81
7.4 Kawasan Karantina
Dalam hal ditemukan atau terdapat petunjuk terjadinya serangan suatu hama
dan penyakit hewan karantina, hama dan penyakit karantina, atau organisme
pengganggu karantina di suatu kawasan yang semula diketahui bebas dari hama
dan penyakit hewan karantina, hama dan penyakit karantina, atau organisme
pengganggu karantina tersebut. Pemerintah dapat menetapkan kawasan yang
bersangkutan untuk sementara waktu sebagai kawasan karantina.
82
Dalam menjalankan fungsinya mencegah masuk dan tersebarnya
hama dan penyakit atau organisme pengganggu dari luar negeri dan dari
suatu area ke area lain di dalam negeri, atau keluarnya dari dalam wilayah
negara Republik Indonesia tindakan karantina dilakukan oleh petugas
karantina, berupa:
1. Pemeriksaan
Tindakan pemeriksaan pada tahap awal yakni pemeriksaan
administratif untuk mengetahui kelengkapan dan keabsahan dokumen
persyaratan serta kebenaran isi dokumen yang telah disiapkan oleh
pengguna jasa. Selanjutnya mendeteksi hama penyakit hewan karantina,
status kesehatan dan sanitasi media pembawa, atau kelayakan sarana dan
prasarana karantina dan alat angkut.
Tempat pemeriksaan karantina (TPK) adalah tempat untuk
pelaksanaan tindakan karantina hewan dan tumbuhan yang berada di
dalam atau di luar Tempat Penimbunan Sementara. TPK hanya terdapat
di pelabuhan utama (Pelabuhan Belawan Medan, Pelabuhan Tanjung
Priok Jakarta, Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, dan Pelabuhan
Soekarno-Hatta Makassar).
2. Pengasingan;
Tindakan pengasingan dilakukan terhadap sebagian atau seluruh
media pembawa untuk diadakan pengamatan, pemeriksaan dan perlakuan
dengan tujuan untuk mencegah kemungkinan penularan hama penyakit
hewan karantina (HPHK).
3. Pengamatan;
Tindakan pengamatan dilakukan untuk mendeteksi lebih lanjut
hama penyakit hewan karantina (HPHK) dengan cara mengamati
timbulnya gejala hama penyakit hewan karantina pada media pembawa
selama diasingkan.
4. Perlakuan;
Tindakan perlakuan merupakan tindakan untuk membedakan dan
menyucihamakan media pembawa dari hama penyakit hewan karantina
(HPHK), atau tindakan lain yang bersifat preventif, kuratif dan promotif
apabila setelah perlakuan tidak dapat disembuhkan dan atau
disucihamakan dari hama penyakit hewan karantina (HPHK).
5. Penahanan;
Jika dalam pemeriksaan ditemukan dokumen yang tidak lengkap
maka petugas karantina akan melakukan tindakan penahanan terhadap
media pembawa yang akan di lalu lintas kan apabila telah dibawa serta
pengguna jasa dapat melengkapi dokumen yang diperlukan selama waktu
yang telah ditentukan.
6. Penolakan
Jika dalam masa penahanan pengguna jasa tidak dapat melengkapi
dokumen yang telah dipersiapkan maka petugas karantina akan
memberikan tindakan penolakan.
7. Pemusnahan;
Jika sampai batas waktu yang telah ditentukan pemilik media tidak
mengembalikannya ke daerah asal, petugas karantina akan melakukan
tindakan pemusnahan.
83
8. Pembebasan.
Tindakan pembebasan dilakukan terhadap media pembawa yang
dikeluarkan maupun dimasukan ke dalam wilayah negara Republik
Indonesia dan atau dari suatu area ke area lain didalam wilayah negara
Republik Indonesia, dan diberikan sertifikat pelepasan.
7.6 Jenis hama dan penyakit, organisme pengganggu, dan media pembawa
84
7. Apabila pemeriksaan fisik tidak dapat dilakukan diatas alat angkut
maupun di pelabuhan udara/laut maka pemeriksaan dapat dilakukan di
instalasi karantina hewan.
8. Apabila pemeriksaan dokumen dan fisik diatas alat angkut pejabat
fungsional tidak menemukan adanya penyakit hewan menular utama
(penyakit golongan I) dan berasal dari negara yang tidak dilarang
pemasukannya maka pejabat fungsional menandatangani Surat
Persetujuan Bongkar (KH-05), atas disposisi Supervisor.
9. Setelah menerbitkan persetujuan bongkar, maka pejabat fungsional
menandatangani Surat Perintah Masuk Karantina (KH-07) untuk
pemeriksaan lebih lanjut terhadap media pembawa hama penyakit
hewan atas disposisi supervisor.
10. Untuk media pembawa yang telah dilakukan pemeriksaan diatas alat
angkut atau pintu masuk pelabuhan udara/laut dan telah memenuhi
prosedur dan persyaratan serta menjamin kesehatan dan sanitasi yang
baik maka pejabat fungsional dapat langsung menerbitkan sertifikat
pembebasan (KH-12) atas disposisi Supervisor.
11. Media pembawa yang masuk instalasi karantina hewan selama
pengasingan, maka pejabat fungsional dapat melakukan pengamatan,
pengambilan sampel dan spesimen untuk pengujian laboratorium serta
dapat dilakukan tindakan perlakuan.
12. Lamanya waktu pengasingan bergantung pada lamanya waktu yang
dibutuhkan untuk pengamatan, pemeriksaan dan perlakuan terhadap
media pembawa mengacu pada standar waktu pelayanan yang telah
ditetapkan.
13. Bilamana media pembawa selama pengasingan dan setelah dilakukan
pengamatan, pengujian laboratorium serta dilakukan tindakan
perlakuan, pejabat fungsional dapat menjamin media pembawa
dinyatakan sehat dan sanitasi baik maka pejabat fungsional dapat
menerbitkan sertifikat pelepasan (KH-12) atas disposisi Supervisor.
14. Sertifikat pelepasan (KH-12) dapat diterbitkan setelah pengguna jasa
menyelesaikan kewajiban pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP) kepada bendahara penerima/petugas pemungut dan penyetor.
15. Bilamana dalam proses verifikasi terhadap kebenaran isi dokumen,
pejabat fungsional menemukan ketidaksesuaian (tidak memenuhi
persyaratan dokumen) media pembawa tersebut ditolak pemasukannya
(KH-04) dan (KH-8.b) atas disposisi Supervisor.
16. Media pembawa yang ditolak pemasukannya, dapat dilakukan tindakan
penahanan (KH-8a), apabila:
a. Pengguna jasa menjamin dapat memenuhi persyaratan dokumen
dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari.
b. Media pembawa tersebut bukan berasal dari negara, area atau
tempat yang pemasukannya dilarang.
c. Pada pemeriksaan diatas alat angkut tidak ditemukan adanya gejala
HPHK golongan I dan resiko penularan HPHK golongan II.
d. Apabila pengguna jasa tidak dapat memenuhi persyaratan dalam
batas waktu yang ditentukan, maka media pembawa tersebut
ditolak pemasukannya (KH.8b) atas disposisi Supervisor.
85
e. Jika media pembawa yang ditolak pemasukannya, tidak segera
dibawa ke luar dari wilayah negara Republik Indonesia atau dari
area tujuan oleh Pengguna Jasa dalam batas waktu paling lama 24
(dua puluh empat) jam, maka dilakukan pemusnahan oleh pejabat
fungsional dengan menerbitkan Berita Acara Pemusnahan (KH-8c)
atas disposisi Supervisor.
86
j. Bilamana media pembawa selama pengasingan dan setelah
dilakukan pengamatan, pengujian laboratorium serta dilakukan
tindakan perlakuan, pejabat fungsional dapat menjamin media
pembawa dinyatakan sehat dan sanitasi baik maka pejabat
fungsional dapat menerbitkan Persetujuan Muat (KH-6) ke atas alat
angkut atas disposisi Supervisor.
k. Sertifikat pembebasan (KH-9, KH-10, KH-11) dapat diterbitkan
oleh pejabat fungsional setelah pengguna jasa menyelesaikan
kewajiban pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
kepada bendahara penerima/petugas pemungut dan penyetor.
l. Bilamana dalam proses verifikasi terhadap kebenaran isi dokumen,
pejabat fungsional menemukan ketidaksesuaian (tidak memenuhi
persyaratan dokumen) media pembawa tersebut ditolak
pengeluarannya (KH-8.b) dan dikembalikan kepada pengguna jasa
atas disposisi Supervisor.
87
sebanyak 4-5 kali dan tapping hingga tidak ada gelembung udara di
dalam sumuran
d) Tambahkan Konjugat Protein A pengenceran 1:16.000 sebanyak 100 µl
pada semua sumuran di mikroplat
e) Tutup mikroplat dengan plastik penutup dan inkubasikan pada suhu
37ºC selama 60 menit
f) Buka tutup plastic penutup. Buang cairan pada mikroplat, lakukan
pencucian dengan volume minimal 200 µl PBST setiap sumuran
sebanyak 4-5 kali dan tapping hingga tidak ada gelembung udara di
dalam sumuran
g) Tambahkan larutan Substrat 100 µl setiap sumuran dan tempat gelap
selama 10 menit (tambahkan stopper bila terjadi perubahan warna
dengan cepat, waktu dapat diperpanjang jika reaksi lambat) Tambahkan
larutan Stopper 100 µl setiap sumuran kemudian baca dengan alat
ELISA Reader dengan panjang gelombang 405 nm.
2. RBT
3. TPC
4. HA dan HI
5. Pemeriksaan Hewan
88
6. Pemeriksaan BAH
7. Pemeriksaan HBAH
89
Gambar 31. Vaksin
Lain
90
Gambar 33. Kegiatan stuffing PT. Laris Manis di Parangloe
Gambar 34. Pemeriksaan dan pengambilan sampel pakan MBM dari USA
7.8.5 Monitoring
91
c) Menentukan tingkat kerawanan dan geografi penyakit.
d) Mengidentifkasi penyakit yang ada.
e) Pengelompokan masing-masing penyakit.
f) Mengevaluasi hasil kegiatan vaksinasi.
g) Merencanakan dan memonitor pelaksanaan kegiatan program
penanggulangan penyakit hewan.
h) Memberikan umpan balik kepada daerah yang membutuhkan.
92
serta menghitung jumlah telur ayam sesuai dengan dokuman yang
dikeluarkan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu.
7.9.1 Kesimpulan
93
94