Disusun Oleh:
IVAN SATRYANA
(5215134367)
Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas membuat laporan akhir Praktik
Kerja Lapangan (PKL) dengan judul Sistem Pemancar TV Analog sebagai tugas akhir yang
wajib saya kerjakan dalam rangka memenuhi syarat kelulusan mata kuliah praktik kerja
lapangan yang saya ambil di Semester 8 ini, meskipun terkadang ada saja problem didalam
proses pengerjaannya, tetapi kami berhasil melampauinya dengan baik.
Oleh karena itu pada kesempatan kali ini kami bermaksud ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar besarnya kepada :
1. Bapak Drs. Pitoyo Yuliatmojo, MT., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Teknik
Elektronika.
2. Ibu Aodah Diamah, ST., M.Eng Dosen Jurusan Teknik Elektro FT UNJ selaku Dosen
Pembimbing selama kami melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di LPP TVRI.
3. Bapak Edy Mahdiar selaku Ka. Sie. Teknologi Transmisi.
4. Bapak Fan Fredly Purba, Bapak Arifin, Bapak Dimas Andito, dan Bang Yanuar Mayor
selaku Pembimbing Praktek Kerja Lapangan selama di LPP TVRI.
5. Ibu Lis dan seluruh staff Pemancar LPP TVRI yang tidak bisa saya sebutkan satu per
satu yang telah banyak membantu saya selama praktik kerja lapangan.
6. Orang tua kami yang tidak pernah lupa untuk mendoakan kami agar praktik kerja
lapangan yang kami laksanakan dapat berjalan dengan lancar.
7. Adi Putra Wijaya, Garda Basri, Yudha Prama Wijaya selaku teman yang sangat
membantu selama melaksanakan praktik kerja lapangan.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas kebaikan semua pihak yang telah banyak
membantu. Saya menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk
itu, setiap kritik dan saran yang anda berikan sangat bermanfaat untuk sempurnanya laporan
ini. Dan semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembacanya.
Jakarta, Januari 2017
Penyusun,
IVAN SATRYANA
NIM. 5215134367
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN (1) ................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN (2) ................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Profil Umum Perusahaan ................................................................................ 1
1.1.1 Sejarah TVRI ........................................................................................ 1
1.1.2 Peran dan Status TVRI .......................................................................... 7
1.1.3 Makna dan Logo Maskot TVRI .............................................................. 8
1.1.4 Struktur Organisasi .................................................................................. 10
1.1.5 Visi, Misi dan Moto Tvri......................................................................... 11
1.1.6 Lokasi TVRI .......................................................................................... 11
1.2 Lingkup Praktik Kerja Lapangan .................................................................... 12
1.2.1 Lokasi Kerja ........................................................................................... 12
1.2.2 Ruang Lingkup Kerja .............................................................................. 12
1.3 Jadwal Pelaksanaan Pkl.................................................................................... 13
BAB II PELAKSANAAN PKL
2.1 Perencanaan Pekerjaan ..................................................................................... 14
2.2 Pelaksanaan Pekerjaan...................................................................................... 16
BAB III ANALISIS PEKERJAAN
3.1 Analisis Pekerjaan ............................................................................................ 22
3.1.1 Landasan Teori ........................................................................................ 22
3.1.1.1 Televisi ...................................................................................... 22
3.1.1.2 Stasiun Televisi .......................................................................... 27
3.1.1.3 Prinsip Dasar Siaran Televisi....................................................... 30
3.1.1.4 Rangkaian Proses Siaran ............................................................. 32
3.1.1.5 Pemancar Televisi ........................................................................ 34
3.1.1.6 Teknik Kompresi Audio dan Video ............................................ 38
3.1.2 Pembahasan.............................................................................................. 42
iv
3.1.2.1 Perangkat yang Digunakan Dalam Proses Transmisi Untuk TV
Analog .................................................................................................... 44
3.1.2.2 Sistem Kerja Pemancar TV Analog............................................. 44
3.1.2.3 Proses dan Tahapan Pemancar TV Analog ................................. 45
3.2 Identifikasi Kendala yang Dihadapi.................................................................. 57
3.2.1 Kendala Pelaksanaan Tugas..................................................................... 57
3.2.2 Kendala pada Pemancar Analog .............................................................. 58
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan........................................................................................................ 59
4.2 Saran................................................................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 61
LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Pembangunan Stasiun Produksi Keliling
1. SPK Jayapura
2. SPK Ambon
3. SPK Kupang
4. SPK Malang (Tahun 1982 diintegrasikan dengan TVRI Stasiun Surabaya)
5. SPK Semarang
6. SPK Bandung
7. SPK Banjarmasin
8. SPK Pontianak
9. SPK Banda Aceh
10. SPK Jambi
11. SPK Padang
12. SPK Lampung
Tahun 1974, TVRI diubah menjadi salah satu bagian dari organisasi dan
tatakerja Departemen Penerangan, yang diberi status Direktorat, langsung
bertanggung-jawab pada Direktur Jendral Radio, TV, dan Film, Departemen
Penerangan Republik Indonesia.
2
Pemerintah beserta programnya harus dapat diterjemahkan melalui siaran-siaran
dari studio-studio TVRI yang berkedudukan di ibukota maupun daerah dengan
cepat, tepat dan baik.
3
Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 2005 menetapkan bahwa tugas
TVRI adalah memberikan pelayanan informasi, pendidikan dan hiburan yang
sehat, kontrol dan perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa untuk
kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran
televisi yang menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4
21. TVRI Stasiun Maluku dan Maluku Utara
22. TVRI Stasiun Nusa Tenggara Timur
23. TVRI Stasiun Nusa Tenggara Barat
24. TVRI Stasiun Gorontalo
25. TVRI Stasiun Sulawesi Utara
26. TVRI Stasiun Sulawesi Tengah
27. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara
28. TVRI Stasiun Sulawesi Barat
Karyawan TVRI pada Tahun Anggaran 2007 berjumlah 6.099 orang, terdiri
atas 5.085 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 1.014 orang Tenaga
Honor/Kontrak yang tersebar di seluruh Indonesia dan sekitar 1.600 orang di
antaranya adalah karyawan Kantor Pusat dan TVRI Stasiun Pusat Jakarta. TVRI
bersiaran dengan menggunakan dua sistem yaitu VHF dan UHF, setelah
selesainya dibangun stasiun pemancar Gunung Tela Bogor pada 18 Mei 2002
dengan kekuatan 80 Kw. Kota-kota yang telah menggunakan UHF yaitu Jakarta,
Bandung dan Medan, selain beberapa kota kecil seperti di Kalimantan dan Jawa
Timur. TVRI Pusat Jakarta setiap hari melakukan siaran selama 19 jam, mulai
pukul 05.00 WIB hingga 24.00 WIB dengan substansi acara bersifat informatif,
edukatif dan entertain.
5
Khusus mengenai karyawan, Direksi TVRI melalui restrukturisasi akan
diketahui jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan, berdasarkan
kemampuan masing-masing individu karyawan untuk mengisi fungsi-fungsi yang
ada dalam struktur organisasi sesuai dengan keahlian dan profesi masing-masing,
dengan kualifikasi yang jelas. Melalui restrukturisasi tersebut akan diketahui
apakah untuk mengisi fungsi tersebut di atas dapat diketahui, dan apakah perlu
dicari tenaga profesional dari luar atau dapat memanfaatkan sumberdaya TVRI
yang tersedia.
Dalam bentuk Persero selama masa transisi ini, TVRI benar-benar diuji
untuk belajar mandiri dengan menggali dana dari berbagai sumber antara lain
dalam bentuk kerjasama dengan pihak luar baik swasta maupun
sesama BUMN serta meningkatkan profesionalisme karyawan. Dengan adanya
masa transisi selama 3 tahun ini, diharapkan TVRI akan dapat memenuhi kriteria
yang disyaratkan oleh undang-undang penyiaran yaitu sebagai TV publik dengan
sasaran khalayak yang jelas. Bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan
Nasional tanggal 20 Mei 2003 yang lalu, TVRI mengoperasikan kembali seluruh
pemancar stasiun relay TVRI sebanyak 376 buah, yang tersebar di seluruh
Indonesia.
Sebagai stasiun televisi pertama di negeri ini, TVRI telah melalui perjalanan
panjang dan mempunyai peran strategis dalam perjuangan dan perjalanan
kehidupan bangsa. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang
penyiaran, bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-44 (24 Agustus 2006),
TVRI resmi menjadi Lembaga Penyiaran Publik.
Kontroversi
6
Programma 2
7
1. 1.3 Makna dan Logo Mascot TVRI
8
Secara simbolis bentuk logo di atas menggambarkan layanan public yang
informatif, komunikatif, elegan dan dinamis , dalam upaya mewujudkan visi dan
misi sebagai TV public yaitu media yang memiliki fungsi kontrol dan perekat
social untuk memelihara persatuan dan kesatuan bangsa. Bentuk lengkung yang
berawal pada huruf T dan terakhir pada huruf I dari huruf TVRI membentuk huruf
P yang mengandung 5 (lima) makna layanan informasi dan komunikasi
menyeluruh yaitu :
1. P sebagai huruf awal dari kata public yang berarti memberikan layanan
informasi dan komunikasi kepada masyarakat dengan jangkauan nasional
dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.
2. P sebagai huruf awal dari kata perubahan yang berarti membawa perubahan
ke arah yang lebih sempurna.
3. P sebagai huruf awal dari kata perintis yang berarti merupakan perintis atu
cikal bakal pertelevisian Indonesia.
4. P sebagai huruf awal dari kata pemersatu yang berarti merupakan lembaga
penyiaran public yang mempersatukan bangsa Indonesia yang tersebar di
bumi nusantara yang sangat luas dan terdiri atas ribuan pulau.
5. P sebagai huruf awal dari kata pilihan yang berarti menjadi pilihan alternatif
tontonan masyarakat Indonesia dari berbagai segmen dan lapisan masyarakat.
Bentuk elips dengan ekor yang runcing dan dinamis melambangkan komet
yang bergerak cepat dan terarah serta makna gerakan perubahan yang cepat dan
terencana menuju televisi public yang lebih sempurna. Bentuk tipografi TVRI
memberi makna elegan dan dinamis, siap mengantisipasi perubahan dan
perkembangan jaman serta tuntutan masyarakat. Warna biru mempunyai makna
elegan, jernih, cerdas, arif informative dan komunikatif. Perubahan warna jingga
ke warna merah melambangkan sinar atau cahaya yang membawa pencerahan
untuk ikut bersama mencerdaskan kehidupan bangsa serta mempunyai makna :
Semangat dan dinamika perubahan menuju kearah yang lebih sempurna.
9
1. 1.4 Struktur Organisasi
10
1. 1.5 Visi, Misi dan Moto TVRI
TVRI mempunyai visi dan misi yang berbeda dari TV lain karena TVRI
sebagai pelopor sebuah TV di Indonesia ini dan mempunyai ciri dan karakter
tersendiri seperti yang di bawah ini :
VISI :
Terwujudnya TVRI sebagai media pilihan bangsa Indonesia dalam rangka
turut mencerdaskan kehidupan bangsa untuk memperkuat kesatuan nasional.
MISI :
a. Mengembangkan TVRI menjadi media perekat sosial untuk persatuan dan
kesatuan bangsa sekaligus media control social yang dinamis.
b. Mengembangkan TVRI menjadi pusat layanan informasi dan edukasi yang
utama.
c. Memberdayakan TVRI menjadi pusat pembelajaran bangsa serta menyajikan
hiburan yang sehat dengan mengoptimalkan potensi dan kebudayaan daerah
serta memperhatikan komunitas terabaikan.
d. Memberdayakan TVRI menjadi media untuk membangun citra bangsa dan
negara Indonesia di dunia Internasional.
MOTTO :
Selain memiliki visi dan misi TVRI juga memiliki suatu motto yaitu :
Menjalin Persatuan dan Kesatuan yang memiliki arti bahwa TVRI ini
merupakan milik bersama dan mempunyai rasa peduli terhadap pendidikan
bangsa, kebudayaan kebangsaan, sehingga akan ikut mengantarkan masa depan
kehidupan bangsa yang makin cedas, sejahtera dan maju.
11
Gambar 1.3 Peta Lokasi TVRI
1. 2. 1 Lokasi Kerja
Lokasi Praktik Kerja Lapangan (PKL) berada di dua tempat :
1. Kantor Pusat Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI yang berlokasi di Jalan
Gerbang Pemuda Senayan No.5 Kelurahan Gelora, Tanah abang. Jakarta
Selatan 10270.
2. Stasiun Relai Televisi (stasiun pemancar) untuk wilayah Jabodetabek LPP
TVRI Joglo yang berlokasi di Jl. Joglo Raya No.5, RT.6/RW.2, Joglo, Kembangan,
Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta 11640.
12
1. 3 Jadwal Pelaksanaan PKL
Pelaksanaan Praktik kerja lapamngan kali ini berlangsung semenjak hari Kamis
tanggal 19 Januari 2017 hingga Minggu tanggal 19 Februari 2017.
13
BAB II
PELAKSANAAN PKL
14
Tabel 2.1 Rancangan timeline Pelaksanaan PKL
15
2.2 Pelaksanaan Pekerjaan
Berikut ini pada Tabel 2.2 adalah laporan kegiatan Praktik kerja penulis
lakukan selama periode 19 Januari 2017 hingga 19 Februari 2017 di LPP TVRI.
Tabel 2.2 Rincian Kegiatan PKL
Tempat
No. Hari/Tanggal Rincian Kegiatan
Kegiatan
i. Administrasi surat surat dari
UNJ untuk diberikan kepada
Humas LPP TVRI dan meminta
surat balasan untuk pihak
kampus (UNJ).
ii. Koordinasi kelengkapan surat
Humas dan
dengan Div. Pemancar LPP
Kamis, Div. Trasnmisi
1. TVRI untuk melaksanakan
19 Januari 2017 LPP TVRI
PKL.
Senayan
iii. Berkenalan dengan Bang Deri
dan Pak Arifin selaku Staf Sie.
Teknologi Transmisi LPP TVRI
serta Plt. Ka. Sie. Teknologi
Transmisi LPP TVRI Bapak
Edy Mahdiar.
1. Pemberian buku panduan untuk
persiapan bimbingan dan studi
kasus di Div. Transmisi LPP
TVRI berupa Soft File dan Hard
File tentang SNG VAN.
2. Setiap Jumat kita akan
Div. Trasnmisi
Jumat, mengikuti kegiatan Live Report
2. LPP TVRI
20 Januari 2017 Sholat Jumat di Masjid Istiqlal
Senayan
bersama Div. Transmisi.
3. Pemberian nama pembimbing
PKL di Div. Pemancar yaitu
Pak Arifin, Pak Dimas, Pak Fan
Purba serta Bang Yanuar
Mayor.
Sabtu,
3.
21 Januari 2017
LIBUR
Minggu,
4.
22 Januari 2017
1. Mengenal lingkungan LPP
Div. Trasnmisi TVRI dari mulai ruangan
Senin,
5. LPP TVRI monitoring Div. Transmisi,
23 Januari 2017
Senayan Master Control Room, PC
Room, serta lantai 9 LPP TVRI
16
yang juga ruangan Div.
Transmisi.
2. Pemberian Materi oleh Pa Fan
Purba tentang Encoder dan
Decoder serta penggunaan
Transponder (Chanel TVRI di
3000 MHz dan 3100 MHz.
Chanel 1, 3000 MHz untuk
Satelit Palapa D dan Chanel 2,
3100 MHz untuk Satelit Telkom
1).
Bertemu Dosen Pembimbing Ibu
Aodah Diamah untuk membahas :
Selasa, 1. Administrasi kelengkapan surat-
6. Izin
24 Januari 2017 surat PKL
2. Pembertihauan jadwal PKL dan
pembimbing di LPP TVRI
Melakukan monitoring chanel
TV dengan menggunakan
Receiver (Decoder) bermerk
Ericson sesuai dengan
parameter satelit yang berada di
situs Lyngsat :
Div. Trasnmisi
Rabu, Contoh kita akan melakukan
7. LPP TVRI
25 Januari 2017 monitoring grup Surya Citra
Senayan
Media (SCM) yang isi
chanelnya ada SCTV, Indosiar,
O Channel, dan Elshinta
Frequency : 3756 H
System Encrypt : DVB-S2
Modulation : 8 PSK
1. Pemberian Materi oleh Bang
Yanuar Mayor tentang
Transponder dan Transponder
pada satelit Telkom-1 serta
Palapa-D yang digunakan oleh
LPP TVRI.
2. Siaran langsung (Live Report)
Div. Trasnmisi
Kamis, atau Solat Jumat Istiqlal
8. LPP TVRI
26 Januari 2017 menggunakan satelit Telkom-1.
Senayan
Untuk siaran rutin atau tidak
live menggunakan satelit
Palapa-D.
3. Pa Yanuar Mayor juga
menjelaskan tentang proses
siaran dari mulai pengambilan
gambar sampai diterima oleh
17
masyarakat atau ditonton oleh
public.
1. Kami dibimbing oleh Bapak
Dhimas tentang Uplink dan
Downlink (selisih 2225 Hz),
pembagian transponder
Telkom-1 dan TVRI memilik
9H dan 9V dimulai dari
Div. Transmisi
frekuensi 1080 MHz.
LPP TVRI
Jumat, 2. Jika siaran Live oleh TVRI tapi
9. Senayan dan
27 Januari 2017 stasiun TV lain bisa meminta
Masjid Istiqlal
hasil rekamannya tergantung
Jakarta
perjanjian dan jika sudah
sepakat TVRI tinggal
memberitahu parameter
downlink dan diterima siaran
yang bersih belum ada logo
TVRI.
Sabtu,
10.
28 Januari 2017
LIBUR
Minggu,
11.
29 Januari 2017
1. Perkenalan dengan staf Div.
Transmisi yang berada di LPP
TVRI serta mengenal
lingkungan di LPP TRVI
JOGLO.
2. Pembimbing di LPP TVRI
JOGLO yaitu Pak Eka, Pa Eka
inilah yang memberi saran agar
setiap orang memiliki judul
yang berbeda untuk penulisan
laporan.
1. Pemancar TV Analog
Senin, LPP TVRI
12. 2. Pemancar TV Digital
30 Januari 2017 JOGLO
3. Uplink dan Downlink
4. SNG VAN
3. Analogi sederhana dalam
pemancar :
Suara Sinyal Listrik
Encoder Modulator
Amplifier Antena
4. Penjelasa tentang inputan
encoder bisa berasal dari :
digital, analog,transpostrip, IP
stream, digital encompress.
Fungsi Encoder : merubah suatu
18
format ke format lainnya atau
merubah suatu interface ke
interface lainnya contohnya
MPEG2 encode MPEG4
IP stream encode
Trasnpostrip
Bertemu Dosen Pembimbing Ibu
Aodah Diamah untuk membahas :
Selasa,
13. Izin 1. Pembagian Laporan PKL
31 Januari 2017
2. Perencanaan minimal
Bimbingan
1. Menggunakan Multiplexer yang
dibimbing oleh Pak Yono.
Rabu, LPP TVRI
14. 2. Monitoring Multiplexer 9
1 Februari 2017 JOGLO
chanel dari stasiun tv swasta dan
4 chanel dari TVRI itu sendiri.
1. Perbedaan Pemancar Analog
dan Digital yang dibimbing oleh
Kamis, LPP TVRI
15. Pak Dhimas.
2 Februari 2017 JOGLO
2. Penjelasan tentang Konstelasi
untuk Pemancar Digital.
1. Melihat Proses setting OB-van
(Outdor Broadcasting van) dan
SNG untuk keperluan Uplink.
Jumat, Masjid Istiqlal 2. Bimbingan oleh Bang Deri dan
16.
3 Februari 2017 Jakarta Bang Yanuar terkait proses data
dari kamera sampai pada uplink
dan menentukan besaran
frekuensi Uplink.
Sabtu,
17.
4 Februari 2017
LIBUR
Minggu,
18.
5 Februari 2017
1. Belajar pengoprasian IRD atau
decoder dengan parameter-
Div. Transmisi
Senin, parameter yang sudah ada pada
19. LPP TVRI
6 Februari 2017 lyngsat dengan Bang Deri.
Senayan
2. Pemberian soal tentang TV
PAL System.
Bimbingan dengan dosen
Selasa, pembimbing Bu Aodah yang
20. Izin
7 Februari 2017 meminta penyelasaian laporan per
bab.
1. Penjelasan teori tentang
Div. Transmisi
Rabu, Polarisasi dan bit rate oleh
21. LPP TVRI
8 Februari 2017 Bapak Yanuar, Bapak Eka, dan
Senayan
Bapak Deri.
19
1. Belajar pengoprasian Encoder
Div. Transmisi
Kamis, dengan parameter-parameter
22. LPP TVRI
9 Februari 2017 yang sudah ditentukan,
Senayan
dibimbing oleh bang Dery.
1. Jarak Satelit : LEO, MEO, GEO
(orbit paling stabil) dibimbing
oleh Pak Yoni.
2. Pak Briyan dari maintenance
standar pengendali mutu,
menjelaskan proses dari mulai
pengambilan gambar sampai
Jumat, Masjid Istiqlal
23. diterima oleh SNG VAN bagian
10 Februari 2017 Jakarta
divisi transmisi.
3. Pak Briyan juga menjelaskan
tentang media transmisi dari
mulai pengambilan gambar
sampai menuju mobil SNG
VAN milik divisi transmisi
untuk di uplink.
Sabtu,
24.
11 Februari 2017
LIBUR
Minggu,
25.
12 Februari 2017
1. Pemberian materi Pemancar TV
Analog dari mulai input sampai
Senin, LPP TVRI
26. outputnya oleh Pa Dhimas.
13 Februari 2017 JOGLO
2. Penyusunan laporan tentang
Pemancar TV Analog.
Selasa, LPP TVRI Penyusunan Laporan dan
27.
14 Februari 2017 JOGLO Revisi Laporan PKL.
1. Konversi frekuensi chanel dari
MHZ ke UHF pada Pemancar
Rabu, LPP TVRI TV Analog dibimbing oleh Pak
28.
15 Februari 2017 JOGLO Dhimas.
2. Penyusunan laporan tentang
Pemancar TV Analog.
1. Penjelasan bagian-bagian atau
perangkat yang digunakan
Kamis, LPP TVRI untuk Pemancar TV Analog Pa
29.
16 Februari 2017 JOGLO Dhimas.
2. Penyusunan laporan tentang
Pemancar TV Analog.
Jumat, LPP TVRI Penyusunan Laporan dan
30.
17 Februari 2017 JOGLO Revisi Laporan PKL.
Sabtu, LPP TVRI 1. Pengambilan data tentang
31. pemancar TV Analog,
18 Februari 2017 JOGLO
20
mengenai media transmisi,
dibimbing oleh Pak Fan Purba.
2. Penyusunan laporan tentang
Pemancar TV Analog.
Minggu,
32. LIBUR
19 Februari 2017
21
BAB III
ANALISIS PEKERJAAN
3.1.1.1 Televisi
Televisi berasal dari 2 (dua) kata, yaitu tele (Yunani) yang berarti jauh, dan
visi ( Latin) yang berarti citra/ gambar. Jadi secara utuh, televisi dapat diartikan
sebagai suatu sistem penyajian gambar berikut suara dari suatu tempat yang
berjarak jauh. Istilah televisi pertama kali dikemukakan Constatin Perskyl dari
Rusia pada acara Interna national Congress of Electricity yang pertama, dalam
Pameran Teknologi Dunia di Paris pada tanggal 25 Agustus 1900.
Sejarah Penemuan Televisi dan Perkembangannya
Dalam penemuan televisi, terdapat banyak pihak, penemu maupun inovat ator
yang terlibat, baik perorangan maupun badan badan usaha. Televisi adalah ah karya
massal yang dikembangkan dari tahun tahun ke tahun. Awal dari televevisi tentu
tidak bisa dipisahkan dari penemuan hukum gelombang elektromagnetik yang
ditemukan oleh Joseph Henry dan Michael Faradday (1831), yang merupakan awal
dari era kkomunikasi elektronik. Sejak ditemukannya hukum gelombang
elektromagnetik tersebut, penemuan dasar-dasar rangkaian televisi berkembang
pesat yang secara berurutan adalah sebagai berikut:
22
1. Pada tahun tahun 1876, George Carey menciptakan selenium camera yang
digambarkan dapat membuat seseorang melihat gelombang listrik. Kemudian
oleh Eugen Goldstein, tembakan sinar pada selenium camera yang ditemukan
oleh George Carey tersebut dinamakan sinar katoda, karena dapat
menembakkan gelombang sinar dalam tabung ayang hampa.
2. Pada tahun tahun 1884, Paul Nipkov, seorang Ilmuwan Jerman, berhasil
mengirim gambar elektronik menggunakan kepingan logam yang disebut
teleskop elektrik dengan resolusi 18 garis.
3. Pada tahu tahun 1888, Freidrich Reinitzeer, seorang ahli botani dari Austria,
menemukan cairan kristal (liquid crystals), yang kelak menjadi bahan baku
pembuatan LCD. Namun LCD sendiri baru dikembangkan sebagai layar 60
tahun kemudian.
4. Pada tahun tahun 1897, Tabung Sinar Katoda (CRT) pertama diciptakan
ilmuwan Jerman yang bernama Karl Ferdinand Braun. Ia membuat CRT
dengan layar berpendar bila terkena sinar. Inilah yang menjadi dasar televisi
layar tabung.
5. Pada tahun ahun 1907, Campbell Swinton dan Boris Rosing dalam percobaan
terpisah menggunakan sinar katoda untuk mengirim gambar.
6. Pada tahun tahun 1927, Philo T. Farnsworth ilmuwan asal Utah, Amerika
Serikat berhasil mengembangkan televisi modern pertama saat berusia 21
tahun. Gagasannya tentang image dissector tube menjadi dasar kerja televisi.
7. Pada tahun tahun 1929, Vladimir Zworykin dari Rusia menyempurnakan
tabung katoda yang dinamakan kinescope. Temuannya mengembangkan
teknologi yang dimiliki CRT.
8. Pada tahun ahun 1940, Peter Goldmark menciptakan televisi warna dengan
resolusi mencapai 343 garis.
9. Pada tahun tahun 1958, sebuah karya tulis ilmiah pertama tententang LCD
sebagai tampilan pada televisi dikemukakan Dr. Glenn Brrown.
10. Pada tahun tahun 1964, Prototipe sel tunggal display Televisi Plasma pertama
kali diciptakan Donald Bitzer dan Gene Slottow. Langkah ini dilanjut utkan
oleh Larry Weber.
23
11. Pada tahun ahun 1967, James Fergason menemukan teknik twisted nematic,
yaitu layar LCD yang lebih praktis.
12. Pada tahun 1968, layar LCD pertama kali diperkenalkan lembaga RCA yang
dipimpin George Heilmeier.
13. Pada tahun tahun 1975, Larry Weber dari Universitas Illionionis mulai
merancang layar plasma berwarna.
14. Pada tahun 1979, para ilmuwan dari perusahaan Kodak berhasil menciptakan
tampilan jenis baru Organic Light Emitting Diode (OLED). Sejak itu, mereka
terus mengembangkan jeni enis televisi OLED. Sementara itu, Walter Spear
dan Peter Le Comber membuat display warna LCD dari bahan thin film transfer
yang ringan.
15. Pada tahun 1981, stasiun televisi Jepang NHK mendemonstrasikan teknologi
HDTV dengan resolusi mencapai 1.125 garis.
16. Pada tahun 1987, Kodak mematenkan temuan OLED sebagai peralatan display
pertama kali.
17. Pada tahun 1995, setelah puluhan tahun melakukan penelitian, akhirnya proyek
layar plasma Larry Weber selesai. Ia berhasil menciptakan layar plasma yang
lebih stabil dan cemerlang. Larry Weber kemudian mengadakan riset dengan
investasi senilai 26 juta dolar Amerika Serikat dari perusahaan Matsushita.
18. Pada dekade 2000, masing masing jenis teknologi layar semakin
disempurnanakan. Baik LCD, Plasma maupun CRT terus mengeluarkan
produk terakhir yang lebih sempur purna dari sebelumnya.
Klasifikasi televisi menurut jenisnya dapat dibagi meenjadi dua, yaitu: Televisi
Analog dan Televisi Digital.
1. Televisi Analog
Pengertian dari televisi analog adalah televisi yang mengkodekan informasi
gambar dengan memvariasikanan voltase dan frekuensi dari sinyal. Sinyal video
24
analog yang ditampilkan pada pesesawat televisi ini ditransmisikan melalui kabel
atau pancaran udara, yang merupakan hasil dari berbagai bentuk gelombang
continue. Nilai sinyal tersebut pada saat tertentu berada dinilai maksimum dan
minimum.
Tabel 3.1 memperlihatkan tiga standar sistem penyiaran televisi yang popular di
seluruh dunia dalam hal scanning lines-nya, dan yang kita kenal sampai saat ini,
yaitu:
NTSC (National Television Standarts Committee)
PAL (Phase Altenating by Line)
SECAM (Sequential Couleur Avec Memoire)
2. Televisi Digital
Pengertian dari Televisi Digital adalah televisi yang menggunakan modulasi
digital dan sistem kompresi untuk menyebarluaskan video, audio, dan signal data
ke pesawat televisi. Penyiaran dengan sistem digital saat ini sedang dikembangkan
karena banyak keuntungan yang diperoleh, diantaranya:
Khusususnya dalam penghematan penggunaan spectrum frekuensi atau
bandwidth, karena seperti diketahui frekuensi merupakan sumber daya yang
terbatas, sehingga harus tepat dalam pengelolaan dan pemanfaatannya.
Sangat kompatibel atau dapat mengikuti perkembangan teknologi yang ada,
karena berbasis digital komputerisasi atau data.
25
Mempersempit kesalahan operasional (human error), karena lebih sederhana
dalam pengoperasiannya. Selain itu, memungkinkan penggunaan personel
yang tidak terlalu banyak.
Lebih menghemat dalam segi maintenance karena sudah terkomputerisasi
dalam database, dengan minimal penggunaan hardware seperti mekanik
roboting yang menggunakan pegas-pegas dengan elastisitas terbatas.
Sistem m software yang terintegrasi dalam satu bahas bahasa (satu operating
sistem), misalnya under windows, sehingga memungkinkan up-dating versi
setiap saat.
Seperti halnya televisi broadcasting analog, digital televisi juga memiliki standar
sendiri yang diperlihatkan oleh gambar 3.1 yaitu :
26
3.1.1.2 Stasiun Televisi
Pengertian dari stasiun televisi adalah sebuah bangunan yang dilengkapi dengan
peralatan televisi, termasuk pemancar atau perlengkapan penerimaan siaran, serta
peralatan-peralatan untuk menyelenggarakan rangkaian proses produksi-siaran
program acara televisi kepada masyarakat, baik yang dikelola oleh pemerintah
maupun swasta.
Klasifikasi Stasiun Televisi
27
penyelenggaraan penyiaran berlangganan. Sedangkan, klasifikasi stasiun televisi
menurut bentuknya dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
1. Televisi Rangkai aian Tertutup atau Close Circuit Television (CCTV)
CCTV adalah stasiun televisi yang berfungsi untuk memonitor keamanan pada
suatu area terbatas (closed), seperti area ruangan, gedung atau komplek wilayah
hunian tertentu melalui layar televisi, yang menampilkan gambar dari rekaman
kamera yang dipasang di setiap sudut area oleh bagian keamanan suatu area
tersebut.
2. Televisi Siaran (Broadcasting Television)
Stasiun televisi siaran adalah stasiun televisi yang berfungsi untuk kegiatan
produksi dan menyelenggarakan siaran terbuka kepada masyarakat melalui sebuah
pemancar ke suatu kota, daerah ataupun dalam lingkup negara.
Dan, klasifikasi stasiun televisi menurut stasiun pemancarnya dibagi menjadi
empat, yaitu:
Stasiun Televisi dengan Pemancar Langsung
Stasiun televisi dengan pemancar langsung adalah stasiun televisi dengan sistem
transmisi yang langsung dapat diterima oleh pesawat penerima televisi di rumah-
rumah. Sistem ini mempunyai banyak kelemahan, yaitu terbatasnya daya pancar
dan sifat rambat gelombangnya yang derau atau bising (memiliki noise yang sangat
tinggi), terutam di daerah penerima yang terhalang gunung atau bangunan yang
tinggi, sehingga menyebabkan gelombang yang sampai ke pesawat penerima sangat
lemah dan terkadang tidak dapa dapat diterima sama sekali.
Stasiun Televisi dengan Pemancar melalui Satelit
Stasiun televisi dengan pemancar satelit adalah stasiun televisi yang sistem
informasinya ditransmisikan dari stasiun bumi ke satelit luar angkasa (berfungsi
sebagai sistem pengulang searah), kemudian oleh satelit tersebut informasi
ditransmisikan kembali ke pesawat penerima secara langsung ung yang berada pada
cakupan daerah antena satelit.
Pada sistem ini pesawat televisi di rumah-rumah dilengkapi dengan antena (disc
anntena) dan dapat menerima langsung siaran televisi dari satelit. Jadi, misalkan
siaran televisi dari Jakarta dipancarkan ke satelit dan dari satelit langsung tersebut
28
dipancarkan kembali ke rumah-rumah tanpa melalui stasiun bumi lagi atau relay
station.
Sistem ini sama dengan pelayanan melalui sentral video yang terbatas di salah
satu tempat hiburan atau hotel. Dapat melayani sekaligus delapan sampai sepuluh
program yang disiarkanan secara srimultan non stop. Peminat dari stasiun televisi
dengan pemancar satelit ini dapat melihat dengan memilih program yang disukai.
Stasiun Televisi dengan Kabel (Cable Television)
Sistem pada stasiun televisi kabel juga dapat disebut ccommunity antenna
television (CAT System). Dengan sistem ini, dapat memberikan pelayanan khusus
bagi penonton di wilayah tertentu. Sistem ini banyak digunakan di hotel untuk
memberikan pelayanan kepada tamu-tamunya.
Gambar yang dihasilkan dari sistem televisi kabel ini berasal dari pemutaran
kaset video (video cassete) yang disalurkan ke pesawat dengan hubungan seri
melalui sebuah kabel. Di luar negeri sistem ini banyak dikembangkan, karena
dengan televisi kabel bisa memilih beberapa alternatif acara yang digemari.
Stasiun Televisi dengan Link (Relaying Link Station)
Stasiun televisi dengan link adalah stasiun televisi yang sistem sinyal televisinya
ditransmisikan melalui gelombang mikro (microwave), yang tidak bisa secara
langsung diterima dengan pesawat televisi penerima biasa. Disini gelombang yang
diterima akan diubah frekuensinya sebelum dipancarkan kembali.
Bila diperlukan oleh Link Station, frekuensi yang dipancarkan kembali tersebut
diubah, agar dapat diterima langsung dengan dengan pesawat penerima televisi
biasa di rumah-rumah sekitar link station tersebut. Oleh karena itu, sinyal audio dan
sinyal video yang diterima lewat gelombang mikro tersebut harus dipisah terlebih
dahulu sebelum diipancarkan kembali dengan dengan gelombang VHF atau UHF
yang frekuensinya sesuai dengan pesawat penerima televisi biasa.
Link station yang mempunyai kemampuan demikian, disebut link transmitter
statiation. Gambar dan suara yang dihasilkan lewat transmisi dengan sistem ini
hampir tidak mengalami penurunan kualitas. Keterbatasan dari sistem ini adalah
apabila stasiun yang menjadi tujuan berikutnya berada di luar batas pandang lurus
(line of sight), misalnya di seberang lautan, maka dalam keadaan yang demikian
dibutuhkan bantuan sistem komunikasi satelit.
29
3.1.1.3 Prinsip Dasar Siaran Televisi
30
Gambar 3.3 Proses dari Kamera ke Layar TV
31
3.1.1.4 Rangkaian Proses Siaran
Siaran langsung atau "live event" merupakan salah satu jenis program acara
pada stasiun televisi broadcasting. Siaran langsung dapat dibedakan dalam dua
kategori besar, yaitu siaran langsung dari studio atau di area stasiun televisi itu
32
sendiri dan siaran langsung yang berasal dari luar area stastasiun televisi tersebut,
baik di dalam maupun didiluar kota. Adapun penjelas asan dari kedua kategori
siaran langsung tersebut adalah sebagai berikut:
a. Siaran Langsung dari Studio
Siaran langsung dari studio mempunyai lebih sedikit resiko untuk gagal,
karena sistem jaringan yang terhubung langsung dengan bagian peenyiaran
(master control on air), baik melalui kabel coaxial sebagai standar normal
pengiriman sinyal video maupun melalui fiber optik (FO) untuk standar
pengiriman yang lebih bagus.
Antara studio dan master control on air terdapat hubungan jaringan
pengiengiriman sinyal yang bolak-balik. Sebab ada beberapa event siaran
langsung dari luar yang harus dikirim dan diproses produksi di ruang studio
terlebih dahulu, sebelum ditaytayangkan. Sebagai contoh, siaran olah raga
seperti sepak bola, tinju, balap mobil dan sebagainnya yang memerlukan
peliputan wajah koment tator, maka effektif bila di-pool di studio baru
disiarkan menjadi sebuah ebuah kesatuan program acara.
b. Siaran Langsung dari Satelit
33
Perangkat yang dipakai untuk siaran langsung mengguna nggunakan satelit
adalah Mobile SNG (Satellite News Gathering) dan Base SNG yang
menggunakan portable seperti Flyway. Di Indonesia, ada dua operator besar
yang bergerak pada jasa penyewaan transponder satelit, yaitu Indosat Satelindo
yang bernaung dalam Asialink dan PT Telkom, dimana keduanya
menggunakan an satelit generasi C dengan frekuensi operasi pada C-band.
c. Siaran Langsung dari Gelombang Mikro
Pada sistem televisi ada tiga bagian yang saling terkait yaitu studio televisi,
pemancar televisi dan penerima televisi. Diagram blok dan prinsip dari suatu
pemancar televisi seperti gambar 3.5 dan 3.6 berikut :
34
Gambar 3.5 Prinsip sederhana dari suatu siaran
televisi
35
Gambar 3.6 Sistem Pemancar Televisi
Gambar 3.5 dan 3.6 menjelaskan prinsip kerja pemancar televisi warna. Bila
kamera diarahkan ke suatu gambar atau objek maka cahaya yang dipantulkan oleh
gambar atau objek masuk ke kamera melalui lensa kemudian oleh cermin dichoroic
dibagi menjadi tiga komponen warna primer yaitu merah, hijau dan biru. Ketiga
komponen warna tersebut oleh setiap tabung pengambil (sebagai tranduser) diubah
menjadi energi listrik (sinyal gambar/video). Sebelum diteruskan ke bagian
pemancar sinyal video tersebut dilakukan pengkodean. Sedangkan suara ditangkap
oleh mikropon kemudian fungsinya sebagai tranduser merubah energi suara
menjadi energi listrik (sinyal suara/audio). Keluaran (output) kamera dan mikropon
diteruskan ke Video Tape Recorder (VTR) untuk direkam dan atau disalurkan
langsung ke unit pemancar televisi. Pada unit pemancar televisi sinyal video
diperkuat oleh rangkaian penguat video dan selajutnya dimodulasikan dengan
36
gelombang pembawa video yang berasal dari rangkaian pembangkit gelombang
pembawa video.Untuk sinyal video modulasi dilakukan secara modulasi amplitudo
(AM) Setelah dimodulasikan sinyal modulasi video diteruskan ke rangkaian
penguat daya video untuk memperoleh daya yang besar.
Begitu juga sinyal audio diperkuat oleh penguat audio kemudian
dimodulasikan dengan gelombang pembawa audio yang berasal dari rangkaian
pembangkit gelombang pembawa audio. Sistem modulasikan untuk audio adalah
modulasi frekuensi (FM). Sinyal modulasi audio diteruskan ke penguat daya untuk
memperoleh daya yang besar. Selanjutnya kedua sinyal modulasi tersebut
diteruskan ke unit penggabung dan diteruskan ke antena untuk dipancarkan. Untuk
dapat diproduksi kembali gambar pada penerima televisi maka sinyal komposit
video harus ditambahkan pulsa sinkronisasi yang dibangkitkan oleh generator pulsa
sinkronisasi sehingga pembentukan gambar dapat terjadi melalui proses scanning.
Prosesnya scaning pada pemancar dengan penerima berlawanan seperti pada
gambar 3.7
37
3.1.1.6 Teknik Kompresi Audio dan Video
38
Gambar 3.8 Spektrum frekuensi dari sistem NTSC
39
Sistem televisi menerapkan system modulasi amplitudeo sebagian pita
(Amplitudo Vestigial Side Band- AM VSB). AMVSB merupakan modifikasi dari
system AM . Pada system televise yang dikirim hanya pita sisi atas (Upper Side
Band- USB) saja untuk menghemat lebar band. Tetapi karena respon tapis tidak
ideal dan dapat memotong pita sisi atas maka sebagian dari pita sisi bawah juga ikut
dikirim sehingga gangguan-gangguan pemancaran dan respon filter tidak
mengganggu sinyal televise dan gambar yang dihasilkan pesawat penerima televisi.
Gambar 3.9 memperlihatkan spectrum frekuensi dari sistem PAL.
40
Sistem ini menggunakan quadrature amplitude modulation untuk membawa
informasi chrominance yang ditambahkan pada sinyal video luminance untuk
membentuk baseband sinyal video composite. Sub-carrier pembawa chrominance
ini menggunakan frekuensi 4,43361875 MHz. Phase alternating line ini mewakili
penjelasan bahwa fase yang merupakan bagian dari informasi warna didalam
sinyal video telah dibalik pada setiap line-nya, yang secara otomatis mengkoreksi
kesalahan fase warna didalam proses transmisi sinyal dengan cara memblokir
kesalahan tersebut, namun hal ini mengorbankan resolusi frame vertikalnya.
PAL B digunakan pada kanal VHF yang terdiri atas Band I dan Band III.
Kanal yang terdapat di band I adalah kanal 1, 2 dan 3. Untuk kanal 1, frekuensi
yang digunakan adalah 47~54 MHz, kanal 2 menggunakan frekuensi 54~61 MHz
dan kanal 3 menggunakan frekuensi 61~68 MHz. Untuk band III, kanal yang ada
adalah kanal 4 sampai 11. Sedangkan frekuensi yang digunakan dimulai dari
174~230 MHz dan masing- masing kanal menggunakan bandwidth 7 MHz.
PAL G digunakan pada kanal UHF yaitu Band IV dan Band V, dimana band
IV terdiri dari kanal 21 sampai dengan 37. Sedangkan band V terdiri dari kanal 38
sampai dengan 62. Frekuensi untuk band IV dan band V adalah 470~806 MHz
dimana masing- masing kanal memiliki bandwidth 8 MHz.
Sistem pemancar analog PAL B/G memiliki spesifikasi diantaranya yaitu :
1. Video-nya memiliki bandwidth 5 MHz
2. Carrier audio 1 adalah 5,5 MHz, carrier audio 2 adalah 5,742 MHz atau jika
menggunakan sistem audio Nicam, carrier-nya berada di 5,85 MHz.
3. Untuk chrominance sub-carrier-nya seperti yang disinggung diatas adalah
4,43361875 MHz. Sistem ini menggunakan 625 horizontal lines,
25 frame per detik, 50 field per detik, sinyal video CCVS (Colour Composite
Video Signal) 1 Vpp pada 75 ohm, yang terdiri atas sinyal sync dengan
amplitudo sebesar 0,3 V,
4. Sinyal peak video dengan amplitudo 0,7 V dan rasio gambar 4:3.
5. Dalam kenyataannya, tidak semua lines ditampilkan pada layar televisi.
6. Yang ditampilkan di layar televisi kita hanyalah sebanyak 576 lines dari
keseluruhan 625 lines.
41
7. Selain untuk menyimpan informasi warna, lines yang tidak ditampilkan juga
digunakan untuk menyimpan sinyal yang nantinya digunakan untuk
pengukuran teknis suatu pemancar tv tanpa mengganggu operasional pemancar
tersebut.
8. Untuk spesifikasi sistem PAL B/G secara lengkap, dapat dilihat di standar ITU-
R BT REP-624.
3.1.2 Pembahasan
Sistem Pemancar TV Analog LPP TVRI
Pada Praktik Kerja Lapangan (PKL) di LPP TVRI kami mempelajari
bagaimana proses pengiriman informasi secara analog. Pengiriman informasi baik
untuk siaran rutin maupun siaran langsung (LIVE) yang menggunakan OB VAN
seperti siaran langsung shalat Jumat di Masjid Istiqlal. Mula-mula kami
mempelajari tiap-tiap perangkat yang diperlukan dalam setiap proses siaran. Hasil
pengamatan kami dalam praktik kerja lapangan (pkl) di LPP TVRI tentang
bagaimana setiap perangkat berperan dalam proses siaran diperlihatkan oleh
gambar 3.10 dan 3.11
42
Gambar 3.11 Proses Pengiriman Informasi (siaran live)
Pada sistem komunikasi analog, sinyal yang dipancarkan dan sinyal yang
diterima harus dalam bentuk gelombang radio, di mana gelombang radio tersebut
berisi sinyal informasi audio-video. Sinyal informasi ini diolah ditransponder
sebelum akhirnya di kirimkan kembali ke stasiun penerima baik di Senayan maupun
di Joglo. Sebetulnya media transmisi yang digunakan untuk mengirim gelombang
informasi TVRI bisa juga menggunakan fiber optik dari Senayan sampai ke Joglo.
Tapi disini TVRI menggunakan media transmisi satelit yaitu palapa-D dan decoder
serta encoder dalam prosesnya.
Dalam sistem transmisi TVRI, pemancar pusat berada di Jl. Gerbang Pemuda,
Senayan, Jakarta Pusat yang digunakan sebagai stasiun bumi yang rnemancarkan
gelombang Radio frequency (RF) ke satelit Palapa D. Sistem transmisi sinyal audio-
video ke satelit atau di sebut juga uplink pada TVRI adalah suatu proses pengiriman
sinyal informasi (audio dan video) yang telah diproses melalui beberapa alat untuk
mengubah dari sinyal informasi hingga menjadi sinyal RF dari stasiun bumi yang
43
kemudian dipancarkan ke satelit melalui antena parabola dengan menggunakan
frekuensi sekitar 6 GHz.
Berdasarkan blok diagram sistern transmisi uplink di atas dapat dilihat bahwa
pengiriman sinyal audio video ke satelit membutuhkan beberapa tahapan dan alat
yang mendukung. Dimulai dari sinyal audio-video dari Master Control Room
(MCR) disalurkan ke bagian transmisi kemudian sinyal audio-video tersebut
dikirimkan menggunakan antena parabola ke satelit Palapa D, dari satelit
dikirimkan kembali ke stasiun TVRI pusat maupun stasiun relay TVRI yang ada di
daerah yang dapat menerima pancaran dari satelit. Dari stasiun relay dipancarkan
kembali ke rumah-rumah. Untuk lebih mendalam akan dijelaskan mengenai
peralatan yang digunakan untuk proses uplink dan downlink hingga stasiun relay
memancarkan sinyal analog untuk diterima oleh rumah-rumah yang masih
menggunakan antena UHF atau penerima analog (TV Analog).
44
permukaan bumi (luar angkasa) dengan menggunakan frekuensi kira-kira 4 GHz ke
ground segment atau stasiun yang ada di bumi lalu dikirim kembali menuju tower
pemancar setelah melalui beberapa proses dan sudah pasti bahwa informasi berupa
sinyal analog.
Gambar 3.12 Blok Diagram Sistem Kerja Transmisi TV Analog LPP TVRI
Sebetulnya proses dalam mengolah sinyal analog dimulai dari IRD sampai
menuju Tower Pemancar, untuk memudahkan darimana informasi diambil maka
ditambahkan blok diagram input dari Satelit dan Parabola.
45
Gambar 3.13 Satelit Palapa D
46
L-band dan mendemodulasikan serta memberikan keluaran sinyal audio-video
dalam bentuk analog maupun digital. Di alat ini ada 3 proses yang berlangsung
yaitu receiver, demodulator dan decoder.
Demodulator untuk memisahkan sinyal carrier dan sinyal informasi
Decoder berfungsi mengembalikan data informasi yang masih terkompresi
menjadi data audio-video.
Ada beberapa parameter seperti diperlihatkan oleh gambar 3.15, yang dilakukan
di Integrated Receiver Decoder (IRD) ini yaitu:
a. Frekuensi yang digunakan, LNB frekuensi
b. Teknik modulasi yang digunakan
c. Symbol rate
47
Sama halnya dengan sinyal input pada saat uplink sinyal output merupakan output
sinyal informasi yang berupa audio dan video.
Jenis audio dan video, antara lain :
Video : Serial Digital Interface (SDI), Composite (analog)
Audio : AESEBU (digital), audio analog
Audio + Video : Embedded (digital) masuk kedalam SDI
IRD yang digunakan oleh TVRI diperlihatkan oleh gambar 3.16.
Gambar 3.16 merupakan IRD yang digunakan oleh LPP TVRI. Keluaran dari IRD
ini berupa sinyal audio (bersifat analog) dan video (bersifat analog) yang menjadi
input bagi Master Control Room (MCR) selanjutnya diteruskan ke pemancar.
Pemancar bertugas meneruskan siaran langsung Shalat Jumat di lstiqlal ke rumah-
rumah sehingga dapat disaksikan oleh para pemirsa.
Audio dan video keluaran dari IRD ada tiga macam, yaitu audio-video analog, audio
analog-video digital, embedded (Sinyal audio ditanamkan di dalam sinyal video).
4. Switcher, alat yang berfungsi untuk memilih sumber audio dan video secara
bersamaan dari berbagai sumber, misalnya vtr, server, studio, luar studio dan lain-
lain. Dalam hal ini, switcher yang digunakan oleh TVRI memiliki 3 input atau
sumber dari Fiber Optic, IRD 1 dan IRD 2. Switcher di LPP TVRI diperlihatkan
oleh gambar 3.17. Untuk sistem transmisi Analog sendiri memiliki 2 Switcher.
Yang pertama untuk menerima input dan yang kedua untuk monitoring.
Monitoringnya untuk mengetahui sumber mana yang aktif dari ketiga input diatas.
48
Untuk IRD ada 2 karena diperlukan back up apabila terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan. Contohnya kerusakan IRD.
5. Digital Audio Leveler, perangkat ini berhubungan juga dengan IRD karena
berfungsi untuk mengatur suara. Output dari IRD yaitu 2 video dan 2 audio.
Harusnya output audio itu ada 4, LR untuk masing masing video. Maka
digunakanlah Digital Audio Leveler yang diperlihatkan pada gambar 3.18
sehingga output untuk menuju perangkat selanjutnya (Exciter) menjadi 4 buah
audio untuk 2 buah video.
Gambar 3.18 atas merupakan bagian depan dari Digital Audio Leveler d06 Level
Magic yang digunakan di LPP TVRI serta bagian bawah merupakan bagian
belakang dari perangkat tersebut.
6. Secara garis besar pemancar terdiri dari dari dua bagian pokok, yaitu pemancar
dan antenna. Sedang badan ( body ) pemancar sendiri terdiri dari empat bagian
pokok, yaitu exciter atau modulator, intermediate power amplifier (IPA) atau
49
driver, high power amplifier (HPA) atau power dan Bandpass filter atau filter.
Exciter berfungsi untuk mengubah sinyal audio video (sinyal suara dan gambar)
menjadi gelombang radio frekuensi tinggi yang lebih stabil dan bisa
ditransmisikan (dikirimkan) ke jarak yang sangat jauh. Sinyal audio visual
sendiri bersifat sulit untuk ditransmisikan, dan mudah terhalang obstacle yang
berupa ruangan, dinding beton atau interior mobil. Input yang berupa suara dan
gambar bergerak tersebut, bila dikonversikan akan menghasilkan output
gelombang radio sebesar beberapa miliwatt (seperseribu watt). Dari exciter
gelombang radio tersebut akan diperkuat di Penguat Awal atau disebut driver.
Output beberapa miliwatt dari exciter akan diolah dan diperkuat lagi sehingga
menghasilkan output yang jauh lebih besar. Output yang dihasilkan oleh driver
berkisar antara 3 sampai 500watt. Exciter yang digunakan oleh LPP TVRI
diperlihatkan oleh gambar 3.19 dan 3.20.
50
Dari gambar 3.19 dapat kita simpulkan total output yang dihasilkan oleh exciter
yang seharusnya 60 kW hanya digunakan 56,4 kW.
2
1
3
1
51
Gambar 3.20 Badan ( body ) pemancar sendiri terdiri dari empat bagian pokok,
yaitu exciter atau modulator (1) , intermediate power amplifier (IPA) atau
driver(2), high power amplifier (HPA) atau power(3).
Terakhir perkuatan dilakukan dengan power. Output dari driver diperkuat
kembali dengan pengolahan tegangan listrik sehingga akan keluar output akhir
tigapuluh kali lipat dari output driver. Sedang tenaga listrik yang diperlukan
adalah 1,9 kali lipat dari Output yang keluar. Jadi bila pemancar direncanakan
dengan keluaran 1.000 watt, maka diperlukan tenaga listrik 1.900watt. Dimana
yang 1.000watt akan menjadi Output gelombang radio, dan 900watt menjadi
limbah buangan berupa panas. Itulah mengapa pemancar, seperti halnya
computer dan peralatan elektronik lainnya, memerlukan sistem pendingin yang
baik. Paduan sirip aluminum dan kipas angin (fan) berkecepatan tinggi layaknya
pendingin prosesor computer adalah perangkat wajib dalam pemancar.
Untuk Exciter, TVRI memiliki 2 Exciter untuk Analog. Exciter A 60 kW
dan Exciter B juga 60 kW, bukan hanya sebagai back up ketika salah satu exciter
mengalami kerusakan tapi juga masing-masing exciter memiliki waktu kerja
yang bergantian, satu bulan sekali atau sampai dua bulan sekali.
7. Dummy Load, beban semu atau beban tiruan sebagai pengganti antenna.
Kegunaan dummy load yaitu seperti sudah disebut di atas adalah sebagai
pengganti antena pada saat kita melakukan tunning pemancar atau "ngetrim"
bahasa homebrew begitu menyebutannya, sehingga diperoleh impedansi yang
sama dengan impedansi dummy load misalnya 50 ohm. Adapun Dummy load
ini pemakaiannya bersamaan dengan alat ukur Power dan SWR meter, yaitu
untuk melihat besar daya output dan melihat seberapa match pemancar dengan
beban. Jika pemancar diuji tanpa beban yang melekat pada terminal output
seperti antena atau dummy load, Maka daya akan dipantulkan kembali ke
pemancar, sehingga perangkat akan menjadi panas dan bisa merusak komponen.
Juga, jika pemancar diset tanpa beban, hasilnya akan berbeda, bila dibandingkan
dengan di beri beban, dan tunning tidak akan maksimal. Gambar 3.10
memperlihatkan dummy load yang digunakan di LPP TVRI.
52
Gambar 3.21 DummyLoad
8. Band Pass Filter, Output dari exciter diteruskan melalui band pass filter
diperlihatkan pada gambar 3.22 dimana perangkat ini digunakan untuk memilih
frekuensi yang dinginkan yaitu frekuensi penjumalahan atau pengurangan dari
exciter. Selain itu band pass filter juga berguna meredam frekuensi-frekuensi
yang tidak diinginkan.
53
Fungsi Combiner ini pada LPP TVRI adalah menggabungkan frekuensi dari
chanel 39 Analog untuk daerah se-Jabodetabek, chanel 31 untuk siaran lokal
DKI, dan chanel 42 untuk TVRI Digital. Dari 3 chanel tersebut yang memiliki
frekuensi berbeda digabungkan melalui combiner atau melewati combiner untuk
menuju waveguide. Gambar 3.23 dan gambar 3.24 memperlihatkan diagram
blok kombiner serta kombiner channel 39 dan 31 Analog.
54
10. Presure, diperlihatkan oleh gambar 3.25. Perangkat ini digunakan untuk
menjaga kelembaban tabung tembaga sebagai transmit line menuju combiner
dan menuju waveguide. Jika tabung lembab maka akan ada reflected power atau
energi yang dipancarkan balik dari antenna ke transmitter. VSWR besar maka
reflected power besar dan reflected power berbanding terbalik dengan return
loss.
Cara kerjanya seperti pompa, ketika ada tabung yang lembab maka pressure ini
bekerja pada tabung yang lembab. Ada 4 presure yang terhubung dengan tabung.
Tabung-tabung tersebut memang sangat rawan lembab apalagi dengan curah hujan
yang tinggi termasuk atau suhu sangat dingin. Gambar 3.26 memperlihatkan
Transmit line yang menghubungkan antara waveguide, combiner, pressure dan
body transmiiter dan gambar 3.27 memperlihatkan Waveguide yang
mengubungkan tabung tembaga menuju antena pemancar.
55
Gambar 3.26 Transmit Line
11. Antena Pemancar, berfungsi untuk memancarkan gelombang radio video dan
gelombang radio frekuensi yang sudah melewati serangkaian proses dibagian
perangkat sebelumnya. Sehingga TV dapat menerima informasi atau siaran yang
dikirim. TV Analog merupakan tv yang bekerja sesuai jarak atau coverage area
sehingga jika berada diluar coverage area maka akan banyak semutnya di layar
tv. Gambar 3.28 memperlihatkan tower pemancar yang dimiliki oleh LPP TVRI.
56
Gambar 3.28 Tower Pemancar
57
4. Pemancar TV Analog akan ditinggalkan sehingga lebih berfokus pada
Pemancar TV Digital.
Solusi yang dilakukan antara lain :
1. Membaca lebih banyak dan mencari info lebih tentang pemancar tv analog baik
dari literatur yang disediakan di LPP TVRI maupun dengan googling di
internet untuk menambah pengetahuan dan mengingat kembali materi tentang
pemancar tv analog.
2. Tetap mengikuti kegiatan PKL di LPP TVRI, dengan pembimbing siapapun
karena menurut kami setiap pembimbing pasti paham tentang kegunaan setiap
perangkat.
3. Lebih sering untuk melakukan monitoring menggunakan IRD.
4. Sekalipun TV Analog akan ditinggalkan atau migrasi ke Digital tapi belum
semua orang atau masyarakat memiliki TV Digital atau konverter digital
dirumahnya jadi sampai saat ini TV Analog masih harus ada.
5. Sering bertanya kepada operator, staff rnaupun Manajer Seksi Jaringan
Transmisi TVRI agar mendapatkan informasi yang lebih baik.
58
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan juga praktik yang telah dilakukan, maka
dapat disimpulkan bahwa :
1. LPP TVRI mengirim atau mentransimisikan siaran dalam bentuk analog
walaupun inputannya berasal dari digital (Satelit Palapa D).
2. Satelit yang digunakan LPP TVRI adalah satelit PALAPA D yang terletak
pada posisi 113 BT dan memiliki parameter-parameter dari setiap
transpondernya.
3. Untuk melakukan proses transmisi sinyal informasi (video dan audio)
analog digunakan beberapa perangkat, seperti IRD, Switcher, Digital Audio
Leveler, Exciter, Combiner, dan Antena Pemancar.
4. Untuk Analog, modulasi yang digunakan untuk video yaitu AM dan untuk
Audio yaitu FM.
5. Semakin jauh dari coverage area untuk pemancar analog maka akan banyak
semut di tv penerima.
4.2 Saran
Sebagai evaluasi atas apa yang didapat penulis saat melakukan Praktik Kerja
Industri, maka penulis memberikan saran sebagai berikut :
1. Sangat perlu untuk melakukan koordinasi pembimbing agar ada sinkronisasi
yang baik antara laporan dan materi bimbingan.
2. LPP TVRI sudah menjadi salah satu tujuan dalam setiap semesternya dalam
hal praktik kerja lapangan, terdengar dari pembimbingnya sendiri bahwa
UNJ sudah rutin ke TVRI. Maka dari itu kami mengharapkan adanya
simulasi mulai dari siaran sampai diterima di TV.
3. Setiap perangkat yang ada perlu dilakukan pengecekan, pemeliharaan yang
teratur dan rutin agar alat dapat bekerja dengan baik.
4. Melakukan pendataan pada saat melakukan maintenance agar kondisi
perangkat dapat selalu terpantau.
59
Demikian Laporan Praktik Kerja Lapangan penulis susun, semoga Bermanfaat
Bagi Pembaca khususnya Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta Fakultas teknik
Jurusan teknik Elektro dan Lembaga Penyiaran Publik TVRI.
60
DAFTAR PUSTAKA
http://siarantvdigital.blogspot.co.id/2012/02/blok-diagram-pemancar-tv-
22/03/2017)
Widjojo, Dwi Ananto. 2009. Alokasi Frekuensi untuk Pemancar TV (PAL B/G).
61
Lampiran-lampiran
Dokumentasi Kegiatan Praktik Kerja Lapangan
1.SYSTEM
2.ALARMS
3.INPUT
4.SERVICE
5.CA
6.OUTPUT
7.PRESETS
3.2.1.1 STATUS
BERISI C/N DAN MARGIN
3.2.4 SOURCE 3
INPUT DARI BAND FREKUENSI
3.2.4.1 SOURCE 3
LNB LO FREKUENSINYA 5150 MHz
4.5.1 VIDEO
FORMAT VIDEO YANG DIGUNAKAN
65
66
67
68
69
70
71
CATATAN KEGIATAN PKL
Nama Mahasiswa : IVAN SATRYANA
No. Registrasi : 5215134367
Nama Perusahaan/Industri : LPP TVRI Senayan dan LPP TVRI Joglo
Alamat Perusahaan/Industri :
Jl. Gerbang Pemuda Senayan No.5 Kelurahan
Gelora, Tanah abang. Jakarta Selatan 10270
Jl. Joglo Raya No.5, RT.6/RW.2, Joglo,
Kembangan, Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta
11640
73
TVRI memilik 9H dan 9V dimulai dari
frekuensi 1080 MHz.
2. Jika siaran Live oleh TVRI tapi stasiun
TV lain bisa meminta hasil rekamannya
tergantung perjanjian dan jika sudah
sepakat TVRI tinggal memberitahu
parameter downlink dan diterima siaran
yang bersih belum ada logo TVRI.
Sabtu,
10.
28 Januari 2017
LIBUR
Minggu,
11.
29 Januari 2017
1. Perkenalan dengan staf Div. Transmisi
yang berada di LPP TVRI serta mengenal
lingkungan di LPP TRVI JOGLO.
2. Pembimbing di LPP TVRI JOGLO yaitu
Pak Eka, Pa Eka inilah yang memberi
saran agar setiap orang memiliki judul
yang berbeda untuk penulisan laporan.
a. Pemancar TV Analog
b. Pemancar TV Digital
c. Uplink dan Downlink
Senin, d. SNG VAN
12. LPP TVRI JOGLO
30 Januari 2017 i. Analogi sederhana dalam pemancar :
3. Suara Sinyal Listrik Encoder
Modulator Amplifier Antena
i. Penjelasa tentang inputan encoder bisa
berasal dari : digital, analog,transpostrip,
IP stream, digital encompress. Fungsi
Encoder : merubah suatu format ke format
lainnya atau merubah suatu interface ke
interface lainnya contohnya MPEG2
encode MPEG4
4. IP stream encode Trasnpostrip
Bertemu Dosen Pembimbing Ibu Aodah
Selasa, Diamah untuk membahas :
13. Izin
31 Januari 2017 1. Pembagian Laporan PKL
2. Perencanaan minimal Bimbingan
1. Menggunakan Multiplexer yang
dibimbing oleh Pak Yono.
Rabu,
14. LPP TVRI JOGLO 2. Monitoring Multiplexer 9 chanel dari
1 Februari 2017
stasiun tv swasta dan 4 chanel dari TVRI
itu sendiri.
1. Perbedaan Pemancar Analog dan Digital
Kamis, yang dibimbing oleh Pak Dhimas.
15. LPP TVRI JOGLO
2 Februari 2017 2. Penjelasan tentang Konstelasi untuk
Pemancar Digital.
74
1. Melihat Proses setting OB-van (Outdor
Broadcasting van) dan SNG untuk
keperluan Uplink.
Jumat,
16. Masjid Istiqlal Jakarta 2. Bimbingan oleh Bang Deri dan Bang
3 Februari 2017
Yanuar terkait proses data dari kamera
sampai pada uplink dan menentukan
besaran frekuensi Uplink.
Sabtu,
17.
4 Februari 2017
LIBUR
Minggu,
18.
5 Februari 2017
1. Belajar pengoprasian IRD atau decoder
dengan parameter-parameter yang sudah
Senin, Div. Transmisi LPP
19. ada pada lyngsat dengan Bang Deri.
6 Februari 2017 TVRI Senayan
2. Pemberian soal tentang TV PAL
System.
Bimbingan dengan dosen pembimbing Bu
Selasa,
20. Izin Aodah yang meminta penyelasaian laporan
7 Februari 2017
per bab.
Penjelasan teori tentang Polarisasi dan bit
Rabu, Div. Transmisi LPP
21. rate oleh Bapak Yanuar, Bapak Eka, dan
8 Februari 2017 TVRI Senayan
Bapak Deri.
Belajar pengoprasian Encoder dengan
Kamis, Div. Transmisi LPP
22. parameter-parameter yang sudah
9 Februari 2017 TVRI Senayan
ditentukan, dibimbing oleh bang Dery.
1. Jarak Satelit : LEO, MEO, GEO (orbit
paling stabil) dibimbing oleh Pak Yoni.
2. Pak Briyan dari maintenance standar
pengendali mutu, menjelaskan proses dari
mulai pengambilan gambar sampai
Jumat,
23. Masjid Istiqlal Jakarta diterima oleh SNG VAN bagian divisi
10 Februari 2017
transmisi.
3. Pak Briyan juga menjelaskan tentang
media transmisi dari mulai pengambilan
gambar sampai menuju mobil SNG VAN
milik divisi transmisi untuk di uplink.
Sabtu,
24.
11 Februari 2017
LIBUR
Minggu,
25.
12 Februari 2017
1. Pemberian materi Pemancar TV Analog
dari mulai input sampai outputnya oleh Pa
Senin,
26. LPP TVRI JOGLO Dhimas.
13 Februari 2017
2. Penyusunan laporan tentang Pemancar
TV Analog.
Selasa, Penyusunan Laporan dan Revisi
27. LPP TVRI JOGLO
14 Februari 2017 Laporan PKL.
75
76
77