Anda di halaman 1dari 55

TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN MODUL


STAND SUPERCHARGER SEBAGAI PENUNJANG
PEMBELAJARAN DIESEL ENGINE

LAPORAN TUGAS AKHIR


Diajukan untuk memenuhi sebagian salah satu persyaratan
Memperoleh gelar Ahli Madya

Disusun oleh :
YUSRI DWI MAWADDAH
NIM : 9123160061

Dosen Pembimbing :
Bagus Setyo Widodo, ST., M.MT .
NIK. 1610020025

Aditya Kurniawan, S.ST.,PGDip.Eng


NIK. 10 1 01 005

PROGRAM STUDI MEKATRONIKA


POLITEKNIK KOTA MALANG
MALANG
2018
RANCANG BANGUN MODUL
STAND SUPERCHARGER SEBAGAI
PENUNJANG PEMBELAJARAN DIESEL ENGINE

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan kepada
Politeknik Kota Malang
untuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh gelar Ahli Madya
Teknik Mekatronika

Disusun oleh:
YUSRI DWI MAWADDAH
NIM : 9123160061

PROGRAM STUDI TEKNIK MEKATRONIKA


POLITEKNIK KOTA MALANG
2018

i
Lembar Persetujuan Pembimbing Laporan Tugas Akhir

Laporan Tugas Akhir oleh Yusri Dwi Mawaddah ini telah diperiksa dan
disetujui untuk diuji

Malang, 13 Desember 2018


Pembimbing I

Bagus Setyo Widodo., S.T., M.MT


NIK. 1610020025

Malang, 13 Desember 2018


Pembimbing II

Aditya Kurniawan, S.ST.,PGDip.Eng


NIK. 10 1 01 005

ii
Lembar Persetujuan dan Pengesahan Laporan Tugas Akhir

Laporan Tugas Akhir oleh Yusri Dwi Mawadddah ini telah disidangkan di
depan dewan penguji pada tanggal 5 Desember 2018

Dewan Penguji :
Penguji I

Yuke Hary Laksono, ST, M.Sc


NIK. 141 02 023

Penguji II,

Helmy Mukti Himawan, S.ST., MT.


NIK. 10 1 02 007

Mengetahui,

Wakil Direktur 1 Ketua Program Studi

Dr. Jatmiko Setiaji,S.P.,M.M. Imam Kusyairi,S.Pd.,M.T.


NIK.1610040001 NIK. 13 1 02 020

iii
ABSTRAK
Rancang Bangun Modul Stand Supercharger Sebagai Penunjang Pembelajaran Diesel engine
Yusri Dwi Mawaddah
Teknik Mekatronika
Politeknik Kota Malang

Supercharger adalah alat yang mengkompresi udara masuk dengan menggunakan


tenaga dari mesin untuk memampatkan udara masuk. Udara yang di kompresi ini mengalirkan
massa dari oksigen per siklus dari mesin untuk mendukung pembakaran yang tersedia untuk
mesin naturally aspirated, yang memungkinkan melebihi kepadatan udara ke dalam silinder
pada langkah hisap. Dengan menggunakan Supercharger AISIN AMR 500
Pengambilan data supercharger dilakukan dengan putaran motor AC pada kisaran
2000-2880 rpm. Setiap perubahan kecepatan putaran akan dilakukan pengambilan data rpm
dan kecepatan aliran menggunakan flowmeter dengan ketelitian 0,2. Dan setiap perubahan
kecepatan angin akan dilakukan pengambilan data menggunakan alat ukur anemometer.

Kata kunci: supercharger, flowmeter, anemometer

iv
ABSTRACT
Rancang Bangun Modul Stand Supercharger Sebagai Penunjang Pembelajaran Diesel engine
Yusri Dwi Mawaddah
Teknik Mekatronika
Politeknik Kota Malang

A supercharger is a device that compresses incoming air by using power from the
engine to compress the intake air. This compressed air flows mass from oxygen per cycle from
the engine to support combustion available for naturally aspirated engines, which allows to
exceed the density of air into the cylinder at the suction step. Using the AISIN AMR 500
Supercharger
Supercharger data retrieval is done by rotation of the ac motor in the range 2000-
2880 rpm. Every change in rotation speed will be done by taking data rpm and flow speed
using flowmeter with accuracy of 0.2. And every change in wind speed will be carried out
using data measuring instruments anemometer.

Keywords: supercharger, flowmeter, anemometer

v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Yusri Dwi Mawaddah


NIM : 9123160061
Program Studi : Teknik Mekatronika Konsentrasi Alat Berat

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa laporan tugas akhir ini benar-


benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan
tulisan atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil tulisan atau pikiran
saya sendiri.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan tugas akhir ini
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang,
Yang membuat pernyataan,

Yusri Dwi Mawaddah

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur yang sedalam-dalamnya penulis panjatkan kehadirat Allah


SWT atas limpahan karunia, rahmat, dan hidayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir dengan judul : Rancang Bangun Modul Stand
Supercharger Sebagai Penunjang Pembelajaran Diesel engine. Tugas akhir
ini merupakan merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh setiap
mahasiswa D3 Politeknik Kota Malang untuk mendapatkan gelar Ahli Madya.
Dalam menyelesaikan tugas akhir ini, penulis berpegang pada teori
yang pernah didapatkan selama menempuh perkuliahan di Politeknik Kota
Malang serta bimbingan dari dosen-dosen pengajar dan dosen-dosen
pembimbing tugas akhir. Tidak lupa dari pihak-pihak lain yang sangat
membantu hingga tugas akhir ini dapat diselesaikan.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan
tugas akhir ini, walaupun demikian penulis menyadari tugas akhir ini masih
jauh dari sempurna oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat
penulis butuhkan sehingga berguna sebagai perbaikan selanjutnya, dan semoga
penulisan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Malang, 10 Juni 2018

Yusri Dwi Mawaddah

vii
UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, dukungan, dan


bimbingan dari berbagai pihak tentunya tugas akhir ini tidaklah mungkin dapat
diselesaikan. Oleh karena itu, secara khusus penulis menyampaikan rasa terima
kasih dengan tulus kepada:
1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
2. Orang tua tercinta dan keluarga yang telah memberikan dukungan, doa,
motivasi dan material sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
3. Bapak Bagus Setyo Widodo., S.T., M.MT selaku pembimbing pertama yang
dengan sabar dan ikhlas telah memberikan bimbingan hingga
terselesaikannya tugas akhir.
4. Bapak Aditya Kurniawan, S.ST.,PGDip.Eng selaku pembimbing kedua yang
dengan sabar dan ikhlas telah memberikan bimbingan hingga
terselesaikannya tugas akhir.
5. Seluruh Dosen Poltekom, khususnya Program Studi Teknik Mekatronika.
6. Najmul Fattah, Abdul Ghofur, Irfan Mashudi dan teman-teman Mekatronika
2016 yang sudah ikut membantu proses pembuatan alat dan penyusunan
buku laporan tugas akhir.
7. Ady Mustofa yang selalu memberi dukungan, masukan dan lain-lain.
8. Seluruh staff dan karyawan Politeknik Kota Malang yang telah membantu
memfasilitasi selama pengerjaan tugas akhir hingga selesai.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu dalam proses pembuatan tugas akhir ini hingga selesai.

Malang, 13 Juni 2018

Penulis

viii
DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan Pembimbing Laporan Tugas Akhir ................................ ii
Lembar Persetujuan dan Pengesahan Laporan Tugas Akhir .......................... iii
ABSTRAK .............................................................................................. iv
ABSTRACT .............................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................... vi
KATA PENGANTAR ............................................................................. vii
UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiii
DAFTAR TABEL .................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xv
BAB I ..................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 2

1.3 Batasan Masalah ................................................................................ 2

1.4 Tujuan 2

1.5 Sistematika Penulisan ........................................................................ 2

BAB II .................................................................................................... 4
KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 4
2.1 Motor Diesel ...................................................................................... 4

2.1.1 Motor diesel ........................................................................... 4

2.1.2 Prinsip Kerja Motor Diesel .................................................... 4

2.2 Sistem Pemasukan Udara (Air intake system) ................................... 6

2.3 Supercharger ..................................................................................... 7

2.3.1 Prinsip Kerja Supercharger ................................................... 7

2.3.2 Jenis-jenis Supercharger ........................................................ 8

2.3.3 Keuntungan dan Kerugian Sistem Supercharger................. 10

2.4 Komponen Supercharger ................................................................. 11

ix
2.4.1 Pulley ................................................................................... 11

2.4.2 Drive Gear ........................................................................... 12

2.4.3 Driven Impeller Gear ........................................................... 13

2.4.4 Turbin Kompresor ................................................................ 13

2.4.5 Internal oil gear ................................................................... 14

2.4.6 Bearing ................................................................................. 14

2.5 Motor AC ......................................................................................... 15

2.6 V-belt atau Drive Belt ...................................................................... 16

2.7 Besi Hollow...................................................................................... 16

BAB III ................................................................................................. 18


PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT ....................................... 18
3.1 Blok Diagram ................................................................................... 18

3.2 Flowchart Pengerjaan Modul .......................................................... 19

3.2.1 Studi Literatur ...................................................................... 20

3.2.2 Desain Alat ........................................................................... 20

3.2.3 Observasi dan Pembelian Alat ............................................. 20

3.2.4 Proses Pengerjaan Trainer dan Perakitan Komponen .......... 20

3.2.5 Pengecekan Fungsi Alat dan Perbaikan ............................... 21

3.2.6 Uji Coba Seluruh Modul ...................................................... 21

3.2.7 Pengambilan Data ................................................................ 21

3.2.8 Hasil dan Kesimpulan Data.................................................. 21

3.3 Desain Alat ...................................................................................... 21

3.3.1 Ukuran .................................................................................. 24

3.4 Perhitungan Perbandingan Pulley .................................................... 24

3.5 Perhitungan Torsi Motor .................................................................. 25

3.6 Spesifikasi Alat ................................................................................ 25

3.7 Alat dan Bahan................................................................................. 25

x
3.7.1 Alat ....................................................................................... 25

3.7.2 Bahan ................................................................................... 26

3.8 Skema Uji coba ................................................................................ 26

3.9 Perhitungan Angket ......................................................................... 27

BAB IV................................................................................................. 30
PENGUJIAN ALAT DAN ANALISIS ..................................................... 30
4.1 Pengujian kecepatan Rpm motor AC............................................... 30

4.1.1 Tujuan .................................................................................. 30

4.1.2 Alat dan Bahan ..................................................................... 30

4.1.3 Prosedur Pengujian .............................................................. 30

4.1.4 Hasil dan Analisis ................................................................ 32

4.1.5 Kesimpulan .......................................................................... 32

4.2 Pengujian flowmeter gas pada exhaust supercharger ...................... 33

4.2.1 Tujuan .................................................................................. 33

4.2.2 Alat dan Bahan ..................................................................... 33

4.2.3 Prosedur Pengujian .............................................................. 33

4.2.4 Hasil dan Analisis ................................................................ 34

4.2.5 Kesimpulan .......................................................................... 35

4.3 Pengujian kecepatan angin pada intake supercharger ..................... 35

4.3.1 Tujuan .................................................................................. 35

4.3.2 Alat dan Bahan ..................................................................... 35

4.3.3 Prosedur Pengujian .............................................................. 35

4.3.4 Hasil dan Analisis ................................................................ 36

4.3.5 Kesimpulan .......................................................................... 36

4.4 Pengujian kecepatan angin pada exhaust supercharger .................. 36

4.4.1 Tujuan .................................................................................. 36

4.4.2 Alat dan Bahan ..................................................................... 36

xi
4.4.3 Prosedur Pengujian .............................................................. 37

4.4.4 Hasil dan Analisis ................................................................ 37

4.4.5 Kesimpulan .......................................................................... 37

4.5 Perhitungan Angket ......................................................................... 38

4.5.1 Kesimpulan .......................................................................... 38

BAB V .................................................................................................. 39
PENUTUP ............................................................................................ 39
5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 39

5.2 Saran........... ..................................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 40

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Prinsip Kerja Motor Diesel 4 Langkah ........................................... 5


Gambar 2.2 Supercharger AISIN AMR 500 ....................................................... 7
Gambar 2.3 Centrifugal Supercharger ............................................................... 8
Gambar 2.4 Root Supercharger.......................................................................... 9
Gambar 2.5 Twin Screw Supercharger ............................................................ 10
Gambar 2.6 Pulley ............................................................................................ 11
Gambar 2.7 Drive Gear .................................................................................... 12
Gambar 2.8 Impeller......................................................................................... 13
Gambar 2.9 Turbin Kompresor ........................................................................ 13
Gambar 2.10 Intenal Oil Gear ......................................................................... 14
Gambar 2.11 Bearing ....................................................................................... 14
Gambar 2.12 Motor AC.................................................................................... 15
Gambar 2.13 V-Belt .......................................................................................... 16
Gambar 2.14 Besi Hollow ................................................................................ 17
Gambar 3.1 Blok Diagram ............................................................................... 18
Gambar 3.2 Flowchart ..................................................................................... 19
Gambar 3.3 Desain Media ................................................................................ 22
Gambar 3.4 Tampak Depan.............................................................................. 23
Gambar 3.5 Tampak Samping .......................................................................... 23
Gambar 3.6 Ukuran Alat (dalam mm).............................................................. 24
Gambar 4.1 Penutupan Lubang Exhaust .......................................................... 34

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Spesifikasi Alat ................................................................................ 25


Tabel 3.2 Alat dan Fungsi ................................................................................ 26
Tabel 3.3 Bahan dan Fungsi ............................................................................. 26
Tabel 3.4 Hasil Uji Coba .................................................................................. 27
Tabel 3.5 Kriteria Kualitatif ............................................................................. 28
Tabel 4.1 Hasil dan Analisis Pengukuran Rpm Motor ..................................... 32
Tabel 4.2 Hasil dan Analisis Pengukuran Flowmeter pada Sisi Exhaust ......... 34
Tabel 4.3 Hasil dan Analisis Pengukuran Anemometer pada Sisi Intake ....... 36
Tabel 4.4 Hasil dan Analisis Pengukuran Anemometer pada Sisi Exhaust ...... 37
Tabel 4.5 Perhitungan Angket .......................................................................... 38

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Template Desain Alat....................................................................41


Lampiran 2 Proses Pengerjaan Alat..................................................................43
Lampiran 3 Angket Mahasiswa........................................................................45
Lampiran 4 Jobsheet.........................................................................................60

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suatu engine terdiri dari beberapa sistem, dan setiap sistem terdiri dari
beberapa komponen. Komponen-komponen tersebut bekerja sama untuk
mencapai suatu tujuan yaitu memenuhi fungsi dari sistem itu sendiri. Pada saat
langkah pembakaran, komponennya bekerja sama untuk menghasilkan
pembakaran yang sempurna, sehingga engine dapat menghasilkan tenaga yang
di inginkan dan konsumsi fuel yang efisien. Tujuan tersebut tidak akan
tercapai apabila suatu komponen dari sistem mengalami kerusakan.
Salah satu komponen engine untuk menambah daya ialah supercharger.
Supercharger adalah suatu mekanisme untuk menyuplai udara yang melebihi
kepadatan akan tinggal dalam silinder untuk ditekan pada langkppah kompresi.
Supercharger berfungsi untuk memompa udara ke dalam pembakaran silinder
mesin. Dengan bertambahnya oksigen yang di dorong untuk masuk ke dalam
silinder, membuat mesin membakar lebih banyak bahan bakar dan
mengoptimalisasi efisiensi volumetrik mesin, yang membuat tenaga mesin
menjadi lebih meningkat. Supercharger tersebut digerakkan oleh sabuk puli,
rantai sproket,dan juga melalui roda gigi dari poros engkol mesin. (Buntarto,
2016)
Jurusan teknik mekatronika konsentrasi alat berat merupakan salah satu
program studi yang mempelajari tentang ilmu alat berat dan di Poltekom
sendiri belum ada modul supercharger. Maka dalam tugas akhir ini penulis
menangkat judul “Rancang Bangun Modul Stand Supercharger Sebagai
Penunjang Pembelajaran Diesel Engine” agar mempermudah proses
pembelajaran dan praktek di mata kuliah Diesel engine. Alat ini juga di
harapkan lebih mempermudah mahasiswa dalam memahami materi
pembelajan

1
2

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diambil perumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana membuat media pembelajaran sistem supercharger?
2. Bagaimana cara kerja sistem supercharger dengan melakukan penutupan
pada lubang exhaust sesuai dengan presentase yang ditentukan?
3. Bagaimana efektifitas modul stand supercharger sebagai media
pembelajaran?

1.3 Batasan Masalah

Agar tidak terjadi masalah yang akan dibahas dalam pembahasan tugas
akhir ini dan adanya beberapa pokok permasalahan yang ada. Berikut adalah
batasan masalah yang digunakan dalam tugas akhir ini:

1. Menggunakan Supercharger AISIN AMR 500.


2. Membahas cara kerja sistem supercharger dengan penutupan lubang
exhaust sesuai presentase yang ditentukan.
3. Membahas hasil efektifitas modul stand supercharger sebagai media
pembelajaran.

1.4 Tujuan
1. Dapat merancang modul supercharger.
2. Dapat menjelaskan cara kerja supercharger dengan penutupan lubang
exhaust sesuai presentase yang ditentukan
3. Dapat mengetahui efektifitas media pembelajaran stand supercharger.

1.5 Sistematika Penulisan


Untuk memberikan gambaran tugas akhir ini, secara singkat dapat
diuraikan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisikan tentang latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan,
batasan masalah yang dilakukan, tujuan dari penelitian, beserta sistematika
penulisan penelitian dan daftar istilah dari penelitian ini.
3

BAB II DASAR TEORI


Membahas tentang dasar-dasar teori yang digunakan sebagai dasar
perhitungan dan pemikiran. Dasar teori diambil dari sumber sumber referensi
dan kajiankajian pustaka yang terkait dengan penelitian yang dilakukan.
BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN SISTEM
Membahas tentang deskripsi alat secara umum, block diagram, dan
desain alat.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang hasil dan pembahasan dari data-data yang
telah di kumpulkan, menganalisa masalah itu kenapa masalah itu bisa terjadi.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan yang diperoleh mulai dari perencanan
sampai pengujian alat secara menyeluruh, serta saran perbaikan dan
pengembangan proyek tugas akhir ini di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Pada bagian ini berisi tentang daftar referensi-referensi atau tautan yang
telah dipakai sebagai acuan dan penunjang serta parameter yang mendukung
penyelesaian tugas akhir.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Motor Diesel


2.1.1 Motor diesel
Motor Diesel adalah mesin pembakaran dalam, dimana bahan bakar
dinyalakan oleh suhu kompresi udara didalam ruang bakar. Motor diesel
ditemukan oleh Rudolf Diesel, pada tahun 1872. Mesin diesel mempunyai
tekanan kompresi yang tinggi (30 – 45 kg/cm2) agar temperatur udara yang
dikompresikan mencapai 500°C atau lebih. motor diesel mempunyai efisiensi
thermal lebih tinggi, selain itu bahan bakar motor diesel lebih murah dan daya
yang dihasilkan lebih bervariasi.(Arismunandar,2004)

2.1.2 Prinsip Kerja Motor Diesel


1. Langkah hisap (Intake Stroke)
1) Pada langkah ini, piston akan bergerak dari titik mati atas (TMA) ke
titik mati bawah (TMB).
2) Selanjutnya, katup hisap akan terbuka sebelum mencapai TMA dan
katup buang akan tertutup. Akibatnya, akan terjadi kevakuman di
dalam silinder yang menyebabkan udara murni masuk ke dalam
silinder. (Tim ILC, 2016)
2. Langkah kompresi (Compression Stroke)
1) Langkah kompresi yaitu dari TMB ke TMA. Katup hisap tertutup
sementara katup buang akan terbuka.
2) Udara kemudian akan dikompresikan sampai pada tekanan dan
suhunya menjadi 30kg/cm² dan suhu 500 derajat celsius. Perbandingan
kompresi pada motor diesel berkisar diantara 14 : 1 sampai 24 : 1 .
3) Akibat proses kompresi ini udara menjadi panas dan temperaturnya
bisa mencapai sekitar 900 °C . (Tim ILC, 2016)

4
5

4) Pada akhir langkah kompresi injektor/nozel menyemprotkan bahan


bakar ke dalam udara panas yang bertekanan sampai diatas 2000 bar.
Solar dibakar oleh panas udara yang telah dikompresikan di dalam
silinder.
5) Untuk memenuhi kebutuhan pembakaran tersebut, maka temperature
udara yang dikompresikan di dalam ruang bakar harus mencapai 500
derajat celsius atau lebih.
6) Perbedaan kompresi ini menghasilkan efisiensi panas yang lebih besar,
sehingga penggunaan bahan bakar diesel lebih ekonomis dari pada
bensin. Pengeluaran untuk bahan bakar pun bisa lebih hemat. (Tim
ILC, 2016)
3. Langkah Usaha/ekspansi (Power Stroke)
1) Katup hisap tertutup, katup buang juga tertutup dan injektor
menyemprotkan bahan bakar.
2) Sehingga, terjadi pembakaran yang menyebabkan piston bergerak dari
TMA ke TMB.
4. Langkah buang (Exhaust Stroke)
1) Hampir sama dengan langkah hisap, yaitu piston bergerak dari TMB ke
TMA.
2) Namun, katup hisap akan tertutup dan katup buang akan terbuka.
Sedangkan piston akan bergerak mendorong gas sisa pembakaran
keluar. (Tim ILC, 2016)

Gambar 2.1 Prinsip Kerja Motor Diesel 4 Langkah


6

2.2 Sistem Pemasukan Udara (Air intake system)


Kesempurnaan pembakaran bahan bakar dalam motor pembakaran dalam
sangat tergantung pada suplay udara untuk keperluan pembakaran. Dengan
menambah laju aliran udara ke dalam ruang bakar maka bahan bakar akan
lebih banyak terbakar secara efisien dan menghasilkan tenaga yang lebih
besar. Dengan menambah laju aliran udara ke dalam ruang bakar maka bahan
bakar akan lebih banyak terbakar secara efisien dan menghasilkan tenaga yang
lebih besar. Laju aliran dapat ditingkatkan dengan pemakaian blower.

Prosesnya disebut superchrging, dan peralatannya disebut supercharger


dan turbocharger. Secara umum blower digerakkan mekanis oleh peralatan
poros dari mesin, peralatan tersebut dinamakan supercharger. Bila peralatan
tersebut digerakkan oleh gas buang disebut turbocharger. Dalam mesin diesel,
kebanyakan blower digerakkan oleh gas buang dan disebut turbocharger.

Tujuan dari supercharging : sebagai pembilasan gas sisa pembakaran dan


untuk menaikkan massa jenis udara karena tekanannya lebih besar daripada
penghisapan secara alami (pergerakan udara oleh penghisap). Istilah
pembilasan hanya digunakan dalam mesin siklus 2 langkah, sementara
supercharging terutama digunakan untuk mesin siklus 4 langkah. (Church
Austin H, 1986)

A. Keuntungan utama dari supercharging


1) Menaikkan tenaga dari mesin dengan berat tetap.
2) Menaikkan ekonomi bahan bakar.
3) Menaikkan performance / unjuk kerja dari mesin.
4) Terjadi pembakaran yang sempurna dari mesin sehingga tidak
menimbulkan arang atau sisa pembakaran

B. Kekurangan dari supercharging


1) Membutuhkan perawatan ekstra terutama pelumasan
2) Menambah berat kendaraan
3) Boros Oli
7

2.3 Supercharger
Supercharger adalah sebuah kompresor gas digunakan untuk memompa
udara ke silinder mesin pembakaran dalam, massa oksigen tambahan yang
dipaksa masuk ke silinder untuk mebuat mesin membakar lebih banyak bahan
bakar, dan meningkatkan efisiensi volumetrik mesin dan membuatnya lebih
bertenaga. sebuah supercharger ditenagai secara mekanik oleh rantai penarik
atau dari crankshaft mesin.

Supercharger hampir mirip dengan turbocharger tapi turbocharger di


tenagai oleh arus gas keluaran mesin yang mendorong turbin. Supercharger
dapat menyerap sebanyak sepertiga tenaga crankshaft mesin dan salam banyak
aplikasi kurang efisiensi dari pada turbocharger. Di dalam aplikasi dimana
tenaga besar lebih penting dari pertimbangan lain, seperti dragster top fuel dan
kendaraan digunakan dalam kompetisi tracktor pull, supercharger sangatlah
umum. (Arindo Yudistira, 2016)

Gambar 2.2 Supercharger AISIN AMR 500

2.3.1 Prinsip Kerja Supercharger


Prinsip kerja supercharger sebenarnya sama dengan turbocharger,
yaitu dengan memanfaatkan putaran mesin untuk bergerak. Supercharger
bergerak menggunakan pulley, supercharger isinya berupa pompa yang
memompa udara ke ruang bakar. Mesin berputar, melalui driver pulley pada
mesin, tenaga disalurkan ke driven pulley pada supercharger. Maka
berputarlah pompa pada supercharger memompa udara ke ruang bakar.
8

Tekanan udara yang dipompa bisa diatur menggunakan security valve yang
ada. (William Harris, 2018)

2.3.2 Jenis-jenis Supercharger


Ada 3 (tiga) jenis supercharger yang banyak dikenal dan semuanya
memiliki kesamaan yang khas, yaitu digerakan oleh sabuk (belt) yang
bersumber dari putaran mesin melalui crankshaft diantaranya adalah :

A. Centrifugal supercharger
Centrifugal supercharger memiliki desain hampir sama seperti
turbocharger, dengan bentuk keong yang khas dan memanfaatkan impeller
sebagai kompresor untuk menghisap sekaligus meniupkan udara bertekanan
kedalam ruang bakar mesin, supercharger tipe centrifugal menjadi
supercharger yang banyak diproduksi dan digunakan, bahkan sudah menjadi
standar penggunaan dijalan dan balapan ringan. Biasanya supercharger tipe ini
digunakan di kendaraan biasa, kendaraan komersial, dan kendaraan balap.
(Church Austin H, 1972)

Gambar 2.3 Centrifugal Supercharger

Kelebihan :
1. Sangat flexsible dalam menentukan tenaga yang diperlukan.
2. Temperatur udara yang dihasilkan rendah sehingga masih bisa digunakan
tanpa intercoller.
3. Dapat diandalkan dengan baik.
4. Mudah dipasang bahkan tanpa banyak perubahan.
9

Kekurangan :
1. Sama halnya seperti turbocharger, supercharger tipe centrifugal ini sangat
kurang dalam low RPM
2. Boros bahan bakar

B. Root Supercharger
Root supercharger adalah desain supercharger pertama yang
digunakan sejak 1880-an. pada awalnya root supercharger berupa pompa
udara bukan kompresor udara seperti sekarang. Umumnya root supercharger
memiliki 2 buah atau lebih poros lobus. Selain dapat memberikan tenaga lebih
biasanya root supercharger akan sangat menarik bila dipasang dan ditonjolkan
sampai keluar kap mesin. Root supercharger juga menawarkan tambahan
tenaga yang cukup besar sejak putaran pertama. Supercharger tipe ini biasanya
digunakan pada jalanan towing, extrem drag race, kendaraan show off. (Church
Austin H, 1972)

Gambar 2.4 Root Supercharger

Kelebihan :
1. Langsung mendapatkan boost dalam rpm rendah. Bahkan bisa mendapatkan
boost saat mesin idle
2. Gas potensial yang cukup tinggi
3. Dapat diandalkan
4. Dapat menambah penampilan mobil
10

Kekurangan :
1. Pemasangan yang sedikit rumit
2. Lemah di rpm tinggi
3. Hasil udara yang dihasilkan panas
4. Bobot berat

C. Twin screw Supercharger


Supercharger jenis ini adalah penyempurnaan dari root supercharger,
penyempurnaan dalam bentuk bilah lobus yang lebih ditajamkan sehingga
berbentuk alur screw. Secara kinerja dan skema sama, namun lebih baik di
supply udara sehingga tenaga yang dihasilkan jauh lebih besar. (Church Austin
H, 1972)

Gambar 2.5 Twin Screw Supercharger

2.3.3 Keuntungan dan Kerugian Sistem Supercharger


1. Keuntungan

Kelebihan utama supercharger yang tidak dimiliki oleh turbocharger


adalah kemampuannya dalam meningkatkan tenaga mesin secara merata
baik itu pada putaran rendah / bawah sampai pada putaran tinggi, karena
putaran turbin supercharger ini langsung terhubung ke mesin. Jadi anda
tidak akan menemukan efek akselerasi yang nggembos seperti mobil
bermesin turbocharger dimana pada awal-awal kita menginjak pedal gas,
11

tenaga tidak akan langsung terasa dan ada jeda waktu sepersekian detik.
(William Harris, 2016)

2. Kerugian
Ternyata supercharger ini juga memiliki kelemahan. Karena komponen
supercharger ini dioperasikan langsung ke mesin, maka supercharger ini
bisa menyerap atau mengambil setidaknya 1/3 dari keseluruhan tenaga
mesin sehingga bisa dikatakan bisa boros bahan bakar. Terlebih jika kalian
memakainya di putaran bawah saja. Sedangkan ketika mesin sudah
mencapai putaran atas maka tenaga atau power yang dihasilkan oleh mesin
menjadi berlipat hingga 3 kali lipatnya. Oleh karena itu supercharger ini
sangat cocok dipasang pada mobil yang membutuhkan kecepatan tinggi
seperti mobil supersport premium. Sepertinya kelemahan ini bisa ditolerir
dengan kemampuannya menghasilkan tenaga yang juga supercharger.
(Willian Harris, 2018)

2.4 Komponen Supercharger


2.4.1 Pulley
Pulley adalah suatu alat mekanis yang digunakan sebagai pendukung
pergerakan belt atau sabuk lingkar untuk menjalankan sesuatu kekuatan alur
yang berfungsi menghantarkan suatu daya. Cara kerja Pulley sering digunakan
untuk mengubah arah dari gaya yang diberikan dan mengirimkan gerak rotasi.
Pulley berfungsi untuk meneruskan tenaga putar yang diperoleh dari
poros engkol (melewati belt) dan disalurkan ke poros supercharger (rotor).
Selain itu, pulley supercharger juga berfungsi untuk menentukan
perbandingan kecepatan putaran antara mesin dengan putaran supercharger.
(Rahmad Hidayat 2015)

Gambar 2.6 Pulley


Sumber(https://shop.advanceautoparts.com)
12

Dalam menentukan suatu kecepatan putar dari putaran motor dapat


dilakukan dengan melakukan perhitungan dari perbandingan pulley, adapun
cara menghitung perbandingan pulley sebagai berikut :
𝑁2 𝑑1
=
𝑁1 𝑑2
Keterangan :
𝑁1 = Rpm motor penggerak
𝑁2 = Rpm yang digerakkan
𝑑1 = Diameter pulley motor penggerak
𝑑2 = Diameter pulley mesin yang digerakkan

2.4.2 Drive Gear


Disebut roda gigi karena roda gigi tersebut bergerigi, dimana gunanya
untuk mentransmisikan daya yang cukup besar dengan putaran yang tepat yang
mana tidak dapat dilakukan oleh dengan roda biasa (roda gesek). Maka roda
tersebut harus bergerigi/bergigi pada kelilingnya, sehingga dapat dilakukan
penerusan daya oleh gigi-gigi kedua roda yang saling berkaitan. Selain
pemakaian roda gigi pada transmisi, terdapat cara lain untuk meneruskan daya,
cara tersebut adalah dengan menggunakan v-belt.

Gambar 2.7 Drive Gear


Sumber : www.Bukalapak.com
13

2.4.3 Driven Impeller Gear


Impeller adalah bagian yang berputar dari pompa sentrifugal, yang
berfungsi untuk mentransfer energi dari putaran motor menuju fluida yang
dipompa dengan jalan mengakselerasinya dari tengah impeller ke luar sisi
impeller. Desain impeller bergantung atas kebutuhan tekanan, kecepatan aliran,
serta kesesuaian dengan sistemnya. Impeller menjadi komponen yang paling
utama berpengaruh terhadap performa pompa.

Gambar 2.8 Impeller


Sumber : https://daftarharga.pw/gear-impeller-waterpump-shaft

2.4.4 Turbin Kompresor


Kompresor pada supercharger, berfungsi untuk mengubah energi
mekanis putaran poros supercharger menjadi energi kinetik aliran udara.
Kompresor berada pada satu poros dengan turbin, sehingga pada saat gas
buang mesin mulai memutar turbin, kompresor juga akan ikut berputar dengan
kecepatan putaran yang sama. Energi mekanis yang dihasilkan turbin akan
langsung digunakan sebagai tenaga penggerak kompresor.

Gambar 2.9 Turbin Kompresor


Sumber : alibaba.com
14

2.4.5 Internal oil gear


Pada roda gigi tipe internal ini, posisi roda gigi yang menggerakkan
berada di dalam roda gigi yang digerakkan. Roda gigi yang menggerakkan ini
dihubungkan langsung dengan poros nok. Ruang volume yang dibentuk oleh
dua buah roda gigi yang berputar ini akan berubah-ubah besarnya. Oli akan
dihisap ke dalam pompa oli bila ruang volume bertambah besar dan oli akan
keluar bila ruang volume berkurang menjadi kecil.

Gambar 2.10 Intenal Oil Gear


Sumber : www.ebay.ie

2.4.6 Bearing
Selama turbin dan compressor wheel berputar pada kecepatan di atas
100.000 rpm bearing digunakan sebagai untuk penyerapan getaran dari poros.
Bearing ini dilumasi oleh oli mesin dan berputar bebas antara poros dan
housing untuk mencegah keausan sewaktu bekerja pada kecepatan tinggi.
Kebocoran minyak pelumas dicegah oleh dua ring seal atau oleh mechanical
seal yang dipasang pada poros.

Gambar 2.11 Bearing


Sumber : alibaba.com
15

2.5 Motor AC
Motor dalam dunia kelistrikan ialah mesin yang digunakan untuk
mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Salah satu motor AC yang
umum digunakan dalam banyak aplikasi ialah motor induksi. Motor induksi
merupakan salah satu mesin asinkronus (asynchronous motor) karena mesin ini
beroprasi pada kecepatan dibawah kecepatan sinkron. Kecepatan sinkron
sendiri ialah kecepatan rotasi medan magneti pada mesin. Kecepatan sinkron
ini dipengaruhi oleh frekuensi mesin dan banyaknya kutub pada mesin. Motor
induksi selalu berputar dibawah kecepatan sinkron karena medan magnet yang
dibangkitkan stator akan menghasilkan fluks pada rotor sehingga rotor tersebut
dapat berputar. Namun fluks yang terbangkitkan pada stator sehingga
kecepatan rotor tidak akan secepat putaran medan magnet. (Zona Elektro 2015)

Gambar 2.12 Motor AC


sumber : www.nskmotor.com

Tenaga gerak yang dihasilkan dari sebuah motor AC disebut dengan


torque (torsi) dan biasanya menggunakan satuan Nm (Newtonmeter). Secara
umum, kita dapat mengetahui hubungan antara kecepatan, torsi dan daya. Jika
kita memerlukan suatu motor AC yang memiliki tenaga putar lebih kuat, maka
biasanya kita akan memilih motor AC dengan daya yang besar, selain itu
kecepatan putaran motor AC juga berpengaruh terhadap besar kecilnya tenaga
putar (torsi) yang dihasilkan, semakin besar rpm maka akan semakin kecil
tenaga (torsi).
16

Rumus perhitungan torsi :


(975 × 𝑃)
𝑇 =
𝑁
Keterangan :
T = Torsi (Nm)
975 = Nilai ketetapan (Konstanta) untuk daya motor dalam satuan
kW
P = Daya dalam satuan Horse power (HP)
N = Jumlah putaran per-menit (RPM)

2.6 V-belt atau Drive Belt


V-belt atau Drive belt adalah sebuah komponen mesin berbentuk seperti
sabuk yang umumnya terbuat dari bahan karet. Fungsi utama drive belt adalah
untuk menghubungkan pulley mesin dengan pulley lainnya. V-belt ini
digunakan sebagai penghubung pulley motor AC ke pulley supercharger.

Gambar 2.13 V-Belt


Sumber : www.id-otomotif.com

2.7 Besi Hollow


Besi hollow merupakan salah satu besi yang berbentuk pipa kotak. Besi
hollow secara umum terbuat dari bahan besi galvanis, stainless, ataupun besi
baja. Besi hollow ini dapat dinyatakan sangat unggul dan baik digunakan
dalam pemasangan rangka besi plafon serta dinding partisi rumah, gedung,
dan lain sebagainya. Semakin berkembangnya dunia konstruksi yang ada
sekarang ini telah menunjukkan bahwa beberapa pengembang maupun arsitek
17

yang tak hanya terpaku pada ketahanan struktur bangunannya saja tetapi juga
ada pada faktor keindahan atau estetikanya.

Gambar 2.14 Besi Hollow


BAB III

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

3.1 Blok Diagram


Blok diagram menjelaskan tentang alur dari cara kerja supercharger yang
memanfaatkan putaran motor AC untuk bergerak. Dari listrik AC 1 phasa
(220V/50Hz) lalu menuju MCB dan terhubung ke kontaktor untuk
menggerakkan motor sehingga supercharger bergerak menggunakan pulley.
Saat supercharger berputar udara akan masuk melalui filter udara terlebih
dahulu untuk memastikan udara yang masuk telah bersih, setelah melalui filter
udara, udara akan masuk melalui inlet supercharger. Udara tersebut akan di
pompa menuju ruang bakar. Dan udara akan di kompresi guna meningkatkan
efisiensi volumetrik pada mesin. Setelah di kompresi akan menghasilkan udara
yang bertekanan, lalu keluar melalui exhaust supercharger.

Listrik AC 1
Motor AC
Phasa MCB Kontaktor
berputar
(220V/50Hz)

Memompa udara masuk


Inlet Supercharger
udara keruang melalui filter
supercharger berputar
bakar udara

Mengkompresi Udara keluar


udara melalui exhaust

Gambar 3.1 Blok Diagram

18
19

3.2 Flowchart Pengerjaan Modul

Studi Literatur

Gambar 3.2 Flowchart


20

3.2.1 Studi Literatur


Tahap awal pembuatan rancang bangun stand supercharger ini adalah
dengan melakukan studi pustaka dari berbagai sumber, baik itu berupa buku,
majalah, jurnal, maupun artikel dari internet yang membahas tentang sistem
supercharger. Kemudian dari beberapa sumber informasi tersebut
dikumpulkan dan digunakan dalam proses perancangan, pembuatan, serta
analisis pada sistem supercharger.

3.2.2 Desain Alat


Pada tahap ini langkah selanjutnya yang dilakukan penulis sebagai
acuan utama untuk memulai perakitan alat adalah membuat desain, tatanan
pada desain mempengaruhi pada pembuatan atau perakitan alat yang akan
dibuat, kemudian ukuran atau bentuk alat juga ditentukan pada desain sebelum
melakukan perakitan.

3.2.3 Observasi dan Pembelian Alat


Pada tahap ini penulis melakukan observasi termasuk dalam pemilihan
dan pembelian alat dan bahan pada pembuatan sebuah modul pembelajaran,
sangat menentukan kesempurnaan pada pembuatan alat yang berperan penting
pada ketahanan dan kekuatan satuan alat, hal utama material dan bahan harus
terpilih agar memiliki masa pakai bisa tahan lama dan juga dalam perawatan
alat lebih mudah sehingga alat bias digunakan dengan maksimal.

3.2.4 Proses Pengerjaan Trainer dan Perakitan Komponen


Pada tahap ini langkah awal yang dilakukan adalah pemotongan besi
yang nantinya akan dijadikan untuk stand supercharger. Proses pemotongan
dilakukan dengan sangat hati-hati karena memerlukan ketelitian dan ketepatan
pada pemotongan sangat berpengaruh dalam perakitan agar ketika melakukan
perakitan tidak mengalami kendala atau kesalahan presisi di kemudian hari.
Karena proses ini sangat mengacu pada desain yang telah dibuat.
Langkah terakhir dari proses ini yang harus di lakukan adalah perakitan
komponen pada stand yang telah dibuat. Pada proses ini memerlukan ketelitian
21

yang lebih karena akan berpengaruh pada cara kerja alat, selain itu harus
memiliki buku panduan atau pedoman tentang alat yang akan dirakit sehingga
cara kerja pada alat dan komponen alat dapat sesuai dengan apa yang
diharapkan.

3.2.5 Pengecekan Fungsi Alat dan Perbaikan


Pada tahap ini hal yang dilakukan adalah pengecekan fungsi pada alat
yang telah dirakit, hal ini bertujuan untuk pengecekan apakah alat tersebut
berjalan seperti apa yang diinginkan dan juga pengecekan keselamatan ketika
dioperasikan apakah masih ada kegagalan pada komponen atau alat yang sudah
dirakit. Apabila terjadi suatu kesalahan saat melakukan uji coba maka akan
dilakukan perbaikan dan pengecekan fungsi alat kembali.

3.2.6 Uji Coba Seluruh Modul


Pada tahap ini yang dilakukan penulis adalah menguji seluruh
komponen yang telah dirakit dan telah melewati tahap pengecekan yang dirasa
sudah berfungsi sebagaimana mestinya.

3.2.7 Pengambilan Data


Pada tahap ini adalah melakukan pengambilan data serta menganalisa
cara kerja pada setiap komponen yang terdapat pada sistem supercharger.

3.2.8 Hasil dan Kesimpulan Data


Pada tahap ini data hasil kinerja dari modul stand supercharger
selanjutnya akan dianalisa serta dipelajari dan digunakan sebagai bahan untuk
pengambilan kesimpulan.

3.3 Desain Alat


Desain memiliki fungsi untuk memudahkan pembuatan alat, sehingga
akan mempermudah pembuatan alat. Dalam desain akan dijelaskan mengenai
bentuk, ukuran dimensi dan bahan alat.
22

Gambar 3.3 Desain Media

Keterangan gambar :
1. Motor AC
2. Rangka
3. Cassing
4. Impeller
5. Spur gear 2
6. Spur gear 1
7. Cap
8. Cap front
9. V-belt
10. Grooved pulley 1
11. Grooved pulley 2
12. Deep groove ball bearing
13. Box panel
14. Papan meja
15. Trolley
16. Papan
23

Gambar 3.4 Tampak Depan

Gambar 3.5 Tampak Samping


24

3.3.1 Ukuran

Gambar 3.6 Ukuran Alat (dalam mm)


Ga

3.4 Perhitungan Perbandingan Pulley

Sebuah mesin supercharger digerakkan oleh sebuah motor AC dengan


kecepatan 2880 (rpm), diameter poros motor 5 (mm), dan diameter poros
supercharger 7 (mm). Berapakah kecepatan putaran yang dihasilkan oleh
supercharger.
Dikeatahui :
𝑁1 = 2880 (rpm)
𝑑1 = 5 (mm)
𝑑2 = 7 (mm)
Maka kecepatan yang dihasilkan motor untuk memutar supercharger
adalah sebagai berikut :
𝑁2 𝑑1
=
𝑁1 𝑑2
𝑁2 5
=
2880 7
2880 × 5
𝑁2 = = 2000 (𝑟𝑝𝑚)
7
25

3.5 Perhitungan Torsi Motor


Sebuah motor AC dengan kecepatan 2880 (rpm) dan memiliki daya
sebesar 0.37 kW dan konstanta perhitungan 975 dalam satuan kW. Berapakah
torsi yang dihasilkan pada motor AC
Diketahui :
N = 2880 (rpm)
P = 0.37 kW
Maka torsi yang dihasilkan oleh motor AC untuk memutar supercharger
adalah sebagai berikut :
(975 × 𝑃)
𝑇 =
𝑁
(975 × 0.37 )
𝑇 =
2880
360
𝑇 = = 0,125 𝑁𝑚
2880

3.6 Spesifikasi Alat


Spesifikasi komponen-komponen dari modul stand supercharger untuk
mata kuliah diesel engine yang akan dijelaskan pada tabel.

Tabel 3.1 Spesifikasi Alat

No Komponen Spesifikasi
1 Supercharger Aisin AMR 500

2 Motor AC Wipro Single Phase

3.7 Alat dan Bahan


Pembuatan “Rancang Bangun Modul Stand Supercharger Sebagai
Penunjang Pembelajaran Diesel Engine” ini tentu membutuhkan alat dan
bahan. Alat dan bahan yang dibutuhkan akan dijelaskan dibawah ini:
3.7.1 Alat
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan Rancang Bangun Modul
Stand Supercharger Sebagai Penunjang Pembelajaran Diesel Engine yang akan
dijelaskan pada table.
26

Tabel 3.2 Alat dan Fungsi

No Nama Alat Fungsi

1 Gerinda potong Memotong besi untuk membuat kerangka alat

2 Perangkat Las Listrik Menyambungkan komponen besi untuk


membuat kerangka
3 Gerinda kasar Menghaluskan komponen besi setelah dilas dan
komponen lainnya.
4 Bor Tangan Melubangi besi dan triplek

3.7.2 Bahan
Bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan Rancang Bangun Modul
Stand Supercharger Sebagai Penunjang Pembelajaran Diesel Engine yang akan
dijelaskan pada tabel :
Tabel 3.3 Bahan dan Fungsi

No Nama Bahan Fungsi Jumlah


1 Besi hollow Kerangka mekanik alat 4 batang
4x4cm
2 Roda trolley Untuk mempermudah pemindahan alat 1 set
3 Triplek Sebagai papan banner 2,5 meter
4 Cat Membuat kerangka lebih tahan lama dan -
terlihat lebih indah dipandang dari segi estetika
5 Banner Sebagai media pembelajaran 1 lembar
6 Mur dan Baut Menyatukan komponen ke kerangka -
7 Box panel Untuk menghidupkan alat secara otomatis 1 set
8 Pulley Menghubungkan poros dengan V-belt 2 buah
9 V-belt tipe Menghubungkan pulley satu ke lainnya 1 buah
A-69

3.8 Skema Uji coba


Skema uji coba adalah suatu rangkaian uji coba yang nantinya akan
dilakukan oleh penulis, setelah alat selesai dibuat. Uji coba yang dilakukan
dimaksudkan untuk mengetahui apakah kinerja alat sesuai dengan yang
diharapkan atau tidak. Selain itu uji coba ini digunakan untuk mengetahui
apakah alat sudah siap dipakai atau belum.
27

Dari penjelasan tersebut diatas, maka penulis bermaksud melakukan


beberapa uji coba, yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.4 Hasil Uji Coba

No Komponen Uji coba yang dilakukan Tujuan

Mengetahui
Menghubungkan supercharger
1 Supercharger supercharger bisa
melalui v-belt
bekerja

Mengetahui kecepatan
2 Motor AC Menghidupkan motor
Rpm

Memasang flowmeter pada Mengetahui indikator


3 Flowmeter
exhaust supercharger aliran udara

Memasang anemometer pada Mengetahui indikator


4 Anemometer
intake dan exhaust supercharger kecepatan angin

Mengetahui berapa
Ball valve stop Memasang ball valve pada
5 presentase penutupan
kran exhaust supercharger
lubang exhaust

3.9 Perhitungan Angket


Ada pun langka langka untuk menghitung hasil angket yang dapat dilihat
sebagai berikut :
1. Menentukan kevalidan media pembeljaran dengan menggunakan analisis
statistik deskriptifyang dapat dilihat sebagai berikut :
∑5= 1𝑥𝑖
P = ∑5𝑖 = 1𝑥𝑗 x 100%
𝑗

Keterangan:
P = Prosentase tingkat kevalidan
∑5𝑗 = 1𝑥𝑗 = Jumlah jawaban penilai
28

∑5𝑖 = 1𝑥𝑖 = Jumlah jawaban tertinggi


2. Agar memudahkan membaca data. Untuk menentukan kriteria kualitatif
dilakukan dengan cara:
a) Menentukan persentase skor ideal (skor maksimum) = 100%.
b) Menentukan persentase skor terendah (skor minimum) = 0%.
c) Menentukan range = 100-0 = 100.
d) Menentukan interval yang dikehendaki = 4 (baik, cukup, kurang, dan
tidak baik).
e) Menentukan lebar interval (100/4 = 25).
Berdasarkan perhitungan di atas, maka persentase dan kriteria kualitatif
dapat ditetapkan sebagaimana dalam tabel berikut:

Tabel 3.5 Kriteria Kualitatif

No Interval Kriteria
1 76% ≤ skor ≤ 100% Sangat Baik
2 51% ≤ skor ≤ 75% Baik
3 26% ≤ skor ≤ 50% Cukup Baik
4 0% ≤ skor ≤ 25% Kurang Baik

Kriteria sangat baik :Modul tertulis stand supercharger sesuai dengan alat
trainer pembelajaran diesel engine serta penyampaian
materi mudah dipahami dan alat ukur flowmeter original

Kriteria baik :Modul tertulis stand supercharger sesuai dengan alat


trainer pembelajaran diesel engine serta penyampaian
materi mudah dipahami dan alat ukur tidak harus
flowmeter original.

Kriteria cukup baik :Modul tertulis stand supercharger sesuai dengan alat
trainer pembelajaran diesel engine serta penyampaian
materi tidak mudah dipahami dan alat ukur bukan
flowmeter original.
29

Kriteria kurang baik :Modul tertulis stand supercharger tidak sesuai dengan
alat trainer pembelajaran diesel engine serta penyampaian
materi sulit dipahami dan alat ukur bukan flowmeter
original.
BAB IV

PENGUJIAN ALAT DAN ANALISIS

Pada bab ini akan dijelaskan tentang pengujian Rancang Bangun Modul
Stand Supercharger Sebagai Penunjang Pembelajaran Diesel Engine dengan
menggunakan supercharger AISIN AMR 500 secara keseluruhan dan analisa,
selama pengujian dan analisa dapat di tarik kesimpulan yang akan dilakukan
meliputi:

1. Pengujian kecepatan rpm pada input motor AC dan output supercharger.


2. Pengujian flowmeter gas pada exhaust supercharger
3. Pengujian kecepatan angin pada intake supercharger
4. Pengujian kecepatan angin pada exhaust supercharger
4.1 Pengujian kecepatan Rpm motor AC
4.1.1 Tujuan
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kecepatan rpm pada input
motor AC ½ phase dan output pada supercharger selama 10 detik, apakah
sesuai dengan yang tertera pada nameplate motor AC dan kecepatan yang
dibutuhkan pada supercharger tersebut.
4.1.2 Alat dan Bahan
1. Motor AC
2. Supercharger
3. Alat ukur (tachometer)
4. Penanda
5. Stopwatch
6. Alat tulis
4.1.3 Prosedur Pengujian
Langkah-langkah yang harus dilakukan pada pengujian motor AC
yaitu:
1. Sediakan motor AC ½ phase dan supercharger.
2. Sediakan penanda lalu beri penanda di salah satu sisi pulley motor
AC dan di salah satu sisi pulley supercharger .

30
32

3. Hidupkan motor AC ½ phase


4. Ukur menggunakan alat ukur (tachometer) di salah satu sisi pulley
yang sudah diberi tanda secara bergantian.
4.1.4 Hasil dan Analisis
Dari hasil yang dilakukan saat langkah-langkah pengujian tersebut maka
dapat diambil data sebagai berikut :

Tabel 4.1 Hasil dan Analisis Pengukuran Rpm Motor

rpm minimal
Perban
yang Waktu
Nameplate dingan Uji ke rpm input rpm output
dibutuhkan (detik)
Pulley
supercharger
1 2504,0 1924,5
2880 rpm 1500 10 5:7 2 2673,5 1947,1
3 2698,7 1953,8
1 2698,9 1970,9
2880 rpm 1500 10 5:7 2 2712,3 1985,2
3 2715,8 1992,5
1 2724,8 2065,8
2880 rpm 1500 10 5:7 2 2726,5 2079,1
3 2786,8 2106,3
Rata-rata 2693,4 2002,8

4.1.5 Kesimpulan
Dari data yang diperoleh di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa rpm
pada nameplate tidak sama saat diukur langsung menggunakan alat ukur
(tachometer) dan terdapat selisih kecepatan rpm. Begitu pula pada rpm output
yang dibutuhkan supercharger untuk bergerak sebesar 1500 rpm setelah diukur
terdapat selisih rpm dengan rata-rata 2002,8 rpm sedangkan rata-rata
perhitungan rpm input pada motor AC sebesar 2693,4 rpm.
33

4.2 Pengujian flowmeter gas pada exhaust supercharger


4.2.1 Tujuan
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui aliran udara exhaust
supercharger selama 1 menit, apakah aliran udara pada exhaust supercharger
mengalami perubahan.
4.2.2 Alat dan Bahan
1. Supercharger.
2. Alat ukur (flowmeter).
3. Alat tulis.
4. Stopwatch.
4.2.3 Prosedur Pengujian
Langkah-langkah yang harus dilakukan pada pengujian supercharger
yaitu:
1. Pasang flowmeter pada exhaust supercharger yang telah di lubangi.
2. Nyalakan motor AC sehingga supercharger bergerak.
3. Tutup lubang exhaust dengan ball valve stop kran secara berkala
dalam 1 menit dengan presentase yang telah di tentukan sebagai
berikut:
a. Penutupan lubang 25%
34

b. Penutupan lubang 50%

c. Penutupan lubang 100%

Gambar 4.1 Penutupan Lubang Exhaust


4. Amati kenaikan bola indikator pada flowmeter selama 1 menit.
5. Ambil data rata-rata selama 1 menit pengamatan.
6. Catat hasil pengukuran pada buku.
4.2.4 Hasil dan Analisis

Tabel 4.2 Hasil dan Analisis Pengukuran Flowmeter pada Sisi Exhaust

Waktu Penutupan Lubang


Uji ke Hasil Pengukuran Rata-rata
(menit) Exhaust (%)

1 1 25 1 l/mnt 1,7 l/mnt


35

2 25 2 l/mnt

3 25 2 l/mnt

1 50 4 l/mnt

2 2 50 5 l/mnt 5,3 l/mnt


3 50 7 l/mnt

1 100 13 l/mnt

3 2 100 12 l/mnt 13,3 l/mnt


3 100 15 l/mnt

4.2.5 Kesimpulan
Dari data yang diperoleh diatas dapat di ambil kesimpulan bahwa
flowrate pada exhaust supercharger per 1 menit mengalami perubahan aliran
yaitu bertambahnya ukuran, hasil rata-rata dari pengukuran flowmeter adalah
9,3 l/mnt.

4.3 Pengujian kecepatan angin pada intake supercharger


4.3.1 Tujuan
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kecepatan angin pada intake
supercharger selama 10 detik, apakah kecepatan angin pada intake
supercharger berbeda atau sama.
4.3.2 Alat dan Bahan
1. Supercharger
2. Alat ukur (anemometer).
3. Alat tulis.
4. Stopwatch
4.3.3 Prosedur Pengujian
Langkah-langkah yang harus dilakukan pada pengujian supercharger
yaitu:
1. Nyalakan motor AC sehingga supercharger bergerak.
2. Pegang anemometer dekat lubang intake pada supercharger.
3. Amati hasil yang terdapat pada layar anemometer selama 10 detik.
4.Tekan tombol hold pada anemometer untuk melihat hasil pengukuran.
5. Catat hasil pengukuran pada buku.
36

4.3.4 Hasil dan Analisis

Tabel 4.3 Hasil dan Analisis Pengukuran Anemometer pada Sisi Intake

Waktu (detik) Uji ke Hasil Pengukuran


1 4,1 m/s

10 2 4,3 m/s

3 4,4 m/s

1 4,6 m/s

10 2 4,8 m/s

3 4,7 m/s

1 4,9 m/s

10 2 5,2 m/s

3 5,5 m/s

Rata-rata 4,7 m/s

4.3.5 Kesimpulan
Dari data yang diperoleh di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa
kecepatan angin pada intake supercharger mengalami kenaikan dan perubahan
kecepatan per 10 detik, hasil rata-rata pengukuran kecepatan angin adalah 4,7
m/s.

4.4 Pengujian kecepatan angin pada exhaust supercharger


4.4.1 Tujuan
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui aliran udara exhaust
supercharger selama 10 detik, apakah aliran udara pada exhaust supercharger
berbeda atau sama.
4.4.2 Alat dan Bahan
1. Supercharger
2. Alat ukur (anemometer).
3. Alat tulis.
4. Stopwatch
37

4.4.3 Prosedur Pengujian


Langkah-langkah yang harus dilakukan pada pengujian supercharger
yaitu:
1. Nyalakan motor AC sehingga supercharger bergerak.
2. Pegang anemometer dekat lubang exhaust pada supercharger.
3. Amati hasil yang terdapat pada layar anemometer selama 10 detik.
4. Ambil data rata-rata selama 10 detik pengamatan.
5. Tekan tombol hold pada anemometer untuk melihat hasil
pengukuran.
6. Catat hasil pengukuran pada buku.

4.4.4 Hasil dan Analisis

Tabel 4.4 Hasil dan Analisis Pengukuran Anemometer pada Sisi Exhaust

Waktu (detik) Uji ke Hasil Pengukuran


1 10,9 m/s
10 2 11,2 m/s
3 12,1 m/s
1 12,4 m/s
10 2 12,9 m/s
3 13,2 m/s
1 14,7 m/s
10 2 15,5 m/s
3 16,9 m/s
Rata-rata 13,3 m/s

4.4.5 Kesimpulan
Dari data yang diperoleh di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa
kecepatan angin dalam exhaust supercharger mengalami kenaikan dan
perubahan kecepatan per 10 detik, hasil rata-rata pengukuran kecepatan angin
adalah 13,3 m/s.
38

4.5 Perhitungan Angket

Tabel 4.5 Perhitungan Angket

Diketahui :
Hasil angket : 344
Jumlah pertanyaan :7
Jumlah responden :15
Jumlah nilai maksimal : 360
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑒𝑡
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = ( ) × 100%
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
344
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = ( ) × 100%
360
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 95 % (Sangat baik)

4.5.1 Kesimpulan
Penilaian modul menunjukkan angka 95% termasuk dalam kriteria
yang sangat baik. Arti dari penilaian tersebut bahwa modul stand supercharger
mendapat apresiasi yang sangat bagus dari rekan-rekan mahasiswa khususnya
prodi teknik mekatronika. Mulai dari penyampaian materi, pemahan materi
yang di sampaikan,template modul, isi modul, jobsheet, dan kerapian modul.
BAB V

PENUTUP

Dari hasil pengerjaan dan percobaan dapat disimpulkan dan saran


sebagai berikut :
5.1 Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari pembuatan dan penerapan
modul terhadap pengujian yang sudah dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Modul ini memanfaatkan putaran pulley dari motor melalui v-belt agar
udara luar yang akan dikompresi semakin meningkat dan menghasilkan
udara yang bertekanan tinggi.
2. Modul ini dapat digunakan untuk mengukur tekanan gas dari exhaust
supercharger dengan cara menutup lubang dengan presentase yang telah
ditentukan.
3. Menurut responden modul ini memiliki total nilai 95% yang berarti bahwa
modul ini sangat baik berdasarkan tabel kriteria penilaian.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk pembaca dan pengguna modul stand
supercharger adalah sebagai berikut :
1. Sebelum melakukan praktikum pelajari dan periksa kembali kondisi
supercharger seperti pengecekan oli.
2. Bisa diganti dengan motor AC yang memiliki daya / horse power yang lebih
besar agar supercharger bekerja maksimal
3. Sesuaikan pengerjaan jobsheet dengan memahami dasar teori dan susunan
praktikum agar tidak berantakan.
4. Dalam pengoperasian alat diharapkan lebih berhati-hati.

39
DAFTAR PUSTAKA

Arismunandar Wiranto, dan Tsuda, K, “Motor Diesel Putaran Tinggi”, Cetakan


Kesepuluh, Pradnya Paramita, Jakarta, 2004.

Arismunandar Wiranto, “Penggerak Mula Motor Bakar Torak”, Cetakan


Keempat, Penerbit ITB Bandung, Jakarta, 1988.

Anonim, 2016, Diesel engine, Indonesia Learning Centre.

Buntarto, 2016, Pintar Servis Diesel engine, Penerbit Pustaka Baru Press.

Church, Austin H, 1986, Pompa dan Blower Sentrifugal, Penerbit Jakarta


Erlangga.

Church, Austin H, 1972, Centrifugal Pumps and Blowers, Penerbit Robert E,


New York

William Harris, How To Work Supercharger.

Diakses pada tanggal 23 Mei 2018 di web :

https://auto.howstuffworks.com/supercharger.htm

Arindo Yudistira. Academia edu. Dipetik September 05, 2018, dari


https://www.academia.edu/7858545/BAB_II_TINJAUAN_PUSTAKA
_truk_supercharger

40

Anda mungkin juga menyukai