Anda di halaman 1dari 17

MEMUDARNYA IDENTITAS NASIONAL DALAM

MASYARAKAT INDONESIA

MAKALAH

Diajukan sebagai Tugas Mata Kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan(KU2071)

disusun oleh:

Fareza Wahyu 13009009


Nabilla Tamimi 13009049
Muh. Reza 13009101
Antony 13009105
Martin Andreas 13009106
Fritz 13609036
Andro 13609031
Muzaki Maulana T. 12209039
Kofa Dewanda 12209015

Dosen: Qoriah Alibasyah Siregar, M.A.

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BANDUNG

2010
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

PRAKATA

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya

sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.

Identitas nasional merupakan ciri khas dari sebuah negara. Begitu juga dengan negara

kita negara Indonesia, memiliki identitas tersendiri sebagai sebuah bangsa dari bagian

internasional. Tetapi masyarakat Indonesia sendiri mulai meninggalkan identitasnya.

Banyak yang sudah melupakan budaya asli yang mencerminkan ciri khas negaranya. Untuk itu

diperlukan solusi akan masalah memudarnya identitas nasional di kalangan masyarakat.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih mempunyai kekurangan. Untuk itu

 penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi penyempurnaan

makalah ini. Dengan demikian, mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi

mahasiswa untuk memahami identitas nasional dan masalah yang terkait dengannya di negara

Indonesia.

Bandung, Oktober 2010

Penulis
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

Memudarnya Identitas Nasional dalam Masyarakat Indonesia

I. Pengertian Identitas Nasional


Identitas berarti ciri-ciri, sifat-sifat khas yang melekat pada suatu hal sehingga
menunjukkan suatu keunikannya serta membedakannya dengan hal-hal lain. Nasional berasal
dari kata nation yang memiliki arti bangsa, menunjukkan kesatuan komunitas sosio-kultural
tertentu yang memiliki semangat, cita-cita, tujuan serta ideologi bersama. Jadi, yang dimaksud
dengan identitas nasional adalah ciri-ciri, kepribadian, atau jati diri yang dimiliki oleh suatu
 bangsa yang membedakannya dengan bangsa lain di dunia.
Identitas nasional pada hakikatnya merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang
tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan suatu bangsa dengan ciri-ciri khas.
Dengan ciri-ciri khas tersebut, suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam hidup dan
kehidupannya.

II. Identitas Nasional Negara Kita


Indonesia adalah negara besar. Negara dengan pulau terbanyak di dunia (17.504),
lebih dari 300 suku bangsa, serta tidak kurang dari 200 bahasa daerah dengan 67 bahasa induk.
Jumlah penduduk Indonesia menurut BPS pada tahun 2009 ini berjumlah 231 juta jiwa.
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang plural dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah
 pemersatu bangsa kita.
Apa identitas bangsa Indonesia sesungguhnya? Pertanyaan ini penting untuk menilai
keberadaan bangsa Indonesia yang terus membangun identitasnya. Bangsa yang terbentuk dari
berbagai kelompok, dalam proses integrasinya, tentu berusaha hidup dengan identitas
kebangsaan yang mengatasi identitas primordialnya. Di sinilah terletak urgensi dari
 pertanyaan di atas. Jika Indonesia bukan Jawa, bukan Ambon, bukan Batak, bukan Madura,
 bukan Sunda, bukan Dayak, bukan Islam, bukan Kristen, bukan Hindu, bukan Buddha, bukan
Konghucu, dst. Indonesia itu apa? Dari telaah identitas Indonesia dengan paham nasionalnya,
maka Indonesia adalah semuanya. Integrasi dari semuanya adalah Indonesia, tanpa harus
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

a. Pluralisme dan Multikulturalisme


Kita tidak dapat mengingkari sifat pluralistik bangsa kita sehingga perlu pula
memberi tempat bagi berkembangnya kebudayaan sukubangsa dan kebudayaan agama
yang dianut oleh warganegara Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan
sukubangsa dan kebudayaan agama, bersama-sama dengan pedoman kehidupan berbangsa
dan bernegara, mewarnai perilaku dan kegiatan kita. Berbagai kebudayaan itu berseiringan,
saling melengkapi dan saling mengisi, tidak berdiri sendiri-sendiri, bahkan mampu untuk saling
menyesuaikan (fleksibel) dalam percaturan hidup sehari-hari.
Dalam konteks itu pula maka ratusan suku-sukubangsa yang terdapat di
Indonesia perlu dilihat sebagai aset negara berkat pemahaman akan lingkungan alamnya,
tradisinya, serta potensi-potensi budaya yang dimilikinya, yang keseluruhannya perlu
dapat didayagunakan bagi pembangunan nasional. Di pihak lain, setiap sukubangsa juga
memiliki hambatan budayanya masing-masing, yang berbeda antara sukubangsa yang satu
dengan yang lainnya. Maka menjadi tugas negaralah untuk memahami, selanjutnya
mengatasi hambatan-hambatan budaya masing-masing sukubangsa, dan secara
aktif memberi dorongan dan peluang bagi munculnya potensi-potensi budaya baru
sebagai kekuatan bangsa.
Ini adalah cara hidup orang-orang Indonesia yang harus saling menghargai
sebagai sesama bangsa Indonesia. Sejarah adanya Indonesia adalah sejarah kelompok-
kelompok yang mau hidup bersama. Dengan menyadari asal keberadaannya sebagai
  bangsa Indonesia, maka menghargai pluralitas dan bersikap multikultural harus menjadi
ciri khas dalam diri bangsa Indonesia.
b. Kesetaraan
Dengan identitas pluralis dan multikulturalis itu bangunan interaksi dan relasi
antara manusia Indonesia akan bersifat setara. Paham kesetaraan akan menandai cara
 berpikir dan perilaku bangsa Indonesia, apabila setiap orang Indonesia berdiri di atas
realitas bangsanya yang plural dan multikultural itu. Identitas kesetaraan ini tidak akan
muncul dan berkembang dalam susunan masyarakat yang didirikan di atas paham dominasi
dan kekuasaan satu kelompok terhadap kelompok yang lain. Kesetaraan merupakan
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

Indonesia, maka karakter bangsa Indonesia akan muncul dan terlihat. Jika dicirikan dengan
lebih spesifik, apabila manusia Indonesia menjadikan pluralisme dan multikulturalisme
yang melahirkan paham kesetaraan sebagai wawasan dan tradisi bangsa, akan muncul
sosok manusia Indonesia yang berkarakter merdeka, otonom, demokrat, humanis,
 bertanggung jawab, hormat terhadap bangsa-bangsa lain, dan berwawasan universal.

III. Indikasi Pudarnya Identitas Nasional


1. Budaya asli nasional semakin tenggelam
Dewasa ini budaya dan adat yang menjadi ciri khas nasional kita semakin
ditinggalkan. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini kebudayaan barat yang
masuk ke Indonesia semakin berkembang pesat. Hal ini dapat kita lihat dari semakin
 banyaknya rakyat Indonesia yang bergaya hidup kebarat-baratan seperti mabuk-
mabukkan, clubbing, memakai pakaian mini,bahkan berciuman di tempat umum
seperti sudah biasa di Indonesia. Meskipun gaya hidup tersebut tidak semuanya dinilai
 jelek, tetapi dengan menerima dan mengaplikasikan gaya hidup barat tersebut lambat
laun akan menggeser budaya asli yang ada di negara kita.
Situasi Budaya Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Pasalnya, semakin
 banyak kebudayaan Indonesia yang diklaim oleh negara tetangga kita sendiri yaitu
Malasyia. Seperti tari reog ponorogo dan tari pendet yang diklaim juga oleh Malaysia.
Hak paten atas kebudayaan dalam hal ini sangat berperan penting. Pemerintah baru
menyadari akan perlunya hak paten tersebut setelah adanya klaim-mengklaim
Malaysia terhadap kebudayaan Indonesia.
2. Rasa memiliki terhadap identitas Indonesia menurun
³Cintailah produk dalam negeri´, sebuah kalimat yang mulai digalakkan
seiring dengan persaingan produk dengan luar negeri. Masyarakat Indonesia lebih
memperhatikan merk yang berasal dari luar negeri dibanding buatan lokal. Ini berarti
masyarakat mulai kehilangan rasa cinta akan tanah air, rasa nasionalisme. Begitu juga
dalam hal cinta dan peduli akan identitas bangsa sendiri. Simbol ataupun ciri yang
melambangkan negara tidak begitu diperhatikan lagi. Nilai-nilai yang terkandung
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

3. Mendahulukan kepentingan kelompok dan disintegrasi bangsa


Munculnya kelompok-kelompok dan gerakan yang bertujuan
untuk memisahkan diri dari bangsa ini adalah salah satu indikasi melemahnya identitas
 bangsa. Keanekaragaman bangsa tidak dipandang sebagai pemersatu melainkan
sebagai bagian-bagian terpisahkan yang memiliki kepentingan tersendiri antara satu
dengan lainnya. Salah satu adalah bermunculannya organisasi sosial yang berkedok 
 pada agama (FPI, JI, MMI, Organisasi Aliran Islam/Mahdi), etnis (FBR,
Laskar Melayu) dan ras. Akibatnya, sering terjadi konflik kepentingan
antarkelompok dan tidak jarang juga berakhir dengan kekerasan.
4. Lupa sejarah
Faktor integrasi bangsa Indonesia salah satunya rasa senasib dan
sepenanggungan serta rasa seperjuangan di masa lalu ketika mengalami penjajahan.
Penjajahan menimbulkan tekanan baik mental ataupun fisik. Tekanan yang berlarut-
larut akan melahirkan reaksi dari yang ditekan. Sehingga muncul kesadaran ingin
memperjuangkan kemerdekaan. Dengan kesadaran ini, maka keberagaman suku atau
golongan yang ada di Indonesia tidak dipermasalahkan semuanya bersatu, berjuang
untuk merdeka. Sehingga terbentuklah negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
semboyannya Bhineka Tunggal Ika.
Tetapi seiring berlalunya waktu, hal tersebut mulai dilupakan. Masyarakat
Indonesia kebanyakan sekarang tidak menganggap penting nilai sejarah masa lalu
tersebut seakan-akan terlena dengan kenikmatan yang dirasakan. Padahal terbentuknya
 Negara Indonesia melalui perjuangan keras para pahlawan dan seharusnya identitas
negara ini juga dijaga dan dipertahankan.

IV. Penyebab Pudarnya Identitas Nasional


1. Globalisasi
Globalisasi adalah suatu proses di mana antarindividu, antarkelompok, dan
antarnegara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama lain
yang melintasi batas negara.
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial

Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial

Cancel Anytime.

a. Dalam bidang politik, pemerintahan menjadi lebih terbuka dan demokratis.


Hal ini akan membentuk hubungan yang baik antara pemerintah dan rakyat
sehingga pembangunan negara lebih baik.
 b. Dalam bidang ekonomi, terbukanya kesempatan kerja tingkat global dan
 pasar internasional yang dapat meningkatkan devisa negara. Dengan
demikian taraf hidup bangsa dapat ditingkatkan.
c. Dalam bidang sosial budaya, pengaruh pola berpikir dan etos kerja yang
tinggi, serta perkembangan iptek yang dapat memajukan bangsa.
Selain dampak positif, berikut dampak negatif globalisasi:
a. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme
dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup
kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme.
Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang.
 b. Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap
produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti
McDonald,
Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa
cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa
nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.
c. Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri
sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya
 barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
d. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya
dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi.
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial

Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial

Cancel Anytime.

yang menyepelekan hukum tersebut. Hal ini dapat dilihat dari masih tingginya angka
 pelanggaran hukum di negara kita.
3. Masalah nasional dan penyimpangan hukum
Kasus-kasus penggusuran yang tidak memihak rakyat dan termasuk kasus-
kasus pelumpuhan dan pemiskinan terhadap suatu kelompok, merupakan hal-hal yang
 bertentangan dengan mutualisme dan keadilan sosial, dan harus segera dihentikan.
Hal ini bertentangan dengan amanah Pembukaan UUD 1945: ³« melindungi
segenap
 bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia´.
Di dalam pemerintahan sendiri banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan
hukum yang telah merusak moral bangsa. Kasus-kasus yang berhubungan dengan
korupsi, lalainya pemerintah dalam menjalankan tugasnya telah mencoreng etika
dalam berpolitik di negara ini, seperti kasus Bank Century, kasus korupsi Gayus, dan
titip absen anggota DPR. Akibatnya timbul ketidakpercayaan rakyat terhadap
 pemerintah, yang berlanjut kepada ketidakdukungan masyarakat terhadap kinerja
 pemerintah. Dengan demikian tentunya rasa nasionalisme akan berkurang dan negara
akan mengalami kemerosotan.

V. Cara-cara untuk Mengatasi Memudarnya Identitas Nasional


1. Pendidikan tentang kebangsaan untuk memberikan pemahaman yang kuat
mengenai identitas nasional
Rasa nasionalisme sebisanya ditanamkan dalam tiap masyarakat sedini
mungkin. Nilai-nilai luhur dan budaya nasional diperkenalkan dengan baik dan meluas
ke seluruh lapisan masyarakat agar mereka semakin menjunjung tinggi dan bangga
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial

Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial

Cancel Anytime.

mempunyai beragam budaya dan kesenian daerah. Kebudayaan-kebudayaan daerah


tersebut merupakan pembentuk identitas budaya nasional kita sehingga harus dijaga
dan dikembangkan. Kebudayaan nasional yang beraneka ragam unsurnya dapat
dilestarikan dengan mempolulerkan budaya tersebut, dan jika bisa hingga ke tingkat
internasional.
Membangun kebudayaan nasional Indonesia harus mengarah kepada suatu
strategi kebudayaan untuk dapat menjawab pertanyaan, ³Akan kita jadikan seperti apa
 bangsa kita?´ yang tentu jawabannya adalah ³menjadi bangsa yang tangguh dan
entr  epr  eneurial, menjadi bangsa Indonesia dengan ciri-ciri nasional Indonesia,
 berfalsafah dasar Pancasila, bersemangat bebas-aktif mampu menjadi tuan di negeri
sendiri, dan mampu berperanan penting dalam percaturan global dan dalam kesetaraan
 juga mampu menjaga perdamaian dunia´.
3. Menjaga integritas bangsa
Integritas nasional adalah suatu proses penyatuan atau pembauranberbagai
aspek sosial budaya ke dalam kesatuan wilayah dan pembentukan identitas nasional
atau bangsa (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989) yang harus dapat menjamin
terwujudnya keselarasan, keserasian dan keseimbangan dalam mencapai tujuan
 bersama sebagai suatu bangsa.
 Negara kita juga tentunya telah mengalami proses integrasi yang tidak mudah
mengingat keanekaragaman suku, agama, dan budaya. Rasa persatuan dan kesatuan
harus dipupuk secara kontinu untuk menjaga keutuhan bangsa. Selain itu diperlukan
rasa toleransi dalam masyarakat untuk mencegah terjadinya perpecahan ataupun
 peperangan yang melibatkan unsur golongan atau kelompok tertentu.

Anda mungkin juga menyukai