Anda di halaman 1dari 16

Makalah PPKN

MEKANISME PENGEMBALIAN IDENTITAS


NASIONAL

KATA PENGANTAR

                   Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Identitas nasional merupakan ciri khas dari sebuah negara. Begitu juga dengan
negara  kita negara Indonesia, memiliki identitas tersendiri sebagai sebuah bangsa
dari bagian internasional.
Tetapi masyarakat Indonesia sendiri mulai meninggalkan identitasnya.
Banyak yang sudah melupakan budaya asli yang mencerminkan ciri khas
negaranya. Untuk itu diperlukan solusi akan masalah memudarnya identitas
nasional di kalangan masyarakat. Saya menyadari bahwa makalah ini masih
mempunyai kekurangan. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan  saran yang
membangun dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini. Dengan demikian,
mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi sesame mahasiswa untuk
memahami identitas nasional dan masalah yang terkait di Negara Indonesia.
Bandung, 5 Oktober 2015

Abram Goklas Aripen Silalahi

BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah


 Selama ini masyarakat Indonesia masih bingung dengan identitas
bangsanya. Agar dapat memahaminya, pertama-tama harus dipahami terlebih dulu
arti Identitas Nasional Indonesia. Identitas berarti ciri-ciri, sifat-sifat khas yang
melekat pada suatu hal sehingga menunjukkan suatu keunikkannya serta
membedakannya dengan hal-hal lain. Nasional berasal dari kata nasion yang
memiliki arti bangsa, menunjukkan kesatuan komunitas sosio-kultural tertentu
yang memiliki semangat, cita-cita, tujuan serta ideologi bersama. Jadi, yang
dimaksud dengan Identitas Nasional Indonesia adalah ciri-ciri atau sifat-sifat khas
bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Uraiannya mencakup identitas manusia yang merupakan makhluk yang
multidimensional, paradoksal dan monopluralistik. Keadaan manusia yang
multidimensional, paradoksal dan sekaligus monopluralistik tersebut akan
mempengaruhi eksistensinya. Kesimpulan Identitas Nasional Indonesia adalah
sifat-sifat khas bangsa Indonesiayang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain
di dunia. Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa, agama dan pulau-
pulau yang dipisahkan oleh lautan. Oleh karena itu, nilai-nilai yang dianut
masyarakatnya pun berbeda-beda. Nilai-nilai tersebut kemudian disatupadukan dan
diselaraskan dalam Pancasila. Nilai-nilai ini penting karena merekalah yang
mempengaruhi identitas bangsa. Oleh sebab itu, nasionalisme dan integrasi
nasional sangat penting untuk ditekankan pada diri setiap warga Indonesia agar
bangsa Indonesia tidak kehilangan identitas.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.   Pengertian Identitas Nasional
Menurut Kaelan (2007:07) Istilah “identitas nasional” secara terminologis
adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis
membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Berdasarkan pengertian yang
demikian ini maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendiri-
sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut.
Jadi Identitas nasional adalah sebuah kesatuan yang terikat dengan wilayah dan
selalu memiliki wilayah (tanah tumpah darah mereka sendiri), kesamaan sejarah,
sistim hukum/perundang undangan, hak dan kewajiban serta pembagian kerja
berdasarkan profesi. Demikian pula hal ini juga sangat ditentukan oleh proses
bagaimana bangsa tersebut terbentuk secara historis. Berdasarkan hakikat
pengertian “identitas nasional” sebagaimana dijelaskan di atas maka identitas
nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau
lebih populer disebut sebagai kepribadian suatu bangsa.
Pengertian kepribadian suatu identitas sebenarnya pertama kali muncul dari
pakar psikologi. Manusia sebagai individu sulit dipahami jika terlepas dari manusia
lainnya. Oleh karena itu manusia dalam melakukan interaksi dengan individu
lainnya  senantiasa memiliki suatu sifat kebiasaan, tingkah laku, serta karakter
yang khas yang membedakan manusia tersebut dengan manusia lainnya. Namun
demikian pada umumnya pengertian atau istilah kepribadian sebagai suatu identitas
adalah keseluruhan atau totalitas dari faktor-faktor biologis, psikologis dan
sosiologis yang mendasari tingkah laku individu. Tingkah laku tersebut terdidri
atas kebiasaan,sikap, sifat-sifat serta karakter yang berada pada seseorang sehingga
seseorang tersebut berbeda dengan orang yang lainnya. Oleh karena itu
kepribadian adalah tercermin pada keseluruhan tingkah laku seseorang dalam
hubungan dengan manusia  lain.  
Menurut Kibawa (2010:01) identitas berarti ciri-ciri, sifat-sifat khas yang
melekat pada suatu hal sehingga menunjukkan suatu keunikkannya serta
membedakannya dengan hal-hal lain. Nasional berasal dari kata nasion yang
memiliki arti bangsa, menunjukkan kesatuan komunitas sosio-kultural tertentu
yang memiliki semangat, cita-cita, tujuan serta ideologi bersama.Jadi, Identitas
Nasional Indonesia adalah ciri-ciri atau sifat-sifat khas bangsa Indonesia yang
membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Identitas Nasional Indonesia
meliputi segenap yang dimiliki bangsa Indonesia yang membedakannya dengan
bangsa lain seperti kondisi geografis, sumber kekayaan alam Indonesia, demografi
atau kependudukan Indonesia, ideolgi dan agama, politik negara, ekonomi, dan
pertahanan keamanan.
B.   Identitas Nasional Negara Kita
Indonesia adalah negara besar. Negara dengan pulau terbanyak di dunia
(17.504), lebih dari 300 suku bangsa, serta tidak kurang dari 200 bahasa daerah
dengan 67 bahasa induk. Jumlah penduduk Indonesia menurut BPS pada tahun
2009 ini berjumlah 231 juta jiwa. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang plural
dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah pemersatu bangsa kita. Apa identitas
bangsa Indonesia sesungguhnya? Pertanyaan ini penting untuk menilai keberadaan
bangsa Indonesia yang terus membangun identitasnya. Bangsa yang terbentuk dari
berbagai kelompok, dalam proses integrasinya, tentu berusaha hidup dengan
identitas kebangsaan yang mengatasi identitas primordialnya. Di sinilah terletak
urgensi dari pertanyaan di atas. Jika Indonesia bukan Jawa, bukan Ambon, bukan
Batak, bukan Madura, bukan Sunda, bukan Dayak, bukan Islam, bukan Kristen,
bukan Hindu, bukan Buddha, bukan Konghucu, dst. Indonesia itu apa? Dari telaah
identitas Indonesia dengan paham nasionalnya, maka Indonesia adalah semuanya.
Integrasi dari semuanya adalah Indonesia, tanpa harus mengeliminir satu
kelompok, dan tanpa didominasi oleh satu kelompok. Proses interaksi antar
kelompok dalam prinsip kesetaraan akan menghasilkan sebuah identitas Indonesia.

C.   Unsur-unsur Pembentuk Identitas Nasional


Menurut Prince (2010:01) Identitas Nasional Indonesia merujuk pada suatu
bangsa yang majemuk. Ke-majemukan itu merupakan gabungan dari unsur-unsur
pembentuk identitas, yaitu suku bangsa, agama, kebudayaan, dan bahasa.
1.     Suku Bangsa: adalah golongan sosial khusus yang bersifat askriptif (ada sejak
lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia
terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang 300
dialek bahasa.
2.     Agama: bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama
yang tumbuh dan berkembang di Nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katolik,
Hindu, Buddha, dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada masa Orde Baru tidak
diakui sebagai agama resmi negara, tetapi sejak pemerintahan Presiden
Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan.
3.     Kebudayaan: adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya
adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif
digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami
lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagai rujukan atau pedoman untuk
bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan
lingkungan yang dihadapi.
4.     Bahasa: merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa
dipahami sebagai sistem perlambang yang secara arbitrer dibentuk atas unsur-
unsur bunyi ucapan manusia dan yang digunakan sebagai sarana berinteraksi antar
manusia.
Dari unsur-unsur identitas Nasional tersebut dapat dirumuskan pembagiannya
menjadi 3 bagian sebagai berikut:
1) Identitas Fundamental, yaitu Pancasila yang merupakan Falsafah Bangsa, Dasar
Negara, dan ldeologi Negara.
2) Identitas Instrumental, yang berisi UUD 1945 dan Tata Perundangannya, Bahasa
Indonesia, Lambang Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan "Indonesia
Raya".
3) Identitas Alamiah yang meliputi Negara Kepulauan (archipelago) dan pluralisme
dalam suku, bahasa, budaya, serta agama dan kepercayaan (agama).
D.   Pemberdayaan Identitas Nasional Indonesia
1.     Tantangan Globalisasi
Bersifat sentrifugal bersumber pada faktor Eksternal dan internal.
a.     Eksternal Berkembangnya proses globalisasi yang melahirkan neolibralisme dan
kapitalisme. Hal ini dimulai berbagai kesepakatan melalui konfrensi internasional :
WTO APEC. AFTA dan bentuk kesepakatan yang lain yang berhubungan dengan
perekonomian, sosial dan politik yg dapat menindas masyarakat lemah baik dari
segi ekonomi, sosial, politik.
b.     Internal Terjadinya KKN kebebasan demokrasi tidak ditunjang oleh infra struktur
mental yang kondusif. Ernest Renan dalam bukunya qu‟est ceqy‟une nation
menyatakan bahwa hakikat nasionalisme itu le desire vivre ensemble (keinginan
untuk hidup bersama) bertumpu pada kesadaran akan adanya jiwa dan prinsip
spiritual „une ame,un prinsipe spirituel‟ yang berakar pada kepahlawanan masa
lalu yang tumbuh karena ada kesamaan penderitaan dan kemuliaan dimasa lalu.
2.     Hilangnya Identitas Nasional Yang Tidak Pernah Ada
Dua orang penguasa Indonesia yang paling kuat, Sukarno (1945-1966) dan Suharto
(1966-1998) berupaya keras merumuskan identitas Indonesia dari segi kebudayaan.
Keduanya secara sederhana memformula hal itu dalam Pancasila. Penguasa-
penguasa Indonesia berikutnya, Habibie (1998-2000), Abdurrahman Wahid (2000-
2001), Megawati (2001-kini) tidak sempat memformula identitas bangsa karena
periiode kekuasaannya yang singkat, lagipula mereka didera oleh masalah krisis
kekuasaan. Sebagai penguasa seumur  jagung sungguh tak banyak yang mereka
dapat lakukan. Jika bangsa Irak sekarang dapat mengidentifikasi dirinya pada
peradaban Babylonia, tidaklah demikian halnya dengan kita karena subjek
identifikasi itu yang tidak pernah ada. Mr. Muhammad Yamin tergila-gila pada
Majapahit, Sukarno menfavoritkan Sriwijaya dan Majapahit, Suharto terobsesi
pada Mataram  pasca Giyanti 1755. Namun sesungguhnya kerajaan-kerajaan yang
mereka jadikan acuan itu, apalagi Mataram, tidak pernah mengendalikan
Nusantara. Di zaman Menpora Abdul Gafur siswa-siswa sekolah “disuruh”
menangis tersedu sedan seraya membaca teks Sumpah Pemuda, tetapi di Kongres
Pemuda II sumpah itu disusun dalam suasana biasa-biasa saja, dan tidaklah pula
dapat dikatakan itu adalah saat kelahiran jabang bayi Indonesia. Penyatuan teritori
Hindia Belanda sendiri baru tercapai setelah korte verklarieng van Hentz tahun
1904. Proses penyatuan teritori lewat kekerasan. Tentu saja Indonesia sebagai
suatu entitas kebudayaan di luar jangkauan korte verklarieng vanHentz. Mencari
“puncak” Ki Hajar Identitas Nasional sulit dikenali, apakah pada gedung-gedung di
Jakarta, ataukah pada cara berpakaian kaum elit, atau pada lagu-lagu pop
Indonesia. Mungkin pada koreografi Inul kita dapatkan asli pesisir, tapi itu Jawa,
bukan pula Indonesia. Formula ini verbalistik belaka, tak dapat lagi diperjelas,
apalagi dirinci. Tingallah formula ini sebagai mantra yang dituliskan di pelbagai
makalah kebudayaan, dan dibaca-baca dalam setiap pidato kebudayaan. Syahdan, 
budayawan pun terstratifikasi menjadi budayawan Nasional dan budayawan
daerah. Budayawan daerah terpromosi sebagai budayawan Nasional bila secara
phisik pindah ke Jakarta atau banyak menulis, atau diwawancara, oleh media
Jakarta. Biasa pusat-daerah mestinya tak layak mengemuka lagi dalam era
reformasi. Jauh mendaki namun “puncak” Ki Hajar tak kunjung bersua. Karena
tidaklah begitu mudah mengidentifikasi gunung kebudayaan “daerah”, mana yang
puncak, mana yang tebing, dan mana pula kakinya bukan sesuatu yang sederhana
untuk ditentukan, lagi pula apa keperluannya. ornamen politik (dan kebudayaan)
Manipol-Usdek, tinggallah yang tersisa sampai sekarang sebuah nama gang di
Kampung Duri, Jakarta-Barat, yaitu Gg. Usdek.
BAB III
PEMBAHASAN
A.   Studi Kasus
Negara merupakan suatu gambaran komunitas politik dimana masyarakat
menyatakan dirinya sebagai bagian dari sebuah negara tersebut (Benedict
Anderson,1991). Sedangkan secara umum Identitas Nasional diartikan sebagai
keanggotaan seseorang dalam sebuah negara. Identitas berarti ciri-ciri, sifat-sifat
khas yang melekat pada suatu hal sehingga menunjukkan suatu keunikan serta
membedakannya dengan hal-hal lain. Nasional berasal
dari kata “nation” yang memiliki arti bangsa, menunjukkan kesatuan komunitas
sosio-kultural tertentu yang memiliki semangat, cita-cita, tujuan serta ideologi
bersama. Jadi, Identitas Nasional adalah ciri-ciri atau sifat-sifat khas bangsa
Indonesia yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Identitas
Nasional Indonesia meliputi segenap yang dimiliki bangsa Indonesia yang
membedakannya dengan bangsa lain seperti kondisi geografis, sumber kekayaan
alam Indonesia, demografi atau kependudukan Indonesia, ideologi dan agama,
politik negara, ekonomi, dan pertahanan keamanan. Identitas nasional merupakan
konsep suatu bangsa mengenai dirinya sendiri. Indonesia merupakan negara yang
memiliki beraneka ragam kebudayaan yang terdiri dari berbagai macam suku dari
sabang sampai merauke dan pastinya memiliki keanekaragaman identitas nasional.
Basis dari identitas nasional diantaranya socially (yaitu identitas yang mengarah
kepada peran sosial dalam masyarakat berdasarkan proses sosialisasi dari individu
yang berbeda), culturally (yaitu identitas yang mengarah kepada atribut
kebudayaan) , politically (identitas yang mengarah kepada sumber politik dari
peran sosial dalam masyarakat, contohnya sebagai  pemilih dalam pemilu, atapun
sebagai warga negara). Menurut pendapat saya, identitas nasional dan jati diri
suatu bangsa harus dijaga agar  bangsa tersebut tidak mudah dihancurkan oleh
bangsa lain dan menjadi bangsa yang kuat. Kita mungkin terkadang bingung
mengenai apa itu identitas nasional bangsa indonesia, oleh karena itu topik
identitas nasional yang kita pelajari dalam pelajaran citizenship ini dapat
membantu kita memahami arti dari identitas nasional dan bagaimana kita bertindak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Topik identitas
nasional dapat menumbuhkan rasa nasionalisme yang tinggi diantara warga negara
indonesia jika setiap warga negara menyadari dan mengimplementasikan nilai-nilai
identitas nasional yang telah ada. Namun dalam pengamatan saya, identitas
nasional di negara ini mulai memudar. Kurangnya rasa nasionalisme dan rasa “satu
indonesia” membuat identitas nasional negara
ini menjadi kacau atau disebut krisis identitas nasional. Salah satu definisi
nasionalisme yaitu menurut Arif Budiman nasionalisme adalah persatuan secara
kelompok dari suatu bangsa yang mempunyai sejarah yang sama, bahasa yang
sama dan pengalaman yang sama. Sejarah mengenai nasionalisme di indonesia
dimulai dari berdirinya organisasi Budi Utomo pada tahun 1908 yang menjadi
tonggak berdirinya organisasi-organisasi pemuda pada saat itu. Saat ini dapat kita
lihat bahwa indonesia telah mengalami krisis identitas nasional. Banyak  penduduk
indonesia telah melupakan unsur unsur kebudayan yang merupakan basis dari
identitas nasional suatu bangsa. Contohnya yaitu budaya barat yang masuk ke
indonesia melalui globalisasi telah banyak mengubah pola hidup generasi muda
saat ini, salah satunya yaitu melupakan kultur budaya bangsa indonesia sendiri.
 Ada contoh beberapa budaya yg telah diklaim oleh negara sebelah. Dan berikut ini
daftarnya :
1.     Rendang dari Sumatera Barat oleh Oknum WN Malaysia
2.     Lagu Rasa Sayang Sayange dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
3.     Tari Reog Ponorogo dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
4.     Lagu Injit-injit Semut dari Jambi oleh Pemerintah Malaysia
5.     Alat Musik Gamelan dari Jawa oleh Pemerintah Malaysia
6.     Lagu Kakak Tua dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
7.     Motif Batik Parang dari Yogyakarta oleh Pemerintah Malaysia
8.     Kain Ulos oleh Malaysia
9.     Alat Musik Angklung oleh Pemerintah Malaysia
10.                        Tari Pendet dari Bali oleh Pemerintah Malaysia

Dari kasus tersebut dapat diketahui bahwa identitas nasional bangsa indonesia
telah mengalami kelunturan. Hal tersebut ditunjukkan dalam masalah Indonesia-
malaysia tersebut. Dalam kasus ini, saya menyimpulkan bahwa rasa nasionalisme
dan identitas bersama sebagai warga negara indonesia masih sangat kurang. Hal
tersebut menyebabkan mudahnya indonesia dijadikan sasaran dari pihak luar yang
bertujuan memecah belah bangsa ini sehingga bangsa indonesia hancur. Oleh
karena lunturnya rasa nasionalisme dan terjadinya krisis identitas nasional di
kalangan rakyat indonesia saat ini terutama generasi muda diharapkan juga peran
serta pemerintah dalam menyelesaikan masalah tersebut selain peran warga
negaranya sendiri. Dari banyaknya kasus-kasus yang mengancam identitas
nasional dan kesatuan tanah air indonesia, maka kita sebagai generasi muda harus
berusaha untuk mempertahankan nilai- nilai budaya yang telah ada dan terus
menjaga dan melestarikannya. Kita harus menyadari  bahwa kita sebagai bangsa
indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang harus dipertahankan dan
menjadi ciri dari bangsa indonesia, dan kita harus bangga menjadi bagian dari
tanah air kita yaitu “Indonesia”.
B.   Mengatasi Memudarnya Identitas Nasional
1.     Pendidikan tentang kebangsaan untuk memberikan pemahaman yang kuat
mengenai identitas nasional
2.     Membangun kebudayaan nasional
3.     Menjaga integritas bangsa 
C.   Mengembalikan Jati Diri Bangsa Indonesia
Menurut Habib (2011:01) cara efektif yang bisa digunakan untuk membangun
dan mengembalikan jati diri bangsa Indonesia serta menekan pengaruh buruk
pihak lain baik yang berasal dari luar maupun dari dalam yang mengikis jati diri
bangsa Indonesia yaitu yang pertama dimulai dari diri kita sendiri. Hal itu dapat
dilakukan dengan membiasakan diri dari sekarang untuk bersikap sesuai dengan
nilai-nilai yang terkandung di dalam pancasila sebagai jati diri kita. Seperti harus
bertakwa kepada Tuhan YME, maksutnya kita harus selalu menjalankan perintah
Tuhan dan menjauhi laranganNya. Dari sila pertama ini saja sebanarnya jika
diterapkan dengan baik bangsa Indonesia ini pasti akan menjadi bangsa yang
damai, tentram, aman, adil, dan sejahtera. Sebab masyarakat Indonesia akan takut
terhadap dosa dan akan berhati-hati dalam bertindak dan berperilaku. Dalam
kaitannya dengan sila pertama ada nilai-nilai yang harus kita kembangkan pada diri
kita yaitu:
Ideologi Pancasila merupakan dasar negara yang mengakui dan mengagungkan
keberadaan agama dalam pemerintahan. Sehingga kita sebagai warga negara
Indonesia tidak perlu meragukan konsistensi atas Ideologi Pancasila terhadap
agama. Tidak perlu berusaha mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi
berbasis agama dengan alasan bahwa ideologi Pancasila bukan ideologi beragama.
Sebab Ideologi Pancasila adalah ideologi beragama.
Sesama umat beragama seharusnya kita saling tolong menolong. Tidak perlu
melakukan permusuhan ataupun diskriminasi terhadap umat yang berbeda agama,
berbeda keyakinan maupun berbeda adat istiadat.
Hanya karena merasa berasal dari agama mayoritas tidak seharusnya kita
merendahkan umat yang berbeda agama ataupun membuat aturan yang secara
langsung dan tidak langsung memaksakan aturan agama yang dianut atau standar
agama tertentu kepada pemeluk agama lainya dengan dalih moralitas.
Hendaknya kita tidak menggunakan standar sebuah agama tertentu untuk dijadikan
tolak ukur nilai moralitas bangsa Indonesia. Sesungguhnya tidak ada agama yang
salah dan mengajarkan permusuhan.

BAB IV
PENUTUP
A.   Kesimpulan
          Dari pembahasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa Identitas Nasional
Indonesia adalah ciri-ciri atau sifat-sifat khas bangsa Indonesia yang
membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Ciri khas tersebut dapat kita
lihat dari perilaku masyarakat Indonesia sehari-hari secara umum dan juga
kebudayaan serta atribut-atribut khas yang dimiliki bangsa Indonesia. Jati diri
bangsa Indonesia yang sesungguhnya dan merupakan harapan bangsa yaitu pribadi
masyarakat Indonesia yang sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila. Jati diri bangsa Indonesia tersebut dapat tercemari oleh kebudayaan lain
melalui globalisasi apabila kita tidak dapat menjaga dan melestarikannya dengan
baik. Sekarang ini jati diri bangsa Indonesia sedang mengalami krisis, hal tersebut
dapat kita lihat dari prilaku masyarakat secara umum yang tidak sesuai dengan
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Cara efektif untuk mengembalikan
jati diri bangsa Indonesia yaitu yang pertama dimulai dari merubah sikap dan
perilaku diri kita sendiri agar sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Kemudian kita
juga harus mengajak dan mempengaruhi orang-orang yang ada di sekitar kita agar
mengikuti kita dalam menanamkan nilai pancasila sebagai kepribadian bangsa.
Untuk membangun jati diri bangsa Indonesia peran yang harus dilakukan oleh
pemerintah yaitu harus menggalakkan pendidikan agama dan pendidikan umum
pada generasi penerus bangsa.
B.   Saran
          Sebagai masyarakat Indonesia yang menginginkan perubahan ke arah yang
lebih baik bagi bangsa Indonesia, kita harus memulai perubahan itu dari hal kecil
dalam diri kita sendiri. Perilaku/kepribadin yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila harus kita kikis. Sementara itu, kita harus memupuk dan
mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri kita. Selanjutnya kita juga harus
menularkannya pada orang-orang disekitar kita, agar kepribadian bangsa Indonesia
sebagai Identitas Nasional dapat sesuai dengan Pancasila. Sehingga harapan
bangsa sebagai bangsa yang aman,  adil, makmur, sentosa, sejahtera, dan makmur
dapat terwujut, demi kebahagiaan seluruh masyarakat Indonesia.
REFRENSI
Mustopo, Habib. (1983). Manusia dan Budaya. Kumpulan Essay.Ilmu Budaya
Dasar. Surabaya: Usaha Nasional
Widianto, Bambang. (2009). Perspektif Budaya: Kumpulan Tulisan
Koentjaraningrat. Jakarta: RajaGrafindo Persada
Kaelan dan Zubaidi.2007.Pendidikan Kewarganegaraan.Yogyakarta:Paradigma,
Edisi pertama
http://kibaw90.wordpress.com/2010/03/29/identitas-nasional-indonesia/
http://madib.blog.unair.ac.id/jatidiri-and-characters/jatidiri-bangsa-indonesia/
http://ideologipancasila.wordpress.com/2007/07/02/bedah-butir-pada-pancasila-
sila-pertama/
http://ideologipancasila.wordpress.com/butir-pancasila/
http://hadahabib.blogspt.com/2011/11/esay-jati-diri-generasi-muda-indonesia.html
http://prince-mienu.blogspot.com/2010/01/identitas-nasional.html
http://www.academia.edu/7011989/Kewarganegaraan_Identitas_Nasional_

Anda mungkin juga menyukai