyak
LED dengan cahayanya memiliki keunggulan kekuatan yang besar lebih dari
cahaya putih ketika warna yang spesifik diperlukan. tidak seperti cahaya putih
tradisional, LED tidak membutuhkan lapisan atau diffuser yang banyak mengabsorpsi
cahaya yang dikeluarkan. cahaya LED mempunyai sifat warna tertentu, dan tersedia
28
pada range warna yang lebar. salah satunya yang baru-baru ini warnanya diperkenalkan
adalah emerald green (bluish green, panjang gelombangnya kira-kira 500nm) yang
cocok dengan persyaratan sebagai sinyal lalu lintas dan cahaya navigasi. Cahaya LED
kuning adalah pilihan bagus karena mata manusia sensitif pada cahaya kuning (kira-
a. Hemat Energi
Lampu jenis ini mampu memancarkan cahaya terang tanpa menguras banyak
energy listrik sehingga bisa dipastikan tidak akan membuat tagihan listrik rumah
membengkak. Konsumsi listrik yang diperlukan lampu LED bahkan lebih hemat
80 hingga 90% dibandingkan jenis lampu lainnya alias hemat listrik. Energi listrik
untuk menyalakan lampu ini bisa menggunakan jenis sumber alternatif seperti aki
dan juga tenaga listrik mikrohidra dengan menggunakan turbin yang dibantu oleh
tenaga air.
Usia lampu LED tergolong paling lama jika dibandingkan jenis lampu lainnya
semisal lampu TL ataupun lampu Pijar. Lampu ini mampu bertahan hingga 5 tahun
atau setara dengan 50.000 jam bahkan ada beberapa merk yang mengklaim bahwa
lampu LED buatan mereka bisa bertahan hingga 15 tahun atau 150.000 jam.
Rahasia umur panjang lampu LED terdapat pada diode yang digunakannya sebagai
yang berlebih dan membuat rumah lampu tidak mudah rusak ataupun mudah putus.
29
c. Ramah Lingkungan
Lampu LED tidak menghasilkan sinar UV sehingga bisa dikatakan aman untuk
manusia. Selain itu lampu ini juga hemat energy listrik sehingga menghemat
Jika dibuat perbadingan harga antara lampu LED dengan jenis lampu lainnya
maka bisa dilihat jika lampu LED memiliki bandrol harga yang lebih mahal.
Sebenarnya lampu LED sudah lama ditemukan tetapi baru-baru ini saja bisa
diproduksi masal dengan harga yang lebih murah tanpa mengurangi manfaatnya.
Perkembangan zaman yang semakin maju mungkin bisa menjadi pintu untuk
membuat harga dari lampu jenis ini semakin akrab dengan kantong masyarakat.
Lampu LED tidak menghasilkan sinar Ultra Violet (UV) sehingga tidak
menjadi telur dan yang baru menetas agar terhindar dari hawa dingin dan
2.5.6 Armatur
Armatur-armatur lampu dapat dibagi atas beberapa macam cara, sebagai berikut :
besar langsung, difus, sebagian besar tak langsung dan tak langsung.
Berdasarkan konstruksinya terdiri atas armatur biasa, kedap tetsan air, kedap air,
Berdasarkan bentuknya terdiri atas armatur balon, pinggan, ”rok”, gelang, armatur
pancaran lebar dan pancaran terbatas, kemudian armatur kandil, palung dan
berdiri, armatur gantung memakai pipa dan armatur gantung memakai kabel.
Sumber : toplampuled.com/lampu-jalan-led-pencahayaan-di-masa-depan/
ANGKAPERTAMA ANGKAKEDUA
(a) Perlindungan terhadap (a) Perlindungan rumah lampu
manusia/benda jika jika kontak atau bersentuhan
bersentuhan dengan komponen dengan bendacair
dalam rumah lampu
(b) Perlindungan terhadap rumah
lampu jika bersentuhan dengan
benda
4
dari1,00 mm 4 terkena dari arah
manapu ntidak akan
(b) Perlindungan terhadap
menimbulkan efek
masuknya benda asing
bahaya
(a) Perlindungan - Tahan semburan air;
sempurna terhadap - Tahan terhadap
sentuhan. semburan air yang
(b)Tahan debu :
5 Perlindungan terhadap 5 keluar dari keran.
Misalnyakeran taman.
debu, tetapi debu masih
dapat masuk walau
tidadalam jumlah
banyak yang dapat
mengganggu
operasionalisasi.
(a)Perlindungan sempurna
-Tahan derasanya air;
terhadap sentuhan.
-Tahan terhadap air
6 (b)Tahan debu: 6 deras misalnya
Perlindungan yang gelombang air laut.
sempurna dan debu
tidak dapat masuk ke
rumah lampu
KETERANGAN: -Tahan dan kedap air;
- Tingkat perlindungan dinyatakan 7 - Air tidak mungkin
masuk pada kondisi
dengan IPXX;
-Perlindungan terhadap sentuhan atau waktu dan tekanan yang
tempat masuk air yang mana terlebih tetap.
dahulu merubah X angka pertama atau
kedua yang ada pada tabel diatas. -Tahan dan kedap air;
Contohnya: IP 2X diartikan bahwa - Air tidak mungkin
pagar memberi perlindungan terhadap
sentuhan jari, tetapi tanpa perlindungan
8 masuk pada kondisi
waktu dan tekanan yang
spesifik terhadap tempat masuknya air tinggi /khusus.
atau cairan lainnya.
atau luminasi. Kualitas pencahayaan normal menurut jenis-jenis atau klarifikasi fungsi
Kuat pencahayaan
Luminansi Batasan silau
(Iluminansi)
Jalan kolektor:
- Primer 3-7 0,14 1,00 0,40 0,50 4-5 20
- Sekunder 3-7 0,14 1,00 0,40 0,50 4-5 20
Jalan arteri:
- Primer
11-20 0,14-0,20 1,50 0,40 0,50-0,70 5-6 10-20
- Sekunder
11-20 0,14-0,20 1,50 0,40 0,50-0,70 5-6 10-20
Jalan arteri dengan 15-20 0,14-0,20 1,50 0,40 0,50-0,70 5-6 10-20
akses kontrol, jalan
bebas hambatan
Jalan layang,
simpang susun,
20-25 0,20 2,00 0,40 0,70 6 10
terowongan
Keterangan : g1 : Emin/Emaks
VD : Lmin/Lmaks
34
VI : Lmin/Lrata-rata
G : Silau(glare)
Adapun pengertian dari sistem jaringan jalan primer sesuai tabel diatas adalah :
Jalan lokal primer adalah jalan yang menghubungkan secara berdaya guna
pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lingkungan, pusat kegiatan wilayah
dengan pusat kegiatan lingkungan, antarpusat kegiatan lokal, atau pusat kegiatan
Jalan lokal primer dalam kota merupakan terusan jalan lokal primer luar kota.
Jalan lokal primer melalui atau menuju kawasan primer atau jalan primer
lainnya.
Kendaraan angkutan barang dan bus dapat diizinkan melalui jalan ini.
Lebar badan jalan lokal primer tidak kurang dari 6 (enam) meter
Besarnya lalu lintas harian rata-rata pada umumnya paling rendah pada sistem
primer
Lebar badan jalan lokal sekunder tidak kurang dari 7,5 (tujuh koma lima)
meter.
Kendaraan angkutan barang berat dan bus tidak diizinkan melalui fungsi jaIan
Jalan kolektor primer adalah jalan yang dikembangkan untuk melayani dan
menghubungkan kota-kota antar pusat kegiatan wilayah dan pusat kegiatan lokal
dan atau kawasan-kawasan berskala kecil dan atau pelabuhan pengumpan regional
Jalan kolektor primer dalam kota merupakan terusan jalan kolektor primer luar
kota.
Jalan kolektor primer melalui atau menuju kawasan primer atau jalan arteri
primer.
Lebar badan jalan kolektor primer tidak kurang dari 7 (tujuh) meter
36
Jumlah jalan masuk ke jalan kolektor primer dibatasi secara efisien. Jarak
antar jalan masuk/akses langsung tidak boleh lebih pendek dari 400 meter.
Kendaraan angkutan barang berat dan bus dapat diizinkan melalui jalan ini.
Jalan kolektor primer mempunyai kapasitas yang sama atau lebih besar dari
Lokasi parkir pada badan jalan sangat dibatasi dan seharusnya tidak diizinkan
lintas, marka jalan, lampu lalu lintas dan lampu penerangan jalan.
Besarnya lalu lintas harian rata-rata pada umumnya lebih rendah dari jalan
arteri primer.
Dianjurkan tersedianya Jalur Khusus yang dapat digunakan untuk sepeda dan
sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi, dengan peranan pelayanan jasa distribusi
Lebar badan jalan kolektor sekunder tidak kurang dari 7 (tujuh) meter.
Kendaraan angkutan barang berat tidak diizinkan melalui fungsi jalan ini di
daerah pemukiman.
Besarnya lalu lintas harian rata-rata pada umumnya lebih rendah dari sistem
kegiatan wilayah. Sistem jaringan jalan primer disusun berdasarkan rencana tata
ruang dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua
masuk/akses langsung minimal 500 meter, jarak antar akses lahan langsung
berupa kapling luas lahan harus di atas 1000 m2, dengan pemanfaatan untuk
perumahan;
Persimpangan pada jalan arteri primer diatur dengan pengaturan tertentu yang
lintas, marka jalan, lampu lalu lintas, lampu penerangan jalan, dan lain-lain;
Jalur khusus seharusnya disediakan, yang dapat digunakan untuk sepeda dan
Jalan arteri primer mempunyai 4 lajur lalu lintas atau lebih dan seharusnya
Apabila persyaratan jarak akses jalan dan atau akses lahan tidak dapat
dipenuhi, maka pada jalan arteri primer harus disediakan jalur lambat (frontage
road) dan juga jalur khusus untuk kendaraan tidak bermotor (sepeda, becak,
dll).
ciri perjalanan jarak jauh kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk
untuk masyarakat dalam kota. Didaerah perkotaan juga disebut sebagai jalan
protokol.
Lalu lintas cepat pada jalan arteri sekunder tidak boleh terganggu oleh lalu
lintas lambat.
Akses langsung dibatasi tidak boleh lebih pendek dari 250 meter.
Kendaraan angkutan barang ringan dan bus untuk pelayanan kota dapat
Jalan arteri sekunder mempunyai kapasitas same atau lebih besar dari volume
Lokasi berhenti dan parkir pada badan jalan sangat dibatasi dan seharusnya
Besarnya lala lintas harian rata-rata pada umumnya paling besar dari sistem
Dianjurkan tersedianya Jalur Khusus yang dapat digunakan untuk sepeda dan
Jarak selang dengan kelas jalan yang sejenis lebih besar dari jarak selang
perbandingan efikasi yang berbeda, ada beberapa jenis lampu penerangan luar yang
digunakan khususnya dijalan raya yaitu lampu HID/Merkuri, lampu flourescent dan
lampu LED. Kemampuan lampu-lampu tersebut berbeda dengan lampu dalam ruangan,
yaitu lampu pijar. Semua lampu memiliki efesiensi (lm/watt) sendiri, pada Tabel 2.4.
pada suatu arah tertentu. Satuan untuk intensitas cahaya sesuai dengan SI adalah
Candela (cd).
Φ
I= ………………………………………………………………………………(2.13)
⍵
Keterangan :
41
= Fluks Cahaya ( lm )
Merupakan aliran cahaya yang diradiasikan dari suatu sumber cahaya. Satuan
untuk Fluks Luminasi (Pencahayaan) sesuai SI adalah Lumen (lm) dimana satu lumen
adalah fluks yang dipancarkan dalam satu unit sudut (steredian) dari sebuah sumber
cahaya I candela.
Φ = I × ⍵ …………………………………………………………………………..(2.14)
Keterangan :
= Fluks Cahaya ( lm )
Iluminasi merupakan suatu ukuran dari cahaya yang jauh pada sebuah bidang
permukaan. Satuan iluminasi sesuai SI adalah Lux (lx) yaitu pencahayaan yang
Φ
E= ………………………………………………………………………………(2.15)
A
Keteraangan :
= Fluks Cahaya ( lm )
42
Merupakan sebuah unjuk kerja pada sebuah lampu sebagai rasio dari jumlah
fluks cahaya yang dipancarkan terhadap jumlah energi listrik yang digunakan. Jadi,
efikasi diukur dalam besaran lumen/watt dimana semakin besar efikasi berarti semakin
baik kerja lampu tersebut dalam mengkonversi energi listrik menjadi energi cahaya.
Φ
K= ……………………………………………………………………………..(2.16)
P
Keterangan :
2.5.6.5 Luminansi ( L )
Luminansi adalah suatu ukuran untuk terang suatu benda. Luminasi yang terlalu
besar akan menyiksa mata, seperti misalnya sebuah lampu pijar tanpa armatur.
Luminasi (L) suatu sumber cahaya atau suatu permukaan yang memantulkan
I
L= ……………………………………………………………………………….(2.17)
As
Keterangan :
L = Luminasi ( cd/cm2 )
6) 2.5.6.2 – 2.5.6.3 (P.Van Harten dan Ir. E. Setiawan. 1981. Instalasi Listrik Arus Kuat 2. Bandung:
Binacipta.)
7) 2.5.6.4 (Rudi Devianti, Teguh Utomo dan Unggul Wibowo. Analisis Teknis Penataan Ulang
Penerangan Jalan Umum Pada Jalur Makam Nasional di Jombang.)
8) 2.5.6.5 (P.Van Harten dan Ir. E. Setiawan. 1981. Instalasi Listrik Arus Kuat 2. Bandung: Binacipta.)
43
Kabel listrik merupakan suatu penghantar yang sangat sering dan sangat baik
digunakan dalam melakukan instalasi listrik. Kabel adalah satu atau lebih inti
penghantar, baik yang berbentuk solid maupun serabut yang masing-masing dilengkapi
dengan selubung atau mantel pelindung. Contoh pengkodean kabel dapat dilihat pada
Tabel 2.4. dan contoh kode penandaan penghantar dapat dilihat pada Tabel 2.5. Dengan
Isolasi, merupakan bahan dielektrik untuk mengisolir dari yang satu ke yang lain
Pengenal
Inti atau rel Dengan Dengan
Dengan warna
huruf lambang
1 2 3 4
A. Instalasi arus bolak-balik : Merah
– Fasa satu L1 / R Kuning
– Fasa dua L3 / S Hitam
– Fasa tiga L3 / T Biru
– Netral N
Loreng hijau -
E. Penghantarpembumian PE
kunng
Sumber : Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000)
Kabel NYAF merupakan jenis kabel serabut fleksibel dan berisolasi PVC
(fleksibel). Kabel jenis NYAF digunakan untuk instalasi panel-panel yang memerlukan
fleksibilitas yang tinggi. Contoh kabel NYAF dapat dilihat pada Gambar 2.12.
Sumber:dien-elcom.com/2012/11/jenis-jenis-kabel-dan-penggunaannya.html
Sumber:dien-elcom.com/2012/11/jenis-jenis-kabel-dan-penggunaannya.html
Kabel jenis ini hanya direkomendasikan khusus untuk instalasi tetap di dalam
bangunan yang dimana penempatannya biasa diluar/ didalam tembok ataupun didalam
pipa (conduit). Kabel NYM berinti lebih dari 1, memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya
46
warna putih atau abu-abu), ada yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYM memiliki lapisan
isolasi dua lapis, sehingga tingkat keamanannya lebih baik dari kabel NYA (harganya
lebih mahal dari NYA). Kabel ini dapat dipergunakan dilingkungan yang kering dan
Sumber:dien-elcom.com/2012/11/jenis-jenis-kabel-dan-penggunaannya.html
Kuat Hantar Arus (KHA) adalah arus maksimum yang dapat dialirkan dengan
kontinyu oleh penghantar pada keadaan tertentu tanpa menimbulkan kenaikan suhu
melampaui nilai tertentu. Untuk mendapatkan penampang kabel dari suatu rangkaian
harus menghitung kemampuan hantar arus atau KHA pada rangkaian tersebut.
47
Kemudian disesuaikan dengan penampang kabelnya. Dari ketentuan PUIL 2000 diatas
P
I= ……………………………………………………………………….(2.18)
V × Cos φ
Sehingga :
Keterangan :
I = Arus ( A )
V = Tegangan ( V )
KHA kabel dapat dilihat di Tabel 2.8 dan Tabel 2.9 untuk mengetahui kuat hantar arus
KHA terus menerus yang diperbolehkan dan proteksi untuk kabel instalasi
berinti tunggal berisolasi PVC pada suhu keliling 30oC dan
suhu penghantar maksimum 70oC
KHA KHA pengenal gawai
Jenis Luas
terus menerus proteksi
Penghantar penampang
Pemasangan
nominal Pemasangan Pemasangan Pemasangan
dalam
di udara dalam pipa di udara
pipasesusai
sesuai 7.12.1
7.13
mm2 A A A
A
1 2 3 4 5 6
0,5 2,5 - 2 -
0,7 7 15 4 10
1 11 19 6 10
1,5 15 24 10 20
NYFA 2,5 20 32 16 25
NYFAF
NYFAZ 4 25 42 20 35
NYFAD 6 33 54 25 50
NYA 10 45 73 35 63
NYAF
NYFAw 16 61 98 50 80
NYFAFw 25 83 129 63 100
NYFAZw 35 103 158 80 125
NYFADw
Dan NYL 50 132 198 100 160
70 165 245 125 200
95 197 292 160 250
1,5
18 10
2,5
26 20
4
34 25
NYIF 6
44 35
NYIFY 10
61 50
NYPLYw 16
82 63
NYM/NYM-0
NYRAMZ 25
108 80
NYRUZY 35
135 100
NYRUZYr 50
168 125
NHYRUZY
NHYRUZYr 70
207 160
NYBUY 95
250 200
NYLRZY, dan 120
292 250
kabel fleksibel
berisolasi PVC 150
335 250
185
382 315
240
453 400
300
504 400
400
- -
500
- -
Sumber : Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2011)
Box Panel adalah bagian luar dari panel yang berfungsi sebagai tempat dari
rangkain-rangakaian panel itu sendiri. Box Panel ini terbuat dari bahan logam, oleh
karena itu dalam rangkaian panel diberi ground agar aman bagi pengguna.
50
Box panel listrik memiliki peranan dan fungsi yang sangat penting karena
berfungsi untuk menjaga keamanan pada saat terjadinya gangguan dalam aliran listrik,
selain itu box panel berguna untuk melindungi panel listrik dari kerusakan baik itu yang
disengaja ataupun tidak disengaja. Box untuk panel listrik tersebut terdiri dari beberapa
jenis produk yang didesain lebih modern dan menarik, tidak mudah hancur dan
berkualitas tinggi. Tujuannya agar dalam pengoperasiannya tidak terjadi kesalahan dan
Sumber: cv.globalenergisistem.web.indotrading.com/product/box-panel-pju-
p150005.aspx
Tiang merupakan salah satu komponen yang digunakan untuk menopang sebuah
lampu. Ada bebrapa jenis tiang lampu yang digunakan untuk lampu penerangan jalan
yaitu tiang besi dan tiang octagonal. Lampu penerangan jalan dengan tenaga matahari
mempunyai ketinggian tiang yang berbeda-beda, mulai dari 5 meter s/d 14 meter. Jarak
anatar tiang juga bervariasi mulai dari 15 meter s/d 40 meter. Jarak antar tiang
tergantung ketinggian tiang, jenis lampu dan cahaya yang dibutuhkan (brightness).
Berdasarkan bentuk lengannya (stang ornament), tiang lampu penerangan jalan dapat
Tiang lampu ini pada umumnya diletakkan pada sisi kiri atau kanan median jalan,
Sumber:tianglamputamanantik.wordpress.com/2014/11/23/lampu-pju-penerangan-jalan-umum-tenaga-
surya-atau-solar-cell/
Tiang lampu ini khusus diletakkan dibagian tengah/median jalan, dengan catatan
jika kondisi jalan yang akan diterangi masih mampu dilayani oleh satu tiang,
Sumber:alpensteel.com/article/115-102-energi-matahari--surya--solar/4294--komponen-spesifikasi-pju-
tenaga-surya
Tiang lampu ini terutama diperlukan untuk menopang lampu menara, yang pada
yang luas seperti interchange, tempat parkir, dll. Jenis tiang lampu ini
menggunakan suspension cable, Gambar 2.17. contoh tiang lampu tegak tanpa
lengan.
sumber : id.wikipedia.org/wiki/Lampu_tenaga_surya
Penentuan susunan tiang lampu penerangan pada saut ruas jalan telah diatur
kondisi jalan yang akan digunakan untuk penerangan jalan dua arah dan penempatan
Jumlah titik tiang lampu penerangan jalan umum yang digunakan dapat dihitung
dengan rumus :
L
T= +1……………………………………………………………………………(2.20)
S
Keterangan :
Tipikal penerangan jalan berbeda ada yang satu arah dan ada yang dua arah dan
itu mempengaruhi penempatan posisi tiang yang akan digunakan. Posisi penempatan
1. Dikiri/kanan jalan.
5. Kombinasi.
Ketika merancang jalan kita harus mengetahui panjang dan lebar jalan tersebut,
ØL × KP × FKC
Er = ……………………………………………………………….(2.21)
J×L
Keterangan :
KP = Koefesien Pemakaian
Box Box
Panel Panel
Pagar Pengaman
Permukaan Jalan Median Jalan Titik tengah jalan Titik ujung jalan
W1 W2
Untuk menentukan sudut stang ornamen, agar titik fokus pencahayaan mengarah ke
t = √h2 + c2 ………………………………………………………………………..(2.22)
Sehingga :
h
cos φ = ………………………………………………………………………….(2.23)
t
Keterangan :
h = Tinggi Tiang
12) 2.5.10 (Rudi Devianti, Teguh Utomo dan Unggul Wibowo. Analisis Teknis Penataan Ulang
Penerangan Jalan Umum Pada Jalur Makam Nasional di Jombang.)
BAB III
PERENCANAAN PEMBUATAN
Surya ini akan dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan bulan Mei 2017. Proses
penulis pada Jalan Melati RT 014 Desa Bukit Raya Tenggarong Seberang Kutai
Kartanegara.
Jenis data yang dikumpulkan dalam proses perencanaan ini adalah data
observasi lapangan berupa gambar denah pada Jalan P.Suryanata Kelurahan Bukit
Pinang Samarinda, serta lama penyinaran matahari khususnya pada daerah Samarinda.
1. Metode Observasi
Perencanaan Jalan Umum, agar mendapat gambaran secara real tentang proses
2. Metode Wawancara
Teknik ini dilakukan dengan cara wawancara secara langsung dengan pembimbing
gambaran yang lebih jelas dan spesifik tentang materi yang akan dipelajari.
57
Teknik pengumpulan data dengan membaca dan mempelajari semua literatur yang
Data lapangan adalah data yang diperoleh secara langsung melalui hasil
dilapangan dengan menggunakan alat pengukur jalan dorong dan data yang diperoleh
seperti panjang jalan, lebar jalan, dan panjang median jalan, data-data tersebut dapat
dilihat pada Tabel 3.1 dan Tabel 3.2. Selain data-data yang diperoleh dari hasil
pengukuran secara langsung dilapangan, terdapat data yang diperoleh dari kantor Badan
Meteorologi Krimatologi dan Geofisika ( BMKG ) yaitu berupa data lama penyinaran
matahari.
Dari data yang telah diperoleh kondisi cuaca khususnya pada Jalan P.Suryanata
Kelurahan Bukit Pinang Samarinda memiliki data lama penyinaran matahari yang
cukup baik pada setiap bulan yang berlangsung dari tahun 2016 sampai dengan 2017.
Data tersebut diperoleh dari Badan Meteorologi Krimatologi dan Geofisika ( BMKG )
dengan menggunakan pengukur jalan dorong, maka dapat dilihat jika panjang setiap
median jalannya memilik panjang yang berbeda, serta perencanaan penerangan jalan
umum menggunakan tenaga surya ini pada jalan P.Suryanata Kelurahan Bukit Pinang
Samarinda ini memiliki 10 median jalan. Jadi dari data pada yang diperoleh dengan
total panjang median jalan 4716 meter dan total panjang antar median 150 meter maka
Mulai
Ya
Ya
Penyelesaian Akhir
Perencanaan
Selesai
PEMBAHASAN
malam hari.
jalan.
e. Pemilihan jenis dan kualitas sumber cahaya/lampu, data fotometrik lampu dan
sekitarnya.
a. Lebar ruang milik jalan yang bervariasi dalam satu ruas jalan.
e. Jalan – jalan dengan lebar median yang sempit, terutama untuk pemasangan
jalannya.
Pada jalan P.Suryanata Kelurahan Bukit Pinang Samarinda ini memiliki total
panjang jalan yang akan dipasang lampu penerangan jalan yaitu 4866 meter. Pada
proses pengukuran jalan ini penulis menggunakan spedometer sepada motor, pengukur
jalan dorong dan google maps. Pada jalan P.Suryanata ini memiliki tipkal jalan 2 arah,
jadi dengan melihat kondisi jalan maka digunakan tiang penerangan jalan umum jenis
tiang lengan ganda dengan jarak antar tiang penerangan jalan umum 40 meter.
63
Oleh karena itu, dengan memanfaatkan median jalan yang ada maka untuk
posisi penempatan tiang lampu penerangan jalan ini ditempatkan pada bagian median
jalan tersebut. Untuk menentukan jumlah titik tiang lampu penerangan jalan dan jumlah
total tiang lampu penerngan jalan yang akan digunakan maka terlebih dahulu harus
mengetahui panjang lokasi suatu jalan yang ingin dipasang lampu penerangan jalan,
jarak antar tiang lampu penernagan jalan yang diinginkan. Dan selanjutnya jumlah titik
tiang lampu penerangan jalan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (2.20)
L
T= +1
S
Jawab :
L
T= +1
S
593
T= +1
40
T = 15,8
T = 16 Tiang
L
T= +1
S
561
T= +1
40
64
T = 15,02
T = 15 Tiang
L
T= +1
S
1135
T= +1
40
T = 29,3
T = 29 Tiang
L
T= +1
S
50
T= +1
40
T = 2,25
T = 2 Tiang
L
T = +1
S
95
T= +1
40
T = 3,37
T = 3 Tiang
65
L
T= +1
S
177
T= +1
40
T = 5,42
T = 5 Tiang
L
T= +1
S
569
T= +1
40
T = 15,22
T = 15 Tiang
L
T = +1
S
266
T= +1
40
T = 7,65
T = 8 Tiang
L
T = +1
S
373
T= +1
40
66
T = 10,32
T = 10 Tiang
L
T = +1
S
897
T= +1
40
T = 23,42
T = 23 Tiang
Dari hasil perhitungan maka didapat jumlah titik tiang lampu penerangan jalan yang
akan digunakan pada jalan Pangeran Suryanata yaitu 126 tiang lampu penerangan jalan
Setelah selesai dalam menentukan jumlah titik tiang lampu penerangan jalan
yang digunakan dan menentukan sudut stang oranemen tiang lampu penerangan jalan,
maka langkah selanjutnya yaitu menentukan daya lampu yang akan digunakan dalam
perencanan penerangan jalan umum menggunakan tenaga surya ini. Ketika merangcang
penerangan jalan maka perlu diketahu lebar dan kelas jalan, pengatuh lingkungannya
ØL × KP × FKC
Er =
J×L
Untuk dapat menghitung daya lampu penerangan jalan umum yang akan
digunakan, maka harus terlebih dahulu mengetahui berapa arus cahaya lampu yang
dibutuhkan ( lumen ) sehingga setelah arus cahaya lampu telah didapatkan maka
selanjutnya dapat menentukan besar daya lampu yang akan digunakan. Untuk
mengetahui berapa nilai arus cahaya lampu maka terlebih dahulu mengetahui nilai
Koefisien Pemakaian ( KP ) dapat dilihat dari Tabel ( 2.10 ) yaitu penerangan langsung
sebesar 0,60, Kuat Pencahayaan rata-rata ( Er ) dapat dilihat dari Tabel ( 2.2 ) yaitu
jalan arteri dengan akses kontrol sebesar 20 lux, Faktor Kerugian Cahaya Sebesar 0,9,
Lebar Jalan sebesar 7 meter dan Jarak antark tiang sebesar 40 meter.
68
KP = 0,60 J = 40 meter
ØL ×KP×FKC
Er =
J×L
ØL × 0,60 × 0,9
20 =
40 × 7
5600
ØL =
0,54
ØL = 10370,370 lumen
digunakan pada penerangan jalan umum menggunakan tenaga surya ini, selanjutnya
dapat menentukan daya lampu yang akan digunakan , maka dapat ditentukan dengan
melihat perbandingan efikasi lampu pada Tabel ( 2.3 ) yaitu efikasi lampu LED dan
ØL
K=
P
10370,370
115 =
P
10370,370
P=
115
P = 90,117 W
Dari hasil perhitungan tersebut, dengan nilai flux lampu 10370,370 lumen, serta
daya lampu sesuai dengan perhitungan sebesar 90,117 Watt, maka lampu yang akan
digunakan pada penerangan jalan umum menggunakan tenaga surya ini sesuai dengan
penerangan jalan umum menggunakan tenaga surya ini, maka selanjutnya dapat
suatu benda, luminasi didapatkan dari pembagian intensitas cahaya ( cd ) dengan luas
semu permukaan ( m2 ).
I
L=
As
Maka :
φ 10370,370
I = = = 825,247 cd
⍵ 4π
Jadi :
I 825,247
L= = = 2,947 cd/m2
As 280
Untuk menentukan sudut stang ornamen tiang lampu penerangan jalan agar
mengetahui tinggi suatu tiang lampu penerangan jalan yaitu 9 meter yang akan
digunakan dan jarak horizontal lampu dengan tengah jalan yaitu 2 meter serta panjang
stang ornamen tiang lampu yaitu 2 meter. Dan selanjutnya untuk dapat menghitung
sudut kemiringan stang ornamen dapat digunakan persamaan ( 2.22 ) dan ( 2.23 ) yang
t=√h2 +c2
t =√92 + 22
t =√85
t = 9,219 m
Maka :
h 9
cos φ= = = 0,976
t 9,21
φ =cos-1 . 0,976
φ =12,5780
Dari hasil perhitungan tersebut maka sudut kemiringan stang ornamen suatu
tiang lampu penerangan jalan yaitu sebesar 12,578o, jadi stang ornamen tiang lampu
penerangan jalan agar dapat menyinari seluruh bagian permukaan jalan maka stang
oranamen tiang tersebut diatur kemiringannya sebesar 12,578o. Agar lebih jelasnya
Hal yang perlu diperhatikan dalam instalasi penerangan jalan umum menggunakan
tenaga surya ini adalah lokasi pemasangan modul surya atau sudut kemiringan modul
surya, jadi posisi modul surya ini diharapkan tidak terlindungi oleh pohon yang ada
disekitar tiang. Posisi pemasangan modul surya diharapkan miring menghadap ke utara
disebabkan karena letak Indonesia disebelah selatan bumi. Berikut tabel posisi
Jika dilihat dari tabel tersebut maka pada proses perencanaan penerangan jalan umum
menggunakan tenaga surya pada jalan Pangeran Suryanata kelurahan Bukit Pinang
panel surya yaitu sebesar 15o. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.1
Sudut Kemiringan Modul Surya
( 15o )
Panel Modul Surya
Lampu LED Panjang Stang Ornamen
(2m)
Sudut Stang Ornamen
( 12,578o )
Box Box
Panel Panel
Pagar Pengaman
h
(9m)
t
( 9,219 )
Permukaan Jalan Median Jalan c Titik tengah jalan Titik ujung jalan
1,5 m (2m) 3,5 m
W1 W2
Daya modul surya dapat ditentukan dengan terlebih dahulu menentukan daya
total yang akan digunakan pada penerangan jalan umum menggunakan tenaga surya,
serta mengetahui lama penyinaran matahari dan total waktu lampu menyala yaitu
selama 12 jam dimulai dari jam 18.00 sampai dengan 06.00. Selanjutnya kapasitas daya
modul surya yang akan digunakan pada sistem penerangan jalan umum menggunakan
E=2×P×t
E = 2 × 100 × 12
E = 2400 Wh
Setelah mendapatkan hasil dari total beban yang digunakan, selanjutnya dapat
menentukan lama penyinaran matahari dengan menggunakan persamaan ( 2.2 ) dan dari
data yang diperoleh pada Badan Meteologi Klimatologi dan Goefisika Stasiun
4,8
Insolasi Surya ( Matahari ) = Lama Penyinaran Matahari x
60
4,8
Insolasi Surya ( Matahari ) = 67 x
60
Dengan data lama penyinaran matahari sebesar 67% ini diambil dari data tertinggi pada
bulan februari dalam kurun waktu tahun 2016/2017. Serta didapatkan hasil dari
perhitungan tersebut sebesar 5,36 Jam maka dari itu waktu insolasi surya ( matahari )
yang digunakan pada perhitungan kapasistas modul surya yaitu sebesar 5,36 Jam. Serta
E
Kapasitas Modul Surya =
Insolasi Surya
2400
Kapasitas Modul Surya =
5
Dengan energi beban sebesar 2400 Wh dan waktu penyinaran matahari (insolasi
surya) adalah 5 jam, maka akan dibutuhkan modul surya dengan kapasitas total
minimal 480 Wp. Jika dilihat dari modul surya yang ada pada pasaran, maka modul
yang akan digunakan adalah 2 panel surya 200 Wp dengan jenis polikristal, dan
memiliki spesifikasi ukuran panjang 1320 mm, lebar 992 mm, dan tinggi 40 mm, serta
Setelah didapatkan hasil dari menentukan besar kapasitas modul surya yang
akan digunakan, maka selanjutnya dapat menentukan besar kapasitas baterai yang akan
Daya Lampu
Arus Kerja Lampu =
Tegangan Kerja Sistem
200 Watt
Arus Kerja Lampu =
12 Volt
Waktu beban ( Lampu ) beroperasi selama 12 jam dari jam 18.00 sampai dengan
06.00 WITA.
74
Kebutuhan daya beban dalam 3 hari jika terjadi hujan serta dalam keadaan kondisi
cuaca mendung/berawan.
dapat menentukan daya tahan suatu baterai yang digunakan pada penerangan jalan
P = V×I
P = 12×479,979
P = 5759,748 W/h
Maka :
P
Lama baterai =
Total beban
5759,748
Lama baterai =
200
VRLA Gel maka dibutuhkan kapasitas baterai sebesar 479,979 Ah. Jika dilihat baterai
yang diproduksi maka baterai yang akan digunakan adalah 2 beterai 200 Ah 12 Volt.
Serta memiliki spesifikasi dengan ukuran panjang baterai 522 mm, lebar baterai 238
mm, tinggi 218 mm. Setelah didapatkan total kapasitass baterai yang digunakan, maka
selanjutnya dapat diketahui waktu pengisian baterai. Dengan demikian waktu pengisian
479,979 Ah
I=
8 Jam
I = 59,997 A
ditambahkan 20% untuk efisiensi baterai, jadi hasilnya setelah ditambah 20% nilai
arusnya menjadi 71,996 A. Kemudian setelah diketahui nilai arus pengisian baterai
langkah selanjutnya yaitu menentukan berapa daya charger yang dibutuhkan untuk
mengisi baterai tersebut dan berapa total arus pengisian dalam 8 jam, dengan
P = V×I
P = 13,4 × 71,996
P = 964,746 W
Selanjutnya :
P
I=
V
964,746
I=
12
Jadi menurut perhitungan, waktu pengisian baterai selama 8 jam itu total arusnya
Setelah mendapatkan hasil dari menentukan besar kapasitas besar baterai yang
I = 125% × Isc
I = 125% × 6,02 A
I = 7,525 A
Dengan jumlah panel surya 2 buah 200 Wp dengan Isc 6,02 A, maka
dibutuhkan solar charger controller dengan kapasitas arus 7,525 A. Jika dilihat dari
solar charger controller yang ada maka kapasitas yang akan digunakan adalah 2 solar
lampu LED, jadi setiap lampunya hanya menggunakan 1 buah Solar Charge
Controller.
mengetahui besar kapasitas dari Solar Charge Controller yang digunakan pada sistem
penerangan jalan umum menggunakan tenaga surya ini, maka selanjutnya dapat
menentukan kabel dan jenis kabel yang akan digunakan pada sistem penerangan jalan
umum menggunakan tenaga surya ini, dengan terlebih dahulu menentukan KHA dari
kabel tersebut kemudian menentukan jenis kabel yang akan digunakan. Untuk
77
menentukan KHA pada kabel yang akan digunakan, maka menggunakan rumus daya
terlebih dahulu untuk menentukan In kabel, setelah itu KHA pada kabel dengan
P
I=
V × Cos φ
100
I=
12 × 1
I = 8,333 A
Jadi :
KHA = 10,416 A
Dapat dilihat dari perhitungan tersebut dengan nilai KHA sebesar 10,416 A, kemudian
dengan melihat pada tabel ( 2.8 ) dan tabel ( 2.9 ), setelah itu dapat menentukan jenis
Keterangan :
3. Lampu LED
4. Baterai
Dari gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa dari panel modul surya dihubungkan
menggunakan kabel jenis NYAF 1,5 mm2, dari Solar Charge Controller dihubungkan
Box panel ini memiliki peranan fungsi yang sangat penting dikarenakan selain
untuk tempat penyimpanan dari komponen penerangan jalan umum seperti : Baterai
dan Solar Charge Controller, untuk menghindari atau mengurangi kerusakan pada
komponen-komponen tersebut dan bahaya tindak kejahatan dari ulah manusia yaitu
pencurian pada komponen yang terdapat pada sistem penerangan jalan umum
menggunakan tenaga surya. Box panel yang digunakan ini berbahan plat besi yang
dilapisi dengan cat Powder Coating. Powder coating adalah proses pelapisan pada
permukaan profil alumunium dan besi dengan suatu lapisan film/polimer, sistem
pengecatan Powder Coating tidak mempergunakan bahan cair yang biasa dilakukan
pada cat konvensional, Powder Coating umumnya dipakai untuk melapisi permukaan
Jenis tiang lampu yang digunakan dalam perencanaan penerangan jalan umum
menggunakan tenaga surya pada jalan P.Suryanata Kelurahan Bukit Pinang Samarinda
ini menggunakan jenis tiang lengan ganda, dikarenakan pada jalan P.Suryanata ini
memiliki tipe jalan dua arah dan terdapat median dibagian tengah jalan, oleh karena itu
dengan memanfaatkan median tersbut maka tiang lampu penerangan jalan tersebut
diletakkan pada median tersebut. Serta spesifikasi tiang yang digunakan pada
penerangan jalan umum menggunakan tenaga surya ini memiliki jenis tiang octagonal
Box Box
Panel Panel
300 cm
Pagar Pengaman
900 cm
14 cm 9 cm
0.3 cm
40 cm
5 cm 50 cm
5 cm 200 cm
Bagian Plat Das ar 30 cm
1.2 cm
30 cm
Pl at Penyangga Lubang Baut
0.6 cm 4 x Ø 22 mm
Tabel 4.3 Rencana Anggaran Biaya Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya
Harga
Nama Jumlah Harga
No Spesifikasi Volume Satuan Satuan
Material ( Rp )
( Rp )
Polikristal
1 Panel Surya 252 Buah 2.360.000 594.720.000
200WP
Solar
Sseries 20A
2 Charge 252 Buah 776.000 195.552.000
Digital
Controller
Tiang PJU
Oktagonal 9
3 Lengan 126 Buah 3.250.000 409.500.000
meter
Ganda
VRLA UPLUS
4 Baterai 252 Buah 4.100.000 1.033.200.000
12 V / 200Ah
SL.SOL –
5 Lampu LED 252 Buah 1.700.000 428.400.000
100W
Box Panel
6 PJU Tenaga Single Battery 252 Buah 500.000 126.000.000
Surya
Supreme
Kabel
7 NYAF 1 100 m 2.440 24.4000
NYAF
x 1,5 mm2
Supreme NYM
8 Kabel NYM 100 m 10.600 1.060.000
3 x 1,5 mm2
Konektor Connector
9 252 Buah 45.000 11.340.000
Panel Surya MC4
Kabel Panel Kabel Panel
10 100 m 10.000 1.000.000
Surya Surya 2 x 2,5
11 Total Biaya 2.801.016.000
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari hasil perencanaan dan perhitungan yang dilakukan, maka dapat ditarik
Tenaga Surya Pada Jalan Pangeran Suryanata Kecamatan Bukit Pinang Samarinda
sebagai berikut :
1. Jenis tiang lampu yang akan digunakan pada perencanaan penerangan jalan umum
menggunakan tenaga surya yaitu jenis tiang oktagonal yang mempunyai dua lengan
ganda serta memiliki tinggi 9 meter, dimana jumlah tiang yang digunakan sebanyak
126 unit.
2. Jenis lampu yang digunanakan pada perencanaan penerangan jalan umum ini yaitu
LED 100 W, dimana setiap unit tiang lampu terdiri dari 2 lampu LED dan memiliki
3. Modul panel surya yang akan digunakan adalah 2 panel surya 200 Wp, setiap 1 unit
tiang terdiri 2 unit modul surya, jenis polikristal sehingga total modul surya yang
akan digunakan yaitu 252 modul surya. Baterai yang digunakan dalam 1 unit tiang
terdiri dari 2 unit baterai 200 Ah 12 Volt, total jumlah baterai yang digunakan yaitu
252 baterai. Dan Solar Charger Controller dalam 1 unit tiang terdiri dari 2 unit
4. Jenis kabel yang digunakan pada penerangan jalan umum menggunakan tenaga
surya yaitu kabel NYM 3 x 1,5 mm2 dan kabel NYAF 1,5 mm2.
83
5.2 Saran
Tenaga Surya Pada Jalan Umum Kecamatan Bukit Pinang Samarinda sebagai berikut :
tenaga surya ini perlu diperhatikan dan harus dijaga dari gangguan manusia
kedepannya untuk mengurangi konsumsi beban yang disuplai oleh PLN khususnya
pada sistem penerangan jalan umum, mengingat bahwa sistem tenaga surya ini
merupakan sebuah alternatif yang murah dan hemat dengan memanfaatkan sumber
Anonim. (20, November 2012). Solar Charge Controller. Diambil kembali dari Solar
Anonim. (2014, Juli 22). Lampu Jalan LED. Diambil kembali dari Pengertian LED:
https://eskri.wordpress.com/2014/07/22/penjelasan-lampu-jalan-led/
Donny T B Sihombing & Ir. Surya Tarmizi Kasim Msi. (t.thn.). Perencaan Sistem
Lapangan Parkir ).
P.Van Harten & Ir E Setiawan. (1987). Instalasi Listrik Arus Kuat II. Bandung: Bina
Cipta.
PUIL, Tim Revisi. (2000). Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000. Jakarta: Badan
Standarisasi Nasional.
PUIL, Tim Revisi. (2011). Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011. Jakarta: Baadan
Standarisasi Nasional.
Teknk Penantaan Ulang Penerangan jalan Umum Pada Jalur Makam Nasional
di Kabupaten Jombang.
Sherlina Stephani. Jenis - Jenis Lampu. Diambil kembali dari Academia.edu:
https://www.academia.edu/6342619/Jenis-jenis_lampu
Sumardjati Prih, dkk. (2008). Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik Jilid 1. Jakarta:
Saugi. Makasar: Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan ( JRTK ) Volume 10.
1. http://panelsuryajakarta.com/panel-surya-murah-200-wp-polycrystalline/
2. https://www.indotrading.com/product/box-panel-pju-p150005.aspx
3. http://www.hargamaterial.xyz/harga-kabel/#
4. http://cv.globalenergisistem.web.indotrading.com/product/lampu-pju-
100watt-p77765.aspx
LAMPIRAN
Gambar Layout Perencanaan Jalan Keselurhan
A B
2017
LOKASI :
JALAN P.SURYANATA KELURAHAN
D BUKIT PINANG SAMARINDA
PROYEK :
E TUGAS AKHIR
PEKERJAAN :
D PERENCANAAN INSTALASI PENERANGAN
JALAN UMUM MENGGUNAKAN TENAGA
SURYA PADA JALAN P.SURYANATA
KELURAHAN BUKIT PINANG SAMARINDA
SUB PEKERJAAN :
PERENCANA :
AHAD NOOR RAHMATULLAH
No Simbol Keterangan
DISETUJ UI
3 A Awal Bagian Jalan Pertama
NO.REVISI
4 B Lanjutan Bagian Jalan Pertama
JUDUL GAMBAR :
5 C Lanjutan Bagian Jalan Kedua LAY OUT KESELURUHAN PENERANGAN
JALAN P.SURYANATA KELURAHAN
BUKIT PINANG SAMARINDA
6 D Lanjutan Bagian Jalan Kedua
SKALA CETAK 1 : 5000
7 E Akhir Bagian Jalan
SKALA 1 : 5000
8 Jarak antar tiang lampu 40 meter
UKURAN NO.PROYEK
9 Total panjang jalan A – E 4866 meter
A3
C
B NO.GAMBAR EL - 01
Gambar Layout Perencanaan Jalan Pada Median 1 Menggunakan Skala 1 : 1000
2017
LOKASI :
JALAN P.SURYANATA KELURAHAN
BUKIT PINANG SAMARINDA
PROYEK :
TUGAS AKHIR
PEKERJAAN :
PERENCANAAN INSTALASI PENERANGAN
JALAN UMUM MENGGUNAKAN TENAGA
SURYA PADA JALAN P.SURYANATA
KELURAHAN BUKIT PINANG SAMARINDA
SUB PEKERJAAN :
PERENCANA :
1 AHAD NOOR RAHMATULLAH
DISETUJ UI
NO.REVISI
A3
1 Median Jalan 1 ( 593 meter )
NO.GAMBAR EL - 02
Gambar Layout Perencanaan Jalan Pada Median 1 Menggunakan Skala 1 : 1000
2017
LOKASI :
JALAN P.SURYANATA KELURAHAN
BUKIT PINANG SAMARINDA
PROYEK :
TUGAS AKHIR
PEKERJAAN :
PERENCANAAN INSTALASI PENERANGAN
JALAN UMUM MENGGUNAKAN TENAGA
SURYA PADA JALAN P.SURYANATA
KELURAHAN BUKIT PINANG SAMARINDA
SUB PEKERJAAN :
PERENCANA :
AHAD NOOR RAHMATULLAH
NO KETERANGAN DISETUJ UI
1
Tiang Lampu Lengan Ganda C 2 NO.REVISI
A3
2 Median Jalan 2 ( 561 meter )
NO.GAMBAR EL - 03
Sudut Kemiringan Modul Surya
( 15o )
Panel Modul Surya 50 cm
200 cm
Lampu LED Panjang Stang Ornamen
( 200 cm )
Sudut Stang Ornamen 30 cm
( 12,578o )
40 cm LOKASI :
JALAN P.SURYANATA KELURAHAN
5 cm BUKIT PINANG SAMARINDA
5 cm
Bagian Bawah Atas
Bagian Plat Dasar 30 cm
PROYEK :
Pagar Pengaman 1.2 cm TUGAS AKHIR
PERENCANA :
t AHAD NOOR RAHMATULLAH
( 921,9 cm )
600 cm TANGGAL
NAMA PARAF
DISETUJ UI
NO.REVISI
JUDUL GAMBAR :
LAY OUT PERENCANAAN TIANG
PENERANGAN JALAN UMUM
MENGGUNAKAN TENAGA SURYA
SKALA CETAK 1 : 40
SKALA 1 : 40
NO.GAMBAR EL - 04
W1 W2
Gambar Awal Jalan Perencanaan Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya
Constructions: Applications:
1. Conductor: Used for fixed installation inside appliances, switchgear and
Annealed plain copper wires bunch stranded, according to controlgear.
SPLN 41-1; IEC 60228 Note : [f] Flexible bunched wire
Identification:
Yellow/Green strip, Light Blue, Black, Yellow, Red colour
Copper Conductor PVC Insulated & PVC Sheathed Indoor Cable
Cu/PVC/PVC 300/500 V (NYM)
Specification :
SPLN 42-2 : 1992
IEC 227
SNI : 04-6629.4-2006
Constructions:
1. Conductor:
Annealed plain copper round solid or round circular
stranded according to SPLN 4 1 - 1 ; IEC 60228
3. Inner Covering / filler:
2. Insulation: Extruded Polyvinyl Chloride [PVC], Black colour
Extruded layer of Polyvinyl Chloride (PVC] complied with
SPLN 41-2 4. Outer sheath:
Extruded Polyvinyl Chloride [PVC], White colour
Identification of core (SPLN)
Applications:
Permanent installation in conduit under plaster or ex
po sed wiring in dry location.