Anda di halaman 1dari 11

Konflik Sosial Antar Umat Beragama di Indonesia

Oleh:

Tri Mustika Aprillia (201710040311151)

Revinna Cristi Asokawati (201710040311158)

Digi Arafah (201710040311160)

Adinda Shasqia Alika Putri (201710040311162)

Kelas:

Komunikasi Dalam Perspektif Islam - H

Dosen Pengampu:

Budi Suprapto, Drs., M.Si.,Dr

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2020
BAB I

Latar Belakang

Indonesia merupaka negara kepulauan yang penuh dengan keragaman budaya, suku
bangsa, ras, etnis, agama, maupun bahasa daerah. Meski kaya akan keragaman, namun
mereka tetap satu Indonesia. Indonesia punya enam agama yang diakui negara, diluar aliran
kepercayaan. Ada Agama Islam, Kristen, katolik, Budha, Hindu dan Kong hu Chu.
Kompleksitas  itu ternyata dapat terwujud kesatuan dalam kemajemukan.  Meskipun  warga
negara dalam 746 bahasa daerah. Belum lagi di setiap daerah punya ribuan penuturan dalam
subetnis. Ini sudah belangsung lama, bahkan sebelum kemerdekaan Repubik Indonesia di
proklamirkan keseluruh penjuru dunia. Agama yang secara etimologi berarti tidak kacau,
tentunya mempunyai peran penting dalam menjaga dan menciptakan stabilitas keindahan
dalam keberagaman itu.  Sejarah Indonesia menunjukan, pertengkaran sesama anak bangsa
terjadi bukan karena keberagaman agama dan suku, tetapi cendrung akibat egosentis
kelompok kecil masyarakat, yang tekadang mencoba memprovokasi warga yang lain, ini
tentunya berakar pada sumber daya manusianya itu sendiri dalam memaknai dan mengambil
manfaat dari keberagaman yang ada. Agamalah yang punya peran penting untuk merubah,
menyatukan dalam kebaikan menuju keindahan dalam kesatuan. Karena itu, anak bangsa
selalu di didik untuk cerdas dalam berfikir, luas dalam pola fikir agar  terjalin dalam satu
ikatan Bangsa Indonesia, sebagai satu kesatuan bangsa yang utuh dan berdaulat tanpa
perpecahan.Sebagai warga negara yang berahlak dan beradap,  diminta untuk menjaga
keindahan dalam kemajemukan agama dan suku dari latar belakang sosial budaya, geografi
dan sejarah yang berbeda, untuk kesatuan Bangsa Indonesia. Tentunya didasari oleh kesatuan
pandangan, ideologi dan falsafah hidup dalam berbangsa dan bernegara. Pandangan, ideologi
dan falsafah hidup bangsa indonesia secara holistik tercermin dalam sila-sila Pancasila yang
menjadi dasar hidup berbangsa dan bernegara. Kesatuan pandangan, ideologi dan falsafah
hidup bangsa Indonesia itu, secara eksplisit tercantum dalam lambang negara yang
bertuliskan “Bhinneka Tunggal Ika”. Maknanya dalah walaupun beraneka ragam suku
bangsa, agama, bahasa,  namun tetap satu, yaitu Indonesia.

Keragaman budaya atau “cultural diversity” adalah keniscayaan yang dimiliki bangsa
Indoneisa. Di indonesia keragaman bidaya adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri lagi
keberadaanya. Dalam konteks pemahaman masyarakaty majemuk, selain kebudayaan, selain
suku bangsa sekelompok kebudayaan, masyarakat indonesia juga terdiri dari berbagai adat
dan kebudayaan daerah, bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai adat,
kebudayaan kelompok suku bangsa yang ada di daerah tersebut.
Dengan jumlah penduduk kurang lebih 200 juta orang dimana mereka tinggal tersebar di
pula-pulau di negara Insonesia.Mereka juga mendiami suatu wilayah dengan kodisi geografis
yang berbeda-beda. Mulai dari pegunungan, dataran tinggi, dataran rendah, tepian huta,
pesisir, pedesaan, sampai perkotaan. Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban
kelompok-kelompok suku bangsa dan masyarakat di negara Indonesia yang berbeda.
Pertemuan-pertemuan dengan berbagai adat dan kebudayaan luar juga dapat mempengaruhi
proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia yang meyebabkan bertambahnya
keberagaman jenis kebudayaan di Indonesia. Kemudian juga berkembang dan meluasnya
agama-agama besar di indonesia turut berkontribusi mendukung perkembangan kebudayaan
indonesia sehingga dapat mencerminkan kebudayaan tertentu.Hal ini juga berkaitan dengan
tingkat peradaban kelompok-kelompok suku bangsa dan masyarakat di negara Indonesia
yang berbeda.
Pertemuan-pertemuan dengan berbagai adat dan kebudayaan luar juga dapat mempengaruhi
proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia yang meyebabkan bertambahnya
keberagaman jenis kebudayaan di Indonesia. Kemudian juga berkembang dan meluasnya
agama-agama besar di indonesia turut berkontribusi mendukung perkembangan kebudayaan
indonesia sehingga dapat mencerminkan kebudayaan tertentu. Bisa dikatakan bahwa Negara
Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat keanekaragaman budaya atau tingkat
heterohenitasnya yang cukup tinggi. Dengan keanekaragaman kebudayaan Indonesia bisa
dikatakan memiliki keunggulan dibandingkan dengan negara lainnya. Indonesia memiliki
potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi. Dan tidak kalah pentingnya, secara politik
dan sosial budaya masyarakat indonesia memiliki jalinan sejarah dinamika interaksi antar
kebudayaan yang dirangkai sejak zaman dulu.
Interaksi antar adat, kebudayaan dijalin tidak hanya meliputi antar kelompok sukubangsa
yang berbeda, namun juga meliputi antar peradaban yang ada di dunia. Untuk itulah kita
sebagai generasi penerus bangsa, seharunya mampu menjaga dan melestarikan kebudayaan
bangsa tercinta Indonesia kita ini.Janganlah sampai kita biarkan perbedaan yang ada itu
membuat kita lemah dan memicu konflik, tapi marilah kita bergandengan tangan
menyongsong Indonesia yang Jaya dan penuh dengan harapan yang indah.
BAB II

PEMBAHASAN

Komunikasi adalah proses penyampaian informasi-informasi, pesan-pesan, gagasan-gagasan


atau pengertian-pengertian dengan menggunakan lambing-lambang yang mengandung arti
atau makna, baik secara verbal maupun nonverbal dari seseorang atau sekelompok orang,
kepada seseorang atau sekelompok orang lain dengan tujuan untuk mencapai saling
pengertian dan/atau kesepakatan bersama (T. May Rudi, 2005: 1).

Berbicara masalah budaya dan komunikasi atau hubungan antarbudaya dan komunikasi
adalah sangat penting dipahami, karena salah satu yang ingin dihindari terjadinya persepsi
yang keliru atau pemberian makna yang berbeda pada objek sosial atau suatu pristiwa.

Teks Resolusi Konflik dalam Perspektif Islam

Resolusi konflik harus dipahami sebagai suatu penyelesaian dimana pihak diluar pihak-pihak
yang berkonflik dapat membantu dan mengarahkan konflik yang negative.

a . Al-Maidah (3: 30).

Terjemah Arti:

Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab
itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang diantara orang-orang yang merugi

b. Al-Baqarah (2: 191, 217)


Terjemahan Arti: Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram.
Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia)
dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidilharam dan mengusir
penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Dan berbuat fitnah lebih
besar (dosanya) daripada membunuh. Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai
mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka
sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam
kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka
itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.

Nilai Lemah lembut dan anti kekerasan

Sebagaimana agama lainnya, Islam adalah agama anti kekerasan. Image atau stigma yang ada
seperti Islam kejam, Islam garis keras, Islam anarkis dan lain-lain, itu kurang bijak,
seharusnya bukan kepada agamanya akan tetapi penganutnya.

Nilai pemaaf terhadap sesama manusia

Memaafkan kesalahan orang lain adalah tanda orang bertakwa (QS. AliImran/3:134).
Memberi maaf jika telah diminta dan lebih baik lagi memaafkan meskipun tidak diminta.
Mudah memaafkan, penyayang terhadap sesama manusia dan lapang dada terhadap
kesalahan orang merupakan amal shaleh yang keutamaannya besar dan sangat dianjurkan
dalam Islam. Allah berfirman dalam Al-Qur‟an Surah AlA‟raf/7: 199.
Terjemahnya: Jadilah Engkau Pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta
berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.

Nilai musyawarah terhadap segala urusan

Islam menamakan salah satu surat AlQur‟an dengan Asy-Syura, di dalamnya disinggung
mengenai sifat-sifat seorang mukmin, antara lain bahwa segala urusan kehidupan mereka
diputuskan berdasarkan musyawarah diantara mereka (QS. AsySyura‟/42: 38).

Terjemahnya: Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan
mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka;
dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.

Konflik dan manusia, keduanya tidak dapat dipisahkan, karena konflik merupakan bagian
dari keniscayaan dalam kehidupan (min lawazim al-hayat) manusia. Maka tidak berlebihan
jika sebagian pakar mengatakan bahwa sejarah manusia adalah sejarah konflik. Namun bukan
berarti bahwa konflik dibiarkan begitu saja tanpa adanya upaya untuk mengelola dan
meredamnya. Maka tulisan ini mencoba menggali spirit dalam mengelola dan meredam
konflik tinjauan al-Qur'an dan as Sunnah.

Al-Quran menawarkan spirit dalam menginspirasi dan memotivasi untuk mewujudkan


resolusi konflik menuju perdamaian.

• Pertama, melakukan tabayyun(klarifikasi). Dalam hal ini tabayyun dijadikan sebagai upaya
mencari kejelasan dan klarifikasi atas sebuah informasi, terlebih informasi yang masih
simpang-siur kejelasannya, yang dapat menlmbulkan fllnah dan konflik. Spirit tabayyun
disebutten dalam Al-Quran untuk menguji kebenaran informasi dari searang fasiq (Q.S. al-
Hujurat: 6).

• Kedua, melakukan tahkim (upaya mediasi). Dalam hal ini upaya tahkim dilakukan sebagai
salah satu cara mendamaikan dua belah pihak yang tengah berkonflik dengan mendatangkan
mediator sebagai juru damai, sebagaimana dikatakan dalam Q.S. al-Nisa': 35. Sebagai catatan
bahwa searang mediator harus 'berdiri di tengah'. Artinya, tanpa memihak dan bersimpati
kepada salah satu pihak yang tengah berkonflik. la seharusnya mendorong dan
mengondisikan kedua pihak tersebut ke arah perdamaian.

• Ketiga, melakukan syura (musyawarah). Upaya ini ditempuh guna memecahkan persoalan
(baca: mencari solusi) dengan mengambil keputusan bersama. Hal ini dianggap penting
dalam kasus terjadinya konflik. Pentingnya musyawarah ditegaskan dalam Q.S. Ali Imran:
158.

• Keempat, sikap al-'afwu (saling memafkan). Ketika terjadi konflik, maka masing-masing
pihak cenderung mempertahankan ego sektoral mereka. Sehingga al-'afwu merupakan
indikator awal lahirnya kebaikan dan ketakwaan seseorang (Q.S. al-Baqarah: 237), yang
mampu menciptakan kondisi perdamaian dalam kehidupan manusia.

• Kelima, tekad al-ishlah (berdamai). Setelah upaya saling memaafkan, maka tekad untuk
berdamai pun menjadi sebuah keharusan. Sebab al-Quran sendiri menegaskan untuk
berdamai dalam berteologi/berkeyakinan (Q.S. al-Baqarah: 208). Bahkan ayat ini ditafsirkan
sebagai ayat perdamaian. Sebagaimana penafsiran Ibnu -Asyur dalam karyanya, at-Tahrir wa
al-Tanwir. Ia menafsirkan kata al-silmi dalam ayat tersebut dengan pengertian al-
sulh(perdamaian). dan tark alharb(meninggalkan peperangan).

Konsep Islah (rekonsiliasi) dalam konflik merupakan salah satu ajaran agama Islam. Dalam
AI-Qur'an terdapat beberapa ayat yang menerangkan tentang konsep Islah tersebut, baik
dalam kontek konflik level komunitas kecil seperti konflik yang terjadi dalam hubungan
suami istri (Surat An-Nisa' ayat 128), maupun dalam level komunitas besar seperti konflik
yang terjadi antara dua kelompok orang mukmin yang bertika (Surat Al-Hujarat ayat 9).
Tidak hanya AI-Qur'an saja yang berbicara tentang Islah, dalam hadits Nabi Muhammad
SAW terdapat beberapa hadits yang menyeru dan menerangkan tentang Islah, diantaranya
adalah hadits riwayat Abu Darda', bahwa Rasulullah SAW bersabda, yang artinya: Maukah
kalian saya beritahu suatu hal yang lebih utama daripada derajat puasa, sholat dan sedekah?.
Para sahabat menjawab : tentu ya Rasulaflah. Lalu Nabi bersabda : hal tersebut adalah
mendamaikan perselisihan, karena karakter perselisihan itu membinasakan" (HR. Abu Daud).
KESIMPULAN

Konflik dalam organisasi adalah hal yang tidak bisa dihindarkan. Konflik adalah sarana untuk
membuat perubahan. Konflik bisa menjadi masalah serius dalam sebuah organisasi dan
bahkan dapat merusak organisasi itu sendiri, maka harus segera ditangani dengan baik. Tetapi
di pihak lain, konflik dapat membawa dampak positif bagi organisasi. Konflik bersifat
konstruktif bila konflik dapat memperbaiki kualitas keputusan, merangsang kreativitas dan
inovasi, mendorong perhatian dan keingitahuan di kalangan anggota kelompok, menjadi
saluran yang merupakan sarana penyampai masalah dan peredaan ketegangan dan memupuk
lingkungan evaluasi-diri serta perubahan (Robbins,2006:558). Konflik dapat meningkatkan
efektivitas kelompok dan organisasi, dengan adanya rangsangan konflik memulai pencarian
upaya-upaya dan sasaran baru dan memberikan rangsangan untuk berinovasi
(Robbins,2006:574). Oleh karenanya perlu manajemen konflik. Konflik merupakan bagian
dari kehidupan manusia, dimana keberadaan-nya secara sistematis telah banyak digambarkan
dalam Al-Quran, oleh karenanya ‘konflik’ bukanlah sesuatu yang harus dihindari dalam
kehidupan manusia. Namun, Islam (Al-Quran) pun tidak sekedar memberikan gambaran
konflik secara sistematis tapi Al-Quran dalam konteks kitab pun memiliki resolusi atas
konflik yang ada. Konflik juga merupakan salah satu ajaran agama islam dimana dalam Al-
Quran terdapat beberapa ayat yang menerangkan tentang konsep islam tersebut, baik dari
konflik individu, kelompok bahkan konflik yang terjadi antara suami istri. (Surah An-Nisa
ayat 128).
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/VLS/Downloads/141-382-1-SM.pdf

https://tafsirq.com/2-al-baqarah/ayat-217

file:///C:/Users/VLS/Downloads/5248-8965-1-SM.pdf

https://media.neliti.com/media/publications/224296-manajemen-konflik-organisasi-dalam-
persp.pdf

file:///C:/Users/muham/Downloads/5248-8965-1-SM.pdf

https://www.ranahriau.com/berita-7608-5-langkah-menyelesaikan-konflik-dalam-perspektif-
islam.html
BORANG TUGAS KELOMPOK

MATA : Komunikasi Dalam Perspektif Islam KELAS :H


KULIAH
JENIS : KELOMPOK : 5
TUGAS
BENTUK : DOSEN : Budi
TUGAS Suprapto,
Ph.D
JUDUL : KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN
TUGAS RELASI SOSIAL DALAM MASYARAKAT
MENURUT KONSEP ISLAM

PARTISIPASI KETERANGAN
No NIM NAMA K
SA A TA
A
1 201710040311151 Tri Mustika Aprillia  Sangat Aktif
2 201710040311158 Revina Cristi Asokawati  Sangat Aktif
3 201710040311160 Digi Arafah  Sangat Aktif
4 201710040311162 Adinda Shasqia Alika Putri  Sangat Aktif

Malang, 1 Mei 2020

Koordinator Kelompok

(Adinda Shasqia Alika Putri)

Anda mungkin juga menyukai