Anda di halaman 1dari 58

ANALISA EFISIENSI GENERATOR PADA PEMBANGKIT

LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH)

TUGAS AKHIR

Ditunjukkan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya

Oleh

Muhammad Syahrul Mauludi

NPM. 21905113007

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

POLITEKNIK UNISMA MALANG

2022

i
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISA EFISIENSI GENERATOR PADA PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA MIKROHIDRO

TUGAS AKHIR

Ditujukan untuk memenuhi persyaratan ujian seminar sempro

MUHAMMAD SYAHRUL MAULUDI

NPM. 21905113007

Tugas Akhir ini telah direvisi dan disetujui oleh dosen pembimbing pada

tanggal … Februari 2022

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Ana Nuril Achadiyah, ST., MT. Syarifatul Izza, S.ST., M.Tr.

NIDN. 0709017503 NIDN.0717039501

Mengetahui ;
Ketua Program Studi Teknik Listrik

Mokh. Suseno Aji Sari,ST.,MT


NIDN. 0716098601

ii
HALAMAN PENGUJI
ANALISA EFISIENSI GENERATOR PADA PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH)

TUGAS AKHIR

Disusun Oleh :
Muhammad Syahrul Mauludi
NPM. 21905113007

Tugas Akhir ini telah dipresentasikan dan diujikan di hadapan Tim Dosen Penguji
Malang, 25 Februari 2022

Tim Dosen Penguji:

1. Ana Nuril Achadiyah, ST., MT. TTD


NIDN. 0709017503 .........

2. Syarifatul Izza, S.ST., M.Tr. TTD


NIDN. 0717039501 .........

iii
PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan


saya dan berdasarka hasil penelusuran berbagai karya ilmiah, gagasan dan
masalah ilmiah yang diteliti dan diulas di dalam Naskah Tugas Akhir ini adalah
asli dari pemikiran saya. tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh
orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber
kutipan dan daftar pustaka.

Apabila ternyata didalam naskah Tugas Akhir ini dapat dibuktikan terdapat
unsur-unsur jiplakan, saya bersedia Tugas Akhir dibatalkan, serta diproses sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003,
pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).

Malang,

Mahasiswa,

Muhammad Syahrul Mauludi

NPM. 2190511307

iv
LEMBAR PERUNTUKAN

Puji Syukur kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan kesehatan,rahmat dan hidayah, sehingga penulis diberikan
kesempatan untuk menyelesaikan Tugas akhir ini, sebagai salah satu syarat
untuk mendapatkan gelar Ahli madya. Dengan rasa syukur yang mendalam,
dengan telah diselesaikannya Tugas Akhir ini penulis mempersembahkannya
kepada :
 Bapak dan Ibu saya, Sukar dan Jundatur roziyah terimakasih atas doa,
semangat,motivasi, pengorbanan, nasehat serta kasih sayang yang tidak
pernah henti sampai saat ini.
 Dosen Pembimbing pertama saya, Bu Ana Nuril A, S.T., M.T yang sudah
membimbing serta memberi masukan dan saran selama ini, sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
 Dosen Pembimbing kedua saya, Bu Syarifatul Izza, S.ST., M.Tr. yang sudah
membimbing memberi masukan dan saran dalam menyelesaikan tugas akhir
ini.
 Kaprodi Teknik Listrik saya, Mokh Suseno Ajisari S.T., M.T yang sudah
memberi saran dan kesempatan untuk berkembang selama saya kuliah di
Politeknik Unisma Malang.
 Kepada warga Desa Kelampok yang sudah mengizinkan saya melakukan
pengujian alat Tugas Akhir ini.
 Teman – Teman Himatrik saya yang sudah mendukung dan menyemangati
saya dalam mengerjakan tugas akhir.
 Teman – teman dari jurusan teknik listrik angkatan 2019. yang sudah
mendukung dan menyemangati saya dalam mengerjakan tugas akhir.
 Teman – teman dari jurusan teknik mesin dan teknik listrik Politeknik
Unisma Malang.

v
RINGKASAN

Air merupakan sumber energi tebarukan yang mudah kita temui dan sangat
murah meskipun daya yang dihasilkan cukup rendah / relatif kecil tetapi cukup
untuk memenuhi kebutuhan sumber daya penghasil energi listrik yang murah
dan sangat ramah lingkungan. PLTMH Desa Kelampok terletak Kecamatan
Singosari di Kota Malang. Sumber air yan digunakan pada PLTMH Desa
Kelampok berasal dari sumber loji. Salah satu komponen yang terpenting
adalah generator. Generator adalah komponen yang paling penting pada sistem
PLTMH ini karena berperan menyediakan energi listrik yang sangat
dibutuhkan oleh masyarakat. PLMH ini menggunakan generator DC 300 Watt.
Analisis efisiensi generator ini dilakukan untuk melihat generator apakah
dalam keadaan optimal atau tidak optimal. Perhitungan efisinsi ini dilakukan
mengumpulkan data-data berupa Tinggi air, dan debit air. Hasil dar analisa
pada tanggal 12 juni 2022. mendapatkan efisiensi generator pada saat pipa
tetutup 98.6 % dan dan pada saat terbuka sebesar 11.8 %. Kondisi ini
menunjukkan bahwa generator memiliki bekerja optimal pada saat 3 lubang
pipa di tutup karena debit air akan semakin besar.

Kata kunci: PLTMH, Generator, Efisiensi

vi
SUMMARY

Water is a renewable energy source that is easy to find and very cheap,
although the power produced is quite low / relatively small, but it is sufficient
to meet the needs of cheap and very environmentally friendly sources of
electrical energy. The PLTMH in Kelampok Village is located in Singosari
District in Malang City. The source of water used in the MHP in Kelampok
Village comes from a lodge source. One of the most important components is
the generator. The generator is the most important component in the MHP
system because it plays a role in providing electrical energy that is needed by
the community. This PLMH uses a 300 Watt DC generator. This generator
efficiency analysis is carried out to see whether the generator is in optimal or
not optimal condition. This efficiency calculation is carried out by collecting
data in the form of water height and water discharge. The results of the analysis
on June 12, 2022. Get the efficiency of the generator when the pipe is closed at
98.6% and when it is open it is 11.8%. This condition indicates that the
generator works optimally when the 3 pipe holes are closed because the water
discharge will be even greater.

Keywords: MHP, Generator, Efficiency

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan


rahmat dan hidayah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
Tugas Akhir dengan Judul :

“ANALISA EFISIENSI GENERATOR PADA PEMBANGKIT


LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO”

Dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu. Pembuatan


dan penyusunan Proposal proyek akhir ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi Diploma 3 (D3) gelar Ahli Madya (A.Md ) di jurusan Teknik
Listrik Politeknik Unisma Malang.

Selama proses penyusunan Tugas Akhir ini, penulis tidak lepas dari
banyak bantuan, bimbingan, petunjuk, doa, dan dukungan dari berbagai
pihak.Penulis mengucapkan terimaksih kepada Kedua orang tua, Ibu dan Ayah
beserta keluarga yang telah memberi dukungan moral dan spiritual. Terima kasih
kepada Ibu Ana Nuril Achadiyah, ST., MT. dan Syarifatul Izza, S.ST.,
M.Tr.selaku dosen pembimbing atas segala bimbingan ilmu, dan moral dari awal
hingga terselesaikannya Propsal Proyek Akhir ini, segenap dosen bidang Teknik
Listrik atas semangat yang diberikan. Besar harapan penulis agar Proyek akhir ini
dapat memberikan manfaat bagi pembaca sebagai informasi tambahan dan
inspirasi untuk penelitian selanjutnya.

Malang, 25 Februari 2022

Mahasiswa

Muhammad Syahrul Mauludi

viii
DAFTAR ISI

Lembar pengesahan................................................................................................. ii

Halaman penguji.................................................................................................... iii

Pernyataan orisinil tugas akhir............................................................................... iv

Lembar peruntukan.................................................................................................. v

Ringkasan............................................................................................................... vi

Summary............................................................................................................... vii

Kata pengantar..................................................................................................... viii

Daftar isi................................................................................................................. ix

Daftar gambar........................................................................................................ xii

Daftar tabel........................................................................................................... xiii

BAB I Pendahuluan................................................................................................. 1

1.1 Latar belakang....................................................................................... 1

1.2 rumusan masalah................................................................................... 2

1.3 Tujuan.................................................................................................... 2

1.4 Batasan masalah.................................................................................... 3

1.5 metodologi penulisan............................................................................ 3

BAB II Teori perencanaan...................................................................................... 4

2.1 Penelitian terdahulu............................................................................... 6

2.2 Pembangkit listrik tenaga mikrohidro................................................... 6

2.3 Generaor DC magnet permanent.......................................................... 9

2.3.1 Komponen generator DC........................................................ 9

ix
2.3.2 Prinsip kerja generator DC................................................... 13

2.4 Akumulator.......................................................................................... 21

2.4.1 Cara kerja akumulator.......................................................... 24

2.5 Solar charge controller........................................................................ 25

2.6 inverter................................................................................................. 29

2.7 Metode perhitungan............................................................................. 31

BAB III KERANGKA KONSEP.......................................................................... 34

3.1 Alur diagram penelitian....................................................................... 35

3.2 Flowchart............................................................................................. 35

3.3 Metode Penelitian................................................................................ 36

3.4 Alat dan Bahan.................................................................................... 37

3.4.1 Alat....................................................................................... 37

3.4.2 Beban.................................................................................... 37

3.5 Spesifikasi Generator.......................................................................... 38

3.6 Surat pernyataan kerjasama................................................................. 38

3.7 Timeline............................................................................................... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................... 40

4.1 Mengubah tegangan DC ke AC........................................................... 40

4.1.1 Cara merangkai untuk mengubah tegangan DC................... 40

4.2 Data ujicoba generator magnet permanen........................................... 41

4.2.1 perhitungan efisiensi............................................................. 41

4.3 Analisa................................................................................................. 43

x
BAB V Penutup..................................................................................................... 46

5.1 Kesimpulan.......................................................................................... 46

5.2 Saran.................................................................................................... 46

Daftar Pustaka....................................................................................................... 47

Lampiran............................................................................................................... 48

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 PLTMH................................................................................................ 6

Gambar 2.2 Bagan sitem PLTMH........................................................................... 7

Gambar 2.3 piringan rotor....................................................................................... 9

Gambar 2.4 Stator................................................................................................... 9

Gambar 2.5 Cobaan pertama Faraday.................................................................. 11

Gambar 2.6 Cobaan kedua Faraday..................................................................... 12

Gambar 2.7 Pembangkit tegangan induksi............................................................ 13

Gambar 2.8 Tegangan rotor................................................................................... 20

Gambar 2.9 Akumulator........................................................................................ 21

Gambar 2.10 Solar charge controller.................................................................... 25

Gambar 2.11 Inverter............................................................................................ 29

Gambar 2.12 Skema inverter................................................................................. 31

Gambar 3.1 Surat pernyataan dari desa kelampok................................................ 41

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu............................................................................ 6

Tabel 2.2 Jenis PLTA......................................................................................... 7

Tabel 3.1 Spesifikasi generator........................................................................ 38

Tabel 3.2 Timeline............................................................................................ 39

Tabel 4.1 Spesifikasi SCC................................................................................ 40

Tabel 4.2 Spesifikasi akumulator..................................................................... 41

Tabel 4.3 Spesifikasi inverter........................................................................... 41

Tabel 4.4 Data operasi generator...................................................................... 43

Tabel 4.5 Hasil perhitungan efisiensi............................................................... 43

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keberadaan listrik sangat membantu kehidupan manusia dan
membuat kebutuhan listrik semakin meningkat dari waktu ke waktu.
Permasalahannya saat ini adalah terbatasnya cakupan pelayanan
infrastruktur dan rendahnya akses listrik masyarakat serta struktur
energi primer untuk pembangkit listrik masih bersumber kepada
sumber energi fosil (batu bara, minyak bakar, gas, dll). Dalam
mempercepat pembangunan infrastruktur khususnya untuk mendukung
usaha pembangkitan tenaga listrik yang baru, memiliki keterbatasan
dan beberapa
permasalahan. Perlu dilakukan usaha pemanfaatan sumber energi non-
fosil, khususnya yang memanfaatkan sumber energi primer lokal.
Salah satu sumber daya energi yang berpotensi untuk dikembagkan
sebagai pembangkit tenaga listrik adalah tenaga air skala kecil.
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH).
Sebagai energi alternatif diharapkan manfaatnya lebih besar lagi dan
bisa atas minimnya pengetahuan masyarakat desa
terhadap Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
(PLTMH) dan dapat dikembangkan sebagai sumber energi listrik dari
air .

Oleh karena itu kami membuat Pembangkit Listrik Tenaga


Mikrohidro (PLTMH). Daerah ini terletak di daerah Kota Malang,
tepatmya di Desa Kelampok Kecamatan Singosari Jawa Timur. Daerah
tersebut memilki debit air yang stabil dan air tersebut dapat mengalir
terus menerus. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) ini
rencananya akan menggunakan generator DC magnet permanent
dengan 300 watt 12 volt. Sehingga Pembangunan Pembangkit Listrik

1
Tenaga Mikrohidro (PLTMH) ini semoga bermanfaat bagi warga
disekitarnya.

Jenis generator yang cocok diterapkan di Pembangkit Listrik Tenaga


Mikrohidro (PLTMH) adalah generator DC magnet permanen untuk
menghasilkan energi mekanik ke energi listrik. Generator DC magnet permanent
ini berjenis kecepatan rendah dan tanpa energi listrik awal. Dalam perencanaan
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Generator DC
magnet permanent ini akan di gabungkan dengan bantuan Pully sebagai rasio
perbandingan putaran.

Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk menghitung efisiensi


pembangkit pada pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH).
Efisiensi generator adalah perbandingan daya keluaran atau daya yang
dihasilkan oleh generator dengan daya input generator, daya input
generator sama dengan gaya yang dihasilkan turbin, generator dikopel
dan bekerja sama, efisiensi dari generator dihitung dengan
membandingkan daya keluaran generator Seperti dengan daya input
generator, daya input generator sama dengan daya yang dihasilkan oleh
turbin. Generator dapat berakibat fatal bagi generator sehingga
menyebabkan generator tidak dapat bekerja secara maksimal dan
listrik ke konsumen akan padam. Karena hal tersebut dibahas analisis
perhitungan efisiensi generator yang diterapkan di pltmh kelampok
dengan menghitung efisiensi generator, maka dapat diketahui generator
bekerja secara optimal atau Kurang optimal.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana prinsip kerja Generator magnet permanen yang dihubungkan
dengan PLTMH?
2. Bagaimana output PLTMH dengan turbin 10 sudu yang disambungkan
dengan Generator magnet permanen ?
3. Bagaiamana analisis hasil dari perhitungan efisiensi Generator magnet
permanen ?

2
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari analisis perhitungan efisiensi generator
pada PLTMH ini adalah:

1. Mendapatkan hasil perhitungan efisiensi generator pada PLTMH.


2. Memberikan rekomendasi dan masukan mengenai efisiensi
generator pada PLTMH.

1.4 Batasan Masalah


Agar dalam penulisan tugas akhir ini dapat mencapai sasaran
dan tujuan yang diharapkan, maka dalam pembahasan penilitian tugas
akhir ini dibatasi sebagai berikut:

1. Generator yang dipakai generator magnet permanen.


2. Mempelajari cara kerja generator magnet permanen yang dihubunngkan
dengan turbin pelton vertikal 10 sudu.
3. Menganalisis mengenai efisiensi generator Magnet Permanen.

1.5 Metodologi Penulisan

Dalam penulisan proposal tugas akhir ini, penulis


membaginya menjadi empat bab. Adapun sistematika penulisan
adalah sebagai berikut:

a. Bab I merupakan Pendahuluan, menjelaskan tentang latar belakang


penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah
dan sistematika penulisan laporan. Selanjutnya
b. Bab II tentang Teori Perencanaan berisikan dasar–dasar teori untuk
membahas dan menjelaskan mengenai “ANALISA EFISIENSI
GENERATOR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO”.

c. Bab III menjelaskan tentang Kerangka Konsep, dimana pada bab ini
berisi alur Flowchart dari pengerjaan tugas akhir dan berisi hipotesis
awal dalam tugas akhir ini
d. Bab IV menjelaskan Studi Literatus yang berisi metodologi penilitian
beserta timeline dalam waktu pengerjaan tugas akhir.

3
BAB II
TEORI PERENCANAAN
2.1 Penelitian Terdahulu
Penulis melakukan penelitian kepustakaan lebih lanjut melalui
penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dalam kaitannya dengan
penelitian penulis untuk referensi dan perbandingan metode penelitian dan
hasil yang diperoleh dalam penelitian ini.

Kajian Dandi Oktavian (2021) berjudul “Analisa Pengaruh


Pembebanan Terhadap Efisiensi Generator Pada PLTA Wonogiri”. Penelitian
ini membahas tentang akan melakukan penelitian efisiensi generator pada
PLTA Wonogiri yang belum pernah dilakukan.

Yafrisal (2018) ini berjudul “Analis Perhitungan Efisiensi Turbin dan


Generator di PLTA Wadaslintang”. Penelitian ini membahas tentang daya
masukan generator sama dengan gaya yang dihasilkan oleh turbin karena
turbin dan generator dikopel dan bekerja sama. Untuk menghitung efisiensi
generator adalah dengan membandingkan daya keluaran generator dan daya
masukan generator, dimana daya masukan generator sama dengan daya yang
dihasilkan turbin. analisis perhitungan efisiensi turbin dan generator yang
diterapkan di PLTA Wadaslintang. Dengan menghitung efisiensi turbin dan
generator, maka dapat diketahui turbin dan generator bekerja secara optimal
atau kurang optimal.

Sugianto simajuntak (2017) melakukan penelitian dengan judul


“Analisa daya dan Efisiensi Generator Sinkron 3 Fasa Kapasitas 8.545 KVA,

4
6.600 V Di PT. Energi Sakti Sentosa PLTA Pakkat”. Penelitian ini membahas
tentang akan melakukan penelitian menganalisa daya dan efisiensi dari
generator dengan hasil analisa yang dilakukan diperoleh daya generator
sinkron berdasarkan data spesifikasi 6,84 MW dan efisiensi 97,72 . Menurut
data perhitungannya daya keluaran generator perjamnya 6,24 MW dan
efisiensinya 87,97 . Dari hasil analisa yang dilakukan diperoleh bahwa semakin
besar daya keluaran dari generator maka efisiensinya akan semakin tinggi.

Beberapa orang telah meneliti terkait Analisa efisiensi generator.


Beberapa peneliti melakukan penelitian analisa efisiensi generator pada sebuah
pembangkit dan hal yang mempengaruhi efsiensi generator adalah besarnya
beban. Beberapa yang melakuka penelitian tentang analisa efisiensi generator
adalah Dandi Oktavian, tahun 2021. Yafrisal, tahun 2018. Sugianto simajuntak,
tahun 2017. Namun kebanyakan penlitian menggunakan generator AC 3 fasa.
Oleh karena itu penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti pengusul disini
berbeda dengan dua peneliti pendahulu. Peneliti pengusul disini, akan
melakukan penelitian efisiensi generator di Desa Kelampok yang belum pernah
dilakukan sebelumnya dengan menggunakan generator DC magnet permanen.

Tabel 2.1 Rangkuman Pengantar Hasil Penelitian Terdahulu


Fungsi Sistem
No. Peneliti Aliran air Kontruksi
PLTMH
PLTMH
permanen
Dandi
dan
1. Oktavian Vertikal Permanen
menggunakan
(2021)
generator AC 3
fhasa
PLTMH
permanen
2. Yafrisal (2018) dengan Vertikal Permanen
menggunakan
turbin crossflow
PLTMH dengan
Sugianto
menggunakan
3. simajuntak Vertikal Permanen
Generator
(2017)
Sinkron 3 Fasa

5
2.2 Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro

Gambar 2.1 Pembangki Listrik Tenaga Mikrohidro


(Sumber : Markus Dwiyanto, kk, 2018)

Pembangkit listrik tenaga mikrohidro atau biasa di singkat PLTMH adalah


Teknologi yang digunakan untuk memanfaatkan Kecepatan air dengan mengubah
energi mekanik menjadi energi listrik.Dengan cara memanfaatkan debit air untuk
memutar/menggerakkan turbin yang menghasilkan energi mekanik . Selanjutnya
energi mekanik ini menggerakkan generator untuk mengubah energi mekanik
menjadi energi listrik untuk menghasilkan listrik.
Prinsip kerja PLTMH adalah memanfaatkan beda tinggi dan
jumlah air per detik yang ada pada aliran sungai. Air yang mengalir
melalui intake dan diteruskan oleh saluran pembawa hingga penstock,
akan memutar poros turbin sehingga menghasilkan energi mekanik.
Turbin akan memutar generator dan menghasilkan listrik. Dalam
mengidentifikasi potensi PLTMH, informasi yang harus didapatkan
antara lain: Kebutuhan energi listrik atau target listrik yang ingin
dihasilkan.

1. Debit air sepanjang tahun termasuk debit minimum dan maksimumnya.

6
2. Layout PLTMH yang meliputi Head (beda tinggi) untuk mendapatkan
beda ketinggian antara pengambilan air dengan lokasi turbin.
3. Kualitas dan sedimentasi air harus memenuhi kriteria syarat untuk
menggerakkan turbin.

Tabel 2.2 Jenis PLTA berdasarkan IMIDAP


NO Jenis Kapasitas Sumber
1 Large Hidro (PLTA) >10 MW Waduk / sungai
2 Small Hidro (PLTA) 1 MW – 10 MW Waduk / sungai
3 Mini Hidro (PLTM) 100 KW – 1 MW Sungai
4 Micro Hidro (PLTMH) 500 W – 100 KW Sungai / Aliran irigasi
5 Pico Hidro (PLTPH) <500 W Sungai / Aliran irigasi

Gambar 2.2 Bagan sitem PLTMH


(Sumber : Ikrar Hanggara dan Harvi Irvani, 2017)

Target perencanaan energi PLTMH adalah langkah awal dalam


perencanaan PLTMH. Tinjauan target tersebut didasari oleh kondisi
topografi daerah kajian atau memang ada permintaan khusus dari pihak

7
terkait. Dengan menentukan target PLTMH yang dihasilkan maka
parameter penentuan head dan debit air dapat dengan mudah
direncanakan secara jelas. Pada prinsipnya pembangkit listrik tenaga
air adalah suatu bentuk perubahan tenaga air dengan ketinggian dan
debit tertentu menjadi tenaga listrik dengan menggunakan turbin air
dan generator. Daya (power) teoritis yang dihasilkan dapat dihitung
berdasarkan persamaan (1) empiris berikut:
P=9,8× Q× H EFF (kW ).............................................................(2.1)

Dimana :

P=Tenaga yang dihasilkan secarateoritis ( kW )

Q=Debit pembangkit (m ³/det )

H EFF=Tinggi jatuh efektif (m),

g=Percepatan gravitasi(m/s 2) .

Pada literatur lain disebutkan nilai koefisien guna menghitung daya yang
terbangkitkan. Dengan persamaan (2) daya tiap satuan waktu:

P=9,8× Q× H EFF × ƞ ............................................................................(2.2)

Dimana :

P=Tenaga yang dihasilkan secarateoritis ( kW )

Q=Debit pembangkit (m ³/det )

H EFF=Tinggi jatuh efektif (m),

g=Percepatan gravitasi(m/s 2) .

ƞ=Efisiensi

8
2.3 Generator DC magnet permanent

Generator adalah alat yang menghasilkan energi listrik Dari


energi mekanik, biasanya melalui induksi elektromagnetik. Proses ini
disebut pembangkit listrik. Sumber Energi mekanik dapat berupa
mesin uap reciprocating atau turbo, air yang jatuh melalui turbin atau
kincir air, mesin pembakaran dalam Internal, turbin angin, engkol
tangan, energi surya atau matahari, udara terkompresi atau sumber
energi mekanis lainnya. Generator DC adalah generator yang
menghasilkan tegangan keluaran DC.

2.3.1 Komponen generator DC


a. Rotor

Rotor merupakan komponen generator yang dapat berputar.


Komponen ini terdapat magnet permanen sebagai penghasil medan
magnet yang kemudian diimbaskan ke komponen stator untuk
menghasilkan tegangan induksi. Komponen rotor terdiri dari 2 buah
piringan acrylic berbentuk lingkaran dan letaknya saling berhadapan
dengan komponen stator. Pada komponen rotor terpasan sebuah bearing
dan poros sehingga komponen rotor dapat berputar.

Gambar 2.3 Rotor


(Sumber : Arief Goeritno, dkk, 2017)

9
b. Stator
Stator merupakan komponen yang terdiri dari beberapa
kumparan kawat (coil) email yang dilapisi dengan bahan isolator.
Jumlah kumparan
generator akan berpengaruh terhadap tegangan keluaran yang
dihasilkan. Kumparan generator dapat dikonfigurasi menjadi susunan 1
fasa atau 3 fasa.Pada komponen stator dapat dipasang inti besi yang
berfungsi untuk mempermudah jalannya fluks magnet pada komponen
rotor.

Gambar 2.4 Stator


(Sumber : Budhi Prasetyo, dkk, 2019)

c. Motor impuls
Motor impuls merupakan komponen yang dapat menghasilkan
elektromagnet dengan bantuan kumparan. Komponen motor impuls
merupakan pengembangan motor bedini yang digunakan sebagai
penggerak mula komponen rotor.
d. Magnet Permanent
Magnet permanen yang digunakan dalam komponen generator
ialah jenis magnet neodymiumiron-boron (NdFeB) grade 35 dan tidak
memnbutuhkan arus eksitasi. Magnet NdFeB ini merupakan salah satu
jenis magnet kuat dari pada magnet jenis lain. Magnet jenis ini

10
dibedakan
berdasarkan tingkat atau grade. Magnet yang paling umum ditemukan
ialah jenis grade N35 dan N52. Perbedaan kedua grade magnet tersebut
ialah besar kuat medan magnet yang dihasilkan. Magnet grade N35
memiliki nilai kuat medan magnet yang lebih kecil dari grade N52
namun memiliki harga yang lebih terjangkau dari harga magnet grade
N52
e. Induksi elektromagnetik
Peristiwa yang menyebabkan timbulnya GGL (Gaya Gerak
Listrik) di suatu kumparan atau kawat penghantar sehingga
menyebabkan perubahan pada garis-garis gaya magnet (fluks magnetik)
disebut dengan induksi elektromagnetik. Pada percobaan Michael
Faraday membuktikan jika medan magnet yang nilai fluksnya berubah-
ubah dapat menghasilkan arus listrik. Medan magnet konstan tidak
menghasilkan arus listrik.
Dalam setiap kasus, fluks itu berubah baik disebabkan medan
magnetik yang berubah terhadap waktu maupun karena kumparan itu
sedang bergerak melalui sebuah medan magnetik non-homogen.
Hukum induksi faraday menyatakan bahwa dalam semua situasi
induksi sebanding dengan kecepatan perubahan fluks magnetik (ФB)
yang melewati
kumparan tersebut.

11
Gambar 2.5 Percobaan Pertama Farada
(Sumber : Fauzi, dkk, 2018)

Pada percobaan pertama dari Michael Faraday seperti yang


ditunjukkan gambar 2.4 , ketika kutub utara magnet batang digerakkan
masuk ke dalam kumparan, jumlah garis gayagaya magnet yang
terdapat di dalam kumparan bertambah banyak yang menyebabkan
GGL induksi pada ujung kumparan. Arah arus induksi dapat ditentukan
dengan
memperhatikan arah medan magnet yang ditimbulkan. Disaat magnet
masuk, garis gaya pada kumparan bertambah sehingga medan magnet
hasil arus induksi mengurangi garis gaya tersebut.

Gambar 2.6 Percobaan kedua Farada


(Sumber : Fauzi, dkk, 2018)

12
Pada percobaan kedua faraday seperti gambar 2.5 apabila saklar
(K) ditutup, arus mengalir melalui kumparan pertama yaitu pada
transmitter sehingga timbul medan magnetik. Karena digunakan
sumber DC maka perubahan medan magnet hanya terjadi sesaat dan
akan menimbulkan arus sesaat pada kumparan kedua dan kembali ke
nol. Hal yang sama juga terjadi bila saklar kembali dibuka dengan arah
arus
yang berlawanan. Dari peristiwa ini dapat disimpulkan bahwa
arus induksi hanya terjadi bila terjadi perubahan medan
magnetik. Bila arus yang mengalir besar berapapun besarnya
tetapi medan magnetnya konstan tidak berubah-ubah terhadap waktu
seperti arus DC, maka tidak akan menghasilkan arus induksi. Ada tiga
faktor yang mempengaruhi besarnya ggl induksi yang dihasilkan,
diantaranya :
 Kecepatan gerakan magnet atau kecepatan perubahan
jumlah garis-garis gaya magnet (fluks magnetik).
Semakin cepat perubahan medan magnet, maka ggl
yang dihasilkan semakin besar.
 Jumlah lilitan. Semakin banyak jumlah lilitan maka ggl
induksi yang dihasilkan juga semakin besar.
 Medan magnet. Semakin kuat gejala kemagnetannya maka
ggl induksi yang dihasilkan akan semakin besar.

2.3.2 Prinsip kerja generator DC


Prinsip dasar generator menggunakan hukum Faraday yang
menyatakan jika sebatang penghantar berada pada medan magnet yang
berubah-ubah, maka pada penghantar tersebut akan terbentuk gaya
gerak listrik. Pembangkitan tegangan induksi oleh sebuah generator
diperoleh melalui dua cara :

1. Dengan menggunakan cincin-seret, menghasilkan tegangan induksi bolak-


balik (AC).
2. Dengan menggunakan komutator, menghasilkan tegangan DC.

13
Proses pembangkitan tegangan induksi tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.10.

Gambar 2.7 Pembangkitan Tegangan Induksi


(Sumber : Nur Fauziyah, 2017)

Jika rotor diputar dalam pengaruh medan magnet, maka akan


terjadi perpotongan medan magnet oleh lilitan kawat pada rotor. Hal ini
akan menimbulkan tegangan induksi, dapat dilihat pada Gambar 2.11.
Tegangan induksi terbesar terjadi saat rotor menempati posisi seperti
Gambar 2.11 (a) dan (c). Pada posisi ini terjadi perpotongan medan
magnet secara maksimum oleh penghantar. Sedangkan posisi jangkar
pada Gambar 2.11 (b), akan menghasilkan tegangan induksi nol. Hal ini
karena tidak adanya perpotongan medan magnet dengan penghantar
pada jangkar atau rotor. Daerah medan ini disebut daerah netral.

14
Gambar 2.8 Tegangan Rotor yang Dihasilkan Melalui Cincin Seret dan
Komutator
(Sumber : Nur Fauziyah, 2017)

Jika ujung belitan rotor dihubungkan dengan slip-ring berupa dua cincin
(disebut juga dengan cincin seret), seperti ditunjukkan Gambar 2.11 (1), maka
dihasilkan listrik AC (arus bolak-balik) berbentuk sinusoidal. Bila ujung belitan
rotor dihubungkan dengan komutator satu cincin Gambar 2.11 (2) dengan dua
belahan, maka dihasilkan listrik DC dengan dua gelombang positif.

Untuk perhitungan daya generator yang diperlukan adalah daya yang


dihasilkan oleh kincir air, maka didapatkan persamaan (3):

1
PG= PK ....................................................................................................(2.3)
2
Dimana :

PG = Daya Generator (watt)

Pk = Daya Kincir (watt)

Perhitungan untuk mengetahui putaran (rpm) generator sesuai


dengan spesifikasi generator yang dipakai dengan menghitung transmisi
perbandingan pulley yang digunakan. maka didapatkan persamaan (4):

Rpm generator =

n 1(D 1/ D2)=n 2 ; n 2( D 3/ D 4)=n3 ; n 3( D5 /D 6)=n 4 ................(2.4)

20
Dimana :

n1 : Putaran Kincir (rpm)

n4 : Putaran Generator (rpm)

D1,D2,D3,D4,D5,D6 : Diameter pulley (Inch)

2.4 Akumulator

Gambar 2.9 Akumulator


(Sumber : Panel Sinar Surya, 2017)

Akumulator adalah alat yang digunakan untuk menyimpan energi listrik,


akumulator berfungsi untuk menyimpan energi yang terisi oleh tegangan DC dari
Generator DC, akumulator juga dapat menubah energi kimia menjadi aliran
listrik. Pada dasarnya, rata rata orang mengetahui dua jenis aki, yaitu aki primer
dan aki sekunder. Baterai abc adalah salah satu contoh dari penyimpan energi
sekunder baterai primer ini biasanya tidak bisa dicas ulang. Sedangkan aki
sekunder adalah baterai yang dapat diisi ulan kembali, contoh dari akumulator
sekunder adalah aki meek yuasa yang terpasang pada kendaraan sepeda motor.
Untu sistem PLTMH ini, hanya aki sekunder yang digunakan untuk sistem
PLTMH ini. Adapun jenis jenis akumulator adalah sebagai berikut :

21
1. Aki deep-cycle jenis marine pada umumnya digunakan pada aplikasi
yang kecil dan sederhana di kapal layar dan perkemahan. Selain aki
marine ini, akikendaraan golf biasanya juga dipakai untuk aplikasi
sederhana.
2. Aki dep-cycle jenis lead acid yaitu aki ang berkepingan internal yang
tebal dan biasanya banak digunakan di industri industri yang berat. Aki
trojan, surrette dan deka merupakan aki yang paling seing diminati. Aki
ini bisa bertahan lama sampai bertahun tahun. Aki lead acied ini
mengeluarkan gas sewaktu pengisian arus DC. Demi keselamatannya,
aki aki ini hanrus ditempatkan diluar gedung atau bangunan dan
dipasang oleh ahli yang berketrampilan.
3. Aki absorbed glass mat (AGM) aki ini adalah aki yang anti bocor dan
mempunyai kinerja yang sangat tinggi. Jenis aki ini boleh dikatakan
adalah yang terbaik untuk suatu sistem industri-industri berat. Misalnya,
aki AGM terdapat di dalam pesawat terbang, rumah sakit dsb.kualitas
aki AGM juga sangat bagus dan juga tahan lama. Contoh aki AGM
adalah aki sun xtender.
4. Aki sealed gel adalah aki deep-cycle yang tidak dapat menguapkan gas
ketika proses pengisian berlangsung. Aki jenis ini sangat cocok
digunakan di dala gedung atau bangunan.

Aki basah/konvensional masih menggunakan asam sulfat (H2SO4) dalam


bentuk yang cair. Sedangkan dengan aki MF ( Maintenance Free) sering juga
disebut dengan aki kering karena asam sulfatnya sudah dalam bentuk gel/selai.
Dalam mempertimbankan posisi peletakannya maka aki keing lah yangtidak
mempunyai kendala, berbeda dengan aki basah. Aki basah kandungan timbalnya
(PB) masih tinggi sekitar 2,5% untuk masing masing sel positif dan negatif.
Sedangkan jenis hybrid kandungan timbalnya sudah berkurang menjadi masing
masing 1,7%, hanya saja sel negatifnya sudah ditambakan ke unsur calsium.
Sedangkan aki kering sel positifnya mengunakan timbal 1,7% namun teapi sel
negatifnya tidak menggunakan timbal tetapi menggunakan calsium sebesar 1,7%.
Pada calsium batery asam sulfatnya (H2SO4) masih berupa cairan, hanya saja
hampir tidak memerlukan perawatan karena tingkat penguapannya kecil sekali

22
dan dikondensasi kembali. Rata rata teknologi sekarang sudah memakai bahan
silver untuk campuran sel negatifnya.

Ada beberapa pertimangan saat memilih sebuah aki :

 Tata letak nya apakah miring atau posisi tegak, jika menggumakan
segala posisi maka aki kering menjadi pilihan utama, karena cairan air
aki tidak tumpah. Kendaraan seperti offroad mengunakan aki kering
karena medannya yang berat. Aki akan ikut terguncang dan
terbanting.aki kering tahan akan goncangan sedangkan aki basah baha
elektrodanya mudah rapuh karena terkena goncanannya.
 Voltase atau tegangan, di pasaran yang mudah ditemui adalah yan
bertegangan 6V,12V, dan 24V ada yang multi pole yang mempunyai
beberapa titik tegangan, dan ada yang custom biasana dipakai
keperluan industri.
 Kapasitas pad aki dalam satuan Ah (ampere hour), ang menyatakan
kekuatan aki, seberapa lama aki dapat ertahanmensuplai arus untuk
beban / load.
 Crancing ampere dapat menyatakan keuatan aki, seberapa besar arus
yang bisa mensuplai untuk pertama kali pada beban yang dihidupkan.
Aki kering mempunyai cranking ampere yang kecil dibandingkan aki
basah namun suplai tegangan dan arus relatif stabil dan konsisten.
 Pemakain dari aki itu sendiri untuk kebutuhan rutin yang sering di
pakai sebagai backup saja. Aki basah, tegangan dan kapasitasnya
menurun apabila disimpan lama tanpa recharge, sedangkan aki kering
lebih relatif lebih stabil disimpan waktu jangka panjang tanpa recharge.
 Harga aki kering jauh lebih mahal karena mempunyai banyak
keunggulan.

Ada 2 rating untuk batera yit CCA dan RC :

1. CCA ( Cold Cranking ampere) Menunjukkan berapa besar arus yang


dikeluarkan serentak selama 30 detik pada titik beku air yaitu 0 derajad
celsius.

23
2. RC ( Reserve Capacity ) menunjukkan berapa lama permenit batterai
tersebut menyalurkan arus sebesar 25 A sambl menjaga tegangannya di
atas 10,5 Volt.

2.4.1 Cara kerja akumulator

Jika akumulator (baterai/baterai) sedang digunakan, maka akan terjadi


proses pengosongan pada akumulator (baterai/baterai). Proses pengosongan ini
akan mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Setelah lama digunakan,
akumulator (baterai/baterai) akan kosong sehingga perlu dilakukan proses
pengisian pada akumulator (baterai/baterai). Proses pengisian ini dapat dilakukan
dengan memberikan tegangan DC yang lebih besar dari tegangan akumulator itu
sendiri, dimana terminal positif baterai dihubungkan dengan sumber DC positif
dan terminal negatif baterai dihubungkan ke terminal negatif DC. sumber. Dalam
proses pengisian akumulator, energi listrik diubah menjadi energi kimia. Pada
saat aki digunakan, kedua elektrode beraksi dengan larutan asam sulfat. Reaksi ini
lah , elektrode timbal melepaskan banyak elektron.menyebaban , terjadinya aliran
arus listrikr dari plat timbal tersebut. Setelh beberapa lama digunakan, akhirnya
kedua elektrode tertutup oleh timbal sulfat. Akbatnya, keduanya tiak ada beda
potensial. Keadaan tersebut disebut dengan aki soak. Di dalm aki tedapat elemen
dn sel untuk untuk menyimpan arus yang mengandung asam sulfat. Pada sel
terisikan pelat positif yang terkandung oksid timah coklat, sedangkan yang negatif
mengandung timah. Pelat ditempatkan pada batang penghubung . pemisah
menjadi isolasi diantar plat itu. Dibuat agar acid mudah beredar disekeliling plat.
Apabila 3 unsur kimia ini bereaksi, munculah arus listrik

Fungsi aki antara lain yaitu untuk media penyimpanan dan mensuplai arus
listrik pada saat digunakan dan juga sebagai pemasok untuk kebutuhan lampu
dimalam hari, alarm, jam, dan sebagainya.

Namun aki juga memiliki dampak negatif antara lain menyebabkan polusi
air akibat merembsnya caian asam sulfat dan cairan ini sangat sulit diuraikan oleh
dekomposer, membuat hewan hewan yang ada didalam tanah mati karena aki juga

24
menimbulkan polusi tanah. Selain itu aki yang sudah rusak tidak bisa diisi ulang
aan menjadi limbah masyarakat yang sulit untuk di daur ulang

2.5 Solar Charge Controller

Gambar 2.10 Solar charge controller


(Sumber : lapangan kerja)

Solar charge controller yaitu sebuah peralatan elektronik yang berguna


untuk mengatur arus yang searah yang di isi ke akumulator atau baterai, dan
diambil dari baterai ke beban, Solar charge controller juga berguna untuk
overcharging) dan kelebihan voltase. Solar charge controller ini menerapkan
teknologi pulse width modulation (PWM). Berguna untuk mengatur fungsi dari
pengisian baterai dan pembebasan arus dari baterai ke beban. Solar charge
controller atau juga di sebut SCC ini merupakan bagian yang yang penting untuk
melindungi dan melakukan otomatisasi pengisian sebuah baterai. Hal bertjuan
agar dapat mengopimalkan sistem dan masa baterai dapat di maksimalkan.

Ada beberapa kondisi yang dapat digunakan oleh Solar charge controller
pada output sistem generator dc pada PLTMH :

1. Dapat mengendalikan tegangan tanpa kontrol pengendali dari generator ke


Akumulator. Generator akan melakukan pengisian baterai melebihi
tegangan daya yang dapat di tampung baterai. Pengisian baterai berlebih
dapat membuat baterai meledak.

25
2. SCC dapat juga mendeteksi pada saat tegangan baterai / akumlator terlalu
rendah. Pada saat tegangan baterai menurun di bawah tingkat tertentu
SCC akan memutus beban dari baterai agar daya baterai tidak habis.
3. Selain itu SCC juga dapat menghentikan arus pada saat PLTMH tidak di
gunakan.

SCC yang sangat baik dapat mendeteksi kapasitas baterai. Pada saat
baterai penuh pengisian dari Generator akan berhenti. Cara mendeteksinya adalah
dengan melalui monitor level tegangan pada baterai. SCC dapat mengisi baterai
sampai tegangan tertentu, apabila tegangan drop maka baterai akan mengisi
kembali. SCC terdiri dari 1 input (2 terminal) yang terhubug dengan output
generator, 1 output (2 terminal) untuk menghubungkan ke aki, dan 1 output (2
terminal) yang akan langsung terhubung ke beban.

Jenis Solar charge controller ada 2 yaitu :

1. PWM ( Pulse Wide Modulation), seperti namanya menggunakan lebar


pulse on dan off electrikal. Seakan akan mencipakan sine wave electrikal
form.
2. MPPT (Maximum power point tracker) dapat mengambil maximum daya
dari PV. MPPT Solar charge controller dapat menyimpan kelebihan daya
yangtidak digunakan oleh beban ke dalam baterai, tetapi pada saat daya
yang dibutuhkan beban lebih besar daya yang dihasilkan oleh PV, mak
daya dapat diambil dari baterai.

Pengertian SCC (Solar charge controller) PWM adalah alat yang berfungsi
untuk mengendalikan keberlangsungan pengisian suatu baterai PWM merupakan
singkatan dari Pulse Width Modulation, pada saat baterai akan penuh perangkat
akan perlahan menurunkan jumblah daya yang dikirim pada aki agar baterai tidak
mengalami kejenuhan. Kelebihan dari SCC (Solar charge controller) PWM adalah

1. Controller PWM ini lebih murah dari pada jenis MPPT


2. Controller PWM dibuat berdasarkan basis teknologi yang lebih dulu
sehingga sudah matang dan teruji.

26
3. Bekerja lebih baik pada sitem off grid dengan kisaran tegangan 17-19 volt
untuk setiap nominal tegangan baterai 12 V.

Adapun kekurangan dari SCC (Solar charge controller) PWM adalah

1. Aki harus berada pada tegangan sama.


2. Cocok digunakan pada saat baterai berkapasitas 80 %.
3. PWM membutuhkan kabel diameter lebih besar karena cenderung
memakai sisem Paralel

Pengerian SCC (Solar charge controller) MPPT yang berfungsi menelusuri


kekuatan yang maximum yang dihasilkan dari Generator dan mengontrol
pengisian baterai. MPPT adalah singkatan dari Maximum Power Point Tracking
yang merupakan sistem elektronik.

Kelebihan dari SCC (Solar charge controller) MPPT adalah :

1. Outputan generator dan baterai tidak harus mempunyai tegangan yang


sama.
2. Lebih cepat mengisi baterai dengan mengubah kelebihan tegangan enjadi
aus.
3. Dapat menghasilkan tegangan yang dapat menyesuaikan kebutuhan baterai
dan beban.
4. Dapat memantau dan menyesuaikan input untuk mengatur arus misalnya
denan menurunkan tegangan dan menaikkan arus.

Ada beberapa fungsi dari SCC (Solar charge controller)

1. Mengubah arus DC yan semulanya bertegangan tinggi dari PLTMH


mejadi arus bertegangan rendah menyesuaikan dengan kapaitas aki yang
digunakan.
2. Mengurangi arus pengisian ke baterai saat staus baterai sudah penuh, cara
kerja ini bermaksud untu melindungi aki dari pengisian yang berlebih.
Baterai yang di cas terus meneus waaupun sudah penuh dapat
mengakibatkan munculnya gas dan bahkan dapat meledak.

27
3. Mampu mengoptimalkan transfer daya dari PLTMH ke aki denan
algoritma maximum power point tracker (MPPT).
4. Dapat mencegah arus balik dari baterai yang menuju Generator PLTMH
pada saat tidak digunakan
5. Dapat menampilkan informasi tegangan,arus dari generator PLTMH, dan
energi yan dikirim ke baterai.

Cara kerja SCC (solar charge controller) adalah komponen yang paling penting
dalam PLTMH ini cara kerja (solar charge controller) anatra lain :

 Charging mode solar charge controller


Dalam charging ini pada umumnya baterai diisi dengan metode three
stage charging:
Fase bulk aki akan di charger sesuai dengan tegangan setup nya antara
14,4-14,6 v. Dan diambil arus maximum dari inputan (solar charge
controller) pada saat aki sudah ada tegangan setup dimulailah fase
absorpoint.
Fase absorpoint pada saat, tegangan pada aki akan dijaga sesuai dengan
tegangan bulk, sampai solar charge controller timer (umumnya satu jam)
tercapai, arus yang mengalir menurun sampai tecapai kapasitas dari
baterai
Fase float baterai akn dijaga pada tegangan float setting antara 13,4-13,7
v. Beban yang tersambung ke baterai dapat menggunakan arus maksimum
dari generator.
 Mode operation solar charge controller
Pada mode ini, aki akan melayani beban. Apabila ada over-discharge
ataupun oveload, maka baterai akan dilepas dari beban. Hal ini berguna
untuk mencegah kerusakan pada baterai.

2.6 Inverter

28
Gambar 2.11 inverter
(Sumber : Lapangan)

Inverter yaitu komponen terpenting dari dari sistem PLTMH, Karena


sistem PLTMH ini menggunakan generator DC oleh karena inverter berguna
untuk mengubah tegangan DC ke tegangan AC. Dengan kata lain inverter ini
adalah adaptor daya. Ada banyak cara meggunakan daya DC,akan tetapi
kebutuhan listrik melebihi tingkat kabin yang paling sederhana, sehingga
membutuhkan inverter. Peralatn yang membutukan tegangan DC teteapi harus
mengambil tegangan dan daya dari stopkontak DC.membutuhkan peraltan
tambahan yang disebut penyearah. Biasanya terbuat dari dioda untuk mengubah
AC k DC. Sedangkan inverter sebaliknya dan mudah untuk memahami cara
kerjanya. Kebanyakan inverter di pasang dengan baterai atau aki
Cara yang paling mendasar adalah menarik tegangan DC dari baterai atau
aki. Misalnya menggunakan 12 VDC yang sama dengan aki mobil anda. Banyak
sisem kelistrikan offgrid ( yang tidak di aliri arus listrik) dari perusahaan utilitas
menggunakan 12 VDC untuk menyalakan beban yang sederhana yaitu lampu.
Sistem ini biasanya disebut dengan sistem DC tegangan rendah. Didukung dengan
sistem DC 12 VDC, anda dapat menikmati keunggulan lampu listrik, bermain
laptop, dan perangkat listrik yang dapat dioperasikan dengan aki mobil. Tetapi

29
tidak dapat menggunakan perkakas listrik, tanpa bantuan beberapa perangkat yng
menghasilkan listrik Rumah Tangga atau tegangan AC.

Fungsi dari inverter sendiri yaitu mengubah daya arus searah (DC)
menjadi arus bolak balik (AC). Karena arus AC adalah daya yang dipasok ke
industri dan rumah oleh jaringan listrik, sedangkan baterai hanya untuk
menyimpan tegangan daya DC. Sedangkan peralatan listrik rumah tangga
bergantung pada daya AC untuk melakukan pekerjaan. Biasanya kuran inverter
berkisar daari 100 W sampai 5000 W lebih. Kapasitas ini secara bersamaan terus
menerus memberi daya pada peralatan atau perkakas dengan daya yang sangat
tinggi.adapun jenis dari inverter adalah inverter square wave salah satu yang
paling sederhana dan yang tersedia, dan lebih efisien dari pada inverter modified
sine wave. inverter square wave mengeluarkan suara berdengung saat di
hubungkan k peralatan audio.

1. Inverter pure sine wave merupakan jenis inverter yang paling umum salah
satu manfaat dari Inverter pure sine wave adalah sebagian peraltan listrik
di pasaran dirancang dan di rekayasa untuk bekerja paling baik dengan
sumber daya AC Inverter pure sine wave. Inverter pure sine wave pilihan
yang sangat efisien dan lebih sedikit mengkonsumsi daya, dan dapat
dikonsumsi dengan daya pribadi.
2. Inverter modified sine wave bentuk gelombangnya lebih seperti square
wave akan tetapi Inverter modified sine wave memiliki output tiga , dan
bukan dua ouputan. Inverter modified sine wave harus bekerja dengan
baik dengan sebagian besar peralatan listrik meskipun daya berpotensi
kurang denan beberapa perangkat. Juga cenderung kurang efisien
dibandingkan dengan jenis inverter lainnya, karena motor AC di lemari es
dan kipas angin membutuhkan lebih banyak daya dari inverter gmodified
sine wave.

30
Gambar 2.12 Skema inverter

(Sumber : Dickson kho, 2020)

2.7 Metode Perhitungan


Ada beberapa hal yang di butuhkan sebagai bahan untuk melakukan
analisa efisiensi generator diantaranya :

1. Menentukan debit air (Q)


Debit air adalah jumlah aliran air yang mengalir melalui suatu penampang
tertentu persatuan waktu.. Berikut adalah persamaan (5) cara untuk
menghitung debit air:

Q=V × A ........................................................................................(2.5)

Dimana :

Q = Debit air (m3 / s )

V = Kecepatan Air (m/s)

A = Luas penampang saluran(m 2)

Debit air (Q) merupakan hasil perkalian dari luas penampang saluran (A)
dengan kecepatan aliran air atau dengan persamaan (6) berikut:

31
S
V= ....................................................................................................(2.6)
T

Dimana :

V = Kecepatan Air (m/s)

S = Jarak (m)

T = Waktu tempuh (det)

2. Ketinggian (H)
Ketingian adalah jarak teratas air yang melewati pintu masuk air menuju
turbin. Untuk mendapatkan data ini diperluka data elevasi (posisi vertikal
air menuju turbin) dan tailrace (bagaian waduk yang digunakan utuk
menyalurkan air menuju hilir bendungan). Berikut adalah persamaan (7)
cara untuk menghitung ketinggian yaitu:

H=elevasi−tailrace ........................................................................(2.7)

Elevasi = tinggi air

Tailrace = Bendungan

3. Data Pin (Pin)


Data Pin diperoleh dari data logsheet menggunakan persamaan (8) sebagai
berikut :
P∈¿ ρ .ƞ . g . H . Q ............................................................................(2.8)

Dimana :

ρ=¿ Massa jenis fluida ( Kg/m 3)

ƞ=¿ Efisiensi peralatan elektro magnetik (0,9)

g = Gaya grafitasi (9,81 m/ s 2)

H= Ketinggian (m)

Q= Debit Air (m3 /s )

32
4. Efisiensi
Efiseinsi generator adalah perbandingan daya masukan dengan daya
keluaran generator. Rumus Persamaan (9) efisiensi generator adalah :
Pout
ƞ= ×100 % ............................................................................(2.9)
Pin
Dimana :
ƞ=¿ Efisiensi pembangkit
Pin : Daya masukan (watt)
Pout: Daya Keluaran (watt)
Pin=Pout +∑ Prugi ..............................................................(2.10)

∑ Prugi=Pin−Pout

33
BAB III
KERANGKA KONSEP
3.1 Alur diagram Penelitian
Start

Studi literatur

Pengumpulan data

Data harian

Data
tersedi

Melakukan perhitungan

Melakukan analisa dari


tabel perhitungan

END

Pada alur diagram penelitian ini, Pertama tama di mulai dengan proses
studi literatur dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat,
serta mengelolah bahan penelitian. Kemudian melakukan proses pengumpulan
data yang di peroleh dari PLTMH Desa Kelampok. Setelah data harin sudah
tersedia, Selanjutnya melakukan Perhitungan daya turbin dan terakhir adalah
melakukan analisa perbandingan daya masukan dengan daya keluaran dar
generator.

34
3.2 Flowchart

Start

Air mengalir

Open Valve

Turbin Berputar

Generator DC Berputar

Tegangan di ubah DC
ke AC

Tegangan Di simpan di AKI

Lampu menyala

END

1. Aliran air mengalir melalui pipa kemudian mengenai turbin dan memutar
sudu sudu turbin.
2. Setelah sudu sudu turbin berputar akan menakibatkan energi kinetik air
yang akan berubah menjadi energi mekanik. Putaran tersebut dihubungkan
dengan Pulley dan V belt agar bisa tersambung dengan generator . Oleh
karena itu Debit air sangat berpengaruh kepada putaran turbin dan
Generator.
3. Generator akan mengubah energi mekanik ke energi listrik,Pengoperasian
Generator di dasarkan pada prinsip prinsip yang ditemukan
Faraday .Bahwa ketika magnet di pindahkan melalui sebuah konduktor ,
maka listrik akan mengalir .Pada generator besar , elektromagnet di buat

35
dengan mengalirkan arus searah melalui loop kumparan kawat di sekitar
tumpukan laminasi baja magnetik yang disebut dengan kutub medan dan
di pasang pada perimeter rotor, rotor yang terpasang ke poros turbin akan
berputar dengan kecepatan tetap ,ketika rotor berputarmak menyebabkan
kutub medan elektromagnet begerak melewati konduktor yang terpasang
di stator . sehingga akan terciptanya aliran listrik dan tegangan pada
keluaran generator.
4. Karena alat ini menggunakan Generator DC maka Tengangan dari
keluaran generator akan disimpan di akumulator. Ketika aki diisi akan
terjadi pengumpulan muatan listrik. Pengumpulan jumlah muatan listrik
dinyatakan dalam ampere jam,yaitu yang disebut dengan tenaga aki.
5. Kemudian di ubah menjadi tegangan AC oleh inverter, ini adalah adaptor
daya. Ini dapat memungkinkan sistem daya independen berbasis baterai
untuk menjalankan peralatan konvensional .Tegangan AC yg dihasilkan
oleh inverter digunakan untuk menyalakan lampu LED yg diasumsikan
sebagai beban.
3.3 Metode Penelitian
Perancangan dalam pembuatan alatini dilakukan beberapa tahap, yaitu :

a. Observasi
Mengumpulan data dengan melakukan pengamatan di PLTMH Desa
kelampok.

b. Studi Kepustakaan
Membandingkan data yang berasal dari tahap observasi dengan jurnal
atau buku tentang analisa efisiensi generator pada PLTMH.

c. Proses Perancangan
Merancang generator DC dengan pulley yang berhubungan dengan
pulley turbin dengan V belt .

d. Pembuatan Alat
Membuat alat yang sesuai dengan hasil pemikiran dan perancangan pada
tahap sebelumnya.

e. Pengujian

36
Pengujian alat dilakukan untuk melihat bagaimana kemampuan alat
dalam merealisasikan perancangan.

f. Analisa Data
Analisa yang dilakukan dari pengujian alat dan mengambil beberapa
informasi dari penelitian ini.

g. Pembuatan Laporan
Penulisan mengenai alat yang dibuat.

3.4 Alat dan Bahan

3.4.1 Alat

 Obeng + / -

 Solder

 Avometer

 Terminal kabel

 Kabel

 Tang potong

3.4.2 Bahan
 SCC ( Solar Charger Control )
 Akumulator
 Inverter

37
3.5 Data Spesifikasi

Berikut ini adalah data spesifikasi Generator :

Tabel 3.1 Spesifikasi Generator

Merk Ametek
Ampere 12 A
Daya 300 W
Voltage 12 VDC
Speed 500 rpm

3.6 Surat pernyataan kerjasama

Gambar 3.1 Surat pernyataan dari desa kelampok

(Sumber : Perangkat Desa Kelampok)

38
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Mengubah tegangan generator DC ke AC

Pada PLTMH Di desa kelampok generator yan digunakan adalah


generator DC dengan beban lampu 15 W. Semakin tinggi beban lampu yang
dinyalakan maka akan semaki menrun tegangannya dan putaran generator akan
tetapi arus akan meningkat. Pada saat air mengenahi turbin rpm yang di dapat
sebesar 24,45 generator DC ini mengeluarkan tegangan sebesar 3.5 V.

Karena beban yang dipakai pada PLTMH Di desa Kelampok adalah


tegangan AC sedangkan pada PLTMH di Desa Kelampok menggunakan
generator DC. Oleh karena itu harus mengubah tegangan dari outpuan
generator DC menjadi tegangan AC dengan cara menggunakan inverter DC to
AC Berikut ini adalah cara mengubah tegangan DC ke AC :

4.1.1 Cara merangkai untuk mengubah tegangan DC ke AC

1. Yang pertama adalah dengan memasang SCC (Solar charger controller)


pada SCC (Solar charger controller) terdapat 1 input (2 terminal) yang
terhubung dengan output generator, 1 output (2 terminal) untuk
menghubungkan ke aki, dan 1 output (2 terminal) yang akan langsung
terhubung ke beban.
Tabel 4.1 Spesifikasi SCC

No Tegangan (V) Ampere (A)


1 12 V 30 A

2. Yang kedua dengan memasang kabel dipada inputan SCC dan


menghubungkannya ke Generator DC yang sebagai inputan untuk
menghasilkan tegangan.
3. Yang ketiga dengan memasang kabel ke output yang menghungkan ke
akumulator.

39
Tabel 4.2 Spesifikasi Akumulator

No Tegangan (V) Ampere (A)


1 12 V 7A
4. Kemudian memasang kabel outputan ke beban, sebelum ke beban
terlebih dahulu dihubungkan ke inverter untuk mengubah tegangan yang
sebelumnya adalah tegangan DC di ubah ke tegangan AC.
Tabel 4.3 Spesifikasi Inveter

No Tegangan (V) Daya (W)


1 12 V 300 W

5. Yang terakhir adalah dengan menghubungkan outputan inverter ke


beban.

Dan ini adalah hasil dari pembuatan PLTMH yang digunakan untuk membantu
menghasilkan energi lisrik yang dapat digunakan masyarakat sekitar.

4.2 Data ujicoba generator magnet permanent

Pengambilan data yang telah diperoleh di PLTMH Desa Kelampok


bertujuan untuk memperoleh data yang telah dibutuhkan dalam melakukan
perhitungan. Pengambilan data ini merupakan data yang didapat pada logsheet
harian PLTMH di Desa Kelampok. Data generator yang dibutuhkan untuk
melakukan Perhitungan merupakan data operasi pada tanggal 14 juni 2022.

4.2.1 perhitungan efisiensi

1. Menentukan debit air (Q)

Nilai dari debit air di peroleh dari data di PLTMH Desa Kelampok. Nilai
debit air yang diperoleh adalah 0,012 m 3 /s . Pada saat 3 saluran di tutup,
sedangkan pada saat 3 pipa dibuka debit air sebesar 0,01 m 3 /s .

2. Ketinggian air

40
Ketinggian air yang terdapat di PLTMH Desa kelompok adalah 1,44 M

3. Daya input (pin)

 Pada saat 3 pipa saluran di tutup, daya yang masuk adalah :

Pin = 1000 Kg/m3 × 0,9× 9,81 m3 ×1,44 × 0,012=152.56 W

 Sedangkan pada saat 3 saluran terbuka, daya yang masuk adalah :

Pin = 1000 Kg/m3 × 0,9× 9,81 m3 ×1,44 × 0,01=127.13 W

4.Efisiensi Generator

 Pada saat 3 saluran pipa ditutup, efisiensi generatonya adalah :

15.04
ƞ= ×100 %=98.5 %
152.56

 Pada saat 3 saluran pipa dibuka, efisiensi generatornya adalah :

15.11
ƞ= × 100 %=11.8 %
127.13

Pada saat pengkonversian dari energi mekanik ke energi listrik. Generator


akan mengalami kehilangan daya (losses). Sehingga efisiensi sebuah generator
tidak dapat mencapai 100% karena terjadi rugi-rugi pada generator, contohnya
rugi rugi pada panas kumparan, rugi-rugi pada inti generator dan rugi rugi
mekanik pada generator karena terjadi gesekan terhadap udara saat berputar.

Sedangkan untuk rugi daya sebagai berikut :

 Perhitungan rugi rugi daya pada saat 3 saluran pipa di tutup sebesar :

∑ Prugi=152.56−15.04=137.51W
∑ Prugi=127.13−15.11=112.02 W

41
Tabel 4.4 Data Operasi Generator pada tanggal 14 juni 2022.

Teganga Ampere Debit


Saluran n (A) air ( H Rpm Pin Efisiensi ∑ Prugi
(V) 3
m /s ¿ (m) (W) (%)
3 3.5 4.3 0.012 1.44 24.39 152.56 98.6% 137.51
ditutup
3 2.2 6.87 0.010 1.44 21.89 127.13 11.8% 112.02
dibuka
Pada tabel diatas diketahui bahwa pada saat 3 saluran ditutup rpm yang di
dapat adalah 24.39 rpm dan mendapatkan tegangan sebesar 3.5 v, sedangkan pada
saat 3 saluran dibuka rpm yang di dapat sebesar 21.89 rpm dan menghasilkan
tegangan 2.2 v .

4.3 Analisa

Untuk mendapatan nilai efisiensi pada generator dapat dilakukan dengan


cara menentukan daya keluaran (output) dan daya masukan (input), dengan
menggunakan rumus yang digunakan.

Tabel 4.5 hasil perhitungan efisiensi generator

Salura Pout (W) Pin (W) Efisiensi generator


n (%)
3 15.05 152.56 98.6%
ditutup
3 15.11 127.13 11.8%
dibuka

Efisiensi yang didapat dari Perbandingan Daya masukan dan daya


keluaran pada tanggal 14 juni 2022. Nilai efisiensi generator pada saat saluran
pipa ditutup 3 adalah sebesar 98.5 % . Sedangkan nilai efisiensi generator pada
saat 3 pipa dibuka adalah 11.8 %.

42
Pada saat pengkonversian dari energi mekanik ke energi listrik. Generator
akan mengalami kehilangan daya (losses). Sehingga efisiensi sebuah generator
tidak dapat mencapai 100% karena terjadi rugi-rugi pada generator, contohnya
rugi rugi pada panas kumparan, rugi-rugi pada inti generator dan rugi rugi
mekanik pada generator karena terjadi gesekan terhadap udara saat berputar. Oleh
karena itu terjadi perubahan efisiensi generator saat beroperasi. Hal ini terjadi
karena karena nilai efisiensi generator terpengaruh oleh arus beban dan daya
beban yang terpakai.

Setiap berubahnya tingginya air maka efisiensi generetor juga akan ikut
berubah. Semakin tingginya air maka nilai efisiensi semakin rendah. Hal ini
terjadi karena nilai efisiensi sanat dipengauhi oleh beban terpakai.

Data real

Debit 0,02m3 /s

P =300 W

V =12 v

Rpm = 200

I = 12 A

Data hasil yang diperoleh dari pengukuran

0,02
Debit = 3 pipa close = ×100 %=1,6 %
0,012

0,02
3 pipa open = ×100 %=2 %
0,01

12
Tegangan = 3 pipa close = ×0,12 ×3,5=0,42 %
100

12
3 pipa open = ×0,12 ×2=0,24 %
100

43
200
Rpm = 3 pipa close = =2× 24,39=48,78 %
100

200
3 pipa open =2× 24,39=48,78 %
100

44
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data efisiensi dari PLTMH Desa kelampok, maka dapat


diperoleh beberapa ksimpulan antara lain :

1. Hasil data pengukuran mengenahi rpm generator pada saat 3 saluran pipa
ditutup adalah 24.39 rpm generator DC ini mengeluarkan tegangan sebesar
3.5 V. Sedangkan pada saat 3 pipa ditutup rpm yang didapat adalah 21.89
rpm dan tegangan sebesar 2.2 V.
2. Efisiensi generator pada saat pipa 3 terbuka adalah 98.5 % dan pada saat 3
saluran pipa tertutup sebesar 11.8 %. Besar kecilnya efisiensi generator
pada PLTMH Desa Kelampok Berubah - ubah tergantung dari ketingian
air debit air dan arus pada beban.
3. Semakin tinggi tekanan air maka efisiensi generator akan semakin
menurun.

5.2 Saran

1. Agar turbin dan generator bekerja dengan maksimal maka diperlukan


penelitian yang lebih lanjut agar berguna bagi masyarakat setempat.
2. Sebaiknya bendungannya diperbarui dan di bangun kembali agar air
masuk kedalam intake dengan maksimal.

45
DAFTAR PUSTAKA

Murni, S. C, dan Agus Suryanto. (2020) Analisis Efisiensi Daya Pembangkit


Listrik Tenaga MikroHidro Menggunakan Homer. Instrumentasi dan
Elektronika Terapan, Vol. 1, No. 2,34-35.

Ikrar Hanggara dan Harvi Irvani. (2017) Potensi PLTMH (Pemangkit Listrik
Tenaga Mikrohidro) Di Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang Jawa
Timur Jurnal Reka Buana Volume 2 No 2,150-151.

Fauziyah,N. (2017)Perancangan Pembangkit Dengan Turbin Crossflow


Menggunakan Generator DC Magnet Permanen.Surabaya: Institut
Teknologi Sepuluh November.

Fauzi, Syukriyadin, Mahdi Syukri. (2018) Analisis Besaran Frekuensi Terhadap


Daya Listrik Pada Rangkaian Transmisi Listrik Nirkabel Jurnal Online
Teknik Elektro Vol.3 No.4 , 7-18.

Budhi Prasetyo, Teguh Harijono Mulud. (2019)Rancang Bangun Motor –


Generator Magnet Permanent Jenis NdFeB Jurnal Teknik Energi Vol 15
No. 2,61.

Dandi oktavian. (2021) Analisa Pengaruh Pembebana Terhadap Efisinsi


Generator Pada PLTA Wonogiri. Universitas Muhamadiyah Surakarta.

Yafrisal (2018) Analis Perhitungan Efisiensi Turbin dan Generator di PLTA


Wadaslintang. Universitas Muhamadiyah Yogyakarta.

Sugianto simajuntak (2017) Analisa daya dan Efisiensi Generator Sinkron 3 Fasa
Kapasitas 8.545 KVA, 6.600 V Di PT. Energi Sakti Sentosa PLTA Pakkat.
Politeknik Negri Medan.

Markus Dwiyanto (2020) Studi Perencanaan PLTMH Di Kampung Sasnek Distrik


Sawiat Kabuaten Sorong Selatan Provinsi Papua Barat. Politeknik
Katolik Saint Paul Sorong.

46
LAMPIRAN

NO Gambar Keterangan

1 Pemasangan pipa
PLTMH

2 Merangkai scc

3 Pengambilan data

47
4 Mengukur tegangan
generator

5 Mengebor untuk
membuat rangka turbin

6 Menyusun PLTMH

48
7 Pengambilan data
outputan PLTMH

49
50

Anda mungkin juga menyukai