Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAU UMUM

2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kegiatan praktek kerja lapangan (PKL) ini di laksanakan di stasiun karantina pertanian
(SKP) Sumbawa besar Wilker Pelabuhan Laut Badas Nusa Tenggara Barat dan di laksanakan
mulai Hari Senin Tanggal, 22 juli 2019 sampai dengan hari Jum’at tanggal, 25 oktober 2019.

2.2 Profil Lembaga / perusahaan

Stasiun Karantina Pertanian Kelas 1 Sumbawa Besar yang berlokasi di Kota Sumbawa
terbentuk menjadi unit pelaksana tekniks sejak tahun 2002 berdasarkan SK Menteri Pertanian
No.501/Kpts/OT.210/8/2002 Tanggal 21 Agustus 2002 Tentang organisasi dan tata kerja balai dan
stasiun karantina hewan dengan nama Stasiun Karantina Hewan Kelas II Badas adalah eselon IV-
B. Pada tahun 2008 terjadi reorganisasi badan karantina pertanian, dimana terjadi integrasi antara
karantina hewan dan karantina tumbuhan menjadi karantina pertanian berdasarkan peraturan
menteri pertanian Nomor:22/Permentan/Ot.140/4/2008 tentang organisasi dan tata kerja UPT
Karantina Pertanian, terjadi penggabungan karantina hewan dengan karantina tumbuhan menjadi
Karantina Pertanian, maka lahirlah Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Sumbawa Besar eselon
IV-A yang merupakan integrasi UPT Stasiun Karantina Hewan Kelas II Badas dengan Wilayah
Kerja (Wilker) Stasiun Karantina Tumbuhan Kelas I Mataram (yang terdiri dari Wilker Karantina
Tumbuhan Pelabuhan Laut Badas dan Wilker Karantina Tumbuhan Pelabuhan Laut Bima).

2.2.1 Wilayah kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Sumbawa Besar


2.2.1.1 Pelabuhan Laut
a. Wiker Pelabuhan Laut Badas (Jln. Pelabuhan Badas No.01 Sumbawa Besar)
b. Wilker Pelabuhan Laut Bima (Jln.R.E Martadinata No.01 Kota Bima)
c. Wilker Pelabuhan Laut Bnt (Jln. Raya Maluk No.01 Bnt)
d. Wilker Pelabuhan Laut kempo (Jln.Lintas Calabai Soro Kempo Dompu)
2.2.1.2 Bandar Udara
a. Wilker Bandara Sultan Muhammad Kaharudin (Jln. Garuda No.41 lempeh Sumbawa
besar)
b. Wilker Bandara Sultan Muhammad salahudin Bima
2.2.1.3 Pelabuhan Penyebrangan
a. Wilker Pelabuhan Ferry Poto Tano (Jln. Raya Pelabuhan Poto Tano No.1 sumbawa barat
b. Wilker Pelabuhan Ferry sape (Jln. Lintas TPI Sape)

2.3 Struktuk Organisasi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Sumbawa Besar

Gambar 1. Struktuk Organisasi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Sumbawa


Besar
2.4 Visi, Misi dan Motto
2.4.1 Visi
Karantina Pertanian Tangguh dan terpercaya diwilayah NTB

2.4.2 Misi
a. Menjaga dan Mencegah masuk, keluar, dan tersebarnya HPHK (Hama Penyakit Hewan
Karantina) dan OPTK (Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina) diwilayah pulau
Sumbawa.
b. Melindungi Sumber daya alam hayati, hewani dan nabati.
c. Mendukung Keberhasilan program pengembangan agribisnis dan peningkatan ketahanan
pangan.
d. Memfasilitasi kelancaran perdanganga atau pemasaran produk pertanian.
e. Mewujudkan pelayanan yang prima pada masyarakat.
f. Mendorong partisipasi masyarakat dalam mendukung penyelenggaraan perkarantinaan

2.4.3 Motto

“Selalu Memberi Pelayanan Prima”

2.5 Ruang Lingkup Kegiatan

Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilakukan di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
Sumbawa Besar. Kegiatan pokoknya Melaksanakan Pengambilan darah untuk, sampel darah dan
Preparat Ulas Darah (PUD) setiap pagi, Melakukan pemeriksaan Laboratorium meliputi:
Pemeriksaan PUD dan Pemeriksaan RBT, Melakukan pemeriksaan melipti: pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan kelengkapan dokumen dilakukan setiap ada ternak masuk, kegiatan muat:
Menyiapkan dokumen yang berisi (KH-1, KH-6, KH-11), memasang segel pada alat angkut
ternak, menghitung ternak sebelum keluar dari IKH (Instalasi Karantina Hewan), sebelum

ternak keluar di semprotkan dengan Desinfectan L 100.


2.5.1 Persyaratan Karantina
a. Dilengkapi Sertifikat Kesehatan yang diterbitkan oleh Dokter Hewan Karantina ditempat
pemasukan/pengeluaran
b. Melalui tempat-tempat pemasukan/pengeluaran yang telah ditetapkan.
c. Dilaporkan dan di serahkan kepada petugas karantina di pelabuhan/tempat
pemasukan/pengeluaran untuk keperluan tindakan karantina.

2.5.2 Prosedur Pelayanan Karantina


a. Berita acara serah terima media pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina dan Dokumen
Karantina kepada petugas karantina di tempat pemasukan dari pengeluaran (KH-1), yang
di tanda tangani oleh pengguna jasa dan petugas karantina.
b. Setelah selesai pengurusan KH-1 akan di berikan surat penugasan melakukan tindakan
karantina hewan (KH-2), yang bertujuan untuk melakukan pemeriksaan dokumen dan
pemeriksaan fisik. Pemeriksaan dokumen meliputi surat keteranan hewan dan surat ijin
pengeluaran, sedangkan pemeriksaan fisik tersebut bertujuan untuk mencocokan
keabsahan dengan jenis maupun jumlah ternak yang di angkut.
c. Kemudian diterbitkan perintah masuk instalasi karantina hewan (KH-7), yang
menerangkan bahwa hewan tersebut di perintahkan di masukan ke isntalasi karantina
hwan. Kemudian dilakukan pengamatan fisik dan pemeriksaan laboraturium, setelah
hewan itu di nyatakan sehat maka di terbitkan KH-3.
d. Laporan pelaksanaan tindakan karantina hewan (KH-3) yang menyatakan bahwa hewan
tersebut sehat setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium.
e. Dan diterbitkan surat persetujuan muat (KH-6), yang menerangkan bahwa hasil
pemeriksaan yang dilakukan terhadap hewan disetujui untuk dimuat ke alat angkut.
f. Kemudian diberikan sertifikat kesehatan hewan (KH-11), yang menerangkan bahwa hewan
tersebut telah dilakukan tindakan karantina, tidak tertular dan bebas gejala Hama Penyakit
Hewan Karantina serta bebas dari ektoparasit dan hewan tersebut dalam keadaan sehat dan
layak untuk diberangkatkan atau dilalu lintaskan.
g. Dan diberikan laporan hasil pengujian laboratorium serta dengan kuitansinya
2.5.3 Tugas Pokok Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Sumbawa Besar
a. Melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan , serta
pengawasan keamanan hayati, hewani, dan nabati.
b. Mencegah masuknya Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme
Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) Kedalam wilayah Negara Republik Indonesia
serta penyebarannya dari suatu area ke area lain didalam Wilayah Negara Republik
Indonesia.
c. Mencegah tersebarnya Hama dan Penyakit dari Wilayah Negara Republik Indonesia
apabila Negara tujuan menkhendaki.

2.5.4 Tindakan Karantina ( 8 P)


a. Pemeriksaan
Pemeriksaan meliputi kelengkapan dokumen dan pemeriksaan fisik
b. Pengasingan
Diasingkan dengan dimasukan kedalam Intalas Karantina Hewan (IKH) untuk
dilakukan pengamatan (KH-7).
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan untuk mendeteksi media pembawa lebih lanjut terhadap
HPHK,atau OPTK tertentu yang karena sifatnya membutuhkan waktu lama,sarana,dan
kondisi khusus.
d. Perlakuan
Perlakuan terhadap HPHK atau OPTK untuk membebaskan atau mencucihamakan
media pembawa tersebut.perlakuan dilakukan setelah pemeriksaan dan pengasingan
e. Penahanan
Penahanan dilakukan terhadap media pembawa HPHK,dan OPTK,apabila seelah
dilakukan pemeriksaan dan ternyata persyaratan katantina untuk pemasukkan kedalam atau
dari suatu area ke area lain dalam wilayah Negara repulik Indonesia belum dipenuhi
seluruhnya sampai dalam batas waktu yang di tentukan oleh pemerintah.
f. Penolakan
Penolakan dilakukan jika:
1. Tidak memenuhi persyaratan karantina, yaitu pasal 5,6 dan 7 UU NO.16 Tahun 1992
tentang karantina hewan,dan tumbuhan
2. Setelah dilakukan pemeriksaan di alat angkut,media pembawa tertular HPHK,dan
OPTK tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah.
g. Pemusnahan
Pemusnahan dilakukan apabila ternyata :
1. Setelah dilakukan penolakan, media pembawa yang bersangkutan tidak segera dibawah
keluar dari wilayah Negara republik Indonesia atau dari area tujuan oleh pemiliknya
dalam batas waktu yang ditetapkan.
2. Setelah media pembawa tersebut diturunkan dari alat angkut dan diberi perlakuan, dan
tidak dapat disembukan dan di sucihamakan dari HPHK, atau tidak dapat dibebaskan
dari OPTK.
h. Pembebasan
Pembebasan dilaksanakan setelah dilakukan pemeriksaan, tidak tertular HPHK, atau
bebas dari OPTK.

Gambar 2 : Kantor Stasiun Karantina Pertanian Kelas 1 Sumbawa Besar

Anda mungkin juga menyukai