Anda di halaman 1dari 17

KEBIJAKAN KARANTINA IKAN

DALAM PELAKSANAAN PELINDUNGAN


NEGARA YANG LAYAK

BANDA ACEH, MEI 2023

Pusat Karantina Ikan


Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan
Keamanan Hasil Perikanan
Kementerian Kelautan dan Perikanan
DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN KARANTINA
PENYELENGGARAAN KARANTINA BERDASARKAN UU NO 21 TAHUN 2019
Pengertian Tujuan
Karantina Ikan adalah sistem pencegahan masuk, keluar dan 1. Mencegah Masuknya HPIK Dari Luar Negeri Ke
tersebarnya hama dan penyakit ikan karantina; serta Dalam Wilayah Negara Kesatuan Republik
pengawasan dan/atau pengendalian terhadap keamanan Indonesia;
pangan dan mutu pangan, keamanan pakan dan mutu pakan, 2. Mencegah Tersebarnya HPIK, Dari Suatu Area Ke
produk rekayasa genetik, sumber daya genetik, agensia hayati, Area Lain Di Dalam Wilayah Negara Kesatuan
jenis asing invasif, serta satwa liar dan satwa langka yang Republik Indonesia;
dimasukkan ke dalam, tersebarnya dari suatu area ke area lain 3. Mencegah Keluarnya HPIK, Dari Wilayah Negara
dan/atau dikeluarkan dari wilayah Negara Kesatuan Republik Kesatuan Republik Indonesia;
Indonesia. 4. Mencegah Masuk Atau Keluarnya Pangan Dan
Pakan Yang Tidak Sesuai Dengan Standar
Keamanan Dan Mutu;
5. Mencegah Masuk Dan Tersebarnya Agensia Hayati,
Jenis Asing Invasif, Dan PRG Yang Berpotensi
Mengganggu Kesehatan Manusia, Hewan, Ikan,
Tumbuhan, Dan Kelestarian Lingkungan; Dan
6. Mencegah keluar atau masuknya Tumbuhan dan
Satwa Liar, Tumbuhan dan Satwa Langka, serta
SDG dari wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia atau antar Area di dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang tidak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
KEWENANGAN PEJABAT KARANTINA IKAN DALAM TINDAKAN KARANTINA IKAN
Pasal 16 ayat 2 UU 21/2019
Dalam menjalankan tugas TKI Pejabat Karantina berwenang:
a. memasuki dan memeriksa alat angkut, gudang, kade, apron, terminal peti kemas, serta ruang
keberangkatan dan kedatangan penumpang di Tempat Pemasukan dan Tempat Pengeluaran untuk
mengetahui ada tidaknya Media Pembawa yang dimasukkan dan dikeluarkan;
b. membuka atau memerintahkan orang lain untuk membuka pembungkus, kemasan, paket kiriman,
peti kemas, bagasi, atau palka untuk mengetahui ada atau tidaknya Media Pembawa yang akan
atau sedang dilalulintaskan;
c. memasuki dan memeriksa tempat penyimpanan, penimbunan, atau tempat lain yang telah
ditetapkan atau tempat yang diduga terdapat Media Pembawa yang berasal dari luar negeri atau
Area lain dan belum dilakukan tindakan Karantina;
d. memeriksa seluruh Media Pembawa dan mengambil contoh untuk pemeriksaan lebih lanjut di
laboratorium;
e. melarang Setiap Orang yang tidak berkepentingan memasuki instalasi, tempat alat angkut, dan/
atau tempat pelaksanaan tindakan Karantina tanpa persetujuan Pejabat Karantina;
f. melarang Setiap Orang untuk menurunkan atau memindahkan Media Pembawa yang sedang
dikenai tindakan Karantina;
g. melarang Setiap Orang untuk menurunkan atau membuang bangkai Hewan dan Ikan, Tumbuhan,
sisa Pakan, sampah dari alat angkut yang pernah berhubungan dengan Hewan dan Ikan;
h. menetapkan cara perawatan dan pemeliharaan Media Pembawa yang sedang dikenai tindakan
Karantina; dan
i. membuka segel dan melakukan penyegelan terhadap Media Pembawa, kemasan, alat angkut, dan
instalasi yang sedang digunakan sebagai tempat pengasingan, pengamatan, atau penahanan.
AZAS - AZAS DASAR PENYELENGGARAAN KARANTINA

 Kedaulatan : Dalam penyelenggraan Karantina Ikan Setiap


negara memiliki hak berdaulat untuk melindungi kelestarian
sumber daya alam hayatinya berdasarkan ketentuan peraturan  Dampak minimal: Memilih dan menggunakan standar yang
perundang-undangan dan ketentuan internasional dapat diaplikasikan sehingga memberikan dampak yang
 Keadilan: Harus memberikan peluang dan kesempatan yang memperkecil hambatan terhadap kelancaran arus
sama secara proporsional kepada semua pihak dengan perdagangan dan lalu lintas manusia.
berlandaskan kajian ilmiah (scientific based) yang melalui proses  Transparansi: Harus menyediakan informasi yang benar,
analisis risiko terhadap Media Pembawa. jujur, dan mudah diakses.
 Perlindungan: Harus mampu menjamin pelindungan terhadap  Keterpaduan: Harus menyerasikan berbagai kepentingan
sumber daya alam hayati, lingkungan, dan kesehatan manusia. yang bersifat lintas sektor, lintas wilayah, dan lintas pemangku
 Keamanan Nasional: Harus dapat mencegah masuk dan kepentingan.
tersebarnya HPIK, cemaran biologis, kimia, dan benda lain  Pengakuan: Menerapkan standar tindakan yang
yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan berdasarkan kajian ilmiah dan ketentuan Karantina yang
kepentingan nasional. diusulkan oleh negara mitra dapat diakui setara dengan
 Keilmuan: Harus berdasarkan pada ilmu pengetahuan ketentuan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
( scientific based} dan setiap tindakan yang dilakukan harus  Non Diskriminasi: Diterapkan berdasarkan kajian ilmiah
menggunakan metode ilmiah ( scientific method). ( scientific based) melalui proses analisis risiko terhadap
 Keperluan: Dilakukan untuk mencegah masuk dan tersebarnya, Media Pembawa yang diberlakukan sama/setara kepada
HPIK pengawasan dan/ atau pengendalian terhadap Agensia semua pihak.
Hayati, Jenis Asing Invasif, PRG, SDG, dan Satwa Langka/ikan  Kelestarian: Bertujuan untuk melindungi kelestarian sumber
dilindungi yang dapat mengganggu kesehatan manusia, Ikan, daya alam hayati Indonesia berupa berbagai jenis Hewan,
dan/atau lingkungan, Keamanan dan Mutu Pangan, serta Ikan, dan Tumbuhan untuk dimanfaatkan secara berkelanjutan
Keamanan dan Mutu Pakan yang dimasukkan dan dikeluarkan dan bertanggung jawab untuk mewujudkan kesejahteraan
dari luar negeri dan dari suatu Area ke Area lain serta Transit di masa kini dan masa mendatang.
dalam negeri, atau keluarnya dari dalam wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
PENYELENGGRAAN KARANTINA IKAN DIDASARKAN TINGKAT PELINDUNGAN NEGARA YANG LAYAK

1. Penyelenggaraan Karantina didasarkan pada Tingkat perlindungan negara yang layak)


tingkat pelindungan negara yang layak terhadap dilakukan dari:
HPIK, dengan mempertimbangkan aspek teknis,  organisme yang dapat merusak,
ekonomi, dan sosial budaya. mengganggu kehidupan, atau menyebabkan
2. Tingkat pelindungan negara yang layak kematian hewan, ikan, tumbuhan, merusak
sebagaimana dimaksud dilakukan untuk lingkungan serta menimbulkan kerugian
melindungi sumberdaya alam hayati hewan, ikan sosial, ekonomi yang bersifat nasional,
dan tumbuhan, lingkungan serta kesehatan perdagangan internasional, dan
manusia. membahayakan kesehatan manusia;
 gangguan dan kepunahan akibat HPIK
3. Tingkat perlindungan negara yang layak  pakan dan pangan yang tidak sesuai standar
sebagaimana dimaksud dilakukan melalui:
keamanan dan mutu;
- pelarangan pemasukan media pembawa;  Agensia Hayati, Jenis Asing Invasif, dan
- penundaan pemasukan media pembawa; atau
Produk Rekayasa Genetik yang berpotensi
- penerapan persyaratan tambahan tertentu
mengganggu kesehatan manusia, ikan, serta
bagi pemasukan media pembawa;
kelestarian lingkungan;
4. Tingkat perlindungan yang layak dilaksanakan  Keluar atau masuknya satwa langka/ikan
dengan analisis risiko. dilindungi, serta SDG yang tidak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Penyelenggraan Sistem Pencegahan HPIK :
1.1. Pencegahan masuk (Impor):
a. Pemeriksan Pre border
b. Penerapan analisa Risiko
c. Pengaktifan Early Warning System
d. Registrasi Importir
e. Pemantauan MP pasca impor
2. Pencegahan keluar (ekspor) :
2.
f. Penerapan sistem CKIB
g. Penerapan Traceability
h. Registrasi Eksportir
3. Pencegahan penyebaran (Antar Area) :
3. i. Penerapan Sistem CKIB
j. Penerapan Traceability
k. Registrasi Pengguna Jasa Antar Area
4. Transit :
l. Kewajiban pemilik Media Pembawa dan Penangggung Jawab alat angkut untuk
4. melaporkan kepada Pejabat Karantina
m. Penerapan Permen KP No. PER.21 Tahun 2006 tentang Tindakan Karantina Ikan
dalam hal Transit
BISNIS PROSES TUGAS KARANTINA IKAN

Pre Border àt Border Post Border


 Tindakan Karantina (8P)
 Analisis Risiko HPIK/Ikan Jenis Asing Invasif
 Tindakan Karantina dalam Hal tertentu  Surveilan HPIK/Ikan Jenis Invasif
 Notifikasi Ketentuan Perkarantinaan Ikan Pasca Pemasukan
 Pelaksanaan Inspeksi Karantina di Negara Asal  Penetapan Tempat Pemasukan/
(pre shipment inspection) Pengeluaran  Early Warning Sistem &
 Registrasi Eksportir di Negara Asal  Pengawasan/Pengendalian Ikan PRG, Emergency Respon
 Penetapan Instalasi Karantina Ikan SDG, IAS, Agensia Hayati  Penetapan Kawasan Karantina
 Pemenuhan Persyaratan Karantina  IT Conectivity  Monitoring & Pengendalian
 Laboratory registration mechanism  Penegakan Hukum
 Penguatan kerjasama antar otoritas dalam  Pemberdayaan peran stakeholder
 Kerjasama lintas K/L dalam perlindungan
perlindungan SDH Ikan  Aspek Ketertelusuran
SDH ikan
Other Key Activities :
Penyusunan Standar, Penerapan Analisa Risiko, Peningkatan Kompetensi SDM, Registrasi Establishment, Penegakan Hukum,
Membangun Sistem Ketelusuran, Focal Point Lembaga Internasional, Proses Sertifikasi Komoditi, Penguatan TI, Public Awareness
TAHAPAN PROSES PENGENDALIAN WABAH PENYAKIT IKAN

Outbreak Early Warning Tanggap Darurat Kawasan


Penyakit System (TD) Karantina

 Tindakan:
 Tindakan:  Tindakan:  Tindakan: -Penetapan kawasan karantina
-Investigasi Lapangan; -Sistem Peringatan Dini; -Perencanaan TD; -Larangan ikan
-Pengambilan Sampel; -Deteksi Dini - Pelaksanaan TD dikeluarkan/dimasukkan dari/ke
dan -Respon Dini -Evaluasi TD Kawasan Karantina
-Pemeriksaan Penyakit  Oleh:  Oleh: -Pemeriksaan Penyakit
 Oleh: -Tim BKIPM dan/atau -Tim Gugus Tugas  Pengendalian Oleh:
-Tim BKIPM dan/atau DJPB Provinsi, dan -Tim Gugus Tugas Nasional,
DJPB  Zona terpapar di tempat Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Kabupaten/Kota,
 Zona terpapar hanya di budidaya (establishment)  Zona terpapar mencakup  Zona terpapar mencakup area
tempat budidaya dengan cakupan lebih luas area budidaya/perairan budidaya/perairan umum yang
(establishment) tertentu/ umum yang lebih luas lebih luas disuatu daerah
terbatas. disuatu daerah
DASAR REGULASI PEMANTAUAN PIK
Pasal 1 {PU) UU 21/2019:
Hama dan Penyakit Ikan Karantina (HPIK) adalah
 Semua Hama dan Penyakit Ikan yang belum terdapat dan/atau telah terdapat hanya
di area tertentu di wilayah Kesatuan Republik Indonesia
TARGET PIK PEMANTAUAN
 dalam waktu relatif cepat dapat mewabah dan merugikan sosioekonomi atau
Kepmen –Kp
 dapat membahayakan kesahatan masyarakat No. 17 Tahun 2021
 ditetapkan oleh Pemerintah Pusat untuk dicegah masuk ke dalam, tersebar di dalam Tentang
dan/atau keluar dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; Penetapan Jenis Penyakit Ikan
Pasal 1 {PU) UU 21/2019: Karantina, Organisme Penyebab,
Golongan
Kawasan Karantina adalah
Dan Media Pembawa
• suatu Kawasan atau daerah yang pada awalnya diketahui bebas dari HPIK, tetapi
berdasarkan hasil Pemantauan ditemukan atau terdapat petunjuk terjadinya TATA CARA PEMANTAUAN PIK:
serangan suatu HPIK yang masih terbatas penyebarannya KEP-KABAN KIPM
• sehingga harus diisolasi dari kegiatan pemasukan atau pengeluaran Media Pembawa No. 65 Tahun 2021
dari dan/atau ke dalam Kawasan atau daerah tersebut arantina untuk mencegah Tentang
penyebarannya. Pedoman Pemantauan Penyakit
Ikan Karantina
Pasal 27 ayat 2 dan 3 UU 21 Tahun 2019
(2) Pemerintah Pusat dalam menetapkan jenis, HPIK Media Pembawa harus:
a. berdasarkan hasil analisis risiko serta daerah sebarannya; dan b.
memperhatikan pelindungan sumber daya alam hayati.
(3) Untuk mengetahui potensi daerah sebaran sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf a, dilakukan kegiatan pemantauan dan/ atau surveilans.
TUJUAN PEMANTAUAN PIK
Tujuan Pemantauan PIK
Mengidentifikasi dan menginventarisir jenis pik, inang, dan daerah penyebarannya melalui monitoring
dan survailan pik

Hasil Pemantauan menggambarkan secara akurat


keberadaan suatu penyakit dan status kesehatan ikan
Hasil Pemantauan digunakan sebagai Dasar
di suatu kawasan budidaya dalam kurun waktu tertentu.
 Penyelenggaraan Sistem Peringatan Dini (Early
Keberadaan Status PIK Sebaran Warning System) terhadap terjadinya Outbreak
Penyakit Ikan
• Exotic disease PIK :
Inpeksi yang belum pernah terjadi atau muncul di  Penetapan PIK yang harus dicegah masuk ke
suatu Negara atau wilayah baik secara klinis, dalam, tersebar di dalam dan/atau keluar dari
epidemiologis maupun laboratoris, wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
• Emerging disease PIK :
 Penetapan suatu Kawasan Karantina, jika
infeksi yang baru muncul dalam sebuah populasi berdasarkan hasil Pemantauan ditemukan atau
atau pernah ada sebelumnya dan meningkat secara terdapat petunjuk terjadinya serangan suatu HPIK
cepat dalam sebuah wilayah geografis. di suatu kawasan yang harus diisolasi dari
• Re-emerging disease PIK : kegiatan pemasukan atau pengeluaran Media
infeksi yang muncul kembali setelah terjadi Pembawa dari dan/atau ke dalam Kawasan atau
penurunan yang signifikan atau infeksi yang pernah daerah tersebut untuk mencegah penyebarannya.
ada sebelumnya dan sekarang muncul kembali
dengan peningkatan yang cepat
1. Lokasi Pemantauan
kabupaten/kota/kecamatan/desa yang terdapat
kawasan atau sentra perikanan
budidaya/minapolitan/industrialisasi perikanan
budidaya atau lokasi pembudidayaan lainnya.

2. Waktu
2 (dua) kali dalam setahun dalam siklus iklim yang
berbeda pada periode curah hujan rendah (Januari-
Juni) dan curah hujan tinggi (Juli-Desember)
Pemantauan PIK harus dilaksanakan
• secara efektif, 3. SDM dan Laboratorium Uji
• terarah, terukur serta Petugas karantina yang berkompeten dan
• hasilnya dapat dipertanggungjawabkan Laboratorium uji yang terakreditasi
secara ilmiah
4. Metode Pengujian
Prosedur pengujiian sampel sesuai standar SNI

5. Hasil Uji
Hasil uji sampel yang dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah

6. Publikasi
Hasil Pemantauan Diseminarkan secara Nasional
dan Tersusunnya Peta Sebaran Penyakit Ikan
Karantina (PIK)
KEPUTUSAN MENTERI
KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 17 TAHUN 2021
TENTANG
PENETAPAN JENIS PENYAKIT IKAN KARANTINA, ORGANISME PENYEBAB, GOLONGAN
DAN MEDIA PEMBAWA

KELOMPOK PISCES KELOMPOK KELOMPOK KELOMPOK


• VIRUS : 14 JENIS CRUSTACEA MOLLUSCA AMPHIBIA
• BAKTERI : 5 JENIS • VIRUS : 8 JENIS • VIRUS : 2 JENIS • VIRUS : 1 JENIS
• PARASIT : 2 JENIS • BAKTERI : 2 JENIS • BAKTERI : 1 JENIS • BAKTERI : 0
• JAMUR : 1 JENIS • PARASIT : 1 JENIS • PARASIT : 7 JENIS • PARASIT : 0
• JAMUR : 1 JENIS • JAMUR : 0 • JAMUR : 2 JENIS

47 JENIS PENYAKIT IKAN KARANTINA


JENIS PENYAKIT PADA MOLUSCA JENIS PENYAKIT PADA AMPHIBIA
VIRUS HPIK Golongan I VIRUS HPIK Golongan I
1. Infection with abalone herpesvirus
2. Infection wih ostreid herpesvirus 1
1.Infection with ranavirus
microvariants
BAKTERI
BAKTERI HPIK Golongan I
-
1. Infection with Bonamia exitiosa
2. Infection with Bonamia ostreae PARASIT
3. Infection with Marteilia refringens
4. Infection with Perkinsus olseni -
5. Infection with Perkinsus marinus
6. SSO disease (Seaside organism)
7. MSX disease (Multinucleate sphere X) JAMUR HPIK Golongan I
1. Infection with Batrachochytrium dendrobatidis
PARASIT HPIK Golongan I 2. Infection with Batrachochytrium
1. Infections with Xenohaliotis calliforniensis salamandrivorans

JAMUR
-
ACEH
VIRUS
WSSV: BIREUN
AHPND 2022: LHOKSEUMAWE, ACEH TIMUR
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai